• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019"

Copied!
164
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 i

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 telah selesai disusun, sebagai pedoman bagi unit kerja di lingkungan Kementerian Perhubungan dalam melaksanakan pembangunan transportasi di tahun anggaran 2019. Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 disusun dengan mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 dan melaksanakan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

Pembangunan transportasi ke depan didorong untuk mewujudkan prioritas dan sasaran pembangunan nasional dalam rangka memacu pembangunan infrastruktur dan ekonomi untuk meningkatkan kesempatan kerja serta mengurangi kemiskinan dan kesenjangan antar wilayah, sehingga dimensi pemerataan dan kewilayahan dapat ditingkatkan melalui pengembangan konektivitas nasional.

Selanjutnya guna mendukung pencapaian pertumbuhan ekonomi nasional berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2019 yang ditargetkan mencapai 5,4 – 5,8% sesuai dengan Tema RKP 2019 “Pemerataan Pembangunan untuk Pertumbuhan Berkualitas”, maka pemerataan pembangunan di seluruh pelosok nusantara, prioritas pembangunan transportasi tahun 2019 tetap diarahkan untuk tercapainya konektivitas nasional dengan beberapa sasaran kegiatan antara lain : pembangunan/peningkatan terminal tipe A, UPPKB dan jembatan timbang, pembangunan/peningkatan dermaga sungai, danau dan penyeberangan, pembangunan/peningkatan jalur kereta api, pembangunan dan pengembangan pelabuhan laut non komersil, pengembangan dan pembangunan bandara serta peningkatan kuantitas dan kualitas Sumber Daya Manuasia Perhubungan.

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 agar dipergunakan sebagai acuan bagi seluruh jajaran Kementerian Perhubungan dalam menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) di lingkungan Kementerian Perhubungan dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun 2019, sehingga pada akhirnya diharapkan dapat tercapai proses perencanaan pembangunan transportasi yang terpadu, terintegrasi dan akuntabel.

(3)

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ini diharapkan dapat berkontribusi dan memberikan manfaat bagi seluruh insan perhubungan dalam menyelenggarakan kegiatan perhubungan yang handal dan berkualitas dalam melayani masyarakat.

Jakarta, November 2018 MENTERI PERHUBUNGAN

BUDI KARYA SUMADI

No. Proses Nama Jabatan Tanggal Paraf

1. Dikonsep Dandun Prakosa Kabag Program Biro Perencanaan 2. Diperiksa Gede Pasek Suardika Kepala Biro Perencanaan

3. Disetujui Wahju Satrio Utomo Inspektur Jenderal 4. Disetujui Budi Setyadi Dirjen Perhubungan Darat 5. Disetujui Zulfikri Dirjen Perkeretaapian 6. Disetujui Agus Purnomo Dirjen Perhubungan Laut 7. Disetujui M. Praminto Hadi S Plt. Dirjen Perhubungan Udara 8. Disetujui Umiyatun Hayati T Kepala Badan PSDM Perhubungan 9. Disetujui Sugihardjo Kepala Badan Litbang Perhubungan 10. Disetujui Bambang Prihartono Kepala BPTJ

(4)

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 iii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... iii

Daftar Tabel ... vi

Daftar Gambar ... ix BAB I PENDAHULUAN ... I-1 BAB II SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL ... II-1

2.1 Sasaran Pembangunan Nasional ... II-1 2.2 Sasaran Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 ... II-3 2.3 Sasaran Program Dan Kegiatan Kementerian Perhubungan

Tahun 2019 ... II-6 2.4 Target Kinerja Kementerian Perhubungan Tahun 2015 - 2019 ... II-10 2.4.1 Keselamatan dan Keamanan Transportasi ... II-10 2.4.2 Pelayanan Transportasi ... II-12 2.4.3 Kapasitas Transportasi ... II-13 2.5 Target Kinerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ... II-14 BAB II PELAKSANAAN ANGGARAN DAN PERMASALAHAN, TANTANGAN SEKTOR

TRANSPORTASI ... III-1

3.1.

Pelaksanaan

Anggaran Pembangunan Infrastruktur Tahun

Anggaran 2016 ...

III-

1

3.1.1.

Perkembangan

Pelaksanaan Anggaran TA. 2016 ...

III-

1

3.1.2.

Program

Kegiatan Strategis TA. 2016...

III-

2

3.2. Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Infrastruktur Tahun

Anggaran 2017 ...

III-

9

3.2.1. Perkembangan Pelaksanaan Anggaran TA. 2017 ...

III-

9

3.2.2. Program

Kegiatan

Strategis TA. 2017 ...

III-

10

3.3. Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Infrastruktur Tahun

Anggaran

2018

...

III-

17

3.3.1. Perkembangan

Pelaksanaan

Anggaran TA. 2018 ...

III-

17

3.3.2. Program Kegiatan Strategis TA. 2018...

III-

17

3.4. Capaian Pembangunan Perhubungan Tahun 2016-2018 ...

III-

26

(5)

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 iv

3.4.1. Capaian

Pembangunan

Transportasi Darat ...

III-

26

3.4.2. Capaian

Pembangunan

Perkeretaapian ...

III-

41

3.4.3. Capaian Pembangunan

Transportasi Laut ... III-48 3.4.4. Capaian Pembangunan Transportasi Udara ... III-53 3.4.5. Capaian Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia ... III-73 3.4.6. Capaian Badan Penelitian dan Pengembangan ... III-78 3.4.7. Capaian Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek ... III-80

3.5. Permasalahan ...

III-

81

3.6. Tantangan ...

III-

86

BAB IV PROGRAM KEGIATAN PEMBANGUNAN DAN ANGGARAN TAHUN 2019 ... IV-1

4

.1

Kerangka

Pendanaan ... IV-1 4.1.1 Skenario Pembiayaan Infrastruktur ... IV-1 4.1.2 Skema Finansial Kreatif ... IV-2 4.1.3 Skema Pendanaan Infrastruktur Selain Skema APBN, APBD

dan KPS ... IV-4 4.1.4 Badan Layanan Umum ... IV-5 4.1.5 Skema Pendanaan Kementerian Perhubungan Tahun

2015-2019 ... IV-6 4.2

Deviasi

Anggaran Pembangunan Perhubungan Dengan Kebutuhan

Pendanaan Dalam Rencana Strategis Kemenhub 2015-2019 ... IV-9 4.3

Indikasi

Program Prioritas Pembangunan Transportasi Tahun 2019 .. IV-10 4.4

Kegiatan

Mendukung Prioritas Nasional Tahun 2019 ... IV-18 4.4.1 Kegiatan Mendukung Prioritas Nasional 2 ... IV-20 4.4.2 Kegiatan Mendukung Prioritas Nasional 3 ... IV-26 4.4.3 Kegiatan Mendukung Direktif Presiden Sesuai Arahan Ratas .. IV-28 4.4.4 Kegiatan Mendukung Proyek Strategis Nasional

(Perpres 58 tahun 2017) ... IV-28 4.5 PROGRAM KEGIATAN PEMBANGUNAN PERHUBUNGAN TAHUN 2019 IV-29 4.5.1 Sekretariat Jenderal ... IV-29 4.5.2 Inspektorat Jenderal ... IV-29 4.5.3 Ditjen Perhubungan Darat ... IV-32 4.5.4 Ditjen Perkeretaapian ... IV-33 4.5.5 Ditjen Perhubungan Laut ... IV-37 4.5.6 Ditjen Perhubungan Udara ... IV-40 4.5.7 BPSDM Perhubungan ... IV-43

(6)

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 v

4.5.8 Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan ... IV-44 4.5.9 Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ)... IV-45 BAB V PENUTUP ... V-1

(7)

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 vi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sasaran dan Indikator RPJMN Tahun 2015-2019 ... II-1 Tabel 2.2 Rumusan Indikator Kinerja Utama pada Renstra Kemenhub

Untuk Tahun 2019 ... II-15 Tabel 3.1 Sebaran Lokasi Pembangunan Terminal Baru ... III-26 Tabel 3.2 Sebaran Lokasi Pembangunan Terminal ... III-27 Tabel 3.3 Rehabilitasi/Peningkatan Terminal ... III-27 Tabel 3.4 Pembangunan Jembatan Timbang ... III-27 Tabel 3.5 Rehabilitasi/Peningkatan Jembatan Timbang ... III-28 Tabel 3.6 Pembangunan Fasilitas Integrasi Antar Moda ... III-29 Tabel 3.7 Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Baru ... III-29 Tabel 3.8 Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Lanjutan ... III-29 Tabel 3.9 Rehabilitasi/Peningkatan Pelabuhan Penyeberangan ... III-30 Tabel 3.10 Pembangunan Prasarana Pelabuhan Sungai Baru ... III-30 Tabel 3.11 Pembangunan Prasarana Pelabuhan Sungai Lanjutan ... III-31 Tabel 3.12 Rehabilitasi/Peningkatan Pelabuhan Sungai... III-31 Tabel 3.13 Pembangunan Prasarana Pelabuhan Danau Baru ... III-31 Tabel 3.14 Pembangunan Prasarana Pelabuhan Danau Lanjutan ... III-31 Tabel 3.15 Peningkatan/Rehabilitasi Pelabuhan Danau ... III-32 Tabel 3.16 Pengadaan dan Pemasangan Perlengkapan Jalan ... III-32 Tabel 3.17 Sebaran Lokasi Pembangunan ATCS Baru ... III-33 Tabel 3.18 Sebaran Lokasi Pembangunan ATCS Lanjutan ... III-33 Tabel 3.19 Hasil Pembangunan Prasarana & Sarana Perkeretaapian

Tahun 2015 - 2018 ... III-44 Tabel 3.20 Realisasi Public Service Obligation (PSO) Tahun 2015-2018 ... III-45 Tabel 3.21 Rincian subsidi kepada Penumpang Kelas Ekonomi dengan Relasi

Subsidi PSO... III-45 Tabel 3.22 Perkembangan Angkatan Laut Perintis ... III-49 Tabel 3.23 Daftar Kapal Barang Tol Laut PT. PELNI ... III-51 Tabel 3.24 Pembangunan Infrastruktur Perhubungan Udara Tahun 2015-2018 .... III-53

(8)

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 vii

Tabel 3.25 Data Bandar Udara Harun Tohir – Bawean ... III-57 Tabel 3.26 Data Bandar Udara Rembele - Takengon ... III-58 Tabel 3.27 Data Bandar Udara Juwata Tarakan ... III-59 Tabel 3.28 Data Bandar Udara DEO-Sorong ... III-60 Tabel 3.29 Data Bandar Udara Mopah-Merauke ... III-61 Tabel 3.30 Data Bandar Udara Jalaluddin – Gorontalo ... III-62 Tabel 3.31 Data Bandar Udara Matahora - Wakatobi ... III-63 Tabel 3.32 Data Bandar Udara NOP Goliath Dekai Yahukimo ... III-64 Tabel 3.33 Data Bandar Udara Tanjung Api/ Tojo Una-Una ... III-65 Tabel 3.34 Data Bandar Udara Ranai Natuna ... III-66 Tabel 3.35 Data Bandar Udara Miangas Sulawesi Utara ... III-67 Tabel 3.36 Operator Pelaksana Angkutan Udara Perintis Tahun 2016 ... III-68 Tabel 3.37 Rincian Kegiatan di 15 Bandar Udara Baru ... III-70 Tabel 3.38 Jumlah Peserta dan Lulusan Diklat BPSDMP 2016-2018* ... III-74 Tabel 4.1 Skenario Pendanaan Berdasarkan Kerangka RPJMN Tahun 2015-2019 .. IV-2 Tabel 4.2 Rincian pendanaan untuk tiap unit Eselon I Kementerian Perhubungan

Tahun 2015-2019 ... IV-6 Tabel 4.3 Perbandingan Antara Alokasi Anggaran Perhubungan Dengan Kebutuhan

Pendanaan Dalam Reviu Renstra Kemenhub Tahun 2015-2019 ... IV-9 Tabel 4.4 Total Alokasi Pagu Indikatif sesuai Surat Bersama Menteri PPN / Kepala

Bappenas dan Menteri Keuangan (Sesuai Surat Bersama Menteri Keuangan dan Menteri PPN/Kepala Bappenas Nomor : S-269/MK.02/2018 dan Nomor : B.209/M.PPN/D.8/KU.01.01/04/2018 tanggal 16 April 2018 Perihal Pagu Indikatif K/L Tahun 2019 ... IV-14 Tabel 4.5 Total Alokasi Pagu Indikatif TA 2019 sesuai Rekomposisi Anggaran .... IV-15 Tabel 4.6 Tabel Kegiatan dengan Skema Pendanaan Surat Berharga Syariah Negara

(SBSN) TA 2019 ... IV-16 Tabel 4.7 Tabel Kegiatan dengan Skema Pendanaan Kerjasama Pemerintah dan Badan

Usaha (KPBU) TA 2019 ... IV-17 Tabel 4.8 Kegiatan Peningkatan Konektivitas Berdasarkan Pagu indikatif (Rincian

Prioritas Nasional 2) ... IV-21 Tabel 4.9 Kegiatan Pembangunan Daerah Afirmasi ... IV-21 Tabel 4.10 Dukungan Pengembangan Kawasan Pariwisata dan KEK

Pariwisata ... IV-26 Tabel 4.11 Dukungan Pengembangan Pengembangan Kawasan Industri (KI)

(9)

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 viii

dan KEK Industri dan Logistik ... IV-27 Tabel 4.12 Target lulusan diklat Transportasi Darat, Laut, Udara, Perkeretaapian

(10)

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sinkronisasi Sasaran RPJMN Tahun 2015-2019 dengan Renstra

Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019... II-5 Gambar 3.1 Rehabilitasi Terminal (Terminal Kota Depok) ... III-34 Gambar 3.2 Perbaikan Pelayanan dan Ketertiban Terminal Penumpang Tipe A

(Terminal Cilegon – Merak) ... III-34 Gambar 3.3 Pembangunan Fasilitas Integrasi Moda (Terminal Tirtonadi – Stasiun

Balapan, Solo) ... III-35 Gambar 3.4 Pembangunan Terminal (Terminal Liwas – Manado) ... III-35 Gambar 3.5 Kondisi Lama Stasiun Palmerah ... III-46 Gambar 3.6 Kondisi Terbaru Stasiun Palmerah ... III-46 Gambar 3.7 Kondisi Lama Stasiun Kebayoran ... III-46 Gambar 3.8 Tampak Stasiun Kebayoran Saat Ini ... III-47 Gambar 3.9 Kondisi Lama Stasiun Parungpanjang ... III-47 Gambar 3.10 Kondisi Saat Ini Stasiun Parungpanjang ... III-47 Gambar 3.11 Kondisi Lama Stasiun Maja ... III-48 Gambar 3.12 Kondisi Saat Ini Stasiun Maja ... III-48 Gambar 3.13 Akses Stasiun Bandara ... III-48 Gambar 3.14 Stasiun Jakabaring ... III-48 Gambar 3.15 Terminal Penumpang Bandar Udara Wamena ... III-54 Gambar 3.16 Terminal Penumpang Bandar Udara Utarom ... III-54 Gambar 3.17 Terminal Penumpang Bandar Udara Labuan Bajo ... III-54 Gambar 3.18 Terminal, Runway Bandar Udara DEO-Sorong ... III-55 Gambar 3.19 Bandar Udara Matahora-Wakatobi ... III-55 Gambar 3.20 Bandar Udara Djalaluddin-Gorontalo ... III-55 Gambar 3.21 Terminal baru dan Ruang Tunggu Bandar Udara Juwata Tarakan ... III-56 Gambar 3.22 Terminal dan Ruang Tunggu Bandar Udara Rembele ... III-56 Gambar 3.23 Lokasi dan Terminal Bandar Udara Miangas – Kepulauan Talaud ... III-56 Gambar 3.24 Terminal baru dan Ruang Tunggu Bandar Udara Kasiguncu Poso .... III-57 Gambar 3.25 Bandar Udara Tanjung Api- Tojo Una-una... III-57

(11)

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 x

Gambar 3.26 Bandar Udara Letung - Anambas ... III-57 Gambar 3.27 Landas Pacu Bandar Udara Harun Tohir-Bawean ... III-58 Gambar 3.28 Terminal dan Ruang Tunggu Bandar Udara Rembele ... III-59 Gambar 3.29 Terminal baru dan Ruang Tunggu Bandar Udara Juwata Tarakan ... III-60 Gambar 3.30 Runway, danTerminal Bandar Udara DEO-Sorong ... III-61 Gambar 3.31 Bandar Udara Mopah-Merauke ... III-62 Gambar 3.32 Terminal dan Ruang Tunggu Bandar Udara Djalaluddin-Gorontalo .... III-63 Gambar 3.33 Bandar Udara Matahora-Wakatobi ... III-63 Gambar 3.34 Terminal Bandar Udara Tojo Una-Una (Tampak Atas) ... III-65 Gambar 3.35 Terminal Bandar Udara Ranai Natuna ... III-66 Gambar 3.36 Kondisi Bandar Udara Miangas Sulawesi Utara ... III-67 Gambar 3.37 Grafik Jumlah Penumpang Angkutan Udara Perintis ... III-69 Gambar 3.38 Frekuensi Penerbangan Angkutan Udara Perintis ... III-69 Gambar 3.39 Pesawat Perintis Susi Air, Cessna Grand Caravan... III-70

Gambar 3.40 Rektorat BP2TD Mempawah ... III-77 Gambar 3.41 Gedung Praktek Padang ... III-77

Gambar 3.42 Hanggar & Apron ATKP Makassar ... III-77 Gambar 3.43 Gedung Kelas PIP Makassar... III-77 Gambar 3.44 Pesawat Sayap Tetap Multi Engine ... III-77 Gambar 3.45 Gambar Kolam Latih ... III-78 Gambar 3.46 Gambar Gedung Asrama ... III-78 Gambar 3.47 Gambar Gedung Kelas ... III-78

Gambar 3.48 Smoke Chamber di BP2IP Minsel ... III-78 Gambar 3.49 Gambar Hanggar di ATKP Makassar ... III-78

Gambar 4.1 Grafik Deviasi Anggaran Kemenhub TA.2015-2019 ... IV-10 Gambar 4.2 Prioritas Nasional 2 ... IV-19 Gambar 4.3 Prioritas Nasional 3 ... IV-20

(12)

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 I-1

Memasuki pelaksanaan tahun terakhir Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) periode Tahun 2015-2019, penyelesaian pembangunan infrastruktur menjadi salah satu fokus prioritas pemerintah Presiden & Wakil Presiden Jokowi-Jusuf Kalla. RPJMN Tahun 2015-2019 menjadi dokumen perencanaan nasional yang dipergunakan sebagai pedoman pembangunan 5 (lima) tahun kedepan untuk mewujudkan Visi dan Misi Pemerintah, yang selanjutnya dijabarkan secara tahunan pada Rencana Kerja Pemerintah maupun Rencana Kerja Kementerian/Lembaga. Rencana Kerja Kementerian Perhubungan merupakan dokumen rencana kerja tahunan yang memuat sasaran strategis, sasaran kegiatan prioritas, sasaran program atau kegiatan, indikator kinerja utama (IKU) dan target pembangunan yang hendak dicapai dalam satu tahun anggaran berjalan, dimana selanjutnya akan dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan atau kinerja Kementerian Perhubungan.

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 disusun mengacu kepada agenda kerja masing-masing unit kerja di lingkungan Kementerian Perhubungan yang perlu diselesaikan pada tahun 2019 dengan berpedoman pada Rencana Program dan Kegiatan Jangka Menengah Tahun 2015-2019, dan Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019, dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2019. Tahun 2019 adalah tahun terakhir pelaksanaan RPJMN 2015-2019 sehingga RKP 2019 difokuskan pada optimalisasi pemanfaatan seluruh sumber daya pendanaan (kerjasama pemerintah, swasta, BUMN dan perbankan) untuk mengejar pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan nasional dalam RPJMN.

Tema Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2019 adalah “Pemerataan Pembangunan untuk Pertumbuhan Berkualitas”. Dimana Presiden memberikan arahan terkait agenda pembangunan Tahun 2019, diantaranya :

1. Setiap Menteri dan Kepala Lembaga wajib mengendalikan anggaran di setiap K/L yang dipimpinnya agar lebih berorientasi manfaat untuk rakyat dan beroerientasi pada prioritas untuk mencapai tujuan pembangunan nasional.

2. Upaya menjaga pertumbuhan ekonomi 2018 dan mendorong pertumbuhan ekonomi 2019 yang dilaksanakan melalui upaya memperbaiki Kualitas Belanja,

BAB I

(13)

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 I-2 Peningkatan iklim usaha dan iklim investasi yang lebih kondusif, Peningkatan daya saing dan nilai tambah industri dan Peningkatan peran swasta dalam pembiayaan dan pembangunan infrastruktur.

3. Kebijakan anggaran belanja yang tidak lagi dilakukan berdasarkan money follow function tetapi money follow program prioritas, dimana tidak semua tugas dan fungsi (tusi) harus dibiayai secara merata. Selain itu kebijakan anggaran belanja ini juga harus bersifat, Tematik, Holistik, Integratif dan Spasial.

a. Tematik, yaitu tema-tema yang menjadi prioritas dalam suatu jangka waktu tertentu.

b. Holistik, yaitu penjabaran tematik dari program Presiden ke dalam perencanaan dan penganggaran yang komprehensif mulai dari hulu sampai ke hilir dalam suatu rangkaian kegiatan;

c. Integratif, yaitu upaya keterpaduan pelaksanaan perencanaan program Presiden yang dilihat dari peran kementerian/lembaga, daerah dan pemangku kepentingan lainnya dan upaya keterpaduan dari berbagai sumber pembiayaan;

d. Spasial, yaitu kegiatan pembangunan yang direncanakan secara fungsional lokasinya harus berkaitan satu dengan lain dalam satu kesatuan wilayah dan keterkaitan antarwilayah.

4. Memangkas program nomenklatur yang tidak jelas dan tidak ada manfaatnya bagi rakyat (semua nomenklatur proyek harus jelas).

5. Pemerintah berkomitmen untuk melanjutkan proyek yang telah disiapkan dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dan Pembiayaan Infrastruktur Non APBN (PINA) pada tahun sebelumnya serta menambah proyek-proyek baru sebagai upaya dalam mendukung percepatan penyediaan infrastruktur. 6. Prioritas Nasional Tahun 2019 antara lain sebagai berikut:

a. Pembangunan Manusia melalui Pengurangan Kemiskinan dan Peningkatan Pelayanan Dasar;

b. Pengurangan Kesenjangan antarwilayah melalui Penguatan Konektivitas dan Kemaritiman;

c. Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi dan Penciptaan Lapangan Kerja melalui Pertanian, Industri, Pariwisata, dan Jasa Produktif Lainnya;

d. Pemantapan Ketahanan Energi, Pangan, dan Sumber Daya Air; e. Stabilitas Keamanan Nasional dan Kesuksesan Pemilu.

(14)

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 I-3

Gambar 1.1

Prioritas Nasional Tahun 2019

Sebagai Program Prioritas Pemerintah Tahun 2019, pembangunan infrastruktur terutama sektor transportasi yang masuk dalam Program Pengurangan Kesenjangan antarwilayah melalui Penguatan Konektivitas dan Kemaritiman (PN 2) dan Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi dan Penciptaan Lapangan Kerja melalui Pertanian, Industri, Pariwisata, dan Jasa Produktif Lainnya (PN 3); diarahkan untuk mewujudkan transportasi yang handal, berdaya saing dan memberikan nilai tambah, dengan berfokus pada 3 (tiga) bagian utama yaitu (i) keselamatan dan keamanan, (ii) pelayanan transportasi, dan (iii) kapasitas transportasi. Oleh karena itu, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 diharapkan dapat mewujudkan 3 (tiga) fokus utama pembangunan sektor transportasi dengan mempertimbangkan hasil evaluasi capaian pembangunan sebelumnya, kondisi sekarang, sasaran maupun target yang belum tercapai.

Secara umum Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 memuat kebijakan pembangunan transportasi, yang akan dibiayai melalui APBN dimana secara substansi diawali dengan kondisi umum yang menguraikan pencapaian kinerja sampai dengan tahun 2018 secara singkat, serta masalah dan tantangan yang harus dihadapi pada tahun 2019 termasuk isu-isu strategis sektor transportasi. Berdasarkan cakupan tersebut, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 diharapkan:

1. Menjadi acuan bagi seluruh jajaran Kementerian Perhubungan dan lembaga-lembaga baik pemerintah maupun swasta yang memiliki keterkaitan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan Kementerian Perhubungan;

2. Menjadi pedoman dalam menyusun RKA Kementerian Perhubungan sebagai bagian dalam penyusunan APBN.

(15)

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019

II-1

BAB II

SASARAN STRATEGIS DAN

INDIKATOR KINERJA

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

2.1 SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi Presiden maka visi dan misi tersebut dijabarkan menjadi sasaran pembangunan nasional beserta indikator sektor transportasi yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019, sebagaimana pada tabel berikut ini

.

Tabel 2.1 Sasaran dan Indikator RPJMN Tahun 2015-2019

NO SASARAN INDIKATOR

Penguatan Konektivitas Nasional untuk Mencapai Keseimbangan Pembangunan

1. Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi dan

keterpaduan sistem transportasi multimoda dan antar moda untuk mengurangi backlog maupun bottleneck kapasitas prasarana transportasi dan sarana transportasi antar moda dan antar pulau sesuai dengan sistem transportasi nasional dan cetak biru transportasi multimoda

a) Menurunnya waktu tempuh rata-rata per koridor untuk koridor utama dari 2,6 jam per 100 km menjadi 2,2 jam per 100 km pada lintas-lintas utama;

b) Meningkatnya jumlah penumpang yang diangkut maskapai penerbangan nasional dengan membangun 15 bandara baru;

c) Pengembangan 9 bandara untuk pelayanan kargo udara; d) Peningkatan On-time Performance Penerbangan menjadi

95%;

e) Modernisasi sistem pelayanan navigasi penerbangan dan pelayaran;

f) Meningkatnya kapasitas 24 pelabuhan untuk mendukung tol laut yang terdiri 5 pelabuhan hub dan 19 pelabuhan feeder;

g) Pembangunan dan pengembangan 163 Pelabuhan non komersial sebagai sub feeder tol laut;

h) Dwelling time pelabuhan;

i) Pembangunan 50 kapal perintis dan terlayaninya 193 lintas angkutan laut perintis;

(16)

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019

II-2

NO SASARAN INDIKATOR

diangkut oleh kereta api melalui pembangunan jalur KA minimal sepanjang 3.258 kilometer;

k) Terhubungkannya seluruh lintas penyeberangan sabuk Utara, Tengah, dan Selatan serta poros – poros penghubungnya melalui pembangunan/ pengembangan 65 pelabuhan penyeberangan dan pengadaan 50 unit kapal penyeberangan;

l) Meningkatnya peran angkutan sungai dan danau melalui pembangunan dermaga sungai dan danau di 120 lokasi. 2. Meningkatnya kinerja pelayanan dan

industri transportasi nasional untuk mendukung konektivitas nasional, Sistem Logistik Nasional (Sislognas) dan konektivitas global

a) Meningkatnya pangsa pasar yang diangkut armada pelayaran niaga nasional melalui penguatan regulasi hingga 20% dan memberikan kemudahan swasta dalam penyediaan armada kapal;

b) Meningkatnya jumlah armada pelayaran niaga nasional yang berumur <25 tahun hingga 50% serta meningkatnya peran armada pelayaran rakyat;

c) Terselenggaranya pelayanan Short Sea Shipping yang terintegrasi dengan moda lainnya;

d) Meningkatnya peran serta sektor swasta dalam pembangunan transportasi melalui KPS atau investasi langsung;

e) Terpisahkannya fungsi operator dan regulator serta pemberdayaan dan peningkatan daya saing BUMN transportasi;

f) Meningkatnya SDM transportasi yang bersertifikat menjadi 2 kali lipat dibandingkan kondisi baseline;

g) Terhubungkannya konektivitas nasional dengan konektivitas global melalui penyelenggaraan pelayanan transportasi lintas batas negara;

h) Termanfaatkannya hasil industri transportasi nasional. 3. Meningkatnya tingkat keselamatan dan

keamanan penyelenggaraan pelayanan transportasi

a) Menurunnya angka fatalitas korban kecelakaan transportasi jalan hingga 50 persen dari kondisi baseline; b) Menurunnya rasio kecelakaan transportasi udara pada AOC

121 dan AOC 135 menjadi kurang dari 3 kejadian/1 juta flight cycle;

c) Menurunnya jumlah kejadian kecelakaan transportasi laut menjadi kurang dari 50 kejadian/tahun;

d) Menurunnya rasio angka kecelakaan kereta api dari 0,025 kecelakaan per 1 juta-km perjalanan kereta api;

e) Tersedianya informasi dan sistem data tingkat keselamatan infrastruktur jalan nasional dan provinsi yang mutakhir setiap tahunnya.

4. Menurunnya emisi gas rumah kaca (RAN-GRK) di sektor transportasi

Menurunnya emisi gas rumah kaca (RAN-GRK) sebesar 2,982 juta ton CO2e untuk subsektor transportasi darat, 15,945

juta ton CO2e untuk subsektor transportasi udara, dan 1,127

juta ton CO2e untuk subsektor transportasi perkeretaapian

hingga tahun 2020 melalui penyediaan sarana dan prasarana transportasi yang ramah lingkungan dan responsif terhadap perubahan iklim/cuaca ekstrim.

5. Tersedianya layanan transportasi serta komunikasi dan informatika di

a) Meningkatnya sistem jaringan dan pelayanan transportasi perdesaan;

(17)

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019

II-3

NO SASARAN INDIKATOR

perdesaan, perbatasan negara, pulau terluar, dan wilayah non komersial lainnya

b) Terselenggaranya pelayanan transportasi perintis secara terpadu.

Pembangunan Transportasi Umum Massal Perkotaan

6. Meningkatnya pelayanan angkutan umum massal perkotaan

a) Modal share (pangsa pasar) angkutan umum perkotaan di kota megapolitan/ metropolitan/besar minimal 32 %; b) Jumlah kota yang menerapkan sistem angkutan massal

berbasis jalan dan/atau kereta api minimal 34 kota. 7. Meningkatkan kinerja lalu lintas jalan

Perkotaan

Meningkatnya kecepatan lalu lintas jalan nasional di kota-kota metropolitan/besar menjadi minimal 20 km/jam.

8. Meningkatkan aplikasi teknologi informasi dan skema sistem manajemen transportasi Perkotaan

a) Penerapan pengaturan persimpangan dengan menggunakan teknologi informasi (ATCS) di seluruh ibukota propinsi;

b) Penerapan ATCS di kota yang telah menerapkan system angkutan massal perkotaan berbasis bus (BRT) dan kota sedang/besar yang berada di jalur logistik nasional, serta Automatic Train Protection (ATP) pada jaringan kereta api perkotaan;

c) Penerapan skema pembatasan lalu lintas di kota-kota besar/metropolitan.

Sumber : RPJMN Tahun 2015-2019

2.2 SASARAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019

Sesuai rumusan sasaran nasional pembangunan sektor transportasi dalam RPJMN Tahun 2015-2019 dan memperhatikan permasalahan dan capaian pembangunan tahun 2010-2014, maka sasaran pembangunan transportasi dalam Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 dijabarkan dalam 3 aspek yaitu (i) keselamatan dan keamanan, (ii) pelayanan transportasi, dan (iii) kapasitas transportasi sesuai tugas dan tupoksi Kementerian Perhubungan untuk mewujudkan transportasi yang handal, berdaya saing dan memberikan nilai tambah. Adapun penjelasan terkait handal, berdaya saing dan nilai tambah yaitu sebagai berikut :

- Handal diindikasikan oleh tersedianya layanan transportasi yang aman, selamat, nyaman, tepat waktu, terpelihara, mencukupi kebutuhan, dan secara terpadu mampu mengkoneksikan seluruh pelosok tanah air;

- Berdaya Saing diindikasikan oleh tersedianya layanan transportasi yang efisien, terjangkau, dan kompetitif, yang dilayani oleh penyedia jasa dan SDM yang berdaya saing internasional, profesional, mandiri, dan produktif;

- Nilai tambah diindikasikan oleh penyelenggaraan perhubungan yang mampu mendorong perwujudan kedaulatan, keamanan dan ketahanan nasional (national security dan sovereignty) di segala bidang (ideologi, politik, ekonomi, lingkungan, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan) secara berkesinambungan dan berkelanjutan (sustainable development).

(18)

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019

II-4

Adapun sasaran pembangunan infrastruktur transportasi Tahun 2015-2019, dapat diuraikan sebagai berikut :

A. Keselamatan dan Keamanan Transportasi

Sasaran aspek keselamatan dan keamanan transportasi, meliputi:

1. Menurunnya angka kecelakaan transportasi;

2. Menurunnya jumlah gangguan keamanan dalam penyelenggaraan transportasi;

B. Pelayanan Transportasi

Sasaran aspek pelayanan transportasi, meliputi :

1. Meningkatnya kinerja pelayanan sarana dan prasarana transportasi;

2. Terpenuhinya SDM transportasi dalam jumlah & kompetensi sesuai dengan kebutuhan;

3. Meningkatnya kualitas penelitian sesuai dengan kebutuhan;

4. Meningkatnya kinerja capaian Kementerian Perhubungan dalam mewujudkan good governance;

5. Meningkatnya penetapan regulasi dalam implementasi kebijakan bidang perhubungan;

6. Menurunnya emisi gas rumah kaca (GRK) dan meningkatnya penerapan teknologi ramah lingkungan pada sektor transportasi;

7. Meningkatnya kualitas kinerja pengawasan dalam mewujudkan clean governance;

C. Kapasitas Transportasi

Sasaran aspek kapasitas transportasi, meliputi :

1. Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi dan keterpaduan sistem transportasi antarmoda dan multimoda;

2. Meningkatnya produksi angkutan penumpang dan barang;

3. Meningkatkan layanan transportasi di daerah rawan bencana, perbatasan, terluar dan khususnya wilayah timur Indonesia;

4. Meningkatnya pelayanan angkutan umum massal perkotaan;

5. Meningkatnya aplikasi teknologi informasi dan skema sistem manajemen transportasi perkotaan.

Sasaran pembangunan transportasi Kementerian Perhubungan yang dituangkan dalam Rencana Strategis Kementerian Perhubungan pada prinsipnya sejalan dengan sasaran pembangunan nasional yang tertuang di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019. Hal ini tentunya memiliki keselarasan dan interkoneksi yang memberikan pemahaman bahwa sasaran pembangunan nasional dapat dijabarkan

(19)

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019

II-5

kembali menjadi sasaran pada Kementerian Perhubungan yang secara khusus difokuskan pada perencanaan dan pembangunan transportasi. Adapun untuk secara lebih jelasnya korelasi antara sasaran pembangunan nasional dengan sasaran Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 sebagaimana pada Gambar 3.1.

Gambar 2.1 Sinkronisasi Sasaran RPJMN Tahun 2015-2019 dengan Renstra Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Interkoneksi antara isu strategis dan sasaran Kementerian Perhubungan diperlukan sebagai dasar dalam mengidentifikasi alur pikir perencanaan pembangunan transportasi tahun 2015-2019, sehingga hubungan liniearitas antara isu strategis dan sasaran pembangunan transportasi ke depan dapat terarah dan sejalan dengan agenda prioritas pembangunan nasional yang tertuang di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019, sehingga sasaran Kementerian Perhubungan memiliki interkoneksi secara langsung dengan 9 agenda prioritas nasional (Nawa Cita). Hal ini memberikan konsekuensi logis dalam bidang transportasi bahwa konsep perencanaan dan pendekatan pembangunan bidang transportasi akan mendukung 9 (sembilan) agenda prioritas nasional selama 5 (lima) tahun ke depan.

Pendekatan isu strategis transportasi dalam perumusan sasaran pembangunan Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 menjadi penting untuk lebih menata dan mengelola

(20)

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019

II-6

transportasi dengan baik, serta berbasis pendekatan multidimensi/multisektor termasuk dalam hal ini kaitannya dengan aspek tata ruang, gender, sosial, lingkungan, dan budaya. Pendekatan tersebut akan membawa sinergitas pembangunan transportasi secara lebih terpadu, mewujudkan pembangunan dan penanganan permasalahan transportasi secara lebih komprehensif dan membawa perubahan pada karakteristik masyarakat, maupun perilaku masyarakat dalam menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana transportasi secara lebih baik dan bijaksana. Demikian juga Pemerintah menjadi bagian penting sebagai pihak yang akan selalu hadir dalam mengupayakan pembangunan dan pengembangan transportasi untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

2.3 SASARAN

PROGRAM

DAN

KEGIATAN

KEMENTERIAN

PERHUBUNGAN TAHUN 2019

Sesuai rumusan sasaran pembangunan transportasi dalam Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 yang dijabarkan dalam 3 aspek yaitu (i) keselamatan dan keamanan, (ii) pelayanan transportasi, dan (iii) kapasitas transportasi sesuai tugas dan tupoksi Kementerian Perhubungan untuk mewujudkan transportasi yang handal, berdaya saing dan memberikan nilai tambah. Sasaran yang ditetapkan dalam Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019.

Adapun sasaran pembangunan infrastruktur transportasi Tahun 2019 yang merupakan sasaran yang diturunkan dari Reviu Renstra 2015-2019, dapat diuraikan sebagai berikut :

A. Keselamatan dan Keamanan Transportasi

Sasaran aspek keselamatan dan keamanan transportasi, meliputi :

1. Menurunnya angka kecelakaan transportasi, dengan menetapkan target pada tahun 2019 antara lain :

a. Ratio Kecelakaan transportasi nasional

1) Transportasi Perkeretaapian dengan ratio kecelakaan 0,55 / 1 Juta Km 2) Transportasi Laut dengan ratio kecelakaan 1,276 / 10.000 freight 3) Transportasi Udara dengan ratio kecelakaan 2,45 / 1 Juta Flight b. Jumlah sarana dan prasarana keselamatan

1) Transportasi Perkeretaapian melalui kegiatan antara lain peningkatan/ rehabilitasi jalur KA sepanjang 482 Km'sp, Peningkatan/rehabilitasi jembatan KA sepanjang 202 Unit, Peningkatan/rehabilitasi persinyalan, dan telekomunikasi KA sebanyak 27 Paket, Pelaksanaan Perawatan dan Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian Milik Negara, Pembinaan bidang keselamatan perkeretaapian sebanyak 118 paket, Pengamanan perlintasan sebidang, Pengadaan fasilitas dan peralatan bidang keselamatan perkeretaapian sebanyak 32 paket.

(21)

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019

II-7

2) Transportasi Udara melalui kegiatan melalui pengadaan fasilitas dan peralatan

bidang keselamatan penerbangan.

2. Rasio Gangguan Keamanan Pada Pelayanan Jasa Transportasi.

Indikator kinerja rasio gangguan keamanan pada pelayanan jasa transportasi diukur dengan rasio sebagai berikut :

a. Perkeretaapian diukur dengan rasio Gangguan Keamanan Pada Pelayanan Jasa Transportasi ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 6,7. Gangguan keamanan untuk moda kereta api merupakan rasio antara jumlah kejadian vandalism dengan akumulasi kilometer tempuh perjalanan KA pada tahun yang sama

b. Transportasi Laut diukur dengan rasio Gangguan Keamanan Pada Pelayanan Jasa Transportasi dengan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 5 kejadian/tahun (per 100.000 freight) atau rasionya sebesar 0,5). Gangguan keamanan pada transportasi laut merupakan rasio jumlah gangguan keamanan pada pelayanan jasa transportasi laut di perairan Indonesia setiap 100.000 freight.

c. Transportasi Udara diukur dengan rasio Gangguan Keamanan Pada Pelayanan Jasa Transportasi dengan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 0,17 rasio.

B. Pelayanan Transportasi

Sasaran aspek pelayanan transportasi, meliputi :

1. Meningkatnya kinerja pelayanan sarana dan prasarana transportasi, dengan menetapkan target pada tahun 2019 antara lain :

a. Persentase Peningkatan Pelayanan Angkutan Umum Massal Perkotaan

Indikator kinerja Persentase Peningkatan Pelayanan Angkutan Umum Massal Perkotaan diukur dengan

1) Transportasi darat diukur dengan Persentase Peningkatan Pelayanan Angkutan Umum Massal Perkotaan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 82,69% terhadap target Renstra.

2) Perkeretaapian diukur dengan Persentase Peningkatan Pelayanan Angkutan Umum Massal Perkotaan dengan ditargetkan pada tahun 2019 beroperasi layanan KA perkotaan sebanyak 10 kota atau meningkat 100% dari pengoperasian KA perkotaan pada tahun 2014.

b. Persentase Penurunan Gas Rumah Kaca dari Sektor Transportasi Nasional

Indikator kinerja Persentase Penurunan Gas Rumah Kaca dari Sektor Transportasi Nasional diukur dengan Pusat Pengelolaan Transportasi Berkelanjutan diukur dengan persentase penurunan gas rumah kaca dari sektor transportasi, ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 100%.

(22)

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019

II-8

Indikator kinerja Persentase Capaian On Time Performance (OTP) Sektor Transportasi diukur dengan

1) Transportasi darat diukur dengan Persentase Capaian On Time Performance

(OTP) Sektor Transportasi dengan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 83,25%.

2) Perkeretaapian diukur dengan Persentase Capaian On Time Performance

(OTP) Sektor Transportasi dengan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 69%.

3) Transportasi laut diukur dengan Persentase Capaian On Time Performance

(OTP) Sektor Transportasi dengan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 80% 4) Transportasi udara diukur dengan Persentase Capaian On Time Performance

(OTP) Sektor Transportasi dengan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 88% d. Kecepatan Rata-Rata Kendaraan Umum Pada Jam Puncak di Wilayah Jabodetabek Indikator kinerja Kecepatan Rata-Rata Kendaraan Umum Pada Jam Puncak di Wilayah Jabodetabek diukur dengan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) diukur dengan Kecepatan Rata-Rata Kendaraan Umum Pada Jam Puncak di Wilayah Jabodetabek, ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 17 km/jam

e. Tingkat Penerapan Pedoman Standar Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi yang dilaksanakan

Indikator kinerja Tingkat Penerapan Pedoman Standar Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi yang dilaksanakan diukur dengan Sekretariat Jenderal (Pusat Pengelolaan Transportasi Berkelanjutan/PPTB) dengan Tingkat Penerapan Pedoman Standar Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi yang dilaksanakan dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 100%

C. Kapasitas Transportasi

Sasaran aspek kapasitas transportasi, meliputi :

1. Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi dan keterpaduan sistem transportasi antarmoda dan multimoda, dengan target pada tahun 2019 :

a. Persentase Peningkatan Kapasitas Sarana Transportasi

Indikator kinerja Persentase Peningkatan Kapasitas Sarana Transportasi diukur dengan :

1) Transportasi darat diukur dengan Persentase Peningkatan Kapasitas Sarana Transportasi dengan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 32,60%.

2) Perkeretaapian diukur dengan Persentase Peningkatan Kapasitas Sarana Transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 294.839.165 tempat duduk dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 1.920.309.446 tempat duduk atau meningkat sebesar 64,21%.

(23)

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019

II-9

3) Transportasi laut diukur dengan Persentase Peningkatan Kapasitas Sarana

Transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 6.907.191 penumpang dan 1.062.398.613 ton barang dan ditargetkan pada tahun 2019 meningkat sebesar 50,64 % untuk penumpang dan 61,05 %.

4) Transportasi udara diukur dengan Persentase Peningkatan Kapasitas Sarana Transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 39.39% dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 47,23%.

b. Persentase Peningkatan Kapasitas Prasarana Transportasi

Indikator kinerja Persentase Peningkatan Kapasitas Prasarana Transportasi diukur dengan

1) Transportasi darat diukur dengan Persentase Peningkatan Kapasitas Prasarana Transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 30,00% dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 40,28% terhadap target Renstra.

2) Perkeretaapian diukur dengan Persentase Peningkatan Kapasitas Prasarana Transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 5.196 Km’sp dan ditargetkan pada tahun 2019 telah terbangun dan beroperasi jalur KA sebesar 8.454 Km’sp atau bertambah sebesar 62,7 % pada tahun 2019.

3) Transportasi laut diukur dengan Persentase Peningkatan Kapasitas Prasarana Transportasi ditargetkan pada tahun 2019 tercapai 100 % dari target Renstra 2015-2019.

4) Transportasi udara diukur dengan Persentase Peningkatan Kapasitas Prasarana Transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 50% dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 90%

c. Modal Share (Pangsa Pasar) Angkutan Umum Perkotaan di Wilayah Jabodetabek Indikator kinerja Modal Share (Pangsa Pasar) Angkutan Umum Perkotaan di Wilayah diukur dengan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) diukur dengan Modal Share (Pangsa Pasar) Angkutan Umum Perkotaan di Wilayah ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 32%

2. Meningkatnya Layanan Transportasi di Daerah Rawan Bencana, Perbatasan Terluar dan Terpencil, diukur dengan Indikator Kinerja Rasio Layanan Transportasi Daerah Rawan Bencana, Perbatasan, Terluar dan Terpencil, dengan target pada tahun 2019 sebagai berikut:

a. Transportasi darat diukur dengan Rasio Layanan Transportasi Daerah Rawan Bencana, Perbatasan, Terluar dan Terpencil dengan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 0,52.

b. Transportasi laut diukur dengan Rasio Layanan Transportasi Daerah Rawan Bencana, Perbatasan, Terluar dan Terpencil ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 0,16 dengan perhitungan yang di dapat dari jumlah kabupaten daerah rawan bencana, perbatasan, terluar dan terpencil yang sudah dilayani angkutan laut

(24)

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019

II-10

perintis dibagi dengan jumlah total kabupaten daerah rawan bencana, perbatasan, terluar dan terpencil.

c. Transportasi udara diukur dengan Rasio Layanan Transportasi Daerah Rawan Bencana, Perbatasan, Terluar dan Terpencil dengan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 3,41 rasio.

2.4 TARGET KINERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015 -

2019

Untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja penyelenggaraan transportasi sebagai salah satu persyaratan terciptanya tata kelola pemerintahan yang baik, maka dibutuhkan pengukuran kinerja kegiatan untuk menilai tingkat keberhasilan pencapaian sasaran Kementerian Perhubungan. Pengukuran kinerja Kementerian Perhubungan merupakan hasil dari suatu penilaian yang sistematis serta didasarkan pada indikator kinerja kegiatan, meliputi masukan, keluaran, hasil, manfaat dan dampak. Tingkat keberhasilan suatu kegiatan ditandai dengan indikator kinerja utama Kementerian Perhubungan sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 85 Tahun 2010 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama di lingkungan Kementerian Perhubungan yang telah disempurnakan melalui Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 68 Tahun 2012 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama di lingkungan Kementerian Perhubungan dengan tambahan indikator kegiatan yang bersifat strategis.

Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Perhubungan tahun 2015-2019 disusun sebagai indikator outcome dan bukan merupakan indikator output, yang dikelompokkan dalam 3 (tiga) aspek utama, yaitu : (1) Keselamatan dan keamanan transportasi, (2) Pelayanan transportasi, dan (3) Kapasitas transportasi. Tiap aspek memiliki sasaran dan kebijakan, sebagai berikut:

2.4.1 KESELAMATAN DAN KEAMANAN TRANSPORTASI

Dalam rangka mewujudkan keselamatan dan keamanan transportasi, Kementerian Perhubungan mempunyai dua sasaran, yaitu : (1) Menurunnya angka kecelakaan transportasi; dan (2) Menurunnya jumlah gangguan keamanan dalam penyelenggaraan transportasi selama kurun waktu 2015-2019.

(25)

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019

II-11

1. MENURUNNYA ANGKA KECELAKAAN TRANSPORTASI

Untuk mencapai sasaran menurunnya angka kecelakaan transportasi, Kementerian Perhubungan menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tahun 2015-2019, yaitu:

1. Rasio kejadian kecelakaan transportasi nasional :

a. Perkeretaapian yang diukur dengan angka kecelakaan kumulatif, dengan baseline tahun 2014 sebesar 0,65 (rasio kecelakaan/1 juta km), dan ditargetkan sampai tahun 2019 menjadi 0,55 (rasio kecelakaan/1 juta km), dengan kegiatan strategis diantaranya Peningkatan/rehabilitasi jalur KA sepanjang 482 Km'sp, Peningkatan/ rehabilitasi jembatan KA sepanjang 202 Unit, Peningkatan/rehabilitasi persinyalan, dan telekomunikasi KA sebanyak 27 Paket, Pelaksanaan Perawatan dan Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian Milik Negara, Pembinaan bidang keselamatan perkeretaapian sebanyak 118 paket, pengamanan perlintasan sebidang, Pengadaan fasilitas dan peralatan bidang keselamatan perkeretaapian sebanyak 32 paket;

b. Transportasi Laut yang diukur melalui rasio kejadian kecelakaan yaitu jumlah kecelakaan yang terjadi pada setiap 10.000 freight dengan baseline tahun 2014 sebesar 1,080, ditargetkan sampai tahun 2019 rasio kejadian kecelakaan transportasi laut menjadi sebesar 1,276 (rasio kecelakaan/ 10.000 freight);

c. Transportasi Udara yang diukur dengan angka kecelakaan, dengan baseline tahun 2014 sebesar 6,56 (rasio kejadian/ 1 juta flight), dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebesar 2,45 (rasio kejadian/ 1 juta flight) melalui pengadaan fasilitas dan peralatan bidang keselamatan penerbangan.

2. MENURUNNYA

JUMLAH

GANGGUAN

KEAMANAN

DALAM

PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI

Untuk mencapai sasaran menurunnya jumlah gangguan keamanan dalam penyelenggaraan transportasi, Kementerian Perhubungan menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tahun 2015-2019 yaitu jumlah gangguan keamanan pada pelayanan jasa transportasi (perkeretaapian, laut dan udara), dengan target capaian tahun 2015-2019 meliputi:

a. Perkeretaapian diukur dengan rasio gangguan keamanan pada pelayanan jasa transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 22,9 dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 6,7. Gangguan keamanan untuk moda kereta api merupakan rasio antara jumlah kejadian vandalism dengan akumulasi kilometer tempuh perjalanan KA pada tahun yang sama.

b. Transportasi Laut diukur dengan rasio gangguan keamanan pada pelayanan jasa transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 8 kejadian/tahun dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 5 kejadian/tahun (per 100.000 freight) atau rasionya sebesar 0,5). Gangguan keamanan pada transportasi laut merupakan rasio jumlah gangguan keamanan pada pelayanan jasa transportasi laut di perairan Indonesia setiap 100.000 freight.

(26)

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019

II-12

c. Transportasi Udara diukur dengan rasio gangguan keamanan pada pelayanan jasa

transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 0.27 dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 0,17 rasio.

2.4.2 PELAYANAN TRANSPORTASI

Dalam rangka peningkatan pelayanan transportasi, Kementerian Perhubungan mempunyai 5 sasaran, yaitu : (1) Peningkatan Pelayanan Angkutan Umum Massal Perkotaan, (2) Persentase Penurunan Gas Rumah kaca dari sektor transportasi nasional, (3) Persentase Capaian On Time Performance (OTP) Sektor Transportasi, (4) Kecepatan Rata-Rata Kendaraan Umum Pada Jam Puncak di Wilayah Jabodetabek (5) Penerapan Pedoman Standar Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi yang dilaksanakan.

A. PENINGKATAN PELAYANAN ANGKUTAN UMUM MASSAL PERKOTAAN

Indikator kinerja Persentase Peningkatan Pelayanan Angkutan Umum Massal Perkotaan diukur dengan :

a) Transportasi darat diukur dengan Persentase Peningkatan Pelayanan Angkutan Umum Massal Perkotaan dengan baseline tahun 2014 sebesar 40,00% dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 82,69% terhadap target Renstra;

b) Perkeretaapian diukur dengan Persentase Peningkatan Pelayanan Angkutan Umum Massal Perkotaan dengan baseline tahun 2014 sebesar 5 kota dan ditargetkan pada tahun 2019 beroperasi layanan KA perkotaan sebanyak 10 kota atau meningkat 100% dari pengoperasian KA perkotaan pada tahun 2014.

B. Persentase Penurunan Gas Rumah Kaca dari Sektor Transportasi

Nasional

Indikator kinerja persentase penurunan gas rumah kaca dari sektor transportasi nasional diukur dengan Pusat Pengelolaan Transportasi Berkelanjutan diukur dengan persentase penurunan gas rumah kaca dari sektor transportasi, ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 100%.

C. Persentase Capaian On Time Performance (OTP) Sektor Transportasi

Indikator kinerja Persentase Capaian On Time Performance (OTP) Sektor Transportasi diukur dengan

a)

Transportasi darat diukur dengan persentase capaian On Time Performance (OTP) Sektor Transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 79,00% dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 83,25%.

b) Perkeretaapian diukur dengan persentase capaian On Time Performance (OTP) Sektor Transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 60% dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 69%.

(27)

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019

II-13

c) Transportasi laut diukur dengan persentase capaian On Time Performance (OTP) Sektor

Transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 50,07% dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 80 %.

d)

Transportasi udara diukur dengan persentase capaian On Time Performance (OTP) Sektor Transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 79% dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 88%.

D. Kecepatan Rata-Rata Kendaraan Umum Pada Jam Puncak di Wilayah

Jabodetabek

Indikator kinerja kecepatan rata-rata kendaraan umum pada jam puncak di wilayah Jabodetabek diukur dengan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) diukur dengan Kecepatan rata-rata kendaraan umum pada jam puncak di wilayah Jabodetabek, ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 17 km/jam.

E. TINGKAT PENERAPAN PEDOMAN STANDAR PELAYANAN SARANA DAN

PRASARANA TRANSPORTASI YANG DILAKSANAKAN

Indikator kinerja tingkat penerapan pedoman standar pelayanan sarana dan prasarana transportasi yang dilaksanakan diukur dengan Sekretariat Jenderal (Pusat Pengelolaan Transportasi Berkelanjutan) dengan tingkat penerapan pedoman standar pelayanan sarana dan prasarana transportasi yang dilaksanakan dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 100%.

2.4.3 KAPASITAS TRANSPORTASI

Dalam rangka meningkatkan kapasitas transportasi, Kementerian Perhubungan menetapkan 5 (lima) sasaran, yaitu : (1) Persentase peningkatan kapasitas sarana transportasi, (2) Persentase peningkatan kapasitas prasarana transportasi, dan (3) Modal Share (Pangsa Pasar) Angkutan Umum Perkotaan di Wilayah.

1. Persentase Peningkatan Kapasitas Sarana Transportasi

Indikator kinerja Persentase Peningkatan Kapasitas Sarana Transportasi diukur dengan: a) Transportasi darat diukur dengan persentase peningkatan kapasitas sarana transportasi

dengan baseline tahun 2014 sebesar 23,00% dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 32,60%.

b) Perkeretaapian diukur dengan persentase peningkatan kapasitas sarana transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 294.839.165 tempat duduk dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 1.920.309.446 tempat duduk atau meningkat sebesar 64,21%. c) Transportasi laut diukur dengan persentase peningkatan kapasitas sarana transportasi

(28)

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019

II-14

barang dan ditargetkan pada tahun 2019 meningkat sebesar 50,64 % untuk penumpang dan 61,05 %.

d) Transportasi udara diukur dengan persentase peningkatan kapasitas sarana transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 39.39% dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 47,23%.

2. Persentase Peningkatan Kapasitas Prasarana Transportasi

Indikator kinerja persentase peningkatan kapasitas prasarana transportasi diukur dengan: a) Transportasi darat diukur dengan persentase peningkatan kapasitas prasarana

transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 30,00% dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 40,28% terhadap target Renstra.

b) Perkeretaapian diukur dengan persentase peningkatan kapasitas prasarana transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 5.196 Km’sp dan ditargetkan pada tahun 2019 telah terbangun dan beroperasi jalur KA sebesar 8.454 Km’sp atau bertambah sebesar 62,7 % pada tahun 2019.

c) Transportasi laut diukur dengan persentase peningkatan kapasitas prasarana transportasi ditargetkan pada tahun 2019 tercapai 100 % dari target Renstra 2015-2019.

d) Transportasi udara diukur dengan persentase peningkatan kapasitas prasarana transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 50% dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 90%.

3.

Modal Share (Pangsa Pasar) Angkutan Umum Perkotaan di Wilayah

Indikator kinerja modal share (pangsa pasar) angkutan umum perkotaan di wilayah diukur dengan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) diukur dengan modal share

(pangsa pasar) angkutan umum perkotaan di wilayah ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 32%.

2.5 TARGET KINERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2019

Target Kinerja Kementerian Perhubungan tahun 2019 merupakan target tahunan yang telah tercantum dalam Rencana Strategis 2015-2019 dalam rangka mendukung target pencapaian kinerja Kementerian Perhubungan pada tahun 2019. Adapun rincian rumusan target kinerja pada Rencana Strategis Kementerian Perhubungan untuk tahun 2019 adalah seperti tabel 2.2 berikut:

(29)

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019

II-1

Tabel 2.2 Rumusan Indikator Kinerja Utama pada Renstra Kemenhub Untuk Tahun 2018

NO.

SASARAN KEMENTERIAN

PERHUBUNGAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA

(OUTCOME) SATUAN

2015-2019

TAHUN 2019

I. Keselamatan dan Keamanan

1 Menurunnya angka kecelakaan transportasi

1

Ratio kejadian kecelakaan transportasi

nasional

a. Transportasi Perkeretaapian Rasio 0,55 0,55

b. Transportasi laut Ratio kejadian kecelakaan/10.000

freight 1,276 1,276

c. Transportasi udara Rasio kejadian/ 1 juta flight 2,45 2,45

2 Menurunnya Jumlah

Gangguan Keamanan dalam Penyelenggaraan

Transportasi

2 Ratio gangguan keamanan pada pelayanan jasa transportasi

a. Transportasi Laut Rasio 1,53 1,53

b. Transportasi Hubud Rasio 0,17 0,17

c. Transportasi Perkeretaapian Rasio 6,70 6,70

II. Pelayanan

3 Meningkatnya kinerja pelayanan sarana dan prasarana transportasi

3 Peningkatan pelayanan angkutan umum massal perkotaan

a. Transportasi Darat Persentase 82,69 82,69

b. Transportasi Perkeretaapian Persentase 100 100

4 Penurunan gas rumah kaca dari sektor transportasi nasional

Persentase 100 100

5 Capaian On Time Performance (OTP) Sektor Transportasi

a. Transportasi Laut Persentase 80 80

b. Transportasi Hubud Persentase 88 88

(30)

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019

II-2

NO.

SASARAN KEMENTERIAN

PERHUBUNGAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA

(OUTCOME) SATUAN

2015-2019

TAHUN 2019

d. Transportasi Darat Persentase 83,25 83,25

6 Kecepatan rata-rata kendaraan angkutan umum pada jam puncak di Wilayah Jabodetabek

Km/Jam 17 17

7 Tingkat penerapan pedoman standar

pelayanan sarana dan prasarana transportasi yang dilaksanakan

Persentase 100 100

III. Kapasitas Transportasi

4 Peningkatan Kapasitas Sarana dan Prasarana Transportasi

8 Peningkatan kapasitas sarana transportasi

a. Transportasi Laut Persentase 24 24

b. Transportasi Hubud Persentase 47,23 47,23

c. Transportasi Perkeretaapian Persentase 64,21 64,21

d. Transportasi Darat Persentase 32,6 32,6

9 Peningkatan kapasitas prasarana transportasi

a. Transportasi Laut Persentase 100 100

b. Transportasi Hubud Persentase 90 90

c. Transportasi Perkeretaapian Persentase 33,09 29,65

d. Transportasi Darat Persentase 40,28 40,28

10 Modal share (pangsa pasar) angkutan umum

perkotaan di wilayah Jabodetabek

Persentase 32 32

5 Meningkatnya Layanan Transportasi di Daerah Rawan Bencana, Perbatasan, Terluar dan Terpencil

11 Layanan transportasi daerah rawan bencana, perbatasan, terluar dan terpencil

a. Transportasi Darat Rasio 0,52 0,52

b. Transportasi Laut Rasio 46,83 46,83

(31)

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-1

3.1. PELAKSANAAN ANGGARAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

TAHUN ANGGARAN 2016

3.1.1.

Perkembangan Pelaksanaan Anggaran TA. 2016

Pada awal Tahun Anggaran 2016 Kementerian Perhubungan mendapatkan Pagu Alokasi Anggaran sebesar Rp. 48,46 Triliun. Dalam pelaksanaannya sebagai tindak lanjut Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2016 terdapat Penghematan anggaran belanja sebesar Rp. 3.750,19 Miliar, serta adanya Perubahan PNBP sebesar Rp.512,60 Miliar, Perubahan BLU sebesar Rp.512,60 Miliar, Pengurangan PHLN sebesar Rp.1.812,97 Miliar, Penambahan PNBP sebesar Rp. 237,36 Miliar yang merupakan bagian dari APBN-Perubahan maka terdapat pengurangan alokasi anggaran dari semula Rp. 48.46 Triliun menjadi sebesar Rp. 43,15 Triliun (Penghematan Tahap 1).

Selanjutnya berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2016 terkait penghematan anggaran belanja di lingkungan Kementerian Perhubungan sebesar Rp.4.745,76 Miliar maka pagu yang dapat direalisasikan sebesar Rp. 38,4 Triliun.

Realisasi alokasi anggaran total Kementerian Perhubungan Tahun 2016 sebesar Rp. 31,75 Triliun, dengan profil alokasi anggaran tahun 2016 berdasarkan jenis belanja

antara lain sebagai berikut:

a. Belanja Modal sebesar Rp. 22,69 Triliun

b. Belanja Barang Mengikat dan Tidak Mengikat sebesar Rp. 12,47 Triliun; c. Belanja Pegawai sebesar Rp. 3,24 Triliun.

BAB III

PELAKSANAAN ANGGARAN,

CAPAIAN PEMBANGUNAN DAN

PERMASALAHAN, TANTANGAN

SEKTOR TRANSPORTASI

(32)

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-2

3.1.2. Program Kegiatan Strategis TA. 2016

Program/kegiatan strategis tahun 2016 dari masing-masing Unit Kerja Eselon I yang bersumber dari pembiayaan APBN, meliputi Kegiatan Strategis Ditjen Perhubungan Darat, Ditjen Perkeretaapian, Ditjen Perhubungan Laut, Ditjen Perhubungan Udara, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDM), Badan Litbang Perhubungan, Sekretaris Jenderal, Inspektorat Jenderal.

A. Transportasi Darat

Alokasi anggaran Ditjen Perhubungan Darat TA.2016 sebesar Rp. 3,81 Triliun dengan program kegiatan strategisnya sebagai berikut :

1) Prasarana dan Fasilitas LLAJ

Pengadaan dan Pemasangan Perlengkapan Jalan di 33 Provinsi (225 Paket), Rehabilitasi / Pemeliharaan Perlengkapan Jalan di 33 Provinsi, Pembangunan Terminal di 11 Lokasi, Rehabilitasi Terminal di 1 Lokasi, Pembangunan Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) 1 Lokasi, Rehabilitasi Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) 2 Lokasi, Subsidi Operasi Bus Perintis di 31 Provinsi (259 Trayek) dan Pengadaan Bus Perintis 225 Unit, Penyelenggaraan Angkutan Lebaran 2016.

2) Pengembangan Sistem Transportasi Perkotaan

Peningkatan Kinerja Jalan Nasional Wilayah Perkotaan di 33 Provinsi (35 Paket), Pengadaan Bus BRT Besar (183 unit) dan Sedang (460 unit), Bus Pemadu Moda (20 unit) dan Bus Umum (50 unit), ATCS di 12 Lokasi, Fasilitas Integrasi Moda di 1 Lokasi dan Fasilitas Pejalan Kaki di 1 Lokasi.

3) Manajemen dan Peningkatan Keselamatan Transportasi Darat

Pembangunan Zona Aman Selamat Sekolah (ZOSS) di 49 Lokasi, Perbaikan Lokasi Rawan Kecelakaan di 84 Lokasi, Pembangunan Rute Aman Selamat Sekolah (RASS) di 1 Paket, Pembangunan Taman Edukatif Keselamatan Transportasi Darat di 1 Lokasi, Sosialisasi Keselamatan Melalui Media Luar Ruang 1 Kegiatan dan Pekan Nasional Keselamatan Jalan 1 Paket.

4) Sarana dan Prasarana Transportasi ASDP

Pembangunan Dermaga Penyeberangan Lanjutan di 10 Lokasi, Pembangunan Kapal Penyeberangan Lanjutan 7 Unit, Rehabilitasi Dermaga Penyeberangan di 6 Lokasi, Dermaga Danau Lanjutan 1 Lokasi, Rehabilitasi Dermaga Sungai di 4 Lokasi, Pengerukan Alur di 2 Lokasi dan Subsidi Kapal Angkutan Penyeberangan Perintis di 210 Lintas, Penyelenggaraan Angkutan Lebaran 2016.

(33)

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-3

B. Transportasi Perkeretaapian

Alokasi anggaran Ditjen Perkeretaapian TA 2016 sebesar Rp.13,21 Trilun dengan program kegiatan strategisnya sebagai berikut :

1) Pembangunan dan Pengelolaan bidang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api

a. Kegiatan subsidi angkutan KA perintis dan subsidi angkutan motor dengan KA sebanyak 7 kegiatan;

b. Penyelenggaraan angkutan Lebaran, Natal dan Tahun Baru sebanyak 1 paket;

c. Studi/kajian kebijakan, pedoman teknis dan kajian trase bidang LLAKA sebanyak 25 dokumen.

2) Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Pendukung Kereta Api

a. Peningkatan jalur KA sepanjang 28,4 Km’sp;

b. Pembangunan jalur KA tahap pertama/badan jalur KA 142,1 Km’sp dan pemasangan rel/penyelesaian 138,6 Km’sp;

c. Pengadaan material rel sepanjang 1.530,0 km’sp, wesel sebanyak 528 unit; d. Peningkatan dan pembangunan jembatan/terowongan/underpass/flyover

sebanyak 28 unit, stasiun/bangunan operasional /bangunan khusus sebanyak 13 unit dan persinyalan dan telekomunikasi sebanyak 4 paket;

e. Lanjutan pembangunan listrik aliran atas (LAA) sebanyak 1 paket dan catu daya

(sub station) sebanyak 1 unit;

f. Penanganan/pengamanan perlintasan sebidang sebanyak 3 unit & pengadaan tanah seluas 348.136 m2;

g. Pengadaan peralatan/fasilitas prasarana perkeretaapian sebanyak 7 unit dan perawatan/pengoperasian 17 unit;

h. Studi/ Kajian/ DED/ Amdal/ Norma/ Standar/ Pedoman/ Kriteria/ Prosedur Bidang Prasarana KA sebanyak 82 dokumen;

i. Perawatan dan pengoperasian prasarana KA milik negara sebanyak 2 kegiatan;

j. Pengujian dan sertifikasi prasarana perkeretaapian sebanyak 3 kegiatan. 3) Pembangunan dan Pengelolaan bidang Sarana Perkeretaapian

a. Pembangunan dan rehabilitasi sarana perkeretaapian termasuk sarana kerja sebanyak 77 unit;

b. Pengadaan Fasilitas Pengujian sebanyak 3 paket;

c. Perawatan dan pengoperasian sarana dan fasilitas sarana perkeretaapian sebanyak 4 paket;

d. Pengujian dan sertifikasi sarana perkeretaapian sebanyak 1 kegiatan;

e. Studi/kajian kebijakan, desain & pedoman teknis bidang sarana KA sebanyak 3 dokumen.

(34)

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-4

4) Pembangunan dan Pengelolaan Bidang Keselamatan Perkeretaapian a. Pengadaan dan perawatan/pengoperasian peralatan keselamatan dan SDM

perkeretaapian sebanyak 2 paket;

b. Pelaksanaan pemeriksaan bidang keselamatan perkeretaapian, peningkatan kualitas SDM perkeretaapian, akreditasi badan hukum pendidikan pelatihan SDM, pengujian prasarana dan sarana perkeretaapian serta penegakan hukum pidana keselamatan perkeretaapian sebanyak 13 kegiatan;

c. Sosialisasi/ Rakor/ Seminar/ Workshop bidang keselamatan perkeretaapian sebanyak 5 kegiatan;

d. Studi/ kajian kebijakan dan pedoman teknis bidang keselamatan perkeretaapian sebanyak 5 dokumen.

5) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkeretaapian

a. Studi/kajian kebijakan dan kelayakan/masterplan di lingkungan Ditjen Perkeretaapian sebanyak 14 dokumen;

b. Belanja pegawai, belanja operasional, serta dukungan manajemen teknis lainnya sebanyak 12 bulan.

C. Transportasi Laut

Alokasi anggaran Ditjen Perhubungan Laut TA.2016 sebesar Rp.14,43 Triliun dengan program kegiatan strategisnya sebagai berikut :

1) Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Lalu Lintas Angkutan Laut

a) Kegiatan Subsidi Penumpang Perintis sebanyak 96 trayek pada 40 Pangkalan;

b) Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik Untuk Angkutan Laut Barang dalam rangka Mendukung Program Tol Laut Nasional sebanyak 6 trayek; c) Subsidi pengoperasian Kapal Ternak sebanyak 1 trayek;

d) Docking Kapal Perintis sebanyak 56 unit; e) Lanjutan Pembangunan Kapal Perintis

 Type 750 DWT (Tahap II-Multiyears) sebanyak 6 unit;  Type 500 DWT (Tahap II-Multiyears) sebanyak 2 unit;  Type 200 DWT (Tahap II-Multiyears) sebanyak 2 unit. f) Lanjutan Pembangunan Kapal Penumpang

 Type 2000 GT (Tahap II-Multiyears) sebanyak 25 unit;  Type 1200 GT (Tahap II-Multiyears) sebanyak 20 unit;

 Lanjutan pembangunan Kapal Semikontainer 100 Teus sebanyak 15 unit;  Lanjutan Pembangunan Kapal Perintis 750 DWT sebanyak 5 unit;

(35)

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-5

 Pembangunan Kapal Ternak sebanyak 5 unit;

 Penyelenggaraan Angkutan Sepeda Motor pada Lebaran Tahun 2016. 2) Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Kepelabuhanan

a) Pembangunan/Rehabilitasi Fasilitas Utama Pelabuhan di 67 lokasi; b) Fasilitas Penunjang Pelabuhan Laut di 202 Lokasi;

c) Pengerukan Alur Pelayaran di 13 lokasi;

d) Studi Perencanaan Pelabuhan sebanyak 199 paket (Pra F/S, Studi Kelayakan,

Masterplan, SID, DED, Studi Lingkungan).

3) Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Kenavigasian a) Lanjutan Pembangunan Kapal Kenavigasian sebanyak 15 unit;

b) Pembangunan/Rehabilitasi Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) sebanyak 245 unit;

c) Repowering dan Docking Kapal Negara Kenavigasian sebanyak 6 unit; d) Pengadaan dan Pembangunan Fasilitas Telekomunikasi Pelayaran (SROP,

GMDSS, VTS, AIS) sebanyak 43 unit;

e) Pembangunan/Rehabilitasi dermaga/jetty Kenavigasian di 3 lokasi;

f) Pengadaan dan Pembangunan serta Rehabilitasi Fasilitas Kenavigasian lainnya (gedung operasional, pagar, peralatan survey, dll) sebanyak 199 paket. 4) Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Penjagaan Laut

dan Pantai

a) Lanjutan Pembangunan Kapal Patroli Kelas I type Fast Patrol Vessel (FPV) sebanyak 25 unit;

b) Lanjutan Pembangunan Kapal Patroli Kelas I type Marine Disaster Prevention Ship (MDPS) (Tahap II-Multiyears) sebanyak 5 unit;

c) Lanjutan Pembangunan Kapal Patroli Kelas II sebanyak 2 unit; d) Lanjutan Pembangunan Kapal Patroli Kelas III sebanyak 6 unit;

e) Pembangunan Kapal Patroli (Kapal Kelas I sebanyak 10 unit, Kapal Kelas III sebanyak 5 unit, Kapal Cepat sebanyak 5 unit dan Kapal Kelas V sebanyak 25 unit);

f) Pengadaan Peralatan SAR sebanyak 1 paket.

5) Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Perkapalan dan Kepelautan

Studi dan Kajian Konstruksi Kapal. D. Transportasi Udara

Program APBN Tahun 2016 Sub Sektor Ditjen Perhubungan Udara sebesar Rp.10,31 Triliun dengan program kegiatan strategisnya sebagai berikut:

(36)

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-6

1) Pembangunan dan Pengelolaan bidang Bandar Udara

a) Pembangunan Bandara agar dapat didarati pesawat B 737 series di 9 Bandara;

b) Lanjutan Pembangunan Bandara Baru di 15 Bandara;

c) Perpanjangan runway dan Peningkatan Kapasitas Runway di 27 bandara; d) Lanjutan Pembangunan Terminal Baru dan Perluasan Terminal di 13

Bandara;

e) Pelapisan runway dan peningkatan daya dukung runway di 32 Bandara; f) Pemenuhan Pagar Pengaman Bandara di 62 Bandara.

g) Pengadaan dan Pemasangan Alat Bantu Pendaratan Visual di 12 Bandara; h) Pengembangan Bandara di Perbatasan 24 Bandara;

i) Pengembangan Bandara di Daerah Rawan Bencana 56 Bandara; j) Pengembangan Bandara Pembuka Daerah Terisolir di 48 Bandara. 2) Pembangunan dan Pengelolaan bidang Angkutan Udara

a) Pelayanan penerbangan perintis di 208 Bandara;

b) Pelayanan Subsidi Angkutan BBM Perintis sebanyak 7.396 Drum; 3) Pembangunan dan Pengelolaan bidang Keamanan Penerbangan

a) Pemenuhan Fasilitas Keamanan Penerbangan yaitu pengadaan X Ray di 52 Bandara;

b) Pemenuhan Fasilitas Pelayanan Darurat / Mobil PKP PK di 40 Bandara; c) Pengadaan Walk Through Metal Detector (WTMD) di 34 Bandara; E. Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ)

Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek pada TA.2016 merupakan unit kerja baru. Dalam pengalokasian anggaran masih menginduk di unit kerja Biro Umum dengan kegiatan strategis antara lain sebagai berikut :

1) Penyusunan Rancangan Perpres Rencana Induk Transportasi Jabodetabek (RITJ);

2) Penyusunan Pedoman Analisis Dampak Lalu Lintas (Andalalin); 3) Penyusunan Pedoman Transit Oriented Development (TOD);

4) Pembangunan Sistem Informasi Transportasi Jabodetabek (Jasa Konsultansi); 5) Penyusunan Rencana Umum Pengembangan Fasilitas Pejalan Kaki (Pedestrian)

di Jabodetabek;

6) Survey dan Pengembangan Terminal Tipe A dan Tipe B (yang melayani AKAP) di Jabodetabek;

Gambar

Gambar  2.1  Sinkronisasi  Sasaran  RPJMN  Tahun  2015-2019  dengan                       Renstra Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Tabel  3.3 Rehabilitasi/Peningkatan Terminal  Tahun  Jumlah
Tabel  3.7 Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Baru
Tabel  3.18  Sebaran Lokasi Pembangunan ATCS Lanjutan
+7

Referensi

Dokumen terkait

rinci tentang pengaruh penggunaan media gambar terhadap keterampilan menulis teks deskripsi bahasa Bugis siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tanete Riaja Kabupaten

Algoritma eigenface yang digunakan akan disempurnakan dengan mencari nilai dan vektor eigen sebagai pembanding dalam proses identifikasi sehingga pengenalan wajah akan

Berkenaan dengan pentingnya hal tersebut di atas maka perlu dilakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Bisnis

Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan One Way Anova pada taraf kepercayaan 95% yang

Sebagai lembaga pendidikan Islam, Pondok Pesantren Dār al-Taubaħ telah mampu memenuhi tujuan kulturalnya yakni untuk mencetak santri yang berwawasan luas serta

Bertolak dari adanya perlindungan sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 50 huruf h, UU Nomor 5 Tahun1999, „oknum tertentu‟ dari kalangan pelaku usaha Mikro

Menurut Wijana (2014: 57-58) semakin lama dominasi pemakaian bahasa asing di Indonesia semakin besar, dan meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat Indonesia, terutama yang

Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan penurunan kadar surfaktan dan COD dalam air bekas cucian kendaraan dengan melakukan variasi diameter reaktor, ketinggian