1
PEMBIBITAN STEK LADA (Piper nigrum L) MENGGUNAKAN
MEDIA TANAM SEKAM PADI DAN TANAH DENGAN
PERBANDINGAN YANG BERBEDA
Oleh :
Rahina
Nim 070 500 087
Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya Pada Program Diploma
III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN
JURUSAN PENGELOLAAN HUTAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
SAMARINDA
2010
2
PEMBIBITAN STEK LADA (Piper nigrum L) MENGGUNAKAN
MEDIA TANAM SEKAM PADI DAN TANAH DENGAN
PERBANDINGAN YANG BERBEDA
Oleh :
Rahina
Nim. 070 500 087
PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN
JURUSAN PENGELOLAAN HUTAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
SAMARINDA
2010
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Karya Ilmiah : PEMBIBITAN STEK LADA (Piper nigrum L) MENGGUNAKAN MEDIA TANAM SEKAM PADI DAN TANAH DENGAN PERBANDINGAN YANG BERBEDA.
Nama : RAHINA
NIM : 070 500 087
Program Studi : Budidaya Tanaman Perkebunan Jurusan : Pengelolaan Hutan.
Menyetujui
Lulus ujian pada tanggal 10 Agustus 2010
Pembimbing
F. Silvi Dwi Mentari, S. Hut. MP. NIP. 19770723 200312 2 002 Penguji Jamaluddin, SP, M. Si NIP.19720612 200112 1 003 Mengesahkan, Direktur
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
Ir. Wartomo, MP NIP. 19631028 198803 1 003
ABSTRAK
Rahina. Pembibitan Stek Lada (Piper nigrum L) Menggunakan Media Tanam Arang Sekam Dan Tanah Dengan Perbandingan Yang Berbeda. Dibawah bimbingan F. Silvi Dwi Mentari.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui berapa perbandingan ideal media tanam arang sekam dan tanah topsoil yang digunakan dalam pembibitan tanaman lada sehingga pertumbuhannya optimal.
Penelitian ini dilaksanakan di areal persemaian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, selama kurang lebih 2 bulan terhitung sejak awal Januari – Maret 2010, meliputi persiapan alat dan bahan hingga pengambilan data terakhir
Penelitian ini terdiri dari 3 perlakuan yang mana masing- masing perlakuan terdiri dari 10 ulangan. Perlakuan terdiri dari (P1) perbandingan 1 : 2 sekam padi dan topsoil, (P2) perbandingan 11/2 : 11/2 sekam padi dan topsoil dan (P3)
perbandingan 2 : 1 sekam padi dan topsoil.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan media tanam sekam padi dan tanah 11/2 : 11/2 (P2) lebih mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman lada
dengan nilai rata – rata pertumbuhan panjang tunas 1,3 cm, pertumbuhan jumlah daun 2,79 helai.
RIWAYAT HIDUP
Rahina, lahir pada tanggal 10 Juli 1988 di Jalan Hasanuddin di Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Timur. Merupakan anak ke tujuh dari tujuh bersaudara dari pasangan Bapak Hasan Saleh dan Ibu Salma.
Pendidikan dimulai di Sekolah Dasar (SD) Negeri 028 Nunukan lulus pada tanggal 24 Juli 2000. Kemudian melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 1 Nunukan dan lulus pada tanggal 10 Juni 2003, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Kejurusan Pertanian (SMK) Negeri 1 Nunukan dan lulus 19 Juni 2006. Pendidikan Tinggi dimulai pada tahun 2007 di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan.
Pada tanggal 10 Maret 2010 sampai 10 Mei 2010 mengikuti kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. Karangjuang Hijau Lestari (KHL), Kecamatan Sebuku, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Timur.
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini tepat pada waktunya. Karya ilmiah ini disusun untuk memenuhi syarat menyelesaikan studi di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan baik secara moril maupun materil.
2. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda,
3. Ibu Ir. Budi Winarni, M.Si selaku ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan.
4. Ibu F.Silvi Dwi Mentari, S. Hut. MP selaku dosen pembimbing. 5. Bapak Jamaluddin, SP, M.Si selaku dosen penguji.
6. Rekan-rekan mahasiswa yang telah membantu di dalam penyusunan karya ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya ilmiah ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan karya ilmiah ini.
Penulis berharap semoga hasil dari penelitian ini bias bermanfaat bagi para pembaca
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...
iiDAFTAR ISI...
iiiDAFTAR TABEL
... ivDAFTAR LAMPIRAN...
vDAFTAR GAMBAR... vi
I.
PENDAHULUAN...
1II.
TINJAUAN PUSTAKA
... .. 3A. Tinauan Umum Tanaman Lada ... 3
B. Sistematika Dan Morfologi Tanaman Lada ... 3
C. Perbanyakan Tanaman lada... 5
D. Tinjauan Umum Sekam Padi... 7
E. Tinjauan Umum Topsoil ... 8
III.
METODE PENELITIAN
... .. 9A. Tempat Dan Waktu ... 9
B. Alat Dan Bahan... 9
C. Rancangan Penelitian... 10
D. Prosedur Penelitian... 10
E. Pengambilan Data ... 12
F. Pengolahan Data... 12
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN... ..
13A. Hasil ... 13
B. Pembahasan... 16
V.
KESIMPULAN DAN SARAN... ..
18A. Kesimpulan ... 18
B. Saran ... 18
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
No. Tubuh Utama Halaman
1. Rata-rata Pertumbuhan Panjang Tunas ... 13 2. Rata-rata Pertumbuhan Jumlah Daun... 14
DAFTAR GAMBAR
No. Tubuh Utama Halaman
1. Grafik Rata-rata Pertumbuhan Panjang Tunas ... 14 2. Grafik Rata-rata Pertumbuhan Jumlah Daun ... 15
DAFTAR LAMPIRAN
No. Tubuh Utama Halaman
1. Pengukuran Panjang Tunas Lada Pada Umur 1,2 dan 3 Minggu
Setelah Tanam ... 21
2. Perhitungan Jumlah Daun Lada Pada Umur 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan 8 Minggu Setelah Tanam ... 22
3. Rata-rata Pertumbuhan Panjang Tunas Tanaman Lada... 23
4. Rata-rata Pertumbuhan Jumlah Daun Tanaman Lada………. 24
5. Foto Pencampuran Sekam Padi Dan Topsoil ... 25
6. Foto pengisian Sekam Padi Dan Topsoil Ke Dalam Polybag... 25
7. Pengukuran Panjang Tunas ... 26
8. Perhitungan Jumlah Daun... 27 v
I. PENDAHULUAN
Tanaman lada termasuk tanaman rempah yang banyak dikembangkan di Indonesia. Lada merupakan salah satu dari 12 komoditas prioritas pembangunan perkebunan yang memegang peranan penting baik secara historis, ekonomis
maupun sosiologis, saat ini produktifitas lada masih rendah, yaitu sekitar 0,7 ton/ha/tahun dari potensi 2-3 ton/ha/tahun (Diratpahgar, 2008). Untuk
mencapai tujuan tersebut maka perlu teknik budidaya yang benar terutama pembibitan, karena bibit yang baik sehat dan berasal dari varietas unggul bisa tumbuh dengan baik dan berproduksi lebih maksimal.
Menurut (Diratphagar, 2008), Tanaman lada dapat diperbanyak dengan biji dan stek batang/sulur karena relatif lebih mudah, murah/ekonomis dan juga dapat mempertahankan sifat-sifat keturunannya.
Stek merupakan pembiakan lada secara biasa yang banyak dipakai di negara manapun. Namun demikian setiap negara menggunakan caranya sendiri-sendiri. Stek lada harus dipilih dari induk- induknya yang tahan penyakit akar dan tinggi tanaman.
Secara umum sekam padi memiliki peranan penting sebagai media tanam pengganti tanah. Sekam padi bersifat porous, ringan, tidak kotor dan cukup dapat menahan air. Pengunaan sekam padi cukup meluas dalam budidaya tanaman hias maupun sayuran. Sekam padi dapat dengan mudah diperoleh di toko-toko pertanian. Namun tidak ada salahnya memproduksi sendiri sekam padi untuk keperluan sendiri dan bahkan mungkin dapat menjualnya nantinya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa perbandingan ideal media tanam topsoil dan sekam padi yang digunakan dalam pembibitan tanaman lada sehingga pertumbuhan optimal.
Hasil dari penelitian ini diinginkan dapat menjadi informasi kepada masyarakat dan petani bahwa campuran media tanam topsoil dan sekam padi bermanfaat bagi pertumbuhan panjang tunas dan jumlah daun pada stek tanaman lada.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tanaman Lada
Tanaman lada berasal dari India dan sudah dikenal pada tahun 600-100 SM, ditemukan tumbuh secara liar di sekitar Malabar sampai daerah
gahat barat. Pada abad 600-1500 pedagang-padagang arab mengangkut biji lada dari pantai Malabar India ke negaranya.
Tanaman lada masuk ke Indonesia sekitar tahun 1547 (abad 16) dibawah oleh kloni Hindu dan kemudian membuat kebun di daerah Cirebon dan sekitar tahun 1847 Indonesia telah mengge mbangkan usaha tani lada dalam skala besar, dengan pusat produksi di daerah Lampung (lada hitam), Bangka dan Belitung (lada putih) dalam perkembangannya di Indonesia sebelum tahun 1950-an produksi lada Indonesia merajai dunia perdagangan lada yaitu mencapai 80% dari total produksi lada dunia (Kanisius, 2007)
B. Sistematika dan Morfologi Tanaman Lada
Tanaman lada termasuk family Piperaceae yang terdiri 10-12 marga. Dengan banyak jenis 1400 dengan bentuk berangka ragam dan herba, semak, tanaman menjalar hingga pohon (Hidayat, 2005).
1. Sistematika Tanaman Lada Adalah Sebagai Berikut : Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Klas : Dicotiledoneae
Ordo : Piperales
Family : Piperaceae
Genus : Piper
Spesies : Piper Nigrum L 2. Morfologi Tanaman Lada
Dengan ciri-ciri malai bunganya berporos tunggal, berdiri sendiri, berputik lebih dari satu batang, buahnya tidak bertangkai, kelopak bunga jantan tidak berdaging, kelopak bunga betina melingkar pada poros malai, daunnya liat. Akarnya dikotil, memiliki batang pokok dan mempunyai dua jenis cabang vertical dan horizontal. Daunnya tunggal dan berbentuk bulat telur meruncing, berwarna hijau tua mengkilat bagian atasnya dan pucat bagian bawahnya. Buahnya tidak bertangkai, berbiji tunggal dan berbentuk bulat warna hijau masih muda dan berubah merah apabila sudah tua (Hidayat, 2005).
3. Syarat Tumbuh Tanaman Lada
a. Iklim yang dikehendaki untuk tanaman lada yaitu tipe A (sangat basah) = 0 < Q < 0,143, tipe B (basah) = 0,143 < Q < 0,333, tipe C (agak basah) = 0,333 < Q <0,600.
b. Curah hujan : Diatas 2.000 mm /tahun c. Suhu : 20 0 – 26, 0 c .
d. Ketinggian air tanah relatife dalam (air tanah 0,5 m di bawah tanah terutama pada tanah gambut tidak ditolerir oleh tanaman lada).
e. Jenis Tanah :
1. Laterit merah, latosol coklat muda sampai coklat tua.
2. Tanah lempung yang mengandung pasir 20 – 45 % (clay loam). 3. Tanah lempung merah mengandung pasir < 52 % (red loam). 4. Lempung berpasir 52 % atau lebih.
f. Topograpi untuk tanaman lada yaitu bergelombang dan berbukit dengan catatan untuk tanah datar perlu drainase untuk menghindarkan pembusukan akar oleh genangan air terutama bagi tanaman muda.
C. Perbanyakan Tanaman Lada
Menurut Diratpahgar (2008), tanaman lada dapat diperbanyak dengan biji dan stek batang/sulur. Tetapi umumnya diperbanyak dengan stek batang/sulur karena relatif lebih mudah, murah/ekonomis dan juga dapat mempertahankan sifat-sifat keturunannya.
1. Perbanyakan vegetatif (stek)
Syarat perbanyakan vegetatif (stek batang/sulur) tanaman lada menurut Disbun (2009), adalah bibit berasal dari pohon induk yang telah (berumur 2 tahun), dan mengalami pangkasan pertama (pada umur 8 – 10 bulan) atau dari pemangkasan kedua (pada umur 18 – 20 bulan) habitus bebas dari gejala serangan hama penyakit.
Cara penyetekan menurut Kanisius (2007), adalah:
a. Sebelum dipotong bibit stek dilingkarkan terlebih dahulu pada 3 tiang dengan panjang 2 – 3 m.
c. Setelah itu stek bisa langsung di tanam atau disemaikan. 2. Perbanyakan generatif (biji)
Syarat pemilihan pohon induk dan benih Kanisius (2007), adalah : a. Pemilihan pohon induk dengan syarat sehat, tahan penyakit akar dan
produksi tinggi.
b. Buah harus betul-betul masak, supaya mudah berkecambah, karena bibit yang tua tenaga kecambah lebih cepat dan biji mudah terkelupas sehingga mudah berkecambah.
D. Tinjauan Umum Sekam Padi
Menurut Anonim (2008), sekam padi memiliki peranan penting sebagai media tanam pengganti tanah. Sekam padi bersifat porous, ringan, tidak kotor dan cukup dapat menahan air. Penggunaan sekam padi cukup meluas dalam budid aya tanaman hias maupun sayuran (terutama budidaya secara hidroponik ). Sekam padi dapat dengan mudah diperoleh di toko-toko pertanian. Namun tidak salahnya memproduksi sendiri sekam padi untuk keperluan sendiri dan bahkan mungkin dapat menjualnya nanti.
Menurut Anonim (2007), komposisi kimia sekam padi : 1. Kadar Air : 9,02% 2. Protein Kasar : 3,03% 3. Lemak : 1,18% 4. Serat Kasar : 35,68% 5. Abu : 17,17% 6. Karbohidrat Dasar : 33,71%
Menurut Ano nim (2008), komposisi Kimia Sekam Padi : 1. Karbon (zat arang) : 1,33%
2. Hidrogen : 1,54% 3. Oksigen : 33,64% 4. Silika : 16,98
E. Tinjauan UmumTopsoil
Mengenai tuntutan tanah yang dikehendaki ialah jenis tanah yang subur tetapi tidak mudah tergenang air. Kadar keasaman atau pH yang baik adalah berkisar 5,50 bagi tanah bawah, dan 6,30 bagi tanah atas (Hidayat, 2005).
Topsoil adalah tanah lapisan atas yang banyak mengandung unsur hara tanah ini sangat baik dan cocok untuk media tumbuh suatu tanaman, tanah ini didapat pada permukaan tanah paling atas, rata-rata tanah ini berwarna gelap dan terbuat dari proses dekomposisi pada dedaunan yang telah jatuh dan membusuk (Rismunandar, 2003).
Topsoil pada umumnya hanya memiliki ketebalan sekitar 15 cm – 35 cm atau kurang lebih sejengkal. Namun demikian bagi usaha pertanian, karena ini banyak mengandung berbagai bahan yang dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman, seperti bahan – bahan organik (humus) dan berbagai zat hara mineral. Selain itu, pada lapisan tanah ini hidup mikroflora dan mikrofauna atau jasad renik biologis seperti bakteri, cacing tanah, serta berbagai serangga tanah, yang masing – masing dapat menguntungkan dan menyuburkan tanah.
Topsoil biasanya berwarna coklat muda, lebih kehitam – hitaman. Lapisan ini adalah tempat tumbuh tanaman, bahkan tanah ini disebut juga
sebagai tanah olahan atau pertanian, pada lapisan tanah topsoil ini banyak mengandung jasad hidup mikroorganisme.
III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu
Penelitian dilaksanakan di areal Persemaian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Penelitian dilaksanakan selama 2 bulan, terhitung mulai awal Januari 2010 sampai dengan awal bulan Maret 2010.
A. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Cangkul
2. Gunting stek 3. Kamera 4. Penggaris
5. Alat tulis menulis 6. Parang
7. Ember
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah : 1. Stek tanaman lada
2. Air
3. Sekam padi
4. Polybag dengan ukuran 40 x 60 cm 5. Topsoil
B. Rancangan Penelitian
Penelitian ini disusun dalam tiga perbandingan di mana tiap perbandingan terdiri dari 10 tanaman yang diamati.
Perbandingan dalam penelitian ini terdiri dari :
P1 : Dengan perbandingan 1 Ember Sekam padi : 2 Ember Tanah P2 : Dengan perbandingan 11/2 Ember Sekam padi : 11/2 Ember Tanah
P3 : Dengan perbandingan 2 Ember Sekam padi : 1 Ember Tanah C. Prosedur kerja
Langkah- langkah dalam penelitian ini yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Persiapan Naungan
Naungan yang digunakan adalah naungan yang sudah ada di persemaian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dengan atap terbuat dari paranet.
2. Persiapan media tanam
Media tanam yang digunakan adalah sekam padi dan tanah yang telah dicampur dengan 3 perbandingan yang berbeda:
P1 : 1 Ember Sekam Padi + 2 Ember Tanah P2 : 11/2 Ember Sekam padi + 11/2 Ember Tanah
P3 : 2 Ember Sekam padi + 1 Ember Tanah 3. Persiapan stek lada
Stek yang digunakan adalah stek tanaman lada (Piper nigrum L) tanaman lada sebanyak 30 stek dan dibagi 3 kelompok. Kelompok pertama berjumlah 10 stek dengan ruas 4 (P1), kelompok ke-2 sebanyak 10 stek dengan ruas 4 (P2), dan kelompok ke-3 10 stek dengan ruas 4 (P3).
4. Penanaman Stek
Setelah pengisian media tanam ke dalam polybag dilakukan, stek ditanam di dalam polybag yang telah berisi sekam padi dan tanah. Sebelum ditanam dibuat lubang tanam dengan cara ditugal dengan kemiringan 30-400 kemudian stek ditanam dengan jumlah 2 ruas di dalam tanah dan 2 ruas di atas permukaan tanah.
5. Penyiraman
Penyiraman dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore) atau disesuaikan dengan kondisi kelembaban tanah dan cuaca. Tanah di polybag diusahakan tidak kering.
6. Penyiangan
Penyiangan gulma dilakukan dengan cara manual, apabila ada gulma yang tumbuh di media dalam polybag.
7. Penggemburan
Penggemburan dilakukan jika tanah memadat akibat penyiraman, dan dilakukan secara hati- hati agar tidak merusak perakaran pada stek tanaman lada.
D. Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan 1 minggu sekali sebanyak 8 kali dimulai saat stek berumur 1 minggu setelah ditanam di polybag.
Adapun parameter yang diamati adalah : 1. Panjang tunas (cm)
Panjang tunas diukur mulai dari ujung tunas sampai pada titik tumbuh. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan penggaris. Pengambilan data yang dilakukan hanya sampai pada minggu ketiga karena tunas yang diukur telah membuka sempurna dan menjadi daun.
2. Jumlah Daun (helai)
Dilakukan dengan menghitung seluruh daun yang telah membuka sempurna pada stek.
E. Pengolahan Data
Untuk menghitung nilai rataan panjang tunas (cm), jumlah daun (helai) dengan menggunakan rumus rataan menurut Nugroho dan Harahap (2001), yaitu:
= Variasi yang diteliti x = Jumlah ? = Banyaknya data n _ x = Rata-rata hitung _ x = ? x ___ n
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
1. Panjang Tunas (cm)
Berdasarkan lampiran (1), hasil penelitian tanaman lada dengan perbandinga n sekam padi dan topsoil 1 : 2 (P1), 11/2: 11/2 (P2) dan 2 : 1
(P3). berdasarkan umur tanaman 1, 2, dan 3 minggu dapat dilihat pada Tabel berikut :
Tabel 1. Rata – rata pertumbuhan panjang tunas
Panjang Tunas (cm) Minggu ke Perlakuan 1 2 3 Rata-rata (cm) P1 0.4 1,1 1,6 1,0 P2 0,5 1,4 2 1,3 P3 0,3 0,9 1,3 0,8
Tabel 1. Menujukkan bahwa rata-rata pertumbuhan panjang tunas (cm) stek tanaman lada dengan perbandingan sekam padi dan topsoil
11/2: 11/2(P2) menjukkan hasil tertinggi 1.3 cm.
Sedangkan rata-rata pertumbuhan stek tanaman lada terendah ditunjukkan oleh perbandingan sekam padi dan topsoil 2:1 (P3) dengan rata-rata pertumbuhan panjang tunas stek tanaman lada 1.15 mm.
Untuk perbandingan sekam padi dan topsoil 1:2 (P1) menunjukkan pertumbuhan panjang tunas stek tanaman lada 1,33 mm.
Adapun pertumbuhan rata-rata panjang tunas dapat terlihat pada diagram berikut :
Gambar 1. Grafik rata-rata pertumbuhan panjang tunas minggu ke 1, 2, dan 3 minggu setelah tanam
2. Jumlah Daun (Helai)
Berdasarkan lampiran (2), hasil penelitian tanaman lada dengan perbandingan sekam padi dan topsoil 1 : 2 (P1), 11/2 : 11/2 (P2) dan 2 : 1
(P3) berdasarkan umur tanaman 1, 2, dan 3 minggu dapat dilihat pada Tabel berikut :
Tabel 2. Rata-rata pertumbuhan jumlah daun Jumlah Daun (helai) Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 8 Jumlah Rata Rata P1 0,4 0,6 1,7 2,2 2,4 2,5 3,3 4,2 17,3 2,16 P2 0,7 1,1 2,1 2,5 3,2 3,6 4,2 4,9 22,3 2,79 P3 0,4 0,6 1,7 1,9 2 2,2 2,9 3,4 15,1 1,89 0 0,5 1 1,5 2 Rata-rata (cm) 1 2 3
Minggu Setelah Tanam
Rata-rata Pertumbuhan Panjang Tunas
P1 P2 P3
Tabel 2. Menujukkan bahwa rata-rata pertumbuhan jumlah daun (helai) stek tanama n lada dengan perbandingan sekam padi dan topsoil 11/2:
11/2 : 11/2(p2) menjukkan hasil tertinggi 2,79 helai.
Sedangkan rata-rata pertumbuhan stek tanaman lada terendah ditunjukkan oleh perbandingan sekam padi dan topsoil 2:1 (p3) dengan rata-rata pertumbuhan jumlah daun stek tanaman lada 1,89 helai.
Untuk perbandingan sekam padi dan topsoil 1:2 (p1) menunjukkan pertumbuhan jumlah daun stek tanaman lada 2.16 helai.
Adapun pertumbuhan rata-rata jumlah daun dapat terlihat pada diagram berikut :
Gambar 2. Grafik rata-rata perhitungan jumlah daun. 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 Rata-rata (cm) 1 2 3 4 5 6 7 8
Minggu Setelah Tanam Rata-Rata Perhitungan Jumlah Daun
P1 P2 P3
B. Pembahasan
Dari hasil pengamatan perbandinga n sekam padi dan topsoil menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan panjang tunas dan jumlah daun stek tanaman lada dengan perlakuan (P2) perbandingan sekam padi dan topsoil
11/2 : 11/2 lebih efektif dibanding perlakuan lainnya dengan nilai rata-rata
pertumbuhan panjang tunas 1,3 cm dan pertumbuhan jumlah daun 2,79 helai. Sedangkan (P1) perbandingan sekam padi 2:1 nilai rata-rata panjang tunas dan jumlah daun 1,0 cm dan 2,16 helai, (P3) perbandingan sekam padi dan topsoil 1:2 nilai rata-rata pertumbuhan panjang tunas dan jumlah daun 0,8 cm dan 1,89 helai. Hal ini diduga karena pengaruh keadaan tanah.
Menurut Akhyar dkk (2003), tanah yang baik untuk tanaman lada yaitu tanah yang memiliki aerasi dan draenasi yang seimbang serta mengandung bahan organik yang tinggi atau campuran ke dalam media tanam topsoil. Selain itu, secara fisik sekam bakar mempunyai bagian rongga besar, sehingga baik untuk media tanam, sebab media tanam yang menahan air. Karakteristik fisik yang mempunyai berat sangat ringan dan kasar, membua t sirkulasi udara dan air dalam media tanam jadi lebih tinggi. Dengan banyaknya pori muncul, maka kemampuan menahan air juga baik dan diimbangi kehebatan untuk menyerap sinar matahari dari warnanya yang hitam (Anonim, 2007).
Menurut Anonim (2007), pemberian sekam padi ke dalam media tanam topsoil dapat memperbaiki sifat fisik tanah (struktur, kemantapan agrerat, daya pegang air, dll) yang menguntungkan sedangkan terhadap sifat kimia tanah
perannya adalah menambah nilai tukar kation dan unsur hara makro maupun mikro serta meningkatkan aktivitas biologi tanah.
Demikian pula menurut Anonim (2008), pencampuran sekam padi dan topsoil dapat menunjang pembentukan struktur tanah yang baik serta merupakan sumber energi bagi mikroba tanah yang juga dapat memperbaiki drainase dan airase tanah.
Tanah topsoil merupakan tanah yang mengandung sisa – sisa tanaman dan terdapat unsur mikro dan makro banyak mengandung humus. Tanah topsoil pada umumnya berwarna hitam muda hingga tua sehingga tanah topsoil baik untuk pertumbuhan tanaman. Pada umumya, tanah di Kalimantan adalah tanah ultisol yang banyak mengandung liat, kandungan liat yang terlalu tinggi kurang baik bagi pertumbuhan akar tanaman karena memiliki beberapa sifat antara lain; kurang baiknya sistem darinase dan aerasi tanah, struktur dan tekstur jenis tanah tersebut. Jadi untuk mendapatkan media tanam yang baik perlu dilakukan perbaikan sifat fisik tanah dengan cara mencampurkan topsoil dengan sekam padi.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Perbandingan sekam padi dan topsoil (P2) 11/2 : 11/2 mampu meningkatkan
pertumbuhan panjang tunas dan jumlah daun tanaman lada (Piper ningrum L).
2. Sekam padi mempunyai kemampuan memperbaiki dan meningkatkan kondisi kesuburan tanah (konservasi tanah) serta aerasi dan draenase tanah. B. Saran
1. Untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman lada yang baik, dapat menggunakan perbandingan sekam padi dan topsoil 11/2 : 11/2.
2. Sebaiknya untuk pemberian sekam padi harus dicampur secara merata dengan tanah agar hara yang terkandung dalam sekam padi dapat diterima tanaman dengan maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Akhyar, F dan Syukur. 2003. Lada Perdu Untuk Bisnis Dan Hobi. Penebar Swadaya. Jakarta.
Anonim, 2007. Sekam Padi, http://www.situshijau.co.id/ tulisan.php? act= detail&id = 5&id kolom = 3
Anonim, 2008. Sekam Padi, http://www.smallcrab.com/others/35- lain- lain/329-sekam-padi-sebagai-sumber-energi-alternatif.
Diratpahgar. 2008. Budidaya lada yang baik dan sehat (bagian 2) http://ditjenbun.deptan.go.id/rempahbun/rempah/indeks.php?cucoaction% 5BO%5D=edit&option=com_content&taks=view&id=135&Itemid=26.fri day 08 agus 2008.
Disbun, 2009. Budidaya Tanaman Lada Panjat.
http://www.disbun.jabarprov.go.id
Hanafi. A. K, Napoleon. Nuni. G, 2002. Biologi Tanah Ekologi dan Makroboiologi Tanah. PT Raja Grafindo persada. Jakarta.
Hidayat, N. 2005. Diktat kuliah Budidaya Tanaman Lada, Rempah dan Obat-Obatan, Politenik Pertanian Negeri Samarinda. Samarinda.
Kanisius AA, 2007. Bercocok Tanam Lada. Kanisius. Yogyakarta
Negoro ST dan Harapan B, 2001. Ensiklopedia Matematika, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Rismunandar, 2003. Tanah seluk beluknya bagi pertanian. Sinar baru algensindo. Bandung.
Lampiran 1. Pengukuran panjang tunas (cm) lada pada umur minggu 1, 2, dan 3 minggu setelah tanam
Panjang Tunas (cm) tanaman ke- Minggu Ke- Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ? x P1 0 0,5 0,8 0,5 0 0 0 1 0,7 0,5 4 0,4 P2 0,5 1 0,8 1 0,5 0 0 0,5 0,8 0 5,1 0.5 1 (4/1/2010) P3 0,5 0,5 0,4 0 1 0,5 0,4 0 0 0,6 3,9 0,3 Panjang Tunas (cm) tanaman ke-
Minggu Ke- Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 P1 1 1,5 1,5 1 0,5 1 1 1,3 1,2 1 11 1,1 P2 1,2 1,5 1,5 1,6 1,4 1 0,8 1,7 2 1,5 14,2 1,4 2 P3 1 1,1 1 0,5 1,3 1,1 1 0,5 0,4 1 8,9 0.9 Panjang Tunas (cm) tanaman ke-
Minggu Ke- Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 P1 1,5 2,1 2 1,5 1 1,4 1,5 2 1,7 1,5 16,2 1,6 P2 1,8 2,2 2,1 2,2 2 1,5 1,7 2,1 2,4 2 20 2 3 P3 1,4 1,6 1,5 1,1 1,7 1,5 1,5 1,1 1 1,5 13,9 1,3
Lampiran 2. Perhitungan Jumlah daun (helai) lada Pada umur minggu 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8 minggu setelah tanam
Jumlah daun (helai) tanaman ke- Minggu Ke- Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ? x P1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 4 0,4 P2 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 7 0,7 1 (4/1/2010) P3 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 4 0,4
Jumlah daun (helai) tanaman ke- Minggu Ke- Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 P1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 6 0,6 P2 2 1 1 2 2 0 0 2 1 0 11 1,1 2 P3 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 6 0,6
Jumlah daun (helai) tanaman ke- Minggu Ke- Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 P1 1 2 2 3 1 1 1 2 2 2 17 1,7 P2 2 3 2 3 3 2 1 2 2 1 21 2,1 3 P3 2 3 2 1 1 2 2 1 1 2 17 1,7
Jumlah daun (helai) tanaman ke- Minggu Ke Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 P1 2 2 2 3 2 1 2 2 3 2 22 2,2 P2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 25 2,5 4 P3 0 0 2 2 2 3 3 2 2 0 19 1,9
Jumlah daun (helai) tanaman ke- Minggu Ke Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 P1 1 3 3 3 2 2 2 3 3 2 24 2,4 P2 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 32 3,2 5 P3 1 1 3 0 3 4 4 0 0 1 20 2
Jumlah daun (helai) tanaman ke- Minggu Ke Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 P1 2 3 3 4 0 3 3 3 4 3 25 2,5 P2 4 5 4 4 4 0 4 3 4 4 36 3,6 6 P3 2 2 3 0 3 4 4 0 0 0 22 2,2
Jumlah daun (helai) tanaman ke- Minggu Ke Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 P1 3 4 3 5 1 3 3 4 4 3 33 3,3 P2 5 5 5 4 5 1 5 4 4 4 42 4,2 7 P3 2 3 4 0 4 4 5 1 1 1 29 2,9
Jumlah daun (helai) tanaman ke- Minggu Ke Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 P1 4 5 4 5 2 3 4 5 6 4 42 4,2 P2 6 6 5 5 6 2 5 4 5 5 49 4,9 8 P3 2 3 4 1 4 5 6 2 1 1 34 3,4
Lampiran 3. Rata-rata pertumbuhan panjang tunas tanaman lada (Piper ningrum L). - x = = = 1,0 cm = 1,3 cm = 0,8 cm 1MST+2MST+3MST 8 0,5+1,4+2 8 P 2 = 0,3+0,9+1,3 8 P 3 = 0,4+1,1+1,6 8 P 1
Lampiran 4. Rata-rata pertumbuhan jumlah daun tanaman lada (Piper ningrum L). - x = = = 2,16 helai = 2,79 helai = 1,89 helai ? x 1MST+2MST+3MST+4MST+5MST+6MST+7MST+8 MST 8 = 0,4+0,6+1,7+2+1,9+2+2,6+3,3 8 P 1 0,7+1,1+2,1+2,5+2,8+3,1+3,6+4,1 8 P 2 = 0.4+0.6+1.7+1,3+1,7+1,8+2,1+2,4 8 P 3
Lampiran 5. Foto pencampuran sekam padi dan topsoil.
Lampiran 7. Pengukuran Panjang Tunas