15
BAB II
TERMS OF SERVICE YOUTUBE TIDAK MEMBERIKAN
PERLINDUNGAN TERHADAP PEMEGANG HAK CIPTA
A. Terms of Service Youtube
1. Media Platform Youtube
Media platform Youtube adalah sebuah platform global untuk berita dan
informasi.1 Youtube didirikan oleh 3 orang yaitu mantan karyawan PayPal yang
melegenda itu (Chad Hurley, Steve Chen, Jawed Khan).2 Youtube digunakan oleh
miliaran pengguna, hampir 1/3 (satu per tiga) dari semua orang pengguna internet.3
Layanan yang diberikan Youtube adalah gratis, pengguna juga bisa berbagi maupun mengakses berbagai informasi, mengakses video streaming, sebagai media pengenalan dan pemasaran produk, mendukung industri hiburan, menguatkan
branding lembaga/insititusi, dan Youtube juga memfasilitasi pengguna agar
menguasai skill dasar membuat video.4
1 Youtube Creators. 2019. Pelajaran: Pengantar kebijakan dan pedoman Youtube –
Pedoman Komunitas di https://creatoracademy.youtube.com/page/lesson/copyright-guidelines?hl=id#strategies-zippy-link-1 (dikunjungi pada tanggal 26 Juni 2019 pkl 14.00 WIB).
2 Deddy Corbuzier. Youtuber for Dummies. Bhuana Ilmu Populer: Jakarta. 2018. h. 6. 3 Ibid., h. 5
4 Fatty Faiqah, dkk. “Youtube Sebagai Sarana Komunikasi bagi Komunitas
Siapapun yang menggunakan atau hanya sekedar mengunjungi Youtube terikat oleh ketentuan layanan (Terms of Service) yang didalamnya termasuk Pedoman Komunitas. Di dalam Pedoman Komunitas berisi aturan umum agar Anda terhindar dari masalah yaitu untuk tidak membuat video berkonten seksual atau ketelanjangan; konten yang merugikan atau berbahaya; konten yang mengandung kebencian; konten kekrasan atau vulgar; pelecehan dan cyberbullying; spam, metadata yang menyesatkan dan scam; ancaman; hak cipta; privasi; peniruan identitas; keselamatan anak, dan kebijakan tambahan lainnya terkait berbagai
topik.5 Siapapun hanya boleh mengupload konten (termasuk musik, video, dan
karya seni) yang dibuat sendiri atau yang diizinkan untuk digunakan.6 Jika ada
channel lain yang mengupload konten tanpa izin, pemilik konten atau Pemegang
Hak Cipta dapat mengajukan keluhan hak cipta melalui formulir web yang disediakan media platform (Youtube).
Jika Anda menggunakan konten orang lain di channel YouTube yang dimiliki, pemilik hak cipta dapat mengirimkan permintaan penghapusan. Jika permintaan tersebut valid, video Anda akan dihapus dari YouTube dan Anda akan mendapatkan teguran hak cipta. Anda dapat menunggu hingga masa berlaku teguran hak cipta tersebut berakhir, meminta pencabutan, atau mengirim pemberitahuan tanggapan. Atau, jika Anda mengupload video yang berisi materi yang dilindungi hak cipta, Anda dapat menerima klaim Content ID yang dikeluarkan oleh pihak yang memiliki musik, film, acara TV, video game, atau materi yang dilindungi hak cipta lainnya. Klaim Content ID dapat menyebabkan penghapusan channel atau hilangnya pendapatan, bergantung pada tindakan yang ditentukan oleh pemilik hak cipta7
5 Youtube Creators. 2019. Kebijakan dan Keamanan: Pedoman Komunitas. di
https://www.youtube.com/intl/id/about/policies/#community-guidelines. (dikunjungi pada tanggal 6 Oktober 2019. Pkl 03.08 WIB).
6 Youtube Creators. 2019. Pelajaran: Pengantar kebijakan dan pedoman YouTube –
Pedoman Komunitas. di https://creatoracademy.youtube.com/page/lesson/copyright-guidelines?cid=bootcamp-foundations&hl=id#strategies-zippy-link-2. (dikunjungi pada tanggal 6 Oktober 2019. Pkl 03.14 WIB).
YouTube bergantung pada kombinasi antara manusia dan teknologi
untuk melaporkan konten yang tidak pantas dan menegakkan pedoman ini.8 Dengan
kata lain, pihak penyedia platform (Youtube) baru akan menindaklanjuti suatu masalah yang terjadi apabila terdapat pihak atau pengguna akun Youtube yang melapor pada media platform Youtube. Adapun sanksi tegas yang diberikan pihak penyedia platform (Youtube) apabila terbukti melanggar pedoman komunitas termasuk didalamnya terbukti melakukan pelanggaran hak kekayaan intelektual orang lain. Sanksi yang diberikan berupa teguran hingga penghapusan channel akan dibahas pada sub bab selanjutnya.
Dalam mengantisipasi adanya pelanggaran hak kekayaan intelektual orang lain, Youtube menyediakan sistem Content ID yang otomatis bisa mendeteksi konten-konten yang memiliki persamaan atau terindikasi pelanggaran hak cipta.
Pemilik hak cipta dapat menggunakan sistem yang disebut Content ID untuk mengidentifikasi dan mengelola kontennya dengan mudah di YouTube. Video yang diupload ke YouTube dipindai berdasarkan database file yang telah dikirimkan
kepada kami oleh pemilik konten.9
Namun, tidak semua lagu atau ciptaan terdaftar pada kebijakan musik Youtube, sehingga para penyanyi yang akan meng-cover lagu artis lain atau pengunggah video yang akan memuat konten hak cipta pada videonya harus tetap mendapatkan izin atau perjanjian lisensi terlebih dahulu pada pihak yang bersangkutan. Sehingga apabila pembuat konten mengunggah video berisi materi
8 Ibid.
9 Youtube Creators. 2019. Cara Kerja Content ID. di
https://support.google.com/youtube/answer/2797370. (dikunjungi pada tanggal20 November 2019. Pkl 22.51 WIB).
yang dilindungi hak cipta, kemungkinan akan mendapatkan klaim Content ID yang dikeluarkan oleh perusahaan yang memiliki hak atas musik, film, acara TV, video
game, atau materi lainnya yang dilindungi hak cipta.Ada perbedaan antara Youtube dengan platform online lain yaitu Youtube mempunyai salah satu program yaitu
Youtube Partnership Program. YouTube Partnership Program dirancang atau
disediakan khusus untuk siapa saja yang berminat untuk menjadi pembuat konten atau content creator. Agar bisa tergabung di dalam program tersebut maka pembuat konten atau content creator harus terlebih dahulu mempunyai akun Google untuk
channel pribadinya untuk saluran dan akun Adsense yang digunakan untuk
menerima bayaran. Kemudian, pembuat konten atau creator harus memiliki jumlah penayangan, jumlah video dan jumlah penonton dengan peningkatan yang konsisten.. Melalui program tersebut siapapun bisa mendapatkan keuntungan ekonomi dari konten video yang diunggah pada Youtube.
Dengan Youtube Partnership Program (YPP), Anda dapat menghasilkan uang dari iklan yang ditayangkan di video dan dari member YouTube Premium yang menonton konten Anda. Channel Anda harus memenuhi persyaratan berikut agar memenuhi syarat untuk mengikuti progam ini:
Memiliki 4.000 jam waktu tonton dalam 12 bulan terakhir dan 1.000 subscriber.
Mematuhi kebijakan YPP.
Mematuhi kebijakan Spam YouTube dan Pedoman Komunitas.
Mematuhi kriteria monetisasi.
Video harus mengikuti pedoman konten yang cocok untuk pengiklan. Jika ingin mengupload konten yang tidak sesuai dengan pedoman ini, Anda harus menonaktifkan iklan pada setiap video.
Anda hanya boleh memonetisasi konten (termasuk musik, video, dan karya seni) yang Anda buat atau hak penggunaannya Anda miliki.10
10 Youtube Creators. 2019. Pelajaran: Pengantar kebijakan dan pedoman YouTube –
https://creatoracademy.youtube.com/page/lesson/copyright-Oleh karena itu banyak yang tertarik dengan media platform (Youtube). Selain dapat digunakan sebagai media hiburan maupun pembelajaran yang lengkap, mudah dan praktis, Youtube juga membuka peluang kepada siapa saja untuk mendapatkan keuntungan atau penghasilan dari partisipasinya dalam pembuatan video-video yang ada di Youtube dengan konten yang dapat dikatakan bebas dengan memperhatikan pedoman komunitas yang ada di dalam Terms of Service Youtube.
Selain media platform Youtube seperti yang telah diuraikan diatas dikenal juga media platform lain yang tidak kalah populer dan juga memiliki salah satu kegunaan yang sama yaitu Instagram. Pada media platform Instagram setiap pengguna juga diberikan kebebasan untuk mengunggah suatu video dimana kegunaan tersebut sama seperti media platform Youtube. Disamping terdapat kesamaan dalam penggunaan dan fungsinya namun tujuan dari kedua media platform tersebut berbeda. Video yang diunggah pada media platform Instagram semata-mata hanya untuk hiburan yang dapat dilihat oleh semua pengguna media platform Instagram namun bisa juga diatur agar hanya dapat dilihat oleh pengikut/
followers pengunggah video saja. Sedangkan video yang diunggah pada media
platform Yotube selain untuk menghibur, video tersebut dapat di komersialkan atau dapat menghasilkan keuntungan dari video tersebut yang dapat dilihat oleh siapa saja pengguna media platform Youtube tanpa terkecuali. Oleh karena itu, melihat kegunaan, tujuan dan peran masayarakat yang sangat berpengaruh maka dalm hal
guidelines?cid=bootcamp-foundations&hl=id#strategies-zippy-link-2. (dikunjungi pada tanggal 7 Oktober 2019. Pkl 17.16 WIB).
ini penulis lebih tertarik membahas media platform Youtube yang akan menjadi fokus penulis.
2. Terms of Service Youtube Khususnya pada Bagian Your Use of
the Service dan Your Content and Conduct
Disamping fungsi dan penggunaannya yang lengkap, mudah dan praktis, penyedia platform (Youtube) telah mempunyai peraturan berupa ketetuan layanan atau yang disebut Terms of Service yang mengikat bagi siapa saja yang menggunakan layanan Youtube atau hanya sekedar mengakses video. Didalam
Terms of Service sediri terdapat “pedoman komunitas” yang mengatur mengenai
penjelasan dari layanan Youtube, apa saja yang diperbolehkan dan harus disetujui, apa saja yang dilarang dan harus diperhatikan dalam penggunaan layanan tersebut, bagaimana agar terhindar dari suatu masalah, bagaimana bentuk tanggung jawab dari pihak pengguna maupun penyedia platform (Youtube) hingga proses ganti rugi, dan garansi.
Terms of Service Youtube berlaku bagi siapapun yang menggunakan atau
sekedar megunjungi media platform (Youtube), dimana dianggap telah menyetujui dan mematuhi ketentuan layanan (Terms of Service) termasuk di dalamnya kebijakan privasi google, dan pedoman komunitas.
By using or visiting the YouTube website or any YouTube products, software, data feeds, and services provided to you on, from, or through the YouTube website (collectively the "Service") you signify your agreement to (1) these terms and conditions (the "Terms of Service"), (2) Google's Privacy Policy, found at https://www.youtube.id/t/privacy and incorporated herein by reference, and (3) YouTube's Community Guidelines, found at https://www.youtube.id/t/community_guidelines and also incorporated herein by reference. If you do not agree to any of these
terms, the Google Privacy Policy, or the Community Guidelines, please do not use the Service.
Dengan menggunakan atau mengunjungi situs web YouTube atau produk, perangkat lunak, umpan data, dan layanan YouTube apa pun yang diberikan kepada Anda di, dari, atau melalui situs web YouTube (secara kolektif disebut "Layanan"), Anda menandatangani perjanjian Anda untuk (1) syarat dan ketentuan ini ("Ketentuan Layanan"), (2) Kebijakan Privasi Google, ditemukan di https://www.youtube.id/t/privacy dan dimasukkan di sini dengan referensi, dan (3) Pedoman Komunitas YouTube, ditemukan di https: / /www.youtube.id/t/community_guidelines dan juga dimasukkan di sini sebagai referensi. Jika Anda tidak menyetujui salah satu ketentuan ini, Kebijakan Privasi Google, atau Pedoman Komunitas, jangan gunakan Layanan.
Tidak hanya itu saja, Youtube juga memberikan perlindungan hukum bagi Pemegang Hak Cipta serta kebijakan yang dilakukan penyedia platform (Youtube) apabila terjadi suatu masalah. Dalam hal terkait dengan permasalahan Hak Cipta di dalam Terms of Service, Youtube telah melarang pengguna melanggar Hak Cipta pihak lain dalam penggunaan layanan mereka khususnya pada bagian Your Use of
the Service dan Your and Conduct.11
“Permissions and Restrictions - You are not allowed to: access, reproduce, download, distribute, transmit, broadcast, display, sell, license, alter, modify or otherwise use any part of the Service or any Content except: (a) as expressly authorized by the Service; or (b) with prior written permission from YouTube and, if applicable, the respective rights holders.”
“Izin dan batasan - Anda tidak diizinkan untuk: mengakses,
memperbanyak, mendownload, mendistribusikan, mengirimkan,
menyiarkan, menampilkan, menjual, melisensikan, mengubah,
memodifikasi, atau menggunakan bagian mana pun dari Layanan atau Konten apa pun kecuali: (a) sebagaimana diizinkan oleh Layanan; atau (b) dengan izin tertulis sebelumnya dari YouTube dan, jika berlaku, dari masing-masing pemegang hak.”
“... the Content you submit must not include third-party intellectual property (such as copyrighted material) unless you have permission from that party or are otherwise legally entitled to do so. You are legally responsible for the Content you submit to the Service...”
11 Youtube Creators. 2019. Persyaratan Layanan: Terms of Service. di
https://www.youtube.com/static?template=terms. (dikunjungi pada tanggal7 Juli 2019. Pkl 10.15 WIB).
“... Konten yang Anda kirimkan tidak boleh menyertakan kekayaan intelektual milik pihak ketiga (seperti materi yang dilindungi hak cipta) kecuali jika Anda memiliki izin dari pihak tersebut atau berhak melakukannya secara hukum. Anda bertanggung jawab secara hukum atas Konten yang Anda kirimkan ke Layanan...”
Kemudian Terms of Service mengatur lebih lanjut mengenai perlindungan
hak cipta dalam bagian Pedoman Komunitas: Hak Cipta12 yaitu
“Tetapi jika Anda memainkan lagu versi cover, pastikan ada izin dari pemilik hak cipta (penulis lagu atau penerbit musik). Anda mungkin memerlukan lisensi tambahan untuk mereproduksi rekaman suara aslinya,
termasuk lagu dalam video, atau menampilkan lirik lagu tersebut.“
Jika kami menemukan bahwa konten Anda tidak mengikuti Pedoman Komunitas, Anda akan menerima peringatan (untuk pelanggaran pertama) dan saat berikutnya konten Anda ditemukan melanggar kebijakan kami, Anda akan menerima teguran Pedoman Komunitas. Jika setelah peringatan pertama...
Adapun sanksi tegas yang diberikan pihak penyedia platform (Youtube) apabila terbukti melanggar pedoman komunitas termasuk didalamnya terbukti melakukan pelanggaran hak kekayaan intelektual orang lain.
Anda mendapatkan satu teguran, maka Anda tidak akan dapat
memposting apa pun—video, live stream, stories, thumbnail kustom, dan postingan—selama satu minggu
Anda mendapatkan teguran kedua, maka Anda tidak akan dapat
memposting apa pun—video, live stream, stories, thumbnail kustom, dan postingan—selama dua minggu
Anda mendapatkan tiga teguran, maka channel Anda akan ditutup.13
Namun apabila merasa klaim yang diajukan salah maka:
“... YouTube akan memberikan ganti rugi kepada pembuat konten yang penggunaan videonya secara wajar telah dikenakan pemberitahuan penghapusan hingga sebesar $1 juta, untuk biaya hukum jika penghapusan tersebut menyebabkan timbulnya gugatan atas pelanggaran hak cipta. Hal ini untuk memastikan bahwa pembuat konten tersebut memiliki kesempatan untuk melindungi karya mereka...”
12 Youtube Creators. 2019. Pedoman Komunitas: Hak Cipta.
di https://support.google.com/youtube/answer/2797449#c-get-perm. (dikunjungi pada tanggal 13 Juli 2019 pkl 11.12 WIB).
Ketentuan yang sudah ada tersebut mengikat bagi siapa saja yang sudah menggunakan atau sekedar mengakses media platform Youtube. Apabila dilihat berdasarkan ketentuan layanan pada media platform Youtube tersebut, terkait dengan perlindungan hukum bagi Pemegang Hak Cipta dapat ditegaskan bahwa setiap pembuat konten yang akan mengunggah suatu video berkonten Hak Cipta maka pembuat konten harus menjamin bahwa pembuat konten sudah mendapatkan izin/ perjanjian lisensi karena siapapun dilarang untuk mengakses, memperbanyak, mendownload, mendistribusikan, mengirimkan, menyiarkan, menampilkan, menjual, melisensikan, mengubah, memodifikasi, atau menggunakan bagian mana pun dari layanan atau konten apa pun atau dengan kata lain mengambil atau menyebarluaskan konten apa pun untuk tujuan lain apa pun tanpa persetujuan tertulis sebelumnya dari Pencipta/ Pemegang Hak Cipta. Ketentuan layanan tersebut berlaku bagi siapa saja yang menggunakan atau sekedar mengunjungi media platform Youtube, yang didalamnya termasuk kebijakan privasi Google dan pedoman komunitas Youtube. Kemudian mengenai Sanksi yang diberikan berupa teguran hingga penghapusan channel tersebut sudah dijelaskan bahwa Youtube pertama-tama akan memberikan peringatan pertama dengan sanksi tidak bisa memposting apa pun anatara lain video, live stream, stories, thumbnail kcipustom, dan postingan—selama satu minggu. Apabila mendapat peringatan kedua kalinya sanksi yang diberikan sama dengan peringatan pertama namun dalam jangka waktu dua minggu. Lalu kemudian apabila terbukti masih melanggar maka Youtube berhak menghapus channel pembuat konten dengan atau tanpa pemberitahuan sebelumnya dari Youtube.
B. Perlindungan Hak Cipta dalam Media Platform Youtube
1. Perlindungan Hak Cipta
Hak cipta merupakan bagian dari Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Bouwman-Noor Mout menyatakan bahwa HKI merupakan hasi kegiatan berdaya cipta pikiran manusia yang diungkapkan ke dunia luar dalam suatu bentuk, baik materil maupun immateril. Bukan bentuk penjelmaannya yang dilindungi, melainkan daya cipta itu sendiri. Daya cipta itu dapat berwujud dalam bidang seni,
industri, dan ilmu pengetahuan atau ketiga-tiganya.14 Lebih jauh, Harsono
Adisumarto menjelaskan bahwa istilah property merupakan kepemilikan berupa hak, yang mendapat perlindungan hukum dalam arti orang lain dilarang menggunakan hak itu tanpa izin dari pemiliknya, sedangkan kata intellectual berkenaan dengan kegiatan intelektual berdasarkan daya cipta dan daya pikir dalam bentuk ekspresi ciptaan sastra, seni, dan ilmu serta dalam bentuk penemuan sebagai
benda immateril.15 Rachmadi Usman, menyebutkan bahwa: ”HKI dapat diartikan
sebagai hak atas kepemilikan terhadap karya-karya yang timbul atau lahir karena adanya kemampuan intelektualitas manusia dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Karya-karya tersebut merupakan kebendaan tidak berwujud yang merupakan hasil kemampuan intelektualitas seseorang atau manusia dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi melalui daya cipta, rasa dan karyanya, yang
14 Bouwman-Noor Mout, Perlindungan Hak Cipta Intelektual, Suatu Rintangan atau
Dukungan Terhadap Perkembangan Industri, Makalah pada Seminar Hak Milik Intelektual,
Kerjasama FH. USU dengan Naute van Haersolte Amsterdam, Medan Fakultas Hukum USU, tanggal 10 januari 1989, h. 1.
15 Harsono Adisumarto, 1990, Hak Milik Intelektual Khususnya Paten dan Merek:
memiliki nilai-nilai moral, praktis dan ekonomis.”16 Insan Budi Maulana dalam Supasti Dharmawan mengatakan, Hak Kekayaan Intelektual terdiri atas dua bagian besar yaitu hak kekayaan industrial yang berkaitan dengan kegiatan industri dan
Hak Cipta.17 Hak Kekayaan Intelektual (HKI) memilliki manfaat bagi setiap orang
dengan daya intelektualnya menciptakan karya yang dilindungi oleh HKI misalnya
di bidang Hak Cipta.18 Hak cipta adalah hak khusus yang dimiliki oleh pencipta
untuk memproduksi karyanya atau memberikan izin kepada pihak lain untuk
melakukan hal tersebut namun dalam batasan hukum yang berlaku.19
Oleh karena itu ciptaan merupakan sesuatu yang yang harus dilindungi karena ciptaan merupakan hak yang berasal dari hasil kemampuan intelektual atau ide manusia dan tidak semua orang dapat menjadi pencipta, diperlukan kecerdasan intelektual tinggi untuk mewujudkan ide atau pemikiran manusia tersebut yang disebut ciptaan. Menjadi konsekuensi hukum untuk memberikan perlindungan hukum bagi penemu atau pencipta dan kepada mereka yang melakukan kreativitas dengan mengerahkan segala kemampuan intelektual tersebut berupa hak eksklusif sebagai imbalan atas jerih payahnya, selain itu pencipta juga berhak atas hak monopoli terhadap ciptaannya. Meskipun Hak Cipta memiliki sifat eksklusif, absolut dan dapat dimonopoli namun dalam perundang-undangan telah diatur dan
16 Rachmadi Usman, Hukum Hak atas Kekayaan Intelektual Perlindungan dan Dimensi
Hukumnya di Indonesia (Bandung: Alumni, 2003), h. 2.
17 N. K. S. Dharmawan, dkk. 2017. Hak Kekayaan Intelektual (HKI), Cet.2, Deepublish,
Yogyakarta, h. 20.
18 M. R. A. Pawitram, N. K. S. Dharmawan, dan A. K. S. Indrawati. 2017. “Pengaturan
Lembaga Manajemen Kolektif Berkaitan Dengan Penarikan Royalti Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta”, Vol. 5, No. 1, Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum Kertha Semaya, Fakultas Hukum, Universitas Udayana, Bali, h. 2.
19 Endang Purwaningsih, 2005, Perkembangan Hukum Intellectual Property Rights
Kajian Hukum terhadap Hak atas Kekayaan Intelektual dan Kajian Komparatif Hukum Paten,
dibatasi dengan tujuan agar terjadinya keseimbangan dengan fungsi sosial sehingga tidak menggangu ketertiban umum.
a. Hukum Hak Cipta yang Mengatur Para Pihak
Hak cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.20 Dari pengertian Hak Cipta tersebut terdapat 4 poin inti yang dapat
penulis jabarkan sebagai berikut:
1. Hak eksklusif: hak eksklusif terdiri atas hak moral dan hak ekonomi.21 "hak
eksklusif" adalah hak yang hanya diperuntukkan bagi Pencipta, sehingga tidak ada pihak lain yang dapat memanfaatkan hak tersebut tanpa izin Pencipta. Hak moral merupakan refleksi kepribadian pencipta, sedangkan hak ekonomi merupakan
refleksi kebutuhan pencipta.22 Hak moral adalah suatu hak yang melekat pada
pencipta secara abadi dan tidak bisa dihilangkan ataupun dipisahkan, hanya pencipta saja yang dapat menjalankan hak moral ini kecuali pencipta meminta
orang lain yang menjalankannya.23 Hak moral berlaku secara abadi maksudnya
adalah meski para pencipta telah meninggal dunia, hak moral tersebut tetap harus
diakui dan dihormati oleh semua orang.24 Hak ekonomi sesuai adalah hak untuk
memperoleh manfaat ekonomi atas karya yang telah diciptakannya.25Hak ekonomi
20 Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta. 21 Pasal 4 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.
22 Otto Hasibuan, 2014, Hak Cipta di Indonesia, Tinjauan Khusus Hak Cipta Lagu,
Neighbouring Rights, dan Collecting Society, PT Alumni, Bandung, h. 71.
23 Ibid., h. 69.
24 Henry Soelistyo, 2011, Hak Cipta Tanpa Hak Moral, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, h. 17.
merupakan suatu bentuk apresiasi atas hasil karya yang telah diciptakan oleh
pencipta yang dapat dinikmati oleh masyarakat.26 Pemegang Hak Cipta berbeda
dengan Pencipta, yang mana dalam hal ini Pemegang Hak Cipta hanya memiliki sebagian dari hak eksklusif berupa hak ekonomi.
Hak eksklusif yang terdiri dari hak moral dan hak ekonomi yang dimaksud adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, dengan kata lain tidak bisa hanya memberikan hak ekonomi saja atau hanya hak moral Pencipta saja. Demikian juga video berkonten Hak Cipta yang diunggah pada media platform Youtube tersebut. Maka harus diperhatikan hak eksklusif didalamnya adalah termasuk hak moral dan hak ekonomi Pencipta. Setiap orang yang membuat video yang dibuat sendiri maupun memuat Hak Cipta seperti video cover lagu/ cover version, video parodi, video animasi, dan lain-lain maka didalamnya terdapat hak moral dan hak ekonomi yang harus diperhatikan. Selain itu, penting juga diperhatikan bahwa siapa yang berhak memiliki hak moral dan hak ekonomi untuk setiap video yang diunggah pada media platform Youtube jika ingin mengedepankan perlindungan Hak Cipta karena tidak menutup kemungkinan bahwa pengunggah video bukanlah Pemegang Hak Cipta.
2. Ciptaan: adalah setiap hasil karya cipta di bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra yang dihasilkan atas inspirasi, kemampuan, pikiran, imajinasi, kecekatan,
keterampilan, atau keahlian yang diekspresikan dalam bentuk nyata.27
Dalam konteks video yang diunggah pada media platform Youtube, ciptaan tersebut selalu berupa video dengan berbagai macam konten dan bahasan anatara
26 Habi Kusno, 2016, “Perlindungan Hukum Hak Cipta Terhadap Pencipta Lagu Yang
Diunduh Melalui Internet”, Vol. 10, No.3, Jurnal Ilmiah, Fakultas Hukum, Universitas Lampung, Lampung, h.2.
lain cover lagu/ cover version, gambar, foto, teks , parodi, dan lain-lain. Video yang diunggah pada media platform Youtube semuanya dapat dikatkan sebagai ciptaan namun perlu ditekankan bahwa ciptaan tersebut belum tentu milik pengunggah video namun bisa saja adalah ciptaan orang lain sehingga tidak jarang dapat ditemukan beberapa ciptaan video yang sama ketika melakukan pencarian.
3. Pencipta: adalah seorang atau beberapa orang secara sendiri atau bersama-sama menghasilkan suatu ciptaan yang bersifat khas dan pribadi. Pencipta juga dapat didefinisikan sebagai seseorang yang melahirkan suatu ciptaan untuk pertama kali
sehingga ia adalah orang pertama yang mempunyai hak sebagai Pencipta.28
Dalam hal mengunggah video pada media platform Youtube, seringkali video tersebut tidak diunggah oleh Pencipta melainkan oleh pihak lain (pembuat konten) tanpa mendapatkan ijin atau perjanjian lisensi dari Pemegang Hak Cipta sebelumnya. Hal tersebut bisa seringkali terjadi karena perlindungan hukum yang diberikan media platform Youtube masih lemah. Mengapa dikatakan perlindungan hukum yang sudah diberikan lemah? Karena media platform Youtube hanya sebatas ketentuan saja yang dimuat pada Terms of Service sedangkan pada prosedur upload, ketentuan yang disediakan menjadi lemah akibat tidak lengkapnya sistem yang digunakan media platform Youtube. Tidak bisa dipungkiri bahwa tidak jarang dari mereka mengunggah video yang memuat Hak Cipta sebagai contohnya video
cover lagu/cover version. Video tersebut lebih terkenal dan dikenal oleh masyarakat
bisa karena suaranya yg menurut masyarakat lebih bagus, lebih cocok ketika diubah genre lagunya, dan lain-lain. Ketika hal tersebut terjadi banyak masyarakat lebih
28 Kif Aminanto. Hukum Hak Cipta: Peran Hukum terhadap Kreasi Intelektual Manusia.
mengenal pengunggah video berkonten cover version tersebut sebagai Pencipta dibanding penyanyi aslinya.
4. Prinsip Deklaratif: menurut penulis prinsip ini lebih menekankan bahwa ciptaan mengandung Hak Cipta dan dilindungi bukan setelah didaftarkannya hak cipta atau dilakukannya pencatatan hak cipta, akan tetapi Hak Cipta ciptaan tersebut sudah lahir secara otomatis pada saat Ciptaan tersebut diwujudkan dalam bentuk yang nyata kemudian diumumkan, dan dapat diperbanyak.
Ciptaan akan dilindungi pada saat dilakukannya pengumuman, diwujudkan dalam bentuk nyata, dan dapat diperbanyak dalam artian suatu ciptaan tidak perlu didaftarkan terlebih dahulu untuk mendapatkan suatu perlindungan. Di era modern ini banyak sekali media sebagai alat dilakukannya pengumuman suatu ciptaan salah satunya yaitu media platform Youtube yang diminati oleh masyarakat. Sesuatu apapun yang diunggah pada media platform Youtube adalah berupa video. Sehingga, suatu video tersebut akan dilindungi sejak pertamakali atau pada saat video tersebut diunggah. Kegiatan mengunggah suatu video tersebut merupakan kegiatan pengumuman yang sudah diwujudkan dalam bentuk nyata yaitu video itu sendiri yang kemudian dapat diperbanyak. Sedangkan Pemegang Hak Cipta adalah Pencipta sebagai pemilik Hak Cipta, Pemegang Hak Cipta merupakan pihak yang menerima secara sah hak dari Pencipta, atau dapat dikatakan sebagai pihak lain yang menerima lebih lanjut hak dari pihak yang menerima hak tersebut secara sah.
Ciptaan yang dilindungi adalah sebagai berikut:
a) buku, pamflet, dan semua hasil karya tulis lainnya; b) ceramah, kuliah, pidato, dan Ciptaan sejenis lainnya;
d) lagu atau musik dengan atau tanpa teks;
e) drama, drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomim;
f) karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar, ukiran, kaligrafi, seni pahat, patung,
g) atau kolase; h) karya arsitektur; i) peta; dan
j) karya seni batik atau seni motif lain.29
Dimana perlindungan Hak Cipta berlaku selama hidup Pencipta yang meninggal dunia paling akhir dan berlangsung selama 70 (tujuh puluh) tahun sesudahnya, terhitung mulai tanggal 1 Januari tahun berikutnya, perlindungan Hak Cipta yang dimiliki atau dipegang oleh badan hukum berlaku selama 50 (lima
puluh) tahun sejak pertama kali dilakukan pengumuman.30 Adapun ciptaan yang
juga dilindungi selain yang sudah penulis sebutkan sebelumnya, yaitu:
a) karya fotografi; b) potret;
c) karya sinematografi; d) permainan video; e) program komputer; f) perwajahan karya tulis;
g) terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, basis data, adaptasi, aransemen, modifikasi dan karya lain dari hasil transformasi;
29 Pasal 58 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta. 30 Pasal 58 ayat (2) dan (3) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.
h) terjemahan, adaptasi, aransemen, transformasi atau modifikasi ekspresi budaya tradisional;
i) kompilasi ciptaan atau data, baik dalam format yang dapat dibaca dengan program komputer atau
j) media lainnya; dan
k) kompilasi ekspresi budaya tradisional selama kompilasi tersebut merupakan
karya yang asli.31
Dimana berlaku selama 50 (lima puluh) tahun sejak pertama kali dilakukan Pengumuman sedangkan perlindungan Hak Cipta atas Ciptaan berupa karya seni terapan berlaku selama 25 (dua puluh lima) tahun sejak pertama kali dilakukan
Pengumuman.32
Semua jenis ciptaan yang dilindungi seperti yang sudah dijabarkan sebelumnya adalah mungkin untuk diunggah pada media platform Youtube dalam format video, sebagai contohnya adalah buku. Buku sangat mungkin untuk dibuat dalam format video dengan cara setiap halamannya difoto/direkam kemudian bisa sekaligus ditambahkan audio berupa suara orang yang membaca buku tersebut mengenai apa yg ditulis pada tiap halaman buku tersebut layaknya orang yang
sedang bercerita.33 Selain itu, sebuah ceramah juga sangat mungkin dilakukan
dalam bentuk video salah satu contohnya yaitu video motivasi. Video motivasi tersebut sangat mungkin diunggah dalam bentuk kata-kata atau tulisan yang dibarengi dengan suara salah seorang motivator, atau bisa saja video tersebut adalah
31 Pasal 59 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta. 32 Pasal 59 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta. 33 Lihat link berikut https://www.youtube.com/watch?v=RMne2JSxbQ0, “MEMBACA
video asli yang menampilkan seorang motivator untuk menyampaikan motivasinya
langsung tanpa lewat tulisan.34 Selain itu, ada juga terdapat permainan video yang
bisa diubah ke dalam format video. Pada zaman yang mengalami kemajuan teknologi ini, apapun terasa mudah apalagi untuk mencari suatu hiburan atau permainan, salah satunya yaitu VR (Virtual Reality). VR adalah tekonologi yang mana pengguna seakan-akan bisa berinteraksi atau merasa berada di lingkungan yang ada dalam dunia maya yang disimulasikan oleh komputer. Jadi VR yang diunggah pada media platform Youtube dalam bentuk video tentunya bisa dijadikan
permainan dengan berbagai tema diantaranya: rollercoaster35, horror36, atau
nature37. Contoh-contoh yang sudah disebutkan sebelumnya sangat mungkin dilakukan karena mengingat kemajuan zaman serta kebiasaan masyarakat sekarang bahwa akan lebih praktis apabila mendapatkan sesuatu hiburan, pengetahuan, informasi dengan lebih praktis yaitu dengan mengakses media platform Youtube yang segala sesuatunya diringkas dalam bentuk video.
Dalam hal pengalihan Hak Cipta dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu pengalihan hak moral, pengalihan hak ekonomi, dan pengalihan hak atas pencatatan ciptaan. Pengalihan hak moral tidak dapat dialihkan selama Pencipta masih hidup, tetapi pelaksanaan hak tersebut dapat dialihkan dengan wasiat atau sebab lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan setelah Pencipta meninggal dunia.38 Sedangkan
34 Lihat link berikut https://www.youtube.com/watch?v=GMN6NbB4bx4, “UNTUK
KAMU YANG SEDANG BERJUANG (Video Motivasi) | Spoken Word | Merry Riana”
35 Lihat link berikut https://www.youtube.com/watch?v=ix9Ioymijfw, “3D Roller
Coasters S VR Videos 3D SBS [Google Cardboard VR Experience] VR Box Virtual Reality Video”
36 Lihat link berikut https://www.youtube.com/watch?v=9vgBDiDpLmU “The RooM :
VR 360° horror”
37 Lihat link berikut https://www.youtube.com/watch?v=7AkbUfZjS5k, “Virtual Nature
360° - 5K Nature Meditation for Daydream, Oculus, Gear VR”
pengalihan hak ekonomi dapat berupa benda bergerak tidak berwujud yang dapat dialihkan dengan cara:
a) pewarisan; b) hibah; c) wakaf; d) wasiat;
e) perjanjian tertulis; atau
f) sebab lain yang dibenarkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.39
Pengalihan hak atas pencatatan ciptaan kepada pihak lain tidak mengurangi hak Pencipta/Pelaku Pertunjukan atau ahli warisnya untuk menggugat setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak dan tanpa persetujuan Pencipta/Pelaku
Pertunjukan yang melanggar hak moral Pencipta/Pelaku Pertunjukan.40 Lisensi
adalah izin tertulis yang diberikan oleh Pemegang Hak Cipta atau Pemilik Hak Terkait kepada pihak lain untuk melaksanakan hak ekonomi atas Ciptaannya atau
produk Hak Terkait dengan syarat tertentu.41 Apabila telah mendapatkan perjanjian
lisensi maka penerima lisensi memiliki hak ekonomi atas perbuatannya berupa:
a) penerbitan Ciptaan;
b) Penggandaan Ciptaan dalam segala bentuknya; c) penerjemahan Ciptaan;
d) pengadaptasian, pengaransemenan, atau pentransformasian Ciptaan;
39 Pasal 16 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta. 40 Pasal 98 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.
e) Pendistribusian Ciptaan atau salinannya; f) pertunjukan Ciptaan;
g) Pengumuman Ciptaan; h) Komunikasi Ciptaan; dan
i) penyewaan Ciptaan.42
j) Penyiaran atau Komunikasi atas pertunjukan Pelaku Pertunjukan; k) Fiksasi dari pertunjukannya yang belum difiksasi;
l) Penggandaan atas Fiksasi pertunjukannya dengan cara atau bentuk apapun; m) Pendistribusian atas Fiksasi pertunjukan atau salinannya;
n) penyewaan atas Fiksasi pertunjukan atau salinannya kepada publik; dan
o) penyediaan atas Fiksasi pertunjukan yang dapat diakses publik.43
p) penggandaan atas Fonogram dengan cara atau bentuk apapun; q) pendistribusian atas Fonogram asli atau salinannya;
r) penyewaan kepada publik atas salinan Fonogram; dan
s) penyediaan atas Fonogram dengan atau tanpa kabel yang dapat diakses publik.44
Berdasarkan pembahasan mengenai Hak Cipta yang telah penulis jabarkan sebelumnya, sudah jelas disebutkan bahwa karya cipta berupa lagu atau musik dengan atau tanpa teks merupakan salah satu ciptaan yang dilindungi karena seiring berkembangnya zaman berkembang semakin berkembang juga bidang tekonologi dan informasi yang menawarkan banyak sekali kemudahan sehingga tidak jarang ditemukan pembuat konten yang ingin menunjukkan kekreatifannya atau hanya
42 Pasal 9 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta. 43 Pasal 23 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta. 44 Pasal 24 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.
sekedar menunjukkan hobi saja yang antara lain berupa aransemen atau modifikasi lagu atau musik kemudian diunggah pada media platform (Youtube) yang tidak jarang untuk tujuan komersial tanpa mendapatkan ijin atau perjanjian lisensi dari Pemegang Hak Cipta.
b. Perjanjian TRIP’s (Trade Related aspects of Intellectual
Property Rights) terkait dengan Pembatasan dan Pengecualian
Hak Cipta
Perjanjian TRIP’s (Trade Related aspects of Intellectual Property Rights) adalah Perjanjian Internasional pada bidang Hak Kekayaan Intelektual yang berkaitan dengan perdagangan dan merupakan salah satu perjanjian mengenai kesepakatan di bawah WTO (Word Trade Organization) yang berjumlah 164 negara anggota. Indonesia termasuk anggota dari WTO (World Trade
Organization) sehingga wajib tunduk pada perjanjian TRIP’s (Trade Related aspects of Intellectual Property Rights) yang secara interalia juga mensyaratkan
penerapan bagian-bagian relevan Konvensi Bern.45 Dalam perjanjian TRIP’s
(Trade Related aspects of Intellectual Property Rights) telah diatur secara khusus mengenai pembatasan dan pengecualian hak cipta yang telah disebutkan di dalam
Article 13 Agreement:
“Members shall confine limitations or exceptions to exclusive rights to certain special cases which do not conflict with a normal exploitation of the work and do not unreasonably prejudice the legitimate interests of the right holder.”
45
Kif Aminanto. Hukum Hak Cipta: Peran Hukum terhadap Kreasi Intelektual Manusia. Jember Katamedia, Jember, 2017, h. 21.
“bahwa setiap negara anggota dalam perjanjian ini memberikan pembatasan atau pengecualian terhadap hak eksklusif yang dimiliki Pencipta atas suatu karyanya terhadap kasus-kasus tertentu yang tidak bertentangan dengan eksploitasi dan dengan secara tidak wajar tidak merugikan kepentingan Pencipta.”
Pengeksploitasian yang dimaksud merupakan pelanggaraan Hak Cipta yang dapat berupa pengumuman, penggandaan, dan pengedaran untuk kepentingan komersial sebuah karya cipta tanpa terlebih dahulu meminta izin atau mendapatkan
perjanjian lisensi dari ciptaannya, termasuk di dalamnya tindakan penjiplakan.46
Three Step Test merupakan sebuah tes yang digunakan sebagai batasan antara Hak
Eksklusif Pencipta dan Hak Istimewa dan keseimbangan utama untuk
menggunakan (privilage to use).47 Three Step Test ini bersifat kumulatif dan
berdasarkan urutan yaitu:48
1. Basic rule: limitation must be certain special cases.
2. First condition delimiting the basic rule: no conflict with a normal exploitation-compulsory licences impossible.
3. Second condition delimiting the basic rule: no unreasonable prejudice to legitimate interest-compulsory licences possible.
Pada tahap yang pertama, aturan dasar yang digunakan adalah bahwa pembatasan berlaku hanya untuk kasus khusus tertentu dan tidak terdapat tujuan
yang bersifat komersial.49 Commercial activity menurut Black Law Dictionary50
versi Brian A. Garner adalah “an activity, such as operating business, conducted to
46 Budi Agus Riswandi dan Siti Sumartiah. Masalah-masalah Haki Kontemporer, Cet. 1.
Gitanagari, Yogyakarta, 2006, h. 101.
47 Rahmi Jened I. Hukum Hak Cipta (Copyrights Law). Citra Aditya Bakti, 2014, h. 157. 48 Martin Sentftleben, Copyright, Limitations and Three Step Test in International and
EC Copyright Law, Kluwer Law, 2003, h. 112
49 Ibid., h. 158
50 Bryan A. Garner, ed., Black‟s Law Dictionary (Ninth Edition), West, Dallas, 2009, h
make profit.” (Suatu kegiatan, seperti menjalankan bisnis, yang dilakukan untuk
mendapatkan keuntungan). Pemakaian yang tidak bersifat komersial tidak mendatangkan keuntungan finansial bagi pihak yang melakukannya. Contoh pemakaian non-komersial adalah pemakaian untuk kepentingan pendidikan, penggunaan pribadi, dan lain-lain. Dalam hal mengunggah video pada media platform Youtube, kegiatan yang dilakukan adalah dengan tujuan untuk dikomersialkan dan untuk mendapatkan keuntungan.
Tahap kedua, tindakan menggunakan ciptaan orang lain tanpa izin, harus tidak bertentangan dengan pemanfaatan normal (normal exploitation) Pencipta/
Pemegang Hak Cipta.51 Pemanfaatan normal yang dimaksud adalah apabila
menggunakan Hak Cipta orang lain untuk kepentingan komersial maka harus didasarkan pada keseimbangan dalam menikmati manfaat ekonominya. Dalam mengunggah suatu video pada media platform Youtube seperti parodi, animasi,
cover lagu atau apapun itu jika didalam video tersebut seringkali akibat mudahnya
seseorang mengunggah suatu video tanpa perlu adanya pembuktian mengenai pendapatan lisensi dari Pemegang Hak Cipta, mereka sudah bisa mengunggah suatu video, dengan begitu sudah jelas bahwa dalam pemanfaatan ekonomi tersebut sudah tidak seimbang antara pembuat konten dengan Pemegang Hak Cipta karena dalam hal ini Pemegang Hak Cipta tidak ikut menikmati keuntungan ekonomi yang didapatkan oleh pembuat konten.
Pada tahap ke tiga, tindakan menggunakan ciptaan orang lain tanpa izin harus tidak mengurangi kepentingan yang sah (prejudice legitimate interest) dari
Pencipta/ Pemegang Hak Cipta.52 Dalam hal mengunggah video pada media platform online Youtube dengan tidak meminta izin atau mendapatkan perjanjian lisensi dari Pencipta/ Pemegang Hak Cipta sudah jelas mengurangi kepentingan yang sah dari Pencipta/ Pemegang Hak Cipta karena digunakan untuk tujuan komersial atau mendapatkan keuntungan. Three Step Test merupakan norma dasar pembatasan (limitation) atau penggunaan yang wajar (fair dealing/fair use) seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Pengeksploitasian yang dimaksud pada Article
13 merupakan pelanggaraan Hak Cipta yang dapat berupa pengumuman,
penggandaan, dan pengedaran untuk kepentingan komersial sebuah karya cipta tanpa terlebih dahulu meminta izin atau mendapatkan perjanjian lisensi dari
ciptaannya, termasuk di dalamnya tindakan penjiplakan.53 Sehingga ketika pembuat
konten melakukan pengunggahan video berkonten Hak Cipta pada media platform (Youtube) tanpa izin atau mendapat perjanjian lisensi dari Pencipta baik dengan tujuan tidak untuk komersial ataupun dengan tujuan komersial, merupakan suatu pelanggaran Hak Cipta. Perbuatan mengumumkan sebuah lagu yang dikatakan tidak melanggar Hak Cipta adalah ketika lagu yang diunggah adalah lagu
kebangsaan menurut sifat aslinya atau tidak diubah.54 Selain itu, mengunggah video
pada media platform Youtube yang sudah di tes lewat doktrin Three Step Test tersebut memiliki tujuan komersial, yang otomatis merugikan kepentingan yang wajar dari Pencipta/ Pemegang Hak Cipta.
52 Loc. Cit
53 Budi Agus Riswandi dan Siti Sumartiah. Masalah-masalah Haki Kontemporer, Cet. 1.
Gitanagari, Yogyakarta, 2006, h. 101.
54 P. Dina Amanda Swari dkk., “Perlindungan Hukum Lagu Yang Diunggah Tanpa Izin
Pencipta Di Situs Youtube”, Program Kekhususan Hukum Bisnis Fakultas Hukum, Universitas
Namun disisi lain, Three Step Test merupakan ringkasan berupa poin-poin yang ada pada Article 13 Perjanjian TRIP’s (Trade Related aspects of Intellectual
Property Rights). Three Step Test tidak bisa diberlakukan secara baku atau dengan
kata lain tidak bisa dijadikan patokan untuk menentukan atau menyimpulkan apakah suatu kasus adalah pelanggaran Hak Cipta atau bukan karena Three Step
Test sendiri adalah sebuah doktrin dan hanya berlaku untuk kasus-kasus tertentu
yang belaku dengan memberikan jaminan terhadap kasus yang tidak memiliki tujuan kepentingan atau pemanfaatan melalui eksploitasi.
2. Hubungan Hukum yang Terjadi antar Para Pihak
Dalam video yang diunggah pada media platform Youtube, hubungan hukum yang terjadi antara Pihak Penyedia Platform (Youtube), Pihak Pembuat Konten, dan kemudian Pihak Pemegang Hak Cipta yang terlibat secara tidak langsung, yang dapat digambarkan sebagai berikut:
Bagan 1: Bagan hubungan hukum yang terjadi antar para pihak
Pihak Pembuat Konten
(Content Creator)
Pihak Penyedia Platform (Youtube)
Pencipta/ Pemegang Hak Cipta
Keterangan:
Terlibat secara tidak langsung Mengunggah video
Selanjutnya akan dijelaskan lebih rinci mengenai masing-masing pihak dalam bagan hubungan hukum tersebut:
a. Pihak Penyedia Platform (Youtube)
Youtube adalah sebuah platform global untuk berita dan informasi.55 Youtube
adalah sebuah situs web video sharing (berbagi video) yang populer dimana para pengguna dapat memuat, menonton, dan berbagi klip video secara gratis. Didirikan pada bulan Februari 2005 oleh 3 orang mantan karyawan PayPal, yaitu Chad Hurley, Steve Chen dan Jawed Karim. Umumnya video-video di Youtube adalah video klip film, TV, serta video buatan para penggunanya sendiri. (Tjanatjantia. Widika, 2013).
Layanan yang diberikan Youtube adalah gratis, selain bisa menikmati layanan gratis tersebut, pengguna juga bisa berbagi maupun mengakses berbagai informasi, mengakses video streaming, sebagai media pengenalan dan pemasaran produk, mendukung industri hiburan, menguatkan branding lembaga /insititusi, dan Youtube juga memfasilitasi pengguna agar menguasai skill dasar
membuat video.56 Namun, apabila Youtube mandapat laporan atas suatu konten
yang terbukti melakukan pelanggaran terhadap pedoman komunitas akan mendapatkan peringatan sebagai pelanggaran pertama, apabila berikutnya konten tersebut ditemukan melanggar kebijakan Youtube, maka Youtube akan memberikan teguran dan apabila sudah mendapatkan teguran sampai ketiga
55 Youtube Creators. 2019. Pelajaran:Pengantar kebijakan dan pedoman Youtube –
Pedoman Komunitas di https://creatoracademy.youtube.com/page/lesson/copyright-guidelines?hl=id#strategies-zippy-link-1 (dikunjungi pada tanggal 23 Juni 2019 pkl 13.36 WIB).
56 “Youtube Sebagai Sarana Komunikasi bagi Komunitas Makassarvidgram”, Jurnal
kalinya Youtube berhak melakukan penghapusan channel dan/atau penghentian
akun.57
b. Pihak Pembuat Konten (Content creator)
Content creator merupakan orang yang berprofesi untuk membuat suatu konten,
baik berupa tulisan, gambar, video, atau suara. Content creator saat ini memiliki banyak wadah untuk menampilkan karyanya salah satunya adalah Youtube. Menurut Wikipedia, content creation adalah sumbangan informasi pada media apapun, terutama media digital. Konten yang dimaksud dapat berupa tulisan, suara, video, gambar, apapun itu baik yang sifatnya personal atau bagian dari pemasaran. Dalam hal ini yang dimaksud penulis adalah pembuat konten pada media platform Youtube, para pembuat konten Youtube berkewajiban memastikan konten dan perilaku yang dilakukan sesuai dengan peraturan persyaratan layanan dimana salah satunya yaitu mengenai kebijakan dan
pedoman komunitas.58 Apabila pembuat konten ingin menggunakan konten
berhak cipta maka terlebih dahulu menghubungi Pemegang Hak Cipta dan
menegosiasikan lisensi agar dapat digunakan.59
Disamping banyak kewajiban yang harus dipenuhi dan diperhatikan, Youtube telah menawarkan program menarik yaitu dengan Program Partner Youtube
57 Youtube Creators. 2019. Pelajaran:Pengantar kebijakan dan pedoman Youtube –
Kebijakan yang Memandu YouTube dan Pedoman Komunitas
di https://creatoracademy.youtube.com/page/lesson/copyright-guidelines?hl=id#strategies-zippy-link-1 (dikunjungi pada tanggal 23 Juni 2019 pkl 12.54 WIB).
58 Youtube Creators. 2019. Pelajaran: Pengantar kebijakan dan pedoman Youtube –
Kebijakan yang Memandu YouTube dan Pedoman Komunitas
di https://creatoracademy.youtube.com/page/lesson/copyright-guidelines?hl=id#strategies-zippy-link-6 (dikunjungi pada tanggal 23 Juni 2019 pkl 13.30 WIB).
59 Youtube Creators. 2019. Pelajaran:Mengarahkan Izin Hak Cipta – Kenali Kapan Anda
Memerlukan Lisensi dan Izin hak Cipta di
https://creatoracademy.youtube.com/page/lesson/copyright-usage?hl=id#strategies-zippy-link-1 (dikunjungi pada tanggal 23 Juni 2019 pkl 13.54 WIB).
(YPP), dimana apabila telah memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan maka pembuat konten berhak mendapatkan uang yang dihasilkan dari iklan yang ditayangkan di video dan dari member Youtube Premium yang menonton video
konten yang diunggahnya.60
c. Pencipta/ Pemegang Hak Cipta
Pencipta sebagai pemilik Hak Cipta adalah pihak yang menerima hak tersebut secara sah dari Pencipta, atau pihak lain yang menerima lebih lanjut hak dari
pihak yang menerima hak tersebut secara sah.61 Sedangkan Hak Cipta adalah
hak eksklusif Pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.62 Hak eksklusif terdiri atas hak moral dan hak ekonomi.63 Hak
eksklusif sendiri merupakan hak yang hanya diperuntukkan khusus bagi Pencipta, sehingga tidak ada pihak lain yang dapat memiliki hak secara keseluruhan atau tidak dapat memanfaatkan hak tersebut tanpa izin Pencipta. Karena dalam hal ini, Pemegang Hak Cipta yang bukan Pencipta hanya memiliki sebagian dari hak eksklusif yaitu berupa hak ekonomi.
Dari pengertian masing-masing pihak yang sudah dijelaskan di atas, dapat penulis terangkan bahwa dalam hal tersebut hubungan hukum yang terjadi semula adalah perjanjian yang telah disepakati antara dua pihak saja yaitu pihak penyedia platform (Youtube) dan dengan pihak pembuat konten dimana pihak penyedia
60 Youtube Creators. 2019. Pelajaran:Pengantar kebijakan dan pedoman Youtube –
Kebijakan Terkait Monetisasi di
https://creatoracademy.youtube.com/page/lesson/copyright-guidelines?hl=id#strategies-zippy-link-6 (dikunjungi pada tanggal 23 Juni 2019 pkl 13.45 WIB).
61 Pasal 1 angka 4 Undang-Undang No.28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta. 62 Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No.28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta. 63 Pasal 4 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.
platform sebagai pihak penyedia bagi para pembuat konten untuk mengunggah video-video yang akan ditampilkan pada Youtube, sedangkan pembuat konten diberi kebebasan untuk mengunggah berbagai konten video, namun dalam kenyataannya tidak jarang ditemukan bahwa konten yang diunggah tersebut adalah konten cover version atas suatu lagu atau musik berhak cipta. Sehingga kesepakatan semula yang terjadi antara dua pihak saja secara tidak langsung telah ikut melibatkan atau berdampak bagi pihak lain yaitu pihak Pemegang Hak Cipta karena video yang diunggah tersebut memuat materi ciptaannya/ hak ciptanya dimana Pemegang Hak Cipta yang sebenarnya berperan dalam pemberian ijin untuk boleh tidaknya lagu atau musik ciptaannya digunakan oleh orang lain untuk melakukan
hak ekonomi apalagi untuk tujuan komersial.64
Selain itu, dalam hal pihak pembuat konten mengunggah suatu video pada media platform Youtube, belum tentu video yang diunggah tersebut adalah video buatan atau ciptaannya sendiri. Sangat memungkinkan video tersebut mengandung muatan Hak Cipta orang lain, karena untuk mengunggah suatu video pada media platform Youtube tidak diperlukan suatu pembuktian telah mendapatkan izin/perjajian lisensi dari Pencipta/ Pemegang Hak Cipta. Jika hal tersebut terjadi sudah jelas bahwa pembuat konten adalah belum tentu Pencipta, Pemegang Hak Cipta ataupun keduanya.
C. Terdampaknya Pemegang Hak Cipta dengan Adanya Terms of
Service
Kesepakatan yang terjadi antara pihak penyedia platform (Youtube) dengan pihak pembuat konten dalam prakteknya secara tidak langsung telah berdampak pada pihak Pemegang Hak Cipta yang pada dasarnya tidak ikut mengetahui atau menyetujui dan menyepakati kesepakatan antara pihak penyedia platform (Youtube) dengan pihak pembuat konten tersebut padahal konten yang akan diunggah oleh pembuat konten pada media platform (Youtube) memuat materi Hak Cipta. Contoh permasalahan yang sedang marak terjadi yaitu cover version. Video berkonten cover version suatu lagu atau musik yang sudah pasti merupakan karya ciptaan orang lain/telah berhak cipta dimana tidak jarang tujuan dari diunggahnya suatu video oleh pembuat konten pada media platform (Youtube) adalah untuk tujuan mendapatkan keuntungan atau di komersialkan. Tujuan tersebut menurut penulis, Pencipta/ Pemegang Hak Cipta dalam hal ini memiliki hak ekonomi salah satunya atas diaransemenkan atau ditrasnformasikannya suatu ciptaannya yang seharusnya wajib mendapatkan izin Pencipta atau Pemegang Hak Cipta dan selain memerlukan izin, pengguna atau pembuat konten serta wajib memberikan royalti
atau imbalan kepada Pencipta.65
Permasalahan dalam mengunggah sebuah video lagu pada media platform Youtube yang pernah terjadi salah satunya dialami oleh penyanyi muda Indonesia Hanin Dhiya. Hanin Dhiya merupakan penyanyi muda yang pernah mengikuti ajang pencarian bakat di salah satu stasiun televisi Indonesia, dirinya semakin dikenal masyarakat karena video cover version lagu berjudul Akad dari band Payung Teduh. Video yang diunggah oleh Hanin Dhiya dengan konten cover version lagu Akad tersebut, telah melakukan aransemen musik tanpa meminta izin kepada
Pencipta lagu Akad sekaligus vokalis dari band Payung Teduh yaitu Mohammad Istiqamah Djamad atau yang akrab dipanggil Is. Is mengaku kecewa karena Hanin Dhiya dinilai telah merubah lirik dan mengambil keuntungan dari lagu milik Payung Teduh serta Is pun meminta agar karyanya di apresiasi dengan bijak. Kekecewaan tersebut disampaikan lewat postingan akun Instagram Is. Terkait permohonan izin, Hanin Dhiya mengaku belum pernah menyampaikan permohonan secara resmi, tetapi pernah disampaikan secara lisan oleh manajernya beberapa waktu lalu kepada seseorang yang dekat dengan Payung Teduh. Hanya saja, dirinya maupun manajemen tidak memastikan kembali apakah izin tersebut sampai kepada manajemen Payung teduh hingga permasalahan ini muncul. Permasalahan tersebut untungnya tidak sampai dilakukannya gugatan ke pengadilan melainkan diselesaikan dengan permohonan maaf dari Hanin Dhiya lewat rekaman video yang diunggah melalui Channel YouTube All About Hanin.66
Selain mengenai cover lagu (cover version), terdapat pula contoh kasus mengenai pengekploitasian melalui pengumuman Hak Cipta lagu dengan Nomor Putusan 385K/Pdt.Sus/2019 dimana kasus tersebut diselesaikan melalui jalur hukum. Diawali dengan adanya video Band Caramel asal Kota Malang Jawa Timur yang menyanyikan lagu “Tinggal Kenangan” yang beredar di internet pada tahun 2008. Ternyata lagu yang dinyanyikan tersebut bukan lagu milik Band Caramel asal Kota Malang tetapi adalah milik atau ciptaan Rifai Ilyas gitaris band Caramel asal Makassar Sulawesi Selatan. Rifai Ilyas mengaku bahwa Ia yang menciptakan lagu tersebut sejak 2003 yang diberi judul “Jauh”, Ia mengaku lagu tersebut terinspirasi dari pengalaman pribadinya yang ditinggalkan kekasihnya menikah. Namun, dia baru berani menyanyikan lagu itu tahun 2004 dan langsung tenar di tangga lagu radio Makassar. Perseteruan tersebut kemudian dibawa oleh Band Caramel asal Makassar ke Pengadilan Niaga Surabaya. Di sisi laian, Band Caramel asal Kota Malang membawa perseteruan tersebut ke Pengadilan Niaga Jakarta Pusat dan pada
66 M Faisal Reza Irfan. 2017. Laris Manis Cover Lagu "Akad", Bagaimana Hukumnya?
di https://tirto.id/laris-manis-cover-lagu-akad-bagaimana-hukumnya-cxgV. (akses pada 6 Januari 2020. Pkl 22.39 WIB.)
akhirnya sampai pada tingkat kasasi yang diajukan oleh Band Caramel asal Kota Malang. Permohonan kasasi tersebut ditolak dan menghukum pemohon kasasi/ Penggugat untuk membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi. Permohonan kasasi tersebut ditolak dengan alasan antara lagu “Tinggal Kenangan” dengan lagu “Jauh” terdapat persamaan pada pokoknya , dan lagu “Jauh” sudah terlebih dahulu diumumkan atau dipublikasikan dibandingkan lagu “Tinggal Kenangan”.
Jika kedua contoh kasus tersebut dihubungkan dengan bagan hubungan hukum yang sudah digambarkan sebelumnya dapat disimpulkan hubungan hukum yang terjadi adalah sama yaitu pihak yang melakukan cover version atau pengeksploitasian tersebut mengunggah pada media platform online dimana secara tidak langsung melibatkan Pencipta/ Pemegang Hak Cipta merasa tidak terima dan merasa tidak memberikan izin penggunaan atas ciptaanya apalagi digunakan untuk kepentingan komersial.
Cover version atau cover adalah hasil reproduksi atau membawakan ulang
sebuah lagu yang sebelumnya pernah direkam dan dibawakan penyanyi/artis lain.
Konsep dari adaptasi, aransemen, modifikasi, dan transformasi ini adalah konsep yang membentuk dasar dari konsep cover version.67Tidak sedikit lagu-lagu cover version menjadi lebih terkenal dibandingkan dengan lagu yang dibawakan atau dinyanyikan oleh penyanyi aslinya sehingga banyak pengguna media platform Youtube mencoba peruntungannya lewat unggahan cover version suatu lagu dengan tujuan agar lebih cepat terkenal dan sukses. Hal tersebut terkadang menjadi tidak adil dan semestinya karena menurut penulis, pihak Pemegang Hak Cipta malah menjadi
67 Vibhaw & Venkataraman, ‘Recording That Different Version’ (2007) Journal of
pihak yang paling dirugikan karena banyak faktor yaitu tidak dilibatkannya pihak Pemegang Hak Cipta dalam kesepakatan yang terjadi antara pihak penyedia platform dan dengan pihak pembuat konten padahal justru Pemegang Hak Cipta dalam hal ini berperan penting dan wajib dilibatkan, dan juga video cover version suatu lagu atau musik yang sudah terlanjur diunggah tersebut tidak sedikit cover
version tersebut lebih dikenal masyarakat luas yang menonton, hal tersebut
tentunya akan lebih baik apabila Pencipta/ Pemegang Hak Cipta mendapat hak ekonomi atau royalti atas cover version tersebut namun disayangkan dalam prakteknya tidak demikian.
Perbuatan mengunggah lagu pada media platform (Youtube) dapat penulis katakan adalah kegiatan pengumuman. Perbuatan yang termasuk kedalam pengumuman suatu ciptaan adalah membacakan, menyiarkan, memamerkan,
menjual, dan menyebarkan suatu ciptaan.68 Pengumuman ini dapat dilakukan
dengan alat atau media apapun termasuk melalui internet seperti Youtube sehingga
ciptaan tersebut dapat dilihat, didengar ataupun dibaca oleh orang lain.69 Sehingga
ketika pembuat konten melakukan pengunggahan video salah satunya adalah video konten cover version lagu atau musik pada media platform (Youtube) tanpa izin atau mendapat perjanjian lisensi dari Pencipta/ Pemegang Hak Cipta baik dengan tujuan tidak untuk komersial ataupun dengan tujuan komersial, merupakan suatu pelanggaran Hak Cipta. Perbuatan mengumumkan sebuah lagu yang dikatakan
68 Otto Hasibuan, 2014, Hak Cipta di Indonesia, Tinjauan Khusus Hak Cipta Lagu,
Neighbouring Rights, dan Collecting Society, PT Alumni, Bandung, h.76.
69 H. OK. Saidin, 2014, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property
tidak melanggar Hak Cipta adalah ketika lagu yang diunggah adalah lagu
kebangsaan menurut sifat aslinya atau tidak diubah.70
Sebenarnya dalam hal perizinan atau pendapatan lisensi dalam kesepakatan antara pihak penyedia platform (Youtube) dan dengan pihak pembuat konten, pihak penyedia platform (Youtube) sudah membuat ketentuan dalam Youtube Creator
Academy - Pelajaran: Mengarahkan Hak Cipta bahwa “Apabila pembuat konten
ingin menggunakan konten berhak cipta maka terlebih dahulu menghubungi
Pemegang Hak Cipta dan menegosiasikan lisensi agar dapat digunakan.”71 Menurut
penulis ketentuan tersebut masih lemah dan hanyalah sekedar berupa himbauan yang tidak terdapat unsur keharusan atau kewajiban bagi setiap pengguna konten. Maka dari itu ketentuan tersebut tidak menjadi penghalang untuk tetap mengunggah video berkonten Hak Cipta karena video tersebut tetap dapat diunggah walaupun tanpa persyaratan pembuktian sebagai Pencipta ataupun telah mendapatkan izin atau perjanjian lisensi dari Pencipta/ Pemegang Hak Cipta. Disamping itu sebenarnya Youtube juga telah menyediakan bantuan dan pemecahan masalah yaitu Youtube akan melakukan penghapusan video yang diunggah tanpa izin dari Pencipta atau telah melanggar Hak Cipta apabila Youtube mendapatkan pemberitahuan mengenai video yang melanggar Hak Cipta. Namun apa yang terjadi apabila tidak ada pihak atau pengguna akun Youtube yang melapor? Maka sudah jelas video berkonten Hak Cipta tersebut akan tetap bisa ditonton oleh
70 P. Dina Amanda Swari dkk., “Perlindungan Hukum Lagu Yang Diunggah Tanpa Izin
Pencipta Di Situs Youtube*”, Program Kekhususan Hukum Bisnis Fakultas Hukum, Universitas
Udayana, h. 10.
71 Youtube Creators. 2019. Pelajaran:Mengarahkan Izin Hak Cipta – Kenali Kapan Anda
Memerlukan Lisensi dan Izin Hak Cipta. di
https://creatoracademy.youtube.com/page/lesson/copyright-usage?hl=id#strategies-zippy-link-1. (dikunjungi pada tanggal pada 25 Juni 2019. Pkl 20.26 WIB).
pengguna Youtube lainnya dan pembuat konten tetap mendapatkan apa yang seharusnya dan semestinya didapatkan juga oleh Pemegang Hak Cipta dalam hal ini yaitu hak ekonomi.