• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan Kebutuhan Air Minum dan air

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Penentuan Kebutuhan Air Minum dan air"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

PENENTUAN KEBUTUHAN AIR MINUM

III.1. Umum

Dalam merencanakan instalasi pengolahan air minum diperlukan

informasi mengenai kebutuhan air minum di wilayah perencanaan.

Penentuan besar kebutuhan air minum ini dilakukan dalam rangka

mengetahui kapasitas instalasi pengolahan yang harus disiapkan.

Kebutuhan air minum sangat ditentukan oleh beberapa faktor yaitu :

• Daerah pelayanan

• Periode pelayanan

• Jumlah penduduk dan fasilitas umum beserta laju pertumbuhannya

• Pola pemakaian air di wilayah tersebut

Selain itu, banyaknya kebutuhan air minum di wilayah

perencanaan dapat diketahui dengan menentukan besar kebutuhan air

minum domestik, non domestik, kebutuhan air minum untuk keperluan

kota, tingkat pelayanan yang diberikan ke masyarakat, kemungkinan

terjadinya kehilangan air dalam sistem, fluktuasi pemakaian air, dan

kebutuhan air di dalam instalasi pengolahan itu sendiri.

III.2. Daerah Pelayanan

Pemilihan daerah yang dilayani sangat menentukan besarnya

kebutuhan air minum yang akan dilayani oleh instalasi pengolahan air

minum karena daerah pelayanan yang berbeda akan memiliki populasi

penduduk, standar kebutuhan air minum, dan pola pemakaian air minum

yang berbeda pula.

Dalam perencanaan ini, daerah yang ditentukan sebagai daerah

pelayanan adalah Kota Kendari. Pemilihan Kota Kendari sebagai daerah

pelayanan instalasi pengolahan air minum yang direncanakan disebabkan

oleh pasokan air minum untuk wilayah ini belum mencukupi. Hal ini akan

semakin buruk jika tidak segera diatasi mengingat Kota Kendari sebagai

ibukota Propinsi Sulawesi Tenggara akan terus berkembang pada

(2)

III.3. Periode Perencanaan

Periode perencanaan merupakan rentang waktu yang diberikan

kepada instalasi pengolahan untuk dapat melayani kebutuhan air

masyarakat di wilayah perencanaan. Rentang waktu 10 – 20 tahun

dipertimbangkan sebagai periode yang cocok untuk merencanakan suatu

sistem penyediaan air minum, termasuk merencanakan kapasitas dari suatu

instalasi pengolahan air minum (Kawamura, 1991).

Pada perencanaan instalasi pengolahan air minum Kota Kendari

diambil periode pelayanan selama 20 tahun yang dibagi ke dalam 2

tahapan, masing-masing selama 10 tahun.

III.4. Proyeksi Jumlah Penduduk

Proyeksi jumlah penduduk merupakan perkiraan jumlah penduduk

di masa datang. Perhitungan proyeksi jumlah penduduk sangat penting

dilakukan untuk memprediksikan kebutuhan air minum suatu wilayah

dalam kurun waktu perencanaan. Dalam melakukan perhitungan harus

memperhatikan perkembangan jumlah penduduk masa lampau,

kecenderungannya, arahan tata guna lahan, dan ketersediaan lahan untuk

menampung perkembangan jumlah penduduk.

Berikut ini beberapa metode statistik yang dapat digunakan untuk

memprediksi laju pertumbuhan penduduk :

1. Metode Aritmatik

2. Metode Geometrik

3. Metode Regresi Linier

4. Metode Eksponensial

5. Metode Logaritmik

III.4.1. Metode aritmatik

Metode aritmatik atau metode rata-rata hilang biasanya digunakan

apabila laju pertumbuhan populasi penduduk relatif konstan setiap tahun.

Kondisi ini dapat terjadi pada kota dengan luas wilayah yang kecil, tingkat

pertumbuhan ekonomi kota rendah, dan perkembangan kota tidak terlalu

(3)

r = Kenaikan rata-rata jumlah penduduk

Tn = Tahun ke-n

T0 = Tahun dasar

N = Jumlah data diketahui

III.4.2. Metode Geometrik

Metode geometrik digunakan bila data jumlah penduduk

menunjukkan peningkatan yang pesat dari waktu ke waktu. Secara

matematis, metode ini dapat dituliskan sebagai berikut :

N

Pn = Jumlah penduduk pada tahun yang diproyeksikan

Po = Jumlah penduduk awal

r = Rata-rata angka pertumbuhan penduduk tiap tahun

n = Jangka waktu

N = Jumlah data diketahui

III.4.3. Metode Regresi Linier

Metode regresi linear dapat dirumuskan dalam suatu persamaan

matematika, yaitu :

(4)

III.4.4. Metode Eksponensial

Metode eksponensial dapat dirumuskan dalam suatu persamaan

matematika, yaitu :

2

III.4.5. Metode Logaritmik

Metode logaritmik dapat dirumuskan dalam suatu persamaan

matematika, yaitu :

2

III.4.6. Dasar Pemilihan Metode Proyeksi Penduduk

Dari kelima metode yang tersedia untuk memproyeksikan jumlah

penduduk, harus dipilih satu metode yang paling mewakili pola

pertumbuhan penduduk di wilayah perencanaan. Untuk menentukan

metode yang paling mewakili pola pertumbuhan penduduk di wilayah

perencanaan, diperlukan perhitungan faktor korelasi, standar deviasi, dan

keadaan perkembangan kota di masa yang akan datang.

Perhitungan faktor korelasi dan standar deviasi dapat dilakukan

dengan menganalisa dan membandingkan data kependudukan yang

tersedia dengan data penduduk dari perhitungan metode proyeksi yang

digunakan. Persamaan faktor korelasi dapat dirumuskan melalui

persamaan matematis berikut :

(5)

P = Estimasi jumlah penduduk berdasarkan perhitungan

metode regresi yang dilakukan

Kriteria korelasi adalah sebagai berikut :

• r < 0, Kedua data memiliki korelasi yang kuat tetapi bernilai negatif

dan memiliki hubungan berbanding terbalik satu sama lain.

• r = 0, Kedua data tidak berkorelasi

• r > 0, Kedua data memiliki korelasi kuat dan memiliki hubungan

positif yang berbanding lurus satu sama lain.

Sedangkan persamaan standar deviasi dirumuskan melalui

persamaan matematis berikut :

2 1

) / ) (

( )

( 2 2

⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢

⎢ ⎣

⎡ − − −

=

n

n P P P

P

STD n n

dimana : STD = Standar deviasi dari data yang diketahui

n = Jumlah data yang diketahui

Metode proyeksi penduduk yang dipilih adalah metode yang

memiliki nilai faktor korelasi paling besar (paling mendekati 1) dan nilai

standar deviasi paling kecil.

Pola perkembangan kota sesuai dengan fungsi kota di masa

mendatang juga bisa dijadikan salah satu pertimbangan untuk memilih

metode proyeksi penduduk yang akan digunakan. Pada umumnya fungsi

sebuah kota dapat menunjukkan kecenderungan pertambahan penduduk di

masa mendatang.

III.4.7. Pemilihan Proyeksi Jumlah Penduduk

Data jumlah penduduk selama 11 tahun yang telah diketahui

dianalisa secara statistik menggunakan metode aritmatik, geometrik,

regresi linear, eksponensial, dan logaritmik untuk memperoleh persamaan

matematis yang dapat mewakili pola pertumbuhan penduduk Kota

Kendari.. Pada Tabel III.1. dapat dilihat persamaan-persamaan yang

dihasilkan oleh setiap metode tersebut.

(6)

Tabel III.1. Persamaan Pertumbuhan Penduduk Dengan Berbagai Metode

r A b Persamaan

Metode

Aritmatik 5427 Pn=Po+5427(Tn-To) Metode

Geometrik 0,02684 Pn=Po(1.0.02884)^n Metode

Regresi Linear -12109825 6153 Y=-12109825+6153X Metode

Eksponensial 1,41368E-22 0,031247207

Y=1.41368*10-22 *e^(0.031247207X) Metode

Logaritmik -93334987 12305340 Y=-93334987+12305340*lnX Sumber : Lampiran A

Setelah persamaan matematis dari setiap metode diperoleh, maka

langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan r2 dan STD untuk

menentukan metode yang paling tepat dan paling mewakili. Pada Tabel

III.2 dapat dilihat nilai r2 dan standar deviasi untuk setiap metode.

Tabel III.2. Nilai r2 dan Standar Deviasi untuk Setiap Metode

Aritmatik Geometrik Reg Linear Eksponensial Logaritmik

r2 0,79 0,78 0,86 0,87 0,999

r 0,62 0,88 0,93 0,93 0,999

STD 7577,66 7336,30 6932,69 6702,98 6937,32

Sumber : Lampiran A

Berdasarkan Tabel III.2, dapat ditentukan bahwa metode yang

paling tepat dan paling mewakili untuk digunakan sebagai metode

proyeksi jumlah penduduk Kota Kendari di masa yang akan datang adalah

metode logaritmik. Hal ini dikarenakan metode ini memiliki nilai faktor

korelasi yang besar (mendekati 1). Meskipun nilai standar deviasi metode

logaritmik lebih besar daripada metode eksponensial, namun

perbedaannya kecil. Jadi metode yang paling menggambarkan kondisi

penduduk Kota Kendari 20 tahun mendatang adalah metode logaritmik.

Hasil proyeksi penduduk selama periode perencanaan

menggunakan kelima metode yang telah dijelaskan di atas dapat dilihat

(7)

Grafik Proyeksi Jumlah Penduduk

0 100000 200000 300000 400000 500000

1990 2000 2010 2020 2030

Tahun

J

um

la

h P

e

nduduk

(

ji

w

a

)

Aritmatik

Geometrik Reg. Linear

Eksponensial

Logaritmik

Gambar III.1. Grafik Proyeksi Jumlah Penduduk

Tabel III.3. Proyeksi Penduduk Kota Kendari

Tahun Metode

Aritmatik

Metode Geometrik

Metode Regresi Linear

Metode Eksponensial

Metode Logaritmik

1995 171790 171790 171790 171790 171790

1996 184436 184436 184436 184436 184436

1997 166094 166094 166094 166094 166094

1998 179463 179463 179463 179463 179463

1999 177664 177664 177664 177664 177664

2000 200390 200390 200390 200390 200390

2001 204239 204239 204239 204239 204239

2002 209217 209217 209217 209217 209217

2003 221217 221217 221217 221217 221217

2004 222955 222955 222955 222955 222955

2005 226056 226056 226056 226056 226056

2006 231483 229896 233603 235914 233560

2007 236909 236067 239757 243402 239693

2008 242336 242403 245910 251128 245822

2009 247762 248909 252063 259098 251949

2010 253189 255590 258216 267322 258073

2011 258616 262451 264370 275807 264193

2012 264042 269495 270523 284562 270311

2013 269469 276728 276676 293594 276425

2014 274895 284156 282829 302913 282536

2015 280322 291783 288983 312527 288645

2016 285749 299615 295136 322447 294750

2017 291175 307657 301289 332682 300852

2018 296602 315914 307442 343241 306952

2019 302028 324394 313596 354136 313048

2020 307455 333101 319749 365376 319141

2021 312882 342041 325902 376973 325232

2022 318308 351222 332055 388939 331319

2023 323735 360649 338209 401284 337403

(8)

Tabel III.3. Proyeksi Penduduk Kota Kendari (Lanjutan)

Tahun Metode

Aritmatik

Metode Geometrik

Metode Regresi Linear

Metode Eksponensial

Metode Logaritmik

2024 329161 370329 344362 414021 343484

2025 334588 380269 350515 427162 349562

2026 340015 390476 356668 440720 355638

2027 345441 400957 362822 454709 361710

Sumber : Lampiran A

Pertimbangan lain yang juga harus diperhatikan dalam menentukan

metode proyeksi jumlah penduduk yang paling tepat dan paling mewakili

adalah melihat potensi yang ada di Kota Kendari dan kecenderungan pola

perkembangan kota.

Potensi yang ada Kota Kendari menggambarkan kemungkinan

besarnya pertambahan penduduk dalam waktu mendatang. Kota

Kendari memiliki beberapa potensi, yaitu potensi perdagangan,

industri, pariwisata, dan pendidikan.

- Potensi perdagangan

Kegiatan perdagangan di Kota Kendari terdiri dari perdangangan

ekspor dan impor, perdagangan antar pulau, dan perdagangan

lokal. Jenis barang yang diperdagangkan meliputi berbagai

komoditi dan hasil perkebunan, pertanian, peternakan, perikanan,

dan kehutanan. Tiap tahunnya volume dan nilai ekspor bertambah,

nilai impor menurun, nilai perdagangan antar pulau menurun, dan

perdagangan lokal tumbuh cukup tinggi (sebesar 5,97%).

- Potensi industri

Sektor industri di Kota Kendari terus memperlihatkan

perkembangan. Industri yang berkembang di Kota Kendari adalah

industri kecil dan menengah. Tidak adanya industri besar

menyebabkan tidak terjadinya lonjakan tajam jumlah penduduk.

- Potensi pariwisata

Sebagai ibukota propinsi, Kota Kendari memiliki potensi di

bidang pariwisata yang meliputi wisata pulau, budaya, pantai, dan

wisata agro. Perkembangan sektor pariwisata di Kota Kendari

(9)

dengan standar internasional, berkembangnya sektor akomodasi

dan toko souvenir.

- Potensi pendidikan

Sektor pendidikan menduduki peranan penting dalam upaya

meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Universitas

Haluoleo yang ada di Kota Kendari merupakan perguruan tinggi

favorit di Sulawesi Tenggara. Beberapa tahun mendatang,

Universitas Haluoleo akan membuka fakultas kedokteran. Hal ini

akan menambah daya tarik Kota Kendari dalam bidang

pendidikan.

Dalam beberapa tahun terakhir Kota Kendari sedang

mengalami perkembangan dalam berbagai bidang. Namun, Kota

Kendari tidak memiliki lokasi pertambangan yang sering

menyebabkan terjadinya lonjakan penduduk di suatu wilayah.

Berdasarkan uraian di atas, hasil proyeksi penduduk metode

logaritmik dapat digunakan.

Pola perkembangan kota merupakan pola perkembangan kota yang

sesuai dengan Rencana Detail Tata Ruang Kota Kendari yang

direncanakan olehDinas Tata Kota dan Bangunan Kota Kendari.

Dalam Rencana Detail Tata Ruang Kota Kendari dijelaskan bahwa

jumlah lahan potensial yang dapat dipergunakan sebagai wilayah

perkotaan (lahan dengan kemiringan lereng 0-15 %) adalah 16620 Ha.

Untuk menentukan jumlah penduduk maksimal yang dapat ditampung

pada lahan seluas 16620 Ha tersebut diperlukan beberapa asumsi

sebagai berikut :

1. Jumlah jiwa per rumah adalah 6 orang;

2. Tipe rumah yang dihuni oleh masyarakat terdiri dari 3 jenis, yaitu :

a. Tipe 1, kapling besar : 1200 m²

b. Tipe 2, kapling sedang : 600 m²

c. Tipe 3, kapling kecil : 300 m²

3. Komposisi kebutuhan rumah, berdasarkan tipe rumah di atas

adalah :

(10)

4. Luas kebutuhan lahan perumahan : kebutuhan lahan untuk fasilitas

umum dan sarana penunjang adalah 70 : 30

Dengan menggunakan asumsi-asumsi di atas dapat diperkirakan

apakah jumlah penduduk berdasarkan hasil proyeksi dengan

menggunakan metode terpilih dapat ditampung pada lahan yang

potensial sebagai wilayah perkotaan, yaitu lahan seluas 16620 Ha.

Penggunaan asumsi-asumsi di atas dapat dilihat pada perhitungan di

bawah ini :

• Luas lahan untuk wilayah permukiman :

Ha

• Luas lahan untuk tiap tipe rumah :

Tipe 1 :

(11)

rumah Rmh

m Rmh

tipe

rmh m tipe

232680

300 / 69804000

3

2 3

2

= ∑

= ∑

Total rumah yang dapat dibangun adalah 300545 rumah. • Jumlah penduduk yang dapat ditampung :

org Pend

rmh Pend

ditampung

rmh org ditampung

1803270 6 300545

= ∑

× =

Jika hasil perhitungan di atas dibandingkan dengan hasil proyeksi

jumlah penduduk pada akhir periode perencanaan dengan

menggunakan metode logaritmik yaitu sebesar 361710 jiwa maka

dapat dilihat bahwa wilayah Kota Kendari masih dapat menampung

pertumbuhan penduduk untuk 20 tahun mendatang. Dari hasil ini

maka jumlah penduduk berdasarkan hasil proyeksi metode logaritmik

dapat digunakan untuk menentukan kebutuhan air minum di wilayah

perencanaan.

III.5. Proyeksi Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial

Proyeksi fasilitas umum dan fasilitas sosial digunakan untuk

menentukan kebutuhan air non domestik. Fasilitas umum dan fasilitas

sosial terdiri dari sebagai berikut :

1. Fasilitas pendidikan

2. Fasilitas peribadatan

3. Fasilitas kesehatan

4. Fasilitas perdagangan dan jasa

5. Fasilitas umum, rekreasi dan olahraga

6. Kegiatan industri

Peningkatan jumlah fasilitas umum dan sosial dapat ditentukan

dengan menggunakan standar penduduk pendukung yang dapat diperoleh

dengan cara menghitung banyaknya jumlah penduduk yang diwakili oleh

satu unit fasilitas umum atau fasilitas sosial yang ada pada tahun 2005.

III.5.1. Fasilitas Pendidikan

Fasilitas pendidikan yang terdapat di Kota Kendari terdiri dari

(12)

Pertama, Sekolah Menengah Tingkat Atas, Sekolah Tinggi, dan

Universitas. Pada Tabel III.4 di bawah ini dapat dilihat proyeksi fasilitas

pendidikan untuk 20 tahun mendatang.

Tabel III.4. Proyeksi Fasilitas Pendidikan

2005 2017 2027 Fasilitas

Pendidikan

Standar

Populasi Jmlh

Pend

Jmlh Fas

Jmlh Pend

Jmlh Fas

Jmlh Pend

Jmlh Fas

TK 3229 226056 70 300852 93 361710 112

SD 1838 226056 123 300852 164 361710 197

SMTP 8694 226056 26 300852 35 361710 42

SMTA 9829 226056 23 300852 31 361710 37

Sekolah Tinggi 28257 226056 8 300852 11 361710 13

Universitas 113028 226056 2 300852 3 361710 3

Sumber : Lampiran B

III.5.2. Fasilitas Peribadatan

Pada tahun 2005, di Kota Kendari terdapat fasilitas peribadatan

berupa mesjid, mushola, gereja katolik, gereja protestan, vihara, dan pura.

Di bawah ini dapat dilihat hasil proyeksi jumlah fasilitas peribadatan untuk

20 tahun mendatang.

Tabel III.5. Proyeksi Fasilitas Peribadatan

2005 2017 2027 Fasilitas

Peribadatan

Standar

Populasi Jmlh

Pend

Jmlh Fas

Jmlh Pend

Jmlh Fas

Jmlh Pend

Jmlh Fas

Mesjid 1005 226056 225 300852 299 361710 360

Mushola 529 226056 427 300852 568 361710 683

Gereja Katolik 75352 226056 3 300852 4 361710 5

Gereja Protestan 15070 226056 15 300852 20 361710 24

Vihara/Pura 56514 226056 4 300852 5 361710 6

Sumber : Lampiran B

III.5.3. Fasilitas Kesehatan

Fasilitas kesehatan yang ada di Kota Kendari hingga tahun 2005

terdiri dari Rumah Sakit, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas

Plus, Posyandu, Kader Posyandu, Toko Obat, dan Apotik. Pada Tabel III.6

di bawah ini dapat dilihat proyeksi jumlah fasilitas kesehatan di Kota

(13)

Tabel III.6. Proyeksi Fasilitas Kesehatan

2005 2017 2027

Fasilitas Kesehatan Standar

Populasi Jmlh

Pend

Rumah Sakit 32294 226056 7 300852 9 361710 11

Puskesmas 32294 226056 7 300852 9 361710 11

Puskesmas Pembantu 12559 226056 18 300852 24 361710 29

Posyandu 1354 226056 167 300852 222 361710 267

Kader Posyandu 229 226056 987 300852 1314 361710 1579

Toko Obat 6850 226056 33 300852 44 361710 53

Apotik 6459 226056 35 300852 47 361710 56

Sumber : Lampiran B

III.5.4. Fasilitas Perdagangan dan Jasa

Proyeksi jumlah fasilitas perdagangan dan jasa di Kota Kendari

untuk 20 tahun mendatang dapat dilihat pada Tabel III.7.

Tabel III.7. Proyeksi Fasilitas Perdagangan dan Jasa

2005 2017 2027 Fasilitas

Perdagangan & Jasa

Standar

Populasi Jmlh

Pend

Warung/Toko/Kios 1184 226056 191 300852 254 361710 306

Pasar 45211 226056 5 300852 7 361710 8

Bank/Lemb.Keu 9829 226056 23 300852 31 361710 37

Koperasi 10765 226056 21 300852 28 361710 34

Terminal 56514 226056 4 300852 5 361710 6

Supermarket 45211 226056 5 300852 7 361710 8

Restoran 3706 226056 61 300852 81 361710 98

Sumber : Lampiran B

III.5.5. Fasilitas Umum, Rekreasi, dan Olahraga

Proyeksi jumlah fasilitas umum, rekreasi, dan olahraga di Kota

Kendari untuk 20 tahun mendatang dapat dilihat pada Tabel III.8 di bawah

ini.

Tabel III.8. Proyeksi Fasilitas Umum, Rekreasi, dan Olahraga

2005 2017 2027 Fasilitas Umum,

Rekreasi,& OR

Standar

Populasi Jmlh Pend - Tingkat Kecamatan 22606 226056 10 300852 13 361710 16 -Tingkat Kelurahan/Desa 3532 226056 64 300852 85 361710 102 Fasilitas Rekreasi & OR

(14)

Tabel III.8. Proyeksi Fasilitas Umum, Rekreasi, dan Olahraga (Lanjutan)

2005 2017 2027

Fasilitas Umum, Rekreasi,& OR

Standar

Populasi Jmlh Pend

Jmlh Fas

Jmlh Pend

Jmlh Fas

Jmlh Pend

Jmlh Fas - GOR dan Ruang Terbuka 75352 226056 3 300852 4 361710 5 - Stadion 113028 226056 2 300852 3 361710 3 - Lapangan Voli 113028 226056 2 300852 3 361710 3 - Lapangan Bulutangkis 18838 226056 12 300852 16 361710 19 - Lapangan Basket 28257 226056 8 300852 11 361710 13 - Lapangan Tenis 28257 226056 8 300852 11 361710 13 - Kolam Renang 226056 226056 1 300852 1 361710 2 - Hotel/Akomodasi 3646 226056 62 300852 83 361710 99 Sumber : Lampiran B

III.5.6. Kegiatan Industri

Proyeksi jumlah kegiatan industri di Kota Kendari untuk 20 tahun

mendatang dapat dilihat pada Tabel III.9 di bawah ini.

Tabel III.9. Proyeksi Kegiatan Industri

2005 2017 2027

Kegiatan Industri Standar

Populasi Jmlh

Pend

Jmlh Fas

Jmlh Pend

Jmlh Fas

Jmlh Pend

Jmlh Fas

Industri Kecil 481 226056 470 300852 626 361710 752

Industri Menengah &

Besar 4347 226056 52 300852 69 361710 83

Sumber : Lampiran B

III.6. Proyeksi Kebutuhan Air Minum

Untuk memproyeksikan kebutuhan air minum untuk daerah

perencanaan, diperlukan standar kebutuhan air minum, hasil proyeksi

penduduk, dan hasil proyeksi jumlah fasilitas umum serta fasilitas sosial,

dan jenis peruntukan pemakaian air minum.

Berikut ini akan dibahas standar kebutuhan air minum dan

peruntukan pemakaian air minum yang terbagi menjadi tiga jenis yaitu :

1. Pemakaian untuk kebutuhan domestik/rumah tangga

2. Pemakaian untuk kebutuhan nondomestik

3. Pemakaian untuk keperluan perkotaan

III.6.1. Standar Kebutuhan Air Minum

Terdapat beberapa standar kebutuhan air minum yang dikeluarkan

(15)

Prasarana Wilayah tahun 2003 dapat dilihat pada Tabel III.10. Beberapa

standar yang lain dapat dilihat pada Lampiran B.

III.6.2. Kebutuhan Air Domestik

Pemakaian air untuk kebutuhan air domestik merupakan

pemakaian untuk aktivitas rumah tangga. Pemenuhan kebutuhan air

domestik dilakukan dengan dua cara, yaitu sambungan rumah dan hidran

umum. Tabel III.11 dan III.12 di bawah ini menyajikan hasil perhitungan

kebutuhan air domestik.

• SR : HU = 80 : 20

• Standar Kebutuhan Air Minum :

- Sambungan Rumah : 130 L/org/h

- Hidran Umum : 30 L/org/h

Tabel III.10. Standar Kebutuhan Air Minum

Kategori Kota berdasarkan Jumlah

Penduduk

Kota Sedang Kota Kecil Pedesaan

No Uraian Satuan

100000-500000 20000-100000 3000-20000

1 Konsumsi Unit Samb. Rumah liter/o/h 100-150 100-130 90-100

2 Konsumsi Unit Hidran Umum liter/o/h 30 30 30

3 Konsumsi Unit Non Domestik

terhadap Konsumsi Domestik % 25-30 20-25 10-20

4 Kehilangan Air % 15 – 20 15 – 20 15 – 20

5 Faktor hari maksimum 1,1 - 1,25 1,1 - 1,25 1,1 – 1,25

6 Faktor jam puncak 1,5 - 2,0 1,5 - 2,0 1,5 – 2,0

7 Jumlah jiwa per SR Jiwa 6 6 6

8 Jumlah jiwa per HU Jiwa 100 – 200 100 – 200 100 – 200

9 Jam operasi Jam 24 24 24

10 SR/KU % 80 – 20 70 – 30 70 – 30

Sumber : Kimpraswil, 2003

Tabel III.11. Jumlah Penduduk Terlayani oleh SR dan HU

% 2005 2017 2027

Penduduk Total 100 226056 300852 361710

Dilayani Samb Rumah 80 180845 240682 289368

Dilayani Hidran Umum 20 45211 60170 72342

(16)

Tabel III.12. Kebutuhan Air Domestik

2005 2017 2027 Jenis

Sambungan

Standar Keb.

Air Minum Populasi Keb. Air Populasi Keb. Air Populasi Keb. Air

L/org/hari Jiwa L/hari Jiwa L/hari Jiwa L/hari Samb. Rumah 130 180845 23509824 240682 31288657 289368 37617825 Hidran Umum 30 45211 1356336 60170 1805114.8 72342 2170259.2

(L/hari) 24866160 33093771 39788085 Total

(L/detik) 288 383 461

Sumber : Lampiran B

III.6.3. Kebutuhan Air Non Domestik

Kebutuhan air non domestik merupakan kebutuhan air yang

digunakan oleh fasilitas umum dan sosial yaitu :

1. Fasilitas Pendidikan

2. Fasilitas Peribadatan

3. Fasilitas Kesehatan

4. Fasilitas Perdagangan dan Jasa

5. Fasilitas Umum dan Rekreasi

6. Fasilitas Olahraga

7. Kegiatan industri

Besarnya kebutuhan air non domestik selama periode perencanaan

ditunjukkan oleh Tabel III.13.

III.6.4. Kebutuhan Air untuk Keperluan Kota

Kebutuhan air untuk keperluan kota dibagi menjadi :

• Kebutuhan untuk Hidran Kebakaran

Sejumlah air harus disediakan untuk memadamkan kebakaran.

Jumlah air yang dibutuhkan kira-kira 200 – 300 m³, berdasarkan debit

rata-rata air 9 – 12 L/s selama 5 – 10 jam (Al-Layla,1980). Untuk suatu

kota yang berpenduduk 200000 jiwa atau kurang, estimasi kebutuhan

air untuk hidran kebakaran dapat pula dihitung menggunakan

persamaan sebagai berikut :

) 01 , 0 1 ( 860 ,

3 P P

Q= −

dimana : Q = Kebutuhan air (l/min)

(17)

Pada perencanaan instalasi pengolahan air minum di Kota

Kendari, kebutuhan untuk hidran kebakaran diasumsikan sebesar 5 %

dari kebutuhan air domestik dan non domestik.

• Kebutuhan untuk Tata Kota

Untuk tata kota, air digunakan untuk operasional dan perawatan

kolam dan taman-taman kota. Kebutuhan air untuk tata kota ini

diasumsikan sebesar 3% dari kebutuhan air domestik dan non

domestik.

Tabel III.13. Kebutuhan Air Non Domestik

2005 2017 2027

Jenis Fasilitas Jml

Fas

Keb. Air Minum

Jml Fas

Keb. Air Minum

Jml Fas

Keb. Air Minum

Fas. Pendidikan 182 978420 244 1318545 292 1569870

Fas. Peribadatan 674 600950 896 798900 1078 961350

Fas. Kesehatan 1256 1380500 1672 1818400 2009 2196200

Fas. Perdagangan & Jasa 310 910369 413 1211588 496 1456672

Fas. Umum, Rekreasi, & OR 240 1917150 320 2564450 384 3067500

Keg. Industri 522 200500 695 266400 835 320300

L/hari 5987889 7978283 9571892

Total

L/det 69,30 92,34 110,79

Sumber : Lampiran B

III.6.5. Rekapitulasi Kebutuhan Air di Wilayah Perencanaan

Rekapitulasi kebutuhan air di wilayah perencanaan setelah

dilakukan perhitungan kebutuhan air untuk kebutuhan domestik, non

domestik, dan tata kota diuraikan pada Tabel III.14.

Tabel III.14. Rekapitulasi Kebutuhan Air di Kota Kendari

Jenis Kebutuhan Air 2005 (L/det) 2017 (L/det) 2027 (L/det)

Kebutuhan Air Domestik 330 439 527

Kebutuhan Air Non Domestik 69 92 111

Sub Total 399 531 638

Kebutuhan Air u/ Kep. Kota (8%) 32 43 51

Total 431 574 689

III.6.6. Tingkat Pelayanan

Pelayanan air minum oleh instalasi pengolahan air minum akan

dibagi ke dalam 2 tahap, yaitu setiap 10 tahun. Tingkat pelayanan pada

tahap pertama, yaitu dari tahun 2007 s/d 2017 direncanakan sebesar 55%

(18)

direncanakan sebesar 65%. Pada tahun 2006, PDAM Kota Kendari baru

dapat melayani 41% dari jumlah penduduk.

Tabel III.15. Tingkat Pelayanan IPAM

2005 (Eksisting) Tahap I (2007-2017) Tahap II (2017-2027)

Tingkat pelayanan (%) 38 45 55

III.6.7. Tingkat Kehilangan Air

Berdasarkan laporan bulanan bulan Januari 2006, PDAM Kota

Kendari mengalami kehilangan air sebesar 42 %. Sedangkan menurut

Kimpraswil tahun 2003, kehilangan air untuk kota berskala sedang adalah

15-20 %. Hal ini berarti tingkat kehilangan air yang dialami PDAM Kota

Kendari berada di atas batas yang diperuntukkan untuk kota sedang. Pada

perencanaan ini tingkat kehilangan air akan diturunkan menjadi 20%.

Penyebab terjadinya kehilangan air adalah kerusakan pada sistem

perpipaan (pipa pecah atau berkarat) dan pencurian air oleh masyarakat

(sambungan ilegal).

III.6.8. Fluktuasi Kebutuhan Air

Jumlah konsumsi air tidak selalu konstan. Fluktuasi pemakaian air

terjadi setiap tahun, bulan, minggu, hari, dan setiap jam. Air lebih banyak

dikonsumsi pada musim kemarau, yaitu untuk keperluan minum, mandi,

dan untuk menyirami halaman rumput serta taman. Konsumsi air yang

tinggi juga terjadi pada hari libur dan akhir pekan. Bahkan dalam waktu

sehari, variasi pemakaian air juga terjadi dengan pemakaian air yang lebih

banyak pada pagi hari dan pada sore hari. Sedangkan pada malam hari, air

dikonsumsi dam jumlah yang sedikit (Al-Layla, 1980).

Fluktuasi pemakaian air terbagi menjadi dua jenis yaitu:

1. Pemakaian hari maksimum

Pemakaian hari maksimum menunjukkan jumlah pemakaian air

terbanyak dalam satu hari selama satu tahun. Perbandingan antara

debit pemakaian hari maksimum dengan debit rata-rata akan

menghasilkan faktor hari maksimum, fm.

(19)

Pemakaian jam puncak menunjukkan jumlah pemakaian air

terbanyak dalam satu jam selama satu hari. Dengan mengetahui nilai

pemakaian jam puncak maka pengoperasian sistem distribusi

diharapkan dapat memenuhi kebutuhan ini. Perbandingan antara

debit pemakaian jam puncak dengan debit rata-rata akan

menghasilkan faktor jam puncak, fp.

Berdasarkan faktor hari maksimum dan faktor jam puncak, maka

IPAM yang direncanakan harus dapat memenuhi kebutuhan air minum

sesuai dengan debit maksimum yang dibutuhkan.

Nilai faktor hari maksimum dan faktor jam puncak telah ditetapkan

oleh Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Cipta Karya. Nilai-nilai

tersebut dapat dilihat pada Tabel III.16.

Tabel III.16. Nilai Faktor Maksimum dan Faktor Puncak untuk Beberapa Kategori Kota

Kategori kota Jumlah penduduk Faktor maksimum Faktor puncak

Metro > 1000000 1,1 1,5

Besar 500000 – 1000000 1,1 1,5

Sedang 100000 – 500000 1,1 1,5

Kecil 20000 – 100000 1,1 1,5

Desa < 20000 1,1 1,5

Sumber : DPU Cipta Karya, 1998

Kota Kendari memiliki populasi sebanyak 226056 jiwa pada tahun

2005 dan pada tahun 2027 populasi Kota Kendari diproyeksikan sebanyak

361710. Dengan demikian Kota Kendari termasuk dalam kategori kota

sedang. Berdasarkan Tabel III.16, perencanaan IPAM Kota Kendari

menggunakan faktor hari maksimum dan faktor jam puncak berturut-turut

1,1 dan 1,5.

III.6.9. Rekapitulasi Kebutuhan Air Terlayani

Setelah memperhitungkan kebutuhan air domestik, kebutuhan air

non domestik, dan kebutuhan air untuk tata kota, serta mempertimbangkan

tingkat pelayanan, persentase kehilangan air, faktor hari maksimum, dan

faktor jam puncak, maka dapat diketahui jumlah air yang dilayanai oleh

IPAM yang direncanakan. Rekapitulasi kebutuhan air terlayani dapat

(20)

Tabel III.17. Rekapitulasi Kebutuhan Air Terlayani

Jenis Kebutuhan Air 2005 (L/detik) 2017 (L/detik) 2027 (L/detik)

Kebutuhan Air Domestik 288,00 383,00 461,00

Kebutuhan Air Non Domestik 69,30 92,34 110,79

Sub Total I 357,30 475,34 571,79

Kebutuhan Air u/ Kep. Kota (8%) 28,58 38,03 45,74

Sub Total II 385,89 513,37 61,53

Tingkat Pelayanan (%) 41 55 65

Jumlah Air Terlayani 158,21 282,35 401,39

Persentase Kehilangan Air (%) 42,00 20,00 20,00

Jumlah Air Diproduksi 224,66 338,82 481,67

Debit Jam Puncak (f hmax=1,5) 337,00 508,23 722,51

Gambar

Tabel III.2. Nilai r2 dan Standar Deviasi untuk Setiap Metode
Tabel III.3. Proyeksi Penduduk Kota Kendari
Tabel III.3. Proyeksi Penduduk Kota Kendari (Lanjutan)
Tabel III.5. Proyeksi Fasilitas Peribadatan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ketika koneksi jaringan komputer lokal ke server sudah kembali tersambung, maka sistem akan mengirimkan SMS notifikasi seperti yang tampak pada gambar 4.32. Ketika server

Ditemukan penimbunan asam urat pada jaringan lunak (yang dikelilingi oleh reaksi inflamasi termasuk sel-sel rasaksa) dan kapsul dari jaringan penyambung. Penimbunan ditemukan pula

Berdasarkan hasil analisis statistic dengan berbagai uji regresi mengenai pengaruh volume, frekuensi perdagangan serta interest rate terhadap volatilitas harga saham

Naskah-naskah di atas merupakan naskah yang sesuai dengan kriteria data dalam penelitian filologi tradisional, yang mana data berbentuk naskah-naskah tersebut harus

Rencana Kerja Perubahan SKPD Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Provinsi Sumatera Utara merupakan SKPD baru yang menyesuaikan dengan SOTK, dahulu merupakan

Melalui Dinas Kesehatan Kabupaten TTS, salah satu strategi luar biasa dalam rangka penurunan kematian ibu dan bayi adalah dilakukannya inovasi berupa pemasangan

Pandangan para penganut pendekatan konflik, bahwa masyarakat majemuk dapat terintegrasi di atas paksaan (coercion) dari suatu kelompok-kelompok atau kesatuan sosial yang dominan,

Selain mendokumentasikan pelanggaran HAM yang dilakukan oleh institusi negara, review ini juga mencatat tindakan kriminal yang dilakukan oleh warga dan/ atau