UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR AL-QUR’AN HADITS MELALUI METODE STIR THE CLASS
DI KELAS IV MINU NGINGAS SIDOARJO
SKRIPSI
Oleh:
LENY ISMIYANTI NIM. D07212015
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
ABSTRAK
Leny Ismiyanti, 2016. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Al-Qur’an Hadits Melalui Metode
Stir The Class di Kelas IV MINU Ngingas Sidoarjo, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI). Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK). Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya
Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan fenomena yang terdapat pada siswa kelas IV MINU Ngingas Waru Sidoarjo yaitu motivasi belajar siswa di kelas tersebut masih rendah yakni 64,1%. Keadaan ini disebabkan oleh beberapa hal, anatar lain : (1) pembelajaran masih menggunakan metode ceramah (2) kurang tertariknya siswa dalam pembelajaran al-Qur’an Hadits (3) penggunaan metode yang kurang tepat. Peneliti memilih metode Stir The Class untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi di kelas IV MINU Ngingas Sidoarjo.
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana penerapan metode Stir The class dalam meningkatkan motivasi belajar al-Qur’an Hadits siswa kelas IV MINU Ngingas Waru Sidoarjo dan bagaimana peningkatan motivasi belajar al-Qur’an Hadits dengan menggunakan metode Stir The Class di kelas IV MINU Ngingas Waru Sidoarjo.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah PTK ( Penelitian Tindakan Kelas ). Dalam pelaksanaanya, penelitian tindakan kelas ini menggunakan model Kurt Lewin yang dalam siklusnya terdapat empat komponen, dimulai dari perencanaan ( planning ), Tindakan ( acting ), Pengamatan ( observing ), dan Refleksi ( reflecting ). Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan wawancara, observasi, angket dan dokumentasi.
Penerapan metode Stir The Class dalam meningkatkan motivasi belajar al-Qur’an Hadits dalam pelaksanaanya telah berjalan dengan baik pada setiap siklusnya. Dimana dalam penerapanya yakni peserta didik membentuk menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh nomer yang sama dengan kelompok lain dan setiap kelompok akan berdiskusi tentang materi Surat al-Lahab. Masing-masing kelompok yang dipanggil nomernya akan pindah kekelompok lain untuk menyampaikan hasil diskusinya. Guru akan membacakan soal dan siswa yang dipanggil nomernya pada setiap kelompok akan menjawab. Dalam penerapan metode Stir
The Class diperoleh hasil observasi aktivitas guru di siklus I adalah 74% sedangkan pada siklus
II adalah 94%. Pada hasil observasi aktivitas siswa siklus I adalah 77% sedangkan pada siklus II adalah 95%. Hasil nilai rata-rata angket motivasi belajar sebelum dilakukan tindakan adalah 64,1%, pada siklus I adalah 81,4% dan meningkat menjadi 91,0% pada siklus II. Hasil nilai tugas yang diperoleh pada siklus I memperoleh presentase 85% dan pada siklus II memperoleh presentase 92%. Hal ini menunjukan peningkatan motivasi belajar siswa yang dapat dikatagorikan sangat baik karena sudah mencapai target yang diharapkan.
LEMBAR PEERSETUJUAN SKRIPSI ... ... v
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... vi
ABSTRAK ... vii
G. Sistematika Pembahasan ……….. 8
BAB II KAJIAN TEORI A. Motivasi Belajar 1. Pegertian Motivasi Belajar ………. 10
2. Macam-macam Motivasi ……… 11
5. Manfaat Motivasi Belajar ……….. 13
6. Teori Motivasi Belajar ………...… 14
B. Hakikat al-Qur’an Hadits 1. Pengertian al-Qur’an Hadits ……….. 16
2. Tujuan dan Fungsi Mata Pelajaran al-Qur’an Hadits ………… 18
3. Ruang Lingkup Pembelajaran al-Qur’an Hadits ……… 18
C. Metode Stir The Class 1. Pengertian Metode Stir The Class ………... 19
2. Langkah-langkah Metode Stir The Class ……….. 21
3. Kelebihan Metode Stir The Class ………. 22
G. Tim Peneliti dan Tugasnya………... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ……….. 38
1. Pra Siklus ………. 38
2. Siklus I ………. 39
3. Siklus II ……… 50
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ……….. 67
B. Saran ……….... 68
DAFTAR PUSTAKA ... 70
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ……….. 72
RIWAYAT HIDUP ………. 73
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
al-Qur’an Hadits berasal dari al-Qur’an dan Hadits. al-Qur’an berasal
dari kata ﻦــﺋ اﺮـــﻘﻟا (al-Qara’in) jamak dari ﺔـــﻨ ﺮــﻗ (qarinah) yang berarti indikator (petunjuk). 1 al-Qur’an adalah kalam Allah SWT yang diturunkan
kepada Nabi dan Rasul terakhir melalui Malaikat Jibril yang tertulis dalam
mushaf dan sampai kepada kita dengan jalan tawatur, sebagai pedoman hidup
manusia dan membacanya merupakan ibadah yang diawali dengan surat
al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Nas. Hadits atau al-Hadits menurut bahasa berarti al-Jadid (sesuatu yang baru), lawan kata dari al-qadim (sesuatu yang lama). Kata hadits juga berarti al-Khabar (berita), yaitu sesuatu yang dipercakapkan dan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain. 2
Jadi al-Qur’an sendiri adalah kitab suci umat islam yang digunakan
manusia sebagai pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan
Hadits adalah sebagai perkuat dari al-Qur’an, Menciptakan hukum syari’at
(tasyri’) yang belum dijelaskan oleh al-Qur’an, dan Hadis mencabang dari
pokok dalam al-Qur’an. Mata pelajaran al-Qur’an Hadits merupakan unsur
mata pelajaran pendidikan agama Islam pada Madrasah Ibtidaiyah yang
penting dipelajari peserta didik sejak dini. Dengan memahami al-Qur’an dan
Hadits sejak dini, peserta didik sudah mengerti sumber ajaran agama islam
1 Tim penyusun MKD IAIN sunan ampel surabaya, Studi Al-Qur’an, (Surabaya: IAIN Sunan
Ampel Press, 2011), hlm. 01
2
dan mampu mengamalkan isi pandangannya sebagai petunjuk dan landasan
dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran al-Qur’an Hadits diarahkan untuk menumbuh
kembangkan pengetahuan peserta didik terhadap al-qur’an dan Hadits,
sehingga mendapat pengetahuan keduanya dengan baik dan benar.
Pembelajaran al-Qur’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah menekankan proses
kegiatan belajar yang berorientasi pada kemampuan dasar yang harus di
miliki oleh seorang muslim. Diantanranya adalah kemampuan dalam
membaca, menulis, menghafal, mengartikan, memahami, dan mengamalkan
al-Qur’an dan Hadits.
Seorang guru harus mampu membaca al-Qur’an dengan benar dengan
memahami arti dari isi kandungan al-Qur’an. Seorang guru tentu harus
mempersiapkan pendekatan-pendekatan pembelajaran yang akan digunakan
dalam menyampaikan materinya. Selain itu, seorang guru yang baik juga
dituntut untuk mempersiapkan sumber belajar dan media pembelajarannya
dengan baik demi tercapanya tujuan pembelajaran yang akan disampaikan.
Dari hasil yang saya amati pada kelas IV MINU Ningas mata
pelajaran al-Qur’an Hadits, peserta didik kurang adanya semangat dan
motivasi dalam proses belajar pembelajaran al-Qur’an Hadits di kelas. Hal
itu dikarenakan guru yang masih menggunakan metode ceramah saat
pembelajaran dan pengunaan metode yang kurang tepat. Peserta didik hanya
mendengarkan dan kurang memahami pelajaran. Hal itu terlihat dari 27
3
siswa tidak mampu menjawab pertanyaan guru, dan 10 siswa aktif dalam
bertanya dan menjawab. Kondisi seperti ini menjadi beban bagi guru mata
pelajaran al-Qur’an Hadits kelas IV MINU Ngingas Waru Sidoarjo karena
dengan KKM 75, hanya sebagian peserta didik yang mampu terpenuhi. Hal
ini terlihat dari hasil angket saat observasi awal, dari 27 siswa yang mendapat
nilai 40-55 satu siswa, sebanyak lima anak mendapat nilai 50-55, tujuh siswa
yang mendapat nilai 60-65, nilai 65-75 sebanyak delapan siswa, dan enam
siswa untuk siswa yang mendapat nilai 75-80.
Hal utama yang harus dilakukan dalam pembelajaran adalah dengan
membangkitkan motivasi belajar, karena dengan adanya motivasi belajar
siswa dapat merubah motivasi siswa kepada mata pelajaran. Siswa yang
merasa senang terhadap mata pelajaran, tentunya akan meningkatkan
motivasi belajar, karena mereka dapat mengambil manfaat dengan
menganggap penting pelajaran tersebut bagi kehidupanya.3
Dari masalah tersebut dapat disimpulkan bahwasanya motivasi belajar
peserta didik sangat penting pada pelajaran al-Qur’an Hadits. Materi akan
susah ditangkap bagi peserta didik apabila motivasi belajar siswa tidak ada.
Dengan metode baru yang menarik peserta didik akan termotivasi dalam
belajar mata pelajaran al-Qur’an Hadits. Sehingga dapat memenuhi KKM
yang diinginkan. Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan
diantaranya : Stir The Class, Short Card, picture and picture, dan lain-lain. Dari metode tersebut, metode Stir The Class lebih dipilih peneliti karena
4
cocok digunakan dalam pelajaran Qur’an Hadits terutama materi Surat
al-Lahab dan dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa al-Qur’an Hadits di
kelas IV MINU Ngingas Waru Sidoarjo.
Metode Stir The Class adalah salah satu variasi dari metode
Numbered Head Togther yang menggunakan nomer dibagikan kepada siswa dan dibagi kelompok. Setiap kelompok akan mempunyai nomer yang
berbeda namun sama dengan kelompok lain. Setiap nomer yang dipanggil
oleh guru akan pindah kekelompok yang berada didekatnya untuk
menyampaikan hasil diskusinya. Aktivitas ini juga mendorong siswa untuk
berpikir dalam suatu tim yang berubah-ubah. 4 Manfaat dari metode ini agar
siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah diperoleh dengan
berdiskusi dan menukarkan ide/gagasan yang diperoleh dari kelompok lain.
Dari metode ini diharapkan mampu menumbuhkan motivasi belajar peserta
didik dalam belajar.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti melakukan penelitian
tindakan kelas dengan judul : “Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar
Al-Qur’an Hadits Melalui Metode Stir The Class Di Kelas IV MINU
Ngingas Sidoarjo”
4 Warsono, Hariyanto, Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti dapat merumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan metode Stir The Class dalam meningkatkan motivasi belajar al-Qur’an Hadits siswa kelas IV MINU Ngingas Waru
Sidoarjo ?
2. Bagaimana peningkatan motivasi belajar al-Qur’an Hadits dengan
menggunakan metode Stir The Class di kelas IV MINU Ngingas Waru Sidoarjo ?
C. Tindakan yang Dipilih
Tindakan yang dipilih untuk mengatasi permasalahan rendahnya
motivasi belajar dalam mempelajari mata pelajaran al-Qur’an Hadits materi
menghafal surat al-Lahab dengan menerapkan metode Stir The Class pada siswa kelas IV MINU Ngingas Waru Sidoarjo yang dilakukan 2 siklus yang
setiap siklusnya terdiri dari perencanaa (Planning), pelaksanaan tindakan
(acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting).
D. Tujuan Penelitian
Berikut tujuan dari penelitian ini adalah :
6
2. Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar al-Qur’an Haits siswa
dengan menggunakan metode Stir The Class di MINU Ngingas Waru Sidoarjo
E. Lingkup Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, peneliti membahas tentang
pengingkatan motivasi belajar peserta didik kelas IV MINU Ngingas Waru
Sidoarjo pada mata pelajaran al-Qur’an Hadits materi Surat al-Lahab. Adapun
kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator :
1. Kompetensi Inti :
1) Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya
2) Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,
peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman,
guru, dan tetangganya
3) Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain
4) Menyajikan pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
7
2. Kompetensi dasar :
3.1Mengetahui surat al-Lahab
3. Indikator :
3.1.1 Siswa mampu melafalkan Surat al-Lahab beserta artinya
3.1.2 Siswa mendiskripsikan arti Surat al-Lahab
F. Manfaat Penelitian
Manfaat secara umum yaitu :
1. Proses belajar mengajar al-Qur’an Hadits di MINU Ngingas Waru
Sidoarjo akan lebih menyenangkan
2. Ditemukannya metode baru yang lebih baik, baru dan variatif
Manfaat secara khusus yaitu :
1. Peserta didik
a. Peserta didik akan lebih tertarik dalam menerima dan
mengaplikasikan pelajaran al-Qur’an Hadits yang disampaikan oleh
guru
b. Meningkatkan motivasi keaktifan peserta didik untuk ikut serta
dalam berlangsungnya proses pembelajaran
8
Guru mendapatkan variasi baru dalam melaksanakan proses
pembelajaran sehingga peserta didik menjadi lebih aktif dalam
mengikuti pembelajaran.
3. Penulis
Menambah wawasan dan pengetahuan lebih dalam bentuk karya
ilmiah yang berupa tulisan serta landasan dalam mengajar al-Qur’an
Hadits
G. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan selengkapnya dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan, yang meliputi: (a) Latar Belakang Masalah, (b)
Rumusan masalah, (c) Tindakan yang dipilih, (d) Tujuan
Penelitian, (e) Lingkup penelitian, (f) Manfaat penelitian, (g)
sistematika pembahasan.
BAB II : Kajian teori, yang meliputi: (a) Motivasi Belajar, (b) Hakikat
al-Qur’an Hadits, (c) Metode Stir The Class.
BAB III : Metode Penelitian, yang meliputi: (a) Metode penelitian, (b)
Setting dan Subyek Penelitian, (c) Variabel yang diteliti, (d)
Rencana tindakan, (e) Data dan Cara Pengumpulannya, (f)
9
BAB IV : Hasil penelitian dan pembahasan, yang meliputi: (a) hasil
penelitian, (b) Pembahasan
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar
Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri
seseorang yang ditandai dengan munculnya perasaan dan reaksi untuk
mencapai tujuan. Perubahan energi dalam diri seseorang itu berbentuk
suatu aktivitas nyata berupa kegiatan fisik. Karena seseorang mempunyai
tujuan tertentu dari aktivitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi
yang kuat untuk mencapainya dengan segala upaya yang dapat dia lakukan
untuk mencapainya. 5
Menurut Sadirman, motivasi berasal dari kata motif yang dapat
dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk
melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. 6
Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan
secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan yang
dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi belajar adalah
dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswi yang sedang belajar
untuk mengadakan perubahan tingkah laku. 7
5Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, 01, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2002), hal; 114 6 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2006),
hal ; 73
11
Dalam proses belajar, motivasi belajar sangatlah diperlukan bagi
pelajar. Seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak
akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal itu merupakan pertanda
bahwa sesuatu yang kan dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhanya.
Segala sesuatu yang menarik bagi orang lain belum tentu menarik minat
orang lain selama sesuatu tersebut tidak bersentuhan dengan kebutuhanya.
2. Macam-macam Motivasi
Macam-macam motivasi dapat dilihat dari beberapa sudut
pandang, yaitu anatara lain:
a. Motivasi Jasmani Dan Rohaniah
Ada beberapa ahli yang menggolongkan jenis motivasi ini
menjadi dua jenis yakni motivasi jasmani dan motivasi rohaniah. yang
termasuk masuk motivasi jasmani seperti reflex, insting otomatis, dan
nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah dalah kemauan. 8
b. Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik
1) Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsic adalah motif-motif yang menjadi aktif
atau berfungsi tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap
diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
12
2) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi instrinsik.
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi
karena adanya perangsang dari luar.
Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila anak didik menempatkan
tujuan belajarnya di luar faktor-faktor situasi belajar. Anak didik belajar
karena ingin mencapai tujuan yang terletak di luar hal yang dipelajarinya.
Misalnya, untuk mencapai angka tinggi, diploma, gelar, kehormatan dan
sebagainya. 9
3. Tujuan Motivasi Belajar
Tujuan dari adanya motivasi belajar dalam diri seorang siswa
adalah untuk menggerakkan atau menggungah siswa agar timbul keinginan
dan kemauanya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh
hasil atau tujuan tertentu. Bagi seorang guru, tujuan motivasi adalah untuk
menggerakan atau memacu para siswanya agar timbul keinginan dan
kemauanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai
tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan ditetapkan di dalam
kurikulum sekolah. 10
9 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, hal ; 115-117
13
4. Indikator Motivasi Belajar
Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat motivasi
seseorang antara lain:11
a) Adanya hasrat dan keinginan belajar
b) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
c) Adanya harapan dan cita-cita dimasa yang akan datang
d) Adanya penghargaan dalam belajar
e) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
f) Adanya lingkungan belajar yang kondusif
5. Manfaat Motivasi Belajar
Adapun manfaat motivasi di dalam belajar di antaranya sebagai
berikut: 12
a) Memberikan dorongan semangat kepada siswa atau mahasiswa untuk
rajin belajar dan mengatasi kesulitan belajar.
b) Mengarahkan kegiatan belajar siswa atau mahasiswa kepada suatu
tujuan tertentu yang berkaitan dengan masa depan dan cita-cita.
c) Membantu siswa atau mahasiswa untuk mencari suatu metode belajar
yang tepat dalam mencapai tujuan belajar yang diinginkan.
11 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, hal.23.
14
6. Teori Motivasi
Belajar dapat timbul karena hasrat dan keinginan berhasil dan
dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Apabila kebutuhan
tersebut telah terpenuhi dan terpuaskan maka aktivitas tersebut akan
berkurang dan sesuai dengan dinamika kebutuhan manusia akan timbullah
kebutuhan baru lainnya.13 Keadaan yang tidak seimbang antara kebutuhan
dan aktivitas ini perlu adanya motivasi.
Maslow menciptakan sebuah Hierarki kebutuhan untuk memenuhi
kebutuhan tersebut. Hierarki beranggapan bahwa pada waktu orang telah
memuaskan satu tingkat kebutuhan tertentu, mereka ingin bergeser ke
tingkat yang lebih tinggi.
Gambar 3.1 Hierarki Kebutuhan Maslow
15
Maslow mengemukakan lima tingkat kebutuhan seperti pada
gambar di atas : 14
a. Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan yang harus dipuaskan untuk dapat tetap hidup, termasuk
makanan, perumahan, pakaian, udara untuk bernapas, dan sebagainya.
b. Kebutuhan akan Rasa Aman
Ketika kebutuhan fisiologis seseorang telah dipuaskan, perhatian dapat
diarahkan kepada kebutuhan akan keselamatan. Keselamatan itu,
termasuk merasa aman dari setiap jenis ancaman fisik, atau kehilangan,
serta merasa terjamin.
c. Kebutuhan akan Cinta Kasih atau Kebutuhan Sosial
Ketika seseorang telah memuaskan kebuttuhan fisiologis dan rasa
aman, kepentingan berikutnya adalah hubungan anatar manusia. Cinta
kasih dan kasih saying yang diperlukan pada tingkat ini, mungkin
disadari melalui hubungan-hubungan anatar pribadi yang mendalam,
tetapi juga yang dicerminkan dalam kebutuhan untuk menjadi bagian
berbagai kelompok sosial.
d. Kebutuhan akan Penghargaan
Percaya diri dan harga diri maupun kebutuhan akan pengakuan orang
lain akan kepandaian.
e. Kebutuhan Aktualisasi Diri
16
Kebutuhan tersebut ditempatkan paling atas pada Hierarki Maslow dan
berkatan dengan keinginan pemenuhan diri. Ketika semua kebutuhan
lain sudah dipuaskan, seseorang ingin mencapai secara penuh
potensinya.
diturunkan kepada Nabi dan Rasul terakhir melalui Malaikat Jibril yang
tertulis dalam mushaf dan sampai kepada kita dengan jalan tawatur, sebagai pedoman hidup manusia dan membacanya merupakan ibadah yang
diawali dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Nas. Sebagai
sumber tertinggi ajaran Islam, al-Qur’an sejak masa Nabi Muhammad
SAW, sudah dipelajari para sahabat dengan tujuan memahami
kandunganya dan banyak pula ilmu yang sangat erat hubunganny dengan
al-Qur’an. 16 Hadits atau al-Hadits menurut bahasa berarti al-Jadid (sesuatu yang baru), lawan kata dari al-qadim (sesuatu yang lama). Kata
hadits juga berarti al-Khabar (berita), yaitu sesuatu yang dipercakapkan dan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain. 17
15 Tim penyusun MKD IAIN sunan ampel surabaya, Studi Al-Qur’an, hlm. 01
17
Jadi al-qur’an sendiri adalah kitab suci umat islam yang
digunakan manusia sebagai pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan Hadits adalah sebagai perkuat dari al-qur’an, Menciptakan
hukum syari’at (tasyri’) yang belum dijelaskan oleh al-Qur’an, dan Hadis
mencabang dari pokok dalam al-Qur’an. Mata pelajaran al-Qur’ah Hadits
merupakan unsur mata pelajaran pendidikan agama Islam pada Madrasah
Tsanawiyah yang merupakan kepada peserta didik untuk memahami
al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber ajaran agama Islam dan mengamalkan
isi pandangannya sebagai petunjuk dan landasan dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Tujuan dan Fungsi Mata Pelajaran al-qur’an Hadits
Mata pelajaran al-Qur’an Hadits memiliki tujuan dan fungsi itu
sendiri agar peserta didik merasa senang dalam membaca al-Qur’an
Hadits, menghafal al-Qur’an Hadits, dan memahami arti al-Qur’an dan
Hadits.
Sedangkan fungsi dari mata pelajaran al-Qur’an dan Hadits pada
madrasah memiliki fungsi sebagai berikut: 18
a. memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik dalam membaca,
menulis, membiasakan, dan menggemari membaca al-Qur’an dan
Hadis
18Permendikbud,, Tentang Pedoman Kurikulum 2013 Mata Pelajaran PAI dan Bahasa Arab,
18
b. memberikan pengertian, pemahaman, penghayatan isi kandungan
ayat-ayat al-Qur’an-Hadis melalui keteladanan dan pembiasaan
c. membina dan membimbing perilaku peserta didik dengan berpedoman
pada isi kandungan ayat al-Qur’an dan Hadis.
3. Ruang Lingkup Pembelajaran al-Qur’an Hadits
Ruang lingkup pembelajaran al-Qur’an Hadits di Madrasah
Ibtidaiyah meliputi :
a. Pengetahuan dasar membaca dan menulis al-Qur’an yang benar
sesuai dengan kaidah ilmu tajwid
b. Hafalan surat-surat pendek dalam al-Qur’an dan pemahaman
sederhana tentang arti dan makna kandunganya, serta
pengalamannya melalui keteladanan dan pembiasaan dalam
kehidupan sehari-hari
c. Pemahaman dan pengalaman melalui keteladanan dan pembiasaan
mengenai hadis-hadis yang berkaitan dengan keutamaan membaca
al-Qur’an, kebersihan, niat, menghormati orang tua, persaudaraan,
silaturahmi, takwa, menyayangi anak yatim, shalat berjamaah,
19
C. Metode Stir The Class
1. Pengertian Metode Stir The Class
Stir berasal dari Bahasa Inggris yang memiliki arti menggerakan dan Class adalah kelas. Jadi Stir The Class adalah menggerakan kelas atau
menyetir kelas. Stir The Class adalah metode pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Spencer Kagan. Struktur-struktur yang
dikembangkan lebih sederhana sehingga mudah diimplementasikan dalam
kegiatan pembelajaran.19Stir The Class merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan
sebagai alternative terhadap struktur kelas. 20
Stir The Class pada dasarnya merupakan variasi diskusi kelompok
dengan ciri khusus guru menunjuk seorang siswa yang mewakili
kelompoknya tanpa memberi tahu siapa yang akan mewakili kelompoknya
tersebut. Karena setiap siswa dari kelompoknya memegang nomor yang
sudah sitentukan oleh guru. Metode ini menjamin keterlibatan total semua
siswa. Metode ini juga merupakan upaya yang sangat baik untuk
meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok. 21
Metode Stir The Class ini siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan mengolah informasi yang di dapat
dari kelompok berubah-ubah dan dapat meningkatkan keterampilan
19 Warsono dan Hariyanto, Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen, (Surabaya: Remaja
Rosdakarya, 2012), hal ; 213
20 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Surabaya: Prestasi
Pusaka, 2007), hal ; 62
21 Mohamad Nur, Pembelajaran Kooperatif, ( Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah
20
berkomunikasi. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab terhadap
keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan materi yang dipelajari dan dapat
menyampaikan informasi yang jelas kepada kelompok lain. 22
2. Langkah-Langkah Metode Stir The Class
Adapun langkah-langkah pembelajaran metode Stir The Class antara lain: 23
1) Siswa berkelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari 4
orang.
2) Tiap anggota kelompok diberi nomor 1-4
3) Setiap kelompok berdiri bahu-membahu membentuk sebuah
lingkaran.
4) Guru mengajukan sebuah pertanyaan.
5) Setiap kelompok berdiskusi atas jawaban yang diajukan guru.
6) Guru memanggil salah satu nomor
7) Siswa dengan nomor yang dipanggil, keluar dari kelompoknya dan
pindah ke kelompok lain.
8) Siswa yang menuju kelompok lain, kemudian bertukar pikiran
dengan kelompok baru.
9) Kegiatan ini terjadi perputaran siswa antar kelompok.
10) Kegiatan terus dilanjutkan dengan memanggil nomor yang lain
sampai pertanyaan yang tersedia atau watu pembelajaran habis.
22 Rusman, Model-model Pembelajaran, ( Bandung: PT Raja Grafindo Persada, 2010), hal ; 218 23 Warsono dan Hariyanto, Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen, (Surabaya: Remaja
21
3. Kelebihan Metode Stir The Class
Kelebihan dari metode Stir The Class adalah : 24
1) Menyiapkan mental peserta didik karena semua siswa memegang
nomor.
2) Setiap siswa melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh
3) Terjasi interaksi antar siswa dalam menjawab soal
4) Tidak ada murud yang mendominasi dalam kelompok karena
adanya nomor yang membatasi
4. Kekurangan Metode Stir The Class
Kekurang metode Stir The Class adalah : 25
1) Tidak efektif jika jumlah peserta didik terlalu banyak
2) Proses diskusi dapat berjalan lancar jika ada siswa yang sekedar
menyalin pekerjaan siswa yang pandai tanpa memiliki pemahaman
yang memadai.
3) Penggelompokan siswa memerlukan pengaturan tempat duduk yang
berbeda-beda serta membutuhkan waktu khusus.
24Nisvauli, “ Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Sumber Energi dan Kegunaanya Melalui Metode Sstir The Class Pada Siswa kelas III MI Nadlatul ulama’ “ ( Surabaya: UIN Sunan Ampel, 2015 ). Hal 32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam rangka
melakukan perbaikan mutu pelaksanaan pembelajaran. Pertama kali
penelitian tindakan kelas yang diperkenalkan oleh ahli psikologi sosial
Amerika Serikat yaitu Kurt Lewin pada tahun 1946, yang selanjutnya
dikembangkan oleh Stephen Kemmis , Robbin Mc Taggart, John Elliot,
Dave Ebbutt dan lainnya
Pada awalnya penelitian tindakan kelas menjadi salah satu model
penelitian yang dilakukan untuk mengatasi cara praktis berbagai masalah
pada bidang pekerjaan tertentu dimana peneliti melakukan pekerjaannya
(secara praktis). Misalnya dibidang kesehatan, hukum, sosial, eksakta,
maupun pengelolaan sumber daya manusia (SDM).
Ada beberapa macam pola pelaksanaan PTK yang dikembangkan
oleh para ahli, tetapi yang paling terkenal ada 5 model yaitu: Model
Lewin, Model McKernan, Model Ebbut, Model Elliot, dan Model Kemmis
24
yaitu serangkaian kegiatan penelitian berupa rangkaian siklus dimana pada
setiap akhir siklus akan membentuk siklus baru hasil revisi/perbaikan.26
Dalam pelaksanaannya, penelitian tindakan kelas ini peneliti
menggunakan model Kurt Lewin. Karena Model Kurt Lewin dirasa cocok
dalam penelitian tindakan kelas yang dipilih oleh peneliti. Model Kurt
Lewin merupakan model yang selama ini menjadi acuan pokok (dasar)
dari berbagai model action research, terutama classroom action research
(CAR). Lewin adalah orang pertama yang memperkenalkan action
research. Konsep pokok action research menurut Lewin terdiri dari empat
komponen, yaitu: (1) Perencanaan (planning), (2) tindakan (acting), (3)
Pengamatan (observing), dan (4) Refleksi (reflecting). 27
Apabila digambarkan dalam bentuk visualisasi, maka model
Kurt Lewin akan tergambar dalam bagan lingkaran seperti berikut:
26 Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) Teori & Tindakan, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2011)
25
Gambar 3.128
Secara keseluruhan empat tahapan dalam penelitian tindakan
kelas tersebut membentuk suatu siklus penelitian tindakan kelas yang
digambarkan dalam bentuk spiral. Untuk mengatasi suatu masalah,
mungkin diperlukan lebih dari satu siklus. Siklus-siklus tersebut saling
terkait dan berkelanjutan. Siklus kedua, dilaksanakan bila masih ada
hal-hal yang kurang berhasil dalam siklus pertama. Siklus ketiga, dilaksanakan
karena siklus kedua belum mengatasi masalah, begitu juga siklus-siklus
berikutnya.
26
Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas ini, peneliti
melakukan observasi awal dengan membagikan angket motivasi belajar
dan melakukan wawancara pada guru dan siswa untuk : menemukan
masalah, melakukan identifikasi masalah, menentukan batasan masalah,
menganalisis masalah dengan menentukan faktor-faktor yang diduga
sebagai penyebab utama terjadinya masalah, merumuskan
gagasan-gagasan pemecahan masalah dengan merumuskan hipotesis-hipotesis
tindakan sebagai pemecahan, menentukan pilihan hipotesis tindakan
pemecahan masalah, merumuskan judul perencanaan kegiatan
pembelajaran berbasis PTK.29
B. Setting dan Subyek Penelitian
1. Setting Penelitian
a. Tempat Penelitian : MINU Ngingas Waru Sidoarjo
b. Waktu Penelitian : semester genap tahun ajaran 2015-2016
2. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV MINU Ngingas
Waru Sidoarjo
27
C. Variable yang Diteliti
Variabel-variabel penelitian yang dijadikan titik focus untuk
menjawab permasalahan yang dihadapi yaitu :
1. Variabel Input : Siswa kelas IV MINU Ngingas Waru Sidoarjo
2. Variabel Proses : Penerapan Metode Stir The Class
3. Variabel Output :Peningkatan motivasi belajar siswa pada mata
pelajaran al-Qur’an Hadits materi memahami arti surat al-Lahab
D. Rencana Tindakan
Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan
model penelitian tindakan Kurt Lewin. Pada setiap siklus meliputi empat
komponen yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan atau tindakan, (3)
pengamatan, (4) refleksi.
Beberapa prosedur yang peneliti lakukan di kelas IV MINU
Ngingas Waru Sidoarjo sebagai berikut :
1. Menyusun Perencanaan
a. Menentukan pokok bahasan
b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang difokuskan pada
perencanaan langkah-langkah perbaikan atau skenario tindakan
yang diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada
pelajaran al-Qur’an Hadits. Dalam rencana perbaikan pembelajaran
ini peneliti menerapkan model Stir The Class.
28
d. Menyiapakan Angket
e. Menyiapkan intrumen pengumpulan data yaitu :
1) Lembar pengamatan aktivitas siswa
2) Lembar pengamatan aktivitas guru
3) Lembar instrumen RPP
2. Tindakan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan yang telah
dirumuskan pada RPP dalam situasi yang actual. Meliputi kegiatan
awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
a. Kegiatan Awal
1) Guru mengucapkan salam
2) Menanyakan kabar siswa
3) Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa
4) Memberikan ice breaking dengan tepuk “ tepuk semangat “
untuk memfokuskan perhatian siswa
5) Guru mengulas materi sebelumnya dengan menanyakan “
Siapa yang ingat kemarin kita belajar apa ?” kemudian
menanyakan “ siapa yang pernah dengar surat al-Lahab
6) Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari
29
b. Kegiatan Inti
1) Siswa membuka buku paket halaman 76 tentang surat
al-Lahab dan siswa membacanya (mengamati)
2) siswa membaca bersama surat Al-Lahab beserta artinya
3) Siswa membentuk menjadi beberapa kelompok
4) Setiap kelompok membaca surat al-Lahab dengan bergantian
pada setiap kelompok (mengkomunikasikan)
5) guru membagikan nomor kepada setiap kelompok dengan
nomor yang berbeda
6) siswa dipanggil dengan nomor yang telah didapat
7) nomor yang dipanggil akan berpindah kekelompok yang lain
untuk berdiskusi atau menanyakan kesimpulan arti dari surat
al-Lahab (menalar)
8) guru akan memberikan beberapa pertanyaan “ bagaimana
bunyi dari surat al-Lahab ayat ke 2 ?” dan dilakukan terus
bergiliran kepaada nomer yang selanjutnya akan dipanggil
dengan pertanyaan yang berbeda (bertanya)
9) Siswa bernyanyi bersama sambil membentuk lingkaran dan
membawa bulpen yang dilempar disamping kanan temannya
sampai guru bilang stop
10) siswa yang menerima bulpen akan membacakan Surat
30
c. Kegiatan Penutup
1) guru melakukan tanya jawab kepada siswa tentang surat
al-Lahab
2) bersama-sama siswa dan guru membuat kesimpulan dari
hasil belajar tentang materi surat al-Lahab
3) Guru menyampaikan materi yang akan diajarkan pada
pertemuan selanjutnya tentang “ Memahami Isi Kandungan
Surat al-Lahab”
4) siswa dan guru membca doa bersama untuk mengakhiri
kegiatan pembelajaran
5) guru mengucapkan salam
3. Observasi Guru
Pada tahap pengamatan ini, kegiatan yang dilakukan oleh
peneliti sebagai berikut:
1. Mengamati perilaku siswa-siswi dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran
2. Memantau kegiatan diskusi/kerja sama antar siswa-siswi
dalam kelompok
3. Mengamati pemahaman tiap-tiap anak terhadap penguasaan
materi pembelajaran yang telah dirancang sesuai dengan
31
4. Refleksi
Pada tahap ini guru dan observer mengevaluasi seluruh
tindakan yang dilakukan berdasarkan hasil observasi. Hasil observasi
dikumpulkan, kemudian dianalisis untuk mengetahui tingkat
keberhasilan dan mencari kendala-kendala atau
kekurangan-kekurangan selama pembelajaran berlangsung. Jika ternyata hasil
yang diperoleh belum berhasil maka akan dilakukan siklus
selanjutnya.
E. Data dan Cara Pengumpulannya
1. Data
Data adalah semua keterangan seseorang yang dijadikan responden
maupun yang berasal dari dokumen-dokumen baik dalam bentuk
statistic atau dalam bentuk lainya guna keperluan penelitian yang
dimaksud. 30
2. Cara Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data yang dikumpulkan dalam penelitian
tindakan kelas ini anatara lain :
a. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik secara
32
langsung maupun tidak langsung dengan responden untuk
mencapai tujuan tertentu. 31
Data yang diperoleh dari guru dan siswa untuk menanyakan
kesulitan yang dihadapi guru saat mengajar dan mengajukan
pertanyaan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan motivasi
belajar siswa dalam pembelajaran al-Qur’an Hadits, wawancara
dilakukan kepada guru mata pelajaran dan sebagian siswa kelas IV
MINU Ngingas Waru Sidoarjo. Wawancara dilakuakn pada siswa
kelas IV MINU Ngingas yang berhubungan dengan motivasi
belajar al-Qur’an Hadits.
Adapun instrument yang digunakan adalah lembar
wawancara guru dan siswa. Hal-hal yang berkaitan dengan proses
wawancara dapat lihat pada instrument wawancara dengan guru
dan instrument wawancara siswa sebelum siklus I dan siklus II
(lampiran 25 halaman 53). Dan instrument wawancara dengan
guru dan instrument wawancara dengan siswa sesudah siklus I dan
siklus II (lampiran 26 halaman 54).
b. Observasi
Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan
secara sistematis, logis, objektif dan rasional mengenai berbagai
33
fenomena baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam
situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu. 32
Tekhnik observasi digunakan untuk mengumpulkan data
tentang aktifitas guru yang perlu diamati adalah persiapan,
pelaksanaan diantaranya kegiatan awal, kegiatan inti, dan penutup,
dan pengelolaan waktu (lampiran 27 halaman 55). Aktifitas siswa
selama proes pembelajaran Qur’an Hadits tentang Surat
al-Lahab di MINU Ngingas Sidoarjo kelas IV yang perlu diamati
meliputi: kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup
(lampiran 28 halaman 57).
c. Angket
Angket adalah instrument penelitian yang berisi
serangkaian pertanyaan atau pernyataan untuk menjaring data atau
informasi yang harus dijawab responden secara bebas sesuai
debgan pendapatnya. 33
Angket yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
skala likert. Bentuk skala Likert dalam penelitian ini berupa pilihan
dengan alternative 4 jawaban yang harus dipilih oleh subyek.
Terdapat dua jenis pernyataan dalam angket ini yaitu favourable
dan unfavourable. Pernyataan favourable adalah pernyataan yang
berisi hal-hal positif mengenai objek atau pernyataan yang bersifat
34
mendukung terhadap obyek yang hendak diungkap. Sebaliknya,
unfavourable adalah pernyataan yang berisi hal-hal negative
mengenai sikap yang tidak mendukung atau kontra kepada obyek
yang hendak diungkap. Sistem penilaian itemnya sebagai berikut :
Tabel 3.1
Sistem Penilaian Butir Angket
Jawaban Skor favourable Skor Unfavourable
Sangat setuju 5 1
Setuju 4 2
Kurang Setuju 3 3
Tidak Setuju 2 4
Sangat Tidak Setuju 1 5
Kisi-kisi instrument butir angket dibuat sesuai dengan
indikator motivasi diantaranya: adanya hasrat dan keinginan
berhasil, butir instrumennya meliputi: saya menguasai pelajaran
al-Qur’an Hadits dan saya tidak menguasai pelajaran al-al-Qur’an
Hadits. adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, butir
instrumennya meliputi: saya selalu belajar al-Qur’an Hadits di
rumah dan saya tidak pernah belajar al-Qur’an Hadits.adanya
harapan dan cita-cita dimasa yang akan datang, butir instrumennya
meliputi: saya ingin menjadi guru mata pelajaran al-Qur’an Hadits
35
adanya penghargaan dalam belajar, butir instrumennya meliputi:
saya senang jika mendapat hadiah dari guru pelajaran al-Qur’an
Hadits dan saya tidak tertarik jika mendapat hadiah dari guru
pelajaran al-Qur’an Hadits. adanya kegiatan yang menarik dalam
belajar, butir instrumennya meliputi: saya merasa tertarik dengan
kegiatan berdiskusi saat pelajaran al-Qur’an Hadits dan saya
merasa tidak tertarik dengan kegiatan berdiskusi saaat pelajaran
al-Qur’an Hadits. adanya lingkungan belajar yang kondusif, butir
instrumennya meliputi: saya merasa nyaman pada saat
pembelajaran al-Qur’an Hadits dan saya merasa tidak nyaman pada
saat pembelajaran al-Qur’an Hadits. (lampiran 29 halaman 59)
d. Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk
mengumpulkan data yang ada disekolah sebagai penunjang.
Tekhnik dokumentasi ini digunakan untuk menggumpulkan data
mengenai profil sekolah MINU Ngingas Waru Sidoarjo, struktur
organisasi sekolah, keadaaan tenaga pendidik dan data keadaan
siswa, dan data lain yang menunjang selama penelitian.
F. Indikator Kinerja
Indikator kinerja dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai
36
1. Setelah dilakukan penelitian diharapkan motivasi belajar siswa pada
pelajaran al-Qur’an Hadits dapat meningkatkan dari rendah ketinggi.
2. Aktivitas guru dan siswa menunjukan kriteria baik jika
sekurang-kurangnya mencapai 80% dalam kegiatan pemebelajaran, tetapi jika
belim mencapai nilai 80% maka harus melanjutkan siklus selanjutnya
3. Meningkatkanya jumlah siswa yang berhasil mencapai kriteria
motivasi belajar tinggi
4. Jika sekurang-kurangnya 80% dari jumlah siswa mencapai kriteria
motivasi belajar tinggi maka dinyatakan berhasil, tetapi jika belum
mencapai 80% dari jumlah siswa maka harus melanjutkan siklus
berikutnya.
G. Tim Peneliti dan Tugasnya
Penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif, dimana peneliti
bekerja sama dengan guru mata pelajaran al-Qur’an Hadits kelas IV
MINU Ngingas Sidoarjo sebagai kolaborator. Dalam pelaksanaan peneliti
bertugas sebagai berikut : perencana, pelaksana, pengumpulan data,
analisis, dan evaluasi. Peneliti menyimpulkan data berdasarkan data yang
benar-benar diperoleh selama proses penelitian berlangsung.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas hasil penelitian disertai hasil analisis dan
pembahasan tentang upaya meningkatkan motivasi belajar al-Qur’an Hadits melalui
metode stir the class di kelas IV MINU Ngingas Sidoarjo.
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini dibedakan dalam
tiga kegiatan yaitu:
1) Pra siklus
2) Siklus I
3) Siklus II
1. Pra Siklus
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah 27 siswa kelas IV MINU
Ngingas Sidoarjo. Kegiatan pra siklus yang dilakukan pada siswa kelas IV
menemukan permasalahan dalam pembelajaran al-Qur’an Hadits yaitu motivasi
belajar siswa yang rendah, sebagaimana ditunjukan dalam hasil angket motivasi
belajar siswa adalah siswa yang memperoleh nilai 40-50 sebanyak satu siswa,
dari nilai 50-55 sebanyak lima siswa, tujuh siswa yang memperoleh nilai 60-65,
yang memperoleh nilai 65-75 sebanyak delapan siswa dan enam siswa untuk
siswa yang memperoleh nilai 75-80. (lampiran 1 halaman 2)
Dari hasil angket yang diperoleh tersebut siswa kelas IV MINU
Ngingas Sidoarjo mendapat rata-rata 64,1% dari jumlah nilai perolehan
keseluruhannya adalah 1732 dari 27 siswa. Dengan keterangan MST ( Motivasi
39
Motivasi Rendah ) jika nilai 66-75, dan MSR ( Motivasi Sangat Rendah ) jika
nilai 50-65.
Maka dapat diketahui bahwa motivasi belajar siswa kelas IV MINU
Ngingas Sidoarjo masih banyak yang memiliki motivasi belajar rendah. Dari
analisis perhitungan kondisi awal tersebut diperoleh secara keseluruhan siswa
kelas IV memiliki rata-rata motivasi belajar sebesar 64,148 dengan kriteria
rendah.
2. Siklus I
Berdasarkan hasil kondisi awal yang menunjukkan bahwa banyak
siswa yang memiliki motivasi belajar rendah, maka peneliti bersama guru mata
pelajaran al-Qur’an Hadits memberikan tindakan kepada siswa malalui metode
Stir The Class. Tekhnik pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dalam setiap
siklus terdiri dari perencanaan ( Planning ), tindakan (acting ), Observasi
(observing ), dan Refleksi ( reflecting ).
a. Perencanaan ( Planning )
Pada siklus I yang dilakukan peneliti pada penelitian tindakan kelas
adalah menyiapkan instrument pembelajaran, menyusun rencana perangkat
pembelajaran (RPP) dengan menggunakan metode pembelajaran Stir The
Class dalam upaya meningkatkan motivasi belajar al-Qur’an Hadits materi
pembelajaran surat al-Lahab. Menyiapkan lembar angket, instrument observasi
aktivitas guru dan instrument observasi aktifitas siswa saat proses
40
digunakan dan sumber belajar. Hal tersebut diatas digunakan agar dapat
menunjang kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
b. Tindakan (Acting)
Pada tahap ini, peneliti melaksanakan rencana tindakan pembelajaran
sesuai prosedur dan perencanaan yang dilakukan oleh peneliti sehingga
penelitian tindakan dilaksanakan sebanyak satu kali pertemuan setiap
siklusnya. Setiap kali pertemuan peneliti menyampaikan materi pembelajaran
dengan menggunakan metode yang telah dipilih yaitu metode Stir The Class
dengan ditambah pengisian angket motivasi belajar oleh siswa pada setiap
akhir jam pelajaran.
Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini dilaksanakan pada Hari Rabu
tanggal 6 April 2016. Pada pertemuan ini siswa cukup terlihat masih semangat
dalam menerima pembelajaran al-Qur’an Hadits karena masih jam pertama.
Guru mengucapkan dan menyakan kabar siswa dengan disertai mengecek
kehadiran siswa. Siswa diajak bertepuk semangat untuk memfokuskan
perhatian siswa. Setelah mereka fokus dan siap menerima pelajaran, guru
mengulas materi sebelumnya dengan menanyakan “ siapa yang ingat kemarin
kita belajar apa ?” dari 27 siswa hanya 3 siswa yang masih ingat materi
sebelumnya, kemudian menanyakan “ siapa yang pernah dengar surat al-Lahab
?” beberapa siswa ada yang menjawab mendengar dan ada beberapa siswa
yang hanya diam saja.
Siswa membuka buku paket halaman 76 tentang Surat al-Lahab dan
membaca bersama Surat al-Lahab beserta artinya. Guru menjelaskan dengan
41
kelompok. Setiap kelompok akan dibagikan nomer yang berbeda siswa. Guru
menjelaskan aturannya, siswa akan mendiskusikan arti dari Surat al-Lahab
dengan mendiskripsikan melalui bahasa mereka sendiri. Siswa yang dipanggil
nomernya oleh guru akan pindah kekelompok sebelahnya dan akan tukar
pendapat dari diskusi sebelumnya. Pada kegiatan selanjutnya, siswa yang
dipanggil nomernya akan menjelaskan atau memperesentasikan hasil
diskusinya. Setelah itu guru memberikan penguatan dari hasil diskusi. Siswa
melakukan permainan dengan cara melingkar dan bernyanyi sambil mengoper
pulpen yang dipegang, saat lagu selesai siswa yang memegang bullpen akan
membacakan Surat al-Lahab beserta artinya.
Setelah permainan selesai, siswa duduk kembali dan terkondisi
kembali. Kemudian guru melakukan tanya jawab bersama siswa dan
memberikan penguatan serta kesimpulan pada pembelajaran hari ini.
42
Pada tahap observasi ini peneliti mengamati bagaimana penerapan
metode Stir The Class yang dilakukan di kelas IV MINU Ngingas Waru, yang
mana hasil dari penelitian adalah sebagai berikut:
1) Hasil Observasi Aktifitas Guru Selama Kegiatan Pembelajaran
Berlangsung. (lampiran 7 halaman 19)
Hasil observasi aktifitas guru terdapat beberapa aspek yang
perlu diamati dan beberapa nilai dari angka 1-4 yang dapat diperoleh dari
beberapa aspek tersebut. Dari persiapakan terdapat tiga aspek yang perlu
diamati diantaranya guru menyiapkan RPP ( Rencana Perangkat
Pembelajaran ) mendapatkan nilai 3 karena dalam menyiapkan RPP guru
masih belum lengkap hal tersebut dilihat dari daftra nilai, guru
menyiapkan absensi siswa mendapat nilai 3 karena dalam menyiapkan
absensi guru masih harus mengambil buku absen di kantor terlebih dahulu
saat pembelajaran akan dimulai, dan aspek yang perlu diamati lagi adalah
guru menyiapkan instrument penilaian siswa mendapat nilai 3 karena
dalam instrument penilaian siswa guru masih belum lengkap hal tersebut
dilihat dari kurang persiapan RPP.
Aspek yang perlu diamati selanjutnya adalah kegiatan awal.
Dalam kegiatan awal terdapat beberapa aspek yang perlu diamati
diantaranya adalah guru mengucapkan salam dalam aspek ini guru
mendapatkan nilai tiga karena dalam penyampaian salam suara guru
kurang lantang sehingga siswa ada yang mendengar dan ada yang tidak,
aspek selanjutnya penyampaian apersepsi dalam kegiatan ini guru
mendapat nilai 2 karena dalam aspek ini guru kurang bersemangat dalam
43
menjawab, dalam aspek menyampaikan tujuan pembelajaran guru
mendapat nilai 2 karena tujuan pembelajaran hanya tersampaikan satu
tujuan pembelajaran tidak sesuai dengan RPP yang mana dalam tujuan
pembelajaran tertulis dua.
Kegiatan inti terdapat aspek yang perlu diamati terkait dengan
kegiatan aktivitas guru diantaranya adalah guru menjelaskan materi secara
sederhana mendapat nilai 3 karena dalam kegiatan ini siswa masih kurang
memahami materi yang disampaikan guru, dalam mengali pengetahuan
awal siswa dengan bertanya jawab guru mendapat nilai 3 karena dalam
guru mengali pengetahuan siswa hanya dengan satu pertanyaan dan dirasa
masih kurang. Dalam pembagian kelompok guru mendapat nilai 3 karena
dalam pembagian kelompok kurang merata, dalam penjelasan mengenai
tugas kelompok siswa masih kurang faham dengan tugas yang diberikan
guru dan dalam aspek ini guru mendapkan nilai 3, saat mengarahkan
diskusi kelompok siswa guru mendapat nilai 4 karena dalam aspek ini
guru mengarahkan diskusi kelompok dengan baik.
Pada aspek berikutnya dalam kegiatan inti adalah perwakilan
kelompok berkunjung kekelompok lain untuk menyampaikan hasil diskusi
dalam kegiatan ini guru mendapatkan nilai 3 karena dalam kunjungan
kekelompok lain siswa masih kurang teratur. Dalam kegiatan penutup saat
guru melakukan umpan balik dengan mengajukan pertanyaan terkait
materi yang disampaikan ada beberapa siswa yang masih kurang aktif
bertanya sehingga guru mendapat nilai 3, guru melakukan penguatan
dengan menarik kesimpulan bersama peserta didik mengenai materi Surat
44
menyimpulkan materi pembelajaran, guru memeberikan ice breaking dan
menyampaikan materi pelajaran yang akan datang mendapat nilai tiga
karena guru hanya memberikan ice breaking tanpa menyampaikan materi
pelajaran yang akan datang.
Ada dua aspek yang diamati dalam pengelolaan waktu
diantaranya adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
yang direncanakan dalam RPP guru mendapat nila 3 karena masih
beberapa kegiatan yang masih lebih dalam penggunaan waktu yang telah
direncanakan dalam RPP dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan waktu
yang telah terjadwal dalam kegiatan ini guru masih kurang tepat waktu
saat mengakhiri pelajaran yang sudah terjadwal dari sekolah.
Dari hasil di atas perolehan hasil pengamatan aktifitas guru
pada siklus I mendapatkan nilai 74 dengan jumlah skor 50 termasuk
kriteria baik. Dengan kriteria kemampuan guru sangat tidak baik ( 0-49 ),
cukup ( 50-69 ), baik ( 70-89 ), sangat baik ( 90-100 ). Merujuk indikator
keberhasilan yang telah ditentukan, persentase yang dihasilkan berada
dibawah indikator yang ditentukan yaitu 80. Dari perolehan nilai yang
telah dijelaskan di atas, disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas ini
perlu adanya perbaikan pada siklus II.
2) Hasil Observasi Aktivitas Siswa Selama Kegiatan Pembelajaran Berlangsung.
(lampiran 9 halaman 21)
Hasil observasi aktivitas siswa terdapat beberapa aspek yang perlu
diamati dan beberapa nilai 1-4 yang diperoleh dari aspek tersebut. Pada kegiatan
awal terdapat beberapa aspek yang perlu diamati diantaranya adalah ketika siswa
45
meski kurang kompak karena beberapa siswa yang tidak terdengar saat guru
mengucapkan salam, antusias siswa dengan apresiasi yang disampaikan guru
mendapat nilai 4 karena siswa sangat antusias saat guru memberikan apresiasi,
saat siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru siswa
yang dibelakang tidak mendengar dan mendapat nilai 3.
Kegiatan inti juga ada beberapa aspek yang perlu diamati diantaranya
adalah siswa memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru
mendapat nilai 3 karena siswa dirasa masih kurang memperhatikan guru saat
penyampaian materi ini terlihat beberapa siswa yang masih asik dengan menulis
sendiri, siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru mendapat nilai 3
karena hanya beberapa siswa yang mampu menjawab pertanyaan yang telah
dberikan guru, siswa memposisikan diri sesuai dengan kelompok yang sudah
ditentukan namun masih ada beberapa siswa yang tidak mau sekelompok dengan
siswa lain dalam aspek ini mendapat nilai 3, siswa berdiskusi sesuai dengan
instrument guru mendapat nilai 3 karena masih ada satu kelompok yang masih
kurang jelas saat guru memberikan instrument.
Dari hasil observasi di atas dapat dijelaskan bahwa dengan
menggunakan metode Stir The Class pada mata pelajaran al-Qur’an Hadits materi
Surat al-Lahab pada siklus I diperoleh persentase 77. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa aktifitas siswa pada saat proses pembelajaran dalam kategori baik dengan
kriteria kemampuan siswa sangat baik ( 0-49 ), cukup (50-69 ), baik ( 70-89 ),
sangat baik ( 90-100 ). Persentase yang dihasilkan masih dibawah indikator
penelitian yang ditentukan yaitu 80. Dari perolehan nilai yang telah dijelaskan di
46
3) Hasil Instrument Angket Motivasi Belajar Pada Siklus I. (lampiran 13 halaman
25)
Dari angket yang telah disebar pada kelas IV MINU Ngingas Sidoarjo
diperoleh hasil motivasi belajar sebagai berikut: siswa yang memperoleh skor
65-70 satu siswa, satu siswa yang memperoleh skor 65-70-75, yang memperoleh skor
75-80 sebanyak sebelas siswa, tujuh siswa yang memperoleh skor 80-85 dan yang
memperoleh skor 85-90 sebanyak tujuh siswa.
Data angket dihitung dengan menggunakan rumus:
Untuk mengetahui rata-rata nilai motivasi belajar: X = ∑X
N
Keterangan : X = rata-rata ∑X = jumlah seluruh nilai siswa
N = jumlah siswa
Untuk mengetahui persentase motivasi belajar hasil kuesioner siswa dalam
satu kelas, digunakan rumus:
Keterangan:
P = persentase perolehan
x = jumlah siswa memperoleh nilai ≥80
N = jumlah siswa
Hasil persentase dapat dikategorikan sebagai berikut:
Persentase yang Diperoleh Keterangan
47
60% < 80% Motivasi Tinggi (MT)
40% < 60% Motivasi Sedang (MS)
20% < 40% Motivasi Rendah (MR)
0% < 20% Motivasi Sangat Rendah (MSR)
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa kelas
IV MINU Ngingas Waru pada siklus I terhadap mata pelajaran al-Qur’an Hadits
materi surat al-Lahab dengan menggunakan metode Stir The Class tergolong
dalam kategori sangat tinggi dengan persentase sebesar 81%. Pada siklus I ini
belum persentase yang didapat belum mencapai indikator kinerja yang
dikehendaki, sehingga perlu diadakannya perbaikan dalam siklus II.
4) Hasil Nilai Tugas Siswa Siklus I. (lampiran 6 halaman 17)
Hasil nilai tugas siswa diperoleh dari tugas lisan yang sudah
dilaksanakan oleh siswa kelas IV MINU Ngingas. Tugas lisan ini
mempunyai beberapa aspek yang dinilai berikut adalah aspek yang perlu
dinilai yaitu mahrijul huruf, intonasi (lagu), kelancaran, dan memahami arti.
Dari keempat aspek tersebut masing-masing mempunyai penilain 1-3, pada
aspek mahrijl huruf siswa mendapat nilai 1 jika membaca dengan mahrijul
huruf yang kurang tepat, jika membaca dengan mahrijul huruf yang cukup
tepat mendapat nilai 2, dan nilai 3 jika membaca dengan mahrijul huruf yang
tepat.
Pada aspek intonasi (lagu) siswa mendapat nilai 1 jika menggunakan
intonasi yang kurang merdu dan tepat, menggunakan intonasi yang cukup
48
intonasi yang merdu dan tepat. Pada aspek kelancaran, siswa mendapat nilai
1 jika membaca sesuai dengan urutan surat dan kurang lancar, membaca
sesuai dengan urutan surat dan cukup lancar mendapat nilai 2, dan mendapat
nilai 3 jika siswa membaca sesuai dengan urutan surat dan lancar. Aspek
selanjutnya adalah memahami arti siswa memperoleh nilai 1 jika
mendiskripsikan arti kurang baik, nilai 2 jika mendiskripsikan arti dengan
baik dan nilai 3 jika mendiskripsikan arti dengan baik dan lancar.
Dari keempat aspek yang dinilai dan kriteri penilain di atas, dari 27
siswa kelas IV MINU Ngingas memperoleh nilai sebagai berikut dari nilai
50-60 ada 7 siswa, 8 siswa memperoleh nilai 61-70 dan nilai 71-85 sebanyak
12 siswa. Dari hasil penilaian tersebut, kelas IV MINU Ngingas pada
pembelajaran al-Qur’an Hadits dengan tugas menghafal Surat al-Lahab dan
memahami artinya hanya 12 siswa yang memenuhi KKM dan 15 anak yang
belum mampu memenuhi KKM., sehingga perlu diadakannya perbaikan
dalam siklus II.
d. Refleksi (reflecting)
Pada tahap ini peneliti bersama guru mata pelajaran menganalisis data
yang diperoleh dan direfleksikan sebagai bahan evaluasi untuk melaksanakan
perbaikan pada siklus berikutnya. Temuan yang diperoleh dijadikan acuan
bagi perumusan pembelajaran untuk dilaksanakan pada kegiatan selanjutnya.
Hal-hal yang perlu dilakukan perbaikan pada siklus II adalah sebagai
berikut :
1) Berdasarkan hasil observasi siklus I terdapat kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran dengan menggunakan metode Stir The Class
49
dikarenakan masih terdapat indikator yang mendapat nilai rendah, yaitu :
nilai mendiskripsikan arti surat al-Lahab masih banayak yang di bawah
KKM. Selain itu ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan kembali oleh
guru dalam proses mengajar yaitu: guru kurang menguasai kelas saat
pembentukan kelompok sehingga membutuhkan waktu yang lama, guru
membagikan nomer kepada masing-masing kelompok tidak merata hal
tersebut dikarenakan pembagian kelompok yang kurang merata.
Sehingga hal tersebut dapat berpengaruh terhadap proses pembelajaran
di kelas IV MINU Ngingas.
2) Berdasarkan observasi proses pembelajaran siswa, siswa masih belum
memahami fungsi dari nomer yang telah dibagikan guru. Hal tersebut
karena mereka masing belum mengenal atau masinh asing dengan media
yang mereka dapat.
3) Pada siklus I dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV
MINU Ngingas Waru Sidoarjo mata pelajaran al-Qur’an Hadits materi
surat al-Lahab memperoleh presentase 81%, dengan 27 siswa yang
mendapatkan skor angket ≥80 dan hasil tugas siswa memperoleh
presentase 56% dengan 27 siswa yang memenuhi KKM.
4) Setelah pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus I, hasil observasi
aktivitas guru diperoleh persentasenya sebesar 74 dan masih perlu
adanya perbaikan saat proses pembelajaran dan menyesuaikan rencana
pembelajaran yang telah dibuat, sedangkan hasil observasi aktifitas
siswa persentase yang diperoleh sebesar 77 dan masih kurangnya
motivasi belajar siswa saat pembelajaran al-Qur’an Hadits. Hasil ini
50
perbaikan pada siklus II supaya guru dan siswa dapat menerapkan
metode Stir The Class dengan lebih baik dan hasilnya meningkat
melampaui target yang diharapkan.
3. Siklus II
Hasil refleksi pada siklus I ditemukan adanya beberapa hal yang belum
maksimal yang dijalankan peneliti dalam melaksanakan proses
pembelajaran. Hal-hal yang kurang tersebut sekaligus menjadi perbaikan
pada pelaksanaan pembelajaran pada siklus II. Pada pelaksanaan
penelitian tindakan kelas siklus II ini dilaksanakan dalam empat tahap
yaitu perencanaan, tindakan, obsevasi, dan refleksi
a. Perencanaan (Planning)
Pada siklus II yang dilakukan peneliti pada penelitian tindakan kelas
sama halnya dengan siklus I dengan menyiapkan instrument pembelajaran,
menyusun rencana perangkat pembelajaran (RPP) dengan menggunakan
metode pembelajaran Stir The Class dalam upaya meningkatkan motivasi
belajar al-Qur’an Hadits materi pembelajaran surat al-Lahab. Menyiapkan
lembar angket, instrument observasi aktivitas guru dan instrument observasi
aktifitas siswa saat proses pembelajaran al-Qur’an Hadits, menyiapkan alat
peraga atau media yang akan digunakan dan sumber belajar. Hal tersebut di
atas digunakan agar dapat menunjang kegiatan pembelajaran sesuai dengan
tujuan yang diharapkan.