• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of RISALAH RELIGIUSITAS REMY SYLADO DALAM KUMPULAN SAJAK KERYGMA & MARTYRIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "View of RISALAH RELIGIUSITAS REMY SYLADO DALAM KUMPULAN SAJAK KERYGMA & MARTYRIA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1117

Zuniar Kamaluddin Mabruri

Dosen PBSI STKIP PGRI Pacitan email: zuniarmabruri@gmail.co.id

Abstrac:

This research is aimed at: (1) describing the structure of the poem in poem collections of Kerygma & Martyria Remy Sylado work, (2) describing the meaning of treatise (risalah) of religiosity in poem collections of Kerygma & Martyria, Remy Sylado work using semiotic approach. The poems presented in this study are: “Age of Torment”, “Opus of Painting”, “Counting Horizon”, “When The Eyes are Closed”, “Christian-Islam”. Data analysis techniques used in this research were semiotic reading model of Riffatere (heuristic and hermeneutic reading) and Pierce semiotic (with icon, index, and symbol). Based on the semiotic reading of Kerygma & Martyria poetry work of Remy Syladopoet, those were found a poet religious treatise that included (1) treatise of religiosity toward portrait of human life being visible in the poem of “Age of Torment” (2) treatise of religiosity to inspire His Greatness was visible in the poem of “Opus of Painting” and “Counting Horizon” (3) treatise of the religiosity toward the human nature was visible in the poem of “When The Eyes are closed” (4) treatise of religiosity toward mutual respect of religious differences (Pluralism) was visible in the poem of “Christian-Islamic“.

Keywords:

Treatise, Religiosity, and Semiotic.

Abstrak:

Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mendeskripsikan struktur puisi dalam kumpulan sajak Kerygma & Martyria karya Remy Sylado, (2) Mendeskripsikan makna risalah reli giusitas dalam kumpulan sajak Kerygma & Martyria karya Remy Sylado dengan pen dekatan semiotik. Adapun puisi-puisi yang disajikan dalam penelitian ini yaitu: “ Zaman Azab”, “Karya Lukisan”, “Menghitung Ufuk”, “Ketika Mata Dipejamkan”, “Kristen-Islam”. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan model pembacaan semiotika Riffatere (pembacaan heuristik dan hermeneutik) dan semiotika Pierce (dengan ikon, indeks, dan simbol). Berdasarkan pembacaan semiotika terhadap kumpulan puisi Kerygma & Martyria karya Remy Sylado ditemukan risalah religius penyair yang meliputi (1) Risalah religiusitas terhadap potret kehidupan manusia terlihat dalam puisi “Zaman Azab” (2) Risalah religiusitas untuk mengilhami Kebesaran-Nya terlihat dalam puisi “Karya Lukisan” dan “Menghitung Ufuk” (3) Risalah religiusitas terhadap hakikat manusia terlihat dalam puisi “Ketika Mata Dipejamkan” (4) Risalah religiusitas terhadap sikap saling menghargai perbedaan beragama (Pluralisme) terlihat dalam puisi “Kristen-Islam”.

Kata kunci :

(2)

Kebudayaan mencerminkan tingkat kehidupan suat u bangsa. Seni sast ra sebagai salah satu struktur dari suatu kultur budaya yang menjadi sangat penting artinya dalam konteks pengenalan budaya suatu bangsa. Melalui suatu karya sastra memungkinkan untuk melakukan penelitian untuk mengetahui tingkat kehidupan masyarakat pada saat karya sastra tersebut diciptakan. Sebab karya sastra pada hakikatnya berisikan hasil adaptasi seorang pengarang terhadap kehidupan lingkungan masyarakat (Yandianto, 2004:v).

Puisi adalah t eks yang keunikannya terletak pada ketidak- langsungannya dalam mengungkapkan realitas. Puisi ditulis sebagai media ekspresi, ungkapan perasaan, dan cara yang khas mensosialisasikan gagasan. Puisi mengatakan sesuatu secara samar dan selalu berusaha menghindari cara ekspresi literal. Aliran New Critism mengistilahkan bahasa puisi dengan Language of Paradox, karena bahasa yang diungkap karya bersifat paradoksal (Luxemburg, et al. 1992:6). Sejalan dengan hal tersebut (Chamamah, Pradopo, Sudaryani, 2003:105) menyatakan dalam sebuah sajak, sering dijumpai penyimpangan-penyimpangan dari sistem norma bahasa yang umum dengan tujuan untuk mendapatkan efek puitis. Inilah hal yang menarik dari puisi yang membedakannya dengan karya sastra yang lain. Pembacaan dan pemahaman teks puisi secara sungguh-sungguh akan menambah kekayaan batin.

Yapi Panda Abdiel Tambayong, yang lebih dikenal dengan nama pena Remy Sylado memulai karier sebagai wartawan kemudian dikenal sebagai penulis kritik, puisi, cerpen, novel, drama, kolom, esai, sajak, roman populer, buku-buku musikologi, dramaturgi, bahasa, dan teologi. Remy terkenal karena sikap beraninya menghadapi pandangan umum melalui pertunjukan drama yang dipimpinnya maupun melalui tulisan sajak-sajaknya. Ia juga salah satu pelopor penulisan puisi mbeling. Remy juga dikenal sebagai seorang Munsyi, yaitu ahli di bidang bahasa, dalam karya fiksinya ia sering mengenalkan kata-kata Indonesia lama yang sudah jarang dipakai, hal ini membuat karya sastranya unik dan istimewa, selain itu dalam penciptaan proses kreatifnya didukung dengan riset. Seniman ini rajin ke Perpustakaan Nasional untuk membongkar arsip tua dan menelusuri

pasar buku tua (Wikipedia, 2011). Kata Kerygma & Martyria yang menjadi judul antologi puisi tersebut berasal dari Bahasa Yunani, Kerygma

yang berarti panggilan atau seruan untuk menyebarkan kabar gembira, dan Martyria yang berarti memberikan bukti dan kesaksian (Sylado, 2004:2).

Berdasarkan latar belakang di atas maka judul penelitian ini dipilih judul “Risalah Religiusitas Remy Sylado dalam Kumpulan Sajak Kerygma & Martyria”. Sajak penyair diiringi dengan daya ekspresi yang estetis lewat diksi, ungkapan, bunyi, dan irama yang sangat menarik untuk diteliti. Secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari poesis

yang artinya berati penciptaan. Menurut Reeves (dalam Waluyo, 1995:22) puisi adalah karya sastra. Semua karya sastra bersifat imajinatif. Bahasa sastra bersifat konotatif karena banyak digunakan makna kias dan makna lambang (majas). Dibandingkan dengan bentuk karya sastra lain, puisi lebih bersifat konotatif. Bahasanya lebih memiliki banyak kemungkinan makna. Hal ini disebabkan terjadinya pengkosentrasian atau pemadatan segenap kekuatan bahasa di dalam puisi. Struktur fisik dan struktur batin puisi juga padat, keduanya bersenyawa secara padu.

I.A. Richards (dalam Waluyo, 1995:27) mengat akan bahwa ist ilah st rukt ur dalam puisi disebut hakikat puisi dan metode puisi. Hakikat adalah unsur hakiki yang menjiwai puisi, sedangkan medium bagaimana hakikat itu diungkapkan disebut metode puisi. Hakikat puisi terdiri atas tema, nada, perasaan dan amanat. Metode puisi terdiri atas diksi, pengimajian, kata kongkret, bahasa figutatif, rima dan ritma). Lebih lanjut Dick Hartoko (dalam Waluyo, 1995:27) menyebut kan bahwa unsur-unsur yang lazim dimasukkan ke dalam metode puisi yakni versifikasi (rima, ritma, dan metrum), dan tipografi.

(3)

seteliti, semendetil, dan semendalam mungkin keterkaitan semua unsur karya sastra yang secara bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh. Unsur dalam struktur puisi merupakan unsur yang saling mengait yang membangun puisi.

Menurut Kamus Bahasa Indonesia, At mosuwit o (1989:123), Mangunwijaya (1994:12) dapat disimpulkan bahwa risalah religiusitas adalah catatan pengikatan diri yang bersifat personal yang berasal dari lubuk hati yang didapat dari pengalaman dan proses penghayatan diri. Preminger (dalam Pradopo, 2007:119) mengatakan bahwa semiotik (semi-otika) adalah ilmu tentang tanda-tanda. Ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial masyarakat dan kebudayaanya itu merupakan tanda-tanda. Semiotika mempelajari sistem, aturan-aturan, dan konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti.

Penelitian ini menggunakan semiotika dari Charles Sander Pierce yang mengungkapkan jenis tanda yang utama ialah ikon, indeks, dan simbol.

1) Ikon adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan yang bersifat alamiah antara penanda dan petandanya. 2) Indeks adalah tanda yang menunjukkan hubungan kausal antara penanda dan petandanya, dan 3) Simbol adalah tanda yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan alamiah antara penanda dengan petandanya, hubunganya bersifat manasuka (Pradopo, 2007:119 & 120). Lebih lanjut Riffaterre (dalam Sangidu, 2004:19) menyebutkan bahwa untuk mengungkapkan makna karya sebagai gejala semiotik diperlukan metode, yaitu metode pembacaan heuristik dan hermeneutik atau retroaktif.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan supaya dapat lebih mendalami tentang khasanah dalam penelit ian sast ra dan menunjukkan bahwa dunia sastra kaya dengan amanat yang bisa dijadikan bahan refleksi diri. Penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis, peneliti lain, dan perkembangan kesu-sastraan Indonesia. Manfaat dari penelitian ini yaitu untuk menerapkan kajian sastra dalam penelitian sastra yang dalam perjalananya menjadi semakin terminoritaskan, memberikan sumbangan pemikiran unt uk kepent ingan penerapan pendekatan semiotika sastra terhadap sajak-sajak Kerygma & Martyria karya Remy Sylado, dan dapat digunakan sebagai bahan ajar dalam pembelajaran sastra di SMA.

METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan objektif, yaitu pendekatan yang mendasarkan pada suatu karya sastra secara keseluruhan. Pendekatan objektif ini bertujuan agar dalam pengkajian terhadap kumpulan puisi Kerygma & Martyria karya Remy Sylado, sebagai teks terbuka dapat dikaji secara cermat dan teliti. Bentuk dan strategi penelitian terarah pada penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif yang mengarah pada pendiskripsian secara rinci dan mendalam baik kondisi maupun proses, dan juga hubungan keterkaitannya mengenai hal-hal pokok yang ditemukan pada sasaran penelitiannya (Sutopo, 2006:179).

Objek penelit ian merupakan sasaran utama dalam pembahasan sebuah penelitian. Objek penelitian ini adalah Risalah Religiusitas Remy Sylado dalam Kumpulan Sajak Kerygma & Martyria. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh puisi dalam kumpulan puisi Kerygma & Martyria karya Remy Sylado. Pemilihan data puisi-puisi dalam Kerygma & Martyria karya Remy Sylado dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling (Arikunto, 1996:127). Sutopo (2006:45) mengatakan bahwa dalam penelit ian kualit at if, t eknik cuplikannya cenderung bersifat purposive karena dipandang lebih mampu menangkap kelengkapan dan kedalaman data di dalam menghadapi realitas yang tidak tunggal. Pilihan sampel diarahkan pada sumber data yang dipandang memiliki data yang penting yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang diteliti.

Adapun langkah yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu melakukan pengumpulan, pemilihan, dan klasifikasi puisi-puisi dalam

Kerygma & Martyria untuk dijadikan data dalam analisis. Dalam kumpulan puisi Kerygma & Martyria terdapat 1020 puisi. Namun, puisi yang akan dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah 5 puisi, yaitu puisi-puisi yang dominan memuat risalah religiusitas.

(4)

yang berupa puisi yang termuat dalam kumpulan sajak Kerygma & Martyria karya Remy Sylado yang berkaitan dengan tujuan penelitian.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pustaka dan catat. Teknik pustaka adalah teknik yang menggunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh dat a yait u dengan membaca kumpulan puisi secara keseluruhan, dan teknik catat berarti penulis sebagai instrument kunci melakukan pencatatan sesuai dengan data yang diperoleh dalam penelitian. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode menganalisis dokumen atau arsip (content analysis).

Teknik validasi dat a menggunakan Trianggulasi data yaitu teknik pemeriksaan ke-absahan (validitas) data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Triangulasi merupakan cara yang paling umum digunakan bagi peningkatan validit as dat a dalam penelit ian kualit at if. Dalam kaitannya dengan hal ini Patton (dalam Sutopo, 2006: 92) menyatakan bahwa ada empat macam teknik trianggulasi, yaitu (1) trianggulasi data, (2) trianggulasi peneliti, (3) trianggulasi metodologis, dan (4) trianggulasi teoritis.

Penelit ian ini menggunakan t eknik trianggulasi teori. Trianggulasi jenis ini dilaku-kan dengan menggunadilaku-kan perspektif lebih dari satu. Dari beberapa perspektif teori tersebut akan diperoleh pandangan yang lebih lengkap dan mendalam, tidak hanya sepihak, sehingga bisa dianalisis dan ditarik simpulan yang lebih utuh dan menyeluruh (Sutopo, 2006:98-99).

Teknik analisis data yang digunakan adalah pembacaan semiotika dengan menggunakan pendekatan semiotika Riffaterre. Pendekatan semiotika Riffaterre (dalam Pradopo, 1995:135) terdiri dari pembacaan heuristik dan pembacaan

hermeneutik. Pembacaan heuristik adalah pembacaan berdasarkan struktur bahasanya. Pembacaan hermeneutik adalah pembacaan karya sastra berdasarkan konvensi sastranya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL

Struktur Puisi Remy Sylado a. Puisi Zaman Azab

Puisi ini berkisah risalah religiusitas Remy Sylado terhadap fenomena dunia saaat ini, terlalu mengejar duniawi sehingga membuat mereka lupa dengan Tuhannya, karena itulah Tuhanpun murka.

1. Metode Puisi a) Diksi

Puisi “Zaman Azab” diungkapkan dengan kata-kata yang memiliki daya sugesti yang besar sehingga mampu memproyeksikan kegelisahan penyair.

b) Pengimajian

Puisi ini menggunakan imaji t akt il (perasaan) yang menyatu di bait 1-3, yang salah satunya berbunyi: /zamanku dipenuhi azab, roh terkilir dalam perjalanan ke surga, diganggu hasrat mencintai serba bendawi/.

c) Kata kongkret

Kat a-kat a yang diungkapkan dengan kiasan dikongkretkan oleh penyair, kata kongkret terdapat pada bait:

I : roh terkilir dalan perjalanan ke surga III : lebih berkesan mati sebagai perkutut piaraan

d) Bahasa Figuratif

Gaya bahasa metafora yang terdapat dalam puisi ini, yait u /roh t erkilir dalam perjalanan ke surga/, /agar muka terlindung pencemaran dusta/, /dunia telah membusuk dan terus-terusan busuk/. e) Versifikasi

Terdapat rima awal yang ada dalam puisi ini, yaitu di bait kelima baris 1 dan 2:

menyayilah nyaring, nyanyikan lagu pengharapan

menyayilah nyaring, kalahkan gemuruh gelombang

Ritma yang terdapat dalam puisi ini adalah /zaman/ dan /azab/.

f) Tipografi

(5)

2. Hakikat Puisi a) Tema

Tema puisi ini adalah proyeksi fenomena dunia saat ini, manusia yang terlalu mengejar duniawi sehingga membuat mereka lupa dengan Tuhan. Oleh karena itulah Tuhan pun murka dan memberikan azab.

b) Perasaan

Perasaan gelisah yang dirasakan sewaktu membahas dan menelaahnya. Azab yang dikarenakan perbuatan manusia yang mengejar duniawi dan manusiapun tidak kunjung sadar, padahal sesungguhnya Tuhan itu maha melihat dan mendengar permintaan hambanya.

c) Nada dan Suasaana

Nada puisi ini adalah menyindir perbuatan manusia yang semakin jauh dari Tuhannya. Mereka lebih mement ingkan hal-hal duniawi dibandingkan dengan Tuhannya, / zamanku dipenuhi azab, roh terkilir dalam perjalanan ke surga, diganggu hasrat mencintai serba bendawi/.

d) Amanat

Amanat yang ingin disampaikan adalah marilah manusia sebagai manusia ciptaan Tuhan yang paling sempurna untuk segera sadar dan kembali ke jalan-Nya, dengan segera sadar maka azab dari Tuhanpun akan segera terlepas dari dunia ini.

b. Puisi Karya Lukisan

Puisi ini berkisah tentang sikap sadar diri manusia sebagai makhluk-Nya. Tuhan dalam karyanya bisa berkomunikasi dengan ciptaannya tersebut, hal ini merupakan wujud dari kebesaran Tuhan.

1. Metode Puisi a) Diksi

Puisi ini diungkapkan dengan kata-kata yang memiliki daya sugesti yang besar sehingga puisi ini mampu memproyeksikan betapa lemahnya manusia dimata Tuhan. b) Pengimajian

Puisi ini menggunakan imaji t akt il (perasaan), yaitu yang berbunyi: /Pelukis bisa bicara tentang manusia, dalam karya lukisannya, Manusia dalam karya lukisan, tak bisa bicara tentang pelukisnya/. c) Kata kongkret

Kata kongkret terdapat pada bait: I : Manusia dalam karya lukisan,

tak bisa bicara tentang pelukisnya

II : Aku adalah karya lukisan Tuhanku aku bisa bicara tentang pelukisku

d) Bahasa Figuratif

Gaya bahasa metafora dapat dijumpai pada, /Manusia dalam karya lukisan, tak bisa bicara tentang pelukisnya/, Aku adalah karya lukisan Tuhanku, aku bisa bicara tentang pelukisku/.

e) Versifikasi

Versifikasi puisi “Karya Lukisan” terdapat rima awal, dan rima akhir, rima tersebut yaitu:

Aku adalah karya lukisan Tuhanku aku bisa bicara tentang pelukisku

Ritma yang yang menjadi pengikat makna yaitu /Aku adalah karya lukisan Tuhanku/. f) Tipografi

Tipografi puisi ini terdiri dari dua bait yang berisi delapan baris yang saling mengait.

2. Hakikat Puisi a) Tema

Tema puisi ini adalah sikap sadar diri bahwa Tuhan adalah pencipt a, dan manusia adalah ciptaannya yang dapat berbicara dengan-Nya melalui tafakur. b) Perasaan

Perasaan mengakui kebesaran-Nya dan kesadaran manusia akan batasan-batasan yang dimilikinya dibandingkan dengan kekuasaan Tuhan yang tidak terbatas. c) Nada dan Suasana

Nada puisi ini adalah nada merendah, nada sadar diri bahwa manusia hanyalah makhluk kecil ciptaan Tuhan, hal ini disiratkan dengan /Aku adalah karya lukisan Tuhanku/.

d) Amanat

Amanat yang ingin disampaikan penyair adalah kita harus sadar dengan kekuasaan Tuhan yang tidak terbatas.

c. Puisi Menghitung Ufuk

(6)

setiap tingkah lakunya selalu ada yang mengawasi.

1. Metode Puisi a) Diksi

Diksi yang digunakan Remy Sylado sederhana tetapi mampu mengungkapkan perasaan berserah diri kepada Tuhan. b) Pengimajian

Puisi ini menggunakan imaji t akt il (perasaan), yaitu yang berbunyi: /Adakah di situ mengalir mata air/, /Di semua ufuk aku tuliskan puisi/.

c) Kata kongkret

Kat a kongkret t erdapat pada bait : Adakah di situ mengalir mata air yang mengenyangkan dahagaku akan rasam d) Bahasa Figuratif

Gaya bahasa metafora dapat dijumpai pada, /Di semua ufuk aku tuliskan puisi, tentang segala musim adalah musim tak tersingkir/.

e) Versifikasi

Versifikasi puisi “Menghitung Ufuk” ini sangat sederhana, yaitu dengan rima awal terdapat dalam puisi ini:

Sendiri menghitung ufuk

yang kutinggalkan bersama air mata Ritma puisi ini yaitu kata /menghitung/ dan /ufuk/.

f) Tipografi

Tipografi puisi ini terdiri dari tiga bait yang berisi empat belas baris yang disusun secara sederhana.

2. Hakikat Puisi a) Tema

Tema puisi ini adalah ketuhanan, upaya untuk mencari Tuhan dan berserah diri kepada-Nya.

b) Perasaan

Perasaan bingung dalam proses pencarian Tuhan.

c) Nada dan Suasaana

Nada puisi ini adalah nada kebimbangan dengan suasana tenang.

d) Amanat

Amanat yang ingin disampaikan penyair melalui puisi ini adalah Tuhan adalah pencipta kita yang menjadi tempat kita berserah diri dan berkeluh kesah, Ialah sosok yang paling setia di sisi kita yang selalu mengawasi setiap perbuatan kita.

Risalah Religiusitas Remy Sylado

Berdasarkan pembacaan heurist ic, hermeneutika, dan analisis semiotika dapat diungkapkan bahwa terdapat empat risalah religiusitas yang terdapat dalam kumpulan sajak Kerygma & Martyria. Keempat risalah religiusitas tersebut yaitu: (1) Risalah Religiusitas terhadap Potret Kehidupan Manusia yang terdapat dalam puisi “Zaman Azab”, (2) Risalah Religiusitas untuk Mengilhami Kebesaran-Nya terdapat dalam puisi “Karya Lukisan” dan “Menghitung Ufuk”, (3) Risalah Religiusitas terhadap Hakikat Manusia terdapat dalam puisi “Ketika Mata Dipejamkan”, (4) Risalah Religiusitas terhadap Sikap Saling Menghargai Perbedaan Beragama (Pluralisme) terdapat dalam puisi “Kristen-Islam”.

Potret kehidupan manusia digambarkan dengan jelas oleh Remy Sylado dalam sajaknya yang berjudul “Zaman Azab”. Hasil analisis mengungkapkan bahwa kehidupan manusia yang semakin lupa akan Tuhannya karena terlalu mencintai hal-hal duniawi. Potret kehidupan terdapat pada bait 1 baris ke-3, /diganggu hasrat mencintai serba bendawi/. Oleh karena itulah di bait 1 baris ke-2 dan ke-3, Tuhan memberikan azab kepada manusia sehingga ia tidak dapat masuk ke surga, /zamanku dipenuhi azab, roh terkilir dalam perjalanan ke surga/. Sikap Remy Sylado yang menyatakan sikap yang seharusnya kita lakukan bersama kepada Tuhan, untuk selalu ingat, menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Jangan sampai manusia lupa dengan Tuhannya karena terlalu mementingkan kepentingan duniawi, karena azab Tuhan itu sesungguhnya menjadikan kita ingat kepada-Nya.

(7)

tak bisa bicara tentang pelukisnya/ manusia sebagai objek lukisan tidak bisa berbicara. Sebagian besar manusia hanya meyakini bahwa dirinya sendirilah yang menentukan hidupnya, sedangkan Tuhan tidak tahu. Tuhan Maha Besar, jauh lebih besar dari ciptaan-Nya di Alam semesta ini. Oleh karena itulah marilah bersikap rendah hati dan selalu bertawakal kepada Tuhan. Puisi “Menghitung Ufuk” adalah ilham bahwa Tuhanlah pemilik alam semesta ini, dengan dekat dengan-Nya (beribadah) dan usaha maka kesulitan yang dihadapi akan dapat dilalui.

Risalah religiusitas terhadap hakikat manusia digambarkan penyair dalam puisi “Ketika Mata Dipejamkan”. Emosi merupakan salah satu aspek yang sangat penting yang dimiliki setiap manusia dan berpengaruh besar terhadap berbagai sikap dan perilaku manusia. Seperti yang digambarkan di bait pertama /Dari keras kepala kita belajar berperang, Mengalirkan pengalaman ternahak pribadi/, emosi membuat manusia menjadi geram, membangkit kan pegalaman era penjajahan, /Menjadi ternahak seluruh bangsa, Berakhir mudarat menjadi manfaat/ semangat semua bangsapun bangkit, yang awalnya musibah atau bencana yang merugikan menjadi bermanfaat. Emosi bukan hanya marah, akan tetapi ada juga sedih, takut, dan terkejut. Sifat itu akan selalu melekat pada diri manusia karena itu merupakan hakikat manusia, manusia memiliki perasaan tentunya disertai dengan emosi yang melekat di dalamnya. Sifat ini adalah bawaan manusia sejak dari lahir dan akan hilang saat manusia sudah memejamkan mata (mati).

Risalah Religiusitas terhadap Sikap Saling Menghargai Perbedaan Beragama (Pluralisme). Pluralisme adalah konsep yang mempunyai makna berkaitan dengan penerimaan terhadap agama-agama yang berbeda. Pluralisme beragama merupakan sinonim dari toleransi agama yang merupakan prasyarat unt uk mencipt akan keharmonisan antara berbagai pemeluk agama. Pluralisme beragama ini juga didasari atas konsep bahwa dua atau lebih agama yang sama-sama memiliki klaim-klaim kebenaran yang ekslusif dan sahih.

Oleh karena itulah puisi “Kristen-Islam” merupakan seruan untuk menjunjung tinggi toleransi beragama sebagai perwujudan dari Bhineka Tunggal Ika. /anak-anak Ibrahim/ agama

islam dan kristen memiliki sejarah nenek moyang yang sama yaitu pada agama Islam Ibrahim adalah nabi pertama dan pada agama Kristen Ibrahim adalah seorang pemimpin, /adalah jalan kereta api/, keduanya diibaratkan rel kereta api yang lurus, /satu rel di kiri satu rel di kanan/ satu di sisi kanan dan satu di sisi kiri, /panjangnya sama pendeknya sama/ semuanya sama, tidak ada yang lebih dan kurang /tidak menyatu tetap manunggal/ keduanya tidak menyatu akan tetapi keduanya menjadi satu dalam sikap dan tingkah laku /haleluyah! Alhamdulillah!/ dalam agama kristen ungkapan syukur dengan mengucap haleluyah, dalam islam dengan mengucap Alhamdulillah, sebagai ungkapan syukur bahwa perbedaan itu adalah anugerah.

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Puisi merupakan salah satu genre karya sastra yang dapat dibuat melalui proses kreatif yeng berupa perenungan hubungannya dengan Tuhan. Berdasarkan analisis struktural dapat disimpulkan bahwa kumpulan sajak Kerygma & Martyria memperlihatkan kekhasan sebuah puisi naratif dengan gaya bertutur yang menceritakan proses perenungan penyair akan hubungan religinya dengan Tuhannya. Hubungan antara struktur yang satu dengan yang lainnya terjalin dengan erat dan saling membangun.

Penguat an risalah religiusit as Remy Sylado dalam kumpulan sajak Kerygma & Martyria dengan adanya penggunaan simbol-simbol yang ada di sekitar kita, sesuatu yang dipersonifikasikan dan dimetaforakan penyair membuat puisinya semakin hidup dan membuat pembaca bisa merenung. Dilihat dari gaya bahasanya puisi Remy Sylado didominasi oleh gaya bahasa metafora. Secara keseluruhan tipografi puisi dalam kumpulan sajak Kerygma & Martyria termasuk dalam tipografi sederhana dan konvensional.

SARAN

(8)

pembaca tentang ajaran hidup dan memberikan pencerahan terhadap sesama.

Bagi para pengambil kebijakan, risalah religiusitas yang terdapat dalam karya sastra seyogyanya dapat dijadikan referensi dalam membuat bahan ajar. Hal ini sangat relevan dengan pengembangan karakter peserta didik, karena seperti yang kita ketahuai bersama bahwa penanaman karakkter terhadap peserta didik adalah tanggung jawab bersama.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suat u Pendekat an Prakt ek. Jakart a: Rineka Cipta

Atmosuwito, Subijantoro. 1994. Perihal Sastra dan Religiusitas dalam Satra. Bandung: Sinar Baru.

Chamamah, Siti, Rachmat Djoko Pradopo, dan Rina Ratih Sri Sudaryani. 2003. “Makna Sajak-Sajak “Tembang” Karya D.Zawawi Imron dalam Kajian Semiot ik”. Sosiohumanika. Vol 16B No 3, September 2003, halaman 105.

Kridalaksana, Harimurt i. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Luxemburg, Jan Van, Mieke Bal, dan Willem G. Westeijn. 1992. Pengantar ilmu Sastra. Jakarta: Gramedia.

Mangunwijaya, Y.B. 1994. Sast ra dan Religiositas. Yogyakarta: Kanisius.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

Pradopo, Rachmat Djoko. 2007. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Riffaterre, Michael. 1978. Semiotic of Poetry. Bloomingt on and London: Indiana University Press.

Sangidu. 2004. Penelitian Sastra: Pendekatan, Teori, Met ode, Teknik dan Kiat . Yogyakarta: Unit Penerbitan Sastra Asia Barat.

Siegers, Rien, T. 2000. Evaluasi Teks Sastra. Terjemahan Sumint o A Sayut i. Yogyakarta: AdiCita.

Sutopo. 2006. Metodologi Penelitian Kualiatif. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Sylado, Remy. 2004. Puisi-Puisi Remy Sylado

Kerygma & Martyria. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Tarigan, Henry Guntur. 1993. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.

Waluyo, Herman J. 1995. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga.

Wikipedia. 2009. Biografi Remy Sylado, (Online) (http: //Wikipedia.com, diakses 20 Januari 2012).

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui metode take and give siswa kelas X SMA Nurul Islam Indonesia tahun pembelajaran 2012/2013, utuk mengetahui kemampuan menulis

Kinerja pembangunan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat dari 3 indikator yaitu laju pertumbuhan ekonomi (LPE), indeks Gini, dan transformasi struktur kesempatan

menerapkan kriteria MABIMS pada saat penentuan awal Bulan di tahun Hijriah?. Menurut kriteria MABIMS, pada saat Matahari terbenam, ketinggian Bulan

Pensiun/Tunjangan menerima lebih dari satu penghasilan yang berupa gaji dengan pensiun/tunjangan atau beberapa jenis pensiun/tunjangan maka gaji/pensiun/tunjangan

Ini adalah pengeringan produk cara termudah tetapi juga merugikan karena tergantung pada kondisi iklim dan membutuhkan permukaan yang besar dan waktu yang lama dari

Dari himpunan Peraturan Perundang-Undangan diatas, dapat kita lihat bahwa sebenarnya dissenting opinion sudah selayaknya diterapkan dalam sistem peradilan dan harus

Selaian itu dapat mengenai tulang sehingga akan terjadi neurovaskuler yang akan menimbulkan nyeri gerak sehingga mobilitas fisik terganggu, disamping itu fraktur

Tujuan penelitian adalah mengangkat cerita rakyat, serta budaya Jawa seperti wayang dan batik sebagai elemen desain, dalam pembuatan suatu jenis dek Tarot yang baru..