LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN
NOMOR
:
18/ Kpt s-II/ 1990
TANGGAL : 10 Januari 1990
KETENTUAN MENGENAI PELAKSANAAN PENGUSAHAAN HUTAN
PT. RISANA INDAH FOREST INDUSTRIES
KETENTUAN I
: TUJUAN PENGUSAHAAN HUTAN
Melaksanakan pengusahaan hut an yang meliput i kegiat
an-kegiat an :
perencanaan, penanaman dan pemeliharaan hut an,
pemungut an, pengolahan dan pemasaran hasil hut an dan/ at au
hasil hut an olahan sert a perlindungan dan pengamanan hut an
dalam areal hut an yang menj adi areal kerj anya.
KETENTUAN II
:
PELAKSANAAN
PT. RISANA INDAH FOREST INDUSTRIES yang unt uk selanj ut nya
disebut “ PERUSAHAAN” , melaksanakan pengusahaan hut an pada
areal kerj a yang t elah dicadangkan sesuai dengan perat uran
perundang-undangan yang berlaku sert a ket ent uan-ket ent uan
sebagai berikut :
A.
BIDANG PERENCANAAN
1.
Rencana Karya Pengusahaan Hut an
a.
PERUSAHAAN melaksanakan pengusahaan hut an
sesuai dengan Rencana Karya Pengusahaan Hut an
yang disyahkan oleh Depart emen Kehut anan
unt uk wilayah kerj a.
b.
PERUSAHAAN sebagai pemegang Hak Pengusahaan
Hut an waj ib menyusun dan menyerahkan
Rencana Karya Pengusahaan Hut an yang meliput i
seluruh j angka wakt u Pengusahaan Hut an,
Rencana Karya Lima Tahun dan Rencana Karya
Tahunan. Rencana Karya Pengusahaan yang
meliput i seluruh j angka wakt u Pengusahaan
Hut an, Rencana karya Lima Tahun Pert ama
disusun dan diaj ukan unt uk mendapat kan
pengesahan selambat -lambat nya pada akhir
t ahun pert ama pengusahaan hut an. Rencana
Karya Lima Tahun berikut nya diaj ukan selambat
-lambat nya 12 (dua belas) bulan sebelum masa
berlakunya.
c.
Rencana Karya Pengusahaan Hut an t ersebut sat u
sama lain harus kait mengkait disusun sesuai
dengan Pedoman Penyusunan Rencana Karya
Pengusahaan Hut an yang berlaku. Rencana Karya
Pengusahaan Hut an yang t elah disahkan t idak
dapat dirubah kecuali dengan Ij in Depart emen
Kehut anan.
d.
Dalam rangka mempersiapkan Rencana Karya
Pengusahaan Hut an, PERUSAHAAN diwaj ibkan
melaksanakan invent arisasi t egakan hut an
menurut pedoman pelaksanaan yang dit ent ukan
oleh Depart emen Kehut anan.
2.
Pemancangan bat as dan Penat aan Wilayah Kerj a
a.
PERUSAHAAN harus melaksanakan areal kerj anya
sesuai dengan ket ent uan yang berlaku paling
lambat dalam wakt u 3 (t iga) t ahun set elah
dit erbit kannya Surat Keput usan Hak Pengusahaan
Hut an .
b.
PERUSAHAAN harus melaksanakan penat aan
wilayah kerj anya yang ant ara lain meliput i
pembuat an bat as blok-blok dan pet ak-pet ak
t ebangan dan penanaman sesuai dengan
ket ent uan penat aan hut an.
c.
PERUSAHAAN harus bert anggung j awab unt uk
menyelesaikan segala akibat yang t imbul dari
pelaksanaan kegiat an yang dilakukannya at as
t anah milik perorangan at au t anah yang di bebani
hak lain.
3. Pot ret
Udara
PERUSAHAAN diwaj ibkan membuat dan menyerahkan
kepada Depart emen Kehut anan paling lambat dalam
wakt u 2 (dua) t ahun set elah dit erbit kannya Surat
Keput usan Hak Pengusahaan Hut an :
a. Pot ret udara skala 1 : 20. 000 meliput i seluruh
wilayah kerj anya sesuai dengan ket ent uan yang
berlaku.
b. Laporan dan pet a hasil penaf siran pot ret udara
yang t erdiri dari pet a penaf siran veget asi dan
pet a t opograf i berskala 1 : 20. 000 sampai 1 :
50. 000 meliput i seluruh wilayah kerj a.
B.
BIDANG PEMANFAATAN
1.
Pemungut an dan pemanf aat an kayu
a.
PERUSAHAAN harus melaksanakan Tebang Pilih
Tanam Indonesia (TPTI) secara sungguh-sungguh
berpedoman kepada perat uran yang ada.
b.
PERUSAHAAN menghasilkan kayu bulat maksimum
60. 000 (enam puluh ribu) m3 rat a-rat a set iap
t ahun apabila PERUSAHAAN menggunakan sist em
silvikult ur Tebang Pilih Tanam Indonesia dengan
rot asi t ebang 35 (t iga puluh lima) t ahun.
Disamping sist em silvikult ur t ersebut ,
PERUSAHAAN dapat menggunakan sist em
silvikult ur lain yang dimuat di dalam Rencana
Karya Lima Tahun Pengusahaan Hut an yang
disahkan oleh Depart emen Kehut anan.
c.
PERUSAHAAN harus melaksanakan kegiat an
pengusahaan hut an dengan mempergunakan
cara-cara pemungut an kayu yang sesuai dengan
keadaan wilayah kerj anya sert a t idak
meninggalkan azas kelest arian hut an dan
lingkungan.
d.
Semua kegiat an pengusahaan hut an harus
dilaksanakan dengan cara yang t idak
mengakibat kan adanya pemborosan dan
kerugian-kerugian sumber daya alam.
e.
PERUSAHAAN t idak dibenarkan menebang j enis
kayu yang dilindungi t anpa ij in khusus yang
dikeluarkan oleh Depart emen Kehut anan.
f .
PERUSAHAAN t idak dibenarkan menebang
melampaui j at ah t ebang yang t elah dit et apkan
dalam Rencana Karya Tahunan.
g.
PERUSAHAAN dilarang melaksanakan penebangan
hut an diluar areal yang t elah dit et apkan di dalam
Rencana Karya Pengusahaan Hut an yang t elah
disahkan.
h.
PERUSAHAAN dilarang menebang diluar areal Hak
Pengusahaan Hut annya.
i.
PERUSAHAAN dilarang malakukan penebangan
ulang pada areal bekas t ebangan t anpa ij in
khusus dari Depart emen Kehut anan.
j .
Hak pemungut an hasil hut an dari penduduk yang
sesuai dengan hak adat set empat t et ap berlaku
dan waj ib diindahkan oleh PERUSAHAAN.
2. Jaringan Jalan
PERUSAHAAN waj ib membangun dan memelihara
j aringan j alan di dalam wilayah kerj anya sesuai
dengan ket ent uan-ket ent uan t ent ang pembuat an j alan
angkut an hasil hut an sert a sesuai dengan Rencana
Karya Pengusahaan Hut an yang t elah disahkan.
Jaringan j alan angkut an dalam wilayah kerj a dibuat
dengan ket ent uan :
a.
Jaringan j alan ut ama sej auh mungkin disesuaikan
dengan rencana pembukaan j alan umum yang
dilakukan oleh Pemerint ah.
b.
Pada daerah yang berawa, PERUSAHAAN
dibenarkan membangun j alan rel sebagai j aringan
j alan ut ama.
c.
PERUSAHAAN waj ib t et ap memelihara bekas j alan
angkut an kayu dalam hal ini j alan ut ama dan
j alan cabang dengan t uj uan unt uk dipert ahankan
sebagai j alan pengawasan dan pemeliharaan
hut an.
d.
PERUSAHAAN dilarang membuat rint
angan-rint angan pada semua j alan besar at au kecil dan
j alan pengangkut an lainnya yang melalui kawasan
hut an yang berbat asan. Semua j alan besar at au
kecil dan j alur pengangkut an lainnya yang
melalui wilayah kerj a ini harus t et ap t erbuka
unt uk umum.
3. Peralat an
Logging
a.
Dalam rangka pelaksanaan kegiat an di wilayah
kerj anya, PERUSAHAAN diwaj ibkan unt uk
membuat laporan t ent ang j umlah sert a keadaan
perj enis alat berat yang ada di lapangan kepada
Depart emen Kehut anan:
b.
Set iap pemindahan peralat an yang digunakan
ket empat lain diluar wilayah kerj anya perlu
mendapat perset uj uan dari Depart emen
Kehut anan.
c.
Set iap peralat an yang t idak dipergunakan lagi
dan direncanakan unt uk dapat dihapuskan agar
dibuat berit a acara sebagai penghapusan
peralat an.
4.
Penanaman Modal
a. Unt uk memenuhi kewaj iban-kewaj ibannya,
PERUSAHAAN akan menanamkan modalnya
sebesar US
$
19. 503. 000 (sembilan belas j ut a lima
rat us t iga ribu dollar). Perubahan penanaman
modal dilaksanakan sesuai dengan perset uj uan
Pemerint ah.
b. PERUSAHAAN waj ib melaporkan pelaksanaan
invest asi set iap t ahun dalam bent uk isian yang
t elah dit ent ukan dan neraca akhir t ahun yang
diaudit oleh Akunt an Publik kepada Depart emen
Kehut anan selambat -lambat nya pada akhir
t riwulan pert ama t ahun berikut nya.
5. Ket enaga-kerj aan
a.
Penggunaan Tenaga Kerj a
PERUSAHAAN harus menggunakan t enaga kerj a
Indonesia unt uk semua j enis pekerj aan dan j asa
yang diperlukan di Indonesia, kecuali bila
t ernyat a t enaga kerj a Indonesia yang memenuhi
syarat t idak berhasil diperolehnya, maka
PERUSAHAAN dapat menggunakan t enaga asing
dengan ment aat i perat uran-perat uran yang
berlaku. PERUSAHAAN diwaj ibkan unt uk
mengaj ukan Rencana Penggunaan Tenaga Kerj a
Tahunan kepada Depart emen Kehut anan.
b. Program Pendidikan dan Lat ihan Tenaga Kerj a
PERUSAHAAN harus melaksanakan pendidikan dan
lat ihan bagi sebanyak-banyaknya t enaga kerj a
Indonesia unt uk mengisi j abat an yang diperlukan,
disamping it u PERUSAHAAN diwaj ibkan mengikut
sert akan t enaga kerj a pada set iap pendidikan
dan lat ihan yang dilakukan oleh Pemerint ah
sepanj ang menyangkut bidang kegiat annya.
c. Pemut usan hubungan kerj a
Pada set iap t erj adinya pemut usan hubungan
kerj a karyawan harus diperlakukan sesuai dengan
perat uran perundang-undangan yang berlaku.
6. Pungut an/ Iuran
PERUSAHAAN harus membayar Iuran HAK
PENGUSAHAAN HUTAN dan Iuran Hasil Hut an sert a
iuran-iuran lainnya sebagaimana diat ur dalam
Perat uran Pemerint ah No. 22 Tahun 1967 j o.
Perat uran Pemerint ah No. 21 Tahun 1980 dan
perat uran perundang-undangan lain yang berlaku.
C. BIDANG PENGOLAHAN
Unt uk kepent ingan indust ri pengolahan kayu secara
nasional, maka PERUSAHAAN waj ib membangun Indust ri
dan/ at au t erkait dengan indust ri pengelolaan kayu lain
melalui pemilikan saham dan membant u keperluan bahan
kayu indust ri lainnya.
D. BIDANG
PEMASARAN
1. PERUSAHAAN diwaj ibkan memberikan inf ormasi
t ent ang dat a pemasaran bila set iap saat diperlukan
Pemerint ah.
2.
PERUSAHAAN harus selalu meningkat kan
pengembangan pemasaran baik unt uk dalam negeri
maupun luar negeri dengan membuat perencanaan
pemasaran dan sej auh mungkin harus berusaha
memenuhi kebut uhan dalam negeri dengan t ingkat
harga yang waj ar.
3. PERUSAHAAN harus mendukung kebij aksanaan
Pemerint ah dalam pemasaran hasil hut an.
4.
PERUSAHAAN harus selalu mengembangkan
peningkat an mut u hasil hut an.
5. PERUSAHAAN harus memperkerj akan t enaga grader
dan scaler secukupnya sebanding dengan volume hasil
hut an yang dihasilkan.
6. PERUSAHAAN harus memasarkan j enis kayu yang
belum dikenal sedikit nya 2, 5% dari volume kayu yang
sudah dipasarkan.
7. PERUSAHAAN harus ment aat i perat uran peredaran
hasil hut an yang meliput i Tat a Usaha Kayu dan Tat a
Usaha Hasil Hut an lainnya.
8.
Dalam rangka memant apkan pasaran hasil hut an baik
di dalam negeri maupun di luar negeri PERUSAHAAN
sej auh mungkin harus memiliki perwakilan di pusat
-pusat pemasaran hasil hut an dan membant u
Pemerint ah dalam analisa, perencanaan dan
pelaksanaan pemasaran.
E. BIDANG PEMBINAAN HUTAN
Berdasarkan susunan j enis dan susunan diamet er t egakan
dari areal yang diusahakan dengan sist em silvikult ur
Tebang Pilih Indonesia unt uk mempert ahankan
meningkat kan kelest arian hut annya, PERUSAHAAN harus
melaksanakan :
1.
Usaha-usaha unt uk mencegah penurunan nilai hut an
PERUSAHAAN harus mengambil langkah-langkah
pengamanan t egakan sisa dalam melaksanakan
penebangan, penyaradan dan pengangkut an agar
kerusakan t egakan sisa dan erosi sej auh mungkin
dapat dihindarkan, yait u dengan cara :
a.
Penandaan/ penomoran pohon-pohon yang akan di
t ebang dan yang dit inggalkan sebagai pohon int i
at au pohon induk.
b.
Penebangan dilaksanakan pada pohon
berdiamet er minimal 50 (lima puluh) cm dengan
arah rebah yang t epat .
c.
PERUSAHAAN t idak boleh melaksanakan
penebangan pada daerah mat a air dengan radius
lebih kurang 200 (dua rat us) m dan di kiri kanan
sungai selebar lebih kurang 50 (lima puluh) m.
Unt uk daerah-daerah yang dinyat akan
mempunyai nilai est et ika at au ilmiah, j arak
t ersebut di at as menj adi lebih kurang 100
(serat us) m.
d.
Tempat pengumpulan kayu dan j alan sarad dibuat
sebaik-baiknya sesuai dengan ket ent uan yang
berlaku.
2.
Langkah-langkah unt uk meningkat kan nilai hut an
a. PERUSAHAAN harus melaksanakan reboisasi dan
permudaan hut an sesuai dengan ket ent
uan-ket ent uan yang dit et apkan dan sesuai dengan
Rencana Karya Pengusahaan Hut an yang t elah
disahkan.
b. PERUSAHAAN waj ib membuat t anaman pada
lahan yang t idak produkt if unt uk t ahun pert ama
minimal 500 (lima rat us) hekt ar dan unt uk t ahun
kedua dan set erusnya sesuai dengan luas
penebangan dan keadaan sert a luas lahan-lahan
yang t idak produkt if , dengan konsekwensi t arget
luas RKT t ahun berikut nya akan diberikan seluas
realisasi reboisasi, permudaan hut an dan
t anaman secara seimbang.
F.
BIDANG PERLINDUNGAN DAN PENGAMANAN HUTAN
1. Bidang
Perlindungan
Hut an
a. Unt uk mencegah t erj adinya kebakaran hut an
PERUSAHAAN waj ib:
a. 1. Menyediakan sarana pemadam kebakaran
dalam j umlah yang memadai sesuai dengan
luas dan keadaan wilayah kerj anya.
a. 2. Ikut akt if melaksanakan pencegahan dan
penanggulangan kebakaran di dalam
wilayah kerj anya dan disekit arnya ant ara
lain dengan mengamankan semua kegiat an
eksploit asinya yang dapat menimbulkan
bahaya kebakaran sert a mengamankan
penyimpanan bahan-bahan yang mudah
t erbakar.
a. 3.
Segera melaporkan pada inst ansi
kehut anan set iap t erj adinya kebakaran di
wilayah kerj anya.
b.
PERUSAHAAN harus mencegah dan
menghindarkan t erj adinya t indak pelanggaran
oleh pihak lain yang menyebabkan kerusakan
hut an dalam wilayah kerj anya, ant ara lain
mencegah adanya perladangan dan penebangan
liar.
c. Apabila t erj adi perambahan hut an dan at au
t ebangan liar oleh pihak ke 3/ pihak lain sebagai
akibat dibangunnya j alan angkut an oleh
pemegang HPH, maka pemegang HPH
bert anggung j awab membayar denda at as
kerusakan hut annya.
d. Unt uk melaksanakan perlindungan hut an,
perusahaan diwaj ibkan membent uk Sat uan
Pengamanan (SATPAM) kehut anan dengan
kwalif ikasi t erdidik dan dalam j umlah yang
memadai.
e. PERUSAHAAN segera melaporkan set iap t erj adi
kerusakan gangguan hama dan penyakit t erhadap
hut an dan hasil hut an di areal kerj anya.
2.
Bidang Pelest arian Alam
a.
Perlindungan t erhadap t umbuh-t umbuhan.
a. 1. PERUSAHAAN t idak dibenarkan menebang
pohon-pohonan dan memungut t
umbuh-t umbuhan lain yang diumbuh-t eumbuh-t apkan sebagai
j enis yang dilindungi sesuai dengan
ket ent uan-ket ent uan yang berlaku.
a. 2.
PERUSAHAAN harus akt if dalam
pengembangan dan perlindungan sumber
daya alam, dan harus mencegah t erj adinya
dampak negat if dan meningkat kan dampak
posit if dari kegiat an yang dilaksanakan
dengan memperhat ikan ket ent uan t ent ang
Analisa Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL).
b.
Perlindungan t erhadap Sat wa Liar
b. 1. PERUSAHAAN t idak dibenarkan melakukan
perburuan baik at as binat ang-binat ang liar
yang dilindungi berdasarkan perat uran
perundang-undangan yang berlaku maupun
t erhadap binat ang-binat ang yang t erdapat
di wilayah kerj anya t anpa izin.
b. 2. PERUSAHAAN waj ib t urut akt if mencegah
at as t erj adinya perburuan di wilayah
kerj anya.
b. 3. Unt uk menj amin dan memelihara
t erselenggaranya perlindungan t erhadap
sat wa liar, pengusahaan hut an
dilaksanakan sedemikian sehingga t idak
t erdapat sat wa liar yang t erj ebak didalam
wilayah yang diusahakan.
c. Perlindungan t erhadap Obyek-Obyek yang
Bernilai Ilmiah dan Budaya
c. 1. PERUSAHAAN waj ib t urut akt if mencegah
at as t erj adinya kerusakan-kerusakan
t erhadap obyek-obyek yang bernilai ilmiah
dan budaya.
c. 2.
PERUSAHAAN harus segera melaporkan bila
menemukan t empat -t empat yang bernilai
ilmiah dan budaya.
d.
Unt uk menj amin dan memelihara
t erselenggaranya kelest arian hut an lindung,
hut an wisat a dan hut an suaka alam, PERUSAHAAN
harus menyediakan daerah penyangga yang
berbat asan dengan kawasan t ersebut dengan
ket ent uan :
d. 1. Lebar minimal daerah penyangga adalah
200 (dua rat us) met er diukur dari bat as
hut an-hut an t ersebut sepanj ang bat as
persekut uan.
d. 2.
Sarana pengusahaan hut an yang
diperkenankan diadakan pada daerah
penyangga hanya pembuat an j alan sarad.
KETENTUAN III
: KEWAJIBAN-KEWAJIBAN LAIN
1.
Persyarat an mengenai kesehat an dan keselamat an
a.
PERUSAHAAN harus memperhat ikan/ mengambil
langkah-langkah secara maksimal dalam rangka
menj amin kesehat an dan keselamat an umum,
karyawan dan at au orang lain yang berada di dalam
areal kerj anya.
b. Di dalam hal t erj adi kecelakaan-kecelakaan yang
menimpa karyawan PERUSAHAAN at au orang lain yang
berada di dalam areal kerj anya, maka kepada mereka
harus diperlakukan sesuai dengan perat uran yang
berlaku.
2. Pembangunan Masyarakat
a.
Fasilit as pembangunan masyarakat
PERUSAHAAN harus waj ib membant u Pemerint ah
dalam melaksanakan pembangunan masyarakat di
dalam dan di sekit ar areal kerj anya sepert i :
a. 1. Pendirian t empat -t empat ibadah,
a. 2. Pengadaan f asilit as-f asilit as pendidikan,
a. 3. Pengadaan f asilit as-f asilit as kesehat an.
b. Kesempat an kerj a
PERUSAHAAN harus memberi kesempat an kerj a kepada
masyarakat baik di dalam maupun di sekit ar areal
kerj anya.
c. Fasilit as
pengobat an
c. 1. PERUSAHAAN waj ib mendirikan klinik dengan
kapasit as minimum 6 (enam) t empat t idur
lengkap dengan t enaga medis yang bekerj a penuh
unt uk perusahaan.
c. 2.
PERUSAHAAN harus menyediakan pelayanan
pengobat an kepada seluruh karyawannya dan
anak ist erinya.
c. 3. Anggot a masyarakat set empat walaupun bukan
karyawan PERUSAHAAN dapat t urut menggunakan
f asilit as klinik t ersebut dengan biaya seringan
mungkin.
c. 4.
PERUSAHAAN harus menyediakan pos-pos
pert olongan pert ama pada t empat -t empat yang
diperlukan.
3. Fasilit as t empat t inggal karyawan dan kegiat an logging
a. Base
camp
Dalam pelaksanaan pembangunan Base Camp,
PERUSAHAAN harus memenuhi ket ent uan-ket ent uan :
a. 1.
Pembangunan rumah/ barak unt uk karyawan
harus memenuhi kelayakan ruang t empat t inggal
yang sehat .
a. 2. Penggunaan lahan hut an unt uk pembangunan
Base Camp harus sesuai dengan kebut uhan.
a. 3. Pembangunan Camp di areal HPH lain, harus ada
perset uj uan t ert ulis dari Pemegang Hak
Pengusahaan Hut an yang bersangkut an.
b. Tempat penimbunan kayu
Tempat
penimbunan
kayu
harus t erpisah dari t empat
Base Camp.
c. Bangunan lainnya
Bangunan-bangunan lain yang ada di areal Hak
Pengusahaan Hut an dan yang akan didirikan di areal
Hak Pengusahaan Hut an harus mendapat kan ij in
Depart emen Kehut anan.
KETENTUAN IV :
LAIN-LAIN
A.
PERUBAHAN LUAS AREAL KERJA
Perubahan luas areal kerj a dimungkinkan dan
pelaksanaannya disesuaikan dengan perat uran
perundangan-undangan yang berlaku.
B. HAK-HAK
LAIN
PERUSAHAAN t idak mempunyai hak-hak lain selain apa yang
t ercant um di dalam Surat Keput usan HAK PENGUSAHAAN
HUTAN dan kelengkapannya. Hak-hak lain yang dimaksud
adalah meliput i hak pengolahan at as t anah hut an, hak-hak
at as mineral, minyak bumi, gas alam, bahan-bahan kimia,
bat u-bat u mulia at au set engah mulia, dan sumber-sumber
alam lainnya.
KETENTUAN V
:
PENGAWASAN
Pemerint ah melakukan pengawasan t erhadap pelaksanaan
semua kegiat an PERUSAHAAN baik mengenai pelaksanaan f isik
pengusahaan hut an maupun semua administ rasi/ pembukuan dan
surat - menyurat mengenai pengelolaan PERUSAHAAN.
KETENTUAN VI
:
PELANGGARAN / SANKSI
1.
Pengert ian pelanggaran
Tidak melaksanakan, ment aat i dan at au t idak memenuhi
persyarat an/ kewaj iban sebagaimana t ercant um dalam
perat uran perundang-undangan yang berlaku dan at au
Surat Keput usan Hak Pengusahaan Hut an besert a dokumen
kelengkapannya.
2. Pengenaan
sanksi
Pelanggaran t erhadap ket ent uan t ersebut ayat 1 bab ini
akan dikenakan sanksi sesuai dengan perat uran
perundang-undangan yang berlaku.
KETENTUAN
VII
:
KONSEKWENSI TERHADAP PENCABUTAN DAN/ ATAU
PENYERAHAN KEMBALI HAK PENGUSAHAAN HUTAN
1.
Kewaj iban PERUSAHAAN set elah t erj adinya pencabut an
Dalam hal dicabut nya Surat Keput usan HAK PENGUSAHAAN
HUTAN, kepada PERUSAHAAN t et ap dibebankan kewaj
iban-kewaj iban yang t ercant um dalam Pasal 13 ayat 2 Perat uran
Pemerint ah No. 21 Tahun 1970.
2. Hak milik PERUSAHAAN set elah habisnya j angka wakt u,
penyerahan kembali at au dicabut nya Hak Pengusahaan
Hut an
Set elah habis masa berlakunya Surat Keput usan Hak
Pengusahaan Hut an dan at au perpanj angannya, at au
penyerahan kembali sebelum j angka wakt u, maka :
a.
PERUSAHAAN harus menyerahkan dalam keadaan baik
semua benda t idak bergerak sepert i gedung, j alan,
gudang, air st rip, pelabuhan, dok dan lain-lain yang
t elah dibangun oleh PERUSAHAAN kepada Pemerint ah
t anpa adanya gant i rugi dari Pemerint ah.
b.
Barang-barang persediaan yang berada didalam
gudang dan benda-benda bergerak yang dipergunakan
PERUSAHAAN sehubungan dengan kegiat an usaha
pemnf aat an hut an, t et ap menj adi milik PERUSAHAAN.
c. Jika Hak Pengusahaan Hut an berakhir karena habis
wakt unya at au karena diserahkan kembali oleh
PERUSAHAAN at au karena dicabut oleh Ment eri
Kehut anan maka :
c. 1. Segala hak dan kewaj iban yang dibebankan
kepada pemegang Hak Pengusahaan Hut an
berakhir.
c. 2. Wilayah hut an yang dibebani hak pengusahaan
kembali kepada Negara.
c. 3. Perseorangan at au perseroan pemegang Hak
Pengusahaan Hut an yang bersangkut an
diwaj ibkan menyerahkan semua klise dan
bahan-bahan yang bersangkut an dengan
pengusahaan hut an kepada Depart emen
Kehut anan dengan t idak menerima gant i rugi.
c. 4. Pemegang Hak Pengusahaan Hut an t et ap
dibebani/ waj ib menyelesaikan semua
kewaj iban-kewaj iban yang belum t erpenuhi
t erut ama kewaj iban keuangan kepada
Pemerint ah.
MENTERI KEHUTANAN,
t t d.