• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manual Fasilitator Kesehatan dan Pertolongan Pertama Berbasis Masyarakat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Manual Fasilitator Kesehatan dan Pertolongan Pertama Berbasis Masyarakat"

Copied!
263
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Berbasis Masyarakat

Panduan Fasilitator Aksi-KPPBM

Modul 6

didukung oleh :

(3)

Tim Pengembangan:

Astrid Firdianto, Eka Wulan Cahyasari, Yulia Sayanthi, Siti Nurhadijah, Ya’aman Telaumbanua, Mariani Gulö, Eka Airlangga, Ahmad Husein, Cici Riesmasari

Desain & Layout: Trimatra

Foto Sampul Depan: PMI & IFRC

Penerbit:

Palang Merah Indonesia (PMI) Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 96 Jakarta – Indonesia 12790 Telp: +62 21 799 2325 Fax: +62 21 799 5188 www.pmi.or.id

Didukung oleh:

‘Manual ini dicetak sebagai bagian dari kerangka kerja Program “Kesehatan dan Pertolongan Pertama Berbasis Masyarakat melalui Penguatan Organisasi dan Peningkatan Kapasitas” bekerjasama dengan Palang Merah Spanyol.’

‘The book is printed in the framework of the Project “Community Based Health and First Aid through Organizational Development and Capacity Building (CBHFA-ODCB)” in partnership with Spanish Red Cross.’

Diadaptasi dan Dikembangkan dari Buku:

PANDUAN FASILITATOR

PERTOLONGAN PERTAMA BERBASIS MASYARAKAT (PPBM) Editor:

Dr. Lita Sarana, Fajar Sumirat, Yulia Sayanthi, Eka Wulan Cahyasari, Astrid Firdianto, Dr. Lipur Riyantiningtyas, Maryam Masyitoh Lubis, Marwan A Hasibuan, Iskandar, Benny Octavianus, Dr. Prissilia Shinta Maharani, Supriyanto, Akbar Wilendra, Firmansyah

Cetakan II. Jakarta: November 2011; Dialihbahasakan dari: Facilitator Manual for Community-based health

and first aid in action (CBHFA) – IFRC Jenewa oleh: Lastrans; Desain & Layout: Mutual Design; Foto dan Ilustrasi: Palang Merah Indonesia (PMI); Penerbit: Palang Merah Indonesia (PMI); Didukung: Palang Merah Spanyol (Spanish Red Cross)

(4)

Perhimpunan Palang Merah Indonesia dalam melaksanakan tugas kemanusiaannya memiliki sejarah yang panjang dalam hal pemberian pertolongan pertama dan promosi kesehatan kepada masyarakat. Pada tahun 1990-an, Kesehatan dan Pertolongan Pertama Berbasis Masyarakat (KPPBM) dikembangkan sebagai metode dasar dari pembelajaran pertolongan pertama dan kesehatan di masyarakat.

KPPBM adalah pendekatan yang terpadu antara pelatihan dan mobilisasi relawan dari masyarakat untuk menjalankan kegiatan di masyarakat. Kami yakin bahwa relawan desa dan relawan cabang lebih memahami bagaimana kehidupan dan kegiatan di masyarakatnya masing-masing. Di saat relawan mempromosikan dan menjaga kebiasaan perilaku hidup sehat, KPPBM dengan pendekatan belajar dengan melakukan (learning by

doing) memberikan kemampuan dan pengetahuan kepada relawan untuk dapat beradaptasi dan melakukan

tindakan nyata di masyarakat.

Penguatan kapasitas serta kemandirian di masyarakat secara partisipatif dapat mengurangi risiko dan kerentanan di wilayah mereka, karena kesehatan berhubungan dengan kedamaian, pencegahan dan kemampuan untuk merespon segera terhadap tantangan baru. Dalam pelaksanaan kegiatannya, PMI bersama masyarakat bekerja sama dengan pihak-pihak terkait dan memaksimalkan potensi yang ada di setiap tingkatan. Dengan berusaha untuk memperkuat dan membangun masyarakat, kita dapat menuju pencapaian sesuai Millenium Development Goals (MDGs).

Pendekatan yang terpadu dan perangkat KPPBM ini juga dibangun melalui kerjasama dengan mitra dan organisasi lain yang bekerja untuk pengurangan risiko, pengembangan organisasi serta penanggulangan dan manajemen bencana.

Palang Merah Indonesia menjalankan KPPBM dengan membuat komitmen jangka panjang untuk program kesehatan tersebut. Dengan KPPBM, PMI membantu membangun masyarakat yang aman dan sehat serta sistem manajemen relawan yang baik.

Paket pelaksanaan program KPPBM PMI yang terdiri dari Petunjuk Pelaksanaan, Panduan Fasilitator, dan Panduan Relawan ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam memulai, menjalankan dan mengembangkan program KPPBM, menjadi sumber yang dapat membantu para fasilitator PMI dalam menyiapkan relawan untuk menghadapi kegiatan penting di masyarakat mereka, melalui muatan materi yang dapat dijadikan pembelajaran dalam setiap kegiatannya. Dengan harapan, masyarakat yang sehat dan sejahtera dapat terwujud serta meningkatkan kapasitas sumber daya PMI dalam Kesehatan dan Pertolongan Pertama Berbasis Masyarakat.

Jakarta, Mei 2009

kepada masyarakat. Pada tahun 1990-an, Kesehatan dan Pertolongan Pertama Berbasis Masyarakat (KPPBM) dikembangkan sebagai metode dasar dari pembelajaran pertolongan pertama dan kesehatan di masyarakat.

KPPBM adalah pendekatan yang terpadu antara pelatihan dan mobilisasi relawan dari masyarakat untuk menjalankan kegiatan di masyarakat. Kami yakin bahwa relawan desa dan relawan kabupaten/kota lebih memahami bagaimana kehidupan dan kegiatan di masyarakatnya masing-masing. Di saat relawan mempromosikan dan menjaga kebiasaan perilaku hidup sehat, KPPBM dengan pendekatan belajar dengan melakukan (learning by doing) memberikan kemampuan dan pengetahuan kepada relawan untuk dapat beradaptasi dan melakukan tindakan nyata di masyarakat.

Penguatan kapasitas serta kemandirian di masyarakat secara partisipatif dapat mengurangi risiko dan kerentanan di wilayah mereka, karena kesehatan berhubungan dengan pencegahan dan kemampuan untuk merespon segera terhadap kondisi terbaru. Dalam pelaksanaan kegiatannya, PMI bersama masyarakat bekerja sama dengan pihak-pihak terkait guna memaksimalkan potensi yang ada di setiap tingkatan. Dengan berusaha untuk memperkuat dan membangun masyarakat, kita dapat menuju pencapaian sesuai Millenium Development Goals (MDGs).

Pendekatan yang terpadu dan perangkat KPPBM ini juga dibangun melalui kerjasama dengan mitra dan organisasi lain yang bekerja untuk pengurangan risiko, pengembangan organisasi serta penanggulangan dan manajemen bencana.

Palang Merah Indonesia menjalankan KPPBM dengan membuat komitmen jangka panjang untuk program kesehatan tersebut. Dengan KPPBM, PMI membantu membangun masyarakat yang aman dan sehat serta sistem manajemen relawan yang baik.

Paket pelaksanaan program KPPBM PMI yang terdiri dari Petunjuk Pelaksanaan, Panduan Fasilitator, dan Panduan Relawan ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam memulai, menjalankan dan mengembangkan program KPPBM, menjadi sumber yang dapat membantu para fasilitator PMI dalam menyiapkan relawan untuk menghadapi kegiatan penting di masyarakat mereka, melalui muatan materi yang dapat dijadikan pembelajaran dalam setiap kegiatannya. Dengan harapan, masyarakat yang sehat dan sejahtera dapat terwujud serta meningkatkan kapasitas sumber daya PMI dalam Kesehatan dan Pertolongan Pertama Berbasis Masyarakat.

(5)

Susunan Pedoman Fasilitator 8

Persiapan Fasilitator 10

Saran bagi Fasilitator 12

Alat Peraga Fasilitator 14

Alat Peraga Fasilitator untuk Penilaian dan Evaluasi 17

Acuan 19

Ucapan Terima Kasih 19

MODUL 6 Pencegahan Penyakit dan Promosi Kesehatan 20 Topik 1 Pendidikan dan promosi kesehatan masyarakat 26

Topik 2 Keluarga berencana 42

Topik 3 Kesehatan ibu hamil 63

Topik 4 Perawatan bayi 75

Topik 5 Gizi 88

Topik 6 Kampanye imunisasi dan vaksinasi 102 Topik 7 Air yang aman, kebersihan dan sanitasi 115

Topik 8 Diare dan dehidrasi 134

Topik 9 Infeksi saluran pernapasan akut 150 Topik 10 Pencegahan dan pengendalian malaria (opsional) 159 Topik 11 HIV dan penyakit yang ditularkan melalui hubungan 175

seks (opsional)

Topik 12 Mengurangi stigma dan diskriminasi (opsional) 196 Topik 13 Tuberkulosis (opsional) 208 Topik 14 Flu Burung (opsional) 220 Topik 15 Pencegahan dan pengendalian demam dengue (opsional) 232 Topik 16 Merawat orang sakit di rumah (opsional) 245

(6)

partisipasi aktif dalam masyarakat.

Definisi kerelawanan dalam Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah adalah kegiatan yang: • Dilakukan secara sukarela, tanpa adanya keinginan untuk mendapatkan keuntungan materi maupun finansial serta tanpa adanya tekanan sosial, ekonomi maupun politik. • Mendatangkan manfaat bagi masyarakat rentan beserta lingkungannya sesuai dengan Prinsip-Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional.

• Terorganisasi oleh Perhimpunan Nasional yang diakui.

(7)

sewaktu bencana. Konsep KPPBM sangat sederhana, yaitu: BELAJAR DI KELAS, BEKERJA DI MASYARAKAT.

Masyarakat harus dilibatkan pada setiap tahapan KPPBM. Anda sebagai relawan PMI berperan penting dalam hal ini. Tiga modul pertama KPPBM adalah wajib, dan kami akan memberikan Anda keahlian dasar untuk membantu masyarakat Anda dalam membuat keputusan masalah-masalah prioritas yang bisa diselesaikan melalui aksi-KPPBM. Modul-modul berikutnya berisikan topik-topik yang beraneka ragam dari pertolongan pertama, promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.

Panduan ini dapat Anda bawa pulang. Panduan ini berisikan bahan-bahan yang telah dan akan Anda pelajari di kelas. Jadikan bahan-bahan tersebut sebagai acuan. Anda akan menggunakannya untuk mengingatkan Anda tentang apa yang telah Anda pelajari di kelas. Anda diharapkn juga membagi apa yang telah dipelajari kepada keluarga Anda dan keluarga-keluarga lain yang Anda dukung.

Anda juga akan dilengkapi dengan alat peraga masyarakat untuk membantu dalam menyebar-kan informasi yang telah Anda pelajari di kelas.

(8)

Bagian ini memaparkan lebih detail tujuan utama yang dikelompokkan dalam topik-topik dalam buku.

Ini menunjukkan alat bantu yang digunakan pada topik yang terkait sesuai kebutuhan.

Pada masing-masing topik, ikuti alur informasi di bawah ini sebagai acuan baca.

Bagian ini menegaskan hasil yang ingin dicapai pada topik terkait setelah pembaca menuntaskan topik yang dibahas.

Pada bagian ini dijelaskan secara menyeluruh kajian-kajian yang harus dituntaskan pembaca.

(9)

2 Keseha tan dan P er tolongan P er tama B er basis M asy ar ak at Tentang Aksi-KPPBM

Sasaran kesehatan dan pertolongan pertama berbasis-masyarakat (KPPBM) adalah terciptanya masyarakat yang sehat. Membentuk masyarakat yang sehat adalah proses seumur hidup, sesuatu yang memerlukan ketekunan dan pemupukan terus-menerus. Oleh karenanya, komitmen KPPBM adalah keterikatan jangka-panjang. KPPBM adalah pendekatan berbasis-masyarakat yang terpadu di mana para relawan PMI bekerja bersama masyarakat mereka dalam pencegahan penyakit, pe-ningkatan kesehatan, pertolongan pertama dan persiapan menghadapi dan menang-gulangi bencana. Dengan pendekatan yang terpadu ini, berbagai aspek kerawanan dapat diketahui dan ditangani. Masyarakat menjadi pusat dari proses ini.

KPPBM diawali dengan dialog dengan masyarakat. Dari dialog itu, dapat diiden-tifikasi prioritas masyarakat, dan ini berkem-bang menjadi kegiatan dan pemecahan untuk menangani prioritas itu. Dialog dengan masyarakat adalah suatu forum di mana para peserta berkumpul untuk bertukar informasi secara langsung, saling mencerita-kan pengalaman pribadi, menyatamencerita-kan perspektif secara jujur, mempriotitaskan masalah, mengidentifikasi peluang serta mengembangkan pemecahan apa yang dibutuhkan masyarakat.

Panjangnya dialog dengan masyarakat berbeda satu dengan lainnya. Seringkali ini menjadi titik awal untuk hubungan jangka-panjang dengan para relawan, cabang

atau daerah PMI setempat dan masyarakat mereka. Kegiatan masyarakat dapat meng-ubah atau berkembang sebagai hasil dari dialog tetap masyarakat serta meningkatnya kemampuan masyarakat dan para relawan untuk melaksanakan kegiatan.

Di banyak negara, para relawan berasal dan tinggal di tengah anggota masyarakat di mana mereka bekerja. Relawan berbasis masyarakat dapat membantu masyarakat menentukan kebutuhan mereka dan memecahkan masalah mereka sendiri. Kegiatan KPPBM dimaksud untuk memperkuat ketahanan masyarakat, membuat pemukiman mereka lebih sehat dalam keadaan biasa. Para relawan yang disiapkan dengan baik dapat juga membantu menanggulangi keadaan darurat.

Sebagai program berbasis-masyarakat, kegiatan KPPBM mengembangkan:

• keterampilan relawan PMI • kemampuan cabang dan daerah

• kemampuan masyarakat dalam siapkan dan menanggulangi keadaan darurat

KPPBM dirancang sesuai dengan pende-katan pemeliharaan kesehatan dasar yang difokuskan untuk bekerjasama dengan masyarakat. Dengan demikian, KPPBM meminta para relawan untuk dapat mene-tapkan hubungan dan rujukan antara masyarakat dan sistem layanan kesehatan formal.

Kegiatan KPPBM dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan dari kelompok sasaran. Pendidikan pelatihan dan kesiapan sesuai sasaran ini diberikan dengan memilih

(10)

asilita

tor A

ksi - KPPBM

topik yang ditentukan oleh masyarakat yang bersangkutan. Kegiatan pengembangan ber-sama masyarakat berada di luar jangkauan pelatihan. Masyarakat harus dilibatkan pada tiap tahap pelaksanaan KPPBM.

Bagaimana menggunakan Pedoman Fasilitator

Pedoman Fasilitator ditulis oleh para fasilitator kegiatan KPPBM. Ini dimaksud menjadi sumber untuk membantu Anda menyiapkan relawan kegiatan KPPBM menghadapi kegiatan penting yang harus mereka laksanakan pada masyarakat mereka.

Fasilitator akan membantu relawan belajar dalam bertindak secara fleksibel. Pedoman Fasilitator dirancang untuk melaksanakan pendekatan kegiatan KPPBM yang dinamakan “belajar dengan melakukan” (learning by doing). Maksud penerapan belajar dengan melakukan adalah untuk mempersiapkan para relawan dan para pelatih mereka menjadi pelaku-pelaku perubahan yang menularkan pengetahuan mereka kepada masyarakat.

Belajar dengan melakukan

Setiap topik meliputi saran kegiatan. Pembelajaran berlangsung dalam kelas, dalam kebanyakan kelas disertai suatu kegiatan, seringkali dalam kelompok kecil atau dalam masyarakat. Fasilitator dan para

akan menguatkan apa yang telah relawan pelajari dalam kelas. Ini adalah metode ajar dengan melakukan: BELAJAR DALAM KELAS, BERBUAT DALAM MASYARAKAT. Untuk dapat merasakan komitmen yang diperlukan, para relawan perlu memikul tanggung jawab untuk pengajaran mereka sendiri. Mereka harus didorong untuk menjajaki pengajaran pada perseorangan dan belajar dengan melakukan. Sebagai fasilitator, Anda harus mendukung peng-ajaran pada individu ini dengan memberikan petunjuk yang jelas dan benar. Dengan bersikap sportif dan memberikan umpan balik, Anda membantu individu untuk bertanggung jawab atas pengajaran dan perkembangan mereka sendiri.

Para fasilitator harus memiliki pengetahuan, keterampilan dan pengalaman dalam:

• Pembelajaran kepada orang dewasa dan fasilitasi kelompok

• Pertolongan pertama dan pecegahan terhadap cidera

• Peningkatan kesehatan dan pencegahan terhadap penyakit

• Gerakan Bulan Sabit Merah dan Palang Merah Internasional

Kurikulum Aksi-KPPBM meliputi tujuh modul yang mencakup pengetahuan, mobilisasi masyarakat, kajian masyarakat, pertolongan pertama dan topik kesehatan yang penting dari Bulan Sabit Merah Palang Merah. Panduan relawan dan Alat Peraga di Masyarakat dirancang untuk melibatkan relawan dalam masyarakat mereka dalam

(11)

4 Keseha tan dan P er tolongan P er tama B er basis M asy ar ak at

Pedoman Fasilitator dirancang untuk:

• Melibatkan relawan berpartisipasi secara aktif dalam proses belajar

• Membantu relawan belajar dengan melakukan

• Membuat pembelajaran dapat dinikmati dan menyenangkan

Sesi topik meliputi presentasi interaktif, bahasan dalam kelompok kecil, praktik • Pedoman Pelaksanaan

• Panduan fasilitator • Panduan relawan

• Alat Peraga di Masyarakat

keterampilan, studi kasus, main peran, kegiatan penelahaan dan kegiatan masyarakat.

Anda akan menemukan saran langkah demi langkah tentang bagaimana meng-adakan setiap pertemuan. Pertimbang-kan saran sebagai garis besar yang aPertimbang-kan mencapai tujuan kinerja.

Alat Peraga

di Masyarakat

Pedoman Pelaksanaan Manajer Program Fasilitator KPPBM Relawan KPPBM Panduan Fasilitator

(12)

asilita

tor A

ksi - KPPBM

Penting artinya untuk memberikan gaya pribadi dan dinamika kelompok untuk menentukan apa yang terjadi atau menye-suaikan koreografi dari saran metode pelatihan. Anda sangat mengenal peserta Anda. Bersiaplah memodifikasi isi dan jadwal sebagaimana dibutuhkan. Anda dan peserta relawan Anda akan dipengaruhi oleh penga-laman dan budaya belajar Anda sendiri.

Dengan demikian, sementara pedoman ini dapat digunakan seperti yang tertulis, Anda tidak perlu kuatir untuk bereksperimen dengan fasilitasi bersifat inovatif. Ada saran Alat Peraga fasilitator dalam pendahuluan ini. Bila Anda lebih mengetahui materi kegiatan KPPBM dan gaya pelatihan Anda, Anda harus menyesuaikan kegiatan topik agar dapat sesuai dengan kekuatan Anda sebagai fasilitator dan kebutuhan peserta Anda. Pedoman Fasilitator ini berisi tujuh modul. Modul 1 sampai 3 merupakan modul penting yang harus difasilitasi secara urut di mana modul tersebut dipresentasikan. Modul 4, 5 dan 6 berisi beberapa topik penting, namun tidak ada syarat untuk menempatkannya dalam urutan yang tepat di mana mereka disajikan. Beberapa topik dalam modul 4 harus diajarkan oleh pelatih pertolongan pertama yang berkualifikasi yang diakui oleh Perhimpunan Nasional. Ini tergantung pada kebutuhan khusus yang dikenali sebelumnya dan prioritas masyarakat.

Sebagai modul pendahuluan, Modul 1 memiliki banyak kegiatan partisipatif yang menentukan langkah, tenaga dan lingkungan yang akan membantu mengembangkan kelompok relawan dengan cara mendukung dan kolaborasi yang mempunyai motivasi dan komitmen. Pastikan membuat jadwal waktu untuk melaksanakan kegiatan ini.

Isi dan persyaratan minimal

Sebagai fasilitator Anda perlu memastikan bahwa persyaratan minimal dan tujuan belajar dipenuhi. Panduan relawan dan Alat Peraga di Masyarakat harus diletakkan dalam konteks budaya, lingkungan, metode dan bahasa masyarakat setempat. Semua ilustrasi harus peka terhadap konteks masyarakat.

Beberapa tindakan dan persyaratan kuriku-lum harus tercakup/dimasukkan ke dalam tiap program kegiatan KPPBM. Bagaimana tindakan dapat dilakukan tergantung pada konteks dan kebutuhan masyarakat setempat. Kiranya penting membentuk kegiatan KPPBM untuk lingkungan masyarakat yang khusus masih memenuhi isi dan kerangka persyaratan kegiatan KPPBM minimal yang mendasar.

(13)

6 Keseha tan dan P er tolongan P er tama B er basis M asy ar ak at

Sebagai fasilitator, Anda diharapkan dapat memfasilitasi kesempatan ajar dan membim-bing relawan. Anda harus meningkatkan mutu ajar dan tindakan mereka, baik dalam kelas dan dalam masyarakat.

Tanggung jawab fasilitator

Sebagai fasilitator Anda harus:

• memperkenalkan tiap modul dan menelaah isi dalam rangkuman topik

• memimpin diskusi dan kegiatan kelompok • menjawab pertanyaan sendiri hanya jika jawaban tidak dapat diberikan oleh peserta Anda

• memberi petunjuk yang jelas dan mengulangi bila dibutuhkan

• memberikan kesempatan kepada relawan untuk mempraktikkan apa yang sedang mereka pelajari

• menampung apa yang dirasakan dan buah pikiran relawan

• mendorong partisipasi secara aktif

• memberi petunjuk dan umpan balik yang jelas

Dukungan relawan KPPBM

Selama dan setelah pembelajaran, setiap relawan akan perlu mendukung sampai dia merasa lebih yakin pada kemampuan dan keterampilan yang baru saja dipelajari. Dalam proses ajar dengan melakukan ini, Anda akan perlu mendukung dan mengamati peserta relawan dalam kelas dan dalam masyarakat. Penting artinya mengetahui bahwa keadaan yang tidak diharapkan terjadi. Kelompok fasilitator dan relawan dalam proses belajar perlu melihat keadaan demikian sebagai kesempatan untuk bertindak. Bila saat yang dapat diajarkan terjadi maka dianjurkan agar kesempatan digunakan untuk mengajarkan keterampilan atau pengetahuan penting. Hal ini lebih penting daripada mengikuti rencana dan jadual waktu pelatihan. Fasilitasi yang fleksibel akan mendorong proses yang berpusat pada proses ajar bagi yang belajar.

(14)

asilita

tor A

ksi - KPPBM

Pelatihan dan pengawasan

Fasilitator, pelatih dan pimpinan cabang setempat perlu melatih dan mendampingi relawan dalam masyarakat dan memberi dukungan. Mengamati dan menasehati relawan selama kegiatan masyarakat akan membantu mengevaluasi bagaimana relawan sedang melakukan tugas. Fasilitator dapat melatih relawan memecahkan masalah, menjernihkan kesalahpahaman dan mem-bantu membuat keputusan. Pemberian nasehat kepada masyarakat membantu menjaga dan mengembangkan motivasi relawan. Sebagai fasilitator, Anda dapat mengatur kesempatan bertemu dengan relawan di lapangan dan menggunakan kesempatan untuk memuji dan berterima kasih kepada mereka, serta meningkatkan keterampilan mereka.

Umpan balik fasilitator

Memberikan umpan balik merupakan bagian penting dari proses pelatihan dan tanggung jawab fasilitator. Fasilitator dapat memberikan komentar yang bersifat membangun atas sikap dan kinerja orang. Aturan sederhana yang perlu diikuti bila memberikan umpan balik adalah:

• berikan secepat mungkin

• ambil perilaku khusus yang dapat diubah atau diperbaiki

• imbangi komentar negatif dengan yang positif

• tawarkan pilihan untuk perubahan tetapi membatasi komentar untuk satu atau dua butir (ada batas sampai apa yang dapat diserap oleh mereka)

• beri komentar tentang kinerja bukan kepribadian

• ketahui bahwa umpan balik adalah pendapat pribadi dan bukan kebenaran yang diterima umum

(15)

8 Keseha tan dan P er tolongan P er tama B er basis M asy ar ak at

Setiap modul mempunyai pendahuluan yang akan memberikan rangkuman topik dalam modul tersebut dan yang mmemberikan saran untuk mempersiapkan setiap topik.

Susunan pedoman fasilitator

Tujuan belajar: apa yang harus diketahui para relawan dan yang sanggup dilakukan sebagai hasil dari pelatihan.

Pokok-pokok utama pembelajaran: Anda perlu menekan-kannya dalam setiap topik.

Garis besar kegiatan dan perkiraan waktu yang tepat untuk mengadakan kegiatan setiap topik.

Materi yang Anda akan butuhkan.

Rangkuman topik dari isi topik tersebut. Penting kiranya bahwa Anda mengenal sendiri isi sebelum sesi pembelajaran. Bersiaplah mengacu kembali ke pertemuan tersebut dalam memfasilitasi kelas Anda.

(16)

asilita

tor A

ksi - KPPBM

Dalam pedoman fasilitator Anda akan menemukan kotak bagan yang memberikan jawaban yang akan ingin dapatkan dari relawan dalam fasilitasi kelas Anda, isi yang ditemukan dalam Panduan Relawan, atau butir-butir bahasan serta petunjuk untuk kegiatan masyarakat.

Anda juga akan menemukan saran untuk fasilitator atau buah pikiran untuk memudahkan bahasan dan interaksi antar pemula.

Ini adalah catatan pribadi Anda. Tulis dalam catatan dan buat catatan, tentang hal yang perlu diingat atau perbaikan yang akan membantu Anda memudahkan pertemuan/sesi.

• isi yang ditemukan dalam Panduan Relawan

• tanggapan yang Anda harapkan untuk mendapatnya dari relawan dalam fasilitasi kelas Anda

• petunjuk kegiatan dalam kelas • pokok-pokok bahasan

• petunjuk kegiatan masyarakat

Saran untuk fasilitator:

Pertimbangkan tingkat semangat peserta. Usulkan istirahat selama sepuluh menit, bila dibutuhkan. Pertimbangkan untuk memberikan dorongan semangat.

(17)

10 Keseha tan dan P er tolongan P er tama B er basis M asy ar ak at

Persiapan fasilitator

Bahan yang tercakup dalam Pedoman Fasilitator dimaksudkan untuk digunakan sebagai pedoman. Semua latihan, metode dan rencana pelajaran hanyalah saran. Anda dianjurkan menyesuaikan salah satu dari bahan atau pengaturan waktu kegiatan untuk memenuhi kebutuhan relawan Anda. Pelatihan yang berhasil dimulai dengan persiapan yang saksama. Penting artinya untuk memahami setiap isi topik dengan baik dan menyiapkan materi yang diperlukan untuk memfasilitasi pelbagai kegiatan kelas dan masyarakat. Anda disarankan untuk:

• Membaca Pedoman Fasilitator

• Mempelajari isi dalam setiap rangkuman topik dan siap

memberi-kan presentasi singkat tentang isi di awal setiap topik. Bila Anda membutuhkan ahli tehnik, rekrut fasilitator pendamping dari pusat kesehatan atau kantor PMI

• Menelaah daftar bahan yang kan untuk setiap topik dan memastikan bahwa Anda mempunyai semua bekal yang diperlukan.

• Membaca petunjuk untuk fasilitator sebelum mengajarkan setiap modul,

pikirkan kebutuhan khusus peserta Anda dan ruang pelatihan dan siap

merubah atau menyesuaikan mana isi dipresentasikan agar peserta Anda dapat berperan aktif

• Memeriksa apakah ruang pelatihan Anda sudah tersedia dan diatur sesuai keinginan Anda

• Mengkomunikasikan waktu dan lokasi untuk pelatihan relawan

• Mengidentifikasi anggota rumah tangga untuk setiap relawan

• Menyiapkan kunjungan lapangan sebelumnya

• Mengkomunikasikan dengan jelas tujuan kunjungan lapangan kepada pimpinan masyarakat

Mengatur waktu

Waktu yang disarankan untuk setiap kegiatan dalam Pedoman bersifat kisaran. Anda akan mengenal baik peserta Anda dan seharus-nya dapat mengamati dari bahasa tubuh bila waktu kurang lebih dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan belajar. Tujuan belajar dan pokok utama pembelajaran untuk relawan pada awal tiap topik memberikan struktur dan isi yang penting yang harus tercakup. Bila Anda tidak dapat mengontrol waktu dan peserta tidak mengikuti topiknya, gunakan aturan dasar Anda (lihat Sarana Fasilitator) untuk kembali ke topik.

(18)

asilita

tor A

ksi - KPPBM

Mengatur ruang

Rancang pengaturan tempat duduk sehingga relawan dapat saling melihat dan Anda dapat memfasilitasi percakapan kelompok dengan mudah. Pastikan bahwa relawan merasa nyaman. Pastikan bahwa peragaan dapat dilihat oleh semua relawan. Hindari mengatur kursi atau meja panjang berbaris. Yang lebih disukai adalah meja kecil untuk empat sampai enam orang, atau formasi berbentuk –U.

Membagi peserta menjadi kelompok kecil

Agar peserta dapat terlibat dalam kegiatan dan bahasan, bagi mereka menjadi kelom-pok kecil. Hal ini memungkinkan kegiatan fisik, libatkan peserta dan beri kesempatan mereka bersosialisasi dengan kelompok peserta yang berbeda. Anda dapat membagi

kelompok secara acak dengan menghitung, atau dengan membagikan benda berwarna yang berbeda, jenis daun atau helai kertas dengan nama kelompok.

Anda dapat juga menugaskan ketua kelompok memimpin kelompok kecil melalui kegiatan, mencatat dan melaporkan jawaban kelompok kepada kelompok yang lebih besar. Anda dapat menugaskan ketua dengan memilih ulang tahun yang paling akhir, urutan kelahiran jumlah saudara kandung, nama paling singkat, dsb. Ini seringkali merupakan cara yang bagus untuk melibatkan dan membangkitkan lagi semangat peserta.

(19)

12 Keseha tan dan P er tolongan P er tama B er basis M asy ar ak at

Saran bagi fasilitator

Pembelajaran orang dewasa

• Orang dewasa lebih menyukai lingkungan belajar di mana mereka merasakan bahwa pengalaman mereka dinilai dan dihargai. Sebagai fasilitator Anda harus meminta relawan berbagi cerita. Pastikan kan bantuan positif bila mereka untuk

berkontribusi dengan menjawab dan berterima kasih.

• Orang dewasa lebih menyukai ajar agar dapat aktif daripada duduk diam dan mendengarkan Anda. Penting kiranya Anda memberikan kesempatan kepada relawan untuk turut serta dalam berbagai kegiatan seperti bahasan, permainan, studi kasus memecahkan persoalan atau mengasah otak.

• Orang dewasa akan terlibat aktif dalam pembelajaran bila mereka dapat melihat bagaimana pelatihan akan memenuhi kebutuhan mereka. Sebagai fasilitator kiranya penting mengidentifikasi tuhan belajar relawan, dan menjelaskan bagaimana isi pelatihan akan bermanfaat bagi mereka.

• Orang dewasa ingin mengarahkan pembelajaran mereka sendiri. Berikan kesempatan kepada relawan membuat pilihan sehingga mereka dapat tuskan keterampilan manakah yang mereka kehendaki dan butuhkan untuk belajar.

• Orang dewasa mempunyai gaya belajar bervariasi. Beberapa orang dewasa belajar baik sekali secara visual, yang lain dengan mendengarkan dan yang lain lagi dengan berbuat. Gunakan berbagai metode tihan untuk mengakomodasi semua gaya mengajar.

• Orang dewasa mempelajari isi yang baru bila isi itu berkaitan dengan sesuatu yang telah mereka ketahui. Hubungkan isi yang baru dengan isi yang sudah ada dengan analogi atau cerita.

• Orang dewasa merasa senang bila diberi kesempatan untuk menerapkan apa yang telah mereka pelajari secepat mungkin. Inilah yang disebut konsep belajar dengan melakukan. Pastikan memberikan semua relawan kesempatan untuk mempraktikkan keterampilan yang baru dalam masyarakat. • Orang dewasa akan belajar dan ingat isi bila isi diperkuat dengan cara mengulangi. Coba ulangi konsep pokok paling sedikit enam kali, tetapi variasikan isinya bila mungkin untuk menunjukkan penerapan yang berbeda.

• Orang dewasa termotivasi dengan dorongan positif. Pastikan hargai relawan dengan umpan balik positif dan kan penghargaan bila mereka turut serta. • Jangka waktu orang dewasa untuk memperhatikan adalah antara delapan dan dua belas menit. Ikuti aturan “90-20-8”. Berikan istirahat setiap 90 menit. Ubah kegiatan setiap 20 sampai 30 menit. Ubah langkah kegiatan setiap delapan menit.

(20)

asilita

tor A

ksi - KPPBM

• Orang dewasa akan mengingat 70 persen dari apa yang mereka katakan dan tulis. Dorong relawan untuk menulis informasi baru dalam Panduan relawan mereka dan mengisi kegiatan kelas secara tertulis bila mereka dapat berbuat demikian. Secara alternatif, minta mereka kum informasi baru pada akhir pertemuan/ sesi atau awal pertemuan kelas berikutnya.

Ketika Anda memfasilitasi

• Gunakan tatap mata bila budaya Anda memungkinkan. Melakukan tatap mata membantu membina hubungan dengan peserta Anda. Anda dapat membantu membaca pikiran peserta Anda untuk

melihat apakah mereka (sudah) memahami atau bingung.

• Berjalan kelilingi kelas bila dianggap mudah. Gunakan isyarat dan gerakan untuk membuat titik. Jalan ke arah relawan bila mereka menanggapi pertanyaan Anda atau memberikan komentar. Minat Anda terhadap komentar mereka akan mendorong relawan terus terlibat.

• Tunjukkan kegairahan dan ketertarikan Anda atas topik. Daya dan pancingan Anda akan membantu relawan tetap tertarik dengan informasi yang sedang Anda presentasikan.

(21)

14 Keseha tan dan P er tolongan P er tama B er basis M asy ar ak at

Alat peraga fasilitator

Penetapan aturan dasar

Tetapkan aturan dasar atau norma dalam kelas pada awal pertemuan pelatihan. Aturan dasar terasa lebih mudah dilakukan bila aturan disarankan oleh relawan. Berikan relawan alasan untuk perlunya aturan dasar, dan contoh, dan kemudian minta mereka menyarankan alasan mereka sendiri. Catat aturan dasar yang disepakati dalam kertas lembar balik. Anda dapat meninjau kembali aturan dasar bila bila relawan tidak mematuhinya atau bila aturan-aturan itu perlu diperbaiki.

Pecahkan kebekuan (Ice Breaker)

Memecahkan kebekuan dimasudkan untuk membantu relawan bersosialisasi, bersikap santai dan membuat mereka saling berbicara. Sebagai fasilitator, Anda berperan memudahkan proses, bukan turut serta.

Membangkitkan semangat (Energizer)

Membangkitkan semangat direncanakan untuk mendorong semangat kelompok peserta yang sudah lama duduk dan mendengarkan. Ini berlangsung singkat, beberapa menit, dan harus meliputi kegiatan fisik, canda ria dan hiburan. Peserta harus berdiri dan bergerak melakukan ‘energizer’. Sebagaimana biasa, ‘energizer’ harus dipilih dengan saksama melihat norma budaya, gender dan agama dari kelompok.

Presentasi

Presentasi atau ceramah dapat menyam-paikan informasi, teori atau dasar/azas dengan cepat dan mudah. Presentasi dapat berkisar antara ceramah sampai melibatkan beberapa peserta dengan mengajukan pertanyaan dan bahasan. Gunakan presentasi didaktik untuk menyaji-kan isi teknis seperti dari rangkuman topik. Sebagaimana biasa presentasi tidak perlu berlangsung lebih dari 20 menit.

Curah pendapat

Curah pendapat dimaksudkan untuk mening-katkan buah pikiran dari suatu kelompok dan memancing cara berpikir kreatif. Fasilitator mengajukan pertanyaan dan membiarkan peserta menyebutkan jawaban. Semua buah pikiran dari kelompok itu harus dicatat, tanpa memandang seberapa layaknya pertanyaan tersebut. Fasilitator perlu berhati-hati untuk tidak mengkritik atau mengadili kontribusi relawan dalam kegiatan curah pendapat. Pada akhir curah pendapat bila informasi teknis dibahas, fasilitator harus menegaskan bahwa relawan mempunyai informasi yang benar.

Pembahasan terarah

Pembahasan terarah dirancang untuk memprakarsai dan memfokuskan debat atau menekankan Pokok-pokok utama pembelajaran. Pembahasan terarah dapat dilakukan baik dalam kelompok kecil maupun besar. Fasilitator perlu mengelola pembahasan ini secara saksama untuk memastikan bahwa waktu tidak terbuang untuk masalah yang tidak relevan dan pembahasan tidak dikuasai

(22)

asilita

tor A

ksi - KPPBM

oleh peserta yang lebih vokal dan percaya diri. Penting kiranya memungkinkan relawan menyatakan pendapat. Bila mungkin, ajukan pertanyaan kepada relawan untuk mendorong partisipasi dan memfokuskan perhatian.

Pembahasan dalam kelompok kecil

Pembahasan dalam kelompok kecil mem-berikan kesempatan kepada setiap orang untuk turut serta dalam keadaan yang tidak mengancam. Turut serta dalam kelompok yang lebih besar kadangkala bersifat intimidatif. Kelompok kecil harus terdiri dari tiga sampai enam anggota, sehingga memungkinkan relawan berbagi peng-alaman dan buah pikiran mereka atau memecahkan suatu masalah bersama.

Peragaan

Peragaan menunjukkan keterampilan yang dibutuhkan untuk kinerja yang berhasil dari tugas atau teknik tertentu. Pelatih atau relawan memperagakan tugas, menggam-barkan setiap langkah dan menjelaskan keterampilan yang dibutuhkan dan alasan melaksanakannya secara khusus. Seringkali diikuti dengan pertemuan praktik di mana relawan dapat melakukan kegiatan di bawah pengawasan fasilitator. Sebelum Anda melakukan peragaan, siapkan peralatan yang diperlukan dan praktikkan keteram-pilan. Luangkan waktu bagi relawan mempraktikkannya secara berpasangan atau dalam kelompok kecil.

Alat-bantu visual

Alat-bantu visual penting untuk mengkomu-nikasikan konsep. Alat-bantu visual seperti lukisan, gambar atau diagram akan membantu peserta yang kurang menguasai baca-tulis. Mereka memberi warna tersendiri dan membantu dengan ingatan, terutama bagi mereka yang belajar baik sekali secara visual. Banyak jenis alat bantu visual yang dapat digunakan dalam menetapkan pelatihan. Dalam pelatihan dianjurkan agar Anda menggunakan alat bantu visual yang sesuai dengan konteks. Umumnya lebih baik mempunyai alat bantu yang mudah digunakan, memerlukan persiapan yang minimum, tidak memerlukan listrik/penerangan dan tidak mengeluarkan banyak biaya. Beberapa contoh yang mudah menggunakan bantuan visual adalah kertas lembar balik dengan spidol berwarna, papan tulis putih dengan penghapus kering dan poster.

Kotak pertanyaan

Kotak pertanyaan dalam pelatihan adalah kotak biasa di mana para relawan dapat memasukkan pertanyaan tentang topik mana pun. Anda dapat juga menggunakan kertas lembar balik untuk menerima semua pertanyaan dimana Anda mungkin belum dapat menjawab dalam sesi pelatihan, atau pertanyaan yang Anda rencanakan untuk dijawab di pertemuan mendatang. Penting diingat untuk menelaah hal-hal pada akhir

(23)

16 Keseha tan dan P er tolongan P er tama B er basis M asy ar ak at Bermain peran

Bermain peran memungkinkan relawan bertindak di luar situasi yang mungkin mereka temukan dalam kehidupan sebenarnya. Bermain peran membantu peserta memprak-tikkan keterampilan, memecahkan masalah dan memperoleh wawasan untuk sikap, nilai dan persepsi yang dimiliki yang lain. Main peran seringkali diimprovisasi dengan petunjuk atau garis besar peran yang akan dibawa-kan oleh setiap anggota dan tujuan dari apa yang perlu dikomunikasikan. Bila mungkin, beberapa alat teater dianjurkan seperti ‘clipboard’ (papan penjepit), topi atau label nama untuk membantu membentuk suasana adegan. Adalah buah pikiran yang baik mengadakan tanya jawab setelah bermain peran dan merefleksikan pengalaman.

Dramatisasi

Drama berbeda dengan main peran dalam waktu diberikan kepada relawan untuk me-ngembangkan naskah dan praktik sebelum menyajikannya kepada kelompok yang lebih besar. Peran khusus biasanya diberikan. Drama seringkali mengkomunikasikan kea-daan atau skenario tentang gaya hidup dan sikap masyarakat.

Bertutur

Pada kebanyakan masyarakat, bertutur adalah cara untuk membantu orang memahami perilaku dan nilai mereka. Seringkali, cerita mengungkapkan kepada

relawan apa yang dimaksud dengan perilaku yang wajar atau tidak wajar. Biasanya, cerita dibuat seputar keadaan yang penting atau biasa yang dihadapi orang dengan masyarakat.

Simulasi

Simulasi skenario membantu relawan mempraktikkan bagaimana mereka akan menanggapinya dalam kehidupan sebenar-nya. Relawan menanggapi simulasi skenario tanpa diberitahu lebih dulu bagaimana keadaan yang akan terjadi.

Studi kasus

Studi kasus menjabarkan keadaan hipotetis secara tertulis yang digunakan untuk analisa dan bahasan. Studi kasus adalah laporan terinci tentang kejadian sebenarnya atau hipotetis (atau serangkaian peristiwa terkait yang melibatkan suatu masalah) yang mungkin peserta temukan dalam kehidupan sebenarnya. Studi kasus dianalisa dan dibahas. Relawan seringkali diminta mengambil rencana untuk memecahkan masalah.

Belajar secara refleksi

Belajar secara refleksi adalah proses di mana relawan diminta merefleksikan suatu kelas khusus secara mawas diri atau pengalaman masyarakat dan mengambil arti dari pengalaman. Proses ini membantu relawan memperoleh wawasan dan pema-haman akan diri mereka sendiri, kawan sebaya, masyarakat dan lingkungan mereka.

(24)

asilita

tor A

ksi - KPPBM

Alat peraga fasilitator untuk penilaian dan evaluasi

Evaluasi pelatihan

Ada empat tahap untuk mengukur keefektifan pelatihan Anda.

Tahap 1: Reaksi mengukur seberapa banyak relawan menyukai pelatihan dan tahap kepuasan mereka terhadap fasilitasi pelatihan.

Tahap 2: Pembelajaran mengukur apakah relawan merasakan mereka telah mening-katkan pengetahuan, perubahan sikap atau meningkatnya keterampilan mereka. Anda dapat memberikan tes awal dan sesudahnya, mengamati peragaan, bermain peran, atau menanyakan relawan bagaimana keyakinan mereka dengan memenuhi tujuan ajar. Tahap 3: Perilaku mengukur sampai sejauh mana terjadinya perubahan atau pening-katan perilaku dengan adanya pelatihan Anda. Penting diingat bahwa agar perilaku dapat berubah relawan harus:

• Mempunyai kemauan untuk berubah • Mengetahui apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya

• Mempunyai lingkungan yang benar untuk dapat melaksanakan perilaku, khususnya selama pelatihan dan pengawasan yang berlangsung di masyarakat

• Dihargai atas perilaku yang berubah baik dengan pengakuan, sertifikat atau promosi

Tahap 4: Hasil mengukur hasil program Aksi-KPPBM dalam hal:

• Perkembangan positif dan peningkatan kesehatan dalam masyarakat

• Berapa kali anggota masyarakat hadiri Aksi-KPPBM

• Berapa banyak anggota masyarakat menghadiri kegiatan Aksi-KPPBM kah meningkat atau menurun)

Mengulang dan rekapitulasi

Mengulang isi akan memperkuat informasi penting dan membantu peserta mengingat informasi dan keterampilan. Mengulang serta merekapitulasi akan membantu fasilitator mengevaluasi seberapa baik peserta mema-hami materi. Untuk dapat menyenangi dan merasa gembira dengan proses pengajaran, pertimbangkan dalam menggunakan per-mainan untuk mengulang isi pelajaran di mana Anda ingin agar relawan mengingatnya.

Penilaian kawan sebaya dan umpan balik

Relawan dapat belajar dari, mengajar satu sama lain dengan saling menilai selama berlangsungnya peragaan dalam kelas, bermain peran dan presentasi masyarakat. Penilaian kawan sebaya harus digunakan

(25)

18 Keseha tan dan P er tolongan P er tama B er basis M asy ar ak at

untuk memberikan umpan balik positif terhadap keterampilan atau tugas dan saran peningkatan di waktu mendatang. Metode ini baik sekali digunakan bila kawan sebaya dapat bergiliran mengamati, menilai dan memberikan umpan balik. Dengan demikian setiap orang diberikan kesempatan menilai kawan sebaya dan dinilai.

Tes pemahaman diri sendiri

Relawan harus menilai kinerja mereka sendiri dan kegiatan relawan. Beberapa dari topik dalam Pedoman Fasilitator mempunyai kegiatan yang disebut “Tes pemahaman”. Ini adalah penilaian-diri secara tertulis yang dapat digunakan untuk menentukan seberapa baik relawan memahami isi. Latihan ini juga berfungsi menelaah dan menguatkan informasi penting.

Uji-awal dan akhir

Ujian awal-dan akhir adalah cara yang baik bagi fasilitator untuk menentukan apakah relawan menangkap informasi selama pelatihan. Penilaian berbagai pertanyaan ujian dapat mengidentifikasi konsep atau keterampilan manakah yang difasilitasi dengan baik dan manakah yang mungkin memerlukan tambahan waktu atau jenis kegiatan yang berbeda. Ujian awal-dan akhir lebih banyak mengukur informasi yang diterima daripada keterampilan atau sikap yang diperoleh. Mengukur pening-katan perilaku paling baik dinilai dengan mengamati keterampilan dan pengawasan dalam masyarakat.

(26)

asilita

tor A

ksi - KPPBM

Broad, Mary, Newstrom J. W. Transfer of Training. Addison-Wesley (1992)

Cross K. Patricia Adults as Learners: Increasing Participation and Facilitating Leaning. Jossey-Bass (1992).

Kirkpatrick, Donald L. Evaluating Training Programs: The Four Levels. (Edisi ketiga) Berrett-Koehler Publishers (2006).

Knowles, Malcom S. The Adult Learner: a Negelcted Species. Jossey-Bass (1990).

Knox, Alan B. Helping Adults Learn: A Guide to Planning, Implementing and Conducting Programs. Wiley. John & Sons (1998).

Ucapan terima kasih secara khusus disampaikan kepada mereka dan staf Perhimpunan Nasional atas sumbangan mereka mengembangkan berikut dan yang telah berkontribusi mengembangkan materi pelatihan Aksi-KPPBM:

Penulis

Training and instructional design consultants

(Konsultan rancangan pendidikan dan latihan)

Pike, Bob. Creative Training Techni-ues Handbook. Human Resources Development Press (2003).

International Training and Education Center on HIV. Guidelines for Pre-and Post-Testing. I-TECH Technical International Guide. University of Washington (2007). Dapat diperoleh melalui: http://www.go2itech.org/ itech?page=db-02-00&id=510&bkto=db-search&-uery=pre%2test&start=[Accessed September 2008]

Acuan

Ucapan terima kasih

Robert C Rice, MA Chief Learning Officer

LINKS Consulting International Chapel Hill, NC, USA

Maddy M Rice, BSN, MA, ACRN President

LINKS Consulting International Chapel Hill, NC, USA

(27)

20 Keseha tan dan P er tolongan P er tama B er basis M asy ar ak at MODUL 6

Dalam modul ini relawan akan mempelajari informasi penting untuk diteruskan tentang pencegahan penyakit dan promosi kesehatan. Para relawan akan mendukung kelompok rumah tangga dan masyarakat untuk mengadopsi perilaku sehat

Ada 16 topik dalam modul ini. Anda diminta melatih para relawan sekurang-kurangnya lima topik. Topik-topik yang Anda pilih berdasar pada pengkajian oleh masyarakat yang dilaksanakan dalam Modul 3. Topik 1 Pendidikan dan promosi kesehatan masyarakat

Topik 2 Keluarga berencana Topik 3 Kesehatan ibu hamil Topik 4 Perawatan bayi Topik 5 Gizi

Topik 6 Kampanye imunisasi dan vaksinasi Topik 7 Air yang aman, kebersihan dan sanitasi Topik 8 Diare dan dehidrasi

Topik 9 Infeksi saluran pernapasan akut

Topik 10 Pencegahan dan pengendalian malaria (opsional) Topik 11 HIV dan penyakit yang ditularkan melalui hubungan

seks (opsional)

Topik 12 Mengurangi stigma dan diskriminasi (opsional) Topik 13 Tuberkulosis (opsional)

Topik 14 Flu Burung (opsional)

Topik 15 Pecegahan dan pengendalian demam dengue (opsional)

Topik 16 Merawat orang sakit di rumah (opsional)

Modul 6

PENCEGAHAN PENYAKIT DAN

PROMOSI KESEHATAN

Sasaran

(28)

asilita

tor A

ksi - KKPPBM

MODUL 6

Dalam Topik 1 relawan akan mempelajari metode berkomunikasi dan mendidik anggota masyarakat tentang pencegahan penyakit dan promosi kesehatan, dan akan mempraktikkan metode komunikasi untuk perubahan perilaku yang efektif (komunikasi perubahan perilaku/KPP). Relawan akan mempelajari penggunaan alat peraga di masyarakat untuk mendukung kegiatan kesehatan mereka dalam rumah tangga dan masyarakat.

Dalam Topik 2 relawan akan belajar tentang manfaat keluarga berencana dan penjarangan kelahiran. Mereka akan mempelajari lokasi pusat-pusat keluarga berencana dalam masyarakat dan tentang layanan yang mereka berikan. Relawan akan membahas kekuatan dan kelemahan berbagai metode keluarga berencana yang dikenal masyarakat dan akan berpraktik mengajar anggota masyarakat tentang cara menggunakan kondom pria dan kondom wanita dengan benar.

Dalam Topik 3 relawan akan belajar tentang cara-cara menjaga kesehatan selama kehamilan dan hal yang perlu dilakukan oleh keluarga dalam mempersiapkan kelahiran yang aman. Relawan akan membahas cara mempromosikan sekurang-kurangnya empat pemeriksaan kehamilan oleh bidan yang terampil, imunisasi, dan gizi yang baik selama kehamilan. Mereka juga akan belajar mengenal tanda-tanda bahaya kehamilan yang kurang sempurna dan kapan harus mengunjungi pusat kesehatan.

Dalam Topik 4 relawan akan menemukan cara membantu keluarga belajar tentang perawatan keibuan dan rumah tangga bagi seorang bayi. Mereka akan berpraktik mempromosikan manfaat pemberian ASI (air susu ibu) dan imunisasi anak, serta akan belajar mengenal tanda-tanda bahaya dari bayi yang baru lahir yang segera memerlukan penanganan medis.

Dalam Topik 5 relawan alam belajar cara membedakan antara konsumsi gizi yang baik dan tanda-tanda kurang gizi. Mereka akan mampu menggambarkan kapan seseorang yang mengalami kekurangan gizi perlu dikirim ke pusat kesehatan dan akan mempraktikkan cara mempromosikan pemberian ASI dan gizi yang baik di masyarakat.

Dalam Topik 6 relawan akan belajar tentang penyakit umum yang dapat dicegah dengan vaksin, yang cenderung dialami anak-anak. Relawan akan membahas jadwal vaksinasi nasional dan upaya mendukung pusat kesehatan setempat selama hari-hari pelaksanaan imunisasi nasional. Mereka akan mempraktikkan cara-cara mempromosikan kampanye vaksinasi.

Dalam Topik 7 relawan akan belajar bagaimana kebersihan dan sanitasi yang baik dapat mencegah diare. Mereka akan melihat contoh pemenuhan kebutuhan hidup untuk melihat bagaimana air

(29)

22 Keseha tan dan P er tolongan P er tama B er basis M asy ar ak at MODUL 6

dan berperan sebagai contoh. Relawan akan mempraktikkan cara mencuci tangan yang baik dan mengajar anggota masyarakat tentang kapan dan bagaimana mencuci tangan mereka. Mereka akan mempraktikkan cara-cata mempromosikan pesan di masyarakat tentang kebersihan pribadi dan rumah tangga, meminum air yang aman, dan membuang tinja dan limbah lainnya.

Dalam Topik 8 relawan akan belajar tanda-tanda diare dan sebab-sebab umum diare. Mereka akan belajar cara mengenali dehidrasi dan bagaimana dehidrasi dapat menimbulkan kematian bila tidak segera ditangani, terutama pada anak-anak usia balita. Relawan akan memberi pertolongan pertama kepada yang mengalami dehidrasi, termasuk menyiapkan dan memberikan larutan rehidrasi melalui mulut (oral rehydration solution/ORS).

Dalam Topik 9 relawan akan belajar tentang tanda-tanda bahaya infeksi saluran pernapasan akut dan kapan merujuk penderitanya ke pusat kesehatan. Mereka akan membahas cara mencegah infeksi saluran pernapasan akut dan meningkatkan kesadaran dalam masyarakat tentang infeksi saluran pernapasan.

Dalam Topik 10 relawan akan belajar bagaimana malaria menyebar dan ditularkan nyamuk yang sudah terinfeksi. Mereka akan mempraktikkan bagaimana mendidik masyarakat tentang cara-cara mencegah gigitan nyamuk, termasuk tidur di bawah kelambu yang sudah diberi insektisida tahan lama. Relawan akan belajar bagaimana mengenal tanda-tanda malaria dan kapan mengarahkan seseorang ke pusat kesehatan untuk ditangani.

Dalam Topik 11 relawan akan belajar bagaimana infeksi menular melalui hubungan seks (IMS) dan HIV ditularkan dari seorang kepada yang lain. Mereka akan belajar tentang tanda-tanda IMS dan HIV dan apa perbedaan antara HIV dan AIDS. Relawan akan membahas cara-cara untuk mencegah menyebarnya HIV dan akan mempraktikkan bagaimana mengajar anggota masyarakat untuk menggunakan kondom pria dan wanita.

Dalam Topik 12 relawan akan belajar faktor-faktor apa yang menyebabkan stigma yang berkaitan dengan HIV dan menjelaskan cara untuk mengurangi stigma dan diskriminasi dalam masyarakat. Mereka akan belajar bagaimana mengenali tanda-tanda stres dan bagaimana mereka dapat memberikan dukungan psikologis kepada perawat dan keluarga dari orang yang hidup dengan HIV (ODH).

Dalam Topik 13 relawan akan belajar bagaimana kuman tuberkulosis (TBC) menyebar dan membahas cara-cara mengurangi penyebaran TBC dalam masyarakat. Relawan akan menjelaskan tanda-tanda TBC dan pentingnya menyelesaikan proses pengobatan TBC. Mereka akan mempraktikkan bagaimana mempromosikan kesadaran TBC dan pencegahannya di masyarakat, termasuk menganjurkan ODH untuk menjalani pemeriksaan TBC dan menganjurkan penderita TBC untuk secara sukarela menjalani pemeriksaan HIV dan mengunjungi pusat konseling.

(30)

asilita

tor A

ksi - KKPPBM

MODUL 6

Fokus modul ini adalah mempraktikkan teknik pertolongan pertama dalam masyarakat. Modul ini difokuskan pada promosi perilaku sehat dalam masyarakat agar dapat mencegah penyakit dan kematian. Selama pengkajian masyarakat yang dilaksanakan dalam Modul 3, relawan memilih lima topik untuk diajarkan dari Modul 6. Pemilihan topik didasarkan pada:

• kebutuhan yang ditetapkan oleh anggota masyarakat

• prioritas yang ditetapkan oleh petugas pusat kesehatan, seperti jumlah besar laporan kasus malaria atau TBC atau wabah penyakit yang dapat dicegah pada anak-anak

• kebutuhan prioritas yang ditetapkan oleh tokoh masyarakat, misalnya kampanye kebersihan • pola perilaku sehat yang perlu disampaikan, diketahui oleh relawan KPPBM selama kegiatan

dalam masyarakat.

Topik-topik 2 sampai 15 disertai Alat Peraga di Masyarakat. Relawan akan menggunakan Alat Peraga di Masyarakat untuk membahas perilaku kesehatan dan memberi pesan-pesan utama kepada anggota masyarakat. Informasi dalam Alat Peraga di Masyarakat meliputi cara mengenal tanda-tanda penyakit, memperoleh pertolongan dari pekerja kesehatan, dan cara mencegah penyakit dan menyebarnya penyakit dalam masyarakat.

Peta Masyarakat akan ditinjau kembali dan disempurnakan dalam beberapa topik.

Persiapan fasilitator

Dalam Topik 14 relawan akan belajar bagaimana flu burung menyebar dari unggas yang terinfeksi ke manusia dan mengenal tanda-tanda infeksi flu burung pada unggas dan manusia. Mereka akan membahas cara-cara mencegah penyebaran flu burung dan mempraktikkan cara-cara mempromosikan kesadaran tentang flu burung di masyarakat.

Dalam Topik 15 relawan akan belajar bagaimana dengue disebarkan oleh nyamuk yang terinfeksi dan cara-cara mencegah gigitan nyamuk. Mereka akan belajar mengenal tanda-tanda dengue dan kapan menganjurkan orang ke pusat kesehatan, serta membahas cara-cara membersihkan tempat-tempat berkembangbiaknya nyamuk di masyarakat.

Dalam Topik 16 relawan akan belajar keterampilan yang dapat mereka sediakan untuk membantu orang sakit di rumah, dukungan emosional dan psikologis bagi orang sakit dan para perawat mereka. Relawan akan menetapkan isi dari perangkat perawatan di rumah dan akan mempraktikkan bagaimana mengangkat orang sakit dengan benar dari posisi berbaring menjadi posisi duduk.

(31)

24 Keseha tan dan P er tolongan P er tama B er basis M asy ar ak at MODUL 6

Tiap rangkuman topik akan menyajikan isi dengan cara yang sama:

• informasi tentang topik dan/atau penyakit, seperti dari mana datangnya dan bagaimana ia menyebar

• tanda-tanda penyakit

• informasi pengobatan penyakit tersebut • cara mencegah penyakit tersebut

• tindakan yang dapat diambil relawan dalam masyarakat untuk promosi kesehatan dan pencegahan penyakit

Alur untuk sebagian besar topik dalam modul ini mengikuti garis besar sama yang dianjurkan. Anda dianjurkan untuk menyesuaikan materi, kegiatan, dan waktu untuk memenuhi kebutuhan peserta relawan.

I. Perkenalkan topik dengan tanyalah relawan mengenai apa yang mereka sudah ketahui tentang topik bahasan. Jawaban mereka akan membantu Anda memahami keyakinan kultural pada relawan tentang penyakit/topik. Ini juga akan membantu Anda memutuskan berapa banyak waktu yang perlu Anda gunakan menyajikan isi informasi dan menjernihkan salah pengertian.

II. Bahas beban atau dampak penyakit pada anggota masyarakat.

III. Berikan presentasi interaktif singkat tentang topik bahasan dengan menggunakan informasi dari rangkuman topik. Pastikan untuk mengajukan pertanyaan untuk memancing minat dan pengenalan yang lebih banyak tentang topik bahasan.

IV. Laksanakan kegiatan kelas interaktif, seperti penyajian oleh kelompok kecil, bermain peran, studi kasus dan permainan dengan persaingan, atau melatih kampanye kesadaran masyarakat untuk membantu relawan mempromosikan pesan utama dalam masyarakat. V. Lakukan kegiatan bermain peran menggunakan Alat Peraga di Masyarakat untuk

mengkomunikasikan pesan pencegahan penyakit dan promosi kesehatan.

VI. Turut serta dalam dan laksanakan pengawasan yang bersifat mendukung untuk kegiatan masyarakat yang melibatkan metode komunikasi perubahan perilaku untuk bekerja bersama orang-orang, rumah tangga-rumah tangga, atau kelompok-kelompok masyarakat. Ini meliputi pengembangan strategi komunikasi, partisipasi dalam kampanye promosi kesehatan, dan bermitra dengan organisasi-organisasi setempat untuk mempromosikan perilaku sehat dalam masyarakat.

(32)

asilita

tor A

ksi - KKPPBM

MODUL 6

Seperti biasa:

• baca rangkuman topik sebelum memberikan pelatihan tentang tiap topik dalam modul. Bersiap untuk memberi presentasi singkat tentang isinya.

• baca petunjuk untuk fasilitator tentang modul, pikirkan kebutuhan khusus khalayak Anda dan ruang pelatihan serta bersiap untuk mengubah atau “menyesuaikan” penyajian isinya disajikan agar khalayak aktif mengikutinya.

• periksa daftar materi yang diperlukan untuk tiap topik untuk memastikan Anda memiliki semua yang Anda perlukan.

• pastikan bahwa ruang pelatihan untuk Anda tersedia.

• komunikasikan waktu dan lokasi pelatihan kepada para relawan. • bawa jam atau arloji untuk terus menjaga ketepatan waktu. • siapkan pertanyaan untuk kegiatan peninjauan pada akhir topik. • siapkan sebelumnya untuk kunjungan lapangan

• tetapkan anggota rumah tangga untuk dikunjungi masing-masing relawan.

(33)

26 Keseha tan dan P er tolongan P er tama B er basis M asy ar ak at MODUL 6 Tujuan belajar

Setelah menyelesaikan topik ini, relawan akan mampu:

• menggambarkan pencegahan penyakit dan promosi kesehatan

• menggambarkan dan mempraktikkan tiga metode komunikasi perubahan perilaku • memperagakan cara mempromosikan pendidikan kesehatan di masyarakat

Pokok-pokok utama pembelajaran

1. Perubahan perilaku merupakan proses jangka panjang.

2. Komunikasi perubahan perilaku paling efektif bila meliputi pesan sederhana yang disampaikan dengan jelas dan sering diulangi.

3. Promosi kesehatan memberikan informasi akurat kepada orang-orang dan sarana untuk mencegah penyakit serta meningkatkan kesehatan.

4. Sarana paling penting untuk promosi kesehatan adalah komunikasi yang efektif.

5. Relawan dapat membantu mendukung perubahan perilaku melalui pembahasan dengan rumah tangga tentang cara hidup sehat.

6. Alat Peraga di Masyarakat merupakan sumberdaya berharga untuk mengkomunikasikan pesan kesehatan kepada anggota rumah tangga dan kelompok masyarakat.

7. Gunakan Alat Peraga di Masyarakat untuk memulai pembicaraan tentang topik kesehatan tertentu.

8. Gunakan gambar untuk berbagi informasi tentang perilaku yang sehat.

Topik 1

(34)

asilita

tor A

ksi - KKPPBM

MODUL 6

Bahan-bahan dan persiapan

- Persiapan presentasi menggunakan informasi dari rangkuman topik. - Tiga sampai lima lembar kertas lembar balik dan spidol berwarna. - Alat Peraga di Masyarakat untuk topik-topik yang dipilih dalam Modul 6.

Saran garis besar kegiatan

Tergantung pada jumlah relawan dan banyaknya bahasan, penyelesaian topik ini memerlukan waktu 95 sampai 130 menit.

I. Pendahuluan Pendahuluan Modul 6. Presentasikan informasi dari rangkuman topik

15-25 menit II. Bahasan skenario

komunikasi perubahan perilaku (KPP)

Fasilitator akan

mempresentasikan skenario pesan KPP. Relawan akan mengevaluasi betapa efektif skenario itu

25-35 menit

III. Tinjauan Alat Peraga di Masyarakat

Fasilitator akan mempelajari tujuan Alat Peraga

di Masyarakat yang

diperkenalkan dalam Modul 2.

15-20 menit

IV. Praktikkan KPP Dalam kelompok, relawan akan menggunakan Alat Peraga di Masyarakat untuk mengembangkan satu pesan kesehatan untuk masyarakat dengan menggunakan langkah-langkah KPP yang efektif.

(35)

28 Keseha tan dan P er tolongan P er tama B er basis M asy ar ak at MODUL 6

Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit adalah upaya mengkomunikasikan pesan dan praktik kesehatan secara efektif kepada orang–orang dan masyarakat. Komunikasi kesehatan akan berhasil jika informasi yang diberikan membantu seseorang memulai perilaku baru yang sehat atau mengubah perilaku yang tidak sehat. Inilah hakekat dari perubahan perilaku yang sehat.

Memulai perilaku baru yang sehat atau mengubah perilaku lama memerlukan waktu, dan dalam banyak hal dapat bersifat menantang karena banyak kendala yang perlu diatasi. Orang perlu mempunyai keinginan untuk mengubah perilaku sehat mereka. Orang juga dipengaruhi oleh: • keyakinan tentang kesehatan • hubungan sosial dan keluarga • tanggapan fisik tubuh • lingkungan

Hasil peningkatan kesehatan seperti kesehatan dan/atau kualitas hidup yang lebih baik harus menjadi hasil dari perubahan perilaku yang sehat. Misalnya, bila relawan mengkomunikasikan arti penting imunisasi pada masa kanak-kanak secara efektif kepada anggota masyarakat, perilaku yang berubah harus menghasilkan:

• meningkatnya jumlah anak-anak yang diimunisasi dalam masyarakat

• terus menurunnya jumlah anak yang menderita sakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

Menjalani gaya hidup yang sehat dan membiasakan perilaku yang mencegah dan mengurangi penyakit merupakan metode paling efektif untuk menghindari penyakit

dan mempertahankan kualitas hidup yang baik.

Komunikasi perubahan perilaku (KPP)

Komunikasi adalah proses berbagi informasi. Komunikasi perubahan perilaku adalah proses bekerja bersama orang-orang dan masyarakat untuk:

1. meningkatkan perilaku sehat yang sesuai dengan kondisi hidup mereka

2. menciptakan suasana yang mendukung yang memungkinkan orang berprakarsa dan mempertahankan perilaku positif Komunikai perubahan perilaku yang berhasil dimulai dengan memutuskan:

• Informasi APA yang perlu dikomunikasikan • SIAPA yang akan mengkomunikasikan

informasi dan siapa yang perlu menerimanya

• MENGAPA orang perlu mengubah perilakunya

• BAGAIMANA informasi akan dikomunikasikan • SEBERAPA SERING pesan perlu

dikomunikasikan

• KAPAN informasi harus dikomunikasikan • DI MANA lokasi terbaik untuk

mengkomunikasikan pesan

Memfasilitasi komunikasi perubahan perilaku

Informasi APA yang perlu dikomunikasikan? Bila memilih pesan yang dikomunikasikan, kita perlu untuk:

1. mempromosikan satu pesan yang jelas 2. menggunakan bahasa yang sederhana dan

(36)

asilita tor A ksi - KKPPBM MODUL 6 mudah dipahami 3. mengkhususkan pesan

4. memfokuskan pesan sehingga mencakup kegiatan yang nyata dan dapat dicapai. SIAPA yang akan mengkomunikasikan informasi dan siapa yang perlu menerimanya? Ketika memutuskan siapa yang harus mengkomunikasikan pesan kesehatan penting untuk mempertimbangkan:

1. siapa orang yang paling tepat untuk mengkomunikasikan pesan itu?

2. siapa yang paling terinformasi atau berpengetahuan luas tentang topik ini? 3. siapa yang berbicara dalam bahasa

setempat dan memahami tuntutan budayanya?

4. siapakah yang seharusnya menerima pesan, orang-orang atau kelompok?

5. siapa yang mempunyai akses ke kelompok yang perlu mendengar pesan itu?

Beberapa pesan paling baik dikomunikasikan oleh pemimpin masyarakat seperti menginformasikan para ibu untuk meminta anak-anaknya divaksinasi selama hari-hari pelaksanaan imunisasi.

Beberapa pesan sebaiknya dikomunikasikan kepada orang-orang oleh relawan KPPBM dalam aksi selama mengadakan kunjungan rumah ke rumah.

Berkomunikasi dengan teman sebaya

Orang-orang cenderung belajar lebih baik dari orang yang berbagi kesamaan dengan mereka. Wanita mungkin belajar lebih baik tentang keluarga berencana dari wanita lain.

teman sebaya atau pendidikan teman sebaya. Agar dapat lebih berpengaruh, orang yang memberikan pesan harus diterima sebagai teman sebaya yang benar oleh orang yang menerima pesan itu. Pendidikan teman sebaya digunakan dalam promosi kesehatan karena: • teman sebaya dapat belajar satu sama lain

dalam lingkungan santai, seperti dalam percakapan sehari-hari atau di tempat-tempat di mana orang muda berkumpul • pendidikan teman sebaya dapat

berlangsung dalam lingkungan yang terorganisir seperti sekolah, kelompok pemuda, lembaga agama, atau tempat kerja. Pendidikan dapat juga berlangsung dalam lingkungan yang tidak terorganisir seperti pertemuan informasi, pasar, tempat pengambilan air, atau salon kecantikan • pendidikan teman sebaya adalah sarana

efektif selama pesan yang disebarkan itu tepat dan tidak menyebarkan konsepsi yang keliru atau menambahkan keyakinan palsu

Berkomunikasi dengan orang dewasa

Ketika berkomunikasi dengan orang dewasa, penting untuk menghormati kenyataan bahwa orang dewasa belajar dengan cara berbeda dibandingkan anak-anak.

• Pengalaman hidup orang dewasa lebih banyak dan dengan demikian mungkin lebih siap untuk membangun berdasarkan pengetahuan dan pengalaman sebelumnya. • Orang dewasa lebih sadar akan tujuan

hidup dan kebutuhan belajar mereka dan tergugah untuk belajar karena mereka memahami nilai pengetahuan.

• Orang dewasa menggunakan pengetahuan dan pengalaman mereka dalam proses

(37)

30 Keseha tan dan P er tolongan P er tama B er basis M asy ar ak at MODUL 6

• Orang dewasa harus mampu mengenal perbedaan yang terjadi akibat mengubah perilaku mereka.

Dalam mengkomunikasikan informasi kepada orang dewasa penting untuk:

• melibatkan mereka sepenuhnya dalam memutuskan apa yang hendak mereka pelajari

• menjadikan pengalaman belajar bersifat partisipatif dengan mendorong terjadinya diskusi dan melibatkan mereka dalam percakapan, bukannya memberi ceramah. • menggunakan contoh-contoh keadaan

dan kegiatan sesuai kenyataan untuk membantu mereka memperbaiki masyarakat.

MENGAPA orang perlu mengubah perilakunya?

Bila orang harus mengubah perilakunya, ada baiknya:

1. mengkomunikasikan bagaimana orang akan mengambil manfaat dari mengubah perilakunya

2. mempromosikan bagaimana kesehatan dan kebutuhan mata pencaharian dapat ditingkatkan sebagai akibat dari perubahan perilaku

Beberapa contoh mengapa orang harus mengubah perilakunya dapat meliputi:

• merasa lebih baik • dalam keadaan sehat • umur panjang • mampu bekerja

• mampu mengurus keluarga

• produktif dan melakukan sesuatu untuk masyarakat

BAGAIMANA informasi akan dikomunikasikan

Saat memilih cara mengkomunikasikan pesan, kit perlu mempertimbangkan:

1. bagaimana pesan dapat dikomunikasikan secara efektif?

2. materi manakah yang dapat digunakan untuk mengkomunikasikan pesan itu? Contoh:

• bila materi, berupa laporan berkala atau pamflet satu halaman. Materi ini mungkin tidak bagus untuk kelompok yang tidak dapat membaca atau menulis (kelompok yang rendah melek huruf) • lukisan atau gambar bagus untuk

anak-anak dan kelompok yang melek huruf rendah. Tanda dan simbol dapat memperkuat pesan seperti tanda “Dilarang merokok”

• komunikasi lisan seperti mendongeng atau drama

• memerankan situasi yang amat sederhana seputar suatu topik khusus, yang biasa disebut permainan peran. Misalnya, permainan peran dapat meliputi keluarga yang bersama-sama memutuskan mulai mencuci tangan setelah menggunakan toilet, dan bagaimana hasilnya ini mengurangi jumlah penyakit bagi anggota rumah tangga.

• kelompok diskusi yang mengumpulkan orang untuk membicarakan suatu topik khusus. Cara ini bisa menjadi metode yang amat efektif untuk mengkomunikasikan informasi di masyarakat dan dapat meningkatkan dialog antara anggota masyarakat. • komunikasi antarpribadi yakni berbicara

langsung dengan seseorang tentang masalah-masalah yang langsung

(38)

asilita

tor A

ksi - KKPPBM

MODUL 6

berhubungan dengannya. Metode ini digunakan untuk memahami kebutuhan khusus seseorang dan memberikannya saran yang berkaitan dengan keadaan mereka. Contoh-contoh penerima metode ini adalah ibu dalam suatu keluarga, orang yang menderita tuberkulosis, atau bibi yang merawat anak yatim piatu yang mengidap HIV.

SEBERAPA SERING pesan perlu dikomunikasikan

Saat memilih seberapa sering mengkomunikasikan pesan, ada gunanya mempertimbangkan: 1. berapa sering pesan dapat diulangi?

2. jenis penguatan apakah yang dapat diberikan untuk kegiatan dan perubahan perilaku positif?

Penguatan, yang diulangi berkali-kali, akan membantu orang menerima pesan komunikasi hidup sehat dan perubahan perilaku. Sekali pesan sederhana telah ditentukan, maka pesan itu harus diulangi sesering mungkin kepada orang atau kelompok tersebut.

KAPAN informasi harus dikomunikasikan

Saat memutuskan waktu yang paling tepat untuk mengkomunikasikan pesan, ada baiknya mempertimbangkan:

1. apakah orang atau kelompok siap untuk memprakarsai perubahan perilaku?

2. kapankah waktu dalam satu hari atau satu tahun yang paling tepat untuk mengkomunikasikan pesan?

Apabila orang tidak memahami kebutuhan

mereka mungkin akan melakukan apa yang dibutuhkan untuk menjadi lebih baik. Lebih sulit mengkomunikasikan pesan promosi kesehatan bila kebutuhan tidak tampak. Misalnya, berbicara tentang pencegahan flu burung mungkin tidak akan dihiraukan bila tidak ada masalah flu burung pada unggas di masyarakat.

Pertimbangkan waktu dalam tahun atau hari saat orang lebih bersedia mendengarkan informasi. Misalnya, mengkomunikasikan pesan tentang pencegahan diare lebih baik dilakukan sebelum musim hujan saat masalah diare meningkat.

DI MANA lokasi terbaik untuk mengkomunikasikan pesan?

Saat memutuskan untuk memilih mengkomunikasikan pesan, ada gunanya mempertimbangkan:

1. di mana pesan itu harus dikomunikasikan? 2. peluang apakah yang ada di masyarakat

untuk mengkomunikasikan pesan kesehatan kepada kelompok masyarakat? Misalnya sekolah terdapat di banyak tempat dan cenderung merupakan tempat yang baik untuk menyampaikan pesan komunikasi perubahan perilaku tentang kesehatan, gizi dan pertolongan pertama di masyarakat karena: • guru biasanya mempunyai keterampilan

untuk memfasilitasi proses pembelajaran • siswa dapat mempromosikan pesan

pendidikan kesehatan kepada anggota rumah tangga mereka

• siswa dapat siap menjadi pendidik teman sebaya. Sebagai pendidik teman sebaya,

(39)

32 Keseha tan dan P er tolongan P er tama B er basis M asy ar ak at MODUL 6

pesan kepada pemuda lain

• sekolah mempunyai gedung yang dapat digunakan untuk pertemuan kelompok masyarakat

Lembaga agama juga merupakan sumber daya berharga untuk komunikasi peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit. Penting sekali agar semua lembaga agama sepenuhnya berpartisipasi dan dikonsultasikan dalam penetapan prioritas kesehatan masyarakat dan pesan karena:

• tokoh agama seringkali merupakan pemimpin masyarakat yang terlibat dalam pembuatan keputusan dan penetapan prioritas di masyarakat

• pemimpin dan lembaga agama dapat berperan dalam menambah tingkat partisipasi masyarakat dalam kampanye imunisasi, dan kegiatan lain yang berkaitan dengan kesehatan

• pemimpin agama dapat mendorong yang lain untuk melibatkan kelompok yang terkena stigma

Tempat kerja adalah lokasi yang baik untuk mempromosikan perilaku kesehatan yang dapat diterapkan dalam bekerja. Misalnya, mencuci tangan dengan benar dan teratur adalah pesan yang baik untuk dikomunikasikan di tempat-tempat yang menangani makanan atau hewan atau bekerja bersama orang lain. Kelompok wanita atau pria yang bertemu secara teratur adalah tempat untuk mempromosikan pesan kesehatan tentang keluarga berencana, menjadi ibu yang aman, atau perawatan bayi.

Tim olah raga mungkin terbuka terhadap informasi pertolongan pertama dan pencegahan terhadap cidera.

Kendala terhadap perubahan perilaku kesehatan

Beberapa alasan mengapa komunikasi perubahan perilaku mungkin tidak efektif meliputi:

• kurangnya rasa percaya kepada orang yang mengkomunikasikan informasi

• sistem kyakinan yang berbeda atau ketidak-setujuan pada pesan

• perilaku kesehatan bukan merupakan prioritas karena adanya minat atau kepentingan lain

• ada keinginan untuk berubah namun sumber daya atau akses ke pusat kesehatan kurang

• orang-orang tidak dapat berubah tanpa persetujuan masyarakat kecuali semua anggota masyarakat setuju untuk berubah • kurang dukungan dari pihak/orang lain.

Komunikasi

Saat mengkomunikasikan informasi tentang promosi kesehatan dan pencegahan penyakit penting bagi relawan untuk:

• melihat - melakukan kontak mata, mengamati perilaku orang, menilai keamanan lingkungan

• mendengarkan - apa yang dikatakan orang dan mempraktikkan prinsip dasar kesamaan

• belajar - memahami mengapa orang lain mungkin mempunyai prioritas atau masalah; belajar mengubah buah pikiran; belajar dari kesalahan; belajar dari orang lain

• berbagi - menyesuaikan buah pikiran • peduli - menunjukkan rasa iba dan empati.

Referensi

Dokumen terkait

Pertamina (Persero) Marketing Operation Region VI TBBM Balikpapan Migas Distribusi Kota

Pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tujuan pelaporan keuangan, dan nilai yang digunakan untuk tujuan

lancar. Selanjutnya diselingi istirahat makan siang sampai pukul 12.00 Wita dan evaluasi secara keseluruhan. Setelah dilaksanakan secara teori dan praktek, karena

Wajib dicantumkan keterangan telah mengalami proses lanjutan harus apabila pangan yang dibuat dari bahan baku alamiah telah menjalani proses lanjutan 1.. Wajib dicantumkan

Bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan bagaimana bahan hukum primer, yang terdiri dari: Buku-buku yang membahas tentang hukum Hak atas

1) Musyarakah, perjanjian kerjasama antara dua pihak atau lebih pemilik modal (uang atau barang) untuk membiayai suatu usaha.Keuntungan dari usaha tersebut dibagi

Pelatihan : Bab I Bahan Bangunan Kayu Yang Memenuhi Kualitas Untuk Bekisting Dan Perancah.. 1.1 Sifat kayu yang menguntungkan