PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENGGUNAKAN PRODUK BERMEREK ORIGINAL ATAU REPLIKA
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi
Oleh :
ALZERA GENY NETRIANA F.100 130 128
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017
i
HALAMAN PERSETUJUAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENGGUNAKAN PRODUK BERMEREK ORIGINAL ATAU REPLIKA
Yang diajukan oleh : ALZERA GENY NETRIANA
F.100 130 128
Telah disetujui untuk dipertahankan
di depan dewan penguji
Pembimbing
Telah disetujui oleh : Pembimbing
Santi Sulandari, S.Psi, M.Ger
ii
HALAMAN PENGESAHAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENGGUNAKAN PRODUK BERMEREK ORIGINAL ATAU REPLIKA
Yang diajukan oleh : ALZERA GENY NETRIANA
F.100 130 128
Telah disetujui untuk dipertahankan di depan dewan penguji Pada tanggal 30 Oktober 2017
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Penguji Utama
Santi Sulandari, S.Psi, M.Ger (...) Penguji Pendamping I
Dr. Nanik Prihartini, M.Si, Psikolog (...) Penguji Pendamping II
Dr. Eny Purwandari, M.Si (...)
Surakarta, 30 Oktober 2017 Universitas Muhammadiyah Surakarta
Fakultas Psikologi Dekan
Dr. Moordiningsih, M.si. Psi. NIK. 876//0615127401
iii
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar keserjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketdiakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.
06 Oktober 2017
Alzera Geny Netriana F100130128
1
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENGGUNAKAN PRODUK BERMEREK ORIGINAL ATAU REPLIKA
ABSTRAK
Di Indonesia semakin marak produk bermerek replika diperjual belikan. Masyarakat lebih tertarik memilih produk bermerek replika untuk dijadikan pendukung style dan fashion mereka. Terciptanya produk replika jelas akan sangat memiliki dampak pada masyarakat itu sendiri, serta kerugian pada produsen yang mengeluarkan produk aslinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang melatarbelakangi pengambilan keputusan dalam menggunakan produk bermerek original atau replika. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey dengan jumlah responden sebanyak 203 mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta yang dipilih dengan menggunakan metode accidental sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner terbuka. Analisis data menggunakan editing data, koding, prokoding, mencari kata kunci, mencari tema-tema utama, kategorisasi, presentase, mendeskripsikan hasil kategorisasi dan pembahasan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 8% responden menggunakan produk replika, 52% menggunakan produk original dan replika. Faktor-faktor yang melatarbelakangi pengambilan keputusan mahasiswa Fakultas Psikologi UMS dalam menggunakan produk bermerek original terdiri dari faktor internal (kenyamanan, kepercayaan diri, rasa suka, menghargai produk asli adanya keterpaksaan menerima produk, dan kebutuhan) dan faktor eksternal (kualitas, pemberian orang lain, keterbatasan produk dan produk mudah ditemukan). Disisi lain produk bermerek replika juga memiliki faktor internal (kebutuhan yang mendesak, koleksi, rasa suka dan kenyamanan) dan faktor eksternal (harga murah, kemiripan produk dengan yang asli, produk mudah diakses, pemberian orang lain dan produk mudah rusak). Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan maka terdapat saran kepada pemerintah, diharapkan untuk menanggapi secara tegas peredaran produk bermerek replika dengan memperhatikan faktor-faktor yang melatarbelakangi, seperti yang sudah disampaikan pada penelitian ini.
Kata Kunci: Pengambilan keputusan, produk bermerek original, produk bermerek replika.
ABSTRACT
In Indonesia, the counterfeit branded goods are frequently traded. People prefer counterfeit goods to support their style and fashion. The Existence of counterfeit goods clearly going to give an impact to the society, also give the original goods producer a significant loss. This research aimed to determine the factors which trigger the decision making in the usage of original goods and the counterfeit goods. This research use survey method with 203 participants from Psychology Faculty of Muhammadiyah University of Surakarta. In this research, data were gathered with open questionnaire. Meanwhile the data were analyzed with data editing, coding, procoding, keywords finding, main theme findings, categorization,
2
percentage, and describing categorization and research discussion result. The research's results shows that 8% participant use counterfeit goods, 52% use original and counterfeit goods. Factors which are triggering the decision making process of UMS’s Psychology Faculty Students in using Original Goods consist of internal factors (Comfort, Self-Esteem, Favor, Respect for the Brand, Forced to receive the product, and needs) and External Factors (Low Price, Product Similarity, Accessibility, Gift, and Fragile Products). Based on the research result and summary, there is a suggestion for the government to take a firm action to the distribution of the counterfeit goods with considering all the reasons behind which explained in this research.
Keywords: Decision Making, Original Goods, Counterfeit Goods.
1. PENDAHULUAN
Setiap orang memiliki pertimbangannya masing-masing dalam memilih suatu produk, apakah mereka merasakan kepuasan dalam pembelian yang nantinya dapat menjadi alasan untuk memilih kembali produk dengan merek yang sama. Menurut Zhang (2015) niat perilaku konsumen adalah kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan. Salah satu hal yang akan diingat oleh pelanggan terkait produk yang telah diketahuinya memiliki kualitas yang baik adalah merek, selain itu merek juga mempermudah pelanggan untuk mengenal identitas suatu produk sehingga mempermudah pula orang lain untuk mengetahui dan mengenalnya dari mulut ke mulut hanya dengan menyebutkan mereknya saja, menurut Latif, Islam, Rahman, Mohamad dan Kongsompong (2016) pelanggan dapat membentuk asosiasi merek dalam berbagai cara selain kegiatan pemasaran yaitu dari pengalaman langsung melalui informasi dari sumber lain atau non-partisipan lainnya.
Menurut Morling dan Strannegard (dalam Mocanu, 2013) beberapa tahun terakhir ini merek menjamur dan telah menggantikan fungsi dari produk itu sendiri. Terciptanya produk replika jelas akan sangat memiliki dampak pada produsen yang mengeluarkan produk aslinya, salah satunya adalah kerugian yang besar pada perusahaan pemilik merek, karena konsumen akan lebih tertarik dan membeli produk dengan harga jual yang lebih rendah, hal tersebut tidak seharusnya dibiarkan terjadi karena karya-karya yang dibuat adalah hasil karya sendiri dan seharusnya dihargai sebagaimana mestinya. Menurut Widihastuti
3
dan Kusdarini (2013) bahwa konsekuensi dari keikutsertaan negara Indonesia sebagai peserta perjanjian pembentukan WTO (World Trade Organization) yang berkaitan dengan perjanjian internasional dibidang Hak Kekayaan Intelektual (HKI) adalah dibuatnya pengaturan tentang karya intelektual manusia, pernyataan tersebut didukung oleh Aisyah dan Sunaryo (2014) yang menyatakan bahwa perusahaan pemilik harus mempublikasikan dan merekomendasi pengecer atau outlet untuk konsumen mengetahui informasi outlet resmi dari pemilik merek, guna menghindari karya dan temuan-temuan sebagian masyarakat Indonesia dicuri atau diambil alih oleh orang lain.
Undang-undang pasal 92 nomer 1 telah dituliskan “Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan tanda yang sama pada keseluruhan dengan indikasi-geografis milik pihak lain untuk barang yang sama atau sejenis dengan barang yang terdaftar, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 tahun dan/atau denda paling banyak Rp.1.000.000.000,00”. Peraturan tentang produk replika telah tertulis didalam undang-undang secara jelas namun pada kenyataannya peraturan tersebut tidak diperhatikan oleh beberapa pihak terkait, seperti halnya berita yang terdapat dari salah satu stasiun TV Kota di Batam yang memberitakan tentang adanya razia ratusan produk sepatu replika dengan merek-merek ternama, diantaranya sepatu bermerek-merek nike dan all star yang diproduksi dari China.
Pengambilan keputusan juga diperlukan dalam penggunaan sebuah produk, baik seseorang yang akan memilih untuk menggunakan produk bermerek original atau replika. Salah satu faktor pendorong terkait pemilihan dan penggunaan barang bermerek terutama bagi remaja adalah lingkungan, hal ini didukung oleh pernyataan Hurlock (dalam Hariyono, 2015) lingkungan pergaulan remaja berpengaruh terhadap minat, penampilan dan perilaku pada remaja tersebut. Hal ini juga senada dengan pernyataan oleh Nur, Presetyo dan Nailul (2013) bahwa remaja ingin diakui keberadaannya oleh lingkungan dengan berusaha untuk menjadi bagian dari lingkungan tersebut, adanya kebutuhan untuk dapat diterima dan tidak terlihat berbeda dari orang lain menyebabkan remaja memilih cara dengan mengikuti berbagai atribut yang sedang popular.
4
Pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternative terbaik dari beberapa opsi alternative lainnya yang secara sistematis digunakan dalam suatu pemecahan masalah, Siagian (1981). Pengambilan keputusan diambil berdasarkan pertimbangan-pertimbangan dalam menentukan suatu pilihan yang dirasa paling tepat dan tidak menyebabkan kekeliruan yang akan berpengaruh besar, Suryadi dan Ramdhani (1998) yang dimana pada hakekatnya manusia sudah terbiasa dalam menentukan sebuah keputusan. Faktor pengambilan keputusan konsumen dalam pemilihan barang dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu faktor sosial, faktor individu dan faktor psikologi, Kotler dan Armstrong (dalam Yuriska dan Sukirno, 2014).
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti mengajukan pertanyaan penelitian tentang apa alasan mahasiswa menggunakan produk bermerek original atau replika, untuk mengetahui atau memahami faktor-faktor yang melatarbelakangi pengambilan keputusan dalam menggunakan produk bermerek original atau replika.
2. METODE PENELITIAN
Gejala penelitian yang akan diungkap dalam penelitian ini adalah pengambilan keputusan dalam penggunaan produk bermerek original atau replika. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan memilah dan menetapkan pilihan yang dirasa paling tepat dengan melewati pertimbangan dari beberapa alternative pilihan yang diberikan.
Produk bermerek original adalah segala sesuatu yang nyata berupa barang atau jasa yang berasal dari produsen asli atau produsen resmi dan dikenal masyarakat dunia melalui kualitas serta kuantitas produknya yang khas dan berbeda dari produk yang dimiliki oleh produsen lainnya.
Produk replika adalah barang yang dibuat dengan cara meniru produk asli dari segi model, penyantuman merek, kemasan dan label dengan bentuk yang sama namun seringkali memiliki kualitas produk lebih rendah dan tidak memiliki izin yang sah atau biasa disebut dengan produk illegal.
5
Penelitian ini menggunakan metode survey. Peneliti mengambil 203 responden yang terdiri dari mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Psikologi di Universitas Muhammadiyah Surakarta mulai dari angkatan 2012 sampai dengan 2017 yang menggunakan produk bermerek original atau replika dan pemilihan responden pada penelitian ini menggunakan metode accidental sampling.
Alat pengumpul data pada penelitian ini adalah kuesioner terbuka. Metode analisis data yang digunakan adalah editing data, koding, prokoding, mencari kata kunci, mencari tema-tema utama, kategorisasi, presentase, mendeskripsikan hasil kategorisasi dan pembahasan penelitian.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Alasan mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Psikologi UMS dalam menggunakan produk bermerek original atau replika
Hasil penelitian ini akan dibahas lebih lanjut terkait faktor-faktor yang melatarbelakangi mahasiswa dan mahasiwi Fakultas Psikologi UMS dalam pengambilan keputusan menggunakan produk bermerek original atau replika, yaitu :
3.1.1. Faktor internal penggunaan produk original
Berdasarkan hasil data kuesioner terbuka menunjukkan bahwa faktor internal yang melatarbelakangi pemilihan produk bermerek original diantaranya mencakup kenyamanan, kepercayaan diri, rasa suka, menghargai produk asli, adanya keterpaksaan menerima produk, dan kebutuhan.
6
Gambar 1. Faktor internal penggunaan produk bermerek original Sebesar 17% responden menyatakan bahwa produk bermerek original memang nyaman saat digunakan, kemudian 8% menyatakan suka pada produk. Hal tersebut sesuai dengan pendapat menurut Norman (dalam Wahyuning, Destrianty dan Rahmawati, 2011) dalam memilih produk, sesungguhnya konsumen dipengaruhi oleh emosi dan perasaan, ekspresi dari emosi dan perasaan menimbulkan kesan, rasa suka, nyaman ketika konsumen memilih suatu produk. Sehingga dengan adanya kondisi tersebut seseorang akan membeli produk apabila merasa senang, nyaman, dan sesuai dengan selera yang diinginkan, Wahyuning, Destrianty dan Rahmawati (2011). Hal tersebut juga dikuatkan dengan jawaban keseluruhan responden terkait kelebihan pada produk original yaitu 12% jawaban menyatakan terdapat pada produknya yang nyaman saat digunakan, lebih lanjut dari pendapat yang telah dijabarkan, perasaan responden yang menggunakan produk bermerek original menjadi salah satu pendukung pula alasan responden menggunakan produk bermerek original, yang dimana terdapat 27% jawaban responden menyatakan merasa senang ketika menggunakan produk bermerek original dan 25% jawaban responden menyatakan bahwa produk original memang terasa nyaman saat digunakan.
FAKTOR INTERNAL PEMILIHAN PRODUK ORIGINAL KETERPAKSAAN (1%) KEBUTUHAN (0,5%) MENGHARGAI PRODUK ASLI (2%) KENYAMANAN (17%) RASA SUKA (8%) KEPERCAYAAN DIRI (9%)
7
Pembahasan lebih lanjut terkait faktor internal bagi responden yang menggunakan produk bermerek original yaitu terdapat pada 9% produk bermerek original bergengsi dan membuat percaya diri. Hal ini sesuai dengan teori menurut Anugrahati (2014) bahwa kelebihan produk original terdapat pada meningkatnya kepercayaan diri dan status sosial penggunanya. Data tersebut dikuatkan dengan adanya jawaban keseluruhan responden terkait kelebihan menggunakan produk bermerek original, yaitu 9% jawaban responden menyatakan akan merasa bangga dan menjadi percaya diri ketika menggunakan produk bermerek original. Lebih lanjut dari pendapat yang telah dijabarkan tesebut, perasaan responden yang menggunakan produk bermerek original menjadi salah satu pendukung pula alasan responden menggunakan produk bermerek original, yaitu 26% jawaban responden menyatakan akan merasa percaya diri ketika menggunakan produk original.
Kemudian sebanyak 2% jawaban responden menyatakan menggunakan produk original karena menghargai produsen asli, lebih lanjut data dikuatkan dengan jawaban keseluruhan responden terkait kelebihan menggunakan produk bermerek original, yaitu 3% jawaban responden menyatakan menghargai produk asli. Hal tersebut sesuai dengan pendapat menurut Phau dan Dix (dalam Nursaidah, 2013) bagi konsumen yang menghargai nilai kejujuran, kesopanan dan tanggung jawab, akan lebih bersikap negative atau tidak tertarik terhadap produk palsu berkelas. Menurut Ang et al (dalam Nursaidah, 2013) menemukan bahwa semakin sedikitnya nilai-nilai kejujuran konsumen maka semakin besar pula kemungkinan bertambahnya toleransi konsumen terhadap produk palsu. Pada penelitian sebelumnya menemukan bahwa konsumen yang membeli produk palsu adalah konsumen yang memiliki status sosial rendah, Bloch, Bush, dan Campbell (dalam Wilcox, Kim dan Sen, 2009) dan memiliki sikap yang baik terhadap pemalsuan.
Namun pada faktor internal ini peneliti menemukan jawaban yang berbeda dari jawaban responden lainnya, yaitu 1% responden memiliki produk original karena terpaksa dan 0,5% responden menjawab karena kebutuhan.
8
3.1.2. Faktor eksternal penggunaan produk original
Berdasarkan hasil data kuesioner terbuka menunjukkan bahwa faktor eksternal yang melatarbelakangi pemilihan produk bermerek original mencakup kualitas, pemberian orang lain, keterbatasan produk dan produk mudah ditemukan.
Gambar 2. Faktor eksternal penggunaan produk bermerek original Sebesar 59% jawaban responden yang menggunakan produk original menyatakan bahwa produk lebih mengutamakan kualitas, hal tersebut sesuai dengan pendapat menurut Yanuarsari (2015) yang menyatakan bahwa kelebihan dalam menggunakan produk bermerek original adalah kualitas produknya yang bagus. Hal tersebut juga dikuatkan dengan jawaban keseluruhan responden terkait kelebihan pada produk bermerek original yaitu 71% jawaban responden menyatakan bahwa produknya awet, lebih lanjut dari pendapat yang telah dijabarkan, kekurangan pada produk bermerek replika menjadi salah satu pendukung alasan responden menggunakan produk bermerek original, yang dimana 87% jawaban dari keseluruhan responden menyatakan bahwa kekurangan produk bermerek replika terdapat pada kualitas produknya yang tidak awet, hal tersebut sesuai dengan pendapat menurut Lai dan Zaichkowsky
FAKTOR EKSTERNAL PEMILIHAN PRODUK ORIGINAL KUALITAS (59%) KETERBATASAN PRODUK (1%) PRODUK MUDAH DITEMUKAN (0,5%) PEMBERIAN ORANG LAIN (1%)
9
(dalam Wilcox, Kim dan Sen, 2009) bahwa produk replika atau lebih sering dikenal dengan sebutan barang palsu adalah replika produk yang ilegal, memiliki harga yang murah, dan seringkali memiliki kualitas yang lebih rendah dengan nilai merek tinggi.
Kemudian alasan keterbatasan produk, yaitu 1% jawaban responden menyatakan produk original terbatas sehingga sedikit orang yang bisa memiliki, hal ini sesuai dengan pendapat menurut Yanuarsari (2015) yang menyatakan bahwa produk bermerek asli menghasilkan produk yang terbatas atau relatif sedikit guna menjadikan produk mereka adalah produk yang memiliki ciri-ciri atau karakter merek yang berkelas. Hal tersebut juga dikuatkan dengan jawaban keseluruhan responden terkait kelebihan menggunakan produk bermerek original yaitu 1% jawaban responden menyatakan produk terbatas sehingga tidak banyak orang lain yang menggunakan. Lebih lanjut dari pendapat yang telah dijabarkan, kekurangan pada produk bermerek replika menjadi salah satu pendukung alasan responden menggunakan produk bermerek original, yaitu 1% menyatakan produk replika pasaran atau banyak yang juga memiliki produk tersebut.
Namun pada faktor eksternal ini peneliti menemukan jawaban yang berbeda dari jawaban responden lainnya, yaitu 1% responden menjawab menggunakan produk original karena pemberian orang lain dan 0,5% responden menyatakan produk original mudah ditemukan.
10
3.1.3. Faktor internal penggunaan produk replika
Berdasarkan hasil data kuesioner terbuka menunjukkan bahwa faktor internal yang melatarbelakangi pemilihan produk bermerek replika diantaranya meliputi kebutuhan yang mendesak, koleksi, rasa suka dan kenyamanan.
Gambar 3. Faktor internal penggunaan produk bermerek replika Sebesar 10% jawaban responden yang menggunakan produk bermerek replika menyatakan bahwa mereka memilih produk bermerek replika karena kebutuhan yang mendesak, hal tersebut dikuatkan dengan jawaban keseluruhan responden terkait kelebihan menggunakan produk bermerek replika yaitu 3% jawaban responden menyatakan bahwa produk replika sesuai dengan keinginan juga kebutuhan, hal tersebut tidak sesuai dengan pendapat yang diberikan oleh Pranoto dan Mahardayani (2010) bahwa remaja memiliki kecenderungan membeli produk fashion bukan karena alasan kebutuhan, melainkan hanya ingin berpenampilan agar lebih dihargai oleh orang lain dan diterima oleh kelompok atau teman sebayanya, pendapat tersebut didukung oleh Anugrahati (2014) yang menyatakan bahwa teman memberikan pengaruh besar untuk membeli serta
FAKTOR INTERNAL PEMILIHAN PRODUK REPLIKA RASA SUKA (5%) KENYAMANAN (2%) KOLEKSI (7%) KEBUTUHAN MENDESAK (10%)
11
menggunakan fashion, agar mereka tidak dianggap berbeda dari teman-temannya yang lain dan tidak dianggap ketinggalan zaman.
Lebih lanjut terkait dengan kenyamanan, memiliki presentase jawaban sebesar 2% dan menyukai produk sebesar 5%, menurut Assael (dalam Aisyah, Setiawan dan Sunaryo, 2014) pemilihan produk merek tiruan dipilih karna adanya minat konsumen terlebih dahulu, minat tersebut muncul karena konsumen telah mengevaluasi terlebih dahulu dan akan melakukan pembelian pada merek yang memiliki tingkat paling tinggi dari kepuasan yang diharapkan oleh konsumen. Konsumen mencari kepuasan pribadi dengan memperlihatkan kepada lingkungan sekitarnya melalui bukti yang terlihat, Eastmen (dalam Aisyah, Setiawan dan Sunaryo, 2014) atau bisa juga disebut dengan proses motivasi individu dalam meningkatkan status sosial melalui produk dengan gambar yang jelas. Sehingga terdapatnya pengaruh emosi dan perasaan dalam menggunakan produk replika yang mencangkup rasa suka dan nyaman, sesuai dengan pendapat menurut Nursaidah (2013) bahwa secara otomatis sistem pengaruh memproduksi respon afektif, diantaranya emosi, perasaan, suasana hati dan evaluasi terhadap sikap sebagai suatu tanggapan langsung pada suatu ransangan.
Namun pada faktor internal ini peneliti menemukan jawaban yang berbeda dari jawaban responden lainnya, yaitu 7% responden menjawab mereka menggunakan produk replika sebagai tambahan mengoleksi produk.
3.1.4. Faktor eksternal penggunaan produk replika
Berdasarkan hasil data kuesioner terbuka menunjukkan bahwa faktor eksternal yang melatarbelakangi pemilihan produk bermerek replika diantaranya meliputi produk replika yang memiliki harga murah, kemiripan produk dengan yang asli, produk mudah diakses, pemberian orang lain dan produk mudah rusak.
12
Gambar 4. Faktor eksternal penggunaan produk bermerek replika Sebesar 59% jawaban responden yang menggunakan produk bermerek replika menyatakan bahwa harga pada produk bermerek replika relative murah, hal tersebut sesuai dengan pendapat menurut Lai dan Zaichkowsky (dalam Wilcox, Kim dan Sen, 2009) yang menyatakan produk replika atau lebih sering dikenal dengan sebutan barang palsu adalah replika produk yang ilegal, memiliki harga yang murah, dan seringkali memiliki kualitas yang lebih rendah dengan nilai merek tinggi. Hal tersebut senada dengan pernyataan yang diberikan oleh Lichtenstein Netemeyer, dan Burton (dalam Aisyah, Setiawan dan Sunaryo, 2014) tentang adanya kesadaran diri mendapatkan harga lebih rendah sesuai dengan kualitas yang diberikan. Data tersebut dikuatkan dengan adanya jawaban keseluruhan responden terkait kelebihan produk bermerek replika yang terdapat pada 75% jawaban responden yang menyatakan bahwa harga produk bermerek replika relative murah. Lebih lanjut dari pendapat yang telah dijabarkan tersebut, jawaban keseluruhan responden terkait kekurangan pada produk bermerek original menjadi salah satu pendukung alasan responden menggunakan produk bermerek replika, yaitu 83% jawaban responden menyatakan kekurangan menggunakan produk bermerek original terdapat pada harganya yang mahal.
FAKTOR EKSTERNAL PEMILIHAN PRODUK REPLIKA PRODUK MURAH (59%) MUDAH RUSAK (1%) PEMBERIAN ORANG (2%) PRODUK MUDAH DIAKSES (7%) KEMIRIPAN PRODUK DENGAN YANG ASLI (8%)
13
Lebih lanjut sebesar 8% jawaban responden menyatakan bahwa produk replika tidak jauh beda dengan produk aslinya, data tersebut dikuatkan dengan pendapat menurut Grossman dan Shapiro (dalam Aisyah, Setiawan dan Sunaryo, 2014) bahwa adanya konsumen yang akan membeli produk tiruan dengan mengunggulkan harga namun mempertimbangkan produk tiruan yang dibeli sebanding dengan semua aspek yang dimiliki produk aslinya, karena produk tiruan tersebut akan memberikan keuntungan untuk konsumen berupa status dan kualitas produk seperti yang ada pada merek aslinya. Hal tersebut dikuatkan dengan jawaban keseluruhan responden terkait kelebihan menggunakan produk bermerek replika, yaitu 2% jawaban responden menyatakan produk replika memiliki kualitas cukup awet, yang berarti terdapat kemiripan kualitas antara produk replika dan produk originalnya.
Kemudian sebesar 7% jawaban responden menyatakan produk replika mudah didapat, data tersebut didukung dengan jawaban keseluruhan responden terkait kelebihan menggunakan produk replika, yaitu 16% jawaban responden menyatakan produk replika mudah didapat, lebih lanjut dari data yang telah dijabarkan, kekurangan pada produk original menurut keseluruhan responden menjadi salah satu pendukung alasan responden yang menggunakan produk replika, yaitu 9% jawaban responden menyatakan bahwa produk bermerek original terbatas sehingga sulit didapatkan, hal ini sesuai dengan teori menurut Yanuarsari (2015) yang menyatakan bahwa produk bermerek asli menghasilkan produk yang terbatas atau relatif sedikit guna menjadikan produk mereka adalah produk yang memiliki ciri-ciri atau karakter merek yang berkelas.
Namun pada faktor eksternal ini peneliti menemukan jawaban yang berbeda dari jawaban responden lainnya, yaitu 2% jawaban responden menyatakan bahwa mereka menggunakan produk bermerek replika karena pemberian orang lain dan 1% jawaban responden menyatakan produk replika gampang rusak.
14 3.1.5. Karakteristik subjek
Sebelumnya telah dibahas mengenai faktor-faktor yang melatarbelakangi pengambilan keputusan mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Psikologi UMS dalam menggunakan produk bermerek original atau replika, namun dari data yang telah didapatkan peneliti juga menemukan karakteristik-karakteristik yang dimiliki subjek terkait produk, diantaranya :
Gambar 45. Karakteristik subjek a. Produk knowledge
Mengenai penggunaan produk bermerek original atau replika pada mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Psikologi UMS, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebanyak 74% responden atau 150 mahasiswa dan mahasiswi menjawab mengetahui produk yang dipakai adalah produk bermerek original atau replika, hal ini berkaitan pula dengan pengambilan keputusan responden terhadap pemilihan produk berdasarkan informasi yang telah diketahui sebelumnya terkait produk yang akan dipilih. Menurut Suryadi dan Ramdhani (1989) seorang
KARAKTERISTIK SUBJEK PRODUK KNOWLEDGE - RESPONDEN MENGETAHUI (74%) - RESPONDEN TIDAK MENGETAHUI (26%)
KISARAN HARGA PRODUK REPLIKA : - JAM 50.000 - <100.000 (30%) - pakaian 50.000 - <100.000 (53%) - tas 50.000 - <100.000 (28%) - sepatu 100.000 - <150.000 (22%) -KETERTARIKAN TERHADAP PRODUK : - PRODUK ORIGINAL (88%) - PRODUK REPLIKA (11%) - PRODUK ORIGINAL DAN
REPLIKA (1%) PRODUK YANG DIMILIKI
- PRODUK ORIGINAL DAN REPLIKA (52%) - PRODUK ORIGINAL (40%) - PRODUK REPLIKA (8%) JENIS PRODUK BERMEREK YANG DIMILIKI : PRODUK ORIGINAL : - SEPATU (32%) - TAS (28%) - PAKAIAN (25%) - JAM (14%) PRODUK REPLIKA : - SEPATU (43%) - JAM (26%) - TAS (22%) - PAKAIAN (8%)
15
pengambil keputusan dapat memutuskan pilihan dari beberapa pilihan yang menjadi pertimbangan sebuah pengambilan keputusan berdasarkan beberapa pertimbangan yaitu fakta dan pengalaman. Sehingga dari teori tersebut adanya pengambilan keputusan responden terhadap suatu produk dikarenakan responden telah mengetahui informasi-informasi terkait produk sebagai pertimbangan dalam menetapkan pilihan pada produk. Lebih lanjut sisanya sebanyak 26% responden atau 53 mahasiswa dan mahasiswi menjawab tidak mengetahui bahwa produk yang dipakai adalah produk bermerek original atau replika.
Responden yang tidak mengetahui hal tersebut memiliki alasan tersendiri, yaitu 19% produk dipilih karena adanya rasa suka pada produk, 36% karena adanya rasa nyaman ketika menggunakan produk, sehingga terdapatnya alasan tersendiri bagi responden dalam memilih suatu produk, hal tersebut didukung dari pendapat menurut Wahyuning, Destrianty dan Rahmawati (2011) bahwa pemilihan pada suatu produk berlandaskan ekspresi dari emosi dan perasaan, Sehingga dengan adanya kondisi tersebut mereka akan membeli produk jika merasa senang, nyaman, dan sesuai dengan selera yang diinginkan. Selain itu terdapat pula 17% jawaban responden yang menyatakan bahwa pemilihan produk dilakukan karena harga produk sesuai dengan budget, pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat yang dituliskan oleh Estu (2014) bahwa pengurus harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyatakan faktor harga menjadi salah satu hal yang sensitif dan utama dalam perilaku konsumen.
b. Ketertarikan terhadap produk bermerek original atau replika
Segi ketertarikan mahasiswa dan mahasiwi Fakultas Psikologi UMS terhadap produk bermerek original atau replika, yaitu terdapat 88% responden atau 178 mahasiswa dan mahasiswi menjawab lebih tertarik memilih produk bermerek original, 11% responden atau 22 mahasiswa dan mahasiswi menjawab lebih tertarik memilih produk replika dan sisanya 1% responden (3 responden) menjawab lebih tertarik memilih kedua produk yaitu original dan replika, meskipun kebanyakan dari mereka lebih memilih menggunakan produk bermerek original, namun pada kenyataannya, 52% jawaban responden menyatakan produk yang dimiliki adalah produk original dan replika, 40% produk bermerek original
16
dan 8% produk bermerek replika, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa masih terdapat pengguna produk replika pada mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Psikologi UMS, hal ini tidak sesuai dengan slogan mahasiswa dan mahasiswi UMS yang menjunjung tinggi kejujuran dan adanya visi dan misi yang dimiliki Universitas untuk mengembangkan sumber daya manusia berdasarkan nilai-nilai keislaman dan memberi arah perubahan dalam rangka mewujudkan masyarakat utama. Lebih lanjut menurut hukum sendiri pun produk replika merupakan produk tidak resmi dan tidak seharusnya diperjual belikan, karena dengan begitu secara tidak langsung mendukung adanya pelanggaran atas hak cipta, hal ini sesuai dengan pendapat menurut Lai dan Zaichkowsky (dalam Wilcox, Kim dan Sen, 2009) yang menyatakan bahwa produk replika atau lebih sering dikenal dengan sebutan barang palsu adalah replika produk yang illegal atau tidak resmi.
c. Jenis produk bermerek original atau replika yang dimiliki
Pembahasan selanjutnya terdapat dari jawaban responden terkait soal nomer 7 dan 8 pada angket, bahwa produk bermerek original yang banyak dimiliki oleh mahasiswa dan mahasiwi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta meliputi 32% responden menggunakan produk sepatu, 28% tas, 25% pakaian, 14% jam tangan. Berbeda dengan replika, produk yang banyak dimiliki oleh Mahasiswa dan Mahasiwi Fakultas Psikologi UMS mencangkup 43% produk sepatu, 26% jam tangan, 22% tas, 8% produk pakaian.
Produk bermerek original yang banyak dimiliki mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Psikologi UMS diantaranya adalah merek tas export sebanyak 12%, merek sepatu Converse sebanyak 13%, pakaian Nevada sebanyak 19% dan jam Alexander cristie sebanyak 16%, sisa persenan dari setiap produk tidak peneliti tuliskan karena terlalu banyak variasi merek yang diberikan oleh responden, sedangkan produk bermerek replika yang banyak dimiliki oleh responden diantaranya tas Gucci sebanyak 13%, sepatu Nike sebanyak 18%, pakaian 3 Second 14%, jam Gshock sebanyak 18%, seperti halnya produk bermerek original sisa persenan dari setiap produk tidak peneliti tuliskan karena terlalu banyak variasi merek yang diberikan oleh responden. Dari hasil yang telah dijabarkan, peneliti menyimpulkan hal
17
tersebut sesuai dengan pendapat menurut Effendi (2014) bahwa produk yang seringkali dipilih oleh para produsen untuk dipalsukan diantaranya adalah produk fashion berupa tas, jam tangan, sepatu, pakaian, topi, kacamata dan parfume dan menurut Yoo dan Lee (dalam Aisyah dan Setiawan, 2014) terdapat beberapa merek luar yang biasa dijadikan oleh produsen produk tiruan, diantaranya adalah Louis Vuitton, Gucci, Burberry, Tiffany, Prada, Hermes, Chanel, Dior, Yves St Laurent, dan Cartier, dan menurut Hidayat dan Mizerski (2005) terdapat produk-produk dari Amerika Serikat yang juga menjadi target para pembajak, yaitu Polo, Nike dan Adidas.
d. Kisaran harga produk bermerek replika yang dimiliki
Kisaran harga produk bermerek replika yang dimiliki mahasiswa dan mahasiswi Fakulas Psikologi UMS, yaitu sebanyak 30% jawaban responden menyatakan memiliki jam replika dengan kisaran harga >50.000-<100.000, 53% jawaban responden menyatakan memiliki pakaian replika dengan kisaran harga >50.000-<100.000, 28% jawaban responden menyatakan memiliki tas replika dengan kisaran harga >50.000-<100.000 dan 22% jawaban responden menyatakan memiliki sepatu dengan kisaran harga >100.000-<150.000, dari data tersebut peneliti menyimpulkan bahwa kisaran harga produk replika dengan persenan terbesar yaitu mulai dari Rp. 50.000 - Rp.100.000, Hal ini sesuai dengan pendapat menurut Ediningtyas (2015) bahwa banyaknya peminat pada produk bermerek palsu memang terletak pada harganya yang jauh lebih murah berkisar Rp. 50.000 - Rp. 350.000.
Kelemahan dalam penelitian ini adalah tidak adanya proses wawancara untuk melakukan pengecekan ulang dari hasil penelitian melalui kuesioner terbuka. Diharapkan pada penelitian selanjutnya ada penambahan metode pengumpulan data yaitu wawancara guna mendapatkan data yang lebih beragam.
18 4. PENUTUP
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang melatarbelakangi pengambilan keputusan mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta dalam menggunakan produk bermerek original atau replika, yaitu terdiri dari faktor internal dan eksternal.
Pada produk bermerek original terdapat faktor internal yang mencakup kenyamanan, kepercayaan diri, rasa suka, menghargai produk asli adanya keterpaksaan menerima produk, dan kebutuhan. Kemudian faktor eksternalnya mencakup kualitas, pemberian orang lain, keterbatasan produk dan produk mudah ditemukan. Sedangkan produk bermerek replika memiliki faktor internal ynag mencakup kebutuhan yang mendesak, koleksi, rasa suka dan kenyamanan. Kemudian untuk faktor eksternalnya mencakup harga murah, kemiripan produk dengan yang asli, produk mudah diakses, pemberian orang lain dan produk mudah rusak. Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan maka terdapat saran kepada pemerintah, diharapkan untuk menanggapi secara tegas peredaran produk bermerek replika dengan memperhatikan faktor-faktor yang melatarbelakangi, seperti yang sudah disampaikan pada penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, I.N., Sunaryo, M,S. (2014). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap Konsumen dan Minat Pembelian Produk Handbag Merek Tiruan (Studi pada Konsumen Wanita di Kota Malang), Jurnal Aplikasi Manajemen,12 (4).
Anugrahati, R. D. S (2014) Gaya Hidup Shopaholic Sebagai Bentuk Perilaku Konsumtif Pada Kalangan Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta. SKRIPSI Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
Ediningtyas, S. H. (2015) Perlindungan Hukum Terhadap Pemalsuan Merek Dagang Terkenal Asing Di Indonesia Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek. Skripsi Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang, Semarang.
19
Effendi, J. (2014) Faktor-Faktor Psikoogis Yang Mempengaruhi Intensi Membeli Produk Fashion Tiruan. Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
ESTU, S (23/04/2014) YLKI: Jam Tangan Palsu Moeldoko Preseden Buruk Budaya Imitasi Kita. Diunduh dari http://bisniskeuangan. kompas.com/read/ 2014/04/23/1903207/YLKI.Jam.T angan. Palsu. Moeldoko. Preseden. Buruk.Budaya.Imitasi.Kita.
Fitriyani, N., Widodo, P.B., Fauziah N. (2013). Hubungan Antara Konformitas Dengan Perilaku Konsumtif Pada Mahasiswa Di Genuk Indah Semarang. Jurnal Psikologi Undip Vol.12 No.1.
Hariyono, P. (2015). Hubungan Gaya Hidup Dan Konformitas Dengan Perilaku Konsumtif Pada Remaja. eJournal Psikologi, 3 (2), 569-578.
Hidayat, A., Mizerski, K. (2005) Pembajakan Produk: Problema, Strategi Dan Antisipasi Strategi. JSB No. 10 Vol.1.
Mocanu, R. (2013). Brand Image as a Function of Self-Image and Self-Brand Connection. Management Dynamics in the Knowledge Economy, 1 (3), 387-408.
Nursaidah, S (2013) Pengaruh Risiko Pembelian, Harga Atas Kualitas Produk, Kontrol Perilaku, Norma Subjektif, Dan Integritas Terhadap Sikap Dan Minat Pembelian CD Musik Bajakan Di Kota Jember. JEAM Vol XII No.1.
Pranoto, W., Mahardayani, I. H. (2010) Perilaku Konsumen Remaja Menggunakan Produk Fashion Bermerek Ditinjau Dari Kepercayaan Diri. Jurnal Psikologi Universitas Muria Kudus. Volume I, No 1.
Siagian, S. P. (1981). Sistem Informasi Untuk Pengengambilan Keputusan. Jakarta: PT Gunung Agung.
Suryadi, K., dan Ramdhani, M. A. (1998). Sistem Pendukung Keputusan Suatu Wacana Struktural Idealisasi Dan Implementasi Konsep Pengambilan Keputusan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Wahyuning C. S., Destrianty, A., Rahmawati, R. (2011) Studi Rancangan Konsep Produk Brassiere Melalui Pendekatan Nilai Emosi Dan Perasaan Menggunakan Kansei Engineering Method. Jurnal itenas rekarupa. No 1. Vol.1.
20
Widihastuti, S., Kusdarini. (2013). E. Kajian Hak Kekayaan Intelektual Karya Perajin Batik Studi Kasus Di Desa Wukirsari Imogiri Bantul. Jurnal Penelitian Humaniora. Vol. 18, No. 2, 145-155.
Wilcox, K., Kim, H. M., Sen, S. (2009). Why Do Consumers Buy Counterfeit Luxury Brands?. Journal of Marketing Research Vol. XLVI, Hal. 247– 259.
Yanuarsari, D. H. (2015). Analisisi Minat Beli Wanita Terhadap Produk Tas
Bermerek Tiruan Produksi Produsen Lokal.
Jurnal Desain Komunikasi Visual & Multimedia. Vol.01 No.02.
Yuriska, M.R., Sukirno, I. (2014). Pengaruh Faktor Sosial Personal Psychological, Dan Kulutural Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Centro Departement Store Melalui Stimulus Midnight Sale. Modul 26 (1), 77-84.