HUBUNGAN SIKAP
CARING
PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN
PASIEN DI RUANG CENDANA II RSUD UNIT SWADANA
PARE
–
KEDIRI TAHUN 2008
Sukatmi*, Dwi Yohana Wati** *) Dosen Akper Pamenang Pare–Kediri
**) Perawat RSUD Pare
The most important aspect of nursing care is the attitude and performance of nursing, but, in fact, by this time found some nurses not perform the caring aspect of nursing and they not perform nursing care as the patient need. The The purpose of this reseach is to know the relation of caring attitude of nurse with satisfaction of patient level at Cendana II room.
In this reseach using cross sectional design with population is all patient at Cendana II room of RSUD Unit Swadana Pare–Kediri about 81 average responder each mounth, total of sampel is 67 responder by purposive sampling tehnique. The way of data collecting using kuesioner. Independent variable of caring attitude of nurse than dependen variable is patient satisfaction level.
From result of Spearman Rho correlational test with SPSS get correlation result is 0,359 with sig (p) 0,003 with alfa 5% which show that 0,003 < 0,05 which show that H0 refused. So, there are relation between caring attitude of nurse with patient satisfaction level.
With caring atitude of nurse more better in medical treatment, the patient will satisfied to the nurse service. From that data can conclusision that there is relation of caring attitude of nurse with patient satisfaction level. Hopely, nurse to more improve their caring in order the patient satisfied to treatment service.
Keyword : Attitude, nurse caring, satisfaction level
Latar Belakang
Keperawatan adalah ujung tombak pelayanan kesehatan di rumah sakit yang menjadi salah satu indikator mutu pelayanan kesehatan dan berperan dalam menentukan kepuasan pasien. Dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien yang terpenting adalah terlibatnya sikap caring
perawat yang merupakan inti atau fokus dari praktek keperawatan profesional (Anjaswarniet all, 2002). Caring adalah tindakan yang bertujuan memberikan asuhan fisik dan perhatian emosi serta meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien (Carruth et all, 1999 dalam Nurachmah, 2001). Menurut Mayehoff sikap caring diberikan melalui kejujuran, kepercayaan dan niat baik dari perawat kepada pasien dan sikap ini juga harus dapat diterima dan dirasakan oleh pasien (Nurachmah, 2001). Namun kenyataan yang masih terus dihadapi hingga saat ini adalah beberapa perawat tidak memahami secara tepat arti dari kata caring atau asuhan (Margaretha, 2005). Sedangkan di ruang Cendana II RSUD Unit Swadana Pare – Kediri
pasien yang dirawat menyatakan bahwa pelayanan yang ada di ruang cendana II RSUD Unit Swadana Pare –
Kediri kurang cepat ini terbukti dengan perawat tidak langsung datang pada saat pasien memerlukan bantuan, perawat terlalu sibuk di kantor, dan perawat di ruang Cendana ada yang kurang ramah dan kurang perhatian terhadap pasien.
Berdasarkan study pendahuluan yang dilakukan peneliti di RSUD Unit Swadana Pare - Kediri, diperoleh data mengenai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) pada triwulan I tahun 2007 menunjukkan nilai rata –
rata dari semua unsur pelayanan yang diberikan di RSUD Unit Swadana Pare–Kediri adalah 72,03% yang berarti bahwa kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan oleh RSUD Unit Swadana Pare mutu dan kinerjanya adalah baik. Sedangkan hasil dari pemberian kuesioner pada 10 responden di ruang Cendana II RSUD Unit Swadana Pare – Kediri didapatkan hasil dari kuesioner sikap caring perawat adalah 4 (40%) responden menyatakan sikap caring
perawat cukup, 3 (30%) responden menyatakan sikap
sikap caring perawat kurang, 1 (10%) responden menyatakan sikap caring perawat sangat baik. Sedangkan hasil kuesioner tingkat kepuasan pasien didapatkan 4 (40%) responden menyatakan tidak puas terhadap pelayanan keperawatan, 2 (20%) responden menyatakan sangat tidak puas, 3 (30%) responden menyatakan puas, dan 1 (10%) responden menyatakan sangat puas.
Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan terdapat kecenderungan tidak bersikap
caring, hal ini dikarenakan katidaktahuan perawat terhadap caring sehingga perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan lebih banyak terlibat secara aktif pada fenomena medik. Bahkan dalam praktek keperawatan kebanyakan perawat mengatakan bahwa mereka tidak mempunyai waktu untuk mendengarkan pasien, memberi dukungan, kenyamanan dan tindakan caring yang lainnya. Akibatnya tindakan caring perawat yang merupakan inti dalam praktek keperawatan menjadi terabaikan dan asuhan keperawatan yang bermutu tidak dapat dicapai, dan ini dapat berdampak pada kualitas asuhan keperawatan yang pada akhirnya mempengaruhi kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan khususnya dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan menimbulkan ketidak harmonisan antara hubungan perawat dan pasien. Selain itu juga dapat menimbulkan penurunan jumlah pasien yang menggunakan jasa pelayanan rumah sakit dan apabila ini terus berlanjut, dimungkinkan rumah sakit akan sepi dari pengguna jasa pelayanan rumah sakit atau pelanggan.
Dengan demikian untuk mewujudkan asuhan keperawatan yang bermutu diperlukan pengetahuan dan keterampilan khusus yang memadai serta memperlihatkan sikap caring perawat yang merupakan media dalam memberikan asuhan keperawatan. Dan untuk meningkatkan pengetahuan perawat terhadap sikap caring maka diperlukan suatu pendidikan kesehatan ataupun suatu pelatihan
–pelatihan tentangcaring. Dan selain itu juga dapat dilakukan pelatihan tentang public relation dimana perawat dapat belajar bagaimana berhubungan dengan orang lain dalam hal ini pasien sehingga dapat menimbulkan hubungan yang harmonis antara perawat dan pasien, dan perawat diharapkan lebih berfokus pada pasien sebagai penerima jasa pelayanan dengan memberikan sikap caring dalam setiap kontak dengan pasien. Dan selain itu juga
diperlukan kesadaran diri perawat terhadap tugas dan tanggung jawabnya dalam memberikan pelayanan keperawatan tanpa mengabaikan tugas interdependen perawat terhadap dokter dengan menggunakan pendekatan interpersonal dan komunikasi terapeutik (Margaretha, 2005). Untuk itu peneliti tertarik untuk
mengambil judul “Hubungan sikap caring perawat dengan tingkat kepuasan pasien di ruang Cendana II RSUD Unit Swadana Pare– Kediri Tahun 2008”
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka peneliti merumuskan masalah adakah hubungan antara sikap caring perawat dengan tingkat kepuasan pasien diruang Cendana II RSUD Unit Swadana Pare–Kediri tahun 2008?
Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan sikapcaringperawat dengan tingkat kepuasan pasien di ruang Cendana II RSUD Unit Swadana Pare–Kediri Tahun 2008.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi sikap caring perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien di ruang Cendana II RSUD Unit Swadana Pare–Kediri Tahun 2008.
b. Mengidentifikasi tingkat kepuasan pasien terhadap pemberian pelayanan keperawatan yang diberikan melalui sikap caringperawat di ruang Cendana II RSUD Unit Swadana Pare –
Kediri Tahun 2008.
c. Menganalisa hubungan antara sikap caring
perawat dengan tingkat kepuasan pasien di ruang Cendana II RSUD Unit Swadana Pare –
Kediri Tahun 2008.
Desain Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sikap
(Notoadmojo,2003). Variabel dalam penelitian ini adalah sikap caring perawat sebagai variabel independen dann tingkat kepuasan pasien sebagai variabel dependen. Penelitian dilaksanakan di Ruang Cendana II RSUD Unit Swadana Pare Kediri pada tanggal 28 Februari sampai 16 Maret 2009. Populasi pada penelitian ini diperkirakan dari rata-rata jumlah pasien yang masuk di Ruang Cendana, yaitu sekitar 81 pasien per bulan. Sampel penitian adalah pasien rawat inap di Ruang Cendana II RSUD Unit Swadana Pare sebanyak 67 pasien. Pemilihan sampel penelitian dilakukan secara simple random samping (acak sederhana).
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang terdiri atas kategori yang pertama tentang sikap caring perawat dengan jumlah pertanyaan sebanyak 20 pertanyaan dan kategori yang kedua adalah tentang tingkat kepuasan pasien dengan jumlah pertanyaan sebanyak 23 pertanyaan. Hasil pengumpulan data pada lembar kuesioner kemudian diberi skore dan kode, lalu dilakukan tabulasi pada skor dan kode tersebut dan diolah, meliputi identifikasi masalah penelitian, pengkajian tentang masalah penelitian dengan Uji Sperman Test dengan tingkat kemaknaan = 0,05. Uji
Spearman Test sumber data untuk kedua variabel yang akan dikonversikan dapat berasal dari sumber yang tidak sama, jenis data yang dikorelasikan adalah data ordinal, serta serta data dari kedua variabel tidak harus membentuk distribusi normal. Jadi, korelasiSpearman Testadalah bekerja dengan data ordinal atau berjenjang atau rangking, dan bebas distribusi (Sugiono, 2006).
Hasil Penelitian Data Umum
a. Distribusi Jenis Kelamin
35 32
0 5 10 15 20 25 30 35
Laki-Laki Perempuan
Dari grafik menunjukkan 32 responden (48%) berjenis kelamin laki–laki dan 35 responden (52%) berjenis kelamin perempuan
b. Distribusi Umur
8
14 15
21
3
6
0 5 10 15 20 25
10 - 20 th 21 - 30 th 31 - 40 th 41 - 50 th 51 - 60 th > 60 th
Dari grafik dapat diketahui bahwa dari 67 responden yang diteliti didapatkan 3 responden (4%) dengan umur antara 10 – 20 tahun, 6 responden (9%) dengan umur antara 21–30 tahun, 8 responden (12%) dengan umur antara 31 – 40 tahun, 14 responden (21%) dengan umur antara 41–
50 tahun, 15 responden (22%) dengan umur antara 51 – 60 tahun dan 21 responden (32%) dengan umur > 60 tahun.
c. Distribusi Pendidikan
19
13 16
18
0 5 10 15 20 25
SD SLTP SLTA PT
d. Distribusi Pekerjaan
Tidak Kerja Pelajar Wiraswasta PNS Pensiunan
Dari grafik diatas dapat diketahui dari 67 responden yang diteliti sebagian besar responden 25 responden (38%) sebagai wiraswasta, sebanyak 18 responden (27%) sebagai PNS, sebanyak 11 responden (16%) sudah pensiun, sebanyak 10 responden (15%) tidak bekerja dan sebanyak 3 responden (4%) responden yang diteliti terdapat 52 responden (78%) menyatakan sikapcaringperawat sangat baik, 11 responden menyatakan sikap caring
perawat baik, dan sebanyak 4 responden (6%) menyatakan sikap caring perawat cukup baik, dan dari gambar tersebut juga menunjukkan bahwa tidak ada responden (0%) yang menyatakan bahwa sikap caring perawat di ruang Cendana II RSUD Unit Swadana Pare –
Sangat Puas Puas Tidak Puas
Dari diagram dapat diketahui dari 67 responden yang diteliti, 14 responden (21%) menyatakan sangat puas dengan pelayanan keperawatan yang diberikan, 50 responden (75%) menyatakan puas, dan 3 responden (4%) menyatakan tidak puas, dan dari gambar tersebut juga dapat diketahui bahwa tidak ada responden (0%) yang menyatakan sangat tidak puas dengan pelayanan keperawatan yang diberikan oleh perawat.
c. Hubungan Sikap Caring Perawat dengan Tingkat Kepuasan Pasien menyatakan sikap caring perawat sangat baik dengan tingkat kepuasan puas, 8 responden (12%) menyatakan sikap caring perawat baik dengan tingkat kepuasan puas, dan 4 responden (6%) menyatakan sikap caring perawat cukup baik dengan tingkat kepuasan puas.
d. Analisa Data dengan KorelasiSpearman Rho
kepuasan pasien adalah signifikan, karena angka signifikan (sig) yang diuji dua sisi (2 –
tailed) adalah 0,003 masih dibawah angka 0,05 (alfa / tingkat kesalahan = 5% = 0,05) atau
confidence interval of mean / tingkat kepercayaan rata – rata (100% - 5% = 95%) atau istilah lain 0,003 < 0,05 ini berarti Ho ditolak dan H1 diterima. Berarti ada hubungan antara sikap caring perawat dengan tingkat kepuasan pasien. Sedangakan nilai korelasi (r) adalah 0,359 yang menunjukan terdapat korelasi positif, yang berarti semakin baik sikap caring
perawat maka semakin baik tingkat kepuasan pasien. Dan tingkat hubungan antara sikap
caringperawat dengan tingkat kepuasan pasien rendah.
Pembahasan
1. Sikap Caring Perawat di Ruang Cendana II RSUD Unit Swadana Pare–Kediri Tahun 2008
Berdasarkan hasil analisa data tentang sikap caring perawat pada gambar 4. 5 menunjukan bahwa dari 67 responden yang diteliti ada sebanyak 52 responden (78%) menyatakan sikap caring perawat sangat baik, 11 responden (16%) menyatakan sikap caring
perawat baik dan hanya 4 responden (6%) yang menyatakan sikapcaringperawat cukup baik.
Sikap adalah kesiapan untuk berkreasi terhadap obyek dilingkungan, sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas akan tetapi merupakan tingkah laku terbuka (Notoatmojo, 1997). Sedangkan caring adalah suatu rasa peduli , hormat dan menghargai orang lain artinya memberi perhatian dan mempelajari kesukaran – kesukaran seseorang dan bagaimana seseorang berperilaku, bertindak dan berperasaan (Sobel dalam Margaretha, 2006). Sikap caring diberikan melalui kejujuran, kepercayaan dan niat baik dari perawat kepada pasien dan sikap ini juga harus dapat diterima dan dirasakan oleh pasien.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa hampir sebagian besar responden menyatakan bahwa perawat bersikap baik dalam memberikan pelayanan keperawatan yang diberikan melalui sikap caring, hal tersebut dikarenakan perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan melalui kejujuran,
kepercayaan dan niat baik, sehingga sikap ini dapat diterima dan dirasakan oleh pasien selama dalam perawatan. Dan selain itu juga pengetahuan, keterampilan profesional dan kesadaran diri perawat terhadap tugas dan tanggung jawabnya dalam memberikan pelayanan keperawatan tanpa mengabaikan tugas interdependen perawat terhadap dokter sangat diperlukan. Jadi, perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan yang diberikan melalui kejujuran, kepercayaan, niat baik dan juga pengetahuan, keterampilan profesional dan kesadaran diri dari perawat yang semakin baik maka pasien akan merasakan bahwa sikapcaringperawat akan semakin baik pula.
2. Tingkat Kepuasan Pasien di Ruang Cendana II RSUD Unit Swadana Pare–Kediri Tahun 2008
Berdasarkan hasil analisa data tentang tingkat kepuasan pasien pada gambar 4.6 menunjukan bahwa dari 67 responden yang diteliti, ada sebanyak 50 responden (75%) dengan tingkat kepuasan puas, 14 responden (21%) dengan tingkat kepuasan sangat puas, 3 responden (4%) dengan tingkat kepuasan tidak puas dan tidak ada responden (0%) dengan tingkat kepuasan sangat tidak puas.
Kepuasan seseorang (Pekerja, pasien atau pelanggan) berarti terpenuhinya kebutuhan yang diinginkan yang diperoleh dari pengalaman melakukan sesuatu, pekerjaan, atau memperoleh perlakuan tertentu dan memperoleh sesuatu sesuai kebutuhan yang diinginkan (Gibson dalam Harianto et all, 2005).
Dari hasil penelitian hampir sebagian responden dengan tingkat kepuasan puas. Hal ini disebabkan karena terpenuhinya kebutuhan pasien yang diperoleh dari perlakuan yang diberikan oleh perawat dalam membantu memenuhi kebutuhan pasien, sehingga pasien akan merasa puas terhadap pelayanan keperawatan yang telah diberikan oleh perawat. Dengan demikian semakin terpenuhinya kebutuhan pasien terhadap pelayanan keperawatan maka semakin puas pula tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan yang diberikan oleh perawat.
3. Hubungan Sikap Caring Perawat dengan Tingkat Kepuasan Pasien di Ruang Cendana II RSUD Unit Swadana Pare–Kediri Tahun 2008
sebagian besar 38 responden (56,7%) menyatakan sikap caring perawat sangat baik dengan tingkat kepuasan puas, sedangkan sebagian kecil 1 responden (1,5%) menyatakan sikap caring perawat baik dengan tingkat kepuasan tidak puas,. Dari hasil uji statistik Spearman rho dengan SPSS (Statistik Product and Service Solution), didapatkan hubungan yang signifikan antara sikap caring perawat dengan tingkat kepuasan pasien di ruang Cendana II RSUD Unit Swadana Pare–Kediri karena angka signifikan (sig) yang diuji dua sisi (2 – tailed) adalah 0,003 masih dibawah angka 0,05 (alfa / tingkat kesalahan = 5% = 0,05) atau confidence interval of mean / tingkat kepercayaan rata – rata (100% - 5% = 95%) atau istilah lain 0,003 < 0,05 ini berarti Ho ditolak dan H1 diterima. Berarti ada hubungan antara sikap caring perawat dengan tingkat kepuasan pasien. Sedangakan nilai korelasi (r) adalah 0,359 yang menunjukan terdapat korelasi positif. Dan tingkat hubungan antara sikap caring perawat dengan tingkat kepuasan pasien rendah.
Menurut Fraser dalam Harianto et all (2005) bahwa kepuasan selalu dinyatakan sebagai suatu rerata hasil perbandingan dari beberapa keadaan pada suatu saat tertentu, dengan demikian, pada suatu saat tertentu seseorang akan dapat merasa puas pada suatu aspek dari suatu keadaan.
Dari hasil penelitian hampir sebagian besar responden menyatakan sikap caring
perawat sangat baik dengan tingkat kepuasan puas. Hal ini di sebabkan karena pelayanan keperawatan yang diberikan melalui sikap
caring perawat sudah sesuai dengan harapan pasien sehingga pasien merasa puas. Sedangkan hasil dari analisa data menggunakan Spearman rho menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sikap caring perawat dengan tingkat kepuasan pasien. Jadi, semakin baik sikap caring perawat kepada pasien maka semakin puas pasien terhadap pelayanan keperawatan yang diterimanya.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti tentang “Hubungan Sikap Caring Perawat
dengan Tingkat Kepuasan Pasien di Ruang Cendana II RSUD Unit Swadana Pare– Kediri Tahun 2008” dapat
diambil kesimpulan :
1. Berdasarkan hasil penelitian dari 67 responden yang diteliti sebagian besar responden, 52 responden (78%) menyatakan sikapcaringperawat sangat baik di ruang Cendana II RSUD Unit Swadana Pare –
Kediri.
2. Berdasarkan hasil penelitian dari 67 responden yang diteliti sebagian besar responden, 50 responden (75%) dengan tingkat kepuasan puas terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan oleh perawat di ruang Cendana II RSUD Unit Swadana Pare –
Kediri.
3. Berdasarkan hasil penelitian dari 67 responden yang diteliti sebagian besar responden, 38 responden (57%) menyatakan sikapcaringperawat sangat baik dengan tingkat kepuasan puas. Dan hasil analisa data berdasarkan uji korelasi Spearman rho
diperoleh angka signifikan (sig) adalah 0,003 masih dibawah angka 0,05 (alfa / tingkat kesalahan = 5% = 0,05) atau istilah lain 0,003 < 0,05 ini berarti Ho ditolak dan H1 diterima. Berarti ada hubungan antara sikap caring perawat dengan tingkat kepuasan pasien
Saran
1. Bagi Pasien
Diharapkan kepada pasien untuk lebih berpartisipasi aktif dalam pembangunan kesehatan dengan kepuasan pasien, dengan cara mau berberan aktif dalam pengisian penilaian lembar kuesioner yang diadakan di rumah sakit sebagai bentuk penilaian pasien terhadap pelayanan yang diperolehnya.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Bagi institusi pendidikan diharapkan ada adik kelas yang melanjutkan penelitian ini agar institusi pendidikan memiliki literatur tambahan tentang kepuasan pasien. Dan selain itu diharapkan kepada institusi pendidikan untuk menanamkan sikap dan perilaku caring sejak dini kepada para mahasiswa keperawatan, dan dalam menyusun kurikulum pendidikan perawatan seyogyanya memasukkan unsurcaringdalam setiap mata kuliah
3. Bagi Tempat Penelitian (RSUD Pare)
terutama pelayanan yang diberikan melalui sikap caring perawat agar dapat memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pasien terutama diruang Cendana II RSUD Unit Swadana Pare - Kediri. Dan selain itu diharapkan kepada RSUD Unit Swadana Pare untuk mensosialisasikan konsep
caring kepada perawat dengan mengadakan penyuluhan, pelatihan tentang caring dan juga pelatihan tentang public relation sehingga perawat dapat memahami tentang sikap caring
dan dapat berperilaku caring dalam setiap kontak dengan pasien.
4. Bagi Profesi Keperawatan
Diharapkan bagi perawat untuk dapat berperilaku caring dalam memberikan pelayanan keperawatan atau kontak dengan pasien, dan dapat memperlihatkan sikap–sikap sabar, jujur, rendah hati, empati kepada pasien sehingga pasien akan merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh perawat. Dan pada akhirnya mutu asuhan keperawatan diharapkan akan terjamin dengan peningkatan perilakucaringperawat.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Prof.Dr. Suharmisi.(2006)Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik : PT Rineka Cipta.
Azwar,Drs.Saifudin.(1995) Sikap Manusia Teoti Dan Pengukurannya.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar,Azrul & Prihartono,jodo.(2003) Metodologi
Penelitian kedokteran dan kesehatan Masyarakat.Batam : Binarupa Aksara.
Notoatmojo,Dr.Soekidjo.(1996) Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip – Prinsip Dasar.Jakarta : PT Rineka Cipta
Notoatmojo,Dr.Soekidjo.(2005) Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta : PT Rineka Cipta.
Nurrohmah DNSH, Dra.Elly: Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit.http://www.pr persi.or.id ( 30 September 2007 ).
Nursalam.(2003) Konsep dan penerapan metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Palestin, Bondan: Prinsip – Prinsip Etika Penelitian.http://www.inna-ppni.or.id ( 25 September 2007)
Palestin, Bondan : Modalitas Perawat adalah Empati.http://www.inna-ppni.or.id ( 16 September 2007 )
S.Pohan,Dr.Imbalo (2002) Jaminan Mutu Layanan Kesehatan.Jakarta : EGC.