• Tidak ada hasil yang ditemukan

Estimasi Parameter Genetik Induk Babi Landrace Berdasarkan Sifat Litter Size dan Bobot Lahir Keturunannya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Estimasi Parameter Genetik Induk Babi Landrace Berdasarkan Sifat Litter Size dan Bobot Lahir Keturunannya"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Tropical Animal Husbandry Vol. 2 (1), Januari 2013: 28-33 ISSN 2301-9921

Estimasi Parameter Genetik Induk Babi Landrace Berdasarkan Sifat Litter

Size dan Bobot Lahir Keturunannya

K. Satriavi, Y. Wulandari, Y.B.P. Subagyo, R. Indreswari, Sunarto, S. Prastowo dan N. Widyas Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret

Jl. Ir. Sutami No. 36A, Surakarta 57126 Email: rysca1103@uns.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan partisi terhadap varians dan mengestimasi nilai heritabilitas berdasarkan sifat litter size dan bobot lahir anak babi. Penelitian dilaksanakan di perusahaan babi CV. Adhi Farm Kebakkramat Kabupaten Karanganyar. Penelitian ini menggunakan 3 ekor pejantan yang berasal dari bangsa Duroc, Landrace dan Hampshire serta babi betina dari bangsa Landrace. Nilai varians diperoleh berdasarkan Kuadrat Tengah dari analisis ragam sedangkan nilai heritabilitas diestimasi menggunakan analisis ragam dengan metode Rancangan Tersarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai varians genetik pejantan dan betina untuk sifat litter size sebesar 0,07 dan 0,95 sedangkan varians genetik pejantan dan betina untuk sifat bobot lahir sebesar 0,02 dan 0,03. Nilai heritabilitas pejantan, betina dan total litter size sebesar 0,05 ± 0,01; 0,43 ± 0,15 dan 0,24 ± 0,06 sedangkan nilai heritabilitas pejantan, betina dan total bobot lahir sebesar 0,85 ± 0,02; 0,58 ± 0,01 dan 0,72 ± 0,02. Simpulan dari penelitian ini yaitu nilai heritabilitas litter size anak babi tergolong rendah karena kurang dari 0,3 sehingga tetua hanya mewariskan sifat sebesar 24% pada keturunannya. Heritabilitas bobot lahir anak babi tergolong tinggi sehingga menunjukkan kemiripan yang besar antara tetua dengan keturunannya karena nilai yang diperoleh lebih dari 0,3.

Kata Kunci : babi, litter size, bobot lahir, parameter genetik

Estimation of Genetic Parameters in Landrace Sow Based on Litter Size and Birth Weight of the Offsprings

ABSTRACT

The aim of this study was to partition the variance and estimated heritability value based on litter size and birth weight of the offsprings. The study was done in pig breeding company CV. Adhi Farm in Kebakkramat, Karanganyar. This study used three boars from Duroc, Landrace and Hampshire with Landrace’s sows. Estimated variance’s value get from Means Square by analysis of variance and heritability estimated by analysis of variance with Nested Design. The results showed that value of sire and dam genetic variance for litter size trait were 0,07 and 0,95 even the value of sire and dam genetic variance for birth weight trait were 0,02 and 0,03. The value of sire, dam and total heritability for litter size trait were 0,05 ± 0,01; 0,43 ± 0,15 and 0,24 ± 0,06 even the value of sire, dam and total heritability for birth weight trait were 0,85 ± 0,02; 0,58 ± 0,01 and 0,72 ± 0,02. The conclusion of the study is the heritability value for litter size trait was include low category because less than 0,3 so it can be said that 24 percent only the litter size trait were inheritance from their parent but the heritability value for birth weight trait was high so it can showed as same as like their parents because the value more than 0,3.

(2)

PENDAHULUAN

Babi merupakan salah satu komoditas ternak penghasil daging yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Hal ini dikarenakan ternak babi memiliki sifat dan kemampuan yang menguntungkan antara lain pertumbuhan yang cepat, jumlah anak per kelahiran (litter size) yang tinggi dan efisiensi ransum yang baik (75-80%) serta persentase karkas yang tinggi (65-80%). Usaha untuk meningkatkan produktivitas ternak babi tidak terlepas dari adanya program pemuliaan untuk meningkatkan kualitas genetik ternak. Produktivitas ternak ditentukan oleh dua faktor utama yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Selain itu ditentukan oleh adanya interaksi faktor genetik dan lingkungan. Faktor genetik dipengaruhi oleh susunan gen dan kromosom yang dimiliki oleh individu (Falconer dan Mackay, 1996).

Pengaruh faktor genetik bersifat kasat mata sehingga pengamatan terhadap faktor genetik tidak dapat dilakukan secara langsung melainkan menggunakan sifat fenotip yang dapat diukur melalui parameter genetik. Parameter genetik yang dapat diestimasi diantaranya adalah varians genetik dan heritabilitas (angka pewarisan) dari ternak. Heritabilitas merupakan suatu konsep atau penjelasan yang memprediksi seberapa besar proporsi suatu sifat dalam tetua ternak yang dapat diturunkan pada anaknya. Litter size dan bobot lahir merupakan sifat kuantitatif yang memiliki nilai ekonomis tinggi sehingga dapat dijadikan dasar untuk program pemuliaan yang lebih terarah (Sihombing, 1997).

Salah satu fakta paling mencolok dalam bidang reproduksi adalah kesanggupan ternak dalam mewariskan sifat-sifat khusus. Sekelompok babi dalam bangsa dan umur yang sama memiliki variasi pada sifat tertentu dan keseragaman untuk sifat-sifat yang lain di antara individu dalam kelompok tersebut. Tetua sangat berpengaruh terhadap performan anak yang dilahirkan seperti litter size dan bobot lahir. Menurut Putro et al. (2010) nilai estimasi

heritabilitas bobot lahir babi tergolong tinggi yaitu sebesar 0,36±0,05 sedangkan Ferguson et al. (1985) menyatakan bahwa nilai heritabilitas litter size babi sebesar 0,21±0,14. Penelitian yang dilakukan Siewerdt et al. (1995) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh lingkungan yang menyebabkan rendahnya nilai heritabilitas pada sifat litter size babi. Berdasarkan hal di atas maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk melakukan partisi varians serta mengestimasi heritabilitas tetua berdasarkan informasi data litter size dan bobot lahir anak babi.

MATERI DAN METODE Materi

Materi yang digunakan dalam penelitian adalah babi jantan, babi betina, anak babi serta recording perusahaan sebanyak 72 data induk babi. Babi jantan yang digunakan berjumlah 3 ekor berasal dari bangsa berbeda yaitu Duroc, Landrace dan Hampshire sedangkan babi betina berasal dari bangsa Landrace sebanyak 54 ekor. Penelitian dilaksanakan di perusahaan babi CV. Adhi Farm, Dukuh Sepreh, Desa Kemiri, Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar.

Metode

Tahap-tahap yang dilaksanakan pada penelitian adalah tiap ekor babi jantan dikawinkan dengan beberapa ekor babi betina dari bangsa Landrace sedangkan tiap betina hanya kawin dengan satu ekor pejantan. Perkawinan dilakukan dengan menggunakan sistem Inseminasi Buatan. Pada tahapan ini dilakukan pencatatan mengenai informasi betina yang melahirkan meliputi: identitas keturunan dan pejantan, umur serta paritas. Selain itu, dilakukan pencatatan bobot lahir anak babi serta data pejantan yang meliputi: identitas, bangsa, umur dan bobot badan. Data yang digunakan pada penelitian adalah litter size dan bobot lahir anak babi. Litter size berasal dari data recording dan pengamatan sehingga diperoleh data sebanyak 1062 anak babi

(3)

Tropical Animal Husbandry Vol. 2 (1), Januari 2013: 28-33 ISSN 2301-9921

sedangkan 168 data bobot babi berasal dari penimbangan anak babi sesaat setelah lahir. Nilai varians diperoleh berdasarkan Kuadrat Tengah dari analisis ragam sedangkan nilai heritabilitas dilakukan menggunakan analisis ragam dengan metode Rancangan Tersarang. Parameter yang diestimasi adalah varians genetik pejantan, varians genetik betina, heritabilitas pejantan, heritabilitas betina serta heritabilitas total. Varians genetik pejantan merupakan ragam genetik pejantan yang dihitung berdasarkan informasi dari litter size dan bobot lahir anak babi keturunannya sedangkan varians genetik betina merupakan estimasi atau pendugaan keragaman genetik pada induk babi berdasarkan informasi dari litter size dan bobot lahir anak babi keturunannya. Menurut Falconer dan Mackay (1996) rumus untuk menghitung varians genetik pejantan adalah n KTd -KTs s σ2 = Keterangan : s

σ2 = varians genetik pejantan KTs = kuadrat tengah pejantan

KTd = kuadrat tengah pejantan (betina) n = jumlah paritas tiap pejantan

Sedangkan untuk rumus varians genetik betina menurut Falconer dan Mackay (1996) adalah k KTw KTd d σ2 = − Keterangan : d

σ2 = varians genetik betina

KTd = kuadrat tengah pejantan (betina) KTw = kuadrat tengah keturunan k = jumlah paritas tiap betina

Heritabilitas pejantan yaitu estimasi nilai pewarisan sifat dari pejantan yang diturunkan pada anak-anaknya berdasarkan informasi litter size dan bobot lahir. Sama halnya dengan heritabilitas pejantan, heritabilitas betina merupakan estimasi nilai pewarisan sifat dari induk yang diturunkan pada anak-anaknya berdasarkan sifat litter

size dan bobot lahir. Menurut Hardjosubroto (1994) dan Falconer dan Mackay (1996) rumus untuk heritabilitas pejantan dan betina adalah w σ d σ s σ s 4σ s h 2 2 2 2 2 + + = Keterangan : s h2 = heritabilitas pejantan s

σ2 = varians genetik pejantan d

σ2 = varians genetik betina w σ2 = varians keturunan w σ d σ s σ d 4σ d h 2 2 2 2 2 + + = Keterangan : d h2 = heritabilitas betina s

σ2 = varians genetik pejantan d

σ2 = varians genetik betina w

σ2 = varians keturunan

Heritabilitas total merupakan estimasi atau pendugaan nilai pewarisan total dari tetua yang diturunkan pada anak-anaknya berdasarkan informasi litter size dan bobot lahir yang diakibatkan oleh pengaruh genetik. Rumus untuk heritabilitas total menurut Falconer dan Mackay (1996) yaitu w σ d σ s σ d] σ s [σ 2 total h 2 2 2 2 2 2 + + + = Keterangan : total h2 = heritabilitas total s

σ2 = varians genetik pejantan d

σ2 = varians genetik betina w

σ2 = varians keturunan Analisis Data

Berdasarkan data litter size dan bobot lahir anak babi diperoleh parameter varians dan heritabilitas. Keseluruhan parameter tersebut kemudian dianalisis secara deskriptif.

(4)

Tabel 1. Parameter genetik litter size dan bobot lahir babi Sumber Litter Size (n = 1062) Bobot Lahir (n = 168) σ² σ² (%) h2 a) h2 b) σ² σ² (%) h2 a) h2 b) Pejantan 0,07 1,35 0,05±0,01 0,05±0,01 0,02 25 0,85±0,02 0,85±0,02 Pejantan (betina) 0,95 18,27 0,73±0,15 0,43±0,15 0,03 37,5 1,39±0,01 0,58±0,01 Keturunan 4,18 80,38 − − 0,03 37,5 − − Total 5,20 100 0,39±0,06 0,24±0,06 0,08 100 1,12±0,02 0,72±0,02 Keterangan: a) Nilai heritabilitas sebelum pemisahan pengaruh lingkungan bersama (Ec)

b)

Nilai heritabilitas setelah pemisahan pengaruh lingkungan bersama (Ec) n)

Jumlah data yang digunakan HASIL DAN PEMBAHASAN

Varians Genetik Litter Size

Berdasarkan hasil analisis ragam dapat dilakukan pendugaan komponen ragam untuk sifat litter size babi. Perhitungan KT menunjukkan nilai varians litter size pada keturunan sebesar 4,18 (Tabel 1). Nilai varians pejantan dan betina yang tersarang pada pejantan diperoleh melalui perhitungan antara komponen ragam di dalamnya (Tabel 1).

Nilai varians genetik litter size pada pejantan sebesar 0,07 yang dapat dikatakan varians pada sifat litter size dipengaruhi oleh varians dari pejantan sebesar 1,35% (Tabel 1) sedangkan varians genetik pada betina sebesar 0,95 sehingga dapat diartikan bahwa sifat fenotip litter size anak babi dipengaruhi oleh variasi dari betina sebesar 18,27% (Tabel 1). Terlihat dari hasil tersebut bahwa nilai varians genetik litter size pada betina lebih besar daripada nilai varians genetik pada pejantan. Hal ini menunjukkan bahwa faktor betina memiliki proporsi pengaruh yang lebih besar daripada pejantan untuk sifat litter size babi.

Krider dan Carrol (1971) menyatakan bahwa induk babi lebih memengaruhi sifat litter size yang diturunkan kepada anak-anaknya. Sifat individu dari induk satu dengan induk yang lain memiliki kemampuan yang berbeda dalam menghasilkan keturunan. Penelitian yang dilakukan Siewerdt et al. (1995) menunjukkan bahwa pengaruh lingkungan yang menyebabkan rendahnya nilai heritabilitas pada sifat litter size anak babi

sebagian besar disebabkan oleh performan induknya sehingga diperoleh tingginya keragaman induk dengan genetik yang berbeda pula.

Varians Genetik Bobot Lahir Nilai varians genetik bobot lahir pada pejantan sebesar 0,02 (Tabel 1). Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan varians pada sifat bobot lahir dipengaruhi oleh varians dari pejantan sebesar 25% (Tabel 1) dan varians genetik pada betina sebesar 0,03 sehingga dapat diartikan bahwa sifat fenotip bobot lahir anak babi dipengaruhi oleh variasi dari betina sebesar 37,5% (Tabel 1). Hal ini menunjukkan bahwa selain sifat litter size, betina juga memiliki proporsi pengaruh yang lebih besar daripada pejantan terhadap sifat bobot lahir babi. Gordon (2008) juga menyatakan bahwa sifat performan anak babi banyak dipengaruhi oleh faktor induk seperti banyaknya sel telur yang dilepaskan indung telur, laju hidup embrio selama berkembang, laju pembuahan atau persentase sel telur yang dapat dibuahi dan dapat terus hidup, umur induk, paritas serta manajemen dan kemampuan kapasitas uterus induk.

Heritabilitas Litter Size

Nilai heritabilitas pada pejantan berdasarkan sifat litter size keturunannya sebesar 0,05±0,01 (Tabel 1). Hal ini menunjukkan angka heritabilitas yang rendah sehingga dapat diartikan bahwa ragam yang terlihat oleh faktor genetik hanya 0,05 yang disebabkan oleh warisan dari pejantan dan 0,95 disebabkan oleh

(5)

Tropical Animal Husbandry Vol. 2 (1), Januari 2013: 28-33 ISSN 2301-9921

lingkungan. Warwick et al. (1984) menyatakan bahwa sifat seperti jumlah anak sekelahiran mempunyai nilai heritabilitas rendah dengan kisaran umum antara 0,05 sampai 0,15 yang menunjukkan bahwa sebagian besar keragaman disebabkan oleh lingkungan. Hardjosubroto (1994) menyatakan angka pewarisan dikatakan rendah apabila nilainya berkisar antara 0 sampai 0,1 dan dikatakan sedang atau intermedia apabila nilainya berkisar antara 0,1 sampai 0,3 sedangkan tergolong tinggi apabila nilai heritabilitas melebihi 0,3. Namun, tidak menuntut kemungkinan apabila nilai heritabilitas yang diperoleh dalam suatu penelitian melebihi kisaran yang telah ada. Hal ini dikarenakan adanya faktor lingkungan yang tidak bisa lepas dari suatu individu.

Heritabilitas sifat pada betina dan heritabilitas total berdasarkan informasi dari litter size keturunannya adalah sebesar 0,73±0,15 dan 0,39±0,06 (Tabel 1). Angka heritabilitas ini tergolong tinggi karena lebih dari 0,3. Namun, angka heritabilitas ini tidak nyata karena masih terdapat faktor yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan dari betina dan pengaruh dominansi dari genetik pejantan maupun betina. Falconer dan Mackay (1996) berpendapat adanya faktor maternal effect pada saat prenatal sebagai common environmental factor (faktor lingkungan bersama). Babi memiliki jumlah fetus yang banyak dalam satu kali kebuntingan. Fetus-fetus ini berbagi dalam lingkungan uterus yang sama sehingga ikut berkontribusi dalam sifat fenotip anak babi. Faktor genetik bukan satu-satunya alasan untuk menjamin kemiripan di antara saudara tetapi ada juga pengaruh keadaan

lingkungan yang cenderung

memengaruhinya. Jika sekelompok ternak dipelihara bersama-sama, mereka akan berbagi lingkungan yang sama. Hal ini dapat diartikan perbedaan di antara individu terjadi akibat kondisi lingkungan yang sama (σ2Ec).

Penelitian Gama dan Johnson (1993) serta Azzam et al. (1984) mengatakan bahwa maternal effect sebagai pengaruh lingkungan negatif pada performan sifat

reproduksi seperti litter size. Pada jumlah anak sekelahiran yang tinggi, terdapat pengurangan sumber maternal effect untuk masing-masing anak babi serta pengaruh lingkungan yang sama dapat mengurangi proporsi jumlah anak sekelahiran. Hal ini mengakibatkan adanya korelasi genetik negatif di antara litter size induk dan anak-anaknya meskipun korelasi negatif tersebut terjadi pada induk yang memiliki litter size tinggi (Siewerdt et al., 1995).

Nilai heritabilitas sifat pada betina berdasarkan informasi dari litter size anak babi setelah dilakukan pemisahan pengaruh lingkungan bersama sebesar 0,43±0,15 (Tabel 1). Hal ini menunjukkan nilai heritabilitas yang lebih rendah daripada sebelumnya ketika belum dilakukan pemisahan pengaruh lingkungan yang sama sehingga dapat diartikan bahwa ragam sifat litter size yang terlihat oleh faktor genetik hanya 0,43 yang disebabkan oleh warisan betina dan sisanya disebabkan oleh pejantan dan lingkungan. Heritabilitas total untuk sifat litter size dari tetuanya sebesar 0,24±0,06 (Tabel 1). Hasil yang diperoleh ini lebih tinggi dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ferguson et al. (1985) maupun Irvin dan Swiger (1984) yang memperoleh nilai heritabilitas litter size babi masing-masing sebesar 0,21±0,14 dan 0,20±0,11. Menurut Putro et al. (2010) nilai estimasi heritabilitas litter size babi sebesar 0,13±0,69. Heritabilitas litter size anak babi tergolong rendah. Hal ini dikarenakan terlalu bervariasinya jumlah anak per pejantan maupun jumlah anak per induk. Jumlah anak sekelahiran tiap induk berkisar antara 3 sampai 15.

Heritabilitas Bobot Lahir

Nilai heritabilitas pada pejantan berdasarkan sifat bobot lahir keturunannya sebesar 0,85±0,02 (Tabel 1). Hal ini menunjukkan angka heritabilitas yang tinggi karena nilai tersebut lebih dari 0,3 sehingga dapat diartikan bahwa anak babi yang dilahirkan mempunyai kemiripan yang tinggi dengan tetua pejantannya. Heritabilitas betina dan heritabilitas total

(6)

berdasarkan sifat bobot lahir keturunannya sebesar 1,39±0,01 dan 1,12±0,02 (Tabel 1). Heritabilitas betina dan heritabilitas total berdasarkan sifat bobot lahir keturunannya setelah dilakukan pemisahan pengaruh lingkungan bersama sebesar 0,58±0,01 dan 0,72±0,02 (Tabel 1). Heritabilitas bobot lahir anak babi tergolong tinggi melebihi 0,3 yang dapat diartikan bahwa anak babi yang dilahirkan mempunyai kemiripan yang besar dengan tetua betinanya. Putro et al. (2010) menyatakan bahwa estimasi heritabilitas bobot lahir babi tergolong tinggi sebesar 0,36±0,05. Menurut Hardjosubroto (1994) variasi yang terlalu tinggi hingga terbatasnya data yang digunakan dapat mengakibatkan estimasi heritabilitas yang rendah. Penilaian sifat-sifat fenotip yang mempunyai nilai heritabilitas tinggi menunjukkan semua keragaman disebabkan oleh faktor genetik yang diwariskan dari tetua sedangkan sifat-sifat fenotip yang mempunyai nilai heritabilitas rendah menunjukkan keragaman dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan non genetik (Warwick et al., 1984).

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa nilai heritabilitas pada sifat litter size anak babi tergolong rendah sedangkan heritabilitas bobot lahir anak babi tergolong tinggi. Berbeda dengan nilai heritabilitas litter size yang cenderung rendah, nilai heritabilitas bobot lahir menunjukkan kemiripan yang besar antara tetua dengan keturunannya.

DAFTAR PUSTAKA

Azzam, S.M., M.K. Nielsen dan G.E. Dickerson. 1984. Postnatal littersize effects on

growth and reproduction in rats. Journal of Animal Science. 58: 1337-1342. Falconer, D.S. dan T.F.C. Mackay. 1996.

Introduction to Quantitative Genetics. Longman, England.

Ferguson, P.W., W.R. Harvey dan K.M. Irvin. 1985. Genetic phenotypic and environmental relationshhip between sow body weight and sow productivity. Journal of Animal Science. 60: 375-384. Gama, L.T. dan R. K. Johnson. 1993. Changes in

ovulation rate, uterine capacity, uterine dimensions and parity effects with selection for littersize in swine. Journal of Animal Science. 71: 608-617.

Gordon, I. 2008. Controlled Reproduction in Pigs. CAB International, Washington DC.

Hardjosubroto, W. 1994. Aplikasi Pemuliabiakan Ternak di Lapangan. Grasindo, Jakarta.

Irvin, K.M. dan L. A. Swiger. 1984. Genetic and phenotypic parameters for sow productivity. Journal of Animal Science. 58: 1144-1150.

Krider, J. L. dan W. E. Carrol. 1971. Swine Production. 4th Edition. Tata McGraw Hill Ltd, New Delhi.

Putro, B. D., V. M. A. Nurgiartiningsih dan Kuswati. 2010. Estimasi Nilai Heritabilitas Nilai Pemuliaan dan Korelasi Bobot Lahir dan Littersize pada Babi. Skripsi. Fakultas Peternakan. Universitas Brawijaya. Malang.

Siewerdt, F., R. A. Cardelino dan V. C. Rosa. 1995. Genetic parameters of litter traits in three pig breed in southern Brazil. Journal of Brazilian Genetics. 18: 199-205.

Sihombing, D. T. H. 1997. Ilmu Ternak Babi. Cetakan Pertama. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Warwick, E. J., J. M. Astuti dan W. Hardjosubroto. 1984. Pemuliaan Ternak. Cetakan keempat. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

20 Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Adm KeuDa, Perangkat Daerah, Kepegawaian. Organisasi

The laboratory based hyperspectral radiometric experiments carried out includes, generation of laboratory spectral fingerprints in the VNIR and SWIR regions for

20 Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Adm KeuDa, Perangkat Daerah, Kepegawaian. Organisasi

To address these issues, geospatial science and tools have been successfully applied to implement regional climatic and water resources models and develop assessment to

20 Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Adm KeuDa, Perangkat Daerah, Kepegawaian. Organisasi

"KU, TI, KS dan SI", khusus untuk Kelas Unggulan **Matakuliah yang dicetak miring, menandakan matakuliah gabungan/lintas

Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0.05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi kepuasan end-user sistem informasi akuntansi atau dapat dikatakan

Project time management diperlukan untuk menyelesaikan proyek sesuai dengan waktu yang ditetapkan, yang meliputi:. Pengontrolan perubahan