• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mutu Pelayanan Kebidanan_adriana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mutu Pelayanan Kebidanan_adriana"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MATERI M.K: MUTU LAYANAN KEBIDANAN MATERI M.K: MUTU LAYANAN KEBIDANAN Topik: Masalah Layanan Kebidanan (Semester II) Topik: Masalah Layanan Kebidanan (Semester II)

Mengelola masalah pelayanan kebidanan Mengelola masalah pelayanan kebidanan di tingkat pelayanan kesehatan primer  di tingkat pelayanan kesehatan primer 

Dosen : Adriana Palimbo Dosen : Adriana Palimbo

Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh bidan Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan kewenangan yang diberikannya dengan maksud sesuai dengan kewenangan yang diberikannya dengan maksud meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka tercapainya keluarga meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka tercapainya keluarga berkualitas, bahagia dan sejahtera.

berkualitas, bahagia dan sejahtera.

Pelayanan Kesehatan Primer / PHC adalah strategi yang dapat Pelayanan Kesehatan Primer / PHC adalah strategi yang dapat dipakai untuk menjamin tingkat minimal dari pelayanan kesehatan untuk dipakai untuk menjamin tingkat minimal dari pelayanan kesehatan untuk semua penduduk. PHC menekankan pada perkembangan yang bisa semua penduduk. PHC menekankan pada perkembangan yang bisa diterima, terjangkau, pelayanan kesehatan yang diberikan adalah essensial diterima, terjangkau, pelayanan kesehatan yang diberikan adalah essensial bisa diraih, yang essensial dan mengutamakan pada peningkatan serta bisa diraih, yang essensial dan mengutamakan pada peningkatan serta kelestarian yang disertai percaya pada diri sendiri disertai partisipasi kelestarian yang disertai percaya pada diri sendiri disertai partisipasi masyakarat dalam menentukan sesuatu tentang kesehatan.

masyakarat dalam menentukan sesuatu tentang kesehatan.

PHC adalah Pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan kepada PHC adalah Pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan kepada metoda dan tehnologi praktis, ilmiah dan sosial

metoda dan tehnologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat diterima secarayang dapat diterima secara umum baik oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat, melalui umum baik oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat, melalui partisipasi mereka sepenuhnya, serta deengan biaya yang dapat partisipasi mereka sepenuhnya, serta deengan biaya yang dapat terjangkau oleh masyarakat dan negara untuk memelihara setiap tingkat terjangkau oleh masyarakat dan negara untuk memelihara setiap tingkat perkembangan mereka dalam semanggat untuk hidup mandiri ( Self  perkembangan mereka dalam semanggat untuk hidup mandiri ( Self  reliance ) dan menntukan nasib sendiri

reliance ) dan menntukan nasib sendiri ( Self Determination )( Self Determination )

Mutu pelayanan kebidanan adalah yang menunjuk pada tingkat Mutu pelayanan kebidanan adalah yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kebidanan, yang disatu pihak dapat kesempurnaan pelayanan kebidanan, yang disatu pihak dapat

(2)

menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta di pihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi kebidanan yang telah ditetapkan.

Profesi bidan adalah profesi yang bertanggung jawab atas segala keputusan yang diberikan terhadap klien. Selain itu bidan juga mempunyai tanggung jawab moral atas keputusan yang diambilnya.

(http://nuria-sholihah.blogspot.com/2013/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html)

1. Masalah Organisasi Profesi

Organisasi profesi adalah badan yang akan menerima masukan dari pelanggan tentang output (puas/tidak puas,baik/tidak baik) yang dirasakan oleh pelanggan dari sebuah system pelayanan, yang turut bertanggung jawab membina pemasok, kelompok kerja dan pemilik dalam proses.

 AKI dan AKB yang masih tinggi di Indonesia masih menjadi perhatian utama dalam pembangunan bangsa karena AKI merupakan indikator  kesejahteraan sebuah bangsa dalam penurunan AKI dan AKB, peran bidan sangat penting karena bidan sebagai pemberi pelayanan kepada ibu dan anak yang tersebar dari tingkat pedesaan sampai perkotaan

Walaupun pada kenyataannya penyebaran tenaga bidan di tingkat desa masih belum memadai dan di perkotaan pelayanan kebidanan yang ditangani bidan lebih besar dari pada yang ditangani dokter  sepesialis kebidanan.

Bidan adalah SDM yang di butuhkan untuk peningkatan derajat kesehatan bangsa Indonesia yang di fokuskan untuk penurunan AKI dan AKB. Untuk itu, perlu penyediaan SDM yang sebaik-baiknya

(3)

dengan menciptakan bidan yang professional. Pendidikan berkelanjutan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, hubungan antar manusia dan moral bidan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/pelayanan dan standar yang telah di tentukan oleh hasil konsil melalui pendidikan formal dan non formal.

(http://kharisumy33.blogspot.com/2012/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html)

Pelaksanaan manajemen yaitu merupakan hal penting yang menentukan dalam mencapai tujuan yang efisien dan efektif dari tujuan pelayanan kesehatan primer. Dapat dikatakan juga bahwa kurangnya pengetahuan para atasan dan rendahnya disiplin/etos kerja staff, menjadikan unsur manajemen ini tidak berjalan. Tentu hal ini menghambat kinerja dalam sebuah organisasi.

(http://gittatian.blogspot.com/2013/04/masalah-pelayanan-kesehatan.html )

Orientasi adalah aktivitas-aktivitas yang menyangkut pengenalan individu terhadap organisasi, penyediaan landassan bagi karyawan baru agar mulai berfungsi secara efektif dan menyenangkan pada pekerjaan yang baru. Orientasi meliputi pengenalan karyawan baru terhadap perusahaan, fungsi- fungsi, tugas-tugas, dan orang-orangnya.

(http://syahkeliauw.blogspot.com/2011/04/pengenalan-penempatan-dan-pemberhentian.html )

Dalam proses organisasi tidaklah selalu mulus, tentunya akan banyak terjadi hambatan-hambatan pada perjalanananya. Hambatan yang sering muncul adalah hambatan komunikasi, karena komunikasi adalah kunci utama dalam kesuksesan organisasi mengingat banyaknya orang yang terlibat didalammnya. Hambatan tersebut tentunya bukan menjadi suatu pengganjal dalam organisasi karena semua hambatan

(4)

pastinya dapat diselesaikan dengan baik dan tepat. Berikut ini adalah macam-macam hambatan dalam organisasi yaitu :

1. Hambatan dari Proses Komunikasi yaitu hambatan yang timbul dari ketidak jelasan informasi yang akan disampaikan.

2. Hambatan Fisik yaitu hambatan yang terjadi akibat ada gangguan cuaca, gangguan sinyal, dsb

3. Hambatan Semantik yaitu hambatan yang terjadi akibat pemahaman yang sedikit mengenai bahasa dan istilah-istilah asing yang digunakan dalam informasi atau pesan

4. Hambatan Psikologis yaitu hambatan yang berasal dari gangguan kondisi kejiwaaan dari si pengirim pesan atau penerima pesan sengingga mengakibatkan informasi tersebut mengalami perubahan 5. Hambatan Manusiawi yaitu hambatan yang terjadi akibat tingkat

emosi manusia yang tidak menentu dalam menyikapi informasi atau pesan

6. Hambatan Organisasional yaitu tingkat hirarkhi, wewenang manajerial dan spesialisasi yaitu hambatan yang timbul akibat komunikasi dengan atasan atau bawahan mengalami kendala seperti tingkat pemahaman terhadap suatu informasi yang berbeda yang mengakibatkan sebuah hambatan.

7. Hambatan-hambatan Antar Pribadi yaitu hambatan yang timbul antar  pribadi didalam sebuah organisasi, biasanya hambatan ini muncul karena adanya salah paham antar pribadi yang menyangkut masalah tugas dan wewenang dari orang yang ada dalam organisasi

(5)

2. Masalah KIE

Komunikasi, informasi dan edukasi atau yang disingkat menjadi KIE adalah suatu proses yang sangat penting dalam pelayanan di bidang kebidanan. Untuk itu sangat penting pula bagi kita untuk mengetahui pengertian KIE itu sendiri sehingga diharapkan dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi kesehatan ibu dan anak, serta keluarga.

 Komunikasi

Penyampaian pesan secara langsung ataupun tidak langsung melalui saluran komunikasi kepada penerima pesan, untuk mendapatkan suatu efek (Depkes RI, 1984).

Menurut Effendy (1998), komunikasi adalah pertukaran pikiran atau keterangan dalam rangka menciptakan rasa saling mengerti dan saling percaya, demi terwujudnya hubungan yang baik antara seseorang dengan orang lain. Komunikasi adalah pertukaran fakta, gagasan, opini atau emosi antara dua orang atau lebih.

Komunikasi kesehatan adalah usaha yang sistematis untuk mempengaruhi secara positif perilaku kesehatan masyarakat , dengan menggunakan berbagai prinsip dan metode komunikasi, baik menggunakan komunikasi antar pribadi maupun komunikasi massa (Notoatmodjo, 2003).

 Informasi

Informasi adalah keterangan, gagasan, maupun kenyataan-kenyataan yang perlu diketahui oleh masyarakat (BKKBN, 1993). Sedangkan menurut DEPKES, 1990 Informasi adalah pesan yang disampaikan.

 Edukasi

Pendidikan adalah proses perubahan perilaku kearah yang positif  (DEPKES RI, 1990). Menurut Effendy (1998), pendidikan kesehatan

(6)

merupakan salah satu kompetensi yang dituntut dari tenaga kesehatan, karena merupakan salah satu peranan yang harus dilaksanakan dalam setiap memberikan pelayanan kesehatan, baik itu terhadap individu, keluarga, kelompok ataupun masyarakat.

KIE kebidanan adalah suatu proses pembelajaran, pembinaan hubungan baik, pemberian bantuan, dan bentuk kerja sama yang dilakukan secara professional(sesuai dengan bidangnya) oleh bidan kepada klien untuk memecahkan masalah, mengatasi hambatan perkembangan, dan memenuhi kebutuhan klien.

Hambatan-hambatan dalam KIE: a. Hambatan Internal

Merupakan hambatan pribadi yang berasal dari diri bidan sebagai konselor.Hambatan pribadi yang sering muncul adalah bidan kurang percaya diri, kurang pengetahuan, dan keterampilan tentang konsling, serta kjetidakmampuan dalam membentuk jejaring.

b. Hambatan Eksternal

Ini sering muncul pada organisasi yaitu dari mitra kerja bidan. Persaingan-persaingan dalam pekerjaan, fasilitas(keuangan, alat peraga,dsb), dan budaya seringkali menjadi faktor pemicu hambatan eksternal dalam proses pemberiaan konseling.

(http://petrickembem08.blogspot.com/2013/04/konseling-praktek-kebidanan.html )

3. Masalah Pencatatan dan Pelaporan

Menejemen kebidanan merupakan metode atau bentuk pendekatan yang digunakan bidan dalam memberikan asuhan kebidanan sehingga langkah-langkah dalam menejemen kebidanan merupakan alur piker  bidan dlam pemecahan masalah atau pengembalan keputusan klinis.

(7)

 Asuhan yang dilakuakn yang dilakukan harus dicatat secara benar, sederhana, jelas, dan logis sehingga perlu suatu metode pendokumentasian.

Dokumentasi ini penting karena dapat digunakan sebagai bahan untuk mempertanggung jawabkan tindakan yang dilakukan dan juga bila ada kejadian gugatan, maka dokumentasi kebidanan dapat membentu.

Bidan sebagai tenaga kesehatan dan pelaksana asuhan kebidanan bidan wajib mencatat dan melaporkan kegiatannya yang dokumentasinya harus tersimpan dengan baik. Aspek pelayanan yang didokumentasikan adalah semua pelayanan mandiri yang diberikan oleh bidan, pelayanan konsultasi dan pelayanan kolaborasi.

(http://profesihukumkesehatan.blogspot.com/p/pencatatan-dan-pelaporan-kebidanan.html )

4. Masalah SDM

Sumber Daya Manusia adalah elemen utama organisasi dibandingkan dengan elemen lain seperti modal, teknologi dan uang sebab manusia itu sendiri yang mengendalikan yang lain. Manusia memilih teknologi, manusia yang mencari modal, manusia yang menggunakan dan memeliharanya, disamping manusia dapat menjadi salah satu sumber keunggulan bersaing yang langgeng. Oleh karena itu, pengelolaan sumber daya manusia dalam organisasi menjadi suatu hal yang sangat penting.

Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan disamping faktor lain seperti modal. Oleh karena itu, SDM harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi, sebagai salah satu

(8)

fungsi dalam perusahaan yang dikenal dengan manajemen sumber  daya manusia. (Hariandja, 2002: 2)

Kurangnya SDM dapat diatasi dengan manajemen: a. Perencanaan SDM

Perencanaan sumber daya manusia merupakan proses

penentuan kebutuhan pegawai pada masa yang akan datang berdasarkan perubahan-perubahan yang terjadi dan persediaan tenaga kerja yang ada. (Hariandja, 2002: 75)

b. Rekrutmen, seleksi dan orientasi

Rekrutmen merupakan suatu kegiatan untuk mencari sebanyak-banyaknya calon tenaga kerja yang sesuai dengan lowongan yang tersedia. Sumber-sumber dimana tedapat calon karyawan tersebut dapat diperoleh melalui macam-macam sumber, misalnya lembaga pendidikan, departemen tenaga kerja, biro-biro konsultan, iklan di media massa dan tenaga kerja dari dalam organisasi sendiri.

Seleksi merupakan proses untuk memutuskan pegawai yang tepat dari sekumpulan calon pegawai yang didapat melalui perekrutan, baik perekrutan internal maupun eksternal. Disamping itu, seleksi juga tidak hanya berarti memilih pegawai yang tepat dilihat dari sudut pandang organisasi, tetapi juga dari sudut pegawai yang memilih organisasi yang sesuai dengan keinginannya. Seleksi tentu saja dilakukan bukan hanya untuk memilih pegawai baru untuk menjadi pegawai perusahaan, tetapi dapat juga untuk memilih pegawai yang akan dipromosikan untuk menduduki jabatan baru, pegawai yang dipindahkan kebagian lain atau bahkan untuk pgawia yang akan diputuskan hubungan

(9)

pekerjaan dengan perusahaan/penempatan (Hariandja, 2002: 125).

Orientasi adalah aktivitas-aktivitas yang menyangkut pengenalan individu terhadap organisasi, penyediaan landassan bagi karyawan baru agar mulai berfungsi secara efektif dan menyenangkan pada pekerjaan yang baru. Orientasi meliputi pengenalan karyawan baru terhadap perusahaan, fungsi- fungsi, tugas-tugas, dan orang-orangnya.

(http://syahkeliauw.blogspot.com/2011/04/pengenalan-penempatan-.html )

c. Pelatihan (training)

Tanggung jawabnya dengan semakin baik sesuai dengan standar. Dalam definisi lebih lanjut. Mangkuprawira memberikan perbedaan pada pengertian pelatihan dan pendidikan. Pelatihan lebih merujuk pada pengembangan keterampilan bekerja (vocational) yang dapat digunakan dengan segera, sedangkan pendidikan memberikan pengetahuan tentang subyek tertentu, tetapi sifatnya lebih umum, terstruktur untuk jangka waktu yang  jauh lebih panjang

(http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/11/pelatihan-tenaga-kerja-definisi_11.html )

5. Masalah Fasilitas Sarana Prasarana

Dalam kenyataannya, anggaran dan program-program pemerintah belumlah mampu memenuhi hak-hak dasar tersebut. Masalah yang dihadapi dalam hal ini adalah bias gender dalam kebijakan publik. Kebijakan publik mengenai pemenuhan hak-hak dasar akan memberi pengaruh pada peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin, yang

(10)

seringkali perempuan merupakan kelompok masyarakat yang paling rentan.

Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh WRI, pendidikan, kesehatan dan akses terhadap kerja adalah hak-hak dasar  yang paling dianggap penting, karena kesalingterkaitan antar ke tiga hak dasar tersebut dapat mempengaruhi kemampuan masyarakat miskin, khususnya perempuan untuk mentransformasikan aset produktif mereka agar dapat meningkatkan kesejahteraannya. Kajian mengenai pelayanan kesehatan, penting dilakukan, mengingat kebijakan otonomi daerah cenderung tidak pro warga miskin ( pro poor ).

Misalnya, kebijakan menaikkan biaya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di puskesmas, kebijakan tersebut justru memberi dampak negatif terhadap perempuan dari keluarga miskin yang merupakan kelompok yang rentan secara ekonomi. Karena hal ini akan mempengaruhi akses mereka pada pelayanan kesehatan dan pemanfaatannya. Akses mereka menjadi rendah, baik akses kesehatan umum maupun kesehatan reproduksi secara khusus.

Kajian mengenai pelayanan kesehatan dilakukan untuk mengidentifikasi berbagai masalah yang dihadapi oleh perempuan miskin ketika mengakses dan memanfaatkan fasilitas kesehatan. Masalah tersebut memiliki kaitan erat dengan fasilitas dan pelayanan kesehatan itu sendiri, keluarga, dan masalah sosial budaya lainnya.  Agar tercapai upaya perbaikan dari fasilitas kesehatan, dengan

demikian perempuan memiliki akses, pemanfaatan, dan kualitas pelayanan dengan baik. Kebijakan publik mengenai pemenuhan hak-hak dasar akan memberi pengaruh pada peningkatan kesejahteraan

(11)

masyarakat miskin, yang seringkali perempuan merupakan kelompok masyarakat yang paling rentan.

Sarana dan prasarana dalam pelayanan merupakan salah satu komponen yang menunjang keberhasilan atau ketercapaian tujuan suatu program pelayanan. Segala bentuk permasalahan yang berkaitan dengan sarana dan prasarana hendaknya segela diselesaikan. Hal ini dilakukan untuk menciptakan pelayanan yang efisien dan berjalan lancar. Proses pelayanan dapat dikatakan baik atau buruk tergantung pada kinerja fungsi dari sarana dan prasarana yang ada.

Berikut adalah beberapa permasalahan sarana dan prasarana:

a. Volume sarana dan prasarana yang minim masih mejadi permasalahan utama disetiap pelayanan di Indonesia. Terutama di daerah pedesaan yang jauh dari perkotaan. Kasus seperti ini dapat menimbulkan kesenjangan mutu pelayanan. Banyak masyarakat yang berada di desa tidak bisa menikmati kenyamanan dan kelengkapan fasilitas seperti masyarakat di Kota. Oleh karena itu, kualitas pelayanan di desa semakin kalah bersaing dengan kualitas pelayanan di kota. Selain itu masih banyak fasilitas yang belum memenuhi mutu standar pelayanan minimal.

b. Alokasi dana yang terhambat

Banyaknya kasus penyalahgunaan dana adminitrasi fasilitas kesehatan, membuat sarana dan prasarana fasilitas kesehatan tidak terwujud sesuai dengan harapan, adanya permainan uang dalam adminitrasi membuat pelayanan semakin tidak cepat mencapai titik kebehasilan.

(12)

Ketidak pedulian dari pihak yang bekerja di fasilitas tersebut terhadap perawatan fasilitas yang ada menjadikan buruknya sarana dan prasarana. Sikap acuh tak acuh dan tidak adanya pengawasan dari pemerintah, membuat banyak fasilitas kesehatan yang terbengkalai. Ketidaknyamanan menggunakan fasilitas yang ada, akibat kondisi

yang banyak rusak, membuat para petugas enggan

menggunakannya. Kasus seperti ini biasanya terjadi karena tidak adanya kesadaran dari petugas kesehatan di fasilitas tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

SEJARAH PERKEMBANGAN PELAYANAN KEBIDANAN DI LUAR NEGERI Menurut (Purwandari 2006: 12) Bidan merupakan profesi keahlian yang dimiliki oleh seorang wanita untuk menemani

Keadilan dalam sumber daya pelayanan dimulai dari : pemenuhan kebutuhan klien sesuai, sumber daya pelayanan dalam kebidanan untuk meningkatkan

Melakukan pengawasan terhadap pelayanan asuhan kebidanan yang diberikan kepada pasien dalam shift yang menjadi tanggung jawabnya dan menciptakan komunikasi yang baik dengan

Pasal 9 menerangkan kewenangan bidan yang berbunyi : pelayanan yang dapat diberikan oleh bidan meliputi kesehatan ibu, pelayanan , dan pelayanan kesehatan

Persepsi jaminan pelayanan kebidanan adalah penilaian responden terhadap kepastian pelayanan yang dapat mengatasi keluhan pasien, misalnya tersedianya tenaga dokter,

Pemasaran sosial jasa asuhan kebidanan merupakan strategi pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan yang bertujuan merubah pola pengetahuan, sikap, perilaku, dan

Apakah ibu merasa puas dengan seluruh pelayanan yang diberikan bidan. kepada ibu

Lingkup Layanan Kebidanan Lingkup Layanan Kebidanan merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan, dapat dilakukan secara mandiri, kolaborasi dan