• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan yang menggunakan data atau aktivitas perusahaan tersebut (Munawir, 1998, p2). Pihak-pihak yang berkepentingan tersebut dapat berupa manajemen perusahaan, pemilik perusahaan, kreditur, investor, karyawan, lembaga pemerintah dan masyarakat umum.

Berdasarkan Sofyan Syafri (2002, p235), ada beberapa keterbatasan dalam laporan keuangan, seperti :

1. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu melaporkan kejadian yang telah lewat.

2. Laporan keuangan bersifat umum, dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan tertentu.

3. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari berbagai taksiran dan pertimbangan.

(2)

5. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian. 6. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu

peristiwa daripada bentuk hukumnya.

7. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah- istilah teknis. 8. Laporan keuangan dapat disusun dengan berbagai metode akutansi yang

dapat menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis. 9. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat

dikuantifikasikan umumnya diabaikan.

2.2 Komponen Laporan Keuangan

Menurut Tandelilin (2001, p233), jenis-jenis laporan keuangan berdasarkan informasi yang dikandungnya dapat dibagi dalam tiga laporan keuangan utama, yaitu :

1. Neraca

Neraca adalah laporan keuangan yang menggambarkan kondisi finansial perusahaan pada suatu waktu tertentu. Dalam kenyataannya, bisa saja satu hari setelah disusun kondisi keuangan perusahaan sudah mengalami perubahan.

Neraca merupakan laporan mengenai aktiva, kewajiban dan ekuitas perusahaan pada suatu waktu tertentu, dimana penyusunan asset dalam neraca disusun berdasarkan likuiditasnya, sedangkan penyusunan

(3)

kewajiban dalam neraca disusun berdasarkan jangka waktu jatuh temponya.

Laporan posisi keuangan harus seimbang antara total aktiva dan total gabungan dari kewajiban dan ekuitas.

2. Laporan Rugi Laba

Laporan rugi laba adalah ringkasan profitabilitas perusahaan selama periode waktu tertentu, yang menunjukkan penghasilan yang diperoleh, biaya yang dikeluarkan dan elemen-elemen lain pembentuk laba dalam periode waktu tertentu. Laporan ini mencerminkan perbedaan antara penghasilan dan biaya sehingga menghasilkan keuntungan ataupun kerugian bersih perusahaan.

Dalam laporan tersebut, ada pengelompokan biaya seperti :

a. Biaya produksi, berkaitan dengan biaya-biaya yang langsung terkait dengan aktivitas produksi barang-barang dan jasa yang akan dijual perusahaan.

b. Biaya administrasi dan umum, berkaitan dengan biaya overhead, biaya gaji, pengiklanan, dan biaya lainnya yang tidak terkait langsung dengan biaya produksi barang dan jasa.

c. Biaya bunga, berkaitan dengan biaya yang harus dikeluarkan sebagai konsekuensi penggunaan utang.

d. Biaya pajak penghasilan, berkaitan dengan kewajiban perusahaan untuk membayar sejumlah pajak kepada pemerintah.

(4)

Bagi investor, informasi laba tersebut dapat dijadikan sebagai dasar dalam menilai tingkat pengembalian investasi yang dilakukan (tingkat pengembalian terhadap investasi – ROI), atau seberapa besar pendapatan yang akan diperoleh dari setiap saham yang dibeli investor. Tetapi laporan rugi laba tersebut tidak dapat menggambarkan kecenderungan keuangan perusahaan di masa yang akan datang, untuk itu diperlukan adanya perbandingan laporan beberapa tahun sebelumnya secara beruntutan. 3. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas merupakan laporan yang memuat aliran kas yang berasal dari tiga sumber yaitu

a. Operasional perusahaan, menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas seperti melunasi hutang, pembiayaan operasional perusahaan, pengumpulan kas yang berasal dari konsumen, dan arus kas baik masuk ataupun keluar lainnya dari aktivitas operasi perusahaan.

b. Investasi, menunjukkan arus kas yang keluar dan masuk perusahaan yang berkaitan dengan kegiatan investasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan di masa mendatang.

c. Aktivitas finansial, menunjukkan arus kas yang keluar dan masuk perusahaan dari pada investor, kreditur, atau pemilik perusahaan.

(5)

2.3 Rasio Keuangan

Rasio keuangan dapat mengindentifikasi kondisi perusahaan secara umum, dan data-data di laporan keuangan dapat lebih berarti dengan adanya rasio keuangan.

Ada beberapa rasio keuangan yang biasa digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan (Brigham & Houston, 2003, p77), yaitu : 1. Rasio likuiditas, merupakan rasio yang menunjukkan hubungan antara

aset lancar dengan hutang lancarnya. Rasio ini bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Masalah likuiditas berhubungan dengan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kebutuhan keuangannya. Semakin tinggi likuiditas suatu aktiva, semakin tinggi kepastiannya untuk menjadikannya uang tunai. Untuk mengukur rasio likuiditas tersebut dapat dilakukan dengan menghitung :

a. Rasio lancar (current rasio)

Rasio lancar dapat digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menggunakan aktiva lancar memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Perhitungan rasio lancar dapat dirumuskan dengan : Rasio lancar Aktiva lancar (Current assets) (current rasio) = Hutang lancar (Current Liabilities)

(6)

b. Rasio cepat (quick rasio)

Rasio cepat dapat digunakan rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya tanpa persediaan yang ada, karena pada umumnya persediaan aktiva lancar yang paling tidak likuid.

Perhitungan rasio cepat dapat dirumuskan dengan :

Rasio cepat Aktiva lancar (Current assets) - Persediaan (Inventory) (Quick rasio) = Hutang lancar (Current Liabilities)

2. Rasio aktivitas, merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar efektivitas perusahaan dalam menjalankan operasionalnya. Sehingga rasio ini dapat mengukur seberapa jauh aktivitas perusahaan dalam menggunakan dananya secara efektif dan efisien.

Rasio ini terdiri dari

a. Rasio perputaran aktiva total (Total asset turnover rasio)

Rasio ini menunjukkan seberapa besar perusahaan dapat menghasilkan penjualan dengan menggunakan seluruh aktiva yang ada. Sektor industri yang berbeda dapat menyebabkan perbedaan rasio perputaran aktiva total tersebut.

Perhitungan rasio perputaran aktiva total dapat dirumuskan dengan : Perputaran aktiva total Penjualan bersih tahunan (Annual Net Sales) (Total Assets Turnover) = Aktiva total rata-rata (Average Total Assets)

(7)

b. Rasio perputaran aktiva tetap (Fixed asset turnover)

Rasio ini menunjukkan keefisiensian perusahaan dalam penggunaan aktiva tetap guna menghasilkan penjualan.

Perhitungan rasio perputaran aktiva tetap dapat dirumuskan dengan : Perputaran aktiva tetap Penjualan bersih tahunan (Annual Net Sales) (Fixed Assets Turnover) = Aktiva tetap bersih rata-rata (Average Total Assets)

c. Rasio perputaran persediaan (Invetory turnover)

Rasio ini menunjukkan sebeapa cepat persediaan terjual. Rasio ini memberikan indikasi likuiditas dari persediaan perusahaan.

Perhitungan rasio perputaran persediaan dapat dirumuskan dengan : Perputaran persediaan/inventori Harga pokok penjualan (Cost of Good Sold)

(Inventory Turnover ) = Rata-rata persediaan (Average Inventory)

d. Rasio perputaran piutang dagang (Account receiveable turnover) Rasio ini menunjukkan seberapa besar piutang dagang tersebut dihasilkan dari penjualan pada periode tersebut.

Perhitungan rasio perputaran piutang dagang dapat dirumuskan dengan :

Perputaran piutang dagang Penjualan bersih tahunan (Annual Net Sales) (Account Receivable Turnover) = Piutang dagang rata-rata (Average Account Receivable)

e. Rasio periode penagihan rata-rata (Average collection period)

Rasio ini menunjukkan seberapa cepat perusahaan dapat menagih piutang dagangnya sehingga menjadi kas.

(8)

Perhitungan rasio periode penagihan rata-rata dapat dirumuskan dengan :

Periode penagihan rata-rata 360 hari (360 Days)

(Average Collection Period) = Perputaran piutang dagang (Account Receivable Turnover)

3. Rasio hutang, merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang perusahaan. Besarnya tingkat pinjaman perusahaan berhubungan dengan kesanggupan perusahaan membayar pinjaman dan besarnya keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan. Perusahaan dapat menghilangkan risiko ketidaksanggupan membayar pinjaman dengan tidak melakukan pinjaman dari luar, tapi hal ini akan menyebabkan kecilnya keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan, karena seluruh dananya berasal dari ekuitas.

Perusahaan dapat mendapatkan keuntungan yang besar dengan mengeluarkan modal yang sedikit, dan melakukan pinjaman. Namun makin tinggi pinjaman yang dilakukan, maka makin tinggi pula tingat ketidaksanggupan membayar pinjaman.

Rasio ini terdiri dari :

a. Rasio hutang terhadap aktiva (Debt rasio).

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan melunasi hutangnya dengan asset yang dimilikinya

Perhitungan rasio hutang dapat dirumuskan dengan : Rasio hutang terhadap aktiva Total hutang (Total Debt)

(9)

b. Rasio total hutang terhadap ekuitas (Debt to equity rasio)

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan melunasi hutangnya dengan ekuitas yang dimilikinya.

Perhitungan rasio total hutang terhadap ekuitas dapat dirumuskan dengan :

Rasio total hutang terhadap ekuitas Total hutang (Total Debt) (Debt to Equity Rasio) = Ekuitas (Equity)

c. Rasio hutang jangka panjang atas ekuitas (Long term debt to equity

rasio)

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan melunasi hutang jangka panjangnya dengan ekuitas yang dimilikinya.

Perhitungan rasio hutang jangka panjang atas ekuitas dapat dirumuskan dengan :

Rasio hutang jangka panjang atas ekuitas Hutang jangka panjang (Long-term Debt) (Long - term Debt to Equity) = ekuitas (Equity)

d. Rasio penghasilan terhadap beban bunga (Times interest earned rasio) Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan membayar bunga dengan menggunakan penghasilan sebelum terkena bunga dan pajak. Rasio penghasilan terhadap beban bunga dapat dirumuskan dengan : Rasio penghasilan terhadap beban bunga Penghasilan sebelum bunga dan pajak (EBIT) (Times interest earned rasio) = Beban bunga (interest expense)

(10)

4. Rasio profitabilitas, merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan.

Rasio ini terdiri dari :

a. Marjin laba kotor (Gross profit marjin)

Rasio ini menunjukkan seberapa besar laba kotor yang dihasilkan dari setiap penjualan bersih. Selain itu dapat dilihat juga kemampuan manajemen untuk meminimalisasi harga pokok penjualan dalam penjualan yang dilakukan perusahaan.

Marjin laba kotor dapat dirumuskan dengan :

Marjin laba kotor Laba kotor (Gross Profit) (Gross Profit Marjin) = Penjualan bersih (Net Sales)

b. Marjin laba bersih (Net profit marjin)

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba setelah dikurangi oleh harga pokok penjualan, beban-beban yang ada, serta pajak dari setiap penjualan bersih.

Marjin laba bersih dapat dirumuskan dengan :

Marjin laba bersih Laba bersih (Net Income) (Net Profit Marjin) = penjualan bersih (Net Sales)

c. Pengembalian operasional aktiva (Operating Return on Asset)

Rasio ini menunjukkan kemampuan manajemen dalam menghasilkan laba operasional dari sejumlah aktiva yang diberikan.

(11)

Pengembalian operasional aktiva Laba operasional (operating Income) (Operating Return On Assets) = aktiva total rata-rata (Average Total Assets)

d. Pengembalian atas aset (Return on Asset)

Rasio ini menunjukkan kemampuan manajemen dalam menghasilkan laba dari sejumlah aktiva yang diberikan.

Tingkat pengembalian aset dapat dirumuskan dengan : Pengembalian atas aset Laba bersih (Net Income )

(Return On Assets) = aktiva total rata-rata (Average Total Assets)

e. Pengembalian atas ekuitas (Return on equity)

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari ekuitas yang dimilikinya.

Tingkat pengembalian ekuitas dapat dirumuskan dengan : Pengembalian atas ekuitas Laba bersih (Net Income )

(Return On Total Equity) = ekuitas total rata-rata (Average Total Equity)

2.4 Analisis Rasio Keuangan

Rasio-rasio keuangan yang ada dapat membantu dalam melakukan analisis kondisi perusahaan, karena rasio keuangan tersebut dapat mewakilkan komponen yang ada pada laporan keuangan yakni neraca, laporan rugi laba dan arus kas.

Ada beberapa metode dalam melihat rasio tersebut sehingga rasio tersebut dapat diinterpretasikan dengan baik, metode tersebut adalah :

(12)

1. Cross sectional analysis, yaitu membandingkan rasio keuangan beberapa perusahaan pada suatu periode dan bidang usaha yang sama. Dengan metode ini dapat dilihat kondisi perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lainnya yang bergerak dalam bidang yang sama.

2. Time series analysis, atau dapat disebut juga analisis deret berkala, yaitu mengevaluasi kondisi sebuah perusahaan melalui rasio keuangan yang ada dalam beberapa periode secara berurutan. Dengan metode ini dapat dilihat perkembangan perusahaan dalam beberapa periode tersebut.

2.5 Pasar Keuangan

Pasar keuangan merupakan tempat pertemuan antara permintaan dan penawaran aktiva keuangan (Sunariyah, 2003, p10). Berdasarkan klasifikasi periode waktu jatuh tempo, pasar keuangan dibagi menjadi dua yaitu pasar uang (money market) dan pasar modal (capital market).

Pasar ua ng merupakan tempat pertemuan antara permintaan dan penawaran dana jangka pendek (kurang dari 1 tahun), sedangkan pasar modal merupakan tempat pertemuan antara permintaan dan penawaran dana jangka panjang, dan umumnya dirancang utuk investasi jangka panjang.

(13)

2.5.1 Pasar Modal

Proses jual beli pada pasar modal menggunakan sekuritas, seperti saham, obligasi, reksadana dan instrumen derivatif. Tempat terjadinya jual beli sekuritas disebut Bursa Efek.

Pasar modal terbagi atas dua bagian yaitu pasar perdana dan pasar sekunder.

2.5.1.1

Pasar Perdana

Pasar perdana merupakan tempat pertama kalinya perusahaan menjual sekuritasnya, dan proses tersebut disebut dengan Initial Public Offering (IPO) atau penawaran umum. Setelah sekuritas tersebut dijual di pasar perdana, baru sekuritas tersebut diperjualbelikan oleh investor- investor di pasar sekunder.

Sebelum menawarkan sekuritasnya di pasar perdana, perusahaan yang memiliki sekuritas tersebut, disebut emiten, sebelumnya akan mengeluarkan informasi mengenai perusahaan secara detail, disebut prospektus.

Dalam proses penjualan sekuritas di pasar perdana, salah satu profesi pendukung pasar modal yang berperan penting adalah penjamin (underwriter). Penjamin tersebut ditunjuk oleh perusahaan akan membantu dalam penentuan harga perdana saham serta membantu memasarkan sekuritas tersebut kepada calon investor.

Setelah dokumen yang diperlukan untuk IPO lengkap, emiten menyerahkan pernyataan pendaftaran kepada lembaga pemerintahan, untuk di

(14)

Indonesia, BAPEPAM. Setelah mendapat pernyataan pendaftaran efektif dari BAPEPAM, maka emiten dapat melakukan penawaran umum di pasar perdana.

2.5.1.2

Pasar Sekunder

Setelah sekuritas emiten dijual di pasar perdana, selanjutnya sekuritas emiten tersebut kemudian bisa diperjualbelikan oleh dan antar investor di pasar sekunder. Perdagangan di pasar sekunder dapat dilakukan di dua jenis pasar, yaitu pasar lelang dan pasar negosiasi.

Pasar lelang adalah pasar sekunder yang melibatkan proses pelelangan / penawaran pada sebuah lokasi fisik. Investor tidak dapat secara langsung melakukan transaksi, tetapi dilakukan melalui perantaraan broker.

Pasar negosiasi terdiri dari jaringan berbagai dealer yang menciptakan pasar sendiri dengan cara membeli dari dan menjual ke investor. Dealer di pasar ini mempunyai kepentingan pada transaksi jual beli karena sekuritas yang diperdagangkan adalah milik dealer tersebut dan mereka mendapatkan

return dari selisih harga jual beli yang dilakukannya. Pasar ini juga sering

disebut dengan istilah over the counter (OTC), atau bursa paralel. Perdagangan di pasar ini tidak membutuhkan tempat fisik dan organisasi formal dengan syarat keanggotaan tertentu seperti di pasar lelang. Pembeli dan penjual berhubungan secara langsung satu dengan yang lain melalui suatu jaringan komunikasi.

(15)

2.5.1.3

Manfaat

Ada beberapa manfaat yang didapat oleh suatu negara dengan adanya pasar modal di negara tersebut, yaitu pasar modal dapat berfungsi sebagai tabungan, kekayaan, likuiditas, dan pinjaman.

Pasar modal dapat berfungsi sebagai tabungan, karena dengan adanya investasi dari para investor di pasar modal, sekuritas yang diperdagangkan dapat digunakan untuk memperbanyak jasa dan produk yang diperdagangkan perusahaan tersebut.

Pasar modal dapat berfungsi sebagai kekayaan, karena pasar modal dapat menyimpan kekayaan dalam bentuk sekuritas, dalam jangka panjang atau pendek sampai dengan kekayaan tersebut dapat dipergunakan kembali.

Pasar modal dapat berfungsi sebagai likuiditas, karena kekayaan yang dihimpun dalam bentuk sekuritas, dapat dilikuidasi melalui pasar modal.

Pasar modal dapat berfungsi sebagai pinjaman, karena pasar modal bsia menjadi sumber pembiayaan pembangunan dengan pinjaman uang yang dihimpun dari masyarakat.

2.5.1.4

Instrumen

Beberapa sekuritas yang umumnya diperdagangkan di pasar modal adalah saham, obligasi, reksadana dan instrumen derivatif (Tandelilin, 2001, p18).

(16)

Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Dengan memiliki saham tersebut, maka pemilik saham berhak atas pendapatan dan kekayaan perusahaan setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban perusahan.

Obligasi merupakan sekuritas yang memberikan pendapatan dalam jumlah tetap kepada pemiliknya, namun ada kemungkinan obligasi tersebut tidak terbayar kembali akibat kegagalan penerbitnya dalam memenuhi kewajiban. Pada saat membeli, investor sudah dapat mengetahui pembayaran bunga yang akan diperolehnya secara periodik dan berapa pembayaran kembali nilai par pada saat jatuh tempo. Pembayaran bunga obligasi tersebut ditentukan oleh seberapa besar kupon yang ditetapkan oleh penerbit obligasi.

Reksadana adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan sejumlah dana kepada perusahaan reksadana untuk digunakan sebagai modal berinvestasi baik di pasar modal maupun pasa uang. Dalam melakukan investasinya, investor dapat membentuk portfolio secara tidak langsung melalui manajer investasi. Dalam melakukan investasinya, investor harus berhati- hati dalam memilih perusahaan reksadana, karena investor akan menanggung kerugian bahkan bisa saja kehilangan modalnya jika perusahaan yang dipilihnya melakukan kesalahan dalam mengelola modal.

Instrumen derivatif merupakan sekuritas yang nilainya merupakan turunan dari suatu sekuritas lain, sehingga nilainya sangat tergantung dari harga sekuritas lain yang dit etapkan sebagai patokan. Ada beberapa jenis intrumen derivatif, seperti waran, opsi, future, dan right issue.

(17)

2.6 Saham

Saham dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu saham preferen dan saham biasa. Saham preferen memberikan pendapatan tetap kepada pemegang sahamnya. Namun pemilik saham preferen tidak memiliki hak suara untuk memilih direksi ataupun manajemen perusahaan.

Pemilik saham biasa memiliki hak suara untuk memilih direksi perusahaan dan ikut berperan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS). Pendapatan pemilik saham biasa belum tentu akan mendapatkan pendapatan secara tetap dari perusahaan, terkadang bisa tidak mendapatkan pendapatan, terkadang bisa mendapatkan pendapatan yang lebih besar atau lebih kecil daripada pemilik saham preferen.

Setiap pemegang saham mendapatkan sertifikat sebagai tanda kepemilikan perusahaan. Nilai sertifikat tersebut dapat dibagi menjadi : 1. Nilai nominal atau par value, merupakan harga saham pertama yang

tercantum.

2. Nilai buku atau book value, merupakan jumlah laba ditahan, par value saham dan modal selain par value.

3. Nilai dasar atau base price, merupakan harga perdana saham tersebut. 4. Nilai pasar atau market price, merupakan harga suatu saham pada pasar

(18)

2.7 Return Saham

Dalam melakukan investasi, investor mengharapkan adanya sejumlah hasil yang dapat diterima sesuai dengan tingkat risiko investasi tersebut. Untuk saham, hasil yang diterima oleh investor berupa dividen dan capital

gain.

Bagi para pemegang saham, pembagian dividen tersebut merupakan hal yang penting, umumnya pemegang saham dapat memberikan respon yang negatif jika adanya penurunan dalam pembagian dividen tersebut. Perbandingan antara dividen yang dibagikan perusahaan dalam bentuk tunai dengan harga pasar saham tersebut disebut dengan dividend yield.

embarSaham aPasarPerL h m LembarSaha dividenPer ld dividenYie arg =

Capital gain atau capital loss merupakan perbandingan antara selisih

harga saham pada periode sekarang dan periode sebelumnya, dengan harga saham periode sebelumnya. Rumus untuk mencari return saham harian adalah:

lumnya aSahamSebe h lumnya aSahamSebe h rang aSahamSeka h loss n capitalGai arg arg arg ) ( = −

Sedangkan rumus untuk mencari return saham per kuartal adalah:

D R R ∑ ∑ = Dimana:

R = Return saham satu kuartal

S R = Total return saham dalam satu kuartal

Referensi

Dokumen terkait

“Bahkan makna firman -Allah ‘dan pada waktu waktu di siang hari’ yakni tepi siang dari Fajar (Shubuh) dan tepinya yang akhir adalah Asar.” Maka kami katakan: Akan tetapi, engkau

Riwayat kontak dengan binatang berbulu pada subyek penelitian memiliki sedikit perbedaan antara yang melakukan maupun yang tidak melakukan kontak.. Subyek penelitian yang

Tanggapan siswa terhadap model pembelajaran berbas is masalah dan model konvensional diberikan kepada siswa berupa angkct dcngan 20 pertanyaan tcntang materi jamur

Apabila pengendalian persediaan perusahaan diketahui belum ekonomis, maka dari data yang ada penulis akan menerapkan model pengendalian persediaan bahan baku yang sesuai dengan

Apabila ada anggota jemaat yang berkeberatan terhadap nama-nama calon mempelai yang diwartakan oleh karena tidak terpenuhi syarat-syarat IKRAR NIKAH,

Adapun permasalahan yang akan dicari jawabannya dalam penelitian ini adalah: “Apakah dengan menerapkan metode pembelajaran Scramble dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada

Berdasarkan penjelasan diatas maka penulis melakukan penelitian dan mengangkat masalah tersebut menjadi proposal Tugas Akhir (TA) dengan judul “ Pengembangan Sistem

Vice preside nt risk control and mitigati ons Mengawasi setiap pengembangan tekhnologi yang dilakukan terhadap seluruh sistem dan apakah dapat menjadi problem solver yang