• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-17 MASA SIDANG IV TAHUN SIDANG DEWAN PERWAKILAN DAERAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-17 MASA SIDANG IV TAHUN SIDANG DEWAN PERWAKILAN DAERAH"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Nomor : DPD.220/SP/17/2014

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

---

RISALAH

SIDANG PARIPURNA KE-17

MASA SIDANG IV TAHUN SIDANG 2013-2014 DEWAN PERWAKILAN DAERAH

I. KETERANGAN

1. Hari : Selasa

2. Tanggal : 2 September 2014

3. Waktu : 11.15 WIB – Selesai

4. Tempat :

5. Pimpinan Rapat : Pimpinan Rapat

1. H. Irman Gusman, SE., MBA. (Ketua DPD RI) 2. Dr. Laode Ida (Wakil Ketua DPD RI)

3. GKR. Hemas (Wakil Ketua DPD RI) 6. Sekretaris Rapat :

7. Acara : 1. Pengambilan Keputusan DPD RI tentang Pertimbangan DPD RI terhadap RUU tentang Pertanggungjawaban atas Pelaksanaan APBN Tahun Anggaran 2013;

2. Pengambilan Keputusan DPD RI tentang Pertimbangan DPD RI terhadap RUU tentang APBN Tahun Anggaran 2015.

8. Hadir : Orang

9. Tidak hadir : Orang

(2)

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik, Bapak Ibu yang terhormat karena waktu telah berjalan, saya mohon pada anggota dewan yang terhormat untuk mengambil posisi sebagaimana yang telah diatur oleh Sekretariat Jenderal supaya kami dari meja pimpinan ini bisa melihat, supaya nanti jangan dilihat media ada provinsinya yang tidak terisi padahal sebenarnya kita duduk di tempat yang tidak ditetapkan oleh Sekretariat Jenderal. Mohon Sekretariat Jenderal untuk mengatur tempat duduk para anggota dewan yang berubah ini, karena dari sini saya melihatnya lewat sini loh jadi Maluku Utara tidak ada.

PEMBICARA : DJASARMEN PURBA (KEPULAUAN RIAU)

Pimpinan, Kepri kompak dari dulu pimpinan. Kepri empat orang pimpinan, PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Harus dikasih award itu dari Badan Kehormatan provinsi mana yang paling penuh terus dalam paripurna. Ketua BK mana?

PEMBICARA : LUTHER KOMBONG (KALTIM)

Soalnya Kepri ini tidak pernah kembali ke daerah, jadi resesnya di Jakarta, jadi memang kompak ini mereka. Terima kasih.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Dengan sesama bus kota jangan saling mendahului. Baik teman-teman sekalian kita mulai Rapat Paripurna yang penting ini, karena ini agenda tunggal kita mengenai soal anggaran. Baiklah, Bapak Ibu sekalian dengan mengucapkan,

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera buat kita semua.

Shalom.

Om swastyastu.

Sesuai dengan maaf, sesuai dengan kebiasaan atau Undang-Undang setiap kita memulai sidang Paripurna marilah sejenak kita menggunakan waktu untuk bisa bersama-sama untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya dan seluruh para anggota dewan yang mulia dan para hadirin yang ada di ruangan ini untuk bisa berdiri untuk sama-sama kita menyanyikan lagu lagu kebangsaan kita, kami persilakan.

PEMBICARA : PADUAN SUARA Indonesia tanah airku

Tanah tumpah darahku Disanalah aku berdiri Jadi pandu ibuku

Indonesia kebangsaanku

(3)

Bangsa dan Tanah Airku Marilah kita berseru Indonesia bersatu Hiduplah tanahku Hiduplah negriku

Bangsaku Rakyatku semuanya Bangunlah jiwanya

Bangunlah badannya Untuk Indonesia Raya Indonesia Raya Merdeka Merdeka

Tanahku negriku yang kucinta Indonesia Raya

Merdeka Merdeka Hiduplah Indonesia Raya Indonesia Raya

Merdeka Merdeka

Tanahku negriku yang kucinta Indonesia Raya

Merdeka Merdeka Hiduplah Indonesia Raya

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI) Hadirin kami persilakan untuk duduk kembali.

Berdasarkan daftar catatan hadir yang disampaikan oleh Sekretariat Jenderal kepada kami, sampai saat ini telah hadir dari 130 anggota dewan baru 53, dimana keterangannya ada tugas 6 orang, ada ijin 16 dan sakit 3 orang sebagaimana yang diatur oleh pasal di dalam tata tertib DPD kita karena kita ingin membuat sebuah keputusan oleh karena itu ini belum memenuhi syarat untuk dibuka terbuka atas kita semua izinkan saya untuk memberikan waktu saja bagaimana kalau ini kita skors 2 kali lima menit sehingga langsung saja sehingga kita nanti bisa akan memulai sidang ini bisa kita sepakati ? baik. Terima kasih 10 menit saja langsung ya, baik.

Bapak Ibu sekalian. Sidang dewan yang mulia kita telah melewati dua kali 5 menit yang kita sepakati, menskors sidang ini maka hanya kami cabut kembali skors sidang.

KETOK 1 X

SKORS DIBUKA PUKUL 11.35 WIB SIDANG DISKORS PUKUL 11.25 WIB

(4)

Berdasarkan catatan daftar hadir yang disampaikan oleh Sekretariat Jenderal sampai saat ini telah bertambah yang hadir 57 orang, dimana diluar 57 ada tugas 8 orang, ijin 20 dan sakit 30. Dengan demikian setelah melewati masa skorsing sidang ini telah memenuhi syarat untuk kita buka dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim Sidang Paripurna Ke-17 Dewan Perwakilan Daerah ini kami buka dan dinyatakan terbuka untuk umum.

Sidang dewan yang mulia, sesuai dengan jadwal acara, sidang paripurna dengan punya agenda pengambilan keputusan DPD RI tentang pertimbangan DPD RI terhadap Rancangan Undang-Undang tentang pertanggung jawaban atas pelaksanaan APBN tahun anggaran 2013 dan keputusan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia tentang pertimbangan DPD RI terhadap Rancangan Undang-Undang APBN tahun anggaran 2015.

Sidang dewan yang mulia pelaksanaan sidang paripurna kali ini dilaksanakan atas usul Pimpinan Komite IV hal ini terkait dengan tugas konstitusional DPD RI sesuai Pasal 154 Ayat 4 Undang-Undang 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD bahwa pertimbangan DPD tentang APBN disampaikan 14 hari sebelum diambil persetujuan bersama antara DPR dan presiden oleh karena pengambilan keputusan DPR tentang APBN tahun anggaran 2015 yang direncanakan pada tanggal 23 September 2014. Maka sidang paripurna ini kita laksanakan untuk membahas dan mengambil keputusan atas rancangan keputusan DPD RI tentang pertimbangan DPD RI terhadap RUU mengenai pertanggung jawaban atas pelaksanaan APBN tahun anggaran 2013 dan rancangan keputusan DPD RI tentang pertimbangan DPD terhadap RUU tentang APBN tahun anggaran 2015 untuk itu mari kita dengarkan ya laporannya dari Pimpinan Komite IV untuk waktu dan tempat kami persilakan. Kita do'akan.

PEMBICARA : Drs. H. ZULBAHRI M, M.Pd. (KEPULAUAN RIAU)

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat pagi menjelang siang dan salam sejahtera bagi kita semua.

Om Swastiastu.

Yang kami hormati Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia. Yang kami hormati rekan-rekan Anggota DPD RI dan hadirin yang berbahagia. Terlebih dahulu marilah kita sama-sama bersyukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa karena kita telah dapat hadir dalam keadaan sehat wal’afiat dalam sidang paripurna kali ini.

Atas nama Pimpinan dan Anggota Komite IV DPD RI kami menyampaikan terima kasih atas kesempatan yang diberikan di dalam sidang paripurna kali ini. Sesuai dengan jadwal pada hari ini kami Komite IV akan melaporkan pelaksanaan tugas tentang materi APBN yang pertama adalah pertimbangan terhadap RUU pertanggungjawaban dan pelaksanaan Undang-Undang APBN tahun 2013. Yang kedua pertimbangan RUU tentang APBN tahun anggaran 2015. Komite IV sebagai alat kelengkapan DPD RI yang mempunyai lingkup tugas di antaranya APBN, pajak, perimbangan keuangan pusat dan daerah, BPK telah membahas dan merumuskan pertama pertimbangan DPD terhadap RUU pertanggungjawaban dan pelaksanaan APBN tahun anggaran 2013. Kedua pertimbangan DPD RI terhadap RUU tentang APBN tahun anggaran 2015.

Materi RUU pertanggungjawaban dan pelaksanaan APBN tahun anggaran 2013 dalam rangka penyusunan pertimbangan ini DPD telah melakukan pengkajian dan membahas

KETOK 1 X

(5)

beberapa dokumen terkait yaitu laporan dari hasil pemeriksaan BPK atas laporan keuangan pemerintah pusat tahun anggaran 2013 RUU pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBN tahun anggaran 2013 dan hasil kunjungan kerja DPD ke daerah.

Pimpinan dan anggota serta hadirin sidang paripurna yang kami hormati. DPR RI menyampaikan apresiasi atas RUU tentang pertanggungjawaban dan pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara tahun anggaran 2013 serta pengelolaan transfer ke daerah yang sudah semakin baik, meski demikian DPD memberi catatan dan pandangan bahwa pemerintah perlu ;

Menetapkan target waktu yang jelas untuk mengalihkan dana dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan menjadi dana alokasi khusus sebagaimana telah diamanatkan pada Pasal 108 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah.

Mengingatkan amanat Undang-Undang mengenai besaran dana transfer DAU ke daerah adalah sekurang-kurangnya 26 % dari pendapatan netto agar pelaksanaan desentralisasi fiskal dapat dilakukan dengan baik. Selama ini besaran pendapatan netto belum tepat demikian juga presentasi DAU ternyata tidak pernah mengalami perubahan kenaikan.

Mensinkronkan penyaluran langsung alokasi DBH ke rekening daerah dengan sistem informasi keuangan daerah dan sistem akuntansi umum.

Melakukan transfer DBH yaitu dari DBH sumber daya alam dan DBH perpajakan secara transparan dan tepat waktu agar dapat diserap dan digunakan dalam APBD.

Mencarikan solusi yang tepat, efisien, efektif dan akuntable dalam penyaluran dana subsidi seperti subsidi BSM, BLSM dan bantuan sosial lainnya.

Mendorong BPK selain melakukan pemeriksaan atas laporan keuangan perlu melakukan pemeriksaan terhadap indikator kinerja dengan tujuan supaya kementerian lembaga dapat melaksanakan tugasnya dengan optimal sesuai dengan rencana dan terkoordinasi dengan kementerian KL lainnya. Demikian pula pelaksanaan dana transfer ke daerah agar dapat, agar daerah dapat melaksanakan pembangunan sesuai dengan perencanaan APBD.

Memperhatikan usulan DPD tentang sistem penganggaran yang berbasis wilayah karena daerah masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda dengan daerah lain sehingga diperlukan perlakuan khusus sesuai dengan kebutuhan daerah.

Mengusulkan agar prioritas pembangunan dalam RKP konsisten dengan target prioritas RPJMN.

Mereformulasi DAU agar perolehan DAU tidak habis hanya untuk belanja pegawai supaya daerah memiliki kapasitas fiskal yang memadai untuk pembangunan daerah.

Mencantumkan indikator pencapaian dalam target program pemerintah misalnya program pengentasan miskin, pengangguran angka kematian ibu dan anak gizi, buruk dalam rangka memonitor keberhasilan pemerintah.

Pimpinan dan anggota serta hadirin sidang paripurna yang kami hormati. Terhadap materi pertimbangan RUU APBN Tahun 2015 kami sampaikan sebagai berikut ;

Adalah asumsi dasar ekonomi makro. Pertimbangan ekonomi yang direkomendasikan DPD RI dalam pertimbangan ini masih sama dengan pertimbangan terhadap tahap pertama yaitu 5,7 sampai 6,2 % pertumbuhan ekonomi DPD RI kembali menegaskan bahwa dalam menentukan faktor pertumbuhan ekonomi perlu digambarkan pertumbuhan rata-rata wilayah sehingga tingkat pertumbuhan ekonomi seluruh wilayah dapat terwakili

DPD RI berpendapat bahwa peningkatan pertumbuhan ekonomi harus diimbangi dengan upaya penajaman kebijakan dan program pembangunan yang berbasis kewilayahan. Dalam hari ini DPD RI menegaskan bahwa pendekatan kewilayahan harus menjadi arus utama dalam penyusunan RPJMN 2015 - 2019 dan juga RAPBN 2015.

(6)

Mempertimbangkan perhitungan adanya perubahan kebijakan subsidi energi pada tahun 2015. DPD memperkirakan inflasi pada tahun 2015 akan berada pada kisaran 5,5 % sampai dengan 6 %

Terhadap nilai tukar rupiah pendapat DPD masih pada kisaran pertimbangan awal yaitu sekitar Rp 11.900 per dollar Amerika Serikat. Dalam hal ini DPD RI berpendapat sependapat dengan usulan pemerintah

Terhadap tingkat suku bunga SBN, DPD sependapat dengan pemerintah yang mengkondisikan tingkat suku bunga SBN sebesar 6,2 %. Dalam hal ini terdapat selisih 0,2 % dibandingkan dengan pertimbangan DPD tahap awal sebesar 6 % . Penetapan tingkat suku bunga tersebut diharapkan dapat mendorong kegiatan ekonomi dan penguatan kompetitif di dalam negeri.

Selain itu DPD RI memberikan pertimbangan kepada pemerintah agar mendorong pemerataan penyaluran kredit perbankan antar daerah terutama untuk mendukung pengembangan usaha mikro kecil menengah dan koperasi UMKM, serta percepatan pembangunan daerah. Dalam kaitan dengan mobilisasi dana perbankan di daerah dan penyaluran kredit pemerintah perlu merumuskan perbankan wilayah regional banking yang memberikan prioritas perbankan untuk beroperasi di wilayah tertentu.

Terhadap harga minyak pemerintah memperkirakan rata-rata harga minyak pada tahun 2015 sebesar 105 US dollar perbarel Pada pertimbangan tahap pertama DPD telah mencantumkan harga minyak sama dengan pemerintah pada kisaran 105 US dolar per barel sampai dengan US$ 110 per barel. Pada pertimbangan kali ini kisaran tersebut tidak berubah.

Terhadap lifting minyak terdapat perbedaan yang signifikan antara DPD dengan pemerintah dimana pertimbangan awal DPD mencantumkan lifting minyak pada kisaran 910 sampai 920 juta barel per hari. Sedangkan pemerintah memperkirakan lifting minyak dalam tahun 2015 delapan ratus empat puluh lima ribu barel per hari. Pertimbangan DPD pada tahap ke dua ini bahwa pemerintah harus mengoptimalkan perolehan dari sumur minyak yang sudah ada serta percepatan produksi di sumur-sumur minyak yang baru selain itu pemerintah perlu secara konsisten meninjau kontrak karya yang merugikan negara dan menjamin bagi hasil yang menguntungkan pemerintah daerah.

Dalam mendukung transparansi informasi produksi dan bagi hasil minyak di setiap daerah DPD RI berpendapat bahwa pemerintah bersama pemerintah daerah harus menegaskan kewajiban bagi perusahan minyak untuk memberikan laporan secara rutin tentang produksi minyak kepada pemerintah dan pemerintah daerah

Pandangan DPD terhadap tingkat kemiskinan masih sama dengan pertimbangan tahap pertama yakni dengan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 5,6 % pada APBN 2015 target penurunan angka miskin 9% sampai dengan 10% kemungkinan tidak akan tercapai tampak ada uapaya yang tuntas dan terpadu dalam mengatasi akar masalah kemiskinan pemerintah agar melakukan sinkronisasi berbagai kebijakan program dan kegiatan pembangunan untuk mensiasati kemiskinan struktural di daerah tersebut.

Dalam rangka mengurangi pengangguran pemerintah perlu mendorong terwujudnya lapangan kerja baru khususnya di bidang usaha mikro kecil dan menengah serta koperasi. Suatu kenyataan bahwa perkembangan indek sebagai salah satu tolok ukur tingkat kesenjangan cenderung meningkat dari tahun 2008 sampai tahun 2013. Pada tahun 2008 sebesar 0,35 dan pada tahun 2009 0,7 Tahun 2010 0,38 tahun 2011 sampai 2013 statis sebesar 0,41 tanpa adanya upaya yang terarah sistematis dan terpadu DPD RI memperkirakan indek ini pada tahun 2015 akan terus meningkat, oleh karena itu DPD perlu memberikan ruang untuk kesempatan usaha kepada masyarakat fasilitas modal dan peralatan, pendampingan manajemen serta promosi dan pemasaran bagi usaha mikro kecil dan menengah serta koperasi.

(7)

Dua dari sisi penerimaan satu dalam penerimaan DPD RI kembali menegaskan bahwa pemerintahan harus bersungguh-sungguh dan tuntas melaksanakan reformasi perpajakan agar rasio perpajak Indonesia terhadap PDB take ratio yang masih di bawah rata-rata take ratio negara-negara di ASEAN dapat ditingkatkan selain itu pemerintah juga harus tegas, konsisten dan lugas dan tanpa pandang bulu dalam mengatasi masalah mafia pajak baik pada pemerintah yang melakukan penyimpangan maupun kepada perusahaan melakukan kecurangan pembayaran pajak. Dengan melakukan reformasi perpajakan secara total dan menghapuskan mafia pajak secara tuntas penerimaan perpajakan masih dapat ditingkatkan.

Dua dalam hal penerimaan negara bukan pajak PNBP, DPD berpendapat bahwa pemerintah harus menjaga tertib administrasi dan menghapuskan berbagai penyimpangan yang terjadi dalam pengelolaan PNBP di berbagai kementrian lembaga. Pemerintah perlu mengoptimalkan PNBP melalui berbagai langkah seperti pengoptimalan penerimaan deviden dan pajak dari BUMN pengoptimalan penerimaan dari minyak dan gas serta langkah lain yang mendasar.

Dari segi kebijakan belanja negara pada tahun anggaran 2015. DPD berpendapat bahwa kebijakan belanja tahun 2015 harus tetap menjamin terlaksananya fungsi alokasi, distribusi dan stabilisasi dengan memperhatikan pendekatan keseimbangan antar daerah keadilan dan keberpihakan terhadap daerah-daerah yang relatif tinggi. Dua dengan mempertimbangkan ketiga fungsi belanja DPD berpendapat perlu dilakukan perubahan terhadap posturbo belanja negara tahun 2015. DPD mengusulkan agar belanja kementrian lembaga pada tahun 2015 dikurangi 50 triliun dan dialihkan untuk dana transfer ke daerah. Selain itu presentase pagu DAU dinaikkan dari 26% menjadi 30% dan PDN nya itu sehingga alokasi DAU tahun 2015 mencapai 3078,2 triliun. Sementara itu pagu DAK dinaikkan sebebsar 15 triliun sehingga alokasi DAK tahun 2015 menjadi 50.820,7 miliar langkah ini sejalan dengan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah yang memberikan kewenangan lebih besar kepada pemerintah daerah. Implikasi dari perubahan ini adalah bahwa pemerintah harus melakukan perampingan birokrasi dengan menggabungkan beberapa kementerian lembaga dan menghapuskan beberapa badan komite dan komisi dari berbagai fungsi sejenis. Keempat kebijakan belanja subsidi terhadap belanja subsidi pada prinsipnya pertimbangan DPD tahap kedua ini masih sama dengan pertimbangan tahap pertama lain satu subsidi BBM masih diperlukan namun pengalokasian subsidi tersebut harus tepat sasaran yakni ditujukan kepada masyarakat yang tidak mampu dan perlu ditetapkan batasan pagu besaran subsidi dalam APBN. Selain itu perlu diimbangi dengan perbuatan kebijakan dan meningkatkan pendapatan dari sektor terkait misalnya menetapkan tarif yang tinggi pada pajak penjualan atas barang mewah terhadap penyerahan kepemilikan mobil secara progresif. Dua perlu menyiapkan peta jalan root map dengan rencana aksi atau plant nya pengalihan subsidi energi secara bertahap menjadi program pembangunan yang lebih produkstif dan merata terutama perluasan akses pelayanan pendidikan dan kesehatan, penyediaan air bersih, pembangunan infrastruktur dasar dan pengembangan transportasi masal di daerah yang relatif tertinggal. Selain itu DPD menegaskan relokasi subsidi digunakan untuk mendorong pengembangan ekonomi produktif di daerah melalui revitalisasi pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan di daerah. Penjaminan permodalan dan pengembangan teknologi dan inovasi di daerah. Tiga berkaitan dengan keperluan anggaran desa yang mendesak DPD mengusulkan kebutuhan anggaran desa sebesar 53 trilyun agar diambil dari penghematan anggaran kementerian lembaga bukan diambil dari belanja subsidi. Dalam kaitan belanja subsidi pemerintah perlu meningkatkan porsi belanja modal menjadi 14% sampai dengan 18% dan mengalihkan belanja lainnya yang tercantum dalam belanja pemerintah pusat menjadi belanja modal. Dalam kebijakan transfer ke daerah dan pengalokasian dana desa. Satu dana transfer ke daerah diarahkan antara lain untuk pelayanan publik, peningkatan kapasitas fiskal daerah serta pengurangan pengangguran dan kemiskinan agar memperhatikan daerah kepulangan yang selama ini

(8)

terabaikan walaupun memiliki potensi ekonomi yang tinggi. Dua sejalan dengan rumusan Undang-Undang nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, DPD menegaskan bahwa pemberian kewenangan dan sumber daya yang lebih besar kepada rakyat desa dan pemerintah desa harus tetap mengutamakan prinsip partisipasi, transparansi, efesiensi, efektif azaz dan keadilan. Tiga DPD mencatat bahwa jumlah seluruh desa mencapai sekitar 72.000 dan memperkirakan alokasi dana setiap desa pertahun sebesar 800 juta sampai dengan 1,4 miliyar sehingga diperlukan anggaran sekitar 69,1 triliun sementara APBN 2015 baru menyediakan anggaran 9,1 Triliun DPD mengusulkan Realokasi dana subsidi energi dan dana kementerian lembaga sebesar 60 triliun untuk dialihkan menjadi dana desa. Empat Perlu dilakukan pembekalan yang intensif kepada masyarakat desa agar tidak terjadi salah kelola yang mengakibatkan terancam tindak pidana korupsi. Enam Kebijakan pembiayaan anggaran sejalan dengan upaya menjaga keberlanjutan fiskal tahun 2015 pemerintah harus fokus dalam melaksanakan bijak pembiayaan anggaran terutama melakukan perbaikan manajemen pengelolaan utang dan manajemen pembiayaan lainnya. Pemerintah perlu memantau secara cermat dan akurat dampak jangka panjang penguasaan asing terhadap perekonomian nasional. Tiga pemerintah perlu mengembangkan prioritas wilayah sebagai lokasi investasi swasta dengan membangun infrastruktur dan memberikan berbagai insentif fiskal bagi investasi di wilayah Papua Maluku, Nusa Tenggara, Sulawesi, Kalimantan dan Sumatera.

Pimpinan dan anggota serta hadirin sidang paripurna yang kami hormati keseluruhan pertimbangan ini mendapat masukan yang sangat bernilai secara akademis dari budget office DPD RI akhirnya pada sidang paripurna yang terhormat ini menyampaikan rancangan keputusan DPD RI.

Pertimbangan DPD RI terhadap RUU Pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBN tahun anggaran 2013.

Pertimbangan DPD RI terhadapRUU APBN tahun anggaran 2015 untuk dapat diputuskan dalam sidang paripurna yang terhormat ini sebagai keputusan DPD RI.

Demikian laporan pelaksanaan tugas dari Komite IV dan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan yang diberikan oleh Sekretariat Jenderal, para Staf ahli dan rekan-rekan media dalam pelaksanaan tugas Komite IV. Demikian terima kasih.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat siang.

Om shanty shanty shanty om.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik, Bapak Ibu yang saya hormati. Sidang dewan yang mulia, kita baru saja mendengarkan Ketua Komite IV terhadap laporan mengenai keputusan yang akan kita ambil ini pertimbangan DPD terhadap RUU tentang pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBN tahun 2013. Kemudian putusan DPD terhadap pertimbangan terhadap RUU tentang APBN tahun anggaran 2015. Apakah ini bisa bisa kita terima atau barangkali ada catatan dari para kita semua.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Ya, silakan. Baik, sudah tahu terutama yang bukan di komitenya. Ya, silakan Pak Jack pertama.

(9)

PEMBICARA : JACOB JACK OSPARA, S.Th., M.Th. (MALUKU)

Terima kasih. Pimpinan dan rekan-rekan semua Sekretariat Jenderal dan seluruh stafnya yang saya hormati.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera.

Om swastyastu.

Setelah mendengarkan laporan bekerja pertimbangan DPD RI untuk Rancangan Undang-Undang tentang pelaksanaan APBN Tahun 2013 dan Rencana Anggaran Belanja Negara tahun 2013 saya mencatat beberapa hal yang pertama khusus untuk pelaksanaan anggaran tahun 2013 banyak sekali catatan-catatan tentang simpul-simpul kebocoran-kebocoran dan lain-lain yang menyebabkan belum efektifnya pelaksanaan program-program APBN untuk dinikmati oleh rakyat kita di daerah. Kita misalnya sekali bawa catatan-catatan atau konotasi-konotasi itu tidak satupun dimuat dalam rekomendasi apakah itu berupa rekomendasi kepada presiden terpilih yang akan datang juga untuk mengawasi dengan ketat demikian pula kepada penegak hukum untuk bertindak lebih cermat, lebih tegas, lebih adil demikian pula pengawasan internal pemerintahan dalam hal menutupi semua simpul-simpul terjadinya kebocoran negara seperti itu sebagaimana hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan. Kekurangan itu yang saya lihat dalam laporan tentang pelaksanaan anggaran tahun 2013.

Khusus untuk pelaksanaan anggaran tahun 2015 atau anggaran pendapatan belanja tahun 2015 saya yakin seluruh negara ini sama-sama yakin dan percaya termasuk kita lembaga negara yang penting ini, bahwa ini adalah masa transisi pemerintahan dengan demikian yang saya catat adalah seluruh rekomendasi-rekomendasi yang dicatat dalam penyusunan anggaran tahun 2013 ini hanya secara umum, hanya secara secara umum memerintahkan pemerintah tetapi tidak menetapkan sesuatu untuk antara lain memberikan kelonggaran dan kemampuan dan peluang fiskal bagi pemerintahan Jokowi-JK yang akan melanjutkan kepemimpinan ke depan. Jadi seluruh rekomendasi-rekomendasi ini kelihatannya kita mencatat ini masa transisi tetapi kurang ada rekomendasi kepada pemerintahan masa transisi ini untuk bersama-sama dengan Jokowi-JK yang merupakan Presiden terpilih dalam mengatur supaya ada ruang fiskal bagi mereka dalam menyelenggarakan program-programn tahun 2014 itu. Itu yang pertama yang kedua

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI) Mohon waktunya Pak Jack.

PEMBICARA : JACOB JACK OSPARA, S.Th., M.Th. (MALUKU)

Yang kedua Pak untuk masalah alokasi dana desa. Pertama di halaman 12 catatan mengenai jumlah desa di sini kelihatannya tidak benar bukan sekitar 72.000 desa yang ada di Indonesia tapi yang sekarang adalah sekitar 73.000 desa, 72. 944 desa mohon maaf saya kemukakan angka itu tepat karena saya kebetulan Ketua Tim kerja Rancangan Undang-undang desa yang telah melahirkan Undang-Undang-undang Nomor 15 eh Nomor 6 tahun 2014 itu seperti itu dan rekomendasi yang saya harapkan dari Tim pembahasan anggaran 2015 ini adalah kalau bisa kita merekomendasi kan DPD merekomendasikan pula untuk pemerintah yang akan datang memberikan perhatian yang sebesar-besarnya dan seluas-luasnya kepada pembinaan para penyelenggara pemerintahan di desa aparat desanya pembinaan, pelatihan bagi mereka. Saya mencatat tadi sudah bagus bahwa dikhawatirkan ada kebocoran karena transfer dan desa itu luar biasa besarnya saya minta tolong ini untuk mendapat perhatian kita

(10)

semua dan mudah-mudahan ini diperbaiki sebelum diserahkan ke DPR disebelah. Sekian dan terima kasih.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik, sekedar catatan apa yang disampaikan Pak Jack itu betul, mohon kepada Pimpinan Komite IV karena memang Pimpinan DPD sekarang telah berkirim surat kepada Presiden terpilih Jokowi yang salah satu agendanya itu mengenai masalah RUU mengenai APBN ini mohon dari Komite IV berbagai rekomendasi dan penyempurnaan daripada hasil rapat paripurna kepada nanti direspon silakan Pak John mohon waktunya.

PEMBICARA : Prof. Dr. JHON PIERIS, SH., MS. (MALUKU)

Saya tidak mengkritisi karena saya Komite IV cuma masukan saja. Ketika di sah kan Pak Ketua saya harap ini di publish dalam rangka penguatan kelembagaan kita dan kinerja kita saya kira orientasi pertama, orientasi pertama kita 3 hari di Ritz Carlton anggota baru juga menghendaki seperti itu ini kelemahan kita sejak dulu sampai saat ini harus ada dana untuk itu setiap pertimbangan atau setiap apapun keputusan dewan melalui Paripurna itu di publish kita pakai koran nasional lah tidak usah takut itu ada duit kok ya. Terima kasih Pak Ketua.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik, Pak John jadi habis ini Pimpinan Komite IV dan anggota mungkin yang bersedia nanti akan disediakan konfrensi pres dan nanti Komite IV coba di apa apa yang dihasilkan ini coba di bahasakan dengan bahasa media apa-apa yang karena saya baca cukup bagus begitu ya dipokoknya tapi cari enggel yang tepat gitu loh di sini ingin dengan ngatakan pada prinsipnya kan kita tidak bersaalah untuk dinaikan BBM asal pengalokasiannya jelas untuk apa dana desa dan sebagainya. Jadi lihat dari perspektif daerah. Setuju Pak John.

PEMBICARA : Prof. Dr. JHON PIERIS, SH., MS. (MALUKU)

Maksud saya begini selain itu, selain itu kita ambil saja setiap putusan Mahkamah Konstitusi apapun itu keputusan selalu di publish, selain konferensi pers yang dilakukan oleh Pimpinan Komite IV setelah ini tapi Pimpinan 3 orang itu menandatangani lantas di publis di koran-koran nasional. Terima kasih.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Iya baik ini, kembali lagi ke PURT ini Bapak Sofwat Hadi yang anggaran tentu-tentu sangat-sangat sebatas mohon disiapkan intern kalau sepanjang ada itu ada tapi tidak bisa yang besar diambil contoh Kompas itu setengah halaman pribadi saya itu 350 sampai 400 juta itu yang mungkin Pak Sofwat nanti bisa menjelaskan iya. Kalau tidak melalui di media online atau apa lah atau kurang anggaran yang bisa kita dapat harga yang agak murah begitu dan sebagainya Baik, Pak Alirman silakan. Pak Alirman di Komite ? Komite I. Silakan. PEMBICARA : ALIRMAN SORI, SH., M.Hum., MM. (SUMBAR)

Ya, terima kasih.

(11)

Bapak Ibu yang saya hormati. Saya juga di Komite IV tapi tidak mohon maaf Pak, Pak Zul tidak bisa maksimal karena kegiatan-kegiatan komite ini kan selalu berbarengan hanya memberikan masukan juga sama dengan Pak Jack.

Yang ke 2 rekomendasi juga harus tegas kita bikin di sini adalah soal Dana Alokasi Khusus ini DAK ya, itu hampir setiap tahun dan itu selalu berkelangsung terus juknisnya terlambat terus begitu sehingga banyak dana-dana transfer DAK kami kembali ke pusat daerah tidak bisa melaksanakan. Nah mestinya rekomendasi ini dipertegas pemerintah apalagi ada pemerintah baru yang akan melaksanakan tugas barunya harus dirubah pola ini jangan sampai pelaksanaan proyeknya juknisnya itu atau juklaknya baru keluar di bulan September, bulan Juli, Agustus begitu ini persoalan yang dihadapi oleh daerah selalu kita dituntut untuk bicara seperti ini.

Nah kemudian yang kedua juga tentang angka, benar yang sampaikan oleh Pak Jack karena ini adalah angka rill mestinya data yang kita munculkan tentang jumlah desa itu harus konkrit final dia kalau tidak nanti kalau sekitar-sekitar ya inikan tidak ada pertanggungjawabannya secara konkrit jadi dibunyikan saja tidak ada daerah yang tercecer di sini termasuk juga menyebutkan istilahnya desa dan lurah karena daerah lain juga ada nama lain kalau tidak kami sebutkan ya sebutan nama lainnya karena Undang-undang Desa mengatur seperti itu. Saya kira demikian terima kasih.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik, jadi saya sepakat itu ya di kalimatnya itu harus jelas begitu jumlah desanya dan penyebutan-penyebutan juga disetiap daerah itu juga harus kita adalah keputusan kita inikan

bayding ya harus dilaksanakan.

Silakan Bu, saya lihat saya kasih satu lagi sebentar Bu Aida, yang lain ?. Kemudian satu lagi di sini Ok terakhir Pak Wayan ya mohon ya saya tutup ya Adinda. Yang kedua Pak Hamdani Ibu Aida dulu mohon mohon waktunya.

PEMBICARA : AIDA ZULAIKA NASUTION ISMETH, SE., MM. (KEPULAUAN RIAU)

Saya cuma kembali menekannkan, karena selalu bertahun-tahun demikian masalah DAK ini, juknis ini karena akhirnya kembali ke pusat ini tidak banyak yang dapat dilakukan oleh daerah karena keterlambatan prosedur dan lain-lain. Jadi saya ingin menggarisbawahi Adinda saya mengenai DAK tersebut. Terima kasih.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI) Baik, silakan Pak Hamdani.

PEMBICARA :H. HAMDANI, S.IP (KALTENG) Terima kasih Pimpinan.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Kami mau apresiasi penyampaian rancangan keputusan Komite IV yang disampaikan hari ini tapi lebih penting juga kita mengapresiasi laporan nota keuangan yang disampaikan oleh Presiden ketika Rapat Paripurna di DPR RI tanggal 15 yaitu dana transfer daerah yang pada tahun ini mencapai sekitar 500 triliun dan itu akan di tingkatkan menjadi 800 triliun

(12)

rupiah Jadi ini mekanismenya seperti apa tolong dimasukkan juga dalam konteks rancangan keputusan dari Komite IV ini. Demikian terima kasih.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI) Baik, terakhir iya Pak Wayan, kami persilakan.

PEMBICARA : I WAYAN SUDIRTA, SH. (BALI)

Saya langsung saja. Pertama apresiasi yang tinggi karena mau saya baca secara teliti makin saya tidak ngerti karena bukan bidang saya, tapi saya percaya pada periode kedua ada

Budget Office ini sudah sangat meningkatkan kualitas produk-produk terdahulu. Pesan saya

adalah karena saya akan lengser keprabon ini kalau teman-teman di Komite IV masih mungkin dipertahankan janganlah pindah dari komitenya teman-teman yang terpilih. Ada 2 lembaga, 2 alat kelengkapan yang tidak mudah digeser karena belajarnya lama PPUU tahun pertama itu pasti belajar kalau tahun kedua digeser dia tidak bisa belajar, tidak boleh memang melarang provinsi mengganti-ganti anggota memang tak boleh tapi tolong diperhitungkan kapan boleh mengganti PPUU anggotanya kapan boleh mengganti Komite IV anggotanya. Pesan saya kalau kita bisa fokus di Komite IV dan di PPUU ini sudah menolong kita semua.

Masalah kedua sekali lagi jangan diartikan saya intervensi pada provinsi karena memang boleh diganti dan diganti. Masalah yang kedua apakah APBN ini sudah menangkap situasi di bawah tentang 2 hal yang akan dijadikan agenda khusus oleh Jokowi. Jokowi membutuhkan 1000 triliun untuk prioritas utama. Saya tidak tahu apakah di sini sudah menyiapkan soal itu karena ada 2 masalah penting yang pasti akan muncul dalam waktu dekat Jokowi pasti tidak bisa terima kalau mau di pusat ada kartu kesehatan, di provinsi, di kabupaten ada kartu kesehatan itu akan apa yang disampaikan Pak Alirman ini uangnya akan bertumpuk programnya akan bertumpuk, kartunya akan bertumpuk, bisa gak menjelaskan di sini bahwa kalau APBN ini dengan anggaran sekian di bidang kesehatan tidak ada penumpukan, tidak ada tumpang tindih antara kabupaten, propinsi pusat tentang masalah dana kesehatan.

Yang kedua lagi kontrol kalau tidak sampai ke bawah, interupsi tidak sampai ke bawah itulah yang terjadi dan berkait dengan anggaran satu misal kita selalu berteriak bahwa tentang kesehatan itu beres tapi menjadi bukti bahwa di daerah terpencil tidak ada Puskesmas yang mempunyai rawat inap, teori sebagus apapun di APBN kalau bicara kesehatan kalau di pojok-pojok yang sepi tidak ada rawat inap itu gagal. Saya tidak mengerti memasukkannya dengan cara apa di sini gitu .

Yang berikutnya masalah pendidikan, walaupun ini sudahtiap hari dibicarakan kita mengira pendidikan itu sudah berhasil apakah di antara kita sudah tahu bahwa dengan pendidikan yang gratis ini sebagian orangtua bertambah miskin karena ngurusin anaknya buku tiap tahun berganti, pakaian harus pakaian rapi, sama sepatu dan sebagainya. Dulu waktu kita sekolah orangtua tidak terbebani apa-apa, tidak dibebani apa-apa. Sekarang untuk menyekolahkan anak pernahkah kita melakukan penelitian banyak orangtua justru menjadi miskin karena menyekolahkan anak dimana era pendidikan dijunjung tinggi programnya dengan biaya 20%. Saya tidak tahu bagaimana menjelaskan itu di APBN itu tapi saya berharap ini bisa ditangkap, bisa diwujudkan.

Yang paling akhir kalau APBN ini ingin diterima dan langsung dipakai oleh pemerintah ke depan, apakah sudah sesuai dengan konsepnya Trisakti karena mereka mengusung itu nawacita dan program-program yang ditelorkan oleh pemerintah yang akan datang.

(13)

Informasi terakhir PPUU sudah membuat 5 kajian dan diserahkan kepada Jokowi beberapa hari yang lalu untuk menjawab bahwa DPD itu tidak diam ketika mereka punya program kita mewujudkan apa yang diperlukan oleh Jokowi. Salah satu yang akan kami wujudkan siang ini akan selesai adalah reformasi Kejaksaan, Kejaksaan akan bagus kalau dalam waktu 100 hari melakukan ini kami, kami punya itu. Dalam 1 tahun bagaimana Kejaksaan bisa lebih cemerlang dibanding yang sudah-sudah dalam waktu 5 tahun bagaimana mereka mendekati KPK itu yang saya kerjakan hari ini, nanti malam ini selesai. Dan kami akan segera membawa itu ke rumah transisi apakah ini keliru? Menurut saya tidak alat-alat kelengkapan kalau bisa berlomba PPUU ikut di dalamnya, PPUU ikut mengiringi tapi komite-komite juga menyiapkan bahan-bahan yang bisa dicerna oleh pemerintah baru di situlah sebenarnya DPD tidak serendah yang dibayangkan orang, di situlah DPD ternyata memikirkan hal-hal yang memang belum teramalkan tapi DPD sudah bisa membuat

forecasting. Oleh karena itu sekali lagi kalau saya boleh memberikan ilustrasi misalnya

begini Kejaksaan itu tidak boleh menangani sampai Kejaksaan Agung, Jaksa kok Jaksa Agung menangani perkara itu gak benar Kejaksaan tinggi gak boleh apa tugasnya Jaksa Agung adalah pusat kebijakan. Kejaksaan tinggi adalah super visi Kejaksaan negeri lah yang menangani perkara, sekarang kok sampai Kejaksaan Agung menangani perkara itu salah salah, salah berdasarkan penelitian, salah berdasarkan kajian kami sodorkan itu. Yang kedua kok Jaksa pakai pakaian dinas itu sekedar ilustrasi, reserse sudah melepaskan pakaiannya, Polisi saja melepaskan pakaian kok loh kok Jaksa memakai pakaian dinas ya supaya mudah memeras kan kira-kira begitu kan dengan pakaian dinas jadi begitu, Kejaksaan itu kan semestinya borosnya luar biasa kenapa ada Intel di sana padahal di pidana umum, pidana khusus sudah ada di bagian penyelidikan gak perlu ada Intel Pak, kok Jaksa jadi intel untuk apa ada pembinaan di sana, Jambin kok ada Jaksa jadi menangani masalah pembinaan gak perlu ada pembinaan ini borosnya luar biasa kalau itu dipangkas 2 Jaksa agung muda tinggal Jaksa agung muda tindak pidana umum dan tindak pidana khusus mungkin separuh anggaran negara bisa di kurangi dan barangkali ini revolusi mental bisa diwujudkan. Hanya sekedar ilustrasi begitu kalau ini memang tidak tepat tidak usah dipikirkan kalau tepat masih ada waktu komite-komite ini bekerja satu bulan bagi teman-teman yang akan lengser adalah waktu yang baik untuk mengabdi buat DPD, satu bulan itu besar besar luar biasa mari kita maksimal kan jangan menyerah satu bulan bisa melakukan apa saja yang dibutuhkan oleh DPD. Terima kasih.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik, terima kasih dengan heranteman-teman sekalian jadi beberapa catatan tadi mohon menjadi bagian apa integral ya bagian bersamaan dengan apa nanti yang akan di kita putuskan bersama tadi saya lihat Pak Ketua mau menyampaikan sesuatu ya silakan responnya yang terakhir ya biar kita putuskan dengan segala catatan yang tadi dengan segala penyempurnaan yang harus dilakukan sebelum kita serahkan ini kepada DPR kami persilakan Pak Ketua.

PEMBICARA : Drs. H. ZULBAHRI M, M.Pd. (KETUA KOMITE IV)

Terima kasih Pimpinan dan Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang menyampaikan responnya tentunya kami ucapkan terima kasih. Pertama sampaikan oleh Pak Jack memang kami membuat sekitar 72.000 terus terang kita tidak mengetahui jumlah persis jumlah desa Pak Jack, jadi kalau ini memang memang benar nih Komite I harus masukan ini sayang dalam pembahasan ini Anggota Komite I gak masuk Pak, Pak Alirman. Jadi kalau tahu kita tahu

(14)

persis kita angkanya ini, ini kami terima Pak, tidak ada kasih tahu ya cuma istilah lain kami kami juga tidak tahu ini yang tahunya desa sama lurah saja Pak.

Ya mudah-mudahn ini kita masukkan karena hari ini harus kita sampaikan Pak Pimpinan mungkin sebelum kita sampaikan nanti kami akan tambahkan direvisi lagi

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI) Tolong direvisi gitu semuanya ya

PEMBICARA : Drs. H. ZULBAHRI M, M.Pd. (KETUA KOMITE IV)

Iya di revisi lagi. Dan tadi untuk di publis kepada masyarakat sudah dijawab oleh Pak Ketua setelah ini mungkin kami akan komprensi pers ya termasuk pada kesempatan ini juga Pak John jangan pulang. Saya mengajak Pak John Pieris ini

PEMBICARA : Prof. Dr. JHON PIERIS, SH., MS. (MALUKU) Siap, siap.

PEMBICARA : Drs. H. ZULBAHRI M, M.Pd. (KETUA KOMITE IV)

Kemudian yang dari DAK baik Bu Aida dan Pak Alirman memang secara rapat kerja dengan kementerian terkait kami sudah menyampaikan bahwa DAK ini juklak dan juknisnya harus tepat waktu malahan dari Kementerian Keuangan itu sudah menyatakan tepat waktu begitu juga dari Kementerian PU. Nah kementrian lain yang belum dapat kami melakukan apa namanya rapat kerjanya tapi kalau dari Kementerian PU dia, mereka sudah menyatakan dia tepat Januari itu tepat sudah di keluarkan juknis dan juknisnya.

Kemudian saya sangat senang tadi yang disampaikan baik Pak Wayan. Iya memang benar Pak Wayan karena dengan Komite IV ini salah satu hikmahnya Pak, dari Komite IV bisa untuk calon Anggota BPK Pak, kalau yang lain belum tentu kan karena dia tidak menguasai keuangan negara kan terima kasih ini Pak Wayan ya.

Kemudian tentang pendidikan saya ingin komentari sedikit memang wilayah Komite III ini kalau sekarang gak perlu baju seragam kalau gak salah saya lagi baju apa saja yang penting pakai baju anak sekolah sudah bisa jadi tidak perlu ada seragam-seragaman. Kemudian kerena yang menjadi masalah di sekarang di sini memang fiskal sekarang ini ruang fiskalnya sangat sempit Pak, karena sudah di patok ini misalnya pendidikan sudah dipatok 20% kemudian kesehatan harusnya kan 5% sesuai undang-undang sekarang ini mendekati 3% lah jadi dengan patok-patok ini makanya ruang fiskal APBN ini sempit, nah ini pandangan dari pada komentar-komentar yang kita lihat di media itu kenapa ruang fiskal itu sempit kerena ini di patok-patok. Tapi kami yakin dengan pemerintahan yang baru sekarang di dalam rekomendasi pertimbangan kita ini ada celah-celah yang bisa dioptimalkan seperti tadi mengoptimalkan pajak, pajak belum optimal kemudian dividen daripada BUMN belum optimal ini adalah penambah-penambahannya, dan juga subsidi ini tepat sasaran kita mengatakan di sini bahwa subsidi ini harus tepat sasaran bagaimana tepat sasaran itu ya tentunya tidak kepada orang-orang yang kaya seperti bagaimana kalau dirinci ini cukup banyak teknisnya seperti apa jadi kuota BBM yang subsidi ini harus kita batasi, bagaimana pembatasannya nanti tentu ada tekhnik-tekhnik tertentu yang harus dilakukan oleh pemerintah. Kalau lebih ekstrimnya kami mengusulkan ini ke depannya pemerintah itu artinya kalau sekarang ini satu rumah itu bisa 10 mobil Pak kan, nah harus dibatasi harusnya dengan satu orang sampai 5 atau 6 mobilnya kalau bisa satu keluarga, satu mobil mungkin ini

(15)

adalah cara-cara pembahasannya. Itu antara lain Pak tapi ini mungkin tidak mungkin kami jelaskan di sini satu apa secara detail tapi dalam salah kalimat ini secara halus sudah ada pembatasan bahwa subsidi itu harus tepat sasaran begitu Pak saya kira itu komentar kami Pak Ketua dan terima kasih hal-hal lainnya nanti akan kami sempurnakan. Assalamu'alaikum

warahmatullahi wabarakatuh.

PEMBICARA : Prof. Dr. JHON PIERIS, SH., MS. (MALUKU) Pak Ketua.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI) Baik Pak John. Silakan.

PEMBICARA : Prof. Dr. JHON PIERIS, SH., MS. (MALUKU)

Bisa sedikit tambah saja. Bismarck mengatakan 'Politics is the art of the possible’, Pak Ketua harus menggunakan kesempatan yang berharga ini untuk lebih memantapkan diri untuk pencalonan lagi oleh sebab itu izinkan saya menyampaikan sesuatu refleksi kritis yang dilakukan oleh Pak Wayan cukup cerdas dalam catatan saya dalam catatan politik saya, Pak Wayan adalah salah satu orang yang masuk dalam bursa calon Jaksa Agung Republik Indonesia visi dan misi telah dia sampaikan secara.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Coba Pak Wayan hanphone nya matikan dulu coba diulangi lagi itu Pak John apa tadi itu.

PEMBICARA : Prof. Dr. JHON PIERIS, SH., MS. (MALUKU)

Iya, diulang lagi ya. Dalam catatan saya dan catatan banyak teman ya Pak Wayan masuk dalam bursa salah satu calon Jaksa Agung Republik Indonesia, jujur saya katakan saya merasa kehilangan ketika Pak Wayan tidak terpilih lagi susah untuk mencari orang seperti itu tidak masalah Pak Ketua kalau dengan berbagai cara bagaimana Pak Jokowi dapat menerima Pak Wayan sebagai salah satu calon diantar semua calon itu kalau jadi Pak Zulbahri jadi Anggota BPK, Pak Wayan jadi Jaksa Agung bukan untuk kepentingan DPD tapi untuk kepentingan bangsa ini, Itulah yang saya harapkan dengan cara-cara Ketua yang elegan melakukan lobby-lobby politik 2 nama ini mewakili teman-teman saya kira kita perjuangkan supaya mereka menjadi negarawan-negarawan sejati itu yang pertama.

Yang ke dua juga Pak Sulis calon Menteri pendidikan dasar dan menengah baik sekali kalau boleh dimainkan supaya 3 orang ini bisa lolos Pak Ketua, dan itu historical bisa catatan tambahan tapi yang penting 3 orang ini. Terima kasih Pak Ketua.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI) Baik, ada lagi ya tapi kembali dulu ke materinya ya. Silakan

(16)

PEMBICARA :ERMA SURYANI RANIK, SH. (KALBAR)

Terima kasih Pak Ketua B-80 Erma Suryani Ranik. Saya menyimak paparan dari Pak Wayan tadi soal usulan-usulan yang akan dibawa ke tim transisi, saya sekedar mengingatkan saja bahwa DPD RI ini adalah lembaga negara yang terikat dengan Undang-Undang untuk memberikan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang tentu saja dibatasi oleh Undang-Undang itu sendiri pada saat ini Presiden adalah presiden masih Presiden SBY, kita membahas RAPBN yang tadi dibacakan oleh Ketua Komite IV terkait dengan pemerintahan saat ini saya mengapresiasi ada langkah teman-teman yang memberikan usulan-usulan cerdas, bernas dan brilian kepada pemerintahan yang akan datang, tetapi saya menghimbau tolong jangan dibawa ke kelembagaan ini Pak Ketua karena ini kita harus jaga marwah lembaga ini karena kita bekerja dengan Undang-Undang, kita dapat RAPBN dari pemerintah untuk dibahas oleh DPD dan DPR. Saya kira itu catatan saya saja sebagai bagian dari Komite IV saya tentu saja mendukung dan menyetujui catatan-catatan tambahan dari Pak Jack terkait angka-angka soal Undang-Undang Desa tentang jumlah desa. Terima kasih banyak.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik. Jadi dari berbagai catatan tadi ya kita kembali ke materi dulu, substansi ya kemudian nanti ada beberapa usulan itu menurut saya bisa dibicarakan nanti ya Pak Jhon ya kita ambil kesepakatan dalam dalam paripurna nah karena itukan kuncinya lobi saja karena juga tidak punya kewenangan juga kita untuk secara kelembagaan tapi kalau diserahkan kepada saya dipercayakan tadi usulan itu saya akan melakukan lobi itu tapi secara informal diingatkan oleh Ibu Ema Suryani tadi silakan melakukan komunikasi ya tapi hati-hati menggunakan kelembagaan itu yang dia maksud tadi ya, silakan kalau memang ada pertemuan dengan tim transisi harus jelas agendanya ya dan sepengetahuan, kalau tidak itu nanti nanti informasi saja silakan tidak apa-apa.

Baik, Bapak Ibu sekalian untuk menghemat waktu marilah kita mengambil keputusan dua dapatkah kita menyetujui Rancangan Keputusan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia tentang pertimbangan DPD RI terhadap Rancangan Undang-Undang tentang pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun anggaran 2013. Yang kedua, terhadap Rancangan keputusan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia tentang pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia terhadap Rancangan Undang-Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun anggaran 2015 dapat kita setujui ?.

Baik, tepuk tangan buat kita semua. Terima kasih.

Jadi sesuai dengan yang kita sepakati kita telah berhasil melaksanakan ini dan mohon segara dari ini kepada pimpinan Komite IV baru membuat melakukan konferensi pers membuat ini secara lebih lebih mudah dipahami masyarakat untuk kita disebarkan kepada media masa yang paling penting undang wartawan apa untuk internal membuat angle-nya bagaimana begitu yang seksi untuk bisa kita tampilkan pembaca publik itu harapannya.

Sidang Dewan yang mulia. Kami ingin mengingatkan dari meja sidang ini bahwa Sidang Paripurna ke-18 masa sidang ke-4 DPD akan berlangsung pada tanggal 11 September ini mohon ya jangan agenda-agenda lain daripada alat kelengkapan supaya kita ini pada tanggal 11 September dengan agenda adalah pengesahan keputusan hasil panitia khusus sinkronisasi Tatib DPD Republik Indonesia. Silakan kalau ada.

(17)

PEMBICARA :Hj. HAIRIAH, SH., MH. (KALBAR)

Saya usul ada agenda lain-lain Pak Ketua, boleh atau saya langsung sampaikan, tidak berkenaan dengan Komite IV tadi.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI) Baik, kalau ada yang mau disampaikan silakan.

PEMBICARA :Hj. HAIRIAH, SH., MH. (KALBAR)

Terima kasih Ketua. Ibu Bapak Anggota Dewan Perwakilan Daerah yang saya hormati. Selamat siang. Pada tanggal 15 Agustus yang lalu anggota kami dari maaf dari Provinsi Kalimantan Barat bersurat kepada Kesekjenan DPD RI sudah saya sampaikan hari Senin nya sekitar tanggal 18 surat tersebut dan kami bahas di Komite III namun tadi saya tanya kepada Sekretariat Komite III belum di surat ini belum dibalas secara tertulis kepada yang bersangkutan. Nah surat itu sebetulnya kurang lebihnya staf masih menuju ke sini saya agak lupa redaksionalnya yang meminta Ibu Hairiah nomor Anggota B-78 eh 79 itu untuk bertukar ke alat kelengkapan Komite III dalam hal itu di Komite III adalah saya sendiri Maria Goreti . Nah di tahun di bulan terakhir ini yaitu bulan Agustus sampai 30 September yang akan datang, untuk pengawasan haji ikut serta dalam pengawasan haji nah boleh saya simpulkan bahwa pada saat itu di Komite III masih stagnan Pak Ketua, nah tadi kami ngobrol-ngobrol bersama dengan Ibu Hairiah apakah bisa apa namanya isu tersebut atau hal tersebut diangkat ke forum paripurna karena untuk memutuskan atau mengembalikan orang ke alat kelengkapan lain itu selalu dalam paripurna Pak Ketua. Jadi kalau boleh kami meminta pertimbangan dari anggota sekalian.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Saya bisa paham itu, saya sebenarnya sudah merespon, saya sudah kirim surat ke kepada Menteri Agama ya ada 4 nama yang memintakan untuk ikut saya belum tahu jawabannya, saya sudah tahu ya jadi menurut saya itu tidak perlu diparipurna perubahannya harus lewat Panmus dulu ya tidak bisa langsung seketika karena agendanya tidak ada, tapi saya merespon itu nanti kita bicarakan ya saya sudah kirim surat untuk beberapa orang resmi saya buat surat mungkin sudah ada yang dapat kali ya secepatnya Ibu Hairiah ya coba nanti saya akan cek Pak Sekjen sekarang bukan tidak hadir di sini tapi lagi ada bicara di Komisi III ya, nanti akan saya cek, saya sudah kirim surat langsung ke Menteri Agama untuk bisa menambahkan beberapa hal serupa.

Baik, ada lagi tidak yang ini? Ya Baik, kalau tidak ada. Akhirnya dengan mengucapkan

Alhamdulillah, Sidang Paripurna ke-17 ini kami tutup.

Walbillahi taufik wal hidayah, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Om shanty shanty shanty om.

Terima kasih.

SIDANG DITUTUP PUKUL 12.28 WIB KETOK 3 X

Referensi

Dokumen terkait

Meskipun penelitian mengenai kadar timbal dalam darah pada petugas SPBU telah diteliti oleh beberapa peneliti sebelumnya, namun penelitian ini berfokus pada dampak

Adapun tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengisolasi gingerol pada rimpang jahe merah secara optimum dan mengidentifikasinya.Metode penelitian yang digunakan meliputi

terkontaminasi dengan batran pencemar yang berasal dari limbah rumah tangga, limbah industri, sisa-sisa pupuk atau pestisida dari daerah pertanian, limbah rumatr sakit,

Beberapa parameter tersebut diperhitungkan untuk menetapkan indeks toleransi tanaman terhadap pencemaran udara yang dinyatakan oleh Singh, Rao, Agrawal, Pandey and

PEMBERIAN EKSTRAK HULBAH SECARA ORAL MENURUNKAN PENYERAPAN TULANG TIKUS PASCA OVARIEKTOMI YANG DITANDAI DENGAN.. PENURUNAN KADAR

Pada sub bab ini, akan menjelaskan mengenai analisis data hasil observasi dengan menerapkan model pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar yang terdiri dari

bahwa dalam rangka percepatan pelayanan perizinan dan guna menindaklanjuti Rencana Aksi Pemberantasan Koru psi Terintegrasi Tahun 2019- 2020 dari Komisi Pemberantasan

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta Hak Bebas Royalti Non Ekslusif (Non-Exclusive