• Tidak ada hasil yang ditemukan

18550 22598 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan " 18550 22598 1 PB"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

IDENTIFIKASI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA SMA KELAS XI DALAM PEMECAHAN MASALAH KONTEKSTUAL MATERI MEAN DITINJAU DARI KECERDASAN

LINGUISTIK

Lila Ambarwati

Pendidikan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya, e-mail : lilaambarwati@mhs.unesa.ac.id

Rini Setianingsih

Pendidikan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya, e-mail : riniswidodo@gmail.com

Abstrak

Komunikasi matematika merupakan sarana untuk berbagi ide dan mengklarifikasi pemahaman siswa terhadap matematika. Melalui komunikasi, siswa dapat mengekspresikan pemikiran mereka terkait matematika baik secara tertulis maupun lisan. Adanya perbedaan tingkat kecerdasan linguistik yang dimiliki siswa memungkinkan terjadinya perbedaan kemampuan dalam mengkomunikasikan ide dan gagasan dalam matematika.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematika lisan dan tulis siswa dalam memecahkan masalah kontekstual ditinjau dari kecerdasan linguistik. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, karena ditujukan untuk mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematika tulis dan lisan siswa dalam memecahkan masalah. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI SMA. Subjek penelitian adalah tiga orang siswa, terdiri dari satu siswa kecerdasan linguistik tinggi (ARJ), satu siswa kecerdasan linguistik sedang (MSP), dan satu siswa kecerdasan linguistik rendah (SP). Instrumen yang digunakan adalah Angket Identifikasi Kecerdasan Linguistik (AIKL), Tes Kemampuan Komunikasi Matematika Tulis (TKKMT), dan pedoman wawancara.

Adapun hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) ARJ menuliskan informasi dalam tahap memahami masalah dengan tidak akurat, tidak lengkap, namun lancar serta menyebutkan dengan akurat, lengkap dan lancar. Menuliskan dan menyebutkan informasi dalam tahap merencanakan penyelesaian masalah dengan akurat, lengkap dan lancar. Menuliskan dan menyebutkan informasi dalam tahap melaksanakan penyelesaian masalah dengan akurat, lengkap, dan lancar. 2) MSP menuliskan informasi dalam tahap memahami masalah dengan tidak akurat, lengkap, namun lancar serta menyebutkan dengan akurat, lengkap dan lancar. Menuliskan dan menyebutkan informasi dalam tahap merencanakan penyelesaian masalah dengan akurat, lengkap dan lancar. Menuliskan dan menyebutkan informasi dalam tahap melaksanakan penyelesaian masalah dengan tidak akurat, lengkap, dan lancar. 3) SP menuliskan dan menyebutkan informasi dalam tahap memahami masalah dengan akurat, tidak lengkap, tidak lancar. Menuliskan dan menyebutkan informasi dalam tahap merencanakan penyelesaian masalah dengan tidak akurat, tidak lengkap dan tidak lancar. Menuliskan dan menyebutkan informasi dalam tahap melaksanakan penyelesaian masalah dengan akurat, lengkap, dan tidak lancar.

Kata kunci: komunikasi matematika lisan dan tulis, kecerdasan linguistik

Abstract

Mathematics communication is A means to share ideas and clarify the student’s understanding of mathematics. Through communication, students can express their thoughts related to mathematics of both written and verbal. Differences in level of linguistic intelligence of the students allows the differences in communicating ideas and concepts in mathematics.

(2)

problem not accurately, not completely, but fluently also mentioned it accurately, completely, and fluently. Wrote and mentioned information of devising a plan accurately, completely, and fluently. Wrote and mentioned information of carrying out the plan accurately, completely, and fluently. 2) MSP wrote information of understanding the problem not accurately, completely, but fluently also mentioned it accurately, completely, and fluently. Wrote and mentioned information of devising a plan accurately, completely, and fluently. Wrote and mentioned information of carrying out of the plan not accurately, completely, and fluently. 3) SP wrote and mentioned information of understanding the problem accurately, not completely, and not fluently. Wrote and mentioned information of devising a plan accurately, not completely and not fluently. Wrote and mentioned information of carrying out the plan accurately, completely but not fluently

(3)

PENDAHULUAN

Manusia merupakan makhluk individu dan sosial. Sebagai makhluk individu, memiliki karakter dan kepribadian khas yang membedakan dengan manusia lain. Selain itu, manusia juga makhluk sosial yang harus mampu berinteraksi dengan lingkungan di mana ia tinggal. Melalui interaksi inilah akan terjadi suatu komunikasi, baik itu menggunakan bahasa, gerak, isyarat atau tanda. Adanya komunikasi membuat manusia dapat saling bertukar informasi.

Sama hal nya dengan dunia pendidikan, penyampaian informasi berupa materi pelajaran oleh guru kepada siswa dan sebaliknya memerlukan sebuah komunikasi. Proses penyampaian informasi akan berlangsung dengan baik jika komunikasi berjalan dua arah. Wibowo (2014) menyatakan bahwa kurangnya komunikasi akan berpengaruh pada pencapaian yang diperoleh siswa.

Pengembangan kemampuan komunikasi merupakan salah isu penting saat ini, khususnya pada pelajaran matematika. Pendapat tersebut didukung oleh pernyataan NCTM (2000;60) yang mengemukakan bahwa komunikasi merupakan bagian esensial dari matematika dan pendidikan matematika. Cai (1996) juga menambahkan bahwa komunikasi merupakan sarana bagi guru dan siswa untuk berbagi dalam proses pengajaran, pemahaman serta pengerjaan matematika. Melalui komunikasi, siswa dapat berbagi ide dan menglarifikasi pemahaman mereka terhadap matematika.

Adanya komunikasi juga penting bagi siswa untuk mengekspresikan pemikiran mereka terkait matematika baik secara lisan maupun tertulis. Seperti yang dikatakan oleh LACOE (dalam Mahmudi, 2009) bahwa komunikasi dalam matematika mencakup komunikasi lisan dan tulis.

Komunikasi dapat dilakukan jika seseorang memiliki pemahaman tentang materi atau konsep yang akan dikomunikasikan serta mempunyai keberanian untuk melakukan (Armiati, 2009). Lebih lanjut dijelaskan bahwa pemahaman tersebut terjadi berdasarkan hasil pemikiran rasional yang merupakan dimensi kecerdasan

kognitif dan intelektual atau yang lebih dikenal dengan kecerdasan.

Gardner (dalam Amstrong, 2009) mengatakan bahwa setiap manusia memiliki delapan kecerdasan yang meliputi kecerdasan linguistik, logis matematik, visual spasial, kinestetik, musikal, interpersonal, intrapersonal, serta naturalis. Delapan kecerdasan tersebut tidak bekerja secara sendiri-sendiri, melainkan saling bekerja sama dan berinteraksi satu sama lain. Proses komunikasi dapat berlangsung melalui bahasa, dan kemampuan yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi penguasaan bahasa yang dimiliki. Kemampuan seseorang yang berkaitan dengan mengolah bahasa secara efektif dan efisien baik secara lisan maupun tulisan dinamakan kecerdasan linguistik.

Kecerdasan linguistik merupakan salah satu kecerdasan yang berhubungan dengan kemampuan komunikasi matematika. Hal tersebut didukung oleh pendapat Suriasumantri (dalam Perdana, 2014) yang mengatakan bahwa kedudukan matematika adalah sebagai bahasa yang melambangkan suatu makna. Tingkatan kecerdasan linguistik yang dimiliki seseorang juga akan mempengaruhi kemampuan dalam mengomunikasikan makna dalam bahasa matematika. Dengan demikian kecerdasan linguistik memegang peranan penting dalam kemampuan komunikasi matematika yang dimiliki siswa.

(4)

Banyak permasalahan di sekitar siswa yang ada kaitannya dengan matematika. De lange (dalam Zulkardi dan Ilma, 2006) mengatakan bahwa ada empat macam masalah konteks atau situasi yang berkaitan dengan personal siswa, sekolah/akademik, masyarakat atau publik, serta saintifik/matematik. Konteks dalam masyarakat banyak ditemui dalam matematika, salah satunya adalah statistik. Statistik merupakan salah satu materi yang memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Dalam statistik terdapat ukuran pemusatan data, salah satunya adalah rata-rata hitung(mean). Rata-rata hitung merupakan salah satu materi yang paling banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak masalah di sekeliling siswa yang memanfaatkan rata-rata hitung (mean). Sebagai contoh dalam pengumpulan data untuk sensus penduduk, jumlah responden dalam suatu survei, dsb.

Masalah yang ada di sekitar siswa dapat bersifat abstrak, sehingga perlu penalaran untuk dapat mengkomunikasikan baik secara lisan ataupun tertulis. Menurut Piaget, siswa usia 12-18 tahun telah memasuki tahap operasi formal. Pada tahap ini siswa sudah mampu berpikir secara abstrak dan logis. Siswa dapat melakukan penalaran terhadap hal-hal yang bersifat abstrak, selain itu siswa juga telah mampu menggunakan objek, simbol ataupun ide. Pada usia mendekati 18 tahun siswa telah memasuki tahap operasi formal akhir, sehingga kemampuan siswa dalam mengkomunikasikan ide atau gagasan matematika sudah cukup baik. Rata-rata siswa pada usia tersebut merupakan siswa SMA kelas XI, dengan demikian peneliti memilih siswa SMA kelas XI sebagai subjek penelitian supaya mudah dilakukan penelitian.

Tujuan dari penelitian ini yitu untuk mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematika lisan dan tulis siswa dalam memecahkan masalah kontekstual ditinjau dari kecerdasan linguistik.

METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Bersifat deskriptif kualitatif karena ditujukan untuk

mendeskripsikan serta memperoleh gambaran tentang kemampuan komunikasi matematika lisan dan tulis siswa dalam memecahkan masalah kontekstual ditinjau dari kecerdasan linguistik tinggi, sedang dan rendah. Penelitian ini dilakukan pada salah satu siswa kelas XI di salah satu SMA. Sedangkan data penelitian merupakan data kualitatif, berupa kemampuan komunikasi matematika lisan dan tulis siswa.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Angket Identifikasi Kecerdasan Linguistik (AIKL), berisi pernyataan-pernyataan favourable yang menunjukkan perilaku atau kebiasaan yang terkait kecerdasan linguistik. Tes Kemampuan Komunikasi Matematika Tulis (TKKMT) yang terdiri dari dua masalah kontekstual. Selanjutnya pedoman wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada subjek terkait pengerjaan masalah dalam TKKMT.

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, digunakan metode tes dan non tes. Metode tes berupa pemberian Tes Kemampuan Komunikasi Matematika Tulis (TKKMT) untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematika tulis siswa. Sedangkan metode non tes berupa pemberian Angket Identifikasi Kecerdasan Linguistik (AIKL) untuk memilih subjek penelitian, serta wawancara untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematika lisan.

Selanjutnya untuk menganalisis data yang diperoleh maka diperlukan teknik analisis data sebagai berikut:

1. Analisis hasil Angket Identifikasi Kecerdasan Linguistik (AIKL). Adapun langkah-langkah yang dilakukan peneliti untuk menganalisis hasil Angket Identifikasi Kecerdasan Linguistik adalah sebagai berikut:

a. Merekapitulasi setiap pilihan jawaban siswa pada setiap butir pernyataan. b. Menghitung nilai penyekoran semua

pernyataan pada Angket Identifikasi Kecerdasan Linguistik (AIKL) sesuai dengan pedoman penyekoran.

(5)

maka termasuk dalam kategori kecerdasan linguistik rendah. Jika skor siswa

20

≤ x

<

40

, maka termasuk dalam kategori kecerdasan linguistik sedang. Kemudian jika skor siswa

40

≤ x ≤

60

, maka termasuk dalam

kategori kecerdasan linguistik tinggi. 2. Analisis hasil Tes Kemampuan Komunikasi

Matematika Tulis. Adapun langkah-langkah yang dilakukan peneliti untuk menganalisis hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematika Tulis (TKKMT) adalah sebagai berikut:

a. Melihat penyelesaian dari pengerjaan tes kemampuan komunikasi matematika tulis siswa.

b. Menganalisis hasil pengerjaan tes tersebut sesuai dengan indikator kemampuan komunikasi matematika tulis dalam pemecahan masalah. Informasi yang dituliskan oleh subjek harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

1) Keakuratan

a) Menuliskan hal-hal yang diketahui dan ditanya dengan benar sesuai masalah dan kaidah penulisan yang benar.

b) Menuliskan rumus atau syarat yang digunakan dengan benar sesuai pertanyaan masalah dan kaidah penulisan matematika.

c) Menuliskan langkah perhitungan dengan benar sesuai rencana penyelesaian dan kaidah penulisan matematika. digunakan cukup (minimal 2 syarat atau rumus) untuk menyelesaikan masalah c) Menuliskan langkah perhitungan cukup

(minimal 2 langkah) untuk menyelesaikan masalah.

3) Kelancaran, menuliskan seluruh infomasi dari tahap memahami masalah hingga melaksanakan penyelesaian masalah dalam waktu maksimal 30 menit.

c. Mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematika tulis siswa dalam pemecahan masalah.

3. Analisis hasil wawancara. Adapun langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam

melakukan analisis hasil wawancara adalah sebagai berikut

a. Memutar kembali rekaman hasil wawancara

b. Mendengarkan hasil wawancara kemudian mereduksi informasi-informasi yang tidak diperlukan untuk selanjutnya dianalisis sesuai dengan indikator kemampuan komunikasi matematika lisan dalam pemecahan masalah. Informasi yang dituliskan oleh subjek harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

1) Keakuratan

a) Menyebutkan hal-hal yang diketahui dan ditanya dengan benar sesuai masalah. b) Menyebutkan rumus atau syarat yang

digunakan dengan benar sesuai pertanyaan masalah.

c) Menyebutkan langkah perhitungan dengan benar sesuai rencana penyelesaian masalah.

2) Kelengkapan

a) Menyebutkan hal-hal yang diketahui dan ditanya cukup (minimal 2) untuk menyelesaikan masalah.

b) Menyebutkan rumus atau syarat yang digunakan cukup (minimal 2 syarat atau rumus) untuk menyelesaikan masalah c) Menyebutkan langkah perhitungan

cukup (minimal 2 langkah) untuk menyelesaikan masalah.

3) Kelancaran

a) Menyebutkan hal-hal yang diketahui dan ditanya dengan tidak tersendat-sendat. b) Menyebutkan rumus atau syarat yang

digunakan dengan tidak tersendat-sendat.

c) Menyebutkan langkah perhitungan dengan tidak tersendat-sendat.

(6)

hadir sehingga peneliti hanya melakukan penelitian pada 23 siswa tersebut.

Berdasarkan hasil Angket Identifikasi Kecerdasan Linguistik (AIKL), skor yang diperoleh siswa digolongkan dalam kategori tinggi, sedang dan rendah. Setelah itu diambil tiga siswa berdasarkan rekomendasi dari guru mitra sebagai subjek penelitian untuk dilakukan tes kemampuan komunikasi matematika tulis dan wawancara. Berikut ini adalah skor tes yang diperoleh oleh seluruh siswa kelas XI MIA 4 beserta kategori pengelompokkannya.

Tabel 1 Hasil Angket Identifikasi Kecerdasan Linguistik

1. Kemampuan Komunikasi Matematika Tulis Subjek dengan Kecerdasan Linguistik tinggi (ARJ) dalam Memecahkan Masalah Kontekstual

a. Keakuratan

Pada tahap memahami masalah yang pertama, subjek ARJ menuliskan hal-hal yang diketahui dengan benar. Namun tidak menuliskan hal yang dengan benar. Istilah atau notasi yang dituliskan oleh subjek ARJ sudah tepat sesuai kaidah penulisan matematika. Selanjutnya untuk masalah yang kedua, subjek ARJ menuliskan hal-hal yang diketahui dan ditanyakan dengan benar, namun terkait penulisan ada beberapa notasi atau istilah yang tidak sesuai kaidah penulisan matematika. Pada tahap merencanakan penyelesaian masalah yang pertama dan kedua, subjek ARJ menuliskan syarat atau ketentuan dengan benar. Notasi yang dituliskan juga sudah benar menurut kaidah penulisan dalam matematika. Pada tahap melaksanakan penyelesaian masalah pertama ada langkah yang pertama, subjek ARJ tidak menuliskan hal yang ditanyakan secara lengkap sesuai informasi dalam masalah. Selanjutnya untuk masalah kedua, subjek ARJ menuliskan semua yang diketahui dan ditanyakan dengan lengkap sesuai informasi dalam masalah. Pada tahap merencanakan penyelesaian masalah pertama dan kedua, subjek ARJ telah menuliskan semua syarat atau ketentuan beserta rumus yang digunakan untuk menyelesaikan masalah. Pada tahap melaksanakan penyelesaian masalah pertama, subjek ARJ menuliskan semua langkah perhitungan, namun ada langkah yang kurang tepat sehingga hasil akhir yang diperoleh tidak sesuai dengan pertanyaan dalam masalah. Sedangkan untuk masalah yang kedua, subjek ARJ menuliskan langkah perhitungan secara terperinci.

c. Kelancaran

(7)

2. Kemampuan Komunikasi Matematika semua hal yang diketahui dengan benar sesuai informasi dalam masalah. Namun subjek MSP tidak menuliskan hal yang ditanyakan dengan benar. Subjek MSP menuliskan simbol dan istilah dengan benar sesuai kaidah penulisan matematika. Pada tahap merencanakan penyelesaian masalah pertama dan

Pada tahap melaksanakan penyelesaian masalah pertama, subjek MSP menuliskan langkah perhitungan dengan benar sesuai pertanyaan dalam masalah. Namun dalam langkah selanjutnya, ada penulisan langkah yang tidak sesuai. Istilah atau notasi yang digunakan oleh subjek MSP dalam menuliskan langkah perhitungan sudah tepat sesuai kaidah penulisan dalam matematika. Selanjutnya untuk masalah yang kedua, subjek MSP menuliskan langkah perhitungan langkah dengan benar sesuai dengan pertanyaan masalah. Namun notasi atau simbol yang digunakan dalam menuliskan langkah perhitungan tidak sesuai dengan kaidah ditanyakan sesuai pertanyaan dalam masalah. Selanjutnya untuk masalah kedua, subjek MSP menuliskan semua yang diketahui dan ditanyakan sesuai informasi dalam masalah.

Pada tahap merencanakan penyelesaian masalah pertama, subjek MSP telah menuliskan syarat atau ketentuan yang digunakan untuk dapat menyelesaikan masalah. Pada tahap melaksanakan penyelesaian masalah pertama, subjek MSP menuliskan langkah perhitungan sesuai pertanyaan dalam masalah. Namun ada salah satu langkah yang kurang tepat sehingga hasil akhir yang diperoleh tidak sesuai dengan pertanyaan dalam masalah. Selanjutnya untuk masalah yang kedua, subjek MSP menuliskan semua langkah perhitungan sehingga hasil akhir yang diperoleh tepat sesuai pertanyaan dalam masalah.

c. Kelancaran

Subjek MSP menuliskan penyelesaian dari tahap memahami sampai pada tahap melaksanakan penyelesaian masalah sesuai batas waktu yang ditentukan. Subjek MSP menuliskan penyelesaian selama 30 menit.

3. Kemampuan Komunikasi Matematika Tulis Subjek dengan Kecerdasan Linguistik Rendah (SP) dalam Memecahkan Masalah Kontekstual a. Keakuratan

Pada tahap memahami masalah yang pertama, subjek SP menuliskan hal yang diketahui dengan benar sesuai dengan masalah. Penulisannya juga telah sesuai dengan kaidah penulisan matematika. Namun ada informasi yang diketahui dalam masalah yang tidak dituliskan oleh subjek SP pada lembar jawaban. Subjek SP juga telah menuliskan hal yang ditanyakan dengan benar sesuai pertanyaan dalam masalah. Penulisannya juga telah sesuai dengan kaidah penulisan dalam matematika.

(8)

semua langkah dengan benar sesuai dengan kaidah penulisan matematika. Namun ada kesalahan perhitungan sehingga hasil akhir yang diperoleh tidak tepat.

b. Kelengkapan

Pada tahap memahami masalah yang pertama, subjek SP tidak menuliskan informasi yang diketahui dalam masalah dengan lengkap sesuai masalah. Namun subjek SP menuliskan informasi yang ditanyakan dengan lengkap sesuai masalah. Pada tahap merencanakan penyelesaian masalah pertama, subjek SP menuliskan semua syarat dan rumus sesuai dengan masalah. Dari rencana tersebut, subjek SP telah menjawab pertanyaan dalam masalah.

Pada tahap melaksanakan penyelesaian masalah yang pertama, subjek SP menuliskan semua langkah sesuai dengan rencana penyelesaian masalah. Langkah penyelesaian yang dituliskan juga sesuai dengan apa yang melaksanakan penyelesaian lebih dari batas waktu yang ditentukan yaitu 30 menit. Dalam batas waktu tersebut subjek SP hanya dapat menyelesaikan satu masalah saja.

4. Kemampuan Komunikasi Matematika Lisan Subjek dengan Kecerdasan subjek ARJ juga menyebutkan semua hal yang diketahui dan ditanyakan dengan benar sesuai informasi dalam masalah. Pada tahap merencanakan penyelesaian

masalah yang pertama, subjek ARJ menyebutkan syarat atau ketentuan sesuai pertanyaan dalam masalah. Melalui syarat yang disampaikan, subjek ARJ dapat menyelesaikan masalah yang pertama. Selanjutnya untuk masalah yang kedua, subjek ARJ menyebutkan syarat beserta rumus yang digunakan untuk menyelesaikan masalah yang kedua dengan tepat sesuai informasi dalam masalah.

Pada tahap melaksanakan penyelesaian masalah yang pertama, subjek ARJ menyebutkan langkah perhitungan dengan tidak tepat. Sehingga kesimpulan atau jawaban akhir yang disampaikan tidak menjawab pertanyaan dalam masalah. Selanjutnya untuk masalah yang kedua, subjek ARJ menyebutkan langkah perhitungan dengan tepat sesuai pertanyaan dan rencana penyelesaian masalah.

b. Kelengkapan

Pada tahap memahami masalah yang pertama, subjek ARJ menyebutkan seluruh informasi (diketahui dan ditanya) sesuai dengan masalah serta semua hal yang diketahui digunakan dalam memecahkan masalah. Selanjutnya untuk masalah yang kedua, subjek ARJ menyebutkan semua informasi (diketahui dan ditanya) sesuai dengan masalah serta semua hal yang diketahui digunakan dalam memecahkan masalah. Pada tahap merencanakan penyelesaian masalah yang pertama, subjek ARJ menyebutkan ketentuan sesuai pertanyaan dalam masalah. Syarat yang disebutkan oleh sbjek ARJ sudah cukup untuk menyelesaikan masalah yang kedua.

(9)

dalam menyebutkan salah satu langkah

Berdasarkan hasil rekaman wawancara peneliti dengan subjek ARJ, subjek ARJ menyampaikan informasi mulai dari tahap memahami masalah hingga menyelesaikan masalah tidak tersendat-sendat dan tanpa jeda yang lama.

5. Kemampuan Komunikasi Matematika Lisan Subjek dengan Kecerdasan Linguistik Sedang (MSP) dalam Memecahkan Masalah Kontekstual a. Keakuratan

Pada tahap memahami masalah yang pertama, subjek MSP menyebutkan hal-hal yang diketahui dengan benar. Namun subjek MSP tidak menyebutkan hal yang ditanyakan dengan benar sesuai informasi dalam masalah. Selanjutnya untuk masalah yang kedua, subjek MSP menyebutkan semua hal yang diketahui dan ditanyakan dengan benar. Pada tahap merencanakan penyelesaian masalah yang pertama, subjek MSP menyebutkan syarat atau ketentuan sesuai pertanyaan dalam masalah dengan benar. Selanjutnya untuk masalah yang kedua, subjek MSP menyebutkan rumus yang digunakan untuk menyelesaikan masalah yang kedua dengan tepat sesuai informasi dalam masalah.

Pada tahap melaksanakan penyelesaian masalah yang pertama, subjek MSP menyebutkan langkah perhitungan dengan tidak tepat sehingga kesimpulan atau jawaban akhir yang pertanyaan dan rencana penyelesaian masalah. Kesimpulan atau hasil akhir diketahui sesuai masalah. Namun subjek MSP tidak menyebutkan hal yang ditanyakan sesuai informasi dalam masalah. Pada tahap merencanakan penyelesaian masalah yang pertama, subjek MSP menyebutkan syarat atau ketentuan untuk menyelesaikan masalah sesuai dengan pertanyaan dalam masalah. Syarat atau ketentuan yang disebutkan oleh subjek MSP sudah dapat menjawab pertanyaan dalam masalah yang pertama. Syarat atau rumus yang disampaikan oleh subjek MSP sudah cukup untuk menyelesaikan masalah kedua.

Pada tahap melaksanakan penyelesaian masalah yang pertama, subjek MSP menyebutkan langkah perhitungan dengan benar. Langkah perhitungan yang disampaikan sudah cukup untuk menyelesaikan masalah. Selanjutnya untuk masalah yang kedua, subjek MSP menyebutkan langkah perhitungan sesuai dengan pertanyaan masalah dan rencana penyelesaian sebelumnya. Langkah perhitungan yang disebutkan oleh subjek MSP telah cukup untuk menyelesaikan masalah kedua. c. Kelancaran

Subjek MSP menyampaikan informasi mulai dari tahap memahami masalah hingga menyelesaikan masalah tidak tersendat-sendat dan tanpa jeda yang lama.

(10)

meskipun kesimpulan atau hasil akhir seluruh informasi (diketahui dan ditanya) sesuai informasi dalam masalah. Pada tahap merencanakan penyelesaian masalah pertama, syarat atau ketentuan yang disebutkan oleh subjek SP sudah sesuai dengan informasi dalam masalah. Pada tahap melaksanakan penyelesaian masalah pertama, subjek SP menyebutkan langkah perhitungan sesuai pertanyaan dalam masalah. Langkah perhitungan yang disampaikan oleh subjek SP sudah menjawab pertanyaan dalam masalah.

c. Kelancaran

Subjek SP menyampaikan informasi mulai dari tahap memahami masalah hingga menyelesaikan masalah dengan tersendat-sendat. Penyampaian informasi satu ke informasi berikutnya memerlukan jeda waktu yang lama.

PENUTUP Simpulan

1. Kemampuan komunikasi matematika siswa dengan kecerdasan linguistik tinggi dalam memecahkan masalah kontekstual

a. Komunikasi matematika tulis

Pada tahap memahami masalah, siswa dengan kecerdasan linguistik tinggi menuliskan informasi (meliputi diketahui, ditanya serta istilah atau notasi yang digunakan) dengan tidak akurat dan tidak lengkap. Selanjutnya pada tahap merencanakan penyelesaian masalah, menuliskan informasi (rumus atau syarat) dengan akurat dan lengkap. Kemudian pada tahap melaksanakan penyelesaian masalah, menuliskan informasi (langkah perhitungan) dengan tidak akurat namun siswa dengan kecerdasan linguistik tinggi menyebutkan informasi (diketahui dan ditanya) dengan akurat, lengkap dan lancar. Selanjutnya pada tahap merencanakan penyelesaian masalah, menyebutkan informasi (rumus atau syarat) dengan akurat, tidak lengkap namun untuk masalah yang lain disebutkan dengan lengkap, dan kedua masalah disebutkan dengan lancar. Selanjutnya pada tahap melaksanakan penyelesaian masalah, menyebutkan informasi (langkah perhitungan) dengan tidak akurat namun untuk masalah yang lain disebutkan dengan lengkap, tidak lengkap untuk masalah pertama dan lengkap untuk masalah kedua, serta untuk kedua masalah disebutkan dengan lancar.

2. Kemampuan komunikasi matematika siswa dengan kecerdasan linguistik sedang dalam memecahkan masalah kontekstual

a. Komunikasi Matematika Tulis

Pada tahap memahami masalah, siswa dengan kecerdasan linguistik sedang menuliskan informasi (diketahui, ditanya serta istilah atau notasi) dengan tidak akurat, tidak lengkap untuk masalah pertama namun lengkap untuk masalah kedua. Selanjutnya pada tahap merencanakan penyelesaian masalah, menuliskan informasi (rumus atau syarat) dengan akurat untuk masalah pertama namun tidak akurat untuk masalah kedua, serta menuliskan kedua masalah dengan lengkap. Sedangkan pada tahap melaksanakan penyelesaian masalah, menuliskan informasi (langkah perhitungan) dengan tidak akurat dan lengkap. Mulai tahap memahamai masalah hingga melaksanakan penyelesaian masalah, siswa dengan kecerdasan linguistik sedang menuliskan seluruh informasi dengan lancar

b. Komunikasi Matematika Lisan

(11)

namun akurat dan lengkap untuk masalah kedua, serta lancar untuk kedua masalah. Selanjutnya pada tahap merencanakan penyelesaian masalah, menyebutkan informasi (rumus atau syarat) dengan akurat, lengkap dan lancar. Pada tahap melaksanakan penyelesaian masalah, menyebutkan informasi (langkah perhitungan) dengan tidak akurat untuk masalah pertama namun akurat untuk masalah kedua, kedua masalah disebutkan dengan lengkap serta lancar.

3. Kemampuan komunikasi matematika siswa dengan kecerdasan linguistik rendah dalam memecahkan masalah kontekstual

a. Komunikasi Matematika Tulis

Pada tahap memahami masalah, siswa dengan kecerdasan linguistik rendah menuliskan informasi (diketahui, ditanya serta istilah atau notasi yang digunakan) dengan akurat dan tidak lengkap. Selanjutnya pada tahap merencanakan penyelesaian masalah, menuliskan informasi (syarat atau rumus) dengan akurat dan lengkap. Kemudian pada tahap melaksanakan penyelesaian masalah, menuliskan informasi (langkah perhitungan) akurat dan lengkap. Mulai tahap memahami masalah hingga melaksanakan penyelesaian masalah, siswa dengan kecerdasan linguistik rendah menuliskan penyelesaian dengan tidak lancar.

b. Komunikasi Matematika Lisan

Pada tahap memahami masalah, siswa dengan kecerdasan linguistik rendah menyebutkan informasi (diketahui dan ditanya) dengan akurat, lengkap, namun tidak lancar. Selanjutnya pada tahap merencanakan penyelesaian masalah, menyebutkan informasi (rumus atau syarat) dengan akurat, namun tidak lengkap dan tidak lancar. Kemudian pada tahap melaksanakan penyelesaian masalah, menyebutkan informasi (langkah perhitungan) dengan akurat, lengkap namun tidak lancar.

Saran

1. Instrumen yang digunakan untuk memilih subjek melalui Angket Identifikasi

Kecerdasan Linguistik (AIKL) belum menunjukan secara spesifik siswa yang benar-benar memiliki kecerdasan linguistik tinggi, sedang dan rendah. Oleh karena itu perlu dibuat instrumen yang bisa menunjukkan kecerdasan linguistik siswa secara akurat.

2. Seharusnya pelaksanaan wawancara untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematika lisan dilakukan setelah subjek mengerjakan Tes kecerdasan linguistik. Diharapkan pada penelitian selanjutnya digunakan materi berbeda dengan tinjauan lebih dari satu Kecerdasan Emosional. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, jurusan pendidikan matematika FMIPA UNY, 5 Desember 2009.

Cai, Jinfa, et al. 1996. Assessing Student’s Mathematical Communication. Official Journal of the Science and Mathematics. Volume 96 No 5. Hal 238-246.

Dewi, Izwita. 2009. Profil Komunikasi Matematika Mahasiswa Calon Guru Ditinjau dari Perbedaan Jenis Kelamin. Surabaya: Disertasi tidak

%20Matematika_.pdf, diakses 26

(12)

NCTM. 2000. Principles and Standards for School Mathematics. United States of America: The National Council Teachers of Mathematics.

Nur’aeni. 2012. Tes Psikologi: Tes Intelegensi dan Tes Bakat. Yogyakarta: Universitas Muhamadiyah Purwokerto Press

Wibowo, Adi Sigit. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Knisley dengan Metode Brainstorming untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik, (online),

(http://www.ums.ac.id, diakses 29

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Set elah it u secara ot om at is akan keluar sebuah j endele baru yait u j endela Pack age Manager yang di dalam nya t erdapat library yang ada di dev- c+ +. Tut up j

Biosaintropis Kajian Potensi Wisata dan Persepsi Wisatawan …Wisata Hutan 58 ( Calophyllum inophyllum L.), duwe’ atau juwet ( Syzygium cumini ) dan accem atau

The synthesis involving colloidal silicalite as a seed (CS1) was found to have a very different morphology from HT1with very small crystallite size ( 150 nm, Fig..

dimaksud pada ayat (2) huruf e memuat uraian tentang Rencana dan Pelaksanaan Program Bidang Pemberdayaan Masyarakat dengan mengacu pada Rencana Kerja Pemerintahan Desa

Linda Tiasa Marisi Lumban Tobing untuk menggugat Tergugat I dan Tergugat II, hal tersebut untuk menghindarkan kemungkinan terjadi dikemudian hari hal yang sama,

Tema yang dipilih dalam penelitian ini ialah pengambilan keputusan oleh petani, dengan judul Pengambilan Keputusan Pemilihan Jenis Tanaman dan Pola Tanam di Lahan Hutan Negara

Berdasarkan analisis data dan pembahasaan, maka dapat disimpulkan bahwa: Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan kesehatan memberikan pengaruh yang berarti terhadap

Pajak Progresif merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang mempunyai potensi bagi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, sehingga usaha