Semirata 2013 FMIPA Unila |315
PEMBERIAN SENYAWA TAURINE PADA PAKAN ALAMI
DAN PAKAN KOMERSIL TERHADAP TINGKAT
PERTUMBUHAN JUVENILE IKAN GURAMI
(Osprhonemus gouramy)
Serli Widyasti
1, E. L. Widastuti
2, M. Kanedi
2, I. F. Rivai
2 1Mahasiswa Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Lampung, B. Lampung,
2
Dosen Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung, Bandar Lampung, E-mail: Sherlywidii@yahoo.com
Abstrak. Ikan gurami (Osphronemus gouramy) merupakan ikan air tawar yang memilki
nilai ekonomis yang tinggi dan mudah untuk dibudidaya namun masih memiliki pertumbuhan yang lambat. Salah satu upaya untuk mempercepat pertumbuhan ikan gurame yaitu melalui pemberian pakan yang bermutu dengan jumlah yang sesuai terhadap kebutuhan ikan. Penambahan senyawa taurine diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan juvenil gurame. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan juvenil ikan gurami (Osphronemus gouramy) yang telah diberi penambahan taurine pada pakan alami ataupun pakan buatan (komersial). Rancangan acak lengkap diberlakukan dengan empat (4) perlakuan yang diberikan pada satuan percobaan yaitu pakan alami ditambahkan taurine, pakan alami tanpa taurine, pakan komersil ditambahkan taurine dan pakan komersil tanpa taurine. Masing-masing perlakuan diulang 4 kali. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa juvenil gurami yang diberi pakan tambahan taurine baik untuk pakan alami ataupun komersil memiliki berat tubuh, panjang tubuh, dan lingkar tubuh yang paling tingggi dibandingkan dengan juvenil gurami yang diberi pakan tanpa taurin, walaupun secara statistik tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (pada taraf α = 5%). Kata kunci: ikan gurami, pakan, taurine dan pertumbuhan
PENDAHULUAN
Ikan gurami (Osphronemus gouramy) merupakan ikan air tawar yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan mudah untuk dibudidaya namun masih memiliki pertumbuhan yang lambat. Salah satu upaya untuk mempercepat pertumbuhan ikan gurami yaitu melalui pemberian pakan yang bermutu sesuai kebutuhan ikan sehingga menghasilkan pertumbuhan ikan yang optimal. Pakan yang paling disukai oleh ikan gurami yaitu daun kimpul. Protein yang terkandung dalam daun kimpul hanya sedikit. Teori menyatakan bahwa salah satu jenis asam amino bebas yang memiliki peranan utama dalam berbagai fungsi biologis tubuh yaitu taurine untuk stabilitas membran, antioksidan, keseimbangan homeostatis dari kalsium, memacu
pertumbuhan, osmoregulasi dan penglihatan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pertumbuhan jouvenil ikan gurami dengan perlakuan pemberian pakan yang berbeda dan pakan telah diberi senyawa taurin serta mengetahui kelulusahidupan ikan gurami pada pakan berbeda yang telah diberi senyawa taurine.
BAHAN DAN METODE
Bahan dan alat yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari : 20 jouvenil ikan gurami, tepung kedelai, minyak cumi, daun kimpul, pellet komersil, taurine, 20 buah aquarium yang berukuran 24 x 24 x 26 cm, timbangan ohaus, mistar, meteran, pisau, gayung, saringan, dan pH stick. Penelitian ini menggunakan Rangcangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5
kali pengulangan.Perlakuan pertama terdiri dari 5 ekor ikan yang diberi pakan alami dengan penambahan senyawa taurin, perlakuan kedua terdiri 5 ekor ikan gurami diberi pakan alami tanpa taurin, perlakuan ketiga terdiri 5 ekor ikan gurami diberi pakan komesil dengan penambahan taurin, dan perlakuan keempat terdiri 5 ekor ikan gurami diberi pakan komersil tanpa taurin. Ikan diberi pakan sebanyak 2% dari berat tubuhnya dan dilakukan pada pagi dan sore hari dan dilakukan sampling kualitas air satu kali per 10 hari serta akan diamati pertumbuhannya per 10 hari.
Pembuatan Pakan Alami
Komposisi pakan ikan gurami dengan kandungan protein 35% adalah sebagai berikut: Daun kimpul 77,25%, Tepung Kedelai 20,75%, Minyak Cumi 1 % dan Tepung Sagu1%.Pembuatan pakan alami menggunakan cara sebagai berikut: 1. Bahan baku berupa daun kimpul dan tepung kedelai ditimbang sesuai dengan komposisi pakan yang diperlukan. 2. Daun kimpul dilayukan sebelum dicampur dengan tepung kedelai. 3. Kemudian daun kedelai masing-masing sebanyak 77,25% dan 20,75% dicampur serta diberi tambahan taurin sesuai dengan dosis yang dibutuhkan. 4. tepung sagu sebanyak 1% yang telah ditambahkan minyak cumi dan tersebut diblender dengan menggunakan sedikit air hingga halus. Daun kimpul dan tepung
Semua bahan baku diaduk hingga rata dan kemudian dibentuk seperti pellet sesuai bukaan mulut ikan gurami menggunakan suntikan. 5. Tahap terakhir yaitu penjemuran pakan yang telah dibentuk hingga kering
Persiapan Pakan Buatan
Pellet komersil ditimbang sesuai kebutuhan yang diperlukan kemudian disemprotkan dengan larutan taurine yang sesuai dengan dosis. Setelah itu pellet
dijemur hingga kering. Taurine yang digunakan sebanyak 0,0004mg/50kg berat manusia.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian tentang penambahan senyawa taurin pada pakan alami dan pakan komersil disajikan sebagai berikut:
Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai rerata pertambahan berat ikan pada perlakuan pemberian pakan yang berbeda (A, B, C, dan D) tidak menunjukkan adanya perbedaan nyata (Analisis varian dengan α ≤ 0,05). Namun jika dilihat dari nilai tengah masing-masing perlakuan, pemberian perlakuan menujukkan pengaruh terhadap penambahan berat tubuh ikan gurami. Pada pakan yang diberi perlakuan taurine, baik yang ditambahkan pada pakan alami ataupun pakan komersil, memiliki rerata pertambahan berat lebih tinggi dibandingkan dengan pakan tanpa taurine, dengan perbedaan 0,38 hingga 0,52 gram dalam 40 hari pengamatan. Taurine memegang peran penting pada tubuh mamalia seperti manusia, yang berfungsi dalam penglihatan dan perkembangan otak serta peningkatan absorpsi berbagai senyawa lipid. Selanjutnya, pada pemanfaatan daun kimpul sebagai pakan
alami belum mampu mengubah
peningkatan terhadap berat badan jika dibandingkan dengan pakan komersil, walau tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Baik yang diberi taurine ataupun tidak, pakan komersil lebih disukai oleh ikan gurami. Pada pakan alami, walaupun pembuatannya diberi penambahan minyak cumi, hal ini masih belum mampu menjadi daya tarik ikan untuk memakannya. Sehingga diperlukan kembali komposisi yang tepat untuk dapat
membuat pakan alami dengan
Semirata 2013 FMIPA Unila |317 Tabel 1. Pemberian pakan yang berbeda terhadap berat tubuh Gurami (Osphronemus gouramy)
selama 40 hari
N
Penambahan Berat Tubuh (X ± SEM) gram (A) Pakan Komersil (B) Pakan Komersil Taurine (C) Pakan Alami (D) Pakan Alami Taurine 5 1,52 ± 0,66 2,04 ± 0,30 1,23 ± 0,41 1,61 ± 0,23
Keterangan : X ± SEM merupakan nilai rerata kelompok pertambahan berat tubuh ± galat baku dalam gram
Tabel 2. Pemberian pakan yang berbeda terhadap pertambahan panjang tubuh gurami (Osphronemus gouramy) selama 40 hari
N
Pertambahan Panjang (X ± SEM) cm (A) Pakan Komersil (B) Pakan Komersil Taurine (C) Pakan Alami (D) Pakan Alami Taurine 5 0,23 ± 0,06 0,52 ± 0,13 0,33 ± 0,02 0,69 ± 0,03
Keterangan : X ± SEM merupakan nilai rerata kelompok pertambahan berat tubuh ± galat baku dalam cm
Tabel 2 menunjukkan rerata pertambahan panjang tubuh ikan gurami yang juga tidak menunjukkan adanya perbedaan nyata pada masing-masing perlakuan. Namun pertambahan panjang tubuh terlihat lebih tinggi pada perlakuan yang diberi tambahan taurine, baik itu pada perlakuan B ataupun D. Diduga penambahan taurine pada pakan dapat memenuhi kebutuhan protein yang dibutuhkan ikan dalam proses pertumbuhan karena jumlah protein yang terkandung dalam pakan pada kisaran 60%. Sesuai dengan teori kadar protein yang optimal untuk pertumbuhan benih ikan gurami yang
berukuran 3-5 gram sebesar 43,29%. Disamping itu, antara pakan alami dan pakan komersil serta adanya asam amino taurine memberikan peran dalam memenuhi kebutuhan protein untuk pertumbuhan pada ikan. Hal ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa kandungan asam amino yang berasal dari hewani, baik itu yang berasal dari pakan mengandung ikan ataupun hewan lainnya jauh lebih memberikan efek terhadap pertumbuhan, jika dibandingkan dengan pakan yang hanya mengandung bahan nabati, walaupun beberapa asam amino ditambahkan.
Tabel 3. Pemberian pakan yang berbeda terhadap pertambahan lingkar tubuh pada tubuh gurami (Osphronemus gouramy) selama 40 hari
N Pertambahan Lingkar Perut (X ± SEM) cm
(A) Pakan Komersil
(B) Pakan Komersil Taurine
(C) Pakan Alami (D) Pakan Alami Taurine 5 0,18 ± 0,05 0,23 ± 0,03 0,21 ± 0,08 0,24 ± 0,04
Keterangan : X ± SEM merupakan nilai rerata kelompok pertambahan berat tubuh ± galat baku dalam cm
Pertambahan lingkar perut pada penelitian (Tabel 3) ini tidak menunjukkan rerata yang berbeda nyata diduga karena ikan masih dalam proses pertumbuhan. Lingkar perut akan menunjukkan pertambahan yang lebih tinggi jika telah masuk dalam proses perkembangan atau tahap dewasa. Sedangkan ikan yang digunakan dalam peneliltian ini merupakan ikan yang berukuran jouvenil dan masih dalam tahap pertumbuhan. Namun demikian pada Tabel 3 menunjukkan bahwa perlakuan B dan D memiliki pertambahan lingkar perut yang paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan A dan C. Diketahui perlakuan B dan D diberikan penambahan taurin pada masing-masing pakan. Diduga penambahan taurine berperan dalam proses pertumbuhan ikan gurami. Sesuai teori taurin merupakan asam amino bebas yang mampu untuk memacu
dalam proses pertumbuhan, sebagai sumber energi, dan penambah nafsu makan.
Pada Tabel 4 menunjukkan bahawa tingkat kelulushidupan ikan gurami pada penelitian ini tidak menunjukkan 100% diakhir pengamatan (40 hari). Pada minggu 1, 2, dan 3 tingkat kelulushidupan masih mencapai 100%. Namun pada minggu terkahir masing masing perlakuan terdapat 2 ekor ikan yang mati sehingga tingkat kelulushidupan pada minggu terakhir hanya mencapai 60%. Diduga dalam penelitian ini kondisi lingkungan untuk ikan kurang baik karena pemeliharaan ikan dilakukan di dalam akuarium dan di ruangan sehingga kurang sesuai dengan kondisi alam yang sebenarnya seperti banyaknya suhu, ketersediaan oksigen, dan kualitas air. Walau demikian, upaya menstabilkan lingkungan pada penelitian ini telah dilakukan.
Tabel 4. Tingkat kelulushidupan ikan gurami (Osprhonemus gouramy) dengan perlakuan yang berbeda selama 40 hari
Perlakuan Hari yang 10 ke
I (100%) II (100%) III (100%) IV (100%%)
Pakan Komersil 100 100 100 60
Pakan Komersil taurine 100 100 100 60
Pakan Alami 100 100 100 60
Pakan Alami Taurine 100 100 100 60
Semirata 2013 FMIPA Unila |319 Tabel 5. Ratio konversi pakan (FCR) Gurami (Osprhonemus gouramy)
Perlakuan Hari 10 yang ke Rerata
I II III IV
Pakan Komersil 3 4 5 6 4,5
Pakan Komersil taurine 1,5 4 2,5 3 2,75
Pakan Alami 5 12 13 7 9,25
Pakan Alami taurine 6 6,7 7,5 4,5 6,1
Keterangan: Pemberian taurin menunjukkan nilai FCR yang lebih rendah baik untuk pakan komersil dan pakan alami
Pada minggu I sampai minggu ke IV perlakuan B memiliki nilai pertambahan laju pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya. Sedangkan perlakuan C memiliki laju pertumbuhan yang lebih rendah dari perlakuan lainnya di setiap minggunya hingga minggu ke IV hanya sebesar 1,3%. Diduga perlakuan yang diberi penambahan taurin mampu meningkatkan laju pertumbuhan spesifik dengan kandungn nutrisi yang lebih baik dibandingkan tanpa penambahan taurin. Sesuai teori rendahnya laju pertumbuhan disebabkan oleh tidak tercapainya keseimbangan nutrisi pakan yang dibutuhkan ikan gurami. Di samping itu pakan komersil memiliki tingkat kepadatan lebih tinggi daripada pakan alami sehingga tidak mudah hancur di dalam air.Pellet yang mampu bertahan lama di dalam air akan bermanfaat lebih optimal, sehingga mampu meningkatkan laju konsumsi pakan, pertumbuhan, dan kelangsungan hidup.
Pada perlakuan C menunjukkan nila rerata FCR yang lebih tinggi dengan perbandingan 1: 9,2 dengan kata lain untuk menaikkan 1 gram berat tubuh ikan dibutuhkan pakan sekitar 9 gram (Tabel 5). Sedangkan perlakuan B memiliki rerata FCR paling rendah dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Pada perlakuan B rerata nilai konversi pakan lebih rendah sehingga pakan lebih baik dan proses pertumbuhan lebih optimal. Jika dibandingkan antar yang diberi taurin, baik untuk pakan
komersil ataupun alami, yang terdiri dari campuran daun kimpul, mampu menurunkan FCR. Pemberian taurin pada pakan komersil mampu menurunkan FCR sekitar 40% dibandingkan dengan yang tidak diberi penambahan taurin. Demikian pula taurin yang diberikan pada pakan alami mampu menurunkan FCR sekitar 30% jika dibandingkan pakan alami yang tidak diberi taurin.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian terhadap penambahan seyawa taurin pada perlakuan pakan yang berbeda adalah :
1. Penambahan taurine pada pakan komersil dan pakan alami secara rata-rata mampu meningkatkan pertambahan berat badan 50% dan 40%, panjang tubuh 30%dan 40%, lingkar perut 5% dan 3% lebih baik bagi juvenil ikan gurami dibandingkan dengan pakan komersil dan alami tanpa penambahan taurin walaupun secara statistik tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (pada taraf α = 5%).
2. Penambahan taurine mampu menurunkan laju konversi pakan (FCR) baik pada pakan komersil ataupun pakan alami, masing-masing sebesar 30%- 40%.
3. Pemberian taurin tidak berpengaruh pada tingkat kelulushidupan ikan gurami
DAFTAR PUSTAKA
Carter, C. G. dan A. E. Brafield. 1992. The
relationship between Specific Dynamic action and Growth in Grass Carp.
Ctenopharyngodon idella. Journal of fish biology 40 : 895-907
Garcia-Ortega, A. 2009. Nutrition and
feeding research in the spotted rose snapper (Lutjanus guttatus) and bullseye puffer (Sphoeroides annulatus), new species for marine aquaculture. Fish
Physiol Biochem. 35 (1):69-80. doi: 10.1007/s10695-008-9226-1
Gaylord, T.G., F.T. Barrow, A. M. Teague, K. A. Johansen. K. E. Overturf. B.
Shepperd. 2007. Supplementation of taurine and methionine to all-plant protein diets for rainbow trout (Oncorhynchus mykiss). Aquaculture 269:514-524.
Mokoginto, I, M. A. Suprayudi, dan M. Setiawati. 1993. Kebutuhan Optimum
Protein dan Energi Pakan Benih Ikan
Gurame (Osphronemus gouramy
Lac.).Jurnal Penelitian. Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor.
Redmon H, P. Stapkleton, dan David. 1983. Immunustrition. The ple of Taurine. Nutrition14. 559-604.