• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF TENTANG KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM LAYANAN BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 MLATI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF TENTANG KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM LAYANAN BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 MLATI."

Copied!
229
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN KECERDASAN I

LAYANAN BIMB

Diajukan Untuk Meme Guna Memperoleh

PROGRAM

JURUSAN PSIKOLOGI P FAKULTAS I UNIVERSITAS

BANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF TENTANG KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM

LAYANAN BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII DI

SMP NEGERI 1 MLATI

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Firla Dyah Lutvitasari NIM 06104241034

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

JANUARI 2013

TENTANG

(2)
(3)
(4)
(5)

MOTTO

"Jadilah orang yang gembira. Jangan memikirkan kegagalan hari ini, tapi pikirkan sukses yang mungkin datang di hari esok. Anda bisa jadi mendapatkan tugas yang sulit, tapi Anda akan sukses jika tekun dan gigih, dan merasakan kesenangan dalam mengatasi hambatan. Ingatlah, tidak ada hal yang sia-sia untuk meraih sesuatu yang indah" – (Helen Keller)

Berangkat dengan penuh keyakinan, Berjalan dengan penuh keikhlasan, Istiqomah dalam menghadapi cobaan. “ YAKIN, IKHLAS, ISTIQOMAH “

(6)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Rasa syukur yang tak terhingga senantiasa terpanjatkan kepada Alloh SWT atas izinNya skripsi ini akhirnya dapat terselesaikan. Maka dengan segala kerendahan hati kupersembahkan karya ini kepada:

1. Kedua orangtuaku, atas doa dan dukungannya

2. Suamiku tercinta, Azhar Hazbullah atas doa dan kesabarannya 3. Buah hatiku, M. Affathar Rizqi Azhar

4. Kedua kakakku, Eka dan Firly atas kasih sayang dan doanya 5. Almamater

(7)

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF

TENTANG KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM LAYANAN BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII

DI SMP NEGERI 1 MLATI

Oleh

Firla Dyah Lutvitasari NIM 06104241034

ABSTRAK

Berangkat dari adanya permasalahan kecerdasan interpersonal di SMP Negeri 1 Mlati karena rendahnya pemahaman dan kesadaran siswa akan pentingnya kecerdasan interpersonal dalam interaksi sosial serta keterbatasan kemampuan guru dari segi waktu dan rasio yang tidak sebanding antara jumlah guru dan siswa dalam memberikan layanan bimbingan pribadi sosial, sehingga dibutuhkan sebuah media yang didukung audio visual yang dapat memperinci penyampaian bentuk keterampilan interpersonal yang diperlukan oleh siswa dan dapat digunakan siswa kapan saja.

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan multimedia interaktif dalam layanan bimbingan pribadi sosial tentang kecerdasan interpersonal. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D) yang meliputi 11 tahap pengembangan, yakni tahap penelitian awal dan pengumpulan data, tahap perencanaan, tahap pengembangan produk awal, tahap validasi materi, tahap validasi media, tiga tahap uji coba, dan empat tahap revisi. Uji coba lapangan awal (6 orang siswa), uji coba lapangan (30 orang siswa), dan uji pelaksanaan lapangan (40 orang siswa). Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Mlati. Penentuan subyek dilakukan dengan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan observasi, wawancara dan angket.

Hasil penilaian menunjukkan bahwa multimedia interaktif yang dikembangkan dapat meningkatkan pemahaman siswa terkait pentingnya kecerdasan interpersonal dalam layanan bimbingan pribadi sosial dan berdasarkan hasil validasi ahli yang dilanjutkan pada tiga tahap uji coba dengan beberapa tahap revisi yang telah dilakukan, multimedia interaktif tentang kecerdasan interpersonal hasil pengembangan ini memenuhi kriteria layak sebagai media layanan bimbingan pribadi sosial di SMP Negeri 1 Mlati sesuai standar penilaian yang meliputi aspek validitas, praktis serta efektivitas berdasarkan dari hasil penilaian ahli media, ahli materi, siswa dan guru BK di SMP Negeri 1 Mlati.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan kenikmatan untuk menikmati segala yang ada di bumi-Nya dan hanya dengan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi yang berjudul “Pengembangan Multimedia Interaktif Tentang Kecerdasan Interpersonal Dalam Layanan Bimbingan Pribadi Sosial Pada Siswa Kelas VIII Di SMP Negeri 1 Mlati” disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Bimbingan dan Konseling, Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta.

Sungguh suatu perjalanan yang panjang dengan segala hambatan dan perjuangan dalam penyelesaian skripsi ini. Maka dari itu, keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan serta motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data awal dan penelitian sehingga proses penyusunan skripsi ini dapat terlaksana dengan baik dan lancar.

2. Ketua Prodi Bimbingan dan Konseling yang tidak henti-hentinya memberikan dorongan atau motivasi agar penulis segera dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

3. Bapak A. Ariyadi Warsito, M.Si selaku dosen pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing dan mengarahkan dalam proses penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Sigit Sanyata, M.Pd selaku dosen pembimbing II yang dengan sabar dan teliti memberikan arahan, bimbingan, motivasi, masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

(9)

6. Ibu Dina Utami, M.Sc selaku ahli media yang sudah sangat banyak memberikan masukan yang berarti dalam pengembangan multimedia interaktif ini.

7. Bapak Ariyawan Agung Nugroho, ST selaku ahli media pengganti yang dengan sabar dan teliti membantu mengevaluasi produk multimedia interaktif yang dikembangkan dalam penelitian ini.

8. Kepala SMP Negeri 1 Mlati, yang telah memberikan ijin dan fasilitas untuk melaksanakan penelitian.

9. Ibu Mulasih, S,Pd selaku guru BK yang telah membantu selama proses penelitian berlangsung

10. Bapak Sudiyono, yang telah membantu mempersiapkan laboratorium komputer sebelum penelitian berlangsung

11. Annisa Affida dan mahasiswa KKN UPY, yang telah membantu selama proses penelitian

12. Siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Mlati yang telah bersedia menjadi subyek dalam penelitian ini.

13. Bapak dan Ibu, terima kasih atas doanya yang tak pernah terhenti dipanjatkan untukku dalam sujud kalian.

14. Saudaraku, Mas Ham, Mbak Eka, saudara kembarku Firly, liliput kecilku Aqila dan Yasmin, terima kasih yang tak terhingga atas kasih saying, doa serta dukungannya selama ini.

15. Suamiku tercinta, Azhar Hazbullah, atas kesabarannya, yang tidak pernah lelah mengingatkan, memberikan semangat dan bantuan yang tak terkira. 16. Temanku Aulya, Mas Sapto, Ika Widyastuti dan Anggi, yang telah banyak

direpotkan selama penyusunan skripsi ini.

(10)
(11)

DAFTAR ISI

hal

HALAMAN JUDUL ……… i

HALAMAN PERSETUJUAN ……… ii

HALAMAN PERNYATAAN ……… iii

HALAMAN PENGESAHAN ……… iv

HALAMAN MOTTO ………. v

HALAMAN PERSEMBAHAN ……… vi

ABSTRAK ………. vii

KATA PENGANTAR ……… viii

DAFTAR ISI……… xi

DAFTAR TABEL ………... xv

DAFTAR GAMBAR ……….. xvi

DAFTAR LAMPIRAN ……….. xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……… 1

B. Identifikasi Masalah ……….. 9

C. Batasan Masalah ……… 10

D. Rumusan Masalah ……….. 10

E. Tujuan Penelitian……… 10

F. Spesifikasi Produk yang Diharapkan ………. G. Pentingnya Penelitian Pengembangan ……… 11 12 H. Manfaat Penelitian ………..……… 12

I. Definisi Istilah ……… 13

BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Tentang Kecerdasan Interpersonal (Interpersonal Intelligence) ………... 15

(12)

2. Karakteristik Kecerdasan Interpersonal ……… 18 3. Aspek Kecerdasan Interpersonal ………... 20

4. Ciri-ciri Individu yang Memiliki Kecerdasan Interpersonal

Tinggi dan Rendah ……… 23

5. Fungsi Kecerdasan Interpersonal ………. 27 6. Upaya Mengembangakan Kecerdasan Interpersonal ………… 28 B. Kajian Tentang Keterampilan Interpersonal Sebagai Aplikasi dari

Kecerdasan Interpersonal ……….. 29 1. Gambaran Tentang Macam-macam Keterampilan

Interpersonal………. 29

C. Kajian tentang Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal Siswa………. 34

A. Program Bimbingan dan Konseling Probadi Sosial …………. 34 B. Tujuan Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial ……… 35 C. Komponen Layanan Bimbingan Pribadi-Sosial……… 37 D. Tahap-Tahap Pengembangan Program ………. 39 E. Intervensi Bimbingan Pribadi Sosial untuk Mengembangkan

Kecerdasan Interpersonal Siswa ………... 42 D. Kajian tentang Karakteristik Siswa SMP sebagai Remaja ……… 49

1. Pengertian Remaja ……… 49

2. Siswa SMP dan Perkembangan Remaja ………... 51 E. Kajian tentang Multimedia Interaktif ……… 63

1. Kebutuhan Multimedia Interaktif Dalam Mendukung Kegiatan Bimbingan dan Konseling ……… 63 2. Unsur-unsur Multimedia Interaktif ………. 67 3. Model-model Pembelajaran Multimedia Interaktif ……… 70 F. Kajian tentang Pembelajaran Kontekstual dalam Layanan

Bimbingan dan Konseling ……….. 72

1. Keterkaitan Antara Layanan Pembelajaran dan Layanan

Bimbingan Konseling ………. 72

2. Konsep Pembelajaran Kontekstual dalam Konteks Layanan

BK ……….. 74

3. Penerapan Prinsip dan Strategi Pembelajaran Kontekstual

dalam Layanan BK ……… 75

G.

Kajian Tentang Desain Pesan Pembelajaran ……….. 78 1. Pengertian Desain Pesan Pembelajaran ………. 78 2. Prinsip-prinsip Desain Pesan Pembelajaran ……….. 80 H. Pengembangan Multimedia Interaktif tentang Kecerdasan

(13)

Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1 Mlati……….. 84

I. Pertanyaan Penelitian ………... 89

BAB III METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN A. Model Pengembangan ……… 90

B. Prosedur Pengembangan ……… 91

C. Tempat dan Waktu Pengembangan ……….. 95

D. Uji Coba Produk ………. 95

1. Desain Uji Coba ………. 95

2. Subyek Uji Coba………. 97

3. Jenis Data ………...……… 97

4.Teknik Pengumpulan Data ……… 98

5. Teknik Analisis Data ………. 103

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penelitian Awal dan Pengumpulan Informasi ……… 106

B. Perencanaan ………... 108

C. Pengembangan Draf Produk ……….. 109

D. Validasi Ahli ……….. 112

E. Revisi Produk Awal ………... 115

F. Uji Coba Lapangan Awal ……….. 124

G. Revisi Produk Uji Coba Lapangan Awal ……….. 126

H. Uji Coba Lapangan ……… 126

I. Revisi Produk Uji Coba Lapangan ……… 128

J. Uji Pelaksanaan Lapangan ………. 131

K. Revisi Produk Uji Pelaksanaan Lapangan ………. 133

L. Pembahasan ………...………. 134

M. Temuan Penelitian ……….. 144

(14)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ……… 147

B. Saran ……….. 148

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perbedaan Antara Pembelajaran Dengan Layanan Bimbingan

………... 73

Tabel 2. Kisi-Kisi dan Penyebaran Item Angket Penilaian Multimedia Interaktif Tentang Kecerdasan Interpersonal Untuk Ahli

Materi ……… 100

Tabel 3. Kisi-Kisi dan Penyebaran Item Angket Penilaian Multimedia Interaktif Tentang Kecerdasan Interpersonal Untuk Ahli

Media ……… 101

Tabel 4. Kisi-Kisi dan Penyebaran Item Angket Penilaian Multimedia Interaktif Tentang Kecerdasan Interpersonal Untuk Ahli

Siswa ………... 102

Tabel 5. Hasil Analisis Deskriptif Pada Uji Coba Lapangan Awal……. 124 Tabel 6. Hasil Analisis Deskriptif Pada Uji Coba Lapangan …….…… 127 Tabel 7. Hasil Analisis Deskriptif Pada Uji Coba Pelaksanaan

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Flowchart Multimedia Interaktif tentang Kecerdasan

Interpersonal ……….... 88

Gambar 2. Bagan Rancangan Pengembangan Multimedia Interaktif Tentang Kecerdasan Interpersonal... 94

Gambar 3. Tampilan label CD draf 1………. 116

Gambar 4. Tampilan label CD draf 1 setelah revisi ……….. 116

Gambar 5. Tampilan cover CD draf 1 ……….. 116

Gambar 6. Tampilan cover CD draf 1 setelah revisi ………... 116

Gambar 7. Tampilan cover CD draf 1 sebelum revisi 2 ……… 117

Gambar 8. Tampilan cover CD draf 1 setelah revisi 2 ……….. 117

Gambar 9. Tampilan posisi petunjuk penggunaan draf 1………... 117

Gambar 10. Tampilan posisi petunjuk penggunaan setelah revisi ……... 118

Gambar 11. Tampilan petunjuk penggunaan sebelum revisi 2 ………… 118

Gambar 12. Tampilan petunjuk penggunaan setelah revisi 2 ………….. 119

Gambar 13. Tampilan menu utama draf 1 ………... 119

Gambar 14. Tampilan menu utama setelah revisi ……….... 119

Gambar 15. Tamplan game2 draf 1 ……… 120

Gambar 16. Tampilan game2 setelah revisi ……… 120

Gambar 17. Tampilan posisi tombol next dan backdraf 1 ………... 120

Gambar 18. Tampilan posisi tombol next dan backsetelah revisi ……… 121

Gambar 19. Tampilan intro draf 1 ……… 121

Gambar 20. Tampilan intro setelah revisi ………. 122

Gambar 21. Tampilan menu materi draf 1……… 122

Gambar 22. Tampilan menu materi setelah revisi ………. 122

Gambar 23. Tampilan petunjuk game 1 draf 1 ………. 123

Gambar 24. Tampilan petunjuk game 1 setelah revisi ………. 123

Gambar 25. Tampilan soal game 1 draf 1 ……… 123

Gambar 26. Tampilan soal game 1 setelah revisi ………. 123

(17)

Gambar 28. Tampilan menu utama setelah revisi ………. 129

Gambar 29. Tampilan cover CD draf 3 ……… 130

Gambar 30. Tampilan cover CD setelah revisi ………. 130

Gambar 31. Tampilan label CD draf 3 ………. 131

Gambar 32. Tampilan label CD setelah revisi ………. 131

Gambar 33. Tampilan cover CD draf 4 ……… 134

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Angket Ahli Materi……… 154

Lampiran 2. Angket Ahli Media ……… 160

Lampiran 3. Angket Uji Coba Siswa ………. 166

Lampiran 4. Hasil Penilaian Ahli Materi I ……… 171

Lampiran 5. Hasil Penilaian Ahli Media 1 ……… 177

Lampiran 6. Hasil Penilaian Ahli Materi 2………. 183

Lampiran 7. Hasil Penilaian Ahli Media 2 ……… 189

Lampiran 8. Hasil Penilaian Ahli Media 3 ……… 195

Lampiran 9. Surat Pernyataan Validasi Ahli Materi ……….. 201

Lampiran 10. Surat Pernyataan Validasi Ahli Media ……….. 202

Lampiran 11. Hasil Skor Uji Coba Lapangan Awal ……… 203

Lampiran 12. Hasil Skor Uji Coba Lapangan ………. 204

Lampiran 13. Hasil Skor Uji Pelaksanaan Lapangan ………. 206

Lampiran 14. Surat Ijin Penelitian FIP ……… 208

Lampiran 15. Surat Ijin Penelitian Sekretariat Daerah DIY ………… 209

Lampiran 16. Surat Ijin Penelitian BAPPEDA Sleman ………... 210

(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan media pencapaian kemajuan dalam segala bidang kehidupan, dalam memilih dan membina hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat manusia. Pendidikan akan terasa gersang jika tidak berhasil mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas (baik dari segi spiritual, intelegensi, dan skill). Melihat sangat pentingnya pendidikan, maka sudah seharusnya sekolah sebagai penyelenggara pendidikan formal mengupayakan peningkatan mutu pendidikan melalui peningkatan potensi individu secara optimal.

(20)

Penelitian Gardner (Campbell, 2002: 2) menyatakan kecerdasan manusia tidak hanya didasarkan pada skor tes standar tetapi pada: (1) kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan manusia; (2) kemampuan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan baru; dan (3) kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau menawarkan jasa yang akan menimbulkan penghargaan dalam budaya seseorang.

Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk mengamati dan mengerti maksud, motivasi dan perasaan orang lain. Peka pada ekpresi wajah, suara dan gerakan tubuh orang lain dan ia mampu memberikan respon secara efektif dalam berkomunikasi. Kecerdasan ini juga mampu untuk masuk ke dalam diri orang lain, mengerti dunia orang lain, mengerti pandangan, sikap orang lain dan umumnya dapat memimpin kelompok. Kecerdasan interpersonal juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berlangsung antar dua pribadi, mencirikan proses-proses yang timbul sebagai suatu hasil dari interaksi individu dengan individu lainnya.

(21)

Sekolah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan kecerdasan interpersonal siswa. Hal ini dikarenakan pemahaman tentang kecerdasan interpersonal dan kemampuan siswa dalam menerapkan beberapa keterampilan interpersonal sangat menentukan kualitas hubungan sosial siswa di sekolah. Demi tujuan tersebut, setiap siswa diharapkan memiliki beberapa keterampilan dasar dalam menjalin hubungan interpersonal. Siswa seyogyanya mengerti dan peka terhadap kondisi perasaan orang lain, mampu berkomunikasi dengan cara yang baik dengan orang lain, mampu menyelesikan konflik interpersonal dengan teman sebayanya serta memiliki berbagai keterampilan interpersonal lainnya, sehingga akan memudahkan siswa saat bersosialisasi dengan teman sebayanya di sekolah. Namun, kenyataannya belum sesuai dengan harapan.

(22)

Permasalahan rendahnya kecerdasan interpersonal terjadi pula di SMP Negeri 1 Mlati. Menurut hasil penelitian awal dalam kegiatan wawancara dengan guru BK di SMP Negeri 1 Mlati, Sri Mulasih, S.Pd pada tanggal 27 Desember 2011, ada beberapa siswa yang dianggap kasar oleh teman-temannya, mereka tidak mampu mengontrol emosi, sehingga setiap kali bermain dengan teman-temannya baik ucapan atau tindakan selalu memunculkan konflik. Ada juga siswa yang datang mengeluhkan ketidak nyamanannya karena merasa ditolak oleh teman-temannya sehingga membuat kesehariannya di sekolah selalu menyendiri di dalam kelas dan malas berkumpul dengan teman-temannya, dia merasa minder dan tidak setara dengan teman-temannya yang lain serta ada pula beberapa kasus terkait penyelesaian konflik interpersonal dimana siswa merasa tidak mampu menyelesaikannya sendiri dan meminta bantuan dari guru BK.

(23)

Kondisi ini menunjukkan belum adanya sikap keterbukaan dengan setiap siswa dalam satu kelas, jadi interaksi antar siswa masih sangat terbatas dengan teman-teman yang dianggap dekat saja.

Rendahnya kemampuan siswa dalam mengembangkan kecerdasan interpersonal mengakibatkan masalah dalam perkembangan pribadi sosial siswa. Siswa yang kecerdasan interpersonalnya rendah, akan menjadi takut dan malas bergabung dengan teman sebayanya karena sering diejek oleh teman-temannya. Siswa menjadi kurang percaya diri, merasa tidak berdaya menghadapi situasi yang menekan, serta kurang mampu menghadapi konflik dengan teman-temannya. Pada akhirnya untuk menghindari permasalahan tersebut, mereka memilih untuk mengisolasi diri dari lingkungan sosialnya.

(24)

Menanggapi permasalahan yang terjadi di sekolah, sudah seharusnya informasi tentang kecerdasan interpersonal disampaikan kepada siswa. Tujuannya untuk menunjang pemahaman untuk meningkatkan keterampilan interpersonal siswa. Sementara ini, penggunaan metode dalam memberikan layanan bimbingan di SMP Negeri 1 Mlati belum memenuhi harapan dan minat siswa. Siswa membutuhkan variasi dalam kegiatan layanan bimbingan dan konseling agar lebih menarik perhatian siswa. Metode yang lazim digunakan seperti pemberian penjelasan materi maupun praktik, tetap saja masih harus didukung oleh media audio visual agar dapat memperinci penyampaian bentuk keterampilan interpersonal yang diperlukan oleh siswa.

Kesesuaian media dengan siswa menjadi dasar pertimbangan utama pemilihan media, sebab hampir tidak ada satu media yang dapat memenuhi semua tingkatan usia, dalam hal ini Barbara B. Seels (1994:98) mengatakan bahwa diperlukan informasi tentang gaya belajar siswa atau learning style. Beberapa

learning style yang dapat diidentifikasi dari siswa, meliputi: (1)

(25)

bahasa lisan. Hasil belajar diiperoleh melalui mendengarkan ceramah kuliah dan mengambil bagian pada diskusi kelompok. (4) Aktif versus Reflektif Aktif: Pelajar cenderung untuk mempertahankan dan memahami informasi yang terbaik apa dengan melakukan sesuatu secara aktif dengan mendiskusikan atau menerapkannya dan menjelaskannya pada orang lain. (5) Reflektif : Pelajar suka memikirkan sesuatu dengan tenang "Mari kita fikirkan terlebih dulu" adalah tanggapan pelajar yang yang reflektif. (6) Seqwential Versus Global Seqwential: Pelajar menyukai untuk berproses step-by-step, terhadap suatu cara dan hasil akhir yang sempurna. (7) Global: Pelajar menyukai suatu ikhtisar atau " gambaran besar" dari apa yang mereka akan lakukan sebelum menuju pembelajaran dengan proses yang kompleks.

Menjawab kebutuhan siswa akan media yang tepat, maka perlu sebuah media yang dapat menyampaikan secara rinci beberapa keterampilan interpersonal. Johnson (Safaria, 2005: 17), mengungkapkan bahwa agar mampu memulai, mengembangkan, dan mengembangkan dan memelihara hubungan interpersonal serta komunikasi yang akrab, hangat dan produktif dengan orang lain, maka perlu sejumlah keterampilan dasar. Keterampilan dasar tersebut meliputi, sikap saling memahami atau empati, terbuka, inisiatif, prososial, serta memecahkan konflik interpersonal dengan cara yang konstruktif. Selain itu, media yang dikembangkan haruslah relevan dengan kemampuan yang dimiliki siswa.

(26)

peningkatan kualitas hasil belajar dan kompetensi siswa. Beberapa contoh diantaranya, perkembangan teknologi pembelajaran berbasis audio visual, menjamurnya perangkat lunak (software), permainan edukatif untuk anak-anak yang dinilai cukup signifikan dalam meningkatkan keterampilan motorik dan kognitif dengan desain yang menarik untuk menunjang proses belajar yang dibutuhkan siswa

Selain itu, saat ini telah banyak dikembangkan multimedia interaktif sebagai sebuah layanan informasi dalam layanan bimbingan konseling, diantaranya mengenai Konsep Diri bagi siswa kelas XI SMA oleh Mega Putriyanti Sudibyo dalam penelitian skripsi yang dilakukan pada tahun 2009. Hasil penelitian tersebut dapat dikategorikan baik untuk digunakan sebagai media dalam pelaksanaan layanan informasi tentang Konsep Diri bagi siswa kelas XI SMA. Selain itu masih ada pula pengembangan multimedia interaktif untuk ibu-ibu usia produktif mengenai program KB oleh Beta Budi Susilo dalam penelitian skripsi yang dilakukan pada tahun 2008. Hasil penelitian skripsi tersebut menyatakan penggunaan multimedia interaktif dapat dikategorikan baik untuk digunakan sebagai media dalam pelaksanaan layanan informasi tentang program keluarga berencana.

(27)

kecerdasan interpersonal, dianggap mampu memenuhi kebutuhan siswa akan layanan bimbingan yang juga menarik perhatian siswa serta relevan dengan kemampuan siswa. Pengembangan ini didukung dengan adanya sarana yang memadai di SMP Negeri 1 Mlati, yakni: 2 ruang laboratorium komputer dengan jumlah total komputer yang tersedia sebanyak 40 unit komputer serta dilengkapi dengan perangkat OHP.

B. Identifikasi Masalah

1. Masih rendahnya kemampuan siswa dalam membina hubungan interpersonal.

2. Adanya indikasi perilaku siswa di SMP Negeri 1 Mlati yang mengarah pada rendahnya pemahaman siswa akan kecerdasan interpersonal.

3. Kebutuhan siswa akan peningkatan pemahaman tentang kecerdasan interpersonal.

4. Kebutuhan akan media yang dapat menyampaikan materi bimbingan pribadi sosial dan mengajarkan keterampilan secara lebih rinci terkait masalah-masalah yang berhubungan dengan kecerdasan interpersonal sebagai layanan bimbingan pribadi sosial,

(28)

C. Batasan Masalah

Pada penelitian ini, peneliti membatasi masalah pada pengembangan multimedia interaktif tentang kecerdasan interpersonal dalam layanan bimbingan pribadi sosial bagi siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Mlati.

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah model multimedia interaktif yang dapat digunakan dalam membantu meningkatkan pemahaman tentang kecerdasan interpersonal siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Mlati?

2. Apakah multimedia interaktif ini layak untuk digunakan untuk mengatasi permasalahan siswa tentang kecerdasan interpersonal siswa?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk :

1. Menghasilkan produk berupa multimedia interaktif yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang kecerdasan interpersonal dalam layanan bimbingan pribadi sosial di SMP Negeri 1 Mlati.

(29)

F. Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Produk yang diharapkan dalam penelitian pengembangan ini mempunyai spesifikasi sebagai berikut.

1. Produk yang dihasilkan berisi materi tentang kecerdasan interpersonal yang dilengkapi dengan aktivitas dalam bentuk tes kecerdasan interpersonal. Rangkuman materi inti meliputi pengertian kecerdasan interpersonal, karakteristik kecerdasan interpersonal tinggi, alasan individu membutuhkan teman sebaya, masalah - masalah yang muncul pada individu dengan kecerdasan interpersonal yang rendah, faktor penyebab masalah interpersonal, macam-macam keterampilan interpersonal, tahap-tahap penyelesaian konflik interpersonal, tips pengembangan kecerdasan interpersonal, game sebagai bahan refleksi untuk siswa dalam mememecahkan masalah-masalah interpersonal.

2. Multimedia interaktif ini dapat digunakan sebagai layanan informasi bimbingan pribadi sosial dalam rangka membantu mengatasi permasalahan siswa terkait pemahaman siswa tentang pentingnya kecerdasan interpersonal.

(30)

penggunanya yakni siswa. Peran guru BK dalam kegiatan ini hanya mendampingi siswa.

G. Pentingnya Penelitian Pengembangan

Adanya indikasi perilaku rendahnya kecerdasan interpersonal siswa di sekolah yang berdampak negatif pada perkembangan pribadi sosial siswa serta keterbatasan pemahaman siswa mengenai pentingnya kecerdasan interpersonal, maka perlu adanya upaya peningkatan pemahaman siswa tentang kecerdasan interpersonal. Salah satu media yang mampu mendukung upaya tersebut adalah multimedia interaktif. Pemilihan penggunaan multimedia interaktif adalah agar pemahaman tentang kecerdasan interpersonal dapat diberikan semenarik mungkin, serta dapat menampilkan beberapa keterampilan terkait kemampuan interpersonal secara lebih rinci.

H. Manfaat Penelitian

Pengembangan multimedia interaktif tentang kecerdasan interpersonal ini diharapkan mempunyai manfaat baik secara teoritis maupun praktis yaitu: 1. Secara Teoritis

(31)

b. Hasil pengembangan multimedia interaktif ini mampu memberikan gambaran bagi pengembangan selanjutnya.

2. Secara Praktis

a. Bagi peneliti, yaitu dapat menambah wawasan serta memberi bekal pengalaman dengan mengaplikasikan ilmu yang didapat selama di bangku kuliah.

b. Bagi guru BK, yaitu dapat menggunakan manfaat dari hasil produk pengembangan multimedia interaktif dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada siswa terutama tentang kecerdasan interpersonal

c. Bagi siswa, yaitu adanya pemahaman serta pengalaman yang akhirnya mampu memunculkan kesadaran bagi siswa tentang pentingnya kecerdasan interpersonal dalam upaya meraih kesuksesan di masa depan.

I. Definisi Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menafsirkan tentang apa yang dimaksudkan dalam penelitian ini, maka peneliti memberi definisi istilah sebagai berikut:

(32)

2. Kecerdasan interpersonal merupakan kemampuan seseorang dalam menciptakan dan mempertahankan relasi sosialnya, yaitu: kemampuan berhubungan dengan orang lain, kemampuan berkomunikasi efektif dengan orang lain, kemampuan berempati dengan baik, serta kemampuan mengembangkan hubungan yang harmonis dengan orang lain.

3. Keterampilan interpersonal: keterampilan yang dimiliki individu dalam rangka membina hubungan interpersonal dengan orang lain sebagai aplikasi dari kecerdasan interpersonal. Meliputi kemampuan untuk berinisiatif, bersikap asertif, bersikap empati dan simpati, serta kemampuan untuk mengatasi konflik interpersonal.

(33)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian Tentang Kecerdasan Interpersonal (Interpersonal Intellegence)

1. Pengertian Kecerdasan Interpersonal

Kecerdasan interpersonal atau kecerdasan sosial dikemukakan pertama

kali oleh Thorndike pada tahun 1920. Thorndike membagi kecerdasan

manusia menjadi tiga, yaitu 1). kecerdasan Abstrak yaitu kemampuan

memahami simbol matematis atau bahasa, 2). Kecerdasan Kongkrit yaitu

kemampuan memahami obyek nyata dan 3). Kecerdasan Sosial yaitu

kemampuan seseorang untuk memahami, mengelola dan beradaptasi saat

berinteraksi dengan orang lain.

Kecerdasan interpersonal merupakan suatu kemampuan mencirikan

proses-proses yang timbul sebagai hasil dari interaksi individu dengan

individu lainnya. Kecerdasan interpersonal menunjukkan kemampuan

seseorang untuk peka terhadap perasaan orang lain. Mereka cenderung

untuk memahami dan berinteraksi dengan orang lain sehingga mudah

bersosialisasi dengan lingkungan di sekelilingnya (Amstrong, 2002: 4).

Chaplin (2000: 257), mengungkapkan bahwa kecerdasan interpersonal

menunjukkan kemampuan seseorang untuk peka terhadap perasaan orang

lain. Kecerdasan interpersonal merupakan kecerdasan yang dibangun atas

kemampuan inti untuk mengenali perbedaan, seperti perbedaan dalam hal

(34)

Pengertian tersebut menekankan bahwa dengan kecerdasan

interpersonal memungkinkan seseorang memiliki keterampilan tinggi

dalam membaca kehendak dan keinginan orang lain. Kecerdasan

interpersonal juga dapat membantu seseorang untuk mempunyai

kemampuan dalam memahami dan bekerja dengan orang lain.

Kecerdasan interpersonal juga merupakan kemampuan untuk

memahami dan berinteraksi dengan baik terhadap orang lain. Kemampuan

ini melibatkan penggunaan berbagai keterampilan yaitu verbal dan non

verbal, kemampuan dalam bekerja sama, manajemen konflik, strategi

membangun konsensus, kemampuan untuk percaya, menghormati, memimpin dan memotivasi orang lain untuk mencapai tujuan bersama

(Williams English, 2005: 163).

Menurut Amstrong (2002: 21), kecerdasan interpersonal melibatkan

kemampuan untuk memahami dan bekerja dengan orang lain, mulai dari

kemampuan berempati pada orang lain sampai kemampuan memanipulasi

sekelompok besar orang menuju pencapaian tujuan bersama. Dr. John

Elliot, seorang guru besar dari Maryland University menyamakan

kecerdasan interpersonal dengan kecerdasan sosial. Elliot memaparkan

secara eksplisit dari ketujuh macam kecerdasan yang dikemukakan oleh

Gardner, ada satu kecerdasan yang disebutnya dengan kecerdasan sosial.

Sebagaimana halnya kecerdasan interpersonal, Elliot menjelaskan

(35)

membaca orang lain dengan akurat, b) mampu memprediksi orang lain

secara tepat isi hati orang lain, suasana hati, dan keinginan orang lain, c)

mampu menyesuaikan diri, mengambil hati, mempengaruhi orang lain,

dan memimpin orang lain, d) memiliki keahlian dalam meminimalisir

konflik, ketidak harmonisan hubungan, dan pertengkaran dengan orang

lain.

Individu yang cerdas secara interpersonal akan mampu menjalani

komunikasi efektif dengan orang lain, mampu untuk mengerti dan menjadi

peka terhadap perasaan, suasana hati, intense (maksud dan keinginan), motivasi, watak, temperamen orang lain, dan menanggapinya secara layak.

Kepekaan akan ekspresi wajah, suara, isyarat dari orang lain juga masuk

dalam inteligensi ini. Semua kemampuan ini akan membuat mereka lebih

berhasil dalam berinteraksi dengan orang lain.

Moss dan Hunt mengungkapkan kecerdasan interpersonal merupakan

kemampuan dalam menjalin hubungan dengan orang lain secara terus

menerus. Ahli berikutnya adalah Vernon, yang menyatakan kecerdasan

interpersonal sebagai kemampuan pribadi yang relatif menetap dalam diri

seseorang untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Kemampuan

diwujudkan dengan suatu teknik sosial guna membangun ketentraman

masyarakat dan menjaga keberlangsungan hubungan dengan orang lain.

(36)

Berdasarkan dari beberapa pendapat ahli, disimpulkan bahwa

kecerdasan interpersonal adalah kemampuan individu dalam pemahaman

sosial, kepekaan sosial, dan keterampilan menjalin komunikasi sosial,

guna untuk mempertahankan suatu hubungan antar pribadi (sosial) yang

sehat dan saling menguntungkan. Semua individu dapat memiliki

kecerdasan interpersonal yang tinggi. Siswa yang memiliki kecerdasan

interpersonal yang tinggi dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain.

2. Karakteristik Kecerdasan Interpersonal

Adi W. Gunawan (2005:118) menjabarkan karakteristik dari individu

yang memiliki kecerdasan interpersonal, antara lain: (1) membentuk dan

mempertahankan suatu hubungan sosial; (2) mampu berinteraksi dengan

orang lain; (3) mengenali dan menggunakan berbagai cara untuk

berhubungan dengan orang lain; (4) mampu mempengaruhi pendapat atau

tindakan orang lain; (5) turut serta dalam upaya bersama dan mengambil

berbagai peran yang sesuai, mulai dari menjadi seorang pengikut hingga

menjadi seorang pemimpin; (6) mengamati perasaan, pikiran, motivasi,

perilaku, dan gaya hidup orang lain; (7) mengerti dan berkomunikasi

dengan efektif baik dalam bentuk verbal maupun nonverbal; (8)

mengembangkan keahlian untuk menjadi penengah dalam suatu konflik,

mampu bekerja sama dengan orang yang mempunyai latar belakang yang

(37)

seperti pengajar, manajemen, dan politik; (10) peka terhadap perasaan,

motivasi, dan keadaan mental seseorang.

Karakteristik individu yang memiliki kecerdasan interpersonal yang

tinggi menurut Safaria (2005: 25-26) yaitu:

a. Mampu mengembangkan dan menciptakan relasi sosial baru secara

efektif

b. Mampu berempati dengan orang lain atau memahami orang lain

c. Mampu mempertahankan relasi sosialnya secara efektif sehingga

tidak musnah dimakan waktu dan senantiasa berkembang semakin

intim/mendalam/penuh makna

d. Mampu menyadari komunikasi verbal maupun non verbal yang

dimunculkan orang lain, dengan kata lain sensitif terhadap

perubahan situasi sosial dan tuntutan-tuntutannya. Sehingga anak

mampu menyesuaikan dirinya secara efektif dalam segala macam

situasi.

e. Mampu memecahkan masalah yang terjadi dalam relasi sosialnya

dengan pendekatan win-win solution, serta yang paling penting

adalah mencegah munculnya masalah dalam relasi sosialnya.

f. Memiliki keterampilan komunikasi yang mencakup keterampilan

mendengarkan, dan menulis secara efektif. Termasuk pula

didalamnya mampu menampilkan penampilan fisik (model busana)

(38)

Dari berbagai penjelasan ahli disimpulkan bahwa secara umum

individu yang memiliki kecerdasan interpersonal yang tinggi mempunyai

karakteristik mampu membina relasi dengan orang lain, mampu menjalin

komunikasi verbal dan non verbal dengan orang lain, mampu memahami

perasaan orang lain, serta mampu memecahkan permasalahan

interpersonal secara efektif.

3. Aspek Kecerdasan Interpersonal

Hatch dan Gardner (Goleman 2006:166) mengidentifikasi aspek

kecerdasan interpersonal diantaranya:

a. Mengorganisasi kelompok; kemampuan individu dalam memimpin

sesuatu yang menyangkut memprakarsai dan mengkoordinasi dalam

menggerakkan orang lain.

b. Merundingkan pemecahan masalah; keterampilan memecahkan

konflik, menjadi penengah atau mediator sehingga mencapai suatu

kesepakatan.

c. Hubungan pribadi; keterampilan empati dan menjalin hubungan

dengan orang lain sehingga mampu masuk kedalam suatu pergaulan

d. Analisis Sosial; kemampuan memahami perasaan orang lain sehingga

tercipta suatu kebersamaan.

Anderson (T.Safaria, 2005:24) menyatakan kecerdasan sosial atau

(39)

1) Social sensitivity (kepekaan sosial) yaitu kemampuan siswa untuk mampu merasakan dan mengamati reaksi-reaksi atau perubahan orang

lain yang ditunjukkannya baik secara verbal maupun nonverbal. Siswa

yang memiliki Sensitivitas sosial akan mudah memahami dan

menyadari adanya reaksi-reaksi tertentu dari orang lain, baik reaksi

positif maupun reaksi negatif. Sensitivitas sosial meliputi:

a. Sikap empati. Empati adalah sejenis pemahaman perspektif yang

mengacu pada “respon emosi yang dianut bersama dan dialami

individu ketika ia mempersepsikan reasi emosi orang lain”. Empati

memiliki dua komponen yaitu kognitif dan efektif. Komponen

kognitif itu pertama adalah kemampuan individu untuk

mengidentifikasikan dan melabelkan perasaan orang lain. Kedua

kemampuan individu mengasumsikan perspektif orang lain.

Komponen afektif adalah kemampuan dalam keresponsifan emosi

(fesbech, 1978).

b. Sikap prososial. perilaku proposial adalah tindakan moral yang harus

dilakukan secara cultural seperti berbagi, membantu seseorang yang

membutuhkan, bekerjasama dengan orang lain dan mengungkapkan

simpati (corey G,1995:23)

2) Social insight (wawasan sosial) yaitu kemampuan siswa untuk memahami dan mencari pemecahan masalah yang efektif dalam suatu

(40)

menghancurkan relasi sosial yang telah dibangun siswa. Pondasi dasar

dari social insight adalah berkembangnya kesadaran diri siswa secara

baik. Kesadaran diri yang berkembang akan membuat siswa mampu

memahami dirinya baik keadaan internal maupun eksternal seperti

menyadari emosi-emosi yang muncul (internal) atau menyadari cara

berbicara dan intonasi suaranya (eksternal). Pemahaman sosial ini

meliputi:

a) Kesadaran diri. Kesadaran diri adalah mampu menyadari dan

menghayati totalitas keberadaannya di dunia seperti menyadari

keinginan-keinginannya, cita-citanya, harapan-harapannya dan

tujuan-tujuannya dimasa depan. Kesadaran diri ini sangat penting

dimiliki oleh siswa karena kesadaran diri memiliki fungsi

monitoring dan fungsi kontrol dalam diri.

b) Pemahaman situasi sosial dan etika sosial. Untuk sukses dalam

membina dan mempertahankan sebuah hubungan, individu perlu

memahami norma-norma moral dan social yang berlaku di

masyarakat (T.Safaria, 2005: 65). Didalam norma moral dan sosial

terdapat ajaran yang membimbing individu bertingkah laku yang

benar dalam situasi sosial.

c) Pemecahan masalah efektif. Setiap individu membutuhkan

keterampilan untuk memecahkan masalah secara efektif. Apalagi

(41)

Menurut Safaria T (2005:77) “semakin tinggi kemampuan individu

dalam memecahkan masalah, maka akan semakin positif hasil yang

akan didapatkannya dari penyelesaian konflik antar pribadi

tersebut”. Sedangkan menurut Azwar S (1997:75), “individu yang

memiliki kecerdasan interpersonal yang tinggi memiliki

keterampilan memecahkan masalah konflik antara pribadi yang

efektif, dibandingkan individu yang kecerdasan interpersonalnya

rendah”.

3) Social comunication atau keterampilan komunikasi sosial merupakan kemampuan individu untuk menggunakan proses komunikasi dalam

menjalin dan membangun hubungan interpersonal yang sehat.

Keterampilan komunikasi yang harus dikuasai adalah keterampilan

mendengarkan efektif, dan keterampilan berbicara dengan orang lain

(Anderson, 1999)

Ketiga dimensi kecerdasan interpersonal tersebut merupakan satu

kesatuan utuh dan ketiganya saling mengisi satu sama lain. Salah satu

dimensi timpang maka akan melemahkan dimensi yang lainnya.

4. Ciri-Ciri Individu Yang Memiliki Kecerdasan Interpersonal Tinggi Dan Rendah

Individu yang memiliki kecerdasan interpersonal adalah jenis orang

(42)

menyenangkan individu. Individu yang memiliki kecerdasan interpersonal

membuat orang lain merasa tentram dan menimbulkan komentar

“menyenangkan sekali bergaul dengannya”.

Menurut Mayke S. Tedjasaputra (2005: 3) individu yang memiliki

kecerdasan interpersonal memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Memahami dan berinteraksi dengan orang lain didalam situasi

‘menang-menang’

b. Mampu berkomunikasi secara berkesan dengan memberi respon

lisan dan bukan lisan

c. Mendengarkan tanpa membuat penilaian atau judgemen

d. Berupaya memotivasi orang lain

e. Percaya pada orang lain

f. Memiliki sikap empati

g. Senang berhubungan dengan orang lain

h. Dapat bekerjasama dalam situasi kelompok

Yusuf Syamsu & Juntika (2006: 235-236) memaparkan mengenai

karakteristik individu yang memiliki kecerdasan interpersonal yang baik,

di antaranya :

a. Memiliki hubungan emosional yang erat dengan orang tuanya, serta

dengan orang yang ada di lingkungannya.

(43)

c. Mampu beradaptasi dengan berbagai lingkungan serta menerima

berbagai umpan balik terhadapnya

d. Mampu berkomunikasi baik secara verbal maupun nonverbal.

Juntika (2005:76) menyebutkan mengenai ciri yang menonjol dari

individu yang memiliki kecerdasan interpersonal, sebagai berikut :

a. Memiliki kemampuan bernegosiasi yang tinggi

b. Mahir berhubungan dengan orang lain

c. Mampu membaca maksud hati orang lain

d. Menikmati berada ditengah-tengah orang banyak

e. Memiliki banyak teman

f. Mampu berkomunikasi dengan baik

g. Menikmati kegiatan bersama

h. Suka menengahi pertengkaran

i. Mampu membaca situasi sosial yang baik.

Gardner (2003), mengemukakan individu yang memiliki kecerdasan

interpersonal yang tinggi ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut:

a. Menunjukan empati kepada orang lain

b. Dikagumi teman-teman

c. Berhubungan baik dengan teman sebaya begitu juga dengan oran

dewasa

(44)

e. Bekerja dengan orang lain

f. Bertindak sebagai mediator dan konselor bagi orang lain

g. Memiliki kemampuan dalam memahami orang lain

h. Memiliki kemampuan dalam mengatur, berkomunikasi dan

kadang-kadang mempengaruhi orang lain.

Sedangkan individu yang memiliki tingkat kecerdasan interpersonal

yang rendah memiliki ciri-ciri sebagi berikut:

a. Tidak suka berbaur dengan teman yang lain atau orang lain

b. Lebih suka menyendiri

c. Tidak memiliki keterampilan sosial yang baik

d. Berprilaku agresif seperti menendang atau memukul orang lain

e. Sulit untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar dan tidak

suka mendengarkan pendapat orang lain

f. Merasa kesulitan untuk berkomunikasi dengan orang baru

Menurut Goleman (2006:166) individu dengan tingkat kecerdasan

interpersonal tinggi tidak terlalu mengalami kesulitan dalam membina

hubungan dengan orang lain, baik dengan orang yang baru dikenal

maupun dengan teman lama. Dapat disimpulkan bahwa individu yang

memiliki kecerdasan interpersonal tinggi senantiasa berfikir dua kali

sebelum mengeluarkan kata-kata yang akan diucapkananya, tidak serta

merta menanggapi perkataan orang lain secara langsung tanpa dicerna

(45)

Kebanyakan individu yang memiliki kecerdasan interpersonal yang tinggi

pandai mempengaruhi dan tutur kata yang dimiliki lembut baik secara

lisan maupun tulisan.

5. Fungsi Kecerdasan Interpersonal

Kecerdasan interpersonal merupakan kemampuan yang sangat penting

bagi siswa, berikut fungsi kecerdasan interpersonal bagi siswa adalah :

a. Untuk menjadi orang dewasa yang sadar secara sosial dan mudah

menyesuaikan diri. Kurangnya kecerdasan interpersonal adalah salah

satu akar penyebab tingkah laku yang tidak diterima secara sosial.

Siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal rendah cenderung

tidak peka, tidak peduli, egois, dan menyinggung perasaan orang

lain.

b. Menjadi berhasil dalam pekerjaan. Banyak siswa cerdas secara teknis

tidak pernah mencapai tataran tinggi dalam karirnya karena siswa

kurang mampu bergaul secara baik dengan orang lain. Sedangkan

siswa yang belum tentu memiliki IQ tinggi melaju dengan pesat

dalam karir mereka, hal ini disebabkan karena siswa mengetahui

dengan tepat dalam memanfaatkanketerampilan kerja sama mereka.

c. Demi kesejahteraan emosional dan fisik. Setiap siswa memerlukan

orang lain untuk mendapatkan kehidupan yang seimbang secara

(46)

keluarga maupun dengan teman, siswa yang rentan terhadap

masalah. Siswa juga akan merasa kesulitan dalam mengatasi tuntutan

disekitar mereka dan berakhir dengan masalah psikologis.

Masih banyak alasan lain mengapa kecerdasan interpersonal perlu

dikembangkan. Kecerdasan interpersonal bukanlah sesuatu yang tidak ada

ketika individu dilahirkan, melainkan kecerdasan yang harus

dikembangkan karena kecerdasan ini sangat penting bagi individu dalam

menjalankan hidup. Kecerdasan interpersonal ini harus dikembangkan dan

dibina selama tahap pendewasaan, jika dibiarkan tanpa adanya pembinaan

yang baik, mungkin individu akan berprilaku dengan cara-cara yang tidak

sesuai dengan norma masyarakat. Jika individu dibiarkan terus menerus

tanpa kendali, tidak menutup kemungkinan masalah akan terus berlanjut

dan bahkan bertambah buruk.

6. Upaya Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal

Kecerdasan yang ada pada setiap individu merupakan suatu hal yang

dapat berkembang dan meningkat. Ada beberapa cara untuk

mengembangkan kecerdasan interpersonal menurut Adi W. Gunawan

(2003: 119), diantaranya:

a. Melatih kemampuan berkomunikasi efektif secara verbal dan non

(47)

b. Mempelajari dan mengerti serta peka terhadap mood, motivasi, dan perasaan orang lain

c. Bekerja sama dalam suatu kelompok

d. Belajar dalam satu kelompok (belajar berkolaborasi)

e. Menjadi mediator dalam penyelesaian suatu konflik

f. Mengamati dan mengerti maksud tersembunyi dari suatu sikap,

perilaku, dan cara pandang seseorang

g. Belajar melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain

h. Menciptakan dan mempertahankan sinergi

i. Simpati terhadap orang lain

j. Empati terhadap orang lain

B. Kajian tentang Keterampilan Interpersonal sebagai Aplikasi dari Kecerdasan Interpersonal

a. Gambaran tentang Macam-macam Keterampilan Interpersonal

Chaplin (2000: 257) memandang interpersonal sebagai segala sesuatu

yang berlangsung antar dua pribadi, mencirikan proses-proses yang timbul

sebagai suatu hasil dari interaksi individu dengan individu lainnya.

Seorang individu yang memiliki keterampilan interpersonal menunjukkan

kemampuan untuk peka terhadap perasaan orang lain. Mereka cenderung

mampu dan mau memahami serta berinteraksi dengan orang lain sehingga

(48)

interpersonal juga sering disebut sebagai keterampilan sosial (social skill),

selain kemampuan membina hubungan/relasi baik dengan lingkungannya,

juga mencakup kemampuan lain seperti memimpin, mengorganisir,

menangani perselisihan antar teman, dan memperoleh simpati.

Bhurmester (1988: 992) mengemukakan 5 aspek keterampilan

interpersonal yaitu (1) kemampuan untuk berinisiatif dalam memulai suatu

hubungan interpersonal; (2) kemampuan untuk membuka diri (self

disclosure): (3) kemampuan untuk bersikap asertif; (4) kemampuan untuk memberikan dukungan emosional (emotional support) kepada individu

lain dan: (5) kemampuan mengelola dan mengatasi konflik. Berikut

penjelasan dari kelima aspek tersebut:

a. Kemampuan untuk Berinisiatif

Bee (Danardono, 1997: 10), memandang inisiatif sebagai

kemampuan untuk memulai suatu bentuk kegiatan tertentu. Lebih

lanjut Buhrmester (1988: 993) memberikan definisi inisiatif dalam

konteks sosial adalah usaha untuk memulai suatu bentuk interaksi dan

hubungan dengan orang lain atau dengan lingkungan sosial yang lebih

besar. Bentuk perilaku yang mencerminkan adanya kemampuan

berinisiatif antara lain:

1) Meminta atau mengusulkan pada kenalan baru untuk melakukan aktivitas bersama, misalnya belajar bersama atau pergi bersama.

2) Menawarkan sesuatu pada kenalan baru yang terlihat menarik dan atraktif.

(49)

4) Menjadi individu yang menarik dan menyenangkan ketika berkenalan dengan orang lain.

5) Mengenalkan diri pada orang yang ingin kita kenal

Kemampuan berinisiatif merupakan kemampuan memulai suatu

bentuk interaksi dan hubungan dengan orang lain dengan cara meminta

atau mengusulkan pada kenalan baru untuk melakukan aktivitas

bersama, menawarkan sesuatu pada kenalan baru yang terlihat menarik

dan atraktif, serta menjadi individu yang menarik dan menyenangkan

ketika berkenalan dengan orang lain.

b. Kemampuan untuk Bersikap Terbuka (Self Disclosure)

Bentuk tingkah laku yang menggambarkan adanya kemampuan

untuk bersikap terbuka adalah sebagai berikut:

1) Mengemukakan hal-hal yang bersifat pribadi ketika berbincang-bincang dengan orang yang baru dikenal.

2) Mengatakan pada sahabat tentang hal-hal yang membuat diri merasa malu.

3) Mempercayai seorang kenalan baru dan membiarkannya mengetahui bagian dari diri yang paling sensitif.

4) Memberikan kesempatan pada teman baru untuk mengenal secara mendalam.

5) Melepaskan pertahanan diri untuk mempercayai seorang sahabat.

6) Mengungkapkan secara terbuka apa yang sedang dirasakan. (Buhrmester, 1988:994).

Ini berarti kemampuan untuk bersikap terbuka adalah kemampuan

untuk terbuka kepada orang lain, menyampaikan informasi yang

(50)

kepada orang lain sebagai bentuk penghargaan yang akan memperluas

kesempatan terjadinya curah pendapat dan atau diskusi.

c. Kemampuan untuk Bersikap Asertif

Seseorang yang asertif akan menunjukkan perilaku atau sikap

diantaranya: (1) mampu untuk mempertahankan hak-hak pribadi secara

tegas; (2) terampil dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan

keyakinan; serta (3) mampu berkomunikasi secara jelas dengan cara

yang sesuai (Danardono, 1997: 14).

d. Kemampuan untuk Memberikan Dukungan Emosional

Shepard & Voss (Danardono, 1997: 14) mengatakan kemampuan

untuk memberikan dukungan secara emosional merupakan

kemampuan untuk memberikan afeksi. Afeksi merupakan suatu bentuk

emosi, dan salah satu bentuk ekspresi afektif adalah empati. Empati

merupakan komponen penting dalam membangun hubungan dengan

orang lain.

Hoffman (Suparno, 2004: 40) menandaskan bahwa empati

merupakan kemampuan untuk memahami orang lain dan berusaha

menolong orang lain. Goleman (1996 : 173) menegaskan empati yang

penuh membutuhkan pemahaman akan makna dan perasaan dari

pengalaman-pengalaman orang lain. Lebih lanjut Goleman

menjelaskan empati merupakan komponen aktif dari perubahan yang

(51)

ini berarti wujud dari dukungan emosional adalah dengan empati.

Dapat disimpulkan kemampuan untuk memberikan dukungan

emosional yaitu kemampuan untuk memberikan empati dan

kemampuan untuk menenangkan serta memberikan rasa nyaman bagi

orang lain.

e. Kemampuan dalam Mengatasi Konflik Interpersonal

Konflik senantiasa muncul dalam kehidupan manusia karena

berbagai sebab. Oleh karena itu diperlukan suatu kecakapan pada diri

setiap individu untuk mampu mengatasi konflik tersebut. Grasha

(Danardono, 1997: 15) menyebutkan kemampuan mengatasi konflik

meliputi sikap-sikap untuk menyusun suatu penyelesaian masalah,

mempertimbangkan kembali penilaian atas suatu masalah dan

mengembangkan konsep harga diri yang baru. Buhrmester (1988: 995)

menambahkan kemampuan mengatasi konflik yang muncul dalam

hubungan interpersonal adalah suatu upaya agar konflik yang muncul

tidak semakin memanas.

Berdasarkan pada gambaran di atas dengan mempertimbangkan

aspek kecerdasan interpersonal, maka peneliti menggunakan ragam

keterampilan interpersonal menurut teori di atas untuk diaplikasikan

dalam mengembangkan kemampuan interpersonal siswa dengan

menggunakan multimedia interaktif yang yang dikembangkan yang

(52)

kemampuan bersikap asertif, kemampuan empati, serta kemampuan

dalam menghadapi konflik interpersonal.

C. Kajian tentang Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal Siswa

1. Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial

Bimbingan sebagai salah satu aspek dari program pendidikan, yang

diarahkan terutama untuk membantu siswa agar dapat menyesuaikan diri

dengan situasi yang dihadapinya saat ini dan dapat merencanakan masa

depannya sesuai dengan minat, kemampuan dan kebutuhan sosialnya.

Program bimbingan adalah serangkaian kegiatan bimbingan yang

direncanakan secara sistematik, terarah, dan terpadu untuk mencapai tujuan

yang tertentu yang diselaraskan dengan kebutuhan siswa yang telah

teridentifikasi dengan tujuan yang diemban oleh sekolah.

Bimbingan dan konseling pribadi sosial adalah layanan yang membantu

siswa agar menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan

bertakwa terhadap tuhan yang maha esa, mantap, mandiri, sehat jasmani dan

rohani serta mampu mengenal dengan baik dan berinteraksi lingkungan

sosialnya secara bertanggung jawab.

Bimbingan pribadi sosial diarahkan untuk memantapkan kepribadian

dan mengembangkan kemampuan individu dalam menangani

(53)

pencapaian pribadi yang seimbang dengan memperhatikan keunikan

karakteristik pribadi serta ragam permasalahan yang dialami oleh individu,

dengan mempertimbangkan nilai (value), keterampilan pengambilan

keputusan untuk penyesuaian sosial yang memadai sebagai suatu

keterampilan hidup (life skills).

Program bimbingan dan konseling pribadi sosial dibutuhkan dalam

mengembangkan kecerdasan interpersonal siswa, karena bimbingan

konseling merupakan bimbingan yang dapat membantu siswa agar memiliki

pemahaman situasi sosial dan etika sosial, kesadaran diri, sikap empati,

dapat memecahkan masalah yang terjadi antarpribadi, memiliki sikap

prososial, dan mampu berkomunikasi dengan baik, Sehingga dapat terjalin

suatu hubungan yang sehat dan saling menguntungkan antar siswa.

Bimbingan dan konseling pribadi-sosial diberikan dengan cara

menciptakan lingkungan yang kondusif, interaksi pendidikan yang akrab,

mengembangkan sistem pemahaman diri, serta keterampilan-keterampilan

pribadi-sosial yang tepat.

2. Tujuan Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial

Bimbingan pribadi sosial dilaksanakan dengan cara menciptakan

lingkungan yang kondusif, interaksi pendidikan yang akrab,

mengembangkan system pemahaman diri dan sikap-sikap positif serta

(54)

Tujuan bimbingan konseling yang terkait dengan aspek pribadi sosial

menurut ABKIN (2007 : 18), yaitu sebagai berikut.

a. Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan

dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan

pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, sekolah, maupun

masyarakat pada umumnya.

b. Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling

menghormati dan memelihara hak dan kewajiban masing-masing.

c. Memahami pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif

antara yang menyenangkan dan yang tidak menyenangkan, serta mampu

merespon secara positif sesuai dengan ajaran agama yang dianut.

d. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan

konstruktif, baik yang terkait dengan keunggulan dan kelemahan baik

fisik maupun psikis.

e. Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.

f. Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat.

g. Bersikap respek terhadap orang lain, tidak melecehkan martabat atau

harga dirinya.

h. Memiliki rasa tanggung jawab yang diwujudkan dalam bentuk komitmen

(55)

i. Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang

diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau

silaturahim dengan sesama manusia.

j. Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik baik yang bersifat

internal maupun eksternal.

k. Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.

3. Komponen Layanan Bimbingan Pribadi Sosial

Muro dan Kottman, (Syamsu Yusuf, 2001: 26-31) mengemukakan

bahwa struktur program bimbingan dan konseling komprehensif

diklasifikasikan ke dalam empat komponen layanan, yaitu :

a. Layanan dasar

Merupakan pelayanan bantuan bagi siswa melalui kegiatan-kegiatan

kelas atau di luar kelas, yang disajikan secara sistematis, dalam rangka

membantu siswa memperoleh perkembangan yang normal, memiliki

mental yang sehat, dan memperoleh keterampilan dasar dalam

hidupnya, dengan kata lain membantu siswa agar dapat mencapai tugas

perkembangan. Strategi layanan dasar adalah bimbingan klasikal dan

bimbingan kelompok.

b. Layanan responsif

Merupakan pelayanan bantuan bagi para siswa yang memiliki

(56)

segera. Tujuan pelayanan responsif membantu siswa agar dapat

memenuhi kebutuhannya dan memecahkan masalah masalah yang

dialami siswa. Pelayanan ini mencakup pendekatan krisis, remedial,

serta preventif. Strategi dalam layanan responsif adalah konseling,

referal, bimbingan teman sebaya, konferensi kasus, dan kunjungan

rumah (home visit).

c. Layanan perencanaan individual

Diartikan sebagai pelayanan untuk siswa agar mampu membuat dan

merencanakan masa depannya, berdasarkan pemahaman akan kekuatan

dan kelemahan dirinya. Tujuan perencanaan individual adalah upaya

memfasilitasi siswa untuk merencanakan, memonitor, dan mengelola

rencana pendidikan, karir, dan pengembangan pribadi sosial oleh siswa

sendiri.

d. Dukungan sistem

Adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan memantapkan,

memelihara dan meningkatkan program bimbingan secara menyeluruh

melalui pengembangan profesional; hubungan masyarakat dan staf,

konsultasi dengan guru, staf ahli atau penasehat, masyarakat yang lebih

luas; manajemen program penelitian dan pengembangan. Selain empat

komponen tersebut, ada hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan

(57)

unsur-unsur yang ada dalam program bimbingan serta prinsip-prinsip program

bimbingan.

Dari keempat komponen layanan bimbingan pribadi sosial yang telah

dijelaskan , dalam penelitian pengembangan ini peneliti menerapkan

layanan responsif dalam rangka membantu siswa memecahkan

permasalahannya terkait kecerdasan interpersonal demi memenuhi

kebutuhan siswa.

4. Tahap-Tahap Pengembangan Program

Menurut Gysbers dan Henderson (Muro & Kottman, 1995: 55-61),

terdapat empat tahap pengembangan program bimbingan dan konseling di

sekolah, yaitu :

a. Perencanaan (planning)

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses perencanaan adalah : (a)

identifikasi target populasi layanan (siswa, orang tua, dan guru), (b) isi

pokok program (tujuan dan ruang lingkup program), (c) organisasi

program layanan (pengorganisasian layanan bimbingan). Perumusan

perencanaan ini sebaiknya didasarkan kepada hasil identifikasi tentang

kebutuhan siswa. Hal penting lainnya dalam proses perencanaan ini

adalah menyangkut penempatan dan pengembangan staf, serta

(58)

b. Perancangan (designing)

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses perancangan ini adalah

menyangkut : (1) kompetensi dan tujuan yang manakah yang perlu

diprioritaskan, (2) siapa saja yang harus diberi layanan : apakah semua

siswa dengan pendekatan pengembangan, atau beberapa siswa dengan

pendekatan kuartif, (3) keterampilan apa yang sebaiknya dilakukan oleh

pembimbing : mengajar, membimbing, konsultasi, konseling, koordinasi,

atau menyebarkan informasi dengan mempertimbangkan prioritas

tertentu, dan (4) bagaimana hubungan antara program bimbingan dengan

program pendidikan lainnya? Apakah tujuan program bimbingan itu

mendukung program pengajaran?

c. Penerapan (implementing)

Dalam menerapkan program, pembimbing sebaiknya perlu memiliki

kesiapan untuk melaksanakan setiap kegiatan yang telah dirancang

sebelumnya sehingga terdapat kesesuaian antara program yang telah

dirancang dengan pelaksanaan di lapangan dan program terlaksan dengan

baik.

d. Evaluasi (evaluating)

Evaluasi menjadi umpan balik secara berkesinambungan bagi semua

tahap pelaksanaan program. Evaluasi ini bertujuan untuk memperoleh

data yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan, baik untuk perbaikan

(59)

juga dimaksudkan untuk menguji keberhasilan atau pencapaian tujuan

yang telah ditetapkan. Aspek yang dievaluasi baik proses maupun hasil

antara lain meliputi:

1. Kesesuaian antara program dengan pelaksanaan

2. Keterlaksanaan program

3. Hambatan-hambatan yang dijumpai

4. Dalam pelayanan bimbingan terhadap kegiatan belajar mengajar.

Dalam penelitian ini peneliti melakukan beberapa tahap

pengembangan program layanan bimbingan konseling yaitu:

1. Perencanaan. Perencanaan dilakukan setelah mengidentifikasi

permasalahan siswa, sehingga ditemukan apa yang dibutuhkan siswa

selanjutnya memikirkan fasilitas apa akan diberikan untuk memenuhi

kebutuhan siswa tersebut.

2. Perancangan (designing). Pada tahap perancangan program layanan

bimbingan peneliti merumuskan tujuan diadakannya layanan,

keterampilan yang digunakan dan komponen layanan apa yang

digunakan dalam mengatasi permasalahan tersebut. Hal ini

menyangkut penentuan isi materi dan media yang akan digunakan

dalam pemberian layanan.

3. Penerapan. Pada tahap penerapan, terkait pertimbangan kesiapan guru

dalam hal ini adalah peneliti saat menerapkan program layanan yang

(60)

4. Evaluasi. Pada tahap ini melalui kegiatan pengamatan yang dilakukan

peneliti saat pelaksanaan penelitian yakni mengevaluasi tentang

kesesuaian program yang dikembangkan dengan pelaksanaan,

keefektifan program yang dikembangkan serta hambatan apa saja

yang dijumai saat pelaksanaan.

5. Intervensi Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal Siswa

Kebutuhan untuk dapat diterima oleh lingkungan bagi siswa

merupakan suatu hal yang sangat mutlak sebagai makhluk sosial. Siswa

akan dihadapkan pada permasalahan penyesuaian sosial, salah satunya

adalah masalah hubungan antar pribadi. Pembentukan sikap, tingkah laku,

dan perilaku sosial siswa banyak ditentukan oleh pengaruh lingkungan

ataupun teman-teman sebaya. Apabila lingkungan sosial memberikan

peluang terhadap siswa secara fasilitatif, maka siswa akan mencapai

perkembangan sosial secara matang. Siswa dianggap memiliki kematangan

sosial, jika perilaku siswa mencerminkan keberhasilan dalam proses

sosialisasi sehingga cocok dengan tempat siswa menggabungkan diri dan

diterima sebagai anggota masyarakat. Berdasarkan uraian yang telah

dipaparkan maka siswa memerlukan bimbingan yang lebih berfokus pada

pribadi dan hubungannya dengan lingkungan sosial. Oleh karena itu

(61)

Keberadaan bimbingan dan konseling di sekolah rupanya disadari

maupun tidak memiliki dan memberikan andil yang cukup berarti bagi

siswa untuk membantu mengatasi masalah hubungan antar pribadi.

Bimbingan merupakan suatu usaha bantuan bagi siswa untuk mengatasi

kesulitannya. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukan oleh

Rochman Natawijawa (Syamsu Yusuf, 2009: 38) yang menyatakan

bimbingan dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada

siswa yang dilakukan secara berkesinambungan supaya siswa dapat

memahami dirnya sendiri, sehingga ia sanggup mengarahkan dirinya dan

dapat bertindak wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan

sekolah, keluarga, dan masyarakat pada umumnya. Bimbingan juga

membantu individu mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai

mahluk sosial.

Berdasarkan aspek potensi dan arah perkembangan siswa, bimbingan

yang tepat untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal siswa adalah

bimbingan pribadi sosial. Menurut Syamsu Yusuf (2010: 37-38), bimbingan

pribadi sosial merupakan bimbingan untuk membantu siswa dalam

mengembangkan potensi diri dan kemampuan berhubungan sosial serta

memecahkan masalah-masalah pribadi sosial. yang tergolong dalam aspek

pribadi sosial ini seperti: hubungan dengan sesama teman, dengan guru, staf

(62)

minat, penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat

tempat para siswa tinggal, dan penyelesaian konflik (pribadi atau sosial).

Kecerdasan interpersonal merupakan kemampuan yang sangat penting

bagi siswa, berikut manfaat bimbingan pribadi sosial untuk

mengembangkan kecerdasan interpersonal bagi siswa adalah :

a. Untuk menjadi orang dewasa yang sadar secara sosial dan mudah

menyesuaikan diri. Kurangnya kecerdasan interpersonal adalah salah satu

akar penyebab tingkah laku yang tidak diterima secara sosial. Siswa yang

memiliki kecerdasan interpersonal rendah cenderung tidak peka, tidak

peduli, egois, dan menyinggung perasaan orang lain.

b. Agar siswa kelak berhasil dalam pekerjaan. Banyak siswa cerdas secara

teknis tidak pernah mencapai tataran tinggi dalam karirnya karena siswa

kurang mampu bergaul secara baik dengan orang lain. Sedangkan siswa

yang belum tentu memiliki IQ tinggi melaju dengan pesat dalam karir

mereka, hal ini disebabkan karena siswa mengetahui dengan tepat dalam

memanfaatkanketerampila

Gambar

Tabel 1. Perbedaan dan Persamaan Antara Pembelajaran dengan Layanan Bimbingan.
Gambar 1. Flowchart CD Multimedia Interaktif tentang Kecerdasan Interpersonal
Gambar 2. Bagan Rancangan Pengembangan Multimedia Interaktif tentang Kecerdasan
gambar 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sebaik-baiknya manusia adalah yang berguna bagi manusia lainnya. Arti dari kalimat “ Khairunnasi anfa’uhum linnaas ” ini dapat dipahami bahwa sebaik-baiknya manusia adalah

Melaksanakan kegiatan promosi kesehatan meliputi peyuluhan kesehatan, pembinaan PSM / UKBM, pembinaan PHBS dan fasilitator desa siaga serta koordinasi lintas

Hasil perhitungan pada Tabel 4 menunjukkan koefisien variasi pada sistem usahatani padi organik lebih kecil dibandingkan sistem usahatani konvensional, baik pada nilai

Penyebab yang mungkin terjadi ka- rena tanaman yang tidak mendapatkan ca- haya, akan tumbuh ke atas untuk menda- patkan cahaya serta unsur hara yang cukup sehingga

Ianya diperolehi melalui borang soal selidik yang diberi kepada kontraktor bumiputera yang berdaftar dengan Pusat Khidmat Kontraktor (PKK) dalam kelas rendah (D,E

Penelitian ini bertujuan untuk melihat dan mengetahui perbedaan relevansi nilai laba dan relevansi nilai buku sebelum dan sesudah adopsi International Financial Reporting

Teorema Kosnita menyatakan bahwa garis yang dihubungkan dari sudut segitiga ABC dengan Circumcenter segitiga BCO,CAO dan ABO (O Circumcenter segitiga ABC)

Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana wacana politik tentang pemberitaan Capres Joko Widodo di dalam program jurnalisme warga Wide Shot MetroTv pada