• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Pemecahan Masalah Barisan dan Deret Siswa Kelas IX Sekolah Menengah Pertama Pangudi Luhur Tuntang T1 202008080 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Pemecahan Masalah Barisan dan Deret Siswa Kelas IX Sekolah Menengah Pertama Pangudi Luhur Tuntang T1 202008080 BAB I"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Falsafah pendidikan mengatakan bahwa manusia itu perlu pendidikan, tanpa pendidikan manusia tidak akan menjadi manusia yang utuh. Menjadi manusia yang utuh menyebabkan manusia dapat mempengaruhi orang lain. Berkaca dari hal tersebut, pendidikan dapat dikatakan salah satu fondasi penting dalam suatu kehidupan bangsa, karena dengan adanya pendidikan, kualitas sumber daya manusia dapat ditingkatkan. Melalui pendidikan, sumber daya yang ada dalam suatu bangsa dapat dituntut untuk berpikir kritis dan pada akhirnya dapat turut memajukan kualitas bangsa. Hal itu sesuai dengan apa yang tertuang dalam UUD 45 sebagai tujuan pendidikan nasional yaitu bahwa pendidikan berguna untuk mencerdaskan kehidupan bangsa (Repository UPI - 2009).

(2)

Alasan utama disampaikannya pelajaran matematika adalah adanya kepercayaan bahwa matematika berguna dalam kehidupan sehari-hari dan dapat membantu pencapaian tingkat kehidupan yang lebih baik, oleh karena itu pemerintah menempatkan pendidikan matematika sebagai ilmu dasar sejalan dengan fungsinya, yaitu (1) sebagai alat yang dapat digunakan dalam berbagai ilmu dan kehidupan (2) mengembangkan pola pikir yang dapat memperjelas permasalahan melalui abstraksi generalisasi yang mengarah kepada objektivitas dan efisiensi yang tinggi dan (3) sebagai ilmu pengetahuan yang dapat dikembangkan (Maula; Shadiq Fajar, 1995). Selain itu Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) sebagai instansi yang berwenang mengatur sistem pendidikan juga menyusun secara rinci tujuan pembelajaran matematika dalam kurikulum satuan tingkat pendidikan 2006, yaitu (1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam memecahkan masalah. (2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. (3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan modul dan menafsirkan solusi yang diperoleh. (4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan suatu masalah. (5) Memiliki respon menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika serta respon ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah (Depdiknas dalam Repository UPI).

Matematika menjadi salah satu hal penting yang perlu untuk dipelajari seseorang. Ada ungkapan yang mengatakan siapa e guasai ate atika da bahasa maka ia aka e guasai du ia ini berarti bahwa, matematika sebagai sarana untuk berpikir kritis dan bahasa sebagai media penyampainya merupakan kunci untuk menguasai dunia. Hal ini akan sangat terasa kontras jika mengetahui banyak siswa yang kurang menyukai matematika. Fahrur Hadi; Riski Adam, 2011 mengemukakan bahwa sembilan dari sepuluh anak Indonesia tidak menyukai pelajaran matematika.

"Sembilan dari 10 anak Indonesia tidak suka matematika karena memang matematika mereka anggap itu sulit dan gurunya galak dan nilainya jelek gitu kan, padahal matematika itu adalah keterampilan yang biasa aja gitu kan, jadi mereka anggap matematika sulit karena mereka tidak tahu caranya."

(3)

dalam belajar matematika ditambah pula dengan sistem pembelajaran yang salah juga ikut mempengaruhi tidak tersampainya materi dengan baik sehingga menjadikan matematika sebagai sesuatu yang menakutkan.

Dampak dari perkembangan ilmu dan teknologi yang serba instan dengan tuntutan nilai sempurna, dewasa ini menyebabkan guru dan siswa menggunakan cara-cara instan yang lebih menekankan kemampuan berhitung tanpa penerapan konsep untuk mencapai hasil yang sempurna. Akibat dari hal tersebut ketrampilan berpikir pada aras tinggi seperti kemampuan kreatif dan kemampuan pemecahan masalah menjadi kurang berkembang (Pomalato 2005; Sutriyono 2011).

Belajar matematika sesungguhnya juga belajar untuk memecahkan masalah. Pemecahan masalah merupakan suatu upaya untuk menyelesaikan permasalahan yang ditemukan. Polya menyatakan pemecahan masalah adalah salah satu aspek berpikir tingkat tinggi, sebagai proses menerima masalah dan berusaha menyelesaikan masalah tersebut. Pemecahan masalah juga merupakan aktivitas intelektual untuk mencari penyelesaian masalah yang dihadapi dengan menggunakan bekal pengetahuan yang sudah dimiliki. Kemampuan pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang sangat penting, karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaian siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin. Siswa yang terbiasa memecahkan masalah akan meningkatkan potensi intelektualnya, dan rasa percaya diri siswa akan meningkat. Selain itu, siswa tidak akan takut dan ragu ketika dihadapkan pada masalah lainnya (Arniati & Asmi, 2010).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sutriyono, Ratih & Kriswandani (2011) didapatkan bahwa mahasiswa pendidikan matematika UKSW melakukan pemecahan masalah perbandingan dengan dua pendekatan yaitu holistik dan analitik-sintetik. Pendekatan holistik adalah pendekatan dimana siswa menuliskan persamaan dari hasil pandangan umum dari seluruh masalah sebagai satu kesatuan yang eksplisit dan hati-hati dalam menyusun langkahnya. Sementara itu pendekatan analitik-sintetik terbagi dalam tiga strategi kognitif. Strategi kognitif yang digunakan dikategorikan sesuai dengan cara siswa menyusun konsep yang dipelajari sebelumnya yaitu linguistik, proporsional dan fungsional.

(4)

Masalah, menemukan bahwa untuk dapat meningkatkan aktivitas dan kreativitas belajar siswa dalam pembelajaran matematika di sekolah dasar diperlukan metode pemecahan masalah. Karena dengan metode pemecahan masalah aktivitas dan kreativitas belajar siswa dapat terlihat dari proses pembelajaran yang memang mensyaratkan mereka untuk terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan berfikir kreatif dalam memecahkan masalah yang ada. (Joko dan Sulis, 2011)

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti ingin meneliti dan menganalisis strategi pemecahan masalah yang digunakan oleh siswa Sekolah Menengah Pertama, terkhusus Sekolah Menengah Pertama Pangudi Luhur Tuntang dengan menggunakan pendekatan yang relevan pada materi yang erat dalam kehidupan sehari-hari. Materi barisan dan deret merupakan salah satu materi dalam mata pelajaran matematika yang juga erat dalam kehidupan sehari-hari. Cara penyelesaiannya yang beragam dapat membangun kreativitas siswa dalam memecahkan masalah yang diberikan, oleh karena itu peneliti bermaksud untuk e eliti “trategi Pemecahan Masalah Barisan dan Deret Siswa Kelas IX Sekolah Menengah Pertama Pa gudi Luhur Tu ta g / .

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, masalah-masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:

Pemecahan masalah merupakan salah satu aspek berpikir tingkat tinggi bahkan tujuan dari pembelajaran matematika adalah untuk dapat memecahkan masalah, untuk itu perlu dilihat tingkat pemahaman dan daya kreativitas siswa dalam memecahkan soal-soal matematika, terkhusus dalam hal ini materi barisan dan deret.

C. Batasan Masalah

Mengingat luasnya masalah yang telah dipaparkan dalam latar belakang masalah, maka peneliti membatasi beberapa hal yaitu:

1. Penelitian ini hanya akan menggali data tentang strategi pemecahan masalah siswa pada materi barisan dan deret di Sekolah Menengah Pertama menggunakan pendekatan holistik dan analitik-sintetik.

(5)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah tersebut maka dapat ditentukan rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut :

Bagaimanakah strategi pemecahan masalah siswa dalam memecahkan soal

pada materi barisan dan deret di Sekolah Menengah Pertama Pangudi Luhur Tuntang?

E. Tujuan Penelitian

Mengetahui strategi pemecahan masalah siswa dalam memecahkan soal pada materi barisan dan deret di Sekolah Menengah Pertama Pangudi Luhur Tuntang.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

Apabila diketahui strategi yang paling banyak digunakan siswa dalam menyelesaikan soal barisan dan deret tersebut, maka pembelajaran dapat diarahkan sesuai dengan pemikiran siswa yang nantinya akan meningkatkan siswa dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah barisan dan deret.

2. Manfaat Teoritis

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menyederhanakan permasalahan, kita dapat menggunakan variabel sebagai pengganti kalimat dalam soal; (10) Menyelesaikan masalah yang lebih sederhana atau serupa,

Strategi yang digunakan siswa untuk menyelesaikan soal himpunan adalah strategi menebak dan menguji yang berdasarkan pada aspek-aspek yang relevan dengan permasalahan yang

Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan SMP Pangudi Luhur Salatiga beralih menjadi sekolah campuran (putra-putri) dari yang sebelumnya sekolah khusus putra..

Hasil penelitian menunjukkan (1) siswa berkemampuan matematika tinggi keduanya menggunakan tehapan Polya untuk menyelesaikan masalah dengan benar, tepat, dan

ABSTRAK Pengembangan LKPD Berpikir Kritis Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika pada Siswa Sekolah Menengah Pertama Ihsan Haryadi ]hsanharradil 7iigmai/.com

(2020) bahwa sebagian besar siswa memiliki masalah pada kemampuan pemecahan masalah. Selanjutnya, untuk mengamati kemampuan dan proses dalam pemecahan masalah matematika,

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pemecahan masalah matematika pada materi barisan dan deret di kelas XI MIA MAS

Berdasarkan tinjauan masalah yang ada, salah satu alternatif untuk memperbaiki kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VII semester ganjil SMP