• Tidak ada hasil yang ditemukan

Antena Mikrostrip Bentuk Segitiga Pencatuan Langsung Dengan Frekuensi Kerja 2,4 GHz (Frekuensi WIFI)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Antena Mikrostrip Bentuk Segitiga Pencatuan Langsung Dengan Frekuensi Kerja 2,4 GHz (Frekuensi WIFI)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

39

Antena Mikrostrip Bentuk Segitiga Pencatuan Langsung Dengan

Frekuensi Kerja 2,4 GHz (Frekuensi WIFI)

Junas Haidi*

1

Program Studi Teknik Elektro Universitas Bengkulu, E-mail: junas.haidi@unib.ac.id

ABSTRACT

Along with the progress of the times and the sophistication of rapid telecommunication technology of so that a device that could support the development of the thechnology is needed one of them is microstrip antenna. To answer the challenge of the development of antenna technology, accordingly it is done a research about microstrip antenna that works at the frequencies of 2,4 GHz and applied to WIFI. Microstrip antenna that is made in triangular, from the calculation and simulation as well as the measurements it is obtained triangular antenna size of 39,03 mm with a wide bandwidth of 126 MHz or 5,25%, antenna impedance 49,53 Ω, return loss is -45,46 dB. there by microstrip antenna that is made has been very good to use as an antenna that works at a frequency of 2,4 GHz.

Keywords − Antenna, Technology Antenna, Microstrip

Antenna, WIFI, Bandwidth.

INTISARI

Seiring kemajuan zaman dan kecanggihan teknologi telkomunikasi yang sangat pesat dibutuhkan perangkat yang bisa mendukung perkembangan teknologi tersebut salah satunya adalah antena mikrostrip. Untuk menjawab tantangan perkembangan teknologi antena, maka dilakukan penelitian antena mikrostrip yang berkerja difrekuensi 2,4 GHz dan diaplikasikan pada WIFI. Antena mikrostrip yang dibuat berbentuk segitiga, dari hasil perhitungan dan simulasi didapatkan ukuran antena segitiga sebesar 39,03 mm dengan lebar bandwidth 126 MHz atau 5.25%, impedansi antena 49.53 Ω, return loss -45.46 dB. Dengan demikian antena mikrostrip yang dibuat sudah sangat baik untuk digunakan sebagai antena yang berkerja di frekuensi 2.4 GHz.

1. PENDAHULUAN

Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi terutama untuk akses internet, dimana kebutuhan internet didalam akses informasi sudah menjadi kebutuhan primer baik di bidang pendidikan, bisnis dan hiburan. Untuk akses internet sekarang ini

mengggunakan kabel dan wireless, dimana dengan menggunakan wireless pengguna internet akan lebih praktis dan tidak perlu untuk menarik kabel jaringan cukup dengan membuka laptop atau handphone bisa langsung mengakses internet, sekolah, kantor, hotel dan restoran biasanya sudah di lengkapi dengan fasilitas

WIFI.

Pada saat ini teknologi nirkabel internet di Indonesia dikuasai oleh teknologi nirkabel LAN (W-LAN) difrekuensi 2,4 GHz yang berbasis protokol IEEE 802.11 [1][5]. Perkembangan WIFI ini sangat pesat yang diatur dalam standar IEEE 802.11 pada tahun 1997, IEEE 802.11a, IEEE 802.11b , IEEE 802.11c, IEEE 802.11d, IEEE 802.11e, IEEE 802.11f, IEEE 802.11g, IEEE 802.11h, IEEE 802.11i, IEEE 802.11j, IEEE 802.11k, IEEE 802.11m, IEEE 802.11c tahun 2008 [8]. Perkembangan standar ini membuktikan bahwa perkembangan teknologi WIFI sangat pesat untuk mendukung teknologi telkomunikasi .

Keberhasilan penjelajahan ruang angkasa ikut memberikaan andil terhadap perkembangan teori antenna [9]. Saat ini keberhasilan sistem komunikasi banyak ditentukan oleh rancangan dan unjuk kerja antenna. Jika sebelumnya teknologi antena didasarkan atas metode coba-coba, saat ini merupakan betul-betul seni rekayasa. Metode analisi dan perancangan sudah sedemikian maju sehingga unjuk kerja antenna dapat diramalkan dengan tepat [9]. Sehingga untuk menjawab kebutuhan antena yang berteknologi berukuran kecil, mudah dibuat, harga murah dan kualitas tinggi sangat cocok digunakan antena mikrostrip.

2. ANTENA MIKROSTRIP

Ide atau konsep antena mikrostrip diusulkan pertamakalinya oleh Deschamps pada awal tahun 1950 dan baru dibuat pada sekitar tahun 1970 oleh Munson dan Howell, dan merupakan salah satu antena gelombang mikro yang di gunakan sebagai radiator pada sejumlah system telekomunikasi modern saat ini seperti: Personal

Communication System (PCS), Mobile Satellite Communications, Direct Broadcast Television (DBS), Radio Detection And Ranging (Radar) dan Global Positioning System (GPS) [2].

(2)

40

3. Dapat dibuat untuk menghasilkan berbagai macam pola radiasi

4. Mudah dikoneksikan dan diintegrasikan dengan devais elektronik lain.

Kelemahan antena mikrostrip yang mendasar, yaitu : 1. Bandwidth yang sempit

2. Keterbatasan gain. 3. Dan daya yang rendah.

Secara garis besar struktur dari antena mikrostrip terdiri dari tiga bagian, yaitu:

1. Elemen peradiasi atau patch antenna. 2. Saluran transmisi.

3. Bidang pentanahan atau ground plane. Pada dielektrik substrat terdapat parameter h yang merupakan ketebalan dari substrat, loss tangent (tan δ) yang merupakan rugi-rugi dielektrik dan εr yang merupakan konstanta dielektrik substrat [2].

A. Parameter Antena Mikrostrip

Performansi dari suatu antena, dapat dilihat dari parameternya. Ada beberapa parameter penting dari antena mikrostrip, antara lain return loss, Voltage

Standing Wave Ratio (VSWR), impedansi masukan dan

lebar bandwidth. Parameter-parameter tersebut sangat diperlukan pada saat perancangan dengan menggunakan perangkat lunak, seperti AWR Microwave Office, IE3D maupun lainnya. Selain itu parameter tersebut dapat diukur menggunakan Network-Analyzer [2].

B. Frekuensi Resonansi

Frekuensi resonansi merupakan frekuensi kerja dari suatu antena. Rentang frekuensi kerja dari suatu antena dapat dilihat dari grafik Voltage Standing Wave Ratio (VSWR) dan grafik Return Loss, sebagai contoh ketika nilai VSWR lebih kecil atau sama dengan 2 maka nilai

return loss nya bernilai lebih kecil atau sama dengan –

9,54 dB [2].

C. Return Loss

Return Loss adalah perbandingan antara amplitudo

dari gelombang yang direfleksikan terhadap amplitudo gelombang yang dikirimkan. Return loss dapat terjadi akibat adanya diskontinuitas di antara saluran transmisi dengan impedansi masukan beban (antena), sehingga tidak semua daya diradiasikan melainkan ada yang di pantulkan kembali. Perbandingan antara gelombang yang dipantulkan dengan gelombang yang dikirimkan atau

perbandingan antara amplitudo gelombang berdiri (standing wave) maksimum (│V│max) dengan minimum (│ V│min) [2][4][6].

E. Impedansi Masukan

Impedansi masukan adalah perbandingan antara tegangan dengan arus. Impedansi masukan suatu antena dapat dilihat sebagai impedansi dari antena tersebut pada terminalnya [2].

Impedansi masukan (Zin) terdiri dari bagian real (Rin) dan imajiner (Xin) dan dapat ditulis sebagai berikut dalam Persamaan (1)[2].

Zin = ( Rin + j Xin ) Ω (1) Impedansi saluran meningkat dengan mengecilnya lebar saluran w, karena saluran yang lebih sempit mengakibatkan meningkatnya induktansi seri dan mengecilnya kapasitansi shunt [7].

F. Bandwidth

Bandwidth merupakan besar rentang frekuensi kerja

dari suatu antena. Nilai bandwidth dapat diketahui apabila nilai frekuensi bawah dan frekueni atas dari suatu antena sudah diketahui seperti terlihat pada Gambar. 1. Ferkuensi bawah adalah nilai frekuensi awal dari frekuensi kerja antena, sedangkan frekuensi atas merupakan nilai frekuensi akhir dari frekuensi kerja antena . namun demikian, pada saat perancangan dapat juga di sepakati bahwa, ferkuensi atas atau frekuensi bawah yang merupakan frekuensi kerja dari antena [2][4][5]. Untuk mencari nilai bandwidth dapat menggunakan persamaan (2). BW = 2 1

x

100

%

f

f

f

c

(2) Dimana : 2 f : Frekuensi atas (Hz) 1 f : Frekuensi bawah (Hz) c

f

: Frekuensi tengah (Hz)

G. Teknik Pencatuan Antena Mikrostrip.

Pada dasarnya saluran pencatu untuk antena mikrostrip dapat dibagi menjadi 2, yaitu pencatuan

(3)

41

Gambar. 1 Rentang frekuensi yang menjadi bandwidth [2][5].

secara langsung (direct coupling) dan pencatuan secara tidak langsung (elektromagnetik coupling). Pada awalnya pencatauan secara langsung banyak digunakan karena mempunyaki kelebihan, yaitu sangat sederhana dalam pencatuan. Tetapi disamping kelebihan tersebut ada beberapa kekurangan yang terdapat pada pencatuan ini, seperti sangat sulit jika antena mikrostrip akan disusun secara array dan antena mikrostrip akan menghasilkan pita frekuensi atau bandwidth yang sempit sekitar 2% - 5% [2].

H. Saluran Antena Mikrostrip

Saluran transmisi mikrostrip tersusun dari dua konduktor, yaitu sebuah garis (strip) dengan lebar W dan bidang pentanahan , keduanya dipisahkan oleh suatu pada Gambar. 2. Parameter yang penting untuk diketahui pada suatu saluran transmisi adalah impedansi karakteristiknya Z0 dari saluran mikrostrip ditentukan oleh lebar strip (W)

dan tinggi substrat (h) [2].

Dari Gambar 2. maka lebar saluran pencatu dapat dihitung dengan menggunakan Persmaan (3) dan Persamaan (4)[3][4]. 1 2 0, 61 1 ln(2 1) ln( 1) 0,39 2 r r r h W B BB                       (3)

(4)

60

2 r o

Z

B

I. Bentuk Antena Mikrostrip Segitiga Sama Sisi (Equilateral Tringular).

Bentuk segitiga sama sisi mempunyaki panjang sisi sebesar a dan merupakan bentuk antenna mikrostrip yang mempunyai luas bidang peradiasi terkecil dibandingkan dengan bentuk antenna mikrostrip yang lainnya, seperti terlihat pada Gambar. 3.

Frekuensi resonansi dari antena mikrotrip bentuk segitiga sama sisi dapat ditentukan pada Persamaan (5) [2]. r r

a

c

f

3

2

(5)

Gambar 2. Geometri saluran mikrostrip [2].

Untuk menentukan panjang sisi segitiga sama sisi dengan menggunakan Persamaan (6).

r r

f

c

a

3

2

(6) Dimana :

a = Panjang sisi segitiga (m) fr = Frekuensi kerja antena (Hz)

c = Kecepatan cahaya ( 3x108) m/s

r = Konstanta dielektrik relatif

3. METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan dengan cara menentukan frekuensi kerja antena yang akan dibuat, pemilihan material antena, simulasi antena yang didesain dengan

software PCAAD dan software AWR untuk melihat

kinerja antena segitiga yang didesain apakah sudah memenuhi standar yang telah ditentukan sehingga layak dijadikan sebagai antena WIFI.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Frekuensi Kerja Antena Mikrostrip yang didesain (2400 MHz sampai 2483,5 MHz).

Langkah pertama yang harus dilakukan untuk mendesain antena mikrostrip bentuk segitiga tunggal adalah menetukan frekuensi kerja antena mikrostrip, dimana frekuensi kerja yang digunakan adalah 2,4 GHz yaitu ferkuensi WIFI (2400 MHz – 2483,5 MHz).

B. Substrat Yang Digunakan

Material antena yang digunakan adalah substrat FR4 dimana spesifikasi substrat dapat dilihat pada Tabel 1.

C. Perhitungan Pencatuan Langsung.

Setelah frekuensi kerja dan jenis substrat telah ditentukan maka akan dicari ukuran lebar pencatuan langsung (W). perhitungan mencari lebar, saluran pencatu langsung menggunakan Persamaan (3) dan (4). dari desain awal telah penulis tentukan jenis material substrat yang akan digunakan dan impedansi saluran transmisi, data tersebut adalah:

ZO = 50 Ω h = 1,6 mm π = 3,14 3 , 4  r

fr = 2,4 GHz

(4)

42

Gambar. 3 Antena mikrostrip bentuk segitiga sama sisi.

r o

Z

B

2

60

3

,

4

50

)

14

,

3

(

60

2

x

x

B 

B = 5,70

1

2

0,61

1 ln(2 1)

ln( 1) 0,39

2

r r r

h

W

B

B

B

 

 

 

                 3 , 4 61 , 0 39 , 0 ) 1 70 , 5 ln( 3 , 4 * 2 1 3 , 4 ) 70 , 5 * 2 ln( 1 70 , 5 14 , 3 6 , 1 2x W

00

,

3

W

mm

Dengan menggunakan software PCAAD maka didapatkan lebar saluran pencatu antena mikrostrip dengan pencatuan langsung adalah 3,1118 mm dapat dilihat pada Gambar 4.

D. Perancangan Patch Segitiga.

Setelah jenis substrat, frekuensi kerja antena dan ukuran pencatuan langsung telah ditentukan, maka akan dilakukan perhitungan untuk mendapatkan ukuran berapa milimeter panjang segitiga sisi patch. Untuk mendapatkan panjang sisi segitiga patch dilakukan perhitungan dengan menggunakan Persamaan (6). Untuk melakukan perhitungan panjang sisi segitiga telah

ditentukan parameter sebagai berikut: C = 3 . 108 m/sec. fr = 2,4 GHz. r

= 4,3 r r

f

c

a

3

2

3

,

4

10

4

,

2

3

10

3

2

9 8

x

x

x

x

x

a 

18

,

40

a

mm Faktor Dispasi 0,0265 Konstanta Permeabilitas Relatif (

r) 1

Dielectric Loss Tangent (

tan

) 0.09 Ketebalan Substrat (h) 1.6 mm

Konduktifitas Bahan 5.8 x 107 S/m

Gambar. 4 Penentuan lebar saluran antena mikrostrip dengan

software PCAAD.

Gambar. 5 Gambar patch segitiga sama sisi yang akan didesain.

Setelah panjang sisi segitiga patch telah didaptkan sebesar 40,18 mm maka gambar patch dapat dilihat pada Gambar 5.

E. Patch Bentuk Segitiga Terbalik.

Bentuk antena mikrostrip segitiga terbalik yang didesain dan disimulasikan menggunakan software dapat dilihat pada Gambar 6. Dimana Gambar 6 adalah desain antena mikrostrip bentuk segitiga terbalik yang didesain dengan menggunakan software AWR, dari bentuk tersebut telah dilakukan iterasi dan simulasi untuk mendapatkan

performance antena mikrostrip bentuk segitiga yang

maksimal. Dari hasil iterasi dan simulasi tersebut sehingga didapatkan ukuran panjang sisi segitiga patch antena mikrostrip adalah 39,03 mm dan luas pencatuan langsung adalah 3 mm.

(5)

43

Gambar 6. Antena mikrostrip segitiga terbalik.

Dari hasil desain dan simulasi antena mikrostrip bentuk segitiga terbalik, dilakukan iterasi untuk mendapatkan nilai return loss yang diinginkan yaitu sesuai dengan syarat minimal harus ≤ -10 dB. Dari grafik

return loss ini dapat dihitung lebar bandwidth yang

didapat. Gambar grafik iterasi return loss antena mikrostrip bentuk segitiga terbalik untuk mendapatkan nilai yang maksimal ditunjukan pada Gbr 7. Dari Gbr. 7 telah dilakukan beberapa kali iterasi untuk mendapatkan nilai return loss yang maksimal mulai dari diameter patch sesuai dengan perhitungan teoritis yaitu ukuran panjang sisi segitiga patch 40,18 mm didapatkan nilai return loss -8,282 dB, dengan nilai return loss yang didapat masih kurang dari -10 dB maka dilakukan iterasi dengan merubah panjang sisi segitiga patch menjadi 39,03 mm dan didapatkan nilai return loss sebesar -45,46 dB pada frekuensi 2,4 GHz dengan demikian nilai

return loss telah didapatkan dan memenuhi standar

kurang dari -10 dB. Dan apa bila panjang sisi patch diperkecil yaitu 38,33 maka nilai return loss yang didapat -12,14 dB apabila dibandingkan dengan return loss yang didapat pada saat panjang sisi patch 39,03 mm maka antena mikrostrip tunggal bentuk segitiga terbalik dengan panjang sisi patch 39,03 mm mempunyaki nilai return

loss yang paling maksimal.

Setelah nilai retun loss didapatkan sebesar – 45,46 dB maka langkah selanjutnya melihat nilai VSWR dengan menggunakan simulasi software AWR, maka didapatkan nilai VSWR pada frekuensi 2,4 GHz sebesar 2,25. Sehingga harus dilakukan iterasi, karena VSWR yang didapat melebihi syarat yang ditentukan lebih dari 2. Dilakukan iterasi merubah ukuran panjang sisi patch menjadi 39,03 mm. Saat panjang sisi patch antena mikrostrip 39,03 mm dilakukan simulasi didapat nilai VSWR sebesar 1,011. Dimana nilai VSWR yang paling bagus bernilai 1 karena hasil simulasi didapatkan nilai VSWR mendekati 1. Maka antena mikrostrip pada panjang sisi patch 39,03 mm dalam keadaan matching sempurna. Setelah diameter patch di perkecil lagi menjadi 38,33 mm maka VSWR yang didapat 1,567 apabila dibandingkan dengan nilai VSWR saat panjang

Gambar. 7 Return loss saat proses iterasi dengan software AWR.

sisi patch 39,03 mm, maka hasil yang maksimal nilai VSWR 1,011. Dari hasil iterasi ini maka antena mikrostrip bentuk segitiga pada posisi mendekati

matching sempurna ketika panjang sisi patch 39,03 mm.

Grafik nilai VSWR dari hasil iterasi dapat dilihat pada Gbr 8. Dari hasil simulasi dan iterasi didapat nilai return

loss – 45,46 dB, nilai VSWR 1,011 dan pola radiasi

berbentuk melingkar. Dengan demikian hasil simulasi impedansi yang dihasilkan oleh antena mikrostrip bentuk segitiga terbalik dapat diketahui apakah sudah sesuai dengan desain awal yaitu 50 Ohm. Hasil simulasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 9.

Dari hasil simulasi dan iterasi pada Gambar 9 dengan software AWR nilai impedansi antena mikrostrip dapat dihitung dengan Persamaan (1) dimana:

Rin = 0,990768 Xin = 0,00524653 Zin = ( Rin + j Xin ) Ω

Zin = 0,990768 + j 0,00524653Ω Zin = 49,54 Ω

Dari simulasi menggunakan software AWR dan melakukan iterasi maka didapatkan posisi antena mikrostrip yang mempunyaki performance yang maksimal adalah pada saat panjang sisi segitiga patch antena mikrostrip 39,0342 mm dan panjang saluran pencatu 50 mm dapat dilihat pada Gambar 10.

Dari hasil desain antena mikrostrip bentuk segitiga terbalik dilakukan simulasi dan iterasi dengan menggunakan software AWR, sehingga didapatkan ukuran antena mikrostrip dengan kinerja yang telah ditentukan oleh penulis. Dari simulasi dan iterasi dapat dilihat pengaruh lebar patch antena apabila diperbesar atau patch antena diperkecil, hasil simulasi tersebut dapat dilihat pada Table 2.

F. Analisis Antena Mikrostrip Tunggal Bentuk Segitiga Terbalik.

Setelah dilakukan desain dan simulasi dengan

software AWR, maka dilakukan analisis dari hasil yang

(6)

44

Gambar. 8 VSWR hasil proses iterasi dan simulasi dengan

software AWR.

grafik impedansi, pola radiasi dan akan dilanjutkan dengan menentukan ukuran dan pencetakan antena mikrostrip yang bekerja dengan maksimal.

G. Analisis Hasil Simulasi Return Loss.

Dari hasil iterasi dan simulasi antena mikrostrip tunggal bentuk segitiga terbalik sehingga didapatkan nilai

return loss yang maksimal. Gambar grafik return loss

antena mikrostrip bentuk segitiga terbalik dapat dilihat pada Gambar. 11.

Dari Gambar. 11 dapat dilihat nilai return loss adalah -45,46 dB desain antena mikrostrip ini telah memenuhi syarat yaitu nilai return loss ≤ -10 dB. Maka lebar bandwidth dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan (2), dari Gbr. 11 diketahui:

BW = f2 - f1 = 126 MHz BW = 100% 4 . 2 126 . 0  GHz GHz = 5,25 %

H. Analisis Hasil Simulasi VSWR.

Dari hasil iterasi ini maka antena mikrostrip tunggal bentuk segitiga pada posisi mendekati matching sempurna ketika sisi patch 39,03 mm. Grafik nilai VSWR dari hasil iterasi dapat dilihat pada Gambar. 12.

I. Analisis Hasil Simulasi Impedansi.

Impedansi masukan antena mikrostrip yang bagus adalah pada saat nilai impedansi masukan 50 Ohm. Untuk mendapatkan nilai impedansi mendekati 50 Ohm dilakukan iterasi pada patch antena mikrostrip sampai didapatkan nilai mendekati 50 Ohm. Nilai impedansi hasil desain, iterasi dan simulasi dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar. 9 Impedansi antena mikrostrip saat proses iterasi.

Gambar. 10 Antena mikrostrip bentuk segitiga terbalik.

Dari Gambar. 13 impedansi masukan dapat di hitung dengan Persamaan (1) dimana:

Zin = ( Rin + j Xin ) Ω Zin = 49,53 Ω

J. Realisasi Rancangan Antena Mikrostrip Bentuk Segitiga Tunggal.

Setelah dilakukan perhitungan, simulasi dan analisa didapatkan bentuk dan ukuran antena mikrostrip yang optimal. yang visulkan pada Gambar. 10. Dari Gambar 10. tersebut dilakukan fabrikasi. Dari hasil fabrikasi antena mikrostrip yang berbentuk piramida terbalik tersebut dengan sisi patch 39,03 mm dan lebar saluran antena mikrostrip sebesar 3 mm. sehingga hasil perancangan dan pencetakan antena mikrostrip bentuk segitiga terbalik untuk aplikasi antena yang bekerja difrekuensi 2,4 GHz (frekuensi WIFI) dapat dilihat pada Gambar 14.

(7)

45

TABEL II

HASIL ITERASI DAN SIMULASI DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE AWR

Panjang Sisi Segitiga (mm) Lebar Pencatu (mm) Return Loss (dB) VSWR Impedansi (Ω) 40,18 3,11 -11,03 1,781 28,10 39,03 3 -45,46 1,011 49,53 38,33 3 -15,69 1,395 68,40

Gambar. 11 Grafik return loss hasil simulasi

Gambar. 12 Grafik VSWR hasil dari simulasi dengan software

AWR.

Gambar. 13 Grafik impedansi antena mikrostrip segitiga terbalik.

Gambar 14. Fabrikasi antena mikrostrip tunggal bentuk segitiga terbalik.

5. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian desain antena mikrostrip bentuk segitiga pada frekuensi WIFI (2,4 GHz - 2,4835 GHz) serta dilakukan simulasi, iterasi dengan menggunakan

software didapatkan kesimpulan :

1. Lebar Bandwidth antena bentuk segitiga yang didapat sebesar 126 MHz atau 5.25%

2. Impedansi antena mikrostrip bentuk segitiga yang didapat adalah 49.53 Ω

3. Antena mikrostrip bentuk segitiga ini sangat baik terbukti dari nilai VSWR yang didapat 1.011 yang berarti tidak ada refleksi ketika saluran dalam keadaan matching sempurna. Sedangkan nilai return

loss yang didapat dari penelitian adalah -45.46 dB

dimana standar antena mikrostrip dikatakan saluran transmisi sudah dalam keadaan matching ketika nilai

return loss dibawah -9.54 dB. Dengan demikian

antena mikrostrip yang dibuat sudah sangat baik untuk digunakan sebagai antena yang berkerja di frekuensi 2.4 GHz.

REFERENSI

[1] W. Porbo Onno,” Teknologi wireless internet dengan kecepatan tinggi”, BOCOR, Jakarta, 2002.

[2] Surjati Indra, “ Antena mikrostrip : konsep dan aplikasinya”, Universitas Trisakti, Jakarta, Januari 2010.

[3] James,R,H, Hall,J,S., ”Handbook of Microstrip

Antennas”, Peter Peregrinus Ltd:London(UK), 1989.

[4] Pasaribu Denni, Rambe Ali Hanifa,” Rancang bangun antena mikrostrip patchsegiempat pada frekuensi 2,4 GHz dengan metode pencatuan inset”, Jurnal Singuda Unsikum,Vol 7 No.1, April 2014.

[5] Herudin dkk,” Rancang bangun antena mikrostrip biquad ganda untuk aplikasi WIFI”, Jurnal Strum, Vol 3 No.1, Maret 2014.

[6] Iswandi, Rambe Ali Hanifa,” Rancang bangun antena mikrostrip dipole untuk aplikasi frekuensi 2,4 GHz”,

(8)

Gambar

Gambar 2. Geometri saluran mikrostrip [2].
Gambar 6. Antena mikrostrip segitiga  terbalik.
grafik  impedansi,  pola  radiasi  dan  akan  dilanjutkan  dengan  menentukan  ukuran  dan  pencetakan  antena  mikrostrip yang bekerja dengan maksimal
Gambar 14. Fabrikasi antena mikrostrip tunggal bentuk segitiga  terbalik.

Referensi

Dokumen terkait

The results show that institutional collaboration and banking support are able to establish Regional Innovation Systems of Fisheries and Marine Affairs in North

marunjuk pada upacara adat perkawinan Batak Toba. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang menerapkan kerangka pikir pragmatik. Lokasi penelitian ini adalah

Tabung reaksi adalah gelas tahan panas yang berfungsi untuk melakukan suatu reaksi kimia dan wadah penyimpanan medium atau larutan yang akan disterilkan.. Bagian tabung reaksi

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dimana Yin (2006) menyatakan bahwa studi kasus adalah salah satu metode penelitian ilmu-ilmu sosial secara

Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam pengembangan suatu produk pembiayaan mikro dalam bank syariah dengan strategi pengembangan

Ornop harus melakukan pembenahan internal berupa: pertama, melakukan penguatan personil dengan memberikan insentif dan konsekuensi dalam aktivitas; kedua, menggunakan standar

hubungan yang bermakna antara sikap ibu balita terhadap pemanfaatan posyandu di Posyandu Mawar XIII Wilayah Kerja Puskesmas Baloi Permai Kota Batam Tahun 2016, dengan

Peran adalah suatu perilaku yang harus dijalankan seseorang sesuai dengan kedudukannya. Peran kepala sekolah adalah suatu perilaku yang dimiliki oleh kepala sekolah