DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...I
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR...1
PASAL 1. PEKERJAAN PASANGAN...1
1.1. PEKERJAAN BATU BATA...1
1.1.1. Lingkup Pekerjaan...1
1.1.2. Pengendalian Pekerjaan...1
1.1.3. Bahan-bahan...1
1.1.4. Pekerjaan dan Penyimpanan...2
1.1.5. Pelaksanaan... 2
1.1.6. Perlindungan...2
1.2. PASANGAN BATU KALI/BATU PECAH...2
1.2.1. Lingkup Pekerjaan...2
1.2.2. Pengendalian Pekerjaan...2
1.2.3. Bahan-bahan...2
PASAL 2. PEKERJAAN LOGAM...3
2.1. LOGAM ARSITEKTUR...3 2.1.1. Lingkup Pekerjaan...3 2.1.2. Standar Pekerjaan...4 2.1.3. Penyimpanan...4 2.1.4. Perancangan... 4 2.1.5. Pelaksanaan... 4 2.2. MACAM-MACAM LOGAM...5 2.2.1. Lingkup Pekerjaan...5 2.2.2. Pengendalian pekerjaan...5 2.2.3. Pelaksanaan... 5
2.3. LOGAM TAHAN KARAT(STAINLESS STEEL)...5
2.3.1. Lingkup Pekerjaan...5
2.3.2. Pengendalian Pekerjaan...5
2.3.3. Bahan-bahan...5
2.3.4. Contoh... 6
2.3.5. Pelaksanaan... 6
PASAL 3. PEKERJAAN KAYU...6
3.1. PEKERJAAN KAYU KASAR...6
3.1.1. Lingkup Pekerjaan...6 3.1.2. Pengendaliaan Pekerjaan...6 3.1.3. Bahan-bahan...6 3.1.4. Pengikat-pengikat...6 3.1.5. Perlindungan...7 3.1.6. Penyimpanan...7
3.1.7. Gambar Rancangan Pembuatan...7
3.2. PEKERJAAN KAYU HALUS...7
3.2.1. Lingkup Pekerjaan...7
3.2.2. Pengendalian Pekerjaan...7
3.2.3. Bahan-bahan...7
3.2.4. Perlindungan...8
3.2.5. Penyimpanan...8
3.2.6. Pekerjaan dan Peralatan...8
3.2.7. Kebersihan Kerja...8
3.2.8. Finishing...8
PASAL 4. PEKERJAAN ATAP...9
4.1. GENTENG METAL...9 4.1.1. Lingkup pekerjaan...9 4.1.2. Pengendalian pekerjaan...9 4.1.3. Bahan-bahan...9 4.1.4. Contoh... 9 4.1.5. Pelaksanaan... 9
4.2. PEKERJAAN TaLANG DAN FLASHING...10
4.2.1. Lingkup Pekerjaan...10
4.2.3. Bahan-bahan...10
4.2.4. Contoh Bahan...10
4.2.5. Pelaksanaan...11
4.2.6. Pengujian... 11
4.3. PEMASANGAN PELAPIS KEDAP AIR (WATER PROOFING)...11
4.3.1. Umum...11 4.3.2. Pengendalian Pekerjaan...11 4.3.3. Bahan-bahan...11 4.3.4. Contoh Bahan...12 4.3.5. Pemasangan...12 4.3.6. Pengujian... 12 4.3.7. Jaminan... 12
4.4. CAULKING DAN SEALANT...12
4.4.1. Lingkup Pekerja...12
4.4.2. Pengendalian Pekerjaan...13
4.4.3. Bahan-bahan...13
4.4.4. Contoh bahan...13
4.4.5. Pelaksanaan...13
PASAL 5. PEKERJAAN KUSEN PINTU, JENDELA, PARTISI DAN KACA...14
5.1. KUSEN PINTU DAN JENDELA ALMUNIUM...14
5.1.1. Lingkup Pekerjaan...14
5.1.2. Pengendalian Pekerjaan...14
5.1.3. Bahan-bahan...14
5.1.4. Gambar Rancangan Pembuatan...15
5.1.5. Pelaksanaan...15
5.1.6. Pengujian... 16
5.2. PINTU DAN JENDELA...16
5.2.1. Lingkup Pekerjaan...16 5.2.2. Bahan-bahan...17 5.2.3. Pelaksanaan...17 5.2.4. Pemasangan...17 5.3. PEKERJAAN PARTISI...17 5.3.1. Lingkup Pekerjaan...17 5.3.2. Pengendalian Pekerjaan...17 5.3.3. Bahan-bahan...17 5.3.4. Contoh Bahan...18
5.3.5. Gambar Rencana Pembuatan...18
5.3.6. Pelaksanaan...18 5.4. PEKERJAAN KACA...18 5.4.1. Lingkup Pekerjaan...18 5.4.2. Pengendalian Pekerjaan...18 5.4.3. Bahan-bahan...18 5.4.4. Pelaksanaan...19
5.5. ALAT PERLENGKAPAN PINTU DAN JENDELA...19
5.5.1. Lingkup Pekerjaan...19
5.5.2. Pengendalian Pekerjaan...19
5.5.3. Bahan-bahan...19
5.5.4. Contoh Bahan...19
5.5.5. Pemasangan...20
PASAL 6. PEKERJAAN FINISHING...20
6.1. PLESTER DAN ACIAN...20
6.1.1. Lingkup Pekerjaan...20
6.1.2. Pengendalian Pekerjaan...20
6.1.3. Bahan-bahan...20
6.1.4. Perancangan...21
6.1.5. Pelaksanaan...21
6.2. PEMASANGAN UBIN KERAMIK DAN GRANITO TILE...22
6.2.1. Lingkup Pekerjaan...22 6.2.2. Pengendalian Pekerjaan...22 6.2.3. Bahan-bahan...22 6.2.4. Pemasangan...23 6.2.5. Kebersihan Kerja...23 6.3. PEMASANGAN GRANIT...23 6.3.1. Lingkup Pekerjaan...23 6.3.2. Pengendalian Pekerjaan...23 6.3.3. Bahan-bahan...24 6.3.4. Gambar Kerja...25
6.3.5. Pelaksanaan...25 6.4. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT...26 6.4.1. Lingkup Pekerjaan...26 6.4.2. Pengendalian Pekerjaan...26 6.4.3. Bahan-bahan...26 6.4.4. Penyimpanan...26 6.4.5. Pelaksanaan...26 6.5. PEKERJAAN CAT...27 6.5.1. Lingkup Pekerjaan...27 6.5.2. Pengendalian Pekerjaan...27 6.5.3. Bahan-bahan...27 6.5.4. Persetujuan Ahli...27 6.5.5. Pelaksanaan...27
6.6. PEKERJAAN CLADING ALUMUNIUM COMPOSIT...28
6.6.1. Lingkup Pekerjaan...28
6.6.2. Pengendalian Pekerjaan...28
6.6.3. Bahan-bahan...28
6.6.4. Gambar Rancangan Pembuatan...28
6.6.5. Pelaksanaan...28
6.6.6. Perlindungan...29
6.6.7. Masa Pemeliharan...29
PASAL 7. PEKERJAAN KHUSUS...29
7.1. PERLENGKAPAN TOILET...29 7.1.1. Lingkup Pekerjaan...29 7.1.2. Contoh Bahan...29 7.1.3. Pemasangan...29 7.1.4. Penyimpanan...30 7.1.5. Pelaksanaan...30 7.1.6. Perlindungan...30
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN SIPIL...31
PASAL 8. U M U M...31
8.1. STANDAR YANG BERLAKU...31
8.2. MEREK-MEREK DAGANG...31
8.3. DATA UMUM LAPANGAN KERJA...32
8.3.1. Titik-titik Ukur...32
8.3.2. Data Fisik...32
8.4. PEMBERITAHUAAN UNTUK MEMULAI PEKERJAAN...32
8.5. PERINTAH UNTUK PELAKSANAAN...32
8.6. PERSIAPAN PEKERJAAN...33
8.7. PENUNDAAN LINGKUP PEKERJAAN...33
8.8. PENYESUAIAN DOKUMEN...33
PASAL 9. PEKERJAAN PERSIAPAN DAN PEMBERSIHAN...33
9.1. PENGUKURAN...34
9.2. PEMBERSIHAN AWAL...34
9.3. PEMBUANGAN LAPISAN TANAH ATAS...34
9.4. PEMBERSIHAN SELAMA PELAKSANAAN...34
PASAL 10. PEKERJAAN DEWATERING...35
PASAL 11. PEKERJAAN GALIAN,TIMBUNAN DAN STABILISASI TANAH...36
11.1....LINGKUP PEKERJAAN. 36 11.2....PENGGALIAN 36 11.3....PENIMBUNAN DAN PENIMBUNAN KEMBALI 37 11.4....PERLINDUNGAN TERHADAP AIR 39 11.5....PERSYARATAN. 39 SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR...40
PASAL 12. PEKERJAAN KONSTRUKSI BETON...40
12.1....BETON COR DITEMPAT 40
12.1.1. Lingkup Pekerjaan...40
12.1.2. Pengendalian Pekerjaan...40
12.1.3. Material... 41
12.1.4. Syarat-syarat pelaksanaan...43
12.2....BETON READY MIX 45 12.2.1. Uraian Umum...45
PASAL 13. PEKERJAAN BAJA...45
13.1....LINGKUP PEKERJAAN. 45 13.2....SYARAT-SYARAT TEKNIS: 46 13.3....PERSYARATAN BAHAN. 46 13.3.1. Penjelasan Umum ...46 13.3.2. Bahan-bahan...47 13.4....PERSYARATAN PELAKSANAAN. 47 13.4.1. Pengelasan...47 13.4.2. Sambungan...48 13.4.3. Pemasangan...48 13.4.4. Gambar Pelaksanaan...49 13.4.5. Pengecatan...49 13.5....PERSYARATAN PENGUJIAN. 49 13.6....PERALATAN. 49 PASAL 14. TIANG PANCANG...50
14.1....UMUM 50 14.1.1. Uraian...50
14.1.2. Tiang Uji (Test Pile)...50
14.1.3. Pengujian Pembebanan (Loading Test)...50
14.1.4. Jaminan Mutu...52
14.1.5. Toleransi...52
14.1.6. Pengajuan Kesiapan Kerja...52
14.1.7. Penyimpanan dan Perlindungan Bahan...53
14.1.8. Mutu Pekerjaan dan Perbaikan Atas Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan...53
14.2....TIANG PANCANG BETON PRACETAK 53 14.2.1. Umum...53
14.2.2. Penyambungan...54
14.2.3. Perpanjangan Tiang Pancang...54
14.2.4. Sepatu Tiang Pancang...54
14.2.5. Pembuatan dan Perawatan...55
14.2.6. Pengupasan Kepala Tiang Pancang...55
14.3....PEMANCANGAN TIANG 56 14.3.1. Umum...56
14.3.2. Penghantar Tiang Pancang (Leads)...57
14.3.3. Bantalan Topi Tiang Pancang Panjang (Followers)...58
14.3.4. Tiang Pancang Yang Naik...58
14.3.5. Pemancangan Dengan Pancar Air (Water Jet)...58
14.3.6. Tiang Pancang Yang Cacat...58
14.3.7. Catatan Pemancangan (Calendering)...59
14.3.8. Rumus Dinamis untuk Perkiraan Kapasitas Tiang Pancang...59
PASAL 15. PEKERJAAN PONDASI BORED PILE...59
15.1....KUALITAS DAN PELAKSANAAN 59 15.2....POSISI DARI BORED PILE 60 15.3....LAPORAN PELAKSANAAN TIANG PONDASI 60 PASAL 16. PEKERJAAN BEKISTING...61
16.1....URAIAN UMUM 61 16.2....PENGENDALIAN PEKERJAAN 61 16.3....BAHAN-BAHAN 61 16.4....PEMASANGAN 62 16.5....PEMBONGKARAN BEKISTING 62 16.6....PEKERJAAN PERANCAH. 62 16.7....PEMBONGKARAN PERANCAH : 63
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ELEKTRIKAL...63
PASAL 17. UMUM...63
17.1....LINGKUP PEKERJAAN 63 17.2....GAMBAR-GAMBAR RENCANA 63 17.3....GAMBAR-GAMBAR KERJA (SHOP DRAWINGS) 64 17.4....GAMBAR-GAMBAR SESUAI PELAKSANAAN (AS BUILT DRAWING) 64 17.5....STANDAR DAN PERATURAN 64 17.6....TENAGA KERJA 64 17.7....BAHAN DAN PERALATAN 64 17.8....PENGUJIAN. 65 17.8.1. Pengujian pertama...65 17.8.2. Pengujian akhir...65 17.8.3. Catatan Pengujian...65 17.8.4. Biaya Pengujian...65 17.8.5. Ijin... 66
17.9....PENDIDIKAN DAN LATIHAN. 66 17.10....DOKUMEN YANG HARUS DISERAHKAN. 66 PASAL 18. PEKERJAAN SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK...66
18.1....LINGKUP PEKERJAAN 66 18.1.1. Panel-Panel Daya Tegangan Rendah...66
18.1.2. Kabel-kabel Daya Tegangan Rendah...67
18.1.3. Instalasi Daya dan Instalasi Penerangan...67
18.1.4. Sistem Pengebumian Pengaman...67
18.1.5. Peralatan Penunjang Instalasi...67
18.1.6. Panel-panel Kontrol...67
18.1.7. Penyambungan sumber catu daya listrik PLN sesuai dengan ketentuan yang berlaku...67
18.2....KEMAMPUAN OPERASI SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK. 67 18.2.1. Pada keadaan normal...67
18.2.2. Pada keadaan darurat...68
18.3....PERSYARATAN PEKERJAAN PANEL TEGANGAN RENDAH 68 18.3.1. Konstruksi Box Panel...68
18.3.2. Busbar dan Terminal Penyambungan...69
18.3.3. Circuit Breaker :...69
18.3.5. Pemasangan Panel...70
18.3.6. Gambar Skema Rangkaian Listrik...70
18.4....PERSYARATAN PEKERJAAN KABEL TEGANGAN RENDAH 71 18.4.1. Ketentuan Umum...71
18.4.2. Persyaratan Pemasangan...71
18.4.3. Pemasangan kabel di dalam bangunan...72
18.5....PERSYARATAN TEKNIS PERALATAN INSTALASI 72 18.5.1. Outlet Daya...72
18.5.2. Rigid Conduit...73
18.5.3. Flexible Conduit...74
18.5.4. Rak Kabel... 74
18.6....SISTEM PEMBUMIAN UNTUK PENGAMAN. 74 18.6.1. Ketentuan Umum...74
18.6.2. Konstruksi...74
18.6.3. Pemasangan...75
18.6.4. Sistem... 75
PASAL 19. SISTEM PENERANGAN...76
19.1....LINGKUP PEKERJAAN 76 19.2....LAMPU DAN ARMATUR PENERANGAN DALAM 76 19.3....SAKLAR 76 19.4....KABEL INSTALASI PENERANGAN 77 19.5....PERALATAN PENUNJANG INSTALASI PENERANGAN 77 19.5.1. Kotak / Doos Inbow Untuk Saklar...77
19.5.2. Rigid Conduit, Flexible Conduit, dan Rak Kabel...77
PASAL 20. SISTEM EMERGENCY DIESEL GENSET...78
20.1....LINGKUP PEKERJAAN 78 20.2....OPERASI SISTEM EMERGENCY 78 20.3....UNIT DIESEL GENERATING SET 78 20.4....RATING DAN KLASIFIKASI 79 20.5....DIESEL ENGINE 79 20.5.1. Konstruksi...80 20.5.2. Sistem Pendingin...80 20.5.3. Sistem Start...80
20.5.4. Sistem Pernapasan (Intake/Respration)...81
20.5.5. Sistem Pembuangan (Exhaust Gas)...81
20.5.6. Sistem Pelumasan (Lubrication)...81
20.5.7. Sistem Pengaturan Putaran (Speed Control)...82
20.5.8. Sistem Bahan Bakar...82
20.5.9. Sistem Pengisi Batere Otomatis (Battery Charger)...82
20.5.10...Kontrol dan Instrumentasi. 82 20.6....ALTERNATOR. 82 20.6.1. Konstruksi...83 20.6.2. Penguatan Medan...83 20.6.3. Data Teknis...83
20.7....PANEL KONTROL GENERATOR 83 20.7.1. Konstruksi...83
20.7.2. Fungsi...84
20.7.3. Peralatan Ukur...84
20.7.5. Pentanahan...85
20.8....PERALATAN BAHAN BAKAR. 85 20.8.1. Tanki Harian (daily tank)...85
20.8.2. Pompa bahan bakar...86
20.9....START-UP, TESTING DAN COMMISSIONING. 86 PASAL 21. PEKERJAAN PENANGKAL PETIR...86
21.1....LINGKUP PEKERJAAN. 86 21.2....Standar dan Peraturan. 87 21.3....BAHAN-BAHAN, PERALATAN DAN TENAGA PELAKSANA 87 21.3.1. Kepala Penangkal (air terminal)...87
21.3.2. Penghantar Pentanahan (Down Conductor)...87
21.3.3. Sistim Pentanahan...87
21.4....PEMASANGAN 88 21.5....PENGUJIAN DAN PEMERIKSAAN 88 PASAL 22. PEKERJAAN SISTEM TATA SUARA (SOUND SYSTEM)...88
22.1....LINGKUP PEKERJAAN 88 22.1.1. Umum... 88
22.1.2. Sentral Tata Suara...89
22.1.3. Instalasi...89 22.1.4. Speaker...89 22.2....TUJUAN PENGGUNAAN 89 22.3....KEMAMPUAN OPERASI 90 22.4....PERALATAN SENTRAL SISTEM TATA SUARA 90 22.4.1. Power Amplifier...90
22.4.2. Mixer Pre Amplifier...91
22.4.3. Cassette Deck...91
22.4.4. Chime Generator...91
22.4.5. Dynamic Microphone...91
22.4.6. Rack sistem tata suara...92
22.4.7. Speaker Selector...92
22.5....TERMINAL BOX SISTEM INSTALASI 92 22.6....KABEL INSTALASI 92 PASAL 23. PEKERJAAN SISTEM KOMUNIKASI TELEPHON...94
23.1....LINGKUP PEKERJAAN 94 23.2....P A B X 94 23.2.1. Battery... 94 23.2.2. Handset... 95 23.3....OUTLET TELEPHON 95 23.4....KABEL INSTALASI TELEPHON 96 23.5....TERMINAL BOX TELEPON. 96 23.6....PENGUJIAN DAN PEMERIKSAAN 96 PASAL 24. SISTEM PENGINDRA KEBAKARAN...96
24.1....LINGKUP PEKERJAAN 97
24.2....PANEL KONTROL (MASTER CONTROL FIRE ALARM, MCFA) 97
24.3....PERALATAN PENGINDERA KEBAKARAN 98
24.3.1. Manual pull station (PS)...98
24.3.2. Detector asap (smoke sensor)...98
24.3.3. Sensor temperatur (thermal sensor)...98
24.3.4. Bell Alarm...98
24.3.5. Lemari Panel...99
24.3.6. Kabel Daya dan Kabel Kontrol...99
24.3.7. Sumber Daya Listrik...99
24.4....PENGUJIAN 99 PASAL 25. REFERENSI MERK...100
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL...101
PASAL 26. PEKERJAANPLUMBING...101
26.1....Penjelasan Umum 101 26.2....Lingkup Pekerjaan 101 26.3....KRITERIA PERANCANGAN 101 26.4....SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH 102 26.5....SISTEM PEMBUANGAN AIR KOTOR 102 26.6....BAHAN 102 PASAL 27. SISTEM SUMUR BOR DALAM...103
27.1....UMUM 103 27.2....RUANG LINGKUP 103 27.3....KWANTITAS DAN KUALITAS 103 27.4....Gambar Kerja (Shop Drawings) 103 27.5....BAHAN-BAHAN 104 27.5.1. Larutan Pengeboran (Driling Fluids)...104
27.5.2. Pipa Casing...104
27.5.3. Pipa Saringan (Well Screen)...105
27.5.4. Batu kerikil Penutup Saringan (Gravel Pack)...105
27.5.5. Penyekatan antara Pipa naik dan Pipa Casing...105
27.5.6. Pompa... 105
27.6....PELAKSANAAN PEMBUATAN SUMUR 105 27.6.1. Umum... 105
27.6.2. Catatan Pemboran...106
27.6.3. Subsurface Geophysical Methode Test...106
27.6.4. Pemasangan Pipa Casing, Pipa Naik Dan Pipa Saringan...106
27.6.5. Peletakan Kerikil (Gravel Packing)...106
27.7....PROSEDUR DAN PERALATAN PENGETESAN 107 27.8....PENGETESAN SUMUR 107 27.8.1. Step Draw Down Test...108
27.8.2. Time Drawdown Test...108
27.8.3. Time Recovery Test...108
27.9....Keterangan Gambar 109 PASAL 28. SISTEM PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN...111
28.1....LINGKUP PEKERJAAN 111
28.2....Standar dan Kode 111
28.3....Portable Fire Extinguisher 111
28.4....Automatic Fire Sprinkler System 112
28.5....Standpipe dan Hose System 112
28.6....Hydrant Halaman (External Hydrant) 112
28.7....BAHAN DAN PERALATAN 113
28.8....SISTEM PENGINDERAAN KEBAKARAN 114
PASAL 29. SISTEM TATA UDARA DAN VENTILASI...114
29.1....Penjelasan Umum 114 29.2....Lingkup pekerjaan 115 29.3....Standar dan Kode 115 29.4....Bahan 115 PASAL 30. SISTEM TRASPORTASI DALAM BANGUNAN...115
30.1....Lingkup pekerjaan 115 30.2....Standar, kode dan acuan 116 30.3....Bahan 116 PASAL 31. REFERENSI MERK...116
PASAL 32. CACAT-CACAT PEKERJAAN...119
PASAL 33. PEKERJAAN TAMBAH KURANG...119
PASAL 34. PERSYARATAN TEKNIS UMUM PELAKSANAAN...120
34.1....GAMBAR-GAMBAR RENCANA 120
34.2....GAMBAR-GAMBAR KERJA (SHOP DRAWINGS) 120
34.3....GAMBAR-GAMBAR SESUAI PELAKSANAAN (AS BUILT DRAWING) 120
34.4....STANDAR DAN PERATURAN 120
SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN ARSITEKTUR
PASAL 1.
PEKERJAAN PASANGAN
1.1. PEKERJAAN BATU BATA1.1.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi hal-hal mengenai pengadaan bahan-bahan dan pemasangan semua pekerjaan pasangan batu bata seperti yang tertera pada gambar-gambar. Pelaksanaan pemasangan harus benar-benar mengikuti garis-garis ketinggian, bentuk-bentuk seperti yang terlihat dalam gambar-gambar persyaratan disini.
1.1.2. Pengendalian Pekerjaan
Persyaratan-persyaratan standar mengenai pekerjaan ini tertera pada :
PUBI NI-3-1982 NI-19-1973 SII-0021-1978 NII-88-1972 NI-10-1978. 1.1.3. Bahan-bahan
Bata harus baru, terbakar, keras, terbuat dari tanah liat terpilih sesuai dengan persyaratan-persyaratan dalam NI-10-1973. Bilamana tidak terdapat bahan yang sesuai standar tersebut diatas, maka Ahli dapat menentukan jenis-jenis lain yang ada dipasaran lokal dengan persyaratan-persyaratan yang ditentukannya.
Adukan /spesi untuk seluruh dinding bata harus berupa campuran 1 semen : 5 pasir. Spesi khusus berupa “trasram” dengan campuran 1 semen : 2 pasir digunakan mulai permukaan beton sloof setinggi 20 cm diatas permukaan lantai, sedangkan untuk dinding-dinding kamar mandi/WC setinggi 160 cm.
Beton untuk sloof, kolom praktis dan ring balok, dengan kualitas beton yang disyaratkan.
Contoh bahan yang diusulkan untuk dipakai harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas dan persetujuan atas bahan-bahan tersebut harus sudah didapat sebelum bahan yang dimaksud dapat dibawa ke lapangan kerja untuk dipasang.
Pengambilan contoh atas bahan-bahan yang telah beada di lapangan akan dilakukan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan Konsultan Pengawas guna keperluan Pengujian.
Bahan yang tidak sesuai dengan Bab 1.1.2. di atas, akan ditolak dan harus segera disingkirkan dari lapangan dalam waktu 2 x 24 jam.
1.1.4. Pekerjaan dan Penyimpanan
Bahan untuk pekerjaan pasangan harus disimpan dengan cara-cara yang disetujui Konsultan Pengawas, untuk menghidarkan dari segala hal yang dapat mengakibatkan kerusakan terhadap barang tersebut.
1.1.5. Pelaksanaan
Pemasangan batu bata harus dipasang tegak, dan lajur penaikannya diukur tepat dengan tiang lot, dan kecuali bilamana tidak diperlihatkan dalam gambar-gambar maka setiap lajur naik, bata harus putus sambungan dengan lajur dibawahnya.
Sebelum dipasang, bata harus direndam sampai gelembung airnya habis. Beton untuk sloof, kolom praktis dan ringbalok dipasang untuk setiap luas dinding maksimum 12 m2 dengan pembesian sesuai dengan persyaratan penulangan kolom praktis.
1.1.6. Perlindungan
Sesuai jam kerja, seluruh lajur pasangan batu bata yang belum selesai, harus ditutupi (dilindungi) dengan kertas semen, atau dengan cara-cara lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
1.2. PASANGAN BATU KALI/BATU PECAH 1.2.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan batu kali/batu pecah sesuai dengan gambar dan Persyaratan Teknis ini.
1.2.2. Pengendalian Pekerjaan
Pekerjaan ini harus sesuai dengan NI-3-1970.
1.2.3. Bahan-bahan 1. Batu
Bahan untuk pasangan batu kali/batu pecah kecuali dipersyaratkan lain harus sesuai dengan NI-3-1970, dan cara pengerjaannya harus dilakukan menurut cara terbaik yang dikenal di sini. Batu-batu harus keras dengan permukaan kasar tanpa cacat/retak dengan ukuran maksimal 25 x 25 x 25 cm.
Alas galian pondasi harus diurug dengan pasir setebal 10 cm dan dipadatkan dengan alat timbris tangan terbuat dari logam, atau stamper.
3. Adukan
Adukan yang dipakai terdiri dari campuran 1 semen : 5 pasir.
4. Pemasangan Batu Kosong
Batu tanpa adukan (aanstamping setinggi 10 cm) harus dipasang tegak lurus dan rapat dan diisi pasir pada rongga-rongga batu.
Pasangan Batu
Pekerjaan pasangan batu dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan bentuk-bentuk yang ditunjukkan dalam gambar-gambar. Tiap-tiap batu harus dipasang penuh dengan adukan sehingga semua hubungan batu melekat satu sama lain dengan sempurna.
Setiap batu harus dipasang di atas lapisan adukan dan diketok ke tempat-tempatnya hingga teguh. Adukan harus mengisi penuh rongga-rongga antara batu untuk mendapatkan masa yang kuat dan integral, dan dibeberapa sisi luar dan dalam.
Batu yang akan dipasang, bentuk jadi bidang luar harus sesuai gambar rancangan atau petunjuk Konsultan Pengnawas. Bila terdapat angker baja maka harus dibungkus campuran beton dengan adukan 10 cm mengelilinginya.
Pemadatan tanah di bawah pasangan batu kali harus sedikitnya mencapai 80 % compacted terhadap standar proctor.
PASAL 2.
PEKERJAAN LOGAM
2.1. LOGAM ARSITEKTUR2.1.1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi semua pekerjaan logam tidak berbesi (non ferros metal) dan baja tak berkarat (stainless steel dan kuningan) dengan segala kelengkapan pemasangannya, seperti yang tertera pada gambar, ataupun yang tidak dipersyaratkan secara khusus dalam persyaratan ini.
Termasuk di sisni adalah :
1. Alat perlengkapan pintu dan jendela. 2. Floor drain.
3. Panel listrik.
5. Rangka partisi.
6. Grill-grill untuk menutup saluran.
7. Dan hal-hal lain, seperti tertera pada gambar.
2.1.2. Standar Pekerjaan
Pekerjaan fabrikasi metal harus dikerjakan oleh kontraktor yang mempunyai spesialisasi dalam pekerjaan metal tsb dan paling sedikit mempunyai pengalaman 5 tahun dengan menunjukkan pekerjaan yang memuaskan.
Semua bahan yang digunakan harus memenuhi standar mutu bahan yang ditetapkan dalam British dan Amerika Standard, dan mendapat persetujuan dari Pengawas.
2.1.3. Penyimpanan
Material harus disimpan baik, sehingga meminimalkan kemungkinan yang terjadinya korosit/karat.
Material harus diperlakukan sedemikian sehingga tidak menimbulkan cacat atau gelembung yang merusak penampilan yang diinginkan.
Jika terdapat ketidak sempurnaan bahan, harus dilaporkan pada Pengawas, dan prosudur perbaikannya harus dikonsultasikan pada Pengawas, untuk mendapat persetujuan.
2.1.4. Perancangan
Bahan-bahan yang akan dipasang harus sesuai dengan gambar perancangan atau bila belum ditentukan harus lebih dahulu dibuat gambar shop drawing mendapat persetujuan Konsultan Pengawas dalam bentuk dan warnanya, untuk selanjutnya dipakai sebagai standard dalam pekerjaan.
2.1.5. Pelaksanaan
Semua bentukan yang dilas yang akan tampak, harus diratakan dan difinish sehingga sama dengan permukaan sekitarnya.
Semua pengikat yang lain seperti “clip” keling dan lain-lain yang tampak harus sama finishing dan warnanya dengan bahan yang diikatnya. Di samping itu, pengikat yang bertemu dengan pekerjaan plesteran, harus ditekuk membentuk “plester key”.
Lubang-lubang untuk sekrup dan baut harus dibor.
Hubungan-hubungan yang langsung berhubungan dengan udara luar harus dibentuk sedemikian sehingga tidak menampung air.
Perlengkapan dan alat penyambung/pengikat harus dari bahan dan finish yang sama dengan bahan induknya.
Angker ke dalam tembok/kolom praktis dan rimg balok untuk alat dari alminium harus dari baja tak berkarat (satinless steel), khusus untuk
Penyambungan paku keling untuk bahan-bahan aluminium harus dari bahan aluminium.
2.2. MACAM-MACAM LOGAM 2.2.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan, tenaga, peralatan dan perlengkapan serta pemasangan dari semua pekerjaan logam tahan karat seperti dilihat dalam gambar. Yang termasuk macam-macam logam disini adalah grill untuk menutup saluran, railing tangga, angkur, rangka Clading Alumunium Composit , flashing dan lainya seperti tertera pada gambar.
2.2.2. Pengendalian pekerjaan
Sesuai dengan:
NI-3-1970
SII-0193-1978
2.2.3. Pelaksanaan
Semua bahan yang akan tampak bila memakai las, harus diratakan dan difinish sehingga sama dengan permukaan sekitarnya. Pengecatan dilaksanakan oleh tukang yang Ahli dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
2.3. LOGAM TAHAN KARAT(STAINLESS STEEL) 2.3.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan, tenaga, peralatan dan perlengkapan serta pemasangan dari semua pekerjaan logam tahan karat yang terlihat dalam gambar.
2.3.2. Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan salah satu standar yang disebut dalam:
BS
JIS
ASTM
Dan standar lain yang berlaku untuk pekerjaan ini.
2.3.3. Bahan-bahan
Pipa logam tahan karat (stailees steel) type glossy dengan ukuran
Sealant.
2.3.4. Contoh
Pemborong harus menyerahkan contoh baja tahan karat (stainless steel) dengan panjang minimal 40 cm yang dilengkapi dengan brosur/persyaratan teknis kepada Konsultan Pengawas.
2.3.5. Pelaksanaan
Semua bahan yang memakai las, harus sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam “AWS Standard”. Tenaga yang melakukan pekerjaan ini, harus mempunyai “Sertifikat Keahlian Las” yang dikeluarkan oleh lembaga-lembaga pemerintah atau swasta yang diakui.
Setiap hubungan halus, rapih dan rata.
Dalam pemasangan harus diusahakan agar pekerjaan terlindungi, sehingga permukaan tampak sesuai dengan aslinya.
PASAL 3.
PEKERJAAN KAYU
3.1. PEKERJAAN KAYU KASAR3.1.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan rangka kayu, usuk, reng kelos-kelos dan pekerjaan kayu kasar yang tidak tampak, sesuai yang tertera dalam gambar dan petunjuk Konsultan Pengawas.
3.1.2. Pengendaliaan Pekerjaan
Seluruh pekerjaan sesuai dengan :
NI-5-1961.
3.1.3. Bahan-bahan
Kayu Kamper Medan atau yang setaraf dan mempunyai kelas keawetan ll serta kelas kuat sesuai NI-5.
3.1.4. Pengikat-pengikat
Pengikat berupa paku, mur baut, kawat, sekrup dan lain-lain harus digalvanisir sesuai NI-5 bab lV pasal 14, 15 dan 17.
Semua kayu yang akan dipasang harus dari kualitas terbaik dan telah melalui proses pengeringan dan pengawetan.
Kadar air rata-rata setelah terpasang mencapai 10 – 12 % dan disertai sertifikat tanda uji dari labotorium yang berwenang.
3.1.6. Penyimpanan
Kayu disimpan ditempat yang disediakan, lepas dari tanah dan kelembaban, diatur menurut ukuran dan jenis. Peletakan sewaktu penyimpanan harus diusahakan agar tidak terjadi lengkungan-lengkungan karena beratnya sendiri.
Tempat penyimpanan secukupnya.
3.1.7. Gambar Rancangan Pembuatan
Semua ukuran harus diteliti, disesuaikan dengan keadaan dilapangan. Bila terjadi penyimpangan terhadap gambar, maka Pemborong harus mengajukan gambar kerja (shop drawings) untuk disetujui Konsultan Pengawas sebelum pelaksanaan.
3.2. PEKERJAAN KAYU HALUS 3.2.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini mencakup hal-hal mengenai pengadaan dan pengerjaan kayu yang tampak seperti untuk lisplank, lis langit-langit dan sesuai yang tertera pada gambar-gambar dan petunjuk Konsultan Pengawas.
3.2.2. Pengendalian Pekerjaan
Seluruh Pekerjaan kayu harus mengikuti persyaratan dalam :
NI-5-1970
3.2.3. Bahan-bahan
Kayu halus yang dimaksud adalah kayu solid dan kayu lapis hasil olahan pabrik sebagai komponen interior yang terlihat.
Kayu pada umumnya harus kering, baik kering alami maupun kering karena hasil proses (dry kiln) dan harus disertai sertifikat tanda pengawetan sebelum dibawa kelapangan.
Kadar air maksimal sadalah 12 % untuk tebal kayu sampai dengan 7 cm dan 20 % untuk tebal kayu diatas 7 cm serta harus disertai sertifikat tanda uji dari labotorium yang berwenang.
Permukaan harus rata, lurus, harus mampat, berserat baik, bebas dari mata kayu dan lubang-lubang yang retak tidak berbubuk atau berserangga serta tidak terdapat texture yang tidak diinginkan.
Kayu solid merupakan komponen finishing interior yang terlihat (exposed), memakai jenis kayu “ Jati ” kualitas terbaik, kelas kuat ll, kelas awet l dan kadar air 12 %.
3.2.3.2. Pengikat-pengikat
Pengikat berupa paku, mur baut, kawat, sekrup dan lain-lain harus digalvanisir sesuai dengan NI bab lV pasal 14, 15 dan 17.
3.2.3.3. Contoh-contoh
Pemborong harus mengajukan contoh bahan yang akan dipakai untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
3.2.4. Perlindungan
Sebelum pemasangan, kayu-kayu harus sudah melalui proses pengeringan dan pengawetan sesuai spesifikasi dan petunjuk Konsultan Pengawas.
3.2.5. Penyimpanan
Kayu Halus harus disimpan di tempat yang lepas dari tanah dan terlindungi cuaca (hujan dan panas dengan perubahan suhuh yang besar) serta mendapat aliran udara yang cukup. Dengan demikian kayu halus tersebut tidak rusak atau menjadi terlalu kering selama penyimpanan, transit ataupun pada waktu pemasangan.
3.2.6. Pekerjaan dan Peralatan
Harus dilaksanakan oleh tukang kayu terbaik dengan standar pengerjaan yang disetujui oleh pengawas.
3.2.7. Kebersihan Kerja
Semua serpihan kayu/kayu yang tidak terpakai harus secara tetap dan berkala dibersihkan dari tempat kerja.
Semua lubang, cacat-cacat bekas paku/baut, permukaan sambungan dan lain-lain harus ditutup dengan dempul/sealer hingga rapih kembali.
3.2.8. Finishing
Bahan untuk finishing mempergunakan cat Duco. Atau melamic sesuai petunjuk ahli dilapangan
PASAL 4.
PEKERJAAN ATAP
4.1. GENTENG METAL4.1.1. Lingkup pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan genteng metal sesuai yang tertera dalam gambar.
4.1.2. Pengendalian pekerjaan
Harus sesuai pentunjuk pabrik pembuat genteng metal dan Konsultan Pengawas.
4.1.3. Bahan-bahan
4.1.3.1. Genteng Metal
Genteng metal harus standar mutu kelas 1 dan harus seragam dalam warna dan ukuran. Genteng metal yang digunakan setaraf produksi “PT.Tata Logam Lestari” tipe Multi Roof. Warna harus disetujui Konsultan Pengawas secara tertulis.
4.1.3.2. Usuk dan Reng kayu
Usuk ukuran 5X7 cm dengan jarak 50 cm, Reng ukuran 3X4 cm dengan jarak 38,5 cm
4.1.4. Contoh
Sebelum dilakukan pemasangan di lapangan, Pemborong harus menyerahkan contoh bahan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan. Bila terdapat bahan yang dipasang tidak sesuai dengan contoh yang diberikan dan yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas, maka segala konsekuensi penolakan atas bahan merupakan tanggung jawab Pemborong tanpa penggantian kerugian dan tuntutan pekerjaan tambah.
4.1.5. Pelaksanaan
Genteng metal di pasang diatas reng yang sebelumnya dilapisi Alumunium Foil (Sisalasi) produk terbaik.
Pemesanan silasasi harus sesuai petunjuk pabrik dan Konsultan Pengawas serta bebas dari kerusakan akibat ketidak-rapihan pemasangan.
Bagian yang rusak akibat pekerjaan yang tidak memenuhi syarat rapat air dan tidak rapih harus dibongkar dan dirapihkan sampai memuaskan dan disetujui Konsultan Pengawas tanpa tambahan biaya apapun.
Untuk pemasangan genteng yang harus dipotong. Pemotongan harus rata dan menggunakan alat potong yang khusus untuk itu.
Penyambungan harus memakai sel karet khusus untuk pemasangan genteng metal yang harus dilubangi bagi kebutuhan dan sambungan khusus, seperti untuk pipa talang dan pipa sambungan instalasi lainnya. Pemborongan harus mengadakan pengujian bila diminta oleh Konsultan Pengawas untuk menjamin bahwa pelaksanaan pekerjaan telah benar-benar memenuhi syarat rapat air, tanpa mengakibatkan kebocoran terutama pada tempat-tampat yang ditunjuk untuk itu dan biaya untuk pengujian ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pemborong.
4.2. PEKERJAAN TALANG DAN FLASHING 4.2.1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengadaan bahan, peralatan dan pengerjaan pipa talang dan flashing, serta sistem drainase diluar bangunan sesuai gambar dan persyaratan. 4.2.2. Pengendalian Pekerjaan NI– 3 – 1982 SII – 0137 – 80 SII– 0344 – 82 4.2.3. Bahan-bahan
1. Pipa talang tegak (vertikal) untuk saluran pembuangan air hujan digunakan pipa PVC produksi “Maspion” atau yang setaraf dan disetujui Konsultan Pengawas/Ahli. Warna cat akan ditentukan Konsultan Pengawas.
2. Pipa buangan bawah lantai/tanah dari pipa PVC, jenis untuk saniter (kelas AW), untuk pipa talang tegak menggunakan kelas medium. 3. Pipa talang dilengkapi dengan klem setiap jarak 1 m yang khusus
untuk jenis PVC merek Maspion atau yang setaraf dan disetujui Konsultan Pengawas.
4. Alat perekat/penyambung pipa PVC sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh pabrik pembuat pipa.
5. Saringan air hujan digunakan bahan logam kuningan atau tembaga sesuai gambar perancang dan petunjuk Konsultan Pengawas.
4.2.4. Contoh Bahan
Sebelum diadakan pemasangan dilapangan, pemborong harus memberikan contoh bahan yang akan dipakai untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas.
4.2.5. Pelaksanaan
Berikan sealant pada lubang pipa talang yaitu S-Dine Joiner “W” atau yang setaraf.
2. Flashing
Flashing digunakan pada pertemuan-pertemuan vertikal dan ditempat dimana diperlukan kerapatan air.
4.2.6. Pengujian
Pengujian talang harus dilakukan sampai Konsultan Pengawas mendapat kepastian bahwa pekerjaan tersebut bebas dari keretakan dan kebocoran.
4.3. PEMASANGAN PELAPIS KEDAP AIR (WATER PROOFING) 4.3.1. Umum
Bagian ini meliputi seluruh pengadaan dan pemasangan bahan termasuk kelengkapannya untuk pekerjaan pelapis kedap air pada atap beton, toilet, pitlift dan sebagaimana dijelaskan dalam gambar-gambar.
Yang dimaksud dengan kelengkapan adalah:
Screed untuk membentuk kemiringan permukaan
Flashing dan sealing
Flashing penyekat pada daerah pertemuan dengan pipa,
konduit dan komponen struktural yang terdapat pada daerah pengerjaan water proofing.
4.3.2. Pengendalian Pekerjaan
Sesuai rekomendasi/instruksi pemasangan dari pabrik bahan ybs, dikerjakan oleh akhli dan dengan petunjuk dari Konsultan Pengawas.
4.3.3. Bahan-bahan
1. Pelapisan kedap air type membrane tebal 3 mm yang dilapisi dengan pasir silica pada permukaannya.
2. Pelapisan kedap air ini tidak boleh pecah-pecah atau berubah bentuk oleh karena pengaruh sinar matahari.
3. Lapisan kedap air yang terbentuk harus dapat ditembusi uap air dari beton tanpa terjadi gelembung-gelembung udara yang dapat merusak lapisan kedap air itu sendiri, lapisan ini juga harus menolak sebagian besar dari sinar matahari.
4.3.4. Contoh Bahan
Pemborong harus mengajukan contoh dari bahan yang akan dipakai untuk mendapatkan persetujuan konsultan pengawas.
Sebelum pemasangan, pemborong harus memeriksa seluruh keadaan permukaan yang akan dikenakan bahan ini dan harus memperbaiki kondisi permukaan yang dianggap dapat merusak lapisan kedap air ini. Permukaan beton yang akan diberi lapisan kedap air harus rata, monolit, bersih dan kering.
Cara pemasangan sesuai dengan buku petunjuk/brosur bahan serta dilaksanakan dengan baik. Flashing pada setiap pengakhiran lembaran pada dinding vertikal. Sedangkan Caulking dan Sealing dilakukan pada semua sambungan atau antar hubungan komponen bangunan, baik vertikal maupun horisontal. Tidak dikehendaki sambungan dengan paku. Sambungan antar lembaran waterprofing dibuat overlap, dengan lebar yang sesuai dengan yang disyaratkan pabrik pembuat.
Lapisan didaerah sudut ditumpukan pada strip mortar pengisi 45 derajat dengan lebar min 2.5 cm.
Cara pemasangan yang disyaratkan yaitu dengan cara pemanasan dengan api.
Perlindungan terhadap lapisan waterproofing harus dilakukan untuk menghindari cacat akibat benturan, atau cabikan pekerjaan lain.
Jika akan dibuat beton di atasnya, harus dibuat lapisan screed proteksi setebal 2 cm.
4.3.6. Pengujian
Pengujian dan pemeriksaan lapisan dapat diajukan pada daerah yang ditentukan pengawas, dan perbaikan pekerjaan ybs ditanggung sepenuhnya oleh pemborong.
4.3.7. Jaminan
Sistim pelapis kedap air yang dipilih harus dapat memberi jaminan dari produsen/pabrik pembuat terhadap mutu bahan dan pelaksanaannya selama minimal 5 tahun. Sertifikat jaminan terhadap kemungkinan kebocoran harus diberikan oleh pemborong kepada Konsultan Pengawas sebelum bahan itu digunakan.
4.4. CAULKING DAN SEALANT 4.4.1. Lingkup Pekerja
Meliputi semua pekerjaan yang berkenaan dengan pemasangan sealant/caulking, termasuk kelengkapan pemasangan seperti backing strip dsb.
Caulking dan sealant dipergunakan pada join antar material berbeda pada interior maupun exterior, untuk pekerjaan kaca, pekerjaan kusen aluminium dan pekerjaan-pekerjaan seperti yang ditunjukkan dalam gambar-gambar atau petunjuk Konsultan Pengawas.
4.4.2. Pengendalian Pekerjaan
Nl-3 ASTM D-828 ASTM E-96 TAPPl T-803 TAPPl T-407 4.4.3. Bahan-bahan
1. Neoprene: dipakai pada hubungan antara kaca dengan rangka aluminium.
2. S-Dine Sealant 4100 (polysulfide) atau setaraf: untuk hubungan antara 2 bahan yang berlainan. Bahan-bahan ini harus bersifat tidak menngisap, tidak membekas dan sealant yang tampak tebalnya 1 cm dengan diberi lapisan pengisi (backing strip) yang bersifat sama untuk mencapai ketebalan yang dibutuhkan. Sebagai bahan pembersih untuk memasang sealant, dipakai “Xylol”, “Xylene”, atau Toluene.
4.4.4. Contoh bahan
Contoh bahan dan spesifikasi dari bahan yang akan dipakai harus diajukan kepada pengawas untuk mendapat persetujuan.
Pada saat diterima di site Material harus dalam keadaan utuh pada kemasannya jelas merek dan tanggal kadaluarsanya, tertera contoh warnanya dan disimpan di tempat dengan kondisi yang tidak menimbulkan material rusak.
4.4.5. Pelaksanaan
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh kontraktor khusus pekerjaan ini dan berpengalaman sekurangnya 5 tahun dan telah menunjukkan hasil pekerjaan sejenis yang memuaskan.
4.4.5.1. Persiapan
Bagian yang akan di caulking atau seal harus dibersihkan dari kotoran dan debu, cat lainnya. Bagian yang sifatnya porous dibersihkan dengan cara vacum atau blasting. Keseluruhan permukaan harus kering dan bebas dari oli/minyak.
Tipe dan konsistensi harus sesuai yang disyaratkan pabrik.
Daerah bersebelahan dengan bagian yang akan di seal atau caulked harus dilindungi sehingga baik hasil seal atau caulkingnya rapih dan bersih.
PASAL 5.
5.1. KUSEN PINTU DAN JENDELA ALMUNIUM 5.1.1. Lingkup Pekerjaan
Semua pekerjaan kusen pintu dan kusen jendela dari alumunium dengan perlengkapannya yang diperlukan sesuai penjelasan dalam gambar-gambar.
5.1.2. Pengendalian Pekerjaan
Semua pekerjaan kusen dan pintu alumunium harus dikerjakan menurut instruksi pabrik/produsen dan standar-standar antara lain:
The Aluminium Association (AA)
Architectural Aluminium Manufactures Association (AAMA)
American Society for Testing Materials (ASTM)
5.1.3. Bahan-bahan
5.1.3.1. Kusen dan Pelat Aluminium
Kusen dan pelat aluminium yang digunakan adalah produksi “INDO EXTRUSIONS” atau yang setaraf.
Kadar campuran : Architectural Billet 45 (AB45) atau yang setaraf dengan karakteristik kekuatan sebagai berikut :
- Ulitmate strength 28000 p.s.i
- Yield strength 22000 p.s.i
- Shear strength 17000 p.s.i
Anodizing : Ketebalan lapisan di seluruh permukaan aluminium adalah 18-20 mikron dengan warna yang akan ditentukan kemudian oleh Konsultan Pengawas.
Hadware (perlengkapan) : Kontraktor mengajukan daftar hadware kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan sebelum memulai pekerjaan, sesuai yang dijelaskan pada Pasal 5.5 spesifikasi ini.
Accessories : Lihat Pasal 5.5.
Jaminan : Harus diberikan jaminan tertulis dari tipe campuran (alloy) dan ketebalan “anozing”. Pemborong harus dapat memperlihatkan bukti-bukti keaslian barang-barang/bahan dengan “Certificate of Origin” dari pabrik yang disetujui Konsultan Pengawas.
5.1.3.2. Sealant
Sesuai dengan Pasal 4.4. Pada persyaratan teknis ini.
5.1.3.3. Kaca
Sesuai dengan Pasal 5.4. Pada persyaratan teknis ini.
Harus sesuai ukuran dan bentuknya dengan pintu, jendela dan kaca yang dimaksud dan harus dari mutu yang terbaik, dan sesuai dengan yang dijelaskan pada Bab 4D.
5.1.4. Gambar Rancangan Pembuatan
Pemborong diminta untuk mempersiapkan gambar kerja dengan ukuran-ukuran yang disesuaikan di lapangan.
Pemborong diminta untuk merencanakan sistem pemasangan dengan memperhiyungkan keamanan terhadap defleksi yang bisa terjadi akibat bentangan, tekanan angin dan sebagainya, sesuai dengan rekomendasi pabrik dan peraturan-peraturan muatan yang berlaku.
5.1.5. Pelaksanaan
5.1.5.1. Pengerjaan
a. Semua pengerjaan harus dilaksanakan oleh tukang-tukang terbaik dengan standar pengerjaan disetujui Konsultan Pengawas.
b. Pemakaian alat-alat terbaik.
c. Pemasangan sambungan harus tepat tanpa cela sedikitpun. d. Semua detail pertemuan harus runcing, halus dan rata,
bersih dari goresan-goresan, serta cacat-cacat yang mempengaruhi permukaan alumunium.
5.1.5.2. Pemasangan
a. Pemasangan harus sesuai dengnan gambar-gambar dan persyaratan teknis ini.
b. Setiap sambungan dengan dinding atau benda yang berlainan sifatnya harus diberi sealant.
c. Tanda-tanda dan cacat akibat proses anozing, yaitu “rack” atau “gipper” yang timbul di permukaan aluminium harus dihilangkan.
5.1.5.3. Perlindungan
a. Semua aluminium harus dilindungi dengan “lacquer film” atau bahan yang lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas ketika dibawa ke lapangan.
b. Perlindungan tersebut harus dibuka dimana diperlukan ketika aluminium akan dikerjakan.
c. Tepi-tepi kusen harus dilindungi dengan plastic tape atau zinc chromate primer (pernis transparan) ketika pekerjaan plester dilaksanakan. Bagian-bagian lain dapat tetap dilindungi dengan “lacquer film” sampai pekerjaan selesai.
d. Penggunaan pernis pada permukaan yang akan diberi caulking atau sealant tidak diperkenalkan.
5.1.5.4. Weather Seal
Pemasangan kusen harus dilengkapi dengan weather seal (backing strip) di dalam dan di luar sebagai lapisan pengisi, sebelum sealant dipasang.
5.1.6. Pengujian
5.1.6.1. Jendela tipikal
a. Semua jendela tipikal dikerjakan lebih dahulu termasuk pemasangan kaca dan sealant.
b. Contoh (sample) produksi aluminium tersebut harus ditest pada sebuah labotorium yang disetujui oleh Konsultan Pengawas dan test itu meliputi:
Ketebalan lapisan
Staining
Berat
Test korosi
c. Konsultan Pengawas akan menguji kekuatan, kualitas pekerjaan dan kedap air dari kusen tersebut.
d. Pekerjaan aluminium yang lain boleh dilanjutkan setelah pekerjaan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
5.1.6.2. Masa Pemeliharaan
a. Bila sampai akhir masa pemeliharaan, Konsultan Pengawas berpendapat bahwa curah hujan masih kurang untuk menguji kedapan air, maka Konsultan Pengawas berhak menguji jendela dengan penyemprotan air secara kontinyu. b. Bila terjadi keretakan, kebocoran dan sebagainya akibat
hujan maupun penyemprotan, harus diperbaiki kembali sehingga sempurna, tanpa biaya tambahan.
5.2. PINTU DAN JENDELA 5.2.1. Lingkup Pekerjaan
Semua pekerjaan pintu dan jendela aluminium dengan perlengkapan yang diperlukan sesuai penjelasan dalam gambar atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
1. Rangka aluminium untuk pintu dan jendela yang ditunjukkan dalam gambar adalah merupakan ide dasar Ahli, yang selanjutnya harus dilengkapi gambar kerja oleh Pemborong sesuai dengan jenis profil aluminium yang akan digunakan. Aluminium yang akan digunakan adalah produksi “INDO EXTRUSION”.
2. Kaca, sesuai Bab 5D. Pada persyaratan teknis ini.
3. Perlengkapan pintu dan jendela sesuai bab 5E. Pada persyaratan teknis.
5.2.3. Pelaksanaan
Lakukan pengukuran seteliti mungkin ditempat pemasangan, laporan kelainan-kelainan yang terjadi pada Konsultan Pengawas agar mendapat petunjuk lanjutan dan persetujuan sebelum pemasangan.
5.2.4. Pemasangan
Daun pintu harus mempunyai kerenggangan terhadap kusen dalam batas-batas sebagai berikut:
Tunggal Ganda Sisi engsel 1,5-2 mm 1,5-2 mm Sisi kunci 1,5-2 mm 2,5 mm Ambang atas 1,5 mm 1,5 mm Ambang bawah 2mm 2 mm 5.3. PEKERJAAN PARTISI 5.3.1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengadaan dan pemasangan seluruh partisi seperti yang tertera pada gambar-gambar.
5.3.2. Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan sesuai petunjuk Kosultan Pengawas di lapangan.
5.3.3. Bahan-bahan
1. Rangka yang dipakai sesuai gambar.
2. Papan Gipsum tebal 12 mm setaraf merek “Jaya Board”.
3. Glass wool untuk peredam suara, tebal 5 cm atau atas petunjuk Konsultan Pengawas.
4. Pengikat berupa paku, mur, baut, kawat, sekrup dan lain-lain harus di-galvanisir sesuai dengan Nl-5 Bab Vl pasal 14, 15 dan 17.
5. Kaca sesuai Bab 5D. Pada persyaratan teknis ini. 6. Kunci sesuai Bab 5E. Pada persyaratan teknis ini. 7. Cat yang digunakan setaraf dulux produksi “ICI”
5.3.4. Contoh Bahan
Pemborong harus memberikan contoh-contoh bahan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
5.3.5. Gambar Rencana Pembuatan
Serahkan gambar rencana pembuatan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan sebelum pembuatan dimulai.
5.3.6. Pelaksanaan
Pemborong harus melakukan pengukuran seteliti mungkin di tempat pemasangan. Hindari sedapat mungkin toleransi sambungan-sambungan pada rangka. Laporkan kelainan-kelainan yang terjadi kepada Konsultan Pengawas agar mendapat persetujuan sebelum pemasangan dilakukan.
5.4. PEKERJAAN KACA 5.4.1. Lingkup Pekerjaan
Dalam lingkup ini meliputi pengadaan dan pemasangan kaca seperti yang tertera dalam gambar-gambar.
5.4.2. Pengendalian Pekerjaan
NI-3-1970
Keterangan Produsen
Persyaratan teknis
5.4.3. Bahan-bahan
Kaca rayben tebal 6 mm dan kaca jenis “clear glass” (kaca bening) tebal 5 mm dipasang pada tempat-tempat sesuai gambar pelaksanaan.
Kaca-kaca tersebut harus mempunyai toleransi ketebalan maksimal 3%, setaraf dengan produksi PT ASAHI MAS, Jakarta. Kaca cermin dari kualitas utama tebal 6 mm dipasang pada tempat sesuai gambar perancangan.
5.4.4. Pelaksanaan
Kecuali dinyatakan lain oleh Konsultan Pengawas, kaca-kaca didatangkan ke lapangan pekerjaan sudah dalam siap pasang.
sehingga perubahan ukuran kaca di lapangan yang harus dibuat karena tidak dilakukannya pengukuran terlebih dahulu, menjadi tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.
5.5. ALAT PERLENGKAPAN PINTU DAN JENDELA 5.5.1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan dari semua alat-alat penggantung dan kunci-kunci yang dipakai dalam pekerjaan ini.
5.5.2. Pengendalian Pekerjaan
Semua alat perlengkapan pintu dan jendela yang akan dipakai harus sesuai dengan persyaratan Nl-3-1970 pasal 48, serta instruksi pabrik/produsen.
5.5.3. Bahan-bahan
1. Bahan untuk kunci-kunci (handle, plate, lock, Keys) maupun penggantung adalah merek “CISA” atau yang setaraf dengan sistem master key. Bila pemborong mengusulkan merek lain, maka harus dari produk yang setaraf dan disetujui ahli.
2. Logam dasar dan “finish” yang ditentukan sebagai berikut:
Logam Dasar Finish
Perunggu atau
kuningan Chrominium kilat atau dof
5.5.4. Contoh Bahan
Pemborong harus menyerahkan daftar alat penggantung dan kunci dalam tiga rangkap untuk meminta persetujuan Ahli.
Daftar tersebut harus mempunyai bentuk sebagai berikut:
No. Referensi, Nama Barang, Nama Produsen dan No. Katalog
dari yang diusulkan.
Di samping daftar itu, contoh dari setiap perlengkapan harus
diajukan untuk disetujui Ahli.
5.5.5. Pemasangan
Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari atas pintu. Engsel bawah dipasang tidak lebih dari 35 cm dari permukaan lantai. Engsel antara dipasang ditengah kedua engsel atas dan bawah. Kunci dan pegangan pintu dipasang setinggi lebih kurang 100 cm (as) dari atas permukaan lantai.
PASAL 6.
PEKERJAAN FINISHING
6.1. PLESTER DAN ACIAN6.1.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plester dan acian seperti yang dijelaskan dalam ambar-gambar perancangan dan petunjuk pengawas dilapangan.
6.1.2. Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan dan bahan harus sesuai dengan persyaratan dalam:
NI-2-1971 NI-3-1982 NI-8-1972 ASTM C 90-72 ASTM B 615-72 6.1.3. Bahan-bahan
Semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan terdiri dari: 1. Pasir
Pasir yang dipakai harus kasar, tajam, bersih dan bebas dari tanah liat, lumpur atau campuran-campuran lain sesuai dengan:
NI-3 pasal 14
NI-2 Bab 3.3
2. Portland Cement
Portland Cement yang dipakai harus baru, tidak ada bagian yang membatu dan dalam zak yang tertutup seperti disyaratkan dalam Nl-8. Hanya sebuah merek dari satu jenis semen yang boleh dipakai dalam pekerjaan.
3. Air
Air harus bersih segar dan bebas dari bahan-bahan yang merusak seperti: minyak, asam dan unsur organik. Pemborong harus menyediakan air kerja atas biaya sendiri.
6.1.4. Perancangan
6.1.4.1. Campuran Adukan dan Pletser
Perbandingan campuran dan pengetesannya dapat dilaksanakan dalam waktu 1 minggu dan tidak ada penambahan waktu lagi untuk itu.
a. Pletser/adukan dengan campuran 1 pc : 5 ps digunakan pada daerah-daerah seluruh dinding bata seperti ditunjukkan dalam gambar.
b. Pletser/adukan dengan campuran 1 pc : 2 ps digunakan pada daerah-daerah basah untuk kedap air, seperti daerah toilet setinggi 160 cm dari lantai dan daerah lainnya setinggi 20 cm dari lantai sebagaimana ditunjukkan dalam gambar.
c. Pletser/adukan harus dicampur dengan bahan “additive” untuk mencegah keretakan yang tak diinginkan dan terlebih dahulu mendapat persetujuan ahli.
6.1.4.2. Acian
Acian dibuat dalam campuran 1 pc : 2 air (volume) dan digunakan hanya pada dinding-dinding yang akan di cat.
6.1.5. Pelaksanaan
6.1.5.1. Umum
Pergunakan mesin-mesin pengaduk (molen) dan peralatan yang memadai. Bersihkan semua permukaan yang akan dipletser dan disiram air hingga jenuh. Pekerjaan plesteran harus rata sesuai perintah Konsultan Pengawas, dengan tebal plesteran kecuali bila dinyatakan lain adalah 20 mm dengan toleransi minimal 15 mm dan maksimal 25 mm.
6.1.5.2. Pencampuran
Membuat campuran adukan/plester tanpa mesin pengaduk hanya dapat dilaksanakan bila ada izin dari Konsultan Pengawas.
6.1.5.3. Pelaksanaan Adukan/Plesteran
1. Adukan pasangan bata : lihat Pasal 1. Pasangan Bata 2. Plesteran
2.1. Plesteran ke dinding bata biasa
a. Bersihkan permukaan dinding bata dari noda-noda debu, minyak, cat dan bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya ikat plester. Basahkan sebelum pekerjaan dimulai.
b. Pasang lapisan plester setebal yang diisyaratkan (20 mm), ratakan dengan roskam kayu/almunium dengan panjang minimal 1,2 m. basahkan terus selama kurang lebih 3 hari
2.2. Plesteran Permukaan Beton
a. Bersihkan permukaan beton dari sisa-sisa bekisting, debu, minyak-minyak, cat dan bahan lain yang dapat mengurangi daya ikat plesteran. Kasarkan permukaan beton dengan cara dicipping. Basahi beton dengan air hingga jenuh. Tunggu sampai aliran air berhenti.
b. Pasangkan acian setebal 2-3 mm, kasarkan permukaan kemudian pasangkan plester sebelum acian mengering. c. Bila acian diperlukan, laksanakan sesuai Bab “Plester
dan Acian”.
6.2. PEMASANGAN UBIN KERAMIK DAN GRANITO TILE 6.2.1. Lingkup Pekerjaan
Ini meliputi pengadaan dan pemasangan ubin keramik dan Granito Tile seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
6.2.2. Pengendalian Pekerjaan
Seluruh Pekerjaan disesuaikan menurut standar:
NI-2-1971
NI-3-1970
NI-8-1972
SII-0241-1970
6.2.3. Bahan-bahan
1. Ubin Keramik dan Granito Tile
Bahan keramik dan Granito Tile harus dari kualitas 1. Warna dan
pola-pola akan ditentukan kemudian oleh Ahli.
Ubin keramik pada daerah toilet: dipakai keramik ukuran 20x20
cm dan dinding 20x25 cm, border ukuran 10x20 produk ROMAN kwalitas 1 atau yang setara, warna akan ditentukan kemudian.
Ubin keramik 30x30 cm produk ROMAN kwalitas 1, atau yang
setara dipasang sesuai gambar.
Untuk tangga keramik harus dipasang step nosing/anti slip.
Ubin Granito Tile ukuran 30x30 produk “Granito” atau yang
setara dipasang sesuai gambar. 2. Bahan Perekat
Bahan perekat ubin keramik/porselen yang akan dipergunakan untuk pemasangan pada dinding dan lantai adalah Portland Cement biasa disaring/ayak dengan ayakan halus dan disetujui Konsultan Pengawas. 3. Contoh-contoh
Sebelum dilakukan pemasangan, Pemborong harus memberikan contoh data teknis bahan-bahan yang akan dipakai untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas
4. Penyimpangan
Ketika tiba di site bahan keramik tile harus dalam keadaan dalam pak tertutup dan bersegel, dan disimpan di ruang yang kering dan tertutup.
Sebelum lapisan ubin keramik dipasang, permukaan dinding/lantai beton/bata harus diberi plester yang rata dan padat. Untuk lantai atas beton, tiap 12 m2 lantai harus dibuat expansion joint yang gambar kerjanya diajukan kepada pengawas untuk persetujuan sebelum pelaksanaan.
Pemasangan ubin keramik harus rata dan toleransi nat 1,5-2 mm
arah horizontal maupun vertikal tapi tidak kumulatif.
Pengisi celah antara ubin digunakan acian portland cement putih
dengan diberi warna sesuai ubin yang dipasang yang dicampur dengan pasta khusus pengisi nat/celah untuk keramik dan atas persetujuan Konsultan Pengawas.
Pemotongan keramik harus menggunakan alat khusus potong
keramik.
Apabila terdapat fixture saniter pada bidang tile tersebut, maka
pemotongan harus rapih dan diselesaikan/ditrim dengan rapih.
Pemasangan harus dilakukan oleh tukang yang ahli untuk
pekerjaan ini. Konsultan Pengawas berhak menolak tukang yang dianggap tidak mampu/ahli untuk pekerjaan dimaksud dan Pemborong harus segera mengganti dengan tukang yang sesuai dan ahli serta disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Keramik yang sudah terpasang (dilantai) tidak boleh
dibebani/diinjak sebelum berumur 7 hari. Keramik harus dilindungi dengan plastik selama periode konstruksi.
6.2.5. Kebersihan Kerja
Segera sesudah pemasangan keramik, semua arena harus dibersihkan dari semen tersisa atau material lain yang mengotori dengan menggunakan alat dan bahan khusus untuk pekerjaan ini.
6.3. PEMASANGAN GRANIT 6.3.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan granit pada dinding eksterior dan interior sebagaimana yang dijelaskan dalam gambar atau petunjuk Konsultan Pengawas.
6.3.2. Pengendalian Pekerjaan
Semua pekerjaan granit harus sesuai dan berdasarkan ketentuan-ketentuan yang di tetapkan dalam :
NI - 3 - 1970
SII - 0379 - 80
Dan stantar-standar lain yang berlaku untuk pekerjaan ini.
6.3.3. Bahan-bahan
Granit yang digunakan adalah ex China. Tipe dan warna akan ditentukan kemudian oleh ahli.
6.3.3.2. Material Bantu
1. Angkur
Angkur penyangga/pemegang (angkur utama) maupun angkur penguat, harus terbuat dari logam yang tahan karat (non ferrour metal).
Angkur penyangga harus mampu menahan berat granit dan apabila dianggap perlu pemborong harus menyerahkan perhitungan yang membuktikan bahwa angkur tersebut mampu menahan beban granit. Tiap lembar granit yang dipasang tegak atau miring pada dinding, harus dipegang paling sedikit oleh empat angkur penyangga.
Pengisi celah antara dua segmen granit harus menggunakan
bahan Epoxe Tile Grouting yang setara dengan “Superbon” produksi Hoechse dengan warna yang disetujui oleh konsultan pengawas. Clah/nat antara segmen granit harus dibuat serapat mungkin tidak lebih dari 1,0mm.
2. Bahan perekat/lem.
Pemasangan granit pada bagian tertentu yang harus
menggunakan bahan perekat, harus mendapatkan izin dan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Bahan perekat yang digunakan harus mempunyai daya lekat
(bonding strength) tidak kurang dari 40 kg/cm2 pada usia 7 hari. Bahan perekat yang digunakan ialah setara “Araldite Tile Expose Mortar”.
Pemborong harus membuktikan kekuatan bahan perekat yang
akan digunakan dengan mengadakan percobaan-percobaan yang disaksikan oleh Konsultan Pengawas.
6.3.3.3. Contoh bahan
Pemborong harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang akan digunakan kepada Konsultan Pengawas selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum bahan didatangkan ke lapangan, untuk mendapatkan persetujuan penggunaanya.
6.3.3.4. Penyimpanan
Saat pengangkutan granit harus di pak sedemikian sehingga tidak mengakibatkan bahan cacat atau retak.
Penyimpanan granit harus tersusun vertikal dengan platform kayu setinggi 10 cm dari tanah.
Pemborong harus membuat dan menyerahkan gambar kerja (shop drawing) yang dibuat berdasarkan penelitian dan pengukuran di lapangan untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas sebelum pelaksanaan pekerjaan.
Gambar kerja harus memperlihatkan ukuran potongan granit yang akan digunakan berikut detail-detailnya angkur, dowel, grout, serta harus memperlihatkan cara pemasangan-nya.
6.3.5. Pelaksanaan
6.3.5.1. Persyaratan Kerja
1. Tenaga Ahli
Pekerjaan harus dilaksanakan oleh tenaga ahli yang terlatih dan berpengalaman.
2. Peralatan
Pemborong harus menempatkan peralatan yang berupa alat pemotong, alat penghalus gerinda, alat bevel sudut/bulat, alat poles/polis dan alat yang standar untuk penyesuaian ukuran di lapangan.
3. Pemeriksaan Keadaan Lapangan
Sebelum Dilakukan pemesana/pengiriman material, Pemborong harus melaksanakan pemeriksaan kondisi lapangan untuk mengetahui dengan tepat ukuran-ukuran yang diperlukan.
Kesalahan pengukuran yang mengakibatkan tidak dapat digunakannya material yang didatangkan, sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemborong.
4. Mutu Pekerjaan
Konsultan Pengawas berhak untuk meminta penggantian material atau meminta untuk membongkar pekerjaan yabg tidak dapat diterima mutunya akibat kecerobohan cara pelaksanaan.
Pekerjaan pembongkaran dan penggantian material tersebut, sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemborong.
6.3.5.2. Perlindungan Terhadap Pekerjaan dan Pembersihannya
Pemborong bertanggung jawab melindungi semua pekerjaan terhadap pengaruh pekerjaan lain yang berlangsung disekitarnya. Perlindungan khusus terhadap minyak dan bahan-bahan kimia lain yang dapat mempengaruhi granit tersebut.
Perlindungan antara lain dilakukan dengan cara menutup dengan plastik selama konstruksi berlangsung.
6.4. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT 6.4.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan langit-langit termasuk semua kelengkapannya, seperti profil akhir, sudut ataupun rangka penggantungnya, sesuai dengan yang tertera pada gambar.
6.4.2. Pengendalian Pekerjaan
Sesuai petunjuk pabrik/produsen bahan langit-langit dan Konsultan Pengawas di lapangan.
6.4.3. Bahan-bahan
Papan Gipsum tebal 6mm produk “Jaya Board” atau yang setara.
Khusus untuk toilet, gipsum yang digunakan harus tahan terhadap lembab. Pada kedua sisi terpanjang papan gipsum harus memiliki sudut agak melandai di permukaan luarnya untuk menghasilkan permukaan langit-langit yang rata dan menyambung. Cornis/lis gipsum tipenya akan ditentukan kemudian oleh ahli di lapangan.
Alumunium lineal, di pasang pada langit-langit pada bagian luar
sesuai gambar.Produk yang digunakan setara “LUXALON”.
6.4.4. Penyimpanan
Bahan-bahan harus disimpan dengan cara yang disetujui oleh Konsultan Pengawas guna menghindari dari segala hal yang dapat mengakibatkan kerusakan terhadap bahan yang akan dipergunakan.
6.4.5. Pelaksanaan
Sebelum pelaksanaan dimulai Pemborong harus menyerahkan contoh langit-langit beserta data teknis bahan yang akan digunakan untuk mendapat persetujuan dari Ahli.
Pemborong harus menyerahkan rencana penggantungan langit-langit kepada Konsultan Pengawas untuk persetujuannya melalui gambar kerja. Sambungan-sambungan, lubang-lubang (acces panel) untuk pekerjaan lain sekitar (listrik, mekanikal) pekerjaan langit-langit tsb berikut penguat-penguatnya harus disiapkan.
Seluruh rangka langit-langit digantung pada plat atau balok beton dengan mengunakan penggantung dari metal dan dibuat sedemikian rupa sehingga seluruh rangka dapat melekat dengan baik dan kuat tanpa adanya perubahan bentuk.
Pada saat pemasangan rangka langit-langit harus diperhitungkan peil ketinggian finishing langit-langit terhadap langit sesuai dengan gambar perancangan.
Pemasangan panel gipsum ke permukaan rangka merupakan sekrup yang telah ditentukan dengan mesin tangan pengencang sekrup. Jarak antar sekrup lebih kurang 50-65 mm.
Pertemuan antara sambungan memanjang panel gipsum harus ditutup dengan lapisan dempul gipsum dan direkatkan pita kertas berporous untuk kemudian dilapisi kembali dengan lapisan dempul gipsum. Setelah
lapisan dempul tersebut kering, sambungan diamplas agar permukaan rata dan bersih.
Rangka merupakan konstruksi utama, sebelum dipasang harus diperiksa dan diteliti sebaik-baiknya sehingga setelah dipasang akan rapih, kaku dan kuat.
Penguat-penguat tertentu dapat ditambahkan untuk lebih memperkuat konstruksi, asal tidak mengganggu bentuk luar dan harus disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas.
Langit-langit boleh dipasang setelah semua instalasi yang berada diatas langit-langit selesai terpasang, berikut lampu-lampu.
Bila langit-langit yang terpasang kemudian dibongkar karena adanya perbaikan-perbaikan, maka semua biaya ditanggung oleh Pemborong. Pelaksanaan di lapangan mengikuti persyaratan dalam gambar dan petunjuk Konsultan Pengawas.
6.5. PEKERJAAN CAT 6.5.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan cat dan pengecatan pada seluruh permukaan dinding, langit-langit sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
6.5.2. Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan standar sebagai berikut:
NI-3-1970
NI-4
6.5.3. Bahan-bahan
Cat serta pelapis-pelapis lain yang akan digunakan disini, adalah “DULUX” produksi ICI atau pabrik yang setaraf. Semua cat dasar dan cat akhir yang digunakan dalam pekerjaan ini harus dari satu pabrik. Warna-warna akan ditentukan oleh Ahli kemudian. Cat dinding luar harus memenuhi persyaratan tahan terhadap cuaca.
6.5.4. Persetujuan Ahli
Semua cat yang dipakai harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas sebelum boleh dipakai didalam pekerjaan. Cat didatangkan kelapangan pekerjaan dalam kaleng-kaleng asli dari pabrik, lengkap dengan cap perusahaan, merek dan sebagainya.
6.5.5. Pelaksanaan
Laksanakan pengecatan atas semua permukaan sesuai dengan aturan pakai yang dijelaskan oleh pabrik pembuat cat. Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas aturan pemakaian cat dari pabrik pembuat cat yang disetujui Konsultan Pengawas.
Apabila diperlukan, Kontraktor harus melakukan konsultasi kepada pabrik/pengawas teknis pabrik sebagai yang disarankan dan disetujui Konsultan Pengawas.
6.6. PEKERJAAN CLADING ALUMUNIUM COMPOSIT 6.6.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan dan pemasangan Alumunium Composit sesuai gambar dan petunjuk konsultan pengawas.
6.6.2. Pengendalian Pekerjaan
Sesuai petunjuk produsen Alumunium Composit dan petunjuk Konsultan Pengawas di lapangan.
6.6.3. Bahan-bahan
Alumunium Composit yang digunakan merek “ALPOLIC” atau yang setara, dengan ketebalan 6mm, warna akan ditentukan kemudian oleh ahli.
Rangka sesuai dengan gambar atau petunjuk konsultan pengawas di lapangan.
6.6.4. Gambar Rancangan Pembuatan
Pemborong diminta untuk mempersiapkan gambar kerja (Shop Drawing) dengan ukuran sesuai di lapangan dan mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Pemborong diminta untuk merencanakan sistem pemasangan dengan memperhitungkan keamanan terhadap defleksi yang bisa terjadi akibat bentangan, tekanan angin, dan sebagainya. Sesuai dengan rekomendasi produsen Alumunium Composit dan peraturan-peraturan muatan yang berlaku.
6.6.5. Pelaksanaan
Semua pekerjaan harus dilaksanakan oleh tenaga yang ahli dan berpengalaman dalam pemasangan Alumunium Composit.
Pemasangan harus sesuai gambar dan persyaratan teknis dari produk Alumunium Composit.
Setiap celah/nat antara Alumunium Composit atau hubungan dengan dinding harus diberi sialant.
Cacat-cacat akibat kecerobohan pelaksanaan harus diganti dan menjadi tanggung jawab pemborong.
6.6.6. Perlindungan
Semua Alumunium Composit harus dilindungi dengan “Laquer Film” atau bahan lain sesuai pabrik pembuat ketika dibawa ke lapangan.