• Tidak ada hasil yang ditemukan

Statistik Daerah Kabupaten Tangerang 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Statistik Daerah Kabupaten Tangerang 2016"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

COVER

(2)
(3)

S T A T I S T I K D A E R A H

KABUPATEN TANGERANG 2016

(4)
(5)

STATISTIK DAERAH

KABUPATEN TANGERANG

2016

Katalog BPS :

.

Ukura Buku : ,

Ju lah Hala a : Hala a + V

Naskah :

Seksi Nera a Wila ah da A alisis Staisik

Ga

ar Kulit :

Seksi Nera a Wila ah da A alisis Staisik

Diter itka oleh :

BPS Ka upate Ta gera g

”Boleh dikuip de ga e e ut su

er a”

Ketera ga Kulit :

Ger a g Ka upate Ta gera g La pu Merah Pe da

(6)

Kata Pengantar

Publikasi Statistik Daerah Kabupaten Tangerang 2016 diterbitkan oleh BPS Kabupaten Tangerang berisi berbagai data dan informasi terpilih seputar Kabupaten Tangerang yang dianalisis secara sederhana untuk membantu pengguna data dalam memahami perkembangan pembangunan serta potensi yang ada di Kabupaten Tangerang.

Publikasi Statistik Daerah Kabupaten Tangerang 2016 diterbitkan untuk melengkapi beberapa publikasi statistik yang sudah terbit secara rutin setiap tahun. Berbeda dengan publikasi yang sudah ada, publikasi ini lebih menekankan pada analisis.

Materi yang disajikan pada Publikasi Statistik Daerah Kabupaten Tangerang 2016 memuat berbagai informasi/indikator yang terkait dengan hasil pembangunan dari berbagai sektor di wilayah Kabupaten Tangerang dan diharapkan dapat digunakan untuk bahan kajian, perencanaan, dan evaluasi berbagai macam program yang telah dijalankan.

Akhirnya kami sampaikan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan publikasi ini, sehingga penerbitan publikasi ini dapat terlaksana. Kritik dan saran sangat kami hargai guna penyempurnaan publikasi di masa mendatang.

BPS Kabupaten Tangerang Kepala,

Ir. Dadang Ahdiat

Statistik Daerah Kab.Tangerang 2016 iv

(7)

DAFTAR ISI

1. Geografi dan Iklim

1

2. Pemerintahan

2

3. Penduduk

4

4. Ketenagakerjaan

6

5. Pendidikan

7

6. Kesehatan

8

7. Perumahan

9

8. Pembangunan Manusia

10

9. Pertanian

11

10. Industri Pengolahan

13

11. Pariwisata

14

12. Pengeluaran Penduduk

15

13. Pendapatan Regional

16

14. Perbandingan Regional

17

Lampiran Tabel

(8)
(9)

1

Peta Kabupaten Tangerang

L a u t J a w a

Kota Tangerang J a k a r t a Kota Tangerang Selatan Kabupaten Serang Kabupaten Lebak

Data Geografis dan Iklim Tangerang 2015

Kabupaten Tangerang termasuk salah satu daerah tingkat dua yang menjadi bagian dari wilayah Propinsi Banten. Terletak pada posisi geografis yang cukup strategis dengan ibukotanya adalah Tigaraksa. Letak astronomis antara 6°00'- 6°20' Lin-tang Selatan dan 106°20'-106°43' Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten Tangerang 959,6 km2 atau 9,93 % dari seluruh luas wilayah Propinsi Banten dengan batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah timur berbatasan dengan Kota Tangerang Selatan dan Kota Tangerang, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Kota Depok, sedangkan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Serang dan Lebak.

Kabupaten Tangerang secara geografis memiliki topografi yang relatif datar dengan kemiringan tanah rata-rata 0-3% menurun ke Utara. Ketinggian wilayah berkisar antara 0-85 m di atas permukaan laut. Daerah Utara Kabupaten Tange-rang merupakan daerah pantai dan sebagian besar daerah urban, daerah timur adalah daerah rural dan pemukiman sedangkan daerah barat merupakan daerah industri dan pengembangan perkotaan.

Keadaan iklim didasarkan pada penelitian di BMKG, Stasiun Geofisika Klas I Tangerang, yaitu berupa data temperatur (suhu) udara, kelembaban udara dan intensitas matahari , curah hujan dan rata -rata kecepatan angin. Temperatur udara rata-rata berkisar antara 24,3 0C - 32,6 0C dengan temperatur

maksimum tertinggi pada Bulan Oktober 34,4 0C dan

temperatur minimum terendah pada bulan Pebruari yaitu 23,6 0C. Rata-rata kelembaban udara dan

in-tensitas matahari sekitar 77,3% dan 63,3%. Keadaan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari yaitu 329,6 mm, sedangkan rata-rata curah hujan dalam setahun adalah 147,5 mm. Hari hujan tertinggi pada bulan Mei dengan hari hujan sebanyak 28 hari dan terendah pada Bulan Juli sebanyak 0 hari ( sama sekali tidak terdapat hari hujan). Rata-rata kecepatan angin dalam setahun adalah 3,3 knot dengan kecepatan maksimum 4,6 knot di bulan Januari.

Uraian Satuan Nilai

DATA GEOGRAFIS

a. Luas wilayah km2 959.6

b. Ketinggian m dpl 85

c. Sungai terpanjang (S. Cisadane) Ha 414.3

d. Wilayah Terluas (Rajeg) Ha 53.7

e. Wilayah Terkecil (Sepatan) Ha 17.32

I K L I M

a. Rata-rata temperature udara oC 24.3 - 32.6

b. Rata-rata kelembaban udara % 77.3

c. Rata-rata intensitas matahari % 63.3

d. Rata-rata curah hujan mm 147.5

e. Rata-rata kecepatan angin knot 3.3

Sumber : Tangerang Dalam Angka 2016

GEOGRAFI DAN IKLIM

Rata

-

rata curah hujan dalam setahun 147,5 mm

Wilayah Tangerang secara geografis memiliki topografi yang relatif datar dengan rata-rata curah hujan dalam setahun 147,5 mm dan hari hujan tertinggi

pada bulan Mei sebanyak 28 hari.

(10)

Statistik Daerah Kab. Tangerang 2016 2

Persentase Anggota DPRD Kab. Tangerang Menurut Pendidikan 2015 (Persen)

Sumber : Banten Dalam Angka 2016

Statistik Pemerintahan di Tangerang 2013 - 2015

Wilayah

Administrasi 2013 2014 2015

1. Kecamatan 29 29 29

2. Desa 246 246 246

3. Kelurahan 28 28 28

Kabupaten Tangerang dalam kurun waktu lima tahun terakhir, terhitung sejak Kota Tangerang Selatan memisahkan diri dari Kabupaten Tange-rang, jumlah kecamatan, kelurahan maupun desa masih tetap sama yaitu 29 kecamatan yang sebagi-an besar merupaksebagi-an kecamatsebagi-an ysebagi-ang dimekarksebagi-an dari kecamatan induk. Dari 29 kecamatan tersebut, terbagi lagi menjadi 246 desa dan 28 kelurahan. Sebelumnya pada tahun 2008, tujuh kecamatan dipisahkan dari Kabupaten Tangerang membentuk sebuah kota otonom yaitu Kota Tangerang Selatan.

Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) perempuan di Kabupaten Tangerang hampir menyamai jumlah PNS laki-laki. Tercatat PNS laki -laki sebanyak 6.549 orang atau sekitar 50,77 per-sen, sedangkan PNS perempuan sebanyak 6.351 orang atau sekitar 49,23 persen.

Dilihat dari pendidikannya, lebih dari 70 per-sen anggota DPRD Kabupaten Tangerang berpen-didikan S-1 (36 orang) yang didominasi dari Partai Golongan Karya sebanyak 7 orang, PDI Per-juangan, Partai Demokrat, PPP, Partai Gerindra masing masing sebanyak 4 orang, PAN, Nasdem dan Hanura masing masing 3 orang, Partai Kebang-kitan Nasional sebanyak 2 orang, dan Partai Bulan Bintang hanya 1 orang. Masih ada sekitar 16 persen anggota DPRD bertamatkan lulusan Sekolah Menengah Umum (8 orang). Sedangkan lulusan S2/ S3 hanya berkisar 6 persen ( 3 orang ) yang berasal dari partai Golkar, PPP dan Partai Keadilan Se-jahtera.

Sumber : Tangerang Dalam Angka 2016

Laki - Laki 6 549

Perempuan 6 351

Total 12 900

Sumber : Tangerang Dalam Angka 2016

Jumlah PNS Kab. Tangerang menurut Jenis Kelamin Tahun 2015

SMU, 16

DI/DIII , 6

S-1, 72 S2/S3, 6

2

PEMERINTAHAN

Jumlah PNS Kabupaten Tangerang 2015 mencapai 12,9 ribu orang

Kabupaten Tangerang terdiri dari 29 kecamatan yang terbagi lagi menjadi 246 desa dan 28 kelurahan dan didukung PNS yang berjumlah 12,9 ribu orang.

(11)

Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Tangerang 2015 (persen)

Sumber : Tangerang Dalam Angka 2016

Realisasi APBD Tangerang (miliar rupiah)

Sumber : Tangerang Dalam Angka 2016

Jumlah anggaran yang dibelanjakan oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang untuk membiayai pembangunan di wilayahnya pada tahun 2015 mencapai 4,18 triliun rupiah, terdiri dari belanja pegawai 1,39 triliun rupiah, belanja barang dan jasa 943 miliar rupiah, belanja modal 1,59 triliun rupiah dan sisanya 260 miliar rupiah digunakan untuk belanja lain-lain.

Total realisasi pendapatan daerah Kabupaten Tangerang pada tahun 2015 mencapai 4,23 triliun rupiah. Pendapatan Asli Daerah (PAD) menyumbang 43,77 persen atau tepatnya 1,85 triliun rupiah. Sedangkan, dana perimbangan mencapai 1,49 triliun rupiah atau sekitar 35,37 persen yang terdiri dari Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar 1,21 triliun rupiah, Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar 91,39 miliar rupiah, dana bagi hasil pajak/bukan pajak yang mencapai 116,92 miliar rupiah, dan transfer pemerintah pusat lainnya sebesar 75,13 miliar rupiah. Dan yang ketiga adalah lain -lain pendapatan daerah yang sah yang menyumbang sebesar 882 miliar rupiah atau sekitar 20,86 persen terhadap pendapatan daerah wilayah ini.

Sementara itu, belanja daerah dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Tangerang tahun 2016, direncanakan mencapai 4,78 triliun rupiah atau lebih besar dibandingkan dengan realisasi tahun 2015. Sedangkan pendapatan daerah tahun 2016 oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang ditargetkan hanya sebesar 4,2 triliun rupiah.

*** TAHUKAH ANDA

Bupati Tangerang A. Zaki Iskandar mengakui penyera-pan belanja daerah di wilayah Kabupaten Tangerang belum optimal. Salah satu penyebabnya adalah tinda-kan efisiensi terhadap anggaran belanja yang sengaja dilakukan agar apa yang dibeli tidak sia-sia.

Realisasi 2014 2015

Belanja Daerah 3 513 4 179

Belanja Pegawai 1 228 1 390

Belanja Barang dan Jasa 846 943

Belanja Modal 1 251 1 586

Belanja Lain-lain 186 260

Pendapatan Daerah 3 698 4 229

PAD 1 576 1 851

Dana Perimbangan 1 461 1 496

Lain-lain Pendapatan

Daerah yg sah 661 882

Rencana 2015 2016

Belanja Daerah 4 408 4 776

Pendapatan Daerah 3 724 4 203

Belanja Pegawai, 33.26 Belanja Barang dan Jasa, 22.57 Belanja Modal, 37.95 Belanja Lain-lain, 6.22

PEMERINTAHAN

Tahun 2016, target belanja masih melebihi target pendapatan

Belanja daerah Kabupaten Tangerang tahun 2016 direncanakan mencapai 4,78 triliun

rupiah. Sedangkan pendapatan daerahnya hanya ditargetkan sebesar 4,2 triliun rupiah

2

(12)

Komposisi Penduduk Banten Tahun 2015

Sumber : Banten Dalam Angka 2016 Indikator Penting Hasil Proyeksi Penduduk 2015

Pandeglang , 9.99 Lebak, 10.62 Tangerang, 28.19 Serang, 12.33 Kota Tangerang, 17.12 Kota Cilegon, 3.45 Kota Serang, 5.38 Kota Tangerang Selatan, 12.91

3

PENDUDUK

Kabupaten dengan populasi tertinggi se

-

Banten

Penduduk Tangerang menurut Hasil Proyeksi Penduduk 2015 berjumlah lebih dari 3,3 juta orang. Dibandingkan kabupaten lainnya, Tangerang merupakan kabupaten dengan tingkat populasi tertinggi se-Banten.

Uraian Satuan 2014 2015

TANGERANG

Penduduk orang 3 264 776 3 370 594

- Laki-laki orang 1 671 390 1 724 915 - Perempuan orang 1 593 386 1 645 679

Kepadatan Pend. orang/km2 3 402 3 512

BANTEN

Penduduk orang 11 704 877 11 955 243

- Laki-laki orang 5 971 296 6 097 184

- Perempuan orang 5 733 581 5 858 059

Kepadatan Pend. orang/km2 1 211 1 237

Sumber : Banten Dalam Angka 2016

Statistik Daerah Kab. Tangerang 2016 4

Hasil Proyeksi Penduduk 2015 menun-jukkan bahwa jumlah penduduk Kabupaten Tangerang mencapai lebih dari 3,3 juta orang, terdiri dari 1,72 juta laki-laki dan 1,64 juta perempuan. Persentase penduduk Tangerang pada tahun 2016 mencapai 28,19 persen dari total penduduk Banten yang berjumlah lebih dari 11,9 juta orang. Bila dibandingkan dengan kabupaten lainnya, Tangerang adalah kabupaten dengan populasi tertinggi pertama di Banten, diikuti Kota Tangerang (17,12 persen), Kabupaten Serang (12,33 persen), Kota Tangsel (12,91 persen), Kabupaten Lebak (10,62 persen), Kabupaten Pandeglang (9,99 persen), Kota Serang (5,38 persen) dan terendah Kota Cilegon (3,45 persen).

Bila dilihat dari kepadatan penduduk Kabupaten Tangerang, untuk tahun 2015 tingkat kepadatannya mencapai 3.512 orang per kilo meter persegi, lebih tinggi bila dibandingkan tahun sebelumnya. Berbeda dengan Propinsi Banten dengan luas wilayah sekitar 9.662,92 kilo meter persegi yang didiami lebih dari 11,9 juta jiwa rata-rata tingkat kepadatan penduduknya masih berada jauh di bawah Kabupaten Tangerang yaitu sebesar 1.237 orang per kilometer persegi.

*** TAHUKAH ANDA

Angklung Gubrag merupakan salah satu kese-nian tradisional yang sudah langka, namun masyarakat Desa Kemuning, Kecamatan Kresek – Kabupaten Tangerang masih me-lestarikan kesenian Angklung Gubrag pada acara khitanan, perkimpoian dan selamatan kehamilan. Pada masa lalu kesenian Angklung Gubrag dilaksanakan pada saat ritual pena-naman padi dengan maksud agar hasil panen berlimpah.

(13)

Indikator Kependudukan Kecamatan Hasil Proyeksi Penduduk 2015

PENDUDUK

Sex Ratio penduduk Kabupaten Tangerang adalah sebesar 104,81

Kecamatan Pasarkemis adalah kecamatan dengan penduduk terpadat yang mencapai 9,31 % dari penduduk Tangerang sedangkan kecamatan dengan

sex ratio tertinggi adalah Kecamatan Kemiri yang mencapai 108,65.

3

Kecamatan Jumlah Pendd Sex Ratio

Cisoka 91 753 107.25 Solear 88 213 104.16 Tigaraksa 149 564 104.56 Jambe 44 375 105.50 Cikupa 270 630 106.82 Panongan 130 273 103.68 Curug 200 904 106.49 Kelapa Dua 220 982 98.67 Legok 117 770 107.64 Pagedangan 113 738 104.75 Cisauk 79 792 103.95 Pasarkemis 313 945 103.53 Sindang Jaya 91 278 104.16 Balaraja 128 451 106.47 Jayanti 71 407 103.39 Sukamulya 64 679 103.73 Kresek 64 782 103.08 Gunung Kaler 51 618 101.37 Kronjo 57 681 104.65 Mekar Baru 36 968 105.66 Mauk 82 220 103.73 Kemiri 42 540 108.65 Sukadiri 55 943 107.44 Rajeg 165 112 104.38 Sepatan 114 145 107.14 Sepatan Timur 92 949 105.48 Pakuhaji 112 459 105.33 Teluknaga 159 300 105.00 Kosambi 157 123 107.50

Kab. Tangerang 3 370 594 104.81

Sumber : Tangerang Dalam Angka 2016

Hasil proyeksi penduduk 2015 di Kabupaten Tangerang memperlihatkan bahwa Kecamatan Pasarkemis mempunyai jumlah penduduk terpadat, yaitu mencapai 313.945 jiwa (9,31%), diikuti Cikupa sebesar 270.630 jiwa (8,03%), Kelapa Dua sebesar 220.982 jiwa (6,56%), dan Curug sebesar 200.904 jiwa (5,96%). Sedangkan kecamatan dengan penduduk terendah adalah Kecamatan Mekar Baru dengan jumlah penduduk hanya sekitar 36,9 ribu jiwa.

Sex Ratio penduduk Kabupaten Tangerang 104,81 yang artinya jumlah penduduk laki-laki 4 persen lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan, atau setiap 100 perempuan terdapat 104 laki-laki. Sex Ratio tertinggi terdapat di Kecamatan Kemiri yakni sebesar 108,65 dan yang terkecil terdapat di Kecamatan Kelapa Dua yakni sebesar 98,67 dan merupakan satu - satunya kecamatan yang mempunyai angka sex ratio dibawah 100, yang artinya setiap 100 perempuan hanya terdapat 98 laki -laki / jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki.

*** TAHUKAH ANDA

Program Keluarga Berencana (KB) di wilayah Kabu-paten Tangerang mengkhawatirkan. Faktanya dalam 10 tahun terakhir program KB di Kota Seribu Industri itu mengalami stagnan. Hal itu disampaikan Bupati Ahmed Zaki Iskandar, di sela-sela Hari Keluarga

Na-sional (Harganas) ke-22 tingkat Kabupaten

Tange-rang. “Program KB itu bukan hanya mengendalikan kelahiran semata, namun suatu upaya mem-berdayakan masyarakat agar merencanakan keluar-ga denkeluar-gan baik,” ungkapnya.

(14)

Statistik Ketenagakerjaan Tangerang

Komposisi Tenaga Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan, 2015

Uraian 2012 2013 2014 2015

Penduduk usia

ker-ja15 th+ (juta orang) 2.09 2.24 2.34 2.42

Angkatan Kerja (juta

orang) 1.33 1.46 1.47 1.51

TPAK (%) 63.59 64.88 62.70 62.46

Tingkat

Penganggu-ran (%) 11.46 11.94 8.45 9.00

Bekerja (juta orang) 1.18 1.28 1.34 1.38

Mencari Pekerjaan

(orang) 152 235 173 798 124 024 136 277

Sumber : Data Sakernas Agustus 2015, diolah

4

KETENAGAKERJAAN

TPAK Kabupaten Tangerang mencapai 62,46 %

Jumlah angkatan kerja di Tangerang pada tahun 2015 meningkat pada level 1,51 juta orang. Hal ini sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk yang bekerja, pada ta-hun 2015 berjumlah 1,38 juta jiwa.

Perta nian, perkebunan

dl l, 4.65

Industri, 39.70

Perdagangan, RM da n Js Akomodasi,

26.43 Ja sa Kemasy,

Sos ial dan Perora ngan,

12.04

La i nnya, 17.19

Sumber : Data Sakernas Agustus 2015, diolah

Pada tahun 2015, dari jumlah penduduk Kabupaten Tangerang sebanyak 3,37 juta jiwa terdapat 2,42 juta jiwa atau 71,89 persen merupakan Penduduk Usia Kerja (PUK 15 th keatas). Dari jumlah tersebut, hampir 62,46 persennya merupakan angkatan kerja dan sisanya adalah penduduk bukan angkatan kerja. Selama empat tahun jumlah angkatan kerja di Tangerang terus berfluktuasi, terakhir tahun 2015 sebanyak 1,51 juta jiwa, sedikit meningkat dibandingkan ta-hun sebelumnya. Begitu pula dengan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) yang juga ber-fluktuasi, terakhir pada tahun 2015 mencapai level 62,46 persen.

Jumlah penduduk yang terserap dalam dunia tenaga kerja selama empat tahun terakhir terus berfluktuasi, terendah di tahun 2012 sebanyak 1,18 juta jiwa, dan tiga tahun berikutnya terus mengalami peningkatan. Hal ini sejalan dengan jumlah angkatan kerja yang juga terus mengalami kenaikan dalam tiga tahun terakhir ini. Namun berbeda dengan tingkat pengangguran yang pada tahun 2014 mengalami penurunan cukup signifikan sampai pada level 8,45 persen, dan tahun 2015 kembali meningkat pada level 9,00 persen.

Berdasarkan lapangan pekerjaan, sektor industri pengolahan tetap menduduki peringkat pertama penyerapan tenaga kerja di Tangerang dengan persentase mencapai 39,70 persen. Sektor industri merupakan sektor ekonomi utama untuk menunjang perekonomian Kabupaten Tangerang. Disusul kemudian oleh sektor perdagangan, RM ,dan jasa akomodasi menduduki peringkat kedua dengan persentase 26,43 persen, disusul sektor jasa kemasyarakatan sosial dan perorangan sebesar 12,04 persen, sektor lainnya sebesar 17,19 persen dan terakhir sektor pertanian, perkebunan dll sebesar 4,65 persen.

Statistik Daerah Kab. Tangerang 2016 6

(15)

Indikator Pendidikan Tangerang

Persentase Penduduk Menurut Ijazah Tertinggi Yang Dimiliki, 2015

Sumber : Data Susenas 2015, diolah

Uraian 2012 2013 2014 2015

Harapan Lama Sekolah

HLS(tahun)/Metode Baru 11.18 11.44 11.65 11.89 Rata-rata Lama Sekolah

(tahun)/Metode Baru 8.07 8.18 8.20 8.22 Angka Partisipasi Sekolah

(%)

- Usia SD ( 7 - 12 ) th 98.62 98.75 99.47 98.84

- Usia SLTP (13 - 15) th 91.53 91.27 94.32 94.56

- Usia SLTA (16 - 18) th 58.26 62.31 64.37 61.74

5

PENDIDIKAN

Penduduk rata

-

rata mengharapkan lama sekolah sampai lulus SMU

Rata-rata lama sekolah di Tangerang dalam empat tahun terakhir menunjukkan

peningkatan meski tidak signifikan yaitu lebih dari 8 tahun. Sedangkan harapan lama sekolah di tahun 2015 hampir mencapai 12 tahun.

Kualitas sumber daya manusia sanga-tlah bergantung dari pembangunan di bidang pendidikan. Indikator atau ukuran yang bisa digunakan untuk melihat tingkat kemajuan pen-didikan disuatu daerah antara lain adalah dengan melihat persentase harapan lama sekolah, rata-rata lama sekolah dan pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Tercatat tahun 2015 dengan penghitungan metode baru IPM tercatat Harapan Lama Sekolah (HLS) selama 11,89 ta-hun, rata-rata bersekolah selama 8,22 tahun atau kebanyakan memutuskan berhenti saat menduduki kelas 3 SLTP, tidak banyak pening-katan dengan keadaan tahun sebelumnya.

Angka partisipasi sekolah penduduk Tangerang untuk berbagai kelompok usia tercatat untuk tahun 2015, angka partisipasi sekolah untuk kelompok usia SD, usia SLTP, dan usia SLTA masing-masing sebesar 98,84 persen, 94,56 persen dan 61,74 persen. Disini terjadi penurunan untuk golongan anak usia sekolah SD dan SLTA. Sedangkan di usia SLTP terjadi peningkatan meski tidak signifikan yaitu sebesar 94,56 persen dimana tahun sebelumnya mencapai 94,32 persen. Angka 94,56 menunjuk-kan terdapat sekitar 94 anak yang sedang ber-sekolah dari 100 anak usia 13-15 tahun.

Bila melihat grafik persentase kelulusan, meski mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya, tingkat tamat SMU sederajat tetap menduduki peringkat tertinggi yakni mencapai 27,05 persen, diikuti peringkat kedua adalah lulusan SD sederajat sebesar 26,88 persen dilanjutkan persentase untuk yang tamat SMP sederajat sebesar 23,01 persen. Dan yang tak kalah penting, meskipun turun dibanding tahun sebelumnya, masih ada lebih dari 17 persen penduduk 15 tahun keatas yang tidak mempu-nyai ijasah.

Ti dak Mempuny

ai Ijazah, 17.02 SD Sederajat, 26.88 SMP sederajat, 23.01 SMU sederajat, 27.05

Di pl oma I/II, 0.63 Akademi/ Di ploma III, 1.30 S1/DIV+, 4.12

(16)

Daftar Rumah Sakit di Kab. Tangerang 2015

RS. Siloam Lippo Village RS. Mitra Husada

RS. QADR RSIA . Keluarga Kita

RS. Permata Hati RSIA. Murni Asih

RSIA Tiara RSU. Balaraja

RS. Mulia Insani RS. Selaras

RSU. Tangerang RSIA. Bunda Sejahtera

RS. Paramita RSIA. Bunda Lestari

RSIA. Selaras RSIA. Harapan Mulia

RS.St. Carolus Smrcon RS. Bethsaida

Ciputra Hospital RSIA BUN

Persentase Penolong Pertama Kelahiran Anak Terakhir Kabupaten Tangerang

Tahun 2015

Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Tangerang 2015

6

KESEHATAN

Tercatat sekitar 9 persen penolong kelahiran oleh dukun beranak/paraji

Selama tahun 2015 masih sekitar 9 persen penolong pertama kelahiran masih dibantu oleh dukun beranak/paraji dan hampir 70 persen menggunakan jasa bidan.

Dokter kandungan , 20.85 Dokter umum, 1.68 Bidan, 67.49 Tenaga kesehatan lainnya, 0.78 Dukun beranak/pa raji, 9.20

Sumber : Data Susenas 2015, diolah

Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan selama ini merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan nasional, karena kesehatan menyentuh hampir semua aspek ke-hidupan manusia. Fasilitas kesehatan selain dibutuh-kan dalam jumlah yang memadai juga harus repre-sentatif dan menjangkau seluruh daerah atau keca-matan secara merata, sehingga dapat diakses dan dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat hingga ke daerah pedesaan yang umumnya kurang mempunyai kemampuan secara ekonomi.

Potensi sumber daya kesehatan Kabupaten Tangerang dari tahun ke tahun terus meningkat. Fasilitas dan tenaga kesehatan telah tersebar di se-luruh kecamatan demikian pula Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKMB). Unit pelayanan kesehatan terdiri dari Puskesmas, Puskesmas Pem-bantu, Rumah Sakit Umum, dan unit pelayanan teknis kesehatan lainnya. Setiap pembangunan unit -unit pelayanan yang ada, harus dapat memenuhi kriteria antara lain memiliki akses keterjangkauan oleh masyarakat.

Penanganan proses kelahiran sampai dengan pasca kelahiran yang berkualitas dan tepat waktu diharapkan akan mengurangi resiko kematian bayi dan ibu. Pada tahun 2015 penolong pertama kelahiran anak terakhir di Kabupaten Tangerang tetap didominasi oleh tenaga medis dibandingkan tenaga non medis, yaitu 90,8 persen berbanding 9,2 persen. Tenaga non medis yang dimaksut disini ada-lah tenaga dukun beranak atau paraji. Sebagian be-sar penolong pertama kelahiran oleh tenaga medis dilakukan oleh bidan, dimana persentasenya hampir 70 persen. Kurang tersedianya dokter hingga pelosok wilayah dan biaya yang relatif lebih mahal jika dibandingkan menggunakan jasa bidan menjadi penyebab masih rendahnya penolong pertama ke-lahiran oleh dokter.

Statistik Daerah Kab. Tangerang 2016 8

(17)

Statistik Perumahan Tangerang, 2015

Uraian (%)

Rumahtangga dengan rumah milik sendiri 83.78

Rumahtangga menurut kualitas perumahan

Lantai bukan tanah 92.61

Atap genteng/beton 86.52

Dinding tembok 87.45

Tempat pembuangan akhir tangki/SPAL 67.95 Bahan bakar utama memasak gas/elpiji 91.89

Sumber penerangan listrik PLN 99.94

Penggunaan fasilitas air minum sendiri 73.05

Sumber : Data Susenas 2015, diolah

Persentase Rumahtangga Menurut Sumber Air Untuk Minum, 2015

7

PERUMAHAN

Lebih dari 7 % rumahtangga di Tangerang masih berlantaikan tanah

Meskipun kondisi tempat tinggal cenderung membaik, pada tahun 2015 masih ada lebih 7 persen rumahtangga di Tangerang yang menempati rumah berlantaikan tanah.

Perumahan merupakan kebutuhan primer yang merupakan prioritas utama bagi sebuah keluarga. Rumah yang sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan yang optimum. Rumah juga merupakan salah sa-tu bangunan tempat tinggal yang harus memenuhi kriteria kenyamanan, keamanan dan kesehatan guna mendukung penghuninya agar dapat beker-ja dengan produktif.

Lebih dari 92 persen dari total rumahtangga di Kabupaten Tangerang sudah memiliki rumah dengan lantai bukan tanah dan lebih dari 85 persen beratap genteng/beton dan berdinding tembok. Bahan bakar utama untuk memasak memakai gas/elpiji mencapai lebih dari 90 persen dan sumber penerangan dari listrik hampir mendekati 100 persen. Sedangkan penggunaan fasilitas air minum sendiri lebih dari 70 persen dan sumber air minum terbesar tercatat menggunakan air isi ulang sebanyak lebih dari 36 persen.

*** TAHUKAH ANDA

Pada tahun 2015 di Kabupaten Tangerang sekitar 0,18 persen rumahtangga masih beratapkan ijuk/ rumbia, dan 7,29 persen rumahtangga masih berdindingkan anyaman bambu.

Bila dilihat dari sumber air untuk minum, lebih dari 36 persen rumahtangga di Tangerang menggunakan air isi ulang, hampir 28 persen menggunakan sumur bor/pompa, hampir 17 per-sen menggunakan air kemasan bermerk, lebih dari 9 persen menggunakan sumur terlindung, sekitar 4,7 persen menggunakan leding eceran, lebih dari 3 persen menggunakan leding meter-an, dan sisanya lainnya 1.96 persen berasal dari sumur tak terlindung, mata air terlindung, dan air

permukaan. Sumber : Data Susenas 2015, diolah

(18)

Statistik Daerah Kab. Tangerang 2016 10

Indeks Pembangunan Manusia - Tangerang

Sumber : BPS Kabupaten Tangerang

Indikator Gabungan IPM Tangerang

Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

Angka Harapan Hidup

(AHH) / tahun 68.86 68.92 68.96 68.98 69.28

Harapan Lama

Sekolah(HLS) / persen 10.99 11.18 11.44 11.65 11.89

Rata-rata Lama

Sekolah (RLS) / tahun 7.96 8.07 8.18 8.20 8.22

Pengeluaran Perkapita

Setahun (Ribuan) 11 631 11 640 11 648 11 666 11 727

Sumber : BPS Kabupaten Tangerang

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator strategis yang banyak digunakan untuk melihat upaya dan kinerja pro-gram pembangunan secara menyeluruh di suatu wilayah. Mulai tahun 2014 mulai dihitung IPM Metode Baru yang penghitungannya dihitung mundur dari tahun 2010. Perbedaannya dian-taranya perubahan komponen Angka Melek Huruf (AMH) menjadi Harapan Lama Sekolah (HLS), pengeluaran perkapita dari 27 komoditas menjadi 96 komoditas, dan penghitungan rata-rata arit-matik menjadi rata-rata geometrik. Secara umum, level IPM Metode Baru lebih rendah dibanding IPM Metode Lama.

Dengan melihat perkembangan angka IPM lima tahun terakhir, capaian kemajuan pembangunan manusia di Tangerang sepertinya tidak terlalu signifikan. Angka IPM Tangerang dari tahun 2011 sebesar 68.45 sedikit demi sedikit mengalami peningkatan, dan terakhir tahun 2015 sebesar 70,05. Dalam lima tahun hanya mening-kat 1,6. Melihat kenaikannya masih cukup rendah sehingga masih diperlukan kebijakan dan pro-gram yang dapat segera meningkatkan indeks IPM tersebut.

IPM merupakan indikator gabungan dari beberapa indikator yaitu indikator kesehatan, indi-kator pendidikan, dan indiindi-kator ekonomi. Ketiga indikator dasar tersebut dianggap dapat me ngukur tingkat kesejahteraan dan keberhasilan pembangunan manusia di suatu wilayah. Tercatat untuk tahun 2015 terjadi peningkatan indikator IPM dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 69,28 tahun untuk AHH, 11,89 tahun untuk HLS, 8,22 tahun untuk RLS, dan 11.727 rupiah untuk penge-luaran perkapitanya (PPP).

68.45 68.83 69.28 69.57 70.05 67.50 68.00 68.50 69.00 69.50 70.00 70.50

2011 2012 2013 2014 2015

8

PEMBANGUNAN MANUSIA

IPM Kabupaten Tangerang terus meningkat

Meski peningkatan kurang signifikant, IPM Kabupaten Tangerang dalam lima tahun terakhir terus meningkat. Untuk tahun 2015 IPM Tangerang mencapai 70,05.

(19)

Untuk mendukung ketahanan pangan na-sional, Pemerintah Kabupaten Tangerang melalui Dinas Pertanian dan Peternakan terus berkomitmen menjadikan sektor pertanian sebagai salah satu po-tensi wilayah yang terus dikembangkan. Diharapkan sektor pertanian di Kabupaten Tangerang dapat ter-us berkembang dalam rangka turut mensukseskan program pemerintah dalam mempertahankan swasembada beras berkelanjutan.

Pada tahun 2015 menurut Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tangerang, komoditas padi dan palawija dengan luas panen terbesar tetap pada komoditas padi sawah yaitu sebesar 53.727 ha dengan produksi 324.052 ton. Angka ini menurun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 433.953 ton. Sedangkan komoditas dengan luas panen terkecil adalah padi gogo yaitu 23 Ha dengan produksi 115 Ton, menurun signifikan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dengan produksi sebesar 468 Ton.

Jika dilihat dari sisi produktivitasnya, ko-moditas ubi kayu menunjukkan produktivitas tertinggi dibanding komoditas lainnya dimana pada tahun 2015 mencapai 129,42 kuintal/ha. Disusul produktivi-tas ubi jalar dan padi sawah yang masing-masing sebesar 96,68 kuintal/ha dan 60,31 kuintal/ha. Produktivitas terkecil terdapat pada komoditas ka-cang tanah yang hanya sebesar 17,97 kuintal/ha.

*** TAHUKAH ANDA

Akibat kemarau panjang yang melanda di tahun 2015, tercatat ada sebanyak 7.022 hektar lahan per-sawahan di Kabupaten Tangerang yang dilanda kekeringan dan terancam gagal panen.

Statistik Tanaman Pangan Tangerang

Sumber : Tangerang Dalam Angka 2016

Produktivitas Padi Palawija Tangerang, 2015 (kw/ha)

Jenis Tanaman 2014 2015

PADI SAWAH

- Luas Panen (hektar) 72 049 53 727

- Produksi ( ton) 433 953 324 052

PADI GOGO

- Luas Panen (hektar) 96 23

- Produksi ( ton) 468 115

JAGUNG

- Luas Panen (hektar) 183 62

- Produksi ( ton) 562 190

UBI KAYU

- Luas Panen (hektar) 350 162

- Produksi (ton) 4 537 2097

UBI JALAR

- Luas Panen (hektar) 90 50

- Produksi (ton) 869 479

KACANG TANAH

- Luas Panen (hektar) 114 51

209

- Produksi (ton) 92

0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 140.00 Padi sawah Padi Gogo Jagung Ubi Kayu Ubi Jalar Kacang tanah 60.31 50.01 30.61 129.42 96.68 17.97

Sumber : Tangerang Dalam Angka 2016

9

PERTANIAN

Tahun 2015 produksi padi palawija menurun

Produksi padi palawija di Tangerang pada tahun 2015 menurun dibandingkan tahun

sebelumnya. Untuk tanaman padi sawah, dari 433.953 ton pada tahun 2014 menurun menjadi 324.052 ton pada tahun 2015.

(20)

Statistik Daerah Kab. Tangerang 2016 12

Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan (Hasil Proyeksi)

Sumber : Tangerang Dalam Angka 2016

Kegiatan sektor perikanan di Kabupaten Tangerang meliputi kegiatan perikanan laut, peri-kanan perairan umum (rawa, situ, bekas galian pasir, sungai), tambak, kolam, japung dan budi-daya laut. Penangkapan ikan di laut tetap menghasilkan produksi terbesar dalam sektor perikanan yang mencapai 20.112 ton dengan nilai 526.381,1 juta rupiah. Produksi kedua terbesar dihasilkan dari budidaya tambak (air payau) yang mencapai 10.563,6 ton dengan nilai 84.508,8 juta rupiah dengan jenis ikan terbanyak berupa ikan bandeng dengan produksi 6.381 ton dengan total nilai 51.048 juta rupiah. Sedangkan produksi ter-endah terdapat pada penangkapan ikan di perairan umum dengan jumlah produksi sebesar 92,21 ton dengan total nilai sebesar 934,85 juta rupiah.

Selain padi palawija, Kabupaten

Tangerang juga memiliki komoditas tanaman unggulan lain, diantaranya adalah tanaman sayuran seperti kacang panjang, bayam, terung, mentimun, kangkung, petsai/sawi, bawang merah, cabe besar, dan cabe rawit. Kangkung adalah komoditas dengan jumlah produksi terbesar mencapai lebih dari 20 ribu kuintal. Disusul bayam dan mentimun dengan produksi masing-masing 19,6 ribu kuintal dan 13,03 ribu kuintal. Sedangkan komoditas dengan produksi terkecil ada pada tanaman cabe besar yang hanya mencapai 263 kuintal.

*** TAHUKAH ANDA

Kebutuhan ikan lele di Kabupaten Tangerang, sekitar 10 ton per hari untuk berbagai keperluan menu makanan di restoran dan dimanfaatkan se-bagai bahan olahan kuliner lainnya. Para pengu-saha peternak lele merasa tidak sanggup dalam memenuhi pesanan pembeli terutama pengusaha

kuliner pecel lele karena jumlahnya terbatas.

Produksi Ikan Menurut Jenis Usaha Perikanan (ton), 2015 0 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 20,112 92.21 10,563.6 4,814.72 440.1 4,848

Statistik Tanaman Sayuran Tangerang 2015

Ta a a Luas Pa e Produksi

Ka a g Pa ja g Ba a

Teru g Me i u Ka gku g Petsai/Sawi Bawa g Merah Ca e Besar Ca e Rawit

Sumber : Tangerang Dalam Angka 2016

9

PERTANIAN

Produksi terbesar perikanan adalah penangkapan ikan di laut

Pada tahun 2015 produksi terbesar dalam sektor perikanan di Tangerang adalah pe-nangkapan ikan di laut yang mencapai lebih dari 20 ribu ton dengan

nilai lebih dari 500 miliar rupiah.

(21)

Statistik Industri Pengolahan Tangerang

Persentase Nilai Output Industri Besar Sedang Se- Banten 2014

Sumber : Data Industri 2014, diolah

U R A I A N 2013 2014

Jumlah Perusahaan 713 740

Jumlah Tenaga Kerja 182 764 179 000

Nilai Output (000 Rp) 89 892 575 221 88 587 848 917

Biaya Antara (000 Rp) 56 647 702 348 44 762 272 660

Nilai Tambah Biaya

Faktor (000 Rp) 32 915 975 122 43 453 754 689

Rata rata upah tenaga kerja produksi (sebulan/

rupiah) 2 642 663 2 654 745

Rata Rata upah tenaga kerja lainnya( sebulan/

rupiah) 3 227 161 3 631 645

Produktivitas tenaga kerja

(sebulan/000 Rp) 40 987 546 41 242 015

10

INDUSTRI PENGOLAHAN

Tangerang menyumbang output industri peringkat ketiga se

-

Banten

Tahun 2014 nilai Output Industri Besar Sedang Tangerang mencapai 88,59 triliun rupiah atau sekitar 21 persen se-Banten dan berada di urutan ketiga

setelah Kota Tangerang dan Kota Cilegon.

Pa nde gl a ng, 0.05

Lebak, 0.53 Ta ngerang, 21.27 Serang, 12.71 Kota Ta ngerang, 32.93 Kota

Ci l egon, 31.10 Kota Sera ng, 0.05

Kota Ta ngerang Selatan, 1.35

Sumber : Data Industri 2014, diolah

Kabupaten Tangerang telah lama menyandang predikat sebagai daerah sentra industri. Sebagai daerah sentra industri, keterli-batan penduduk dalam sektor ekonomi di Kabu-paten Tangerang sebagian besar bekerja pada sektor industri. Dalam kenyataannya sektor ndustri lebih banyak menyerap lapangan peker-jaan dibanding sektor-sektor lainnya.

Menurut Olahan Data Industri Besar Sedang 2014 yang tercatat di BPS Kabupaten Tangerang, tercatat jumlah perusahaan Industri Besar Sedang di Tangerang mencapai 740 peru sahaan dengan jumlah 179 ribu pekerja. Nilai Output yang dihasilkan mencapai 88,59 triliun rupiah dengan nilai tambah atas biaya faktor 43,45 triliun rupiah. Untuk rata-rata upah tenaga kerja produksi sebesar 2,65 juta dan tenaga kerja lainnya sebesar 3,63 juta perbulannya. Sedangkan total produktivitas tenaga kerja mencapai lebih 41 miliar rupiah sebulannya.

Bila dilihat dari persentase nilai output Industri Besar Sedang se-Banten, Kabupaten Tangerang menduduki peringkat ketiga sebesar 21,27 persen dengan besaran sekitar 88,59 triliun rupiah. Peringkat pertama adalah Kota Tange-rang dengan persentase sebesar 32,93 persen, diikuti peringkat kedua adalah Kota Cilegon dengan persentase 31,10 persen. Setelah Kabu-paten Tangerang disusul KabuKabu-paten Serang dengan peringkat keempat sebesar 12,71 per-sen, diikuti Kota Tangerang Selatan sebesar 1,35 persen, Kabupaten Lebak sebesar 0,53 persen, Kota Serang sebesar 0,05 persen dan peringkat terakhir adalah Kabupaten Pandeglang yang menyumbang hanya sebesar 215 miliar rupiah dengan persentase sebesar 0,05 persen.

(22)

Statistik Daerah Kab. Tangerang 2016 14

Database Pariwisata Kabupaten Tangerang Tahun 2015

Sumber : Banten Dalam Angka, 2016

U R A I A N Jumlah

Restoran/ Rumah makan 132

Situ 8

Kolam Renang 9

Makam Sejarah 43

Usaha Perjalanan Wisata 22

Cafe 6

Bar, Pub, Karaoke 14

Pusat Perbelanjaan 4

Spa dan Salon 17

Bioskop 4

Bilyar 11

Sanggar Seni 264

Seni Tradisional 26

Seni Tradisi 33

Seni Modern 3

Pembangunan pada sektor pariwisata dia-rahkan pada pengembangan obyek wisata bahari, wisata pantai, wisata hutan, wisata air dan wisata budaya. Pariwisata Kabupaten Tangerang berpusat di pesisir utara Jawa. Di sana banyak sekali tempat wisata asyik untuk liburan bareng keluarga. Pantai -pantai utara Tangerang menawarkan spot berlibur yang menyenangkan apalagi dari sana traveler juga bisa menyewa perahu untuk sekedar keliling pantai atau menyeberang ke Kepulauan Seribu dengan tarif yang relatif lebih murah ketimbang berangkat dari pelabuhan di Jakarta.

Sebagai salah satu daerah yang potensial menjadi daerah tujuan wisata, khususnya wisata bahari, Tangerang sangat kondusif menjadi daerah pengembangan investasi di bidang pelayanan jasa hotel dan restoran, terutama di kawasan Pantai Tan-jung Pasir dan Pantai TanTan-jung Kait. Tercatat tahun 2015 jumlah wisatawan asing yang berkunjung men-capai 36,17 persen. Namun jumlah hotel dan restoran di Kabupaten Tangerang masih sangat terbatas, misalnya Hotel Tanjung Kait di Kecamatan Mauk dan Imperial Century Hotel Et Resort di Lippo Karawaci. Masih minimnya jumlah fasilitas hotel dan restoran menunjukkan investasi di bidang perhotelan mempunyai prospek cukup tinggi untuk dikem-bangkan di wilayah ini.

Satu lagi tempat yang tak kalah menariknya adalah Taman Buaya Tanjung Pasir yang cukup terkenal sebagai salah satu tujuan wisata di Kabu-paten Tangerang. Lokasi tempat ini berada di Jalan Raya Tanjung Pasir dan cukup mudah untuk di-akses. Wisatawan akan diajak untuk melihat lang-sung kehidupan reptil buas di dalam penangkaran. Di samping melihat buaya-buaya di penangkaran, traveler yang berkunjung juga bisa berburu suvenir berupa kerajinan kulit buaya. Atau jika berminat ada pula warung makan yang menjual kuliner ekstrim berupa sate buaya.

Persentase Wisatawan yang Berkunjung Tahun 2015

Sumber : Banten Dalamn Angka 2016 Wi sata

wa n Ma ncane ga ra , 36.17 Wi sata

wa n Domestik,

63.83

11

PARIWISATA

Tangerang terkenal dengan wisata pantainya

Pengembangan sejumlah kawasan wisata potensial di sepanjang pantai utara akan terus dilakukan seperti wisata Pantai Tanjung Pasir, Tanjung Kait, Dadap dan Pulau Cangkir.

(23)

Pengeluaran Rata-Rata Perkapita Per bulan

Penduduk Tangerang 2015

Sumber : Data Susenas 2015,diolah

Pengeluaran rumahtangga dibedakan menjadi dua yaitu pengeluaran untuk makanan dan bukan makanan (Non Makanan). Biasanya pengeluaran makanan dapat mencapai titik jenuh, sementara pengeluaran untuk non makanan hampir tidak terbatas. Tarik-menarik antara dua pengeluaran tersebut, dapat

mencerminkan tingkat kesejahteraan

masyarakat. Semakin besar pengeluaran untuk non makanan, berarti tingkat kesejahteraan semakin baik.

Mengamati data hasil Susenas 2015 di Kabupaten Tangerang terlihat berbeda dari

ta-hun sebelumnya, proporsi pengeluaran

perkapita perbulan untuk konsumsi non makanan sedikit lebih tinggi dibandingkan kon-sumsi makanannya yaitu sebesar 50,13 persen berbanding 49,87 persen atau dalam bentuk besaran rupiah rata-rata pengeluaran untuk konsumsi non makanan sebesar Rp. 490.251, -dan untuk konsumsi makanan sebesar Rp.487.753,- dengan total pengeluaran perkapita sebulan sebesar Rp 978.004,-

Bila dilihat komposisi jenis pengeluaran makanan maka pengeluaran terbesar ada di pengeluaran kelompok makanan dan minuman jadi yakni sebesar 15,78 persen, disusul ke-lompok tembakau dan sirih sebesar 7,46 per-sen, padi-padian sebesar 6,11 persen, telur dan susu sebesar 3,15 persen dan pengeluaran terkecil ada pada kelompok umbi-umbian sebe-sar 0,38 persen. Sedangkan bila dilihat dari komposisi pengeluaran bukan makanan maka pengeluaran terbesar ada pada pengeluaran perumahan dan fasilitas ruta sebesar 26,15 persen, disusul pengeluaran aneka barang dan jasa sebesar 13,36 persen, barang tahan lama sebesar 3,83 persen, pakaian, alas kaki & tutup kepala sebesar 3,19 persen, pajak, pungutan & asuransi sebesar 2,13 persen dan yang terkecil adalah keperluan pesta & upacara sebesar 1,46 persen.

Jenis Pengeluaran Pengeluaran(Rp) (%)

(1) (2) (3)

Pengeluaran makanan 487 753 49.87

a. Padi-padian 59 717

.

b. Umbi-Umbian 3 708

.

c. Ikan 29 493

.

d. Daging 22 594

.

e. Telur & Susu 30 828

.

f. Sayur-Sayuran 29 549

.

g. Kacang-Kacangan 9 065

.

h. Buah-Buahan 25 098

.

i. Minyak & Lemak 12 546

.

j. Bahan Minuman 15 605

.

k. Bumbu-Bumbuan 10 445

.

l. Konsumsi Lainnya 11 831

.

m. Mak & Min Jadi 154 316

.

n. Tembakau & Sirih 72 960

.

Pengeluaran non

ma-kanan 490 251 50.13

a. Perum & Fasilitas ruta 255 739

.

b. Aneka Barang & Jasa 130 702

.

c. Pakaian,Alas Kaki, Ttp

kpl 31 232

.

d. Barang Tahan Lama 37 457

.

e. Pajak, Pungutan, & Asrn 20 859

.

f. Keperluan Pesta & Upcra 14 262

.

Total Pengeluaran 978 004 100

12

PENGELUARAN PENDUDUK

Pengeluaran konsumsi non makanan lebih tinggi dibanding makanan

Pada tahun 2015, pengeluaran non makanan sedikit lebih tinggi dibandingkan

makanan yaitu mencapai 50,13 persen atau sekitar Rp.490.251, -

(24)

Sumber : Tangerang Dalam Angka 2016

Statistik Daerah Kab. Tangerang 2016 16

Distribusi Persentase PDRB ADHB Menurut Lapangan Usaha 2015

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan gambaran kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki. Ini dapat dilihat dari nilai tambah yang mampu dicip-takan oleh berbagai aktivitas ekonomi di daerah tersebut. Publikasi PDRB Kabupaten Tangerang 2014 sudah menggunakan tahun dasar baru 2010 yang penghitungannya mulai dari tahun 2010. Pe-rubahan tahun dasar (rebasing) pada prinsipnya merupakan suatu proses mengubah indikator har-ga dan struktur kuantitas produk barang dan jasa pada tahun dasar lama menjadi tahun dasar baru.

Total nilai tambah yang tercipta dari produksi barang dan jasa yang dilakukan para pelaku ekonomi di Kabupaten Tangerang di cerminkan oleh besaran angka PDRB-nya. Pada tahun 2015, nilai PDRB Tangerang mencapai seki-tar 102.044,71 milyar rupiah. Nilai tersebut men-galami peningkatan sebesar 11,29 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan har-ga konstan 2010, nilai PDRB Tangerang 2015 mencapai 78.093,56 milyar rupiah atau meningkat 5,39 persen dari tahun sebelumnya.

Menurut distribusinya, struktur ekonomi Kabupaten Tangerang dari tahun ke tahun selalu didominasi oleh kategori industri pengolahan yang pada tahun 2015 mencapai 38,07 persen, lebih dari sepertiga nilai PDRB Kabupaten Tangerang. Peringkat kedua berada pada kategori konstruksi yang mencapai 12,72 persen diikuti kategori perdagangan besar dan eceran yang menduduki peringkat ketiga sebesar 10,81 persen. Sedangkan yang mempunyai peranan terkecil berada di kate-gori pertambangan dan penggalian yang hanya menyumbang sebesar 0,05 persen.

Sumber : Tangerang Dalam Angka 2016

Sumber : Tangerang Dalam Angka 2016

Uraian 2013 2014 2015

PDRB ADHB

(triliun rupiah) 80.57 91.69 102.04

PDRB ADHK

(triliun rupiah) 70.07 74.10 78.09

Pertumbuhan Ekonomi 6.41 5.76 5.39

PDRB ADHB

dan Pertumbuhan Ekonomi Tangerang

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, 6.58 Industri Pengolahan, 38.07 Pengadaan Listrik dan Gas, 6.16 Konstruksi,

12.72 Perdagangan

Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan

Sepeda Motor, 10.81 Real Estate,

6.65

Lapangan Usaha Lainnya,

19.01

13

PENDAPATAN REGIONAL

LPE Tangerang ada di urutan keenam se

-

Propinsi Banten

Laju Pertumbuhan Ekonomi Tangerang pada tahun 2015 dengan tahun dasar baru 2010 tumbuh 5,39 persen, melemah dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 5,76 per-sen dan berada di urutan keenam se-Propinsi Banten.

(25)

Perbandingan Beberapa Indikator Terpilih, 2015 Perbandingan antar kabupaten/kota di

Banten untuk beberapa indikator terpilih di tahun 2015 memperlihatkan adanya ketimpangan akibat variasi nilai yang cukup besar. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku per kapita tertinggi di Kota Cilegon (189,18 juta rupiah) dan yang terendah di Kabu-paten Lebak (16,32 juta rupiah), mencapai hampir dua belas kali lipatnya. Meskipun PDRB adhb Kabupaten Tangerang berada di posisi kedua setelah Kota Tangerang, namun PDRB per kapitanya jika dibandingkan dengan daerah lain di Provinsi Banten menempati peringkat keenam. Dan bila dibandingkan dengan Propinsi Banten sendiri, dalam dua tahun terakhir PDRB perkapita Kabupaten Tangerang semakin jauh di bawah PDRB perkapita penduduk Propinsi Banten yang pada tahun 2015 mencapai hampir 40 juta rupiah setahunnya.

Sementara itu, perbandingan beberapa indikator terpilih lain seperti laju pertumbuhan ekonomi, angka harapan hidup dan indeks pem-bangunan manusia, memperlihatkan untuk tahun 2015 Kota Tangerang Selatan masih menduduki peringkat pertama untuk semua indikator dari indikator angka harapan hidup yaitu sebesar 72,12 indikator IPM sebesar 79,38 dan indikator laju pertumbuhan ekonomi sebesar 7,25 persen.

Indikator Kabupaten Tangerang Tahun 2015 menduduki peringkat ketiga untuk indikator Angka Harapan Hidup (AHH) sebesar 69,28 dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) berada di peringkat kelima sebesar 70,05. Sedangkan laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tangerang un-tuk tahun dasar baru 2010 menduduki peringkat keenam yaitu sebesar 5,39 persen, melemah cukup signifikant bila dibandingkan tahun sebe-lumnya yang mencapai 5,76 persen.

Perbandingan PDRB Perkapita se-Banten 2015

Sumber : PDRB Kab. Tangerang Lapangan Usaha 2011– 2015 Uraian PDRB adhb(Milyar rp) PDRB Perkapita(Juta rp)

1. Pandeglang 20 277,96 16.97

2. Lebak 20 729,20 16.32

3. Tangerang 102 044,71 30.27

4. Serang 56 313,72 38.20

5. Kota Tangerang 126 119,11 61.61

6. Kota Cilegon 77 962,90 189.18

7. Kota Serang 21 866,58 33.99

8. Kota Tangsel 56 044,37 36.32

Propinsi Banten 477 936,52 39.98

Sumber : BPS Kabupaten Tangerang

62.72 62.03 70.05 64.61 76.08 71.81 70.51 79.38 63.51 66.28 69.28 63.59 71.29 66.15 67.33 72.12

5.97 5.93 5.39 5.14 5.58 4.81 6.43 7.25

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 IPM AHH LPE

12

PERBANDINGAN REGIONAL

PDRB perkapita Tangerang berada di peringkat keenam se

-

Banten

PDRB perkapita Kabupaten Tangerang 2015 masih tertinggal dibanding lima kabupaten/kota yang lain yakni sebesar 30,27 juta rupiah.

(26)
(27)

LAMPIRAN TABEL

(28)
(29)
[image:29.499.43.473.97.532.2]

Tabel 1.

Kondisi Iklim di BMKG Stasiun Geofisika Klas I Tangerang

Tahun 2015

Bulan

Temperatur

Rata-rata Curah Hujan Hari Hujan

Kelembaban Humidity

Kecepatan Angin Rata-rata

(0 Celsius) (mm) (hari) (%) (knot)

[1] [2] [3] [4] [5] [6]

Januari . . .

Pebruari . . .

Maret . . .

April . .

Mei . .

Juni . . .

Juli . .

Agustus . * .

September . * .

Oktober . . .

November . . .

Desember . . .

Rata-rata . . . .

Sumber : Tangerang Dalam Angka 2016

(30)
[image:30.499.35.457.116.465.2]

Statistik Daerah Kab. Tangerang 2016 22

Tabel 2.

Jumlah Anggota DPRD Kabupaten Tangerang Menurut Fraksi

dan Jenis Kelamin Tahun 2015

No Fraksi Laki-laki Perempuan Jumlah

[1] [2] [3] [4] [5]

1 Partai Golkar 7 - 7

2 PDI Perjuangan 6 1 7

3 PPP 6 - 6

4 Partai Demokrat 4 2 6

5 Partai Gerindra 5 - 5

6 Partai Nasdem 3 1 4

7 Partai PKB 4 - 4

8 Partai PAN 3 1 4

9 Partai Hanura 2 1 3

10 PKS 2 - 2

11 Partai Bulan Bintang 1 - 1

12 PKPI - 1 1

43 7 50

Jumlah

(31)
[image:31.499.57.463.113.549.2]

Tabel 3.

Jumlah Fraksi di DPRD Kabupaten Tangerang

Menurut Pendidikan Tahun 2015

No Fraksi Pendidikan / Education Jumlah

SMU DI - DIII S1 S2/S3 Total

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]

1. Partai Golkar - -

2. PDI Perjuangan - -

3. PPP -

4. Partai Demokrat -

5. Partai Gerindra - -

6. Partai Nasdem - -

7. Partai PKB -

8. Partai PAN - -

9. Partai Hanura - - -

10. PKS - - -

11. Partai Bulan Bintang - - -

12. PKPI - - -

Jumlah / Total

Sumber : Tangerang Dalam Angka 2016

(32)
[image:32.499.48.465.64.677.2]

Statistik Daerah Kab. Tangerang 2016 24

Tabel 4.

Jumlah Penduduk Kabupaten Tangerang Menurut Kecamatan dan

Jenis Kelamin Hasil Proyeksi Penduduk 2015

No Kecamatan Laki -laki Perempuan Jumlah

[1] [2] [3] [4] [5]

1 Cisoka

2 Solear

3 Tigaraksa

4 Jambe

5 Cikupa

6 Panongan

7 Curug

8 Kelapa Dua

9 Legok

10 Pagedangan

11 Cisauk

12 Pasarkemis

13 Sindang Jaya

14 Balaraja

15 Jayanti

16 Sukamulya

17 Kresek

18 Gunung Kaler

19 Kronjo

20 Mekar Baru

21 Mauk

22 Kemiri

23 Sukadiri

24 Rajeg

25 Sepatan

26 Sepatan Timur

27 Pakuhaji

28 Teluknaga

29 Kosambi

Kabupaten Tangerang

Sumber : Tangerang Dalam Angka 2016

(33)
[image:33.499.55.458.103.417.2]

Tabel 5.

Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Klasifikasi

Ketenagakerjaan di Kabupaten Tangerang Tahun 2015

No

Klasifikasi

Jumlah

[1] [2] [3]

1 Penduduk Usia Kerja 2 423 043

2 Angkatan Kerja 1 513 501

a. Bekerja 1 377 224

b. Pengangguran 136 277

3 Bukan Angkatan Kerja 909 542

a. Sekolah dan Mengurus Rumahtangga 810 223

b. Lainnya 99 319

4 Tingkat Pengangguran Terbuka ( % ) 9.00

5 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja ( % ) 62.46

6 Tingkat Kesempatan Kerja ( % ) 91.00

(34)
[image:34.499.66.463.118.412.2]

Statistik Daerah Kab. Tangerang 2016 26

Tabel 6.

Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Menurut

Ijazah Tertinggi Yang Dimiliki Tahun 2015

No

yang Ditamatkan

Ijazah Tertinggi

%

[1] [2] [3]

1 Tidak Punya Ijasah

.

2 SD / Sederajat

.

3 SLTP / Sederajat

.

4 SLTA / Sederajat

.

5 Diploma I / II

.

6 D III

.

7 D4 / S1 +

.

Jumlah 100

Sumber : BPS Kab. Tangerang (Data Susenas 2015, diolah)

(35)
[image:35.499.59.437.90.611.2]

Tabel 7.

Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi Sawah

menurut Kecamatan Tahun 2015

No.

Kecamatan

Luas Panen

Produktivitas

Produksi

(Ha)

(Kut/Ha)

(Ton GKP)

[1] [2] [3] [4] [5]

1. Cisoka 2 005 58.05 11 639

2. Solear 1 712 57.70 9 878

3. Tigaraksa 1 565 57.53 9 003

4. Jambe 845 57.50 4 859

5. Cikupa 489 57.54 2 814

6. Panongan 1 006 57.56 5 791

7. Curug 293 57.52 1 685

8. Kelapa Dua 53 57.83 306

9. Legok 1 387 58.07 8 054

10. Pagedangan 1 075 57.86 6 220

11. Cisauk 329 58.12 1 912

12. Pasar kemis 1 242 59.66 7 410

13. Sindang Jaya 1 484 59.89 8 888

14. Balaraja 1 767 60.02 10 606

15. Jayanti 1 736 59.43 10 317

16. Sukamulya 2 369 59.72 14 148

17. Kresek 2 310 59.44 13 731

18. Gunung Kaler 2 791 59.86 16 707

19. Kronjo 2 667 60.13 16 037

20. Mekar Baru 2 209 59.57 13 159

21. M a u k 4 262 61.26 26 109

22. Kemiri 1 824 61.24 11 170

23. Sukadiri 3 466 61.98 21 482

24. Rajeg 4 008 61.90 24 810

25. Sepatan 1 365 61.88 8 447

26. Sepatan Timur 1 909 61.84 11 805

27. Pakuhaji 5 647 62.44 35 260

28. Teluknaga 1 513 62.18 9 408

29. Kosambi 399 60.11 2 398

Jumlah 53 727 60.31 324 053

Sumber : Tangerang Dalam Angka 2015

(36)

Statistik Daerah Kab. Tangerang 2016 28

Tabel 8.

Indikator Terpilih Kabupaten / Kota Se

-

Banten 2015

Kode

Propinsi

AHH

IPM

LPE

[1] [2] [3] [4] [5]

3601 Pandeglang

.

.

.

3602 Lebak

.

.

.

3603 Tangerang

.

.

.

3604 Serang

.

.

.

3671 Kota Tangerang

.

.

.

3672 Kota Cilegon

.

.

.

3673 Kota Serang

.

.

.

3674 Kota Tangerang Selatan

.

.

.

Sumber : Inkesra Kab. Tangerang 2014

Ket :

AHH : Angka Harapan Hidup

IPM : Indeks Pembangunan Manusia

(37)
(38)

Gambar

Tabel  1. Kondisi Iklim di BMKG Stasiun Geofisika Klas I Tangerang
Tabel  2. Jumlah Anggota DPRD Kabupaten Tangerang Menurut Fraksi dan Jenis Kelamin Tahun 2015
Tabel  3. Jumlah Fraksi di DPRD Kabupaten Tangerang
Tabel  4. Jumlah Penduduk Kabupaten Tangerang Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Hasil  Proyeksi Penduduk 2015
+4

Referensi

Dokumen terkait

Anda benar, semuanya pasti ada yang namanya PERTAMA KALI, di Kaskus biasanya “pertamax” :) Saya pun tidak begitu saja dadakan langsung menguasai bahasa Inggris, walaupun

Seperti jaringan internet SMKN 1 Indralaya Selatan yang mengambil sumber internet dari lokasi Dinas Kab.Ogan Ilir dan di arahkan pancarkan menggunakan radio point

(5) There is a significant relationship between competence teachers’ Aqidah Akhlak with student achievement in Islamic Junior High School Darul Huda Wonodadi

Dan dalam angket yang dibuat penulis tidak hanya masalah kesundaan saja yang dipermasalahkan akan tetapi, dipertanyakan pula pengetahuan akan upacara pernikahan adat Sunda,

Untuk jaringan lunak kecuali pada metode ML dan ML/LM dengan dosimeter TLD, seluruh deviasi bernilai positif yang mengindikasikan dosis hasil pengukuran relatif lebih

kaizen untuk meningkatkan kapasitas produksi karena berdasarkan analisis dari diagram tulang ikan diketahui akar permasalahan bahwa kapasitas yang ada saat ini tidak dapat memenuhi

Canberra: Department of Linguistics Research School of Pacific Studies The Ustralian National University.. Language Distribution and

Bangunan masjid lama dan bangunan perluasan menunjukkan kombinasi antara langgam Jawa, berupa atap tajug bersusun dua yang disangga oleh empat sakaguru, dengan langgam Indische