Sigit Purwana Yudha , 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK DI SMKN 1 SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Menurut Sugiyono (2014, hlm. 3) metode penelitian merupakan cara
alamiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara
alamiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan
yaitu rasional, empiris, dan sistematis.
Metode penelitian yang dilakukan adalah metode penelitian kuantitatif
deskriptif. Penelitian ini merupakan penelitian yang berguna untuk
mendeskripsikan ada atau tidaknya pengaruh antara variabel dalam penelitian.
Jika terdapat pengaruh, maka seberapa besar pengaruh yang dihasilkan tiap
variabel tersebut.
B. Lokasi Penelitian
Tempat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu SMKN 1
Sumedang yang berlokasi di Jalan Mayor Abdurrahman No. 209 Sumedang.
Penelitian dilakukan pada tahun ajaran 2014/2015.
C. Variabel dan Paradigma Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Variabel Independen “X” (variabel bebas) dan Variabel Dependen “Y” (variabel terikat).
Variabel bebas (X) dalam penelitian ini yaitu pengaruh model
pembelajaran discovery learning. Sedangkan variabel terikat (Y) dalam
penelitian ini adalah motivasi belajar.
Sumber Hasil Analisis Peneliti, 2015
Variabel Bebas (X) Pengaruh Model Pembelajaran Discovery
Learning
Variabel Terikat (Y) Motivasi Belajar
Sigit Purwana Yudha , 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK DI SMKN 1 SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Paradigma penelitian yang digunakan adalah paradigma sederhana.
Sugiyono (2014, hlm. 66) mengemukakan bahwa paradigma sederhana ini
terdiri atas satu variabel independen dan dependen. Alur paradigma penelitian
dapat digambarkan sebagai berikut:
Bagan 3.2 Paradigma Penelitian
Keterangan :
: Lingkup Penelitian
: Arah Penelitian
Sumber Hasil Analisis Peneliti, 2015
D. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI B (paket
keahlian Teknik Gambar Bangunan) SMKN 1 Sumedang yang terdiri dari 2
kelas yaitu kelas XI B1 dan XI B2.
Tabel 3.1 Jumlah Siswa Kelas XI B SMKN 1 Sumedang
Kelas Jumlah Populasi
XI B1 29
XI B2 29
Jumlah 58
Sigit Purwana Yudha , 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK DI SMKN 1 SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
populasi (Sugiyono, 2013, hlm. 118).
Teknik pengumpulan sampel pada penelitian ini menggunakan
sampling jenuh. Sugiyono (2013, hlm. 124) menyatakan bahwa teknik
sampling jenuh merupakan teknik penentuan bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal tersebut dilakukan pada penelitian yang ingin
membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Sehingga sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh jumlah populasi siswa
TGB kelas XI SMKN 1 Sumedang yang sedang aktif dalam kegiatan belajar
yakni berjumlah 51 orang.
E. Instrumen Penelitian
Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Instrumen variabel X (model pembelajaran discovery learning)
Instrumen yang digunakan pada variabel ini berupa angket yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran discovery learning di
SMKN 1 Sumedang melalui responden/sampel.
2. Instrumen variabel Y (motivasi belajar)
Instrumen yang digunakan pada variabel ini berupa angket yang bertujuan
untuk mengetahui seberapa besar motivasi siswa terhadap model
pembelajaran discovery learning di SMKN 1 Sumedang pada mata
pelajaran Menggambar dengan Perangkat Lunak melalui
responden/sampel.
F. Skala Pengukuran
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
Likert. Skala ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, atau persepsi
seseorang sehingga peneliti dapat mengetahui gambarannya. (Sugiyono, 2011,
Sigit Purwana Yudha , 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK DI SMKN 1 SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.2 Skala Likert
Sumber: Sugiyono, (2011, hlm. 135)
Dalam penelitian ini terdapat dua pernyataan yaitu pernyataan positif
dan negatif. Masing-masing pernyataan memiliki skor yang diberikan sesuai
dengan skala Likert. Skor yang diberikan sebagai berikut:
Tabel 3.3 Skor Instrumen Angket
Sumber: Sugiyono, (2011, hlm. 135)
Untuk memudahkan dalam pembuatan instrumen, maka diperlukan
kisi-kisi instrumen. Berikut kisi-kisi-kisi-kisi instrumen yang dibuat oleh peneliti:
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Angket
VARIABEL ASPEK YANG DIUNGKAP INDIKATOR JUMLAH
BUTIR
1. Penciptaan Situasi /
Stimulasi
Sigit Purwana Yudha , 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK DI SMKN 1 SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sani,2014 ,hlm. 69) berbagai sudut
pandang.
1. Motivasi Intrinsik
Sigit Purwana Yudha , 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK DI SMKN 1 SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
depan. 25
Sumber Hasil Analisis Peneliti, 2015
G. Teknik Pengumpulan Data
Data primer pada penelitian ini adalah data tentang pengaruh model
pembelajaran discovery learning dan data tentang motivasi belajar pada mata
pelajaran SMKN 1 Sumedang. Data yang diperoleh didapat melalui
penyebaran angket kepada responden. Sedangkan data sekunder penelitian ini
adalah data yang diambil dari pihak sekolah yang mencakup tentang
informasi sekolah, jumlah peserta diklat, dan semua data yang menunjang
dalam penelitian ini. Data dalam penelitian ini didapatkan melalui observasi
langsung.
Pengumpulan data terdiri dari dua tahap. Tahap yang pertama adalah
pengumpulan data dari 30% responden yang dijadikan sebagai data awal
untuk pengujian validitas dan reliabilitas instrumen. Hal ini dimaksudkan
agar peneliti untuk menguji kelayakan instrumen, apakah instrumen yang
telah dibuat sudah layak disebar atau belum. Tahap kedua pengumpulan data
100% responden dari instrumen yang sudah diperbaiki dan dapat untuk
disebarluaskan.
H. Pengujian Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas Instrumen
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah tiap-tiap butir
pernyataan valid atau tidak. Uji validitas ini dilakukan pada 30
responden.
Setelah data diperoleh dan ditabulasikan, maka pengujian
validitas dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan
mengkorelasikan antara skor item instrumen dengan rumus Pearson
Sigit Purwana Yudha , 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK DI SMKN 1 SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
√
Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi
n : Jumlah responden
X : Jumlah skor suatu butir/item
Y : Jumlah skor total
(Saputra, 2007, hlm. 87)
Pengujian validitas instrumen dengan product moment dilakukan
dengan menguji tiap butir item instrumen, dengan tingkat kepercayaan
95% dan derajat kebebasan tertentu. Melalui perhitungan ini akan
didapatkan harga t tiap item yang kemudian dikonsultasikan dengan
harga t dari tabel pada derajat kepercayaan (dk) tertentu. Item suatu
instrumen akan bersifat valid bila thitung > ttabel, dan sebaliknya bersifat
tidak valid bila thitung < ttabel..
Untuk melakukan pengujian validitas ini, peneliti menggunakan
software SPSS Statistics 16
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui ketetapan instrumen
penelitian yang dipakai sebagai alat pengumpul data. Suatu instrumen
dikatakan reliabel bila instrumen tersebut dipakai untuk mengukur
objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama walaupun dipakai
berkali-kali. Dalam penelitian ini uji reliabilitas instrumen dilakukan
dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach, yaitu
Keterangan:
r : Realibilitas instrumen
k : Banyaknya item pertanyaan atau soal
Sigit Purwana Yudha , 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK DI SMKN 1 SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
t² : Varians total
Pengujian reliabilitas instrumen dengan rumus Alpha Cronbach
dilakukan dengan tingkat kepercayaan 95%. Melalui perhitungan ini
akan didapatkan harga r yang kemudian dikonsultasikan dengan harga
rtabel dengan taraf signifikansi (α) = 0,05 serta derajat kebebasan (dk) =
n – 2. Item suatu instrumen akan bersifat reliabel jika harga r > r tabel,
sedangkan jika r < r tabel maka kuesioner tersebut tidak reliabel.
Sebagai pedoman untuk penafsirannya adalah:
Interval nilai r Interpretasi
0,800 <r11< 1,000 Sangat Tinggi
0,600<r11< 0,799 Tinggi
0,400 <r11< 0,599 Cukup
0,200 <r11< 0,399 Rendah
0,000 <r11< 0,199 Sangat rendah
Sumber: Saputra, (2011, hlm. 19)
Untuk melakukan pengujian reliabilitas ini, peneliti menggunakan
software SPSS Statistics 16.
I. Teknik Analisis Data dan Pengolahan Data
Teknik analisis data yang digunakan untuk pengolahan data dalam
penelitian ini berupa data kuantitatif. Dalam penelitian kuantitatif, analisis
data dilakukan setelah data terkumpul dari sumber data, kemudian dapat
dilakukan analisis statistik untuk mengetahui perbedaan kedua kelompok
tersebut. Analisis data yang dilakukan sebagai berikut:
1. Uji Persyaratan Analisis
Uji persyaratan analisis diperlukan untuk menentukan data akan
memakai statistik parametrik atau non parametrik. Karena sampel
yang dipakai bersifat acak, judul penelitian bersifat kausal dan
menggunakan data interval, maka statistik yang digunakan statistik
Sumber: Arikunto, (2010, hlm. 239)
Sigit Purwana Yudha , 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK DI SMKN 1 SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
parametrik. Namun, statistik parametrik harus memenuhi uji
persyaratan analisis yaitu uji normalitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah suatu pengujian yang dilakukan untuk
mengetahui suatu data yang diperoleh berdistribusi normal atau
tidak. Jika berdistribusi normal maka menggunakan statistik
parametrik dan sebaliknya bila berdistribusi tidak normal maka
menggunakan statistik non parametrik.
Keterangan :
O = frekuensi hasil pengamatan
E = frekuensi teoritis atau ekspektasi/harapan
Sumber: Saputra, (2007, hlm. 53)
Uji normalitas yang digunakan adalah Chi Kuadrat dengan
bantuan perangkat lunak SPSS Statistic 16, langkah-langkah uji
normalitas data dengan Chi Kuadrat pada SPSS Statistics 16
adalah sebagai berikut:
1) Masukan banyaknya variabel berikut nama variable tersebut
ke dalam variable view;
2) Masukan data setiap variabel pada data view;
3) Klik analyze > descriptive statistics > explore;
4) Masukan dependent list;
5) Klik normality plots with test;
6) Klik continue > OK.
Setelah itu, untuk menentukan data bersifat linear atau tidak
adalah dengan melihat nilai kriteria uji r (probability
value/critical value). Jika nilai kriteria uji r (probability
value/critical value) lebih kecil atau sama dengan 0.05, maka Ho
Sigit Purwana Yudha , 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK DI SMKN 1 SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kriteria uji r (probability value/critical value lebih besar dari 0.05,
maka artinya data berdistribusi tidak normal.
2. Analisis Data
a. Uji Kecenderungan Variabel X dan Y
Perhitungan uji kecenderungan digunakan untuk
mengetahui gambaran umum mengenai pengaruh model
pembelajaran discovery learning (variabel X) dan motivasi belajar
(variabel Y). Langkah yang digunakan untuk perhitungan uji
kecenderungan sebagai berikut :
1) Menghitung rata-rata dan simpangan baku dari tiap variabel
dan indikator.
2) Menentukan skala data sebagai berikut.
Tabel 3.6 Makna Uji Kecenderungan
Skala Data Kriteria
χ> X rata-rata + 1.5 SD Sangat Baik
X rata-rata + 0.5 SD < χ≤ Xrata-rata +1.5 SD Baik X rata-rata - 0.5 SD < χ≤ Xrata-rata +0.5 SD Cukup Baik
X rata-rata - 0.5 SD < χ≤ Xrata-rata -1.5 SD Kurang Baik
χ < X
rata-rata + 1.5 SD Sangat Rendah
Sumber: Saputra, (2007,hlm.70)
3) Menentukan frekuensi dan membuat presentase untuk
menafsirkan data kecenderungan variabel dan indikator tiap
kriteria.
P= Σ skor pengumpulan data x 100% Σ skor total
b. Analisis Korelasi
Desain penelitian ini adalah desain korelasi (korelasional)
maka teknik analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi,
Sigit Purwana Yudha , 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK DI SMKN 1 SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
variabel yang ditentukan. Analisis korelasi ini menggunakan
rumus Product Moment Pearson, yaitu:
√
Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi
n : Jumlah responden
X : Jumlah skor suatu butir/item
Y : Jumlah skor total
Sumber: Saputra, (2007, hlm. 87)
Adapun cara untuk mengetahui analisis korelasi dengan
rumus Product Moment Pearson dengan menggunakan perangkat
lunak SPSS Statistics 16 adalah sebagai berikut (Tilawati, 2013,
hlm. 50):
1) Masukan banyaknya variabel berikut nama variabel tersebut
ke dalam variable view;
2) Masukan data setiap variabel pada data view;
3) Klik analyze > correlate > bivariate;
4) Masukan kedua variabellalu klik OK.
Lalu, untuk mengetahui apakah korelasi variabel tersebut
signifikan atau tidak signifikan, maka dilakukan uji dengan rumus
thitung, yaitu :
t
hitung=
√ √
Keterangan :
r = Koefisien korelasi
n = Jumlah responden
t = Uji hipotesis (thitung)
Sigit Purwana Yudha , 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK DI SMKN 1 SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Harga t yang diperoleh dari perhitungan ini kemudian
dibandingkan dengan harga t dari tabel pada derajat kepercayaan
(dk) tertentu. Bila t hitung > t tabel, maka korelasi signifikan. Bila
t hitung < t tabel, maka korelasi tidak signifikan. Setelah
diketahui koefesien korelasinya, selanjutnya akan diketahui
makna koefesien korelasi tersebut pada tabel berikut ini.
Tabel 3.7 Makna Koefesien Korelasi Interval Koefesien Tingkat hubungan
0,80 –1,000 Sangat kuat
0,60 – 0,799 Kuat
0,40 – 0,599 Cukup kuat
0,20 – 0,399 Rendah
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
Sumber: Riduwan, (2004, hlm. 138)
c. Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis koefisien regresi digunakan untuk mengetahui
bagaimana pengaruh antara variabel terikat (Y) dengan variabel
bebas (X). Hubungan antara korelasi dengan regresi sederhana
dapat dinyatakan semakin tinggi korelasi variabel X dengan
variabel Y , maka semakin berdekatan kedudukan kedua variabel
tersebut. Dalam keadaan koefesien korelasi antara variabel X
dengan variabel Y sama dengan 1,00 maka kedudukan harga
harga pada X dan Y akan terletak pada suatu garis yang lurus
(Agstiana,Dara, 2013, hlm. 22). Untuk itu digunakan rumus
regresi linier sederhana dengan persamaan umum sebagai berikut.
Keterangan
Ŷ : harga-harga pada variabel Y yang diramalkan
X : harga-harga pada variabel X
a : perpotongan garis regresi, yaitu harga Y apabila X = 0
b : koefisien regresi, yaitu besarnya perubahan yang terjadi
Sigit Purwana Yudha , 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK DI SMKN 1 SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sumber: Saputra, (2007, hlm. 42)
Untuk mencari harga “a” dan “b” berdasarkan metode kuadrat terkecil dari pasangan data X dan Y, digunakan rumus :
Sumber: Saputra, (2007, hlm. 42)
d. Analisis Koefesien Determinasi
Analisis koefesien determinasi ini digunakan untuk
mengetahui besarnya pengaruh antara satu variabel dengan
variabel yang lain. Analisis determinasi ini menggunakan rumus
koefisien determinasi, yaitu:
KD = r2 x 100%
Keterangan :
KD = Koefisien determinasi
r = Koefisien korelasi
Sumber: Riduwan, (2004, hlm. 139)
J. Uji Hipotesis
Data dari hasil korelasi dan uji signifikansi tersebut kemudian
dijadikan bahan untuk menjawab hipotesis penelitian, adapun hipotesis
penelitian dalam penelitian ini yaitu:
1. Bila uji korelasi signifikan maka Ha diterima dan H0 ditolak:
Ha : “Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara
pengaruh model pembelajaran discovery learning terhadap motivasi
Sigit Purwana Yudha , 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK DI SMKN 1 SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
H0 : “Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
antara pengaruh model pembelajaran discovery learning terhadap
motivasi siswa pada mata pelajaran MPL di SMK N 1 Sumedang”.
(ditolak)
2. Bila uji korelasi tidak signifikan maka Ha ditolak dan H0 diterima;
Ha : “Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara
pengaruh model pembelajaran discovery learning terhadap motivasi
siswa pada mata pelajaran MPL di SMK N 1 Sumedang”. (ditolak)
H0 : “Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara
pengaruh model pembelajaran discovery learning terhadap motivasi