• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KERANGKA TEORI. lain ataupun dapat mampu bertahan dalam persaingan. Proses manajemen strategi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KERANGKA TEORI. lain ataupun dapat mampu bertahan dalam persaingan. Proses manajemen strategi"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KERANGKA TEORI 2.1. Strategi

2.1.1 Pengertian Strategi

Dalam kondisi lingkungan bisnis yang dinamis, semakin cepat terjadi perubahan maka persaingan usaha juga menjadi semakin ketat. Untuk menghadapi hal itu maka usaha bisnis perlu membuat suatu strategi agar mampu untuk bersaing dengan usaha-usaha lain ataupun dapat mampu bertahan dalam persaingan. Proses manajemen strategi membantu perusahaan mengidentifikasi apa yang ingin dicapai dan bagaimana hasil kerja yang bernilai sesuai dengan faktor pendorong (sumber daya alam, manusia,) dan faktor penarik yaitu pembeli. Beberapa pengertian strategi menurut para ahli dalam Anoraga (1997: 338):

Menurut Alfred Chandler (1962) strategi adalah penetapan sasaran dan tujuan jangka panjang sebuah perusahaan, dan arah tindakan serta lokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan itu. Menurut Buzzel & Gale (1987) strategi adalah kebijakan dan keputusan kunci yang digunakan oleh manajemen, yang memiliki dampak besar pada kinerja keuangan. Keputusan kebijakan ini biasanya melibatkan komitmen sumber daya yang penting dan tidak dapat diganti dengan yang lain. Menurut Kenneth Andrew (1971) strategi adalah pola sasaran, maksud atau tujuan kebijakan, serta rencana penting untuk mencapai tujuan itu, yang dinyatakan dengan cepat seperti menetapkan bisnis yang dianut atau akan dianut oleh perusahaan.

(2)

Adapun menurut David (1998: 5) Strategis dapat didefenisikan sebagai keputusan seni dan pengetahuan untuk merumuskan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi yang tersirat dalam defenisi, fokus manajemen strategis terletak pada memadukan manajemen, pemasaran, keuangan/ akunting, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi. Menurut Jack dan Glueck dalam buku Jatmiko (2003: 5) Strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh atau terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan. Sedangkan menurut Porter (1985) strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing.

Maka dari defenisi di atas, strategi dapat disimpulkan sebagai sekumpulan keputusan seni dan pengetahuan untuk merumuskan, mengimplementasikan serangkaian rencana tindakan dan alokasi sumber daya yang penting dalam mencapai tujuan dasar dan sasaran, dengan memperhatikan keunggulan kompetitif atau keunggulan bersaing.

2.1.2 Jenis-Jenis Strategi

Dalam buku Jatmiko (2003: 115) adapun jenis-jenis strategi adalah sebagai berikut: 1. Strategi pertumbuhan

Pertumbuhan suatu perusahaan merupakan hasil dari variabel-variabel sumber daya finansial organisasi, produk atau jasa yang dihasilkan, kondisi lingkungan eksternalnya, kemampuan dan skill manajemennya. Kemampuan manajemen untuk menilai variabel-variabel tersebut secara tepat adalah esensi pertumbuhan.

Terdapat beberapa jenis strategi perusahaan yang dikategorikan kedalam strategi pertumbuhan, yaitu:

(3)

a. Pertumbuhan Konsentrasi

Pertumbuhan konsentrasi adalah strategi untuk meningkatkan penggunaan produk-produk yang telah ada (produk-produk lama) di dalam pasar yang ada (pasar lama) atau disebut penetrasi pasar. strategi konsentrasi diterapkan apabila suatu perusahaan mengkonsentrasikan pada perluasan penjualan pada bisnis semula.

b. Strategi Integral Vertikal

Strategi vertikal ini menunjukkan bahwa suatu bisnis bergerak ke arah yang melayani pelanggan atau pemakai akhir suatu produk/jasa.

c. Strategi Diversifikasi

Strategi Diversfikasi merupakan alternatif strategi yang mempunyai risiko besar dan salah satu yang memiliki derajat sinergi paling rendah. Namun demikian, Strategi Diversifikasi merupakan salah satu yang populer dan seringkali membuahkan hasil yang memuaskan bagi organisasi.

2. Strategi Stabilitas

Strategi Stabilitas berarti bahwa organisasi tetap melanjutkan pekerjaan atau aktivitas yang sama dengan sebelumnya. Asumsinya bahwa lingkungan eksternal tidak akan mengalami perubahan yang signifikan pada jangka pendek. Strategi ini menerapkan sikap menunggu (wait and see) strategi ini dapat menguntungkan dan merugikan bagi perusahaan, tergantung pada bagaimana respon perusahaan/organisasi terhadap lingkungannya.

3. Strategi Penciutan atau Strategi Bertahan

Strategi ini diterapkan oleh perusahaan yang merasa bahwa strateginya tidak sesuai dengan sasaran atau misi dasarnya. Sehingga perusahaan perlu mengurangi skala

(4)

operasionalnya. Derajat dimana perusahaan harus diciutkan tergantung pada bagaimana serius tidaknya persoalan atau permasalahan yang dihadapi strategi yang semula diterapakan organisasi. Strategi bertahan biasanya dipilih untuk jangka pendek disebabkan tidak adanya strategi alternatif yang lebih baik untuk dipilih . Adapun Jenis-jenis strategi penciutan yaitu:

a. Cutback dan turnaround yaitu strategi penyehatan perusahaan yang bertujuan mengeliminasi kerugian dan biaya-biaya tetap, atau memotong biaya-biaya operasi, atau mengurangi ukuran operasional perusahaan agar beroperasi lebih efisien. Strategi ini dapat diterapkan apabila perusahaan mengalami penurunan keuntungan secara terus menerus.

b. Divestasi (Divestment) yaitu strategi penyehatan atau penciutan perusahaan yang bertujuan mengeliminasi kerugian dan memotong biaya-biaya tetap yang ditanggung perusahaan dengan cara menjual sebagain aset atau kekayaan yang dimiliki organisasi perusahaan.

c. Likuidasi (liquidation) yaitu strategi penciutan perusahaan dengan menjual seluruh aset perusahaan. Terdapat 2 jenis likuidasi, yaitu: 1) likuidasi by choice yaitu likuidasi yang dilakukan karena memang pilihan yang diambil oleh pihak perusahaan. 2)

likuidasi by force adalah likuidasi yang dilakukan karena memang kondisi keuangan

perusahaan sudah sangat buruk. Untuk melakukan likuidasi biasanya diperlukan pengetahuan dan keterampilan aspek-aspek penilaian aset, pengetahuan hukum baik hukum bisnis maupun hukum perburuan.

(5)

d. Kebangkrutan, berdasarkan undang-undang dan peraturan yang berlaku di Indonesia, peraturan dinyatakan bangkrut atau tidak bangkrut harus berdasarkan keputusan atau vonis pengadilan negri atau pengadilna niaga.

4. Strategi Kombinasi

Strategi ini digunakan apabila suatu korporasi organisasi perusahaan dalam waktu bersamaan menerapkan strategi yang berada untuk setiap unit bisnis strategi yang berbeda. Kebanyakan organisasi multi bisnis atau multi produk menggunakan beberapa jenis strategi kombinasi, khususnya apabila organisasi multi bisnis tersebut melayani beberapa pasar yang berbeda.

2.2. Pengertian usaha kecil

Dalam Anoraga (1993: 45), berdasarkan UU No. 9/1995 tentang usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil dalam memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahuanan, seperti kepemilikan. Usaha yang dimaksud disini meliputi usaha kecil informal dan usaha kecil tradisional. Adapun usaha kecil informal adalah berbagai usaha yang belum terdaftar, belum tercatat, dan belum berbadan hukum, antara lain petani penggarap, industri rumah tangga, pedagang asongan, pedagang keliling, pedagang kaki lima dan pemulung. Sedangkan usaha kecil tradisional adalah usaha yang menggunakan alat produksi sederhana yang telah digunakan secara turun temurun, dan atau berkaitan dengan seni dan budaya. Adapun yang menjadi karakteristik usaha kecil adalah sebagai berikut:

1) Sistem pembukuan yang relatif sederhana dan cenderung tidak mengikuti kaidah administrasi pembukuan standart. Kadangkala pembukuan tidak di-up to date, sehingga

(6)

sulit untuk menilai kinerja usahanya. 2) margin usaha yang cenderung tipis mengingat persaingan yang sangat tinggi 3) Modal terbatas 4) Pengalaman manajerial dalam mengelola perusahaan masih sangat terbatas.

Adapun keunggulan dari usaha kecil adalah sebagai berikut :

1. Usaha kecil beroperasi menyebar di seluruh pelosok dengan berbagai ragam bidang usaha. Hal ini timbul karena kebanyakan usaha kecil timbul untuk memenuhi permintaan yang terjadi di daerah regionalnya.

2. Usaha kecil beroperasi dengan investasi modal untuk aktiva tetap pada tingkat yang rendah.

3. Sebagian besar usaha kecil dapat dikatakan padat karya yang disebabkan penggunaan teknologi sederhana.

Sedangkan kelemahan dari usaha kecil adalah: 1. Investasi awal dapat saja mengalami kerugian.

2. Beberapa resiko kendali seperti perubahan peraturan, persaingan, dan masalah tenaga kerja.

3. Beberapa bisnis cenderung menghasilkan pendapatan yang tidak teratur sehingga pemilik usaha tidak memperoleh profit.

2.3. Upaya-Upaya Pengembangan Usaha Kecil

Pengembangan usaha kecil dilakukan dengan menambah skala produksi, tenaga kerja, teknologi, sistem distribusi, dan tempat usaha. Hal ini dilakukan bila perluasan usaha atau peningkatan output akan menurunkan biaya jangka panjang, yang berarti mencapai skala ekonomis (economics of scale). Namun apabila produk barang dan jasa

(7)

yang dihasilkan sudah mencapai titik paling efisien, maka memperluas skala ekonomi tidak bisa dilakukan, sebab akan mendorong kenaikan biaya (Suryana 2008: 156).

Dalam buku Anoraga (2002: 229) menurut pasal 15 dan 16 UU tentang usaha kecil dirumuskan bahwa pemerintah, dunia usaha dan masyarakat melakukan pembinaan dan pengembangan usaha kecil dalam bidang produksi dan pengolahan dengan a) meningkatkan kemampuan manajemen serta teknik produksi dan pengolahan; b) meningkatkan kemampuan rancang bangun dan perekayasaan; c) memberikan kemudahan dalam pengadaan sarana dan prasarana produksi dan pengolahan, bahan baku, bahan penolong, dan kemasan. Dalam pasal 17 UU tentang usaha kecil dirumuskan langkah-langkah tentang pembinaan dan pengembangan di bidang sumber daya manusia dengan langkah-langkah sebagai berikut : (1) memasyarakatkan dan membudayakan kewirausahaan (2) meningkatkan keterampilan teknis dan manajerial (3) Membentuk dan mengembangkan lembaga pendidikan, pelatihan dan konsultan usaha kecil (4) Menyediakan tenaga penyuluhan dan konsultasi Usaha Kecil.

2.4. Pengertian Tenun

Tenun merupakan teknik dalam pembuatan kain yang dengan azas (prinsip) yang sederhana yaitu dengan menggabungkan benang secara memanjang dan melintang. Teknik ikat dalam tenun Batak berasal dari kebudayaan Dongson yang berkembang di kawasan Indochina. Kain tenun sejatinya merupakan selimut pemberi kehangatan. Tenun merupakan salah satu sarana seni yang patut dilestarikan sebagai salah satu budaya suku Batak (http://id.wikipedia.org/wiki/Alat_tenun).

(8)

Bertenun atau dalam Bahasa Batak disebut Martonun, adalah keahlian yang diturunkan nenek moyang yang begitu dianggungkan ratusan tahun, keahlian itu perlahan-lahan sudah semakin langka dari permukaan tanah Batak, karena tak jarang pekerjaan bertenun ini diasosiasikan dengan pekerjaan buruh rendah, orang-orang yang tidak berpendidikan. Pengertian dan pengakuan bahwa orang Batak itu semua “anak ni

raja” atau “boru ni raja”, maka orang-orang sering salah pengertian akan arti kata-kata

itu, sehingga semua ingin jadi anak dan boru ni raja di kampung halaman sendiri, dan menganggap pekerjaan yang tidak intelektual seperti bertenun ini dianggap pekerjaan buruh atau pekerjaan rendah.

2.5. Ulos

Secara harafiah ulos adalah selimut atau kain yang dapat diselimutkan untuk menghangatkan badan. Ulos merupakan salah satu sarana adat yang cukup potensial karena apabila ada acara yang berbau adat, maka ulos itu selalu terlihat. (Richard Sinaga, 2012: 52).

Ulos mengandung banyak nilai-nilai peradaban masyarakat Batak. Keberadaannya menunjukkan berbagai pesan mulai dari fungsinya sebagai penanda tingkatan di masyarakat hingga fungsi busana yang cantik dan penuh karakter.

(http://www.indonesia-tourism.com).

Secara garis besar ada 3 nilai seni yang diambil dari kain ulos yaitu : pertama, merupakan manifestasi dan pengetahuan lokal masyarakat Batak.

Kondisi geografis tanah Batak menjadikan matahari dan api tidak cukup sebagai sumber panas. Oleh karenanya kapas sebagai bahan baku utama pembuatan ulos bukan suatu kebetulan tetapi merupakan proses panjang dari sebuah mata pencaharian. Demikian juga

(9)

pewarna kain yang dibuat dari bahan-bahan alami. Kedua, pengetahuan lokal tersebut terus berkembang dan akhirnya menjadi sebuah falsafah hidup orang Batak. Matahari, api dan kain ulos sebagai sumber hangat. Eksistensi kain ulos semakin kuat ketika menjadi bagian penting dari upacara-upacara adat yang dilakukan oleh orang Batak sebagai simpul keyakianan kepada Tuhan . Ketiga, Kain ulos sebagai sumber tertib sosial. Keempat, kain ulos sebagai pertanda kehangatan (kasih sayang).

Ada 10 jenis ulos menurut Dr.SHW. Sianipar (1991: 222) yaitu: (1) Ulos Ragi Pamunsai (2) Ulos Ragi Hidup (3) Ulos Ragi sibolang (4) Ulos Sitolu Tuho (5) Ulos Ragi

Bolean (6) Ulos Ragi Hotang (7) Ulos Ragi Mangiring (8) Ulos Bintang Maratur (9)

Ulos Ragi Parompa dan (10)Ulos Sadum.

2.6. Analisis SWOT

2.6.1. Pengertian Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang memaksimalkan kekuatan atau strengths dan peluang atau opportunities, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan atau Weakness dan ancaman atau threats. Kekuatan (Stregths) yaitu kekuatan atau keunggulan yang dimiliki untuk menghadapi tantangan yang ada, sehingga pada akhirnya usaha dapat bertahan dan berkembang. Kelemahan (Weakness) kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat diminimalkan dengan nilai lebih yang dimiliki perusahaan. Peluang (Opportunities) yang ada sehingga dapat mengambil kesempatan yang terdapat di pasar serta dapat mengatasi kelemahan yang ada. Ancaman (Threat) yaitu kecenderungan yang tidak menguntungkan dan mengancam kedudukan perusahaan dalam persaingan.

(10)

Proses pengambilan keputusan stategis selalui berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikiaan perencanaan strategis harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan analisis situasi. Model yang paling populer untuk menganalisis adalah analisis SWOT.

Diagram 2.1 Kuadran Analisis SWOT

Sumber: Rangkuti (2013: 20)

Kuadran I: Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.

BERBAGAI PELUANG

KELEMAHAN INTERN KEKUATAN INTERN

BERBAGAI ANCAMAN ANCAMAN II. MENDUKUNG STRAT

TURN-AROUND IV.MENDUKUNG STRATEGI DIVERSIFIKASI I.MENDUKUNG STRATEGI AGRESIF III.MENDUKUNG STRATEGI DEFENSIF

(11)

Kuadran II: Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/jasa).

Kuadran III: Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak, ia menghadapi beberapa kendala/ kelemahan internal.

Kuadran IV: Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.

2.6.2. Analisis Faktor-Faktor Internal

Menurut Jauch (1998: 165) ada beberapa faktor-faktor internal yang dianalisis yaitu:

a) Faktor pemasaran

Pemasaran dan distribusi berarti memindahkan barang dari produsen ke konsumen. Ini dimulai dengan mencari hal-hal yang diinginkan konsumen dan dapat tidaknya produk dijual. Hal ini memerlukan riset pasar, pengidentifikasian pasar, pengembangan produk, pengujian reaksi konsumen, perhitungan produksi dan biayanya, penentuan keperluan distribusi dan pelayanan, dan memutuskan cara pengiklanan dan promosi.

b) Faktor Manajemen Produksi dan Operasi

Manajemen produksi dan operasi dapat membantu memutuskan cara peningkatan perusahaan berkenaan dengan pengembangan rencana produksi, sistem pengendalian yang diteliti, pengingkatan produktivitas, hubungan dengan pemasok, dan keputusan tentang lokasi usaha yang dapat menuntun pencapaian keunggulan bersaing yang penting bagi perusahaan.

(12)

c) Faktor Sumber Daya Manusia

Merupakan potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam pengertian praktis sehari-hari, SDM (Sumber Daya Manusia) lebih dimengerti sebagai bagian integral dari sistem yang membentuk suatu organisasi.

d) Faktor Keuangan dan Akuntansi

Analisis kondisi keuangan berbagai perusahaan dilakukan untuk menentukan apakah perusahaan tersebut mampu melaksanakan strategi tertentu, atau apakah mereka dianjurkan untuk melaksanakannya. Akuntansi merupakan hal yang berkaitan dengan angka-angka yang dibutuhkan untuk mengelola bisnis, dan memperkirakan masa depan. Biasanya dalam akuntansi ini dilakukan pencatatan tentang laporan keuangan agar dapat tinjauan kembali apa yang telah terjadi serta mencari sumber dana baik dari pemerintah, bank atau lembaga lainnya.

2.6.3. Analisis Faktor-Faktor Eksternal

Menurut Jatmiko (2003: 36) Faktor-faktor eksternal makro terdiri dari : a) Lingkungan Fisik

Lingkungan merupakan hubungan timbal balik antara perusahaan dengan lingkungan hidupnya atau ekologinya (hubungan antara kehidupan manusia dan kehidupan lainnya, udara, tanah, dan air).

(13)

b) Lingkungan Ekonomi

Faktor ekonomi berhubungan dengan sifat dan arah ekonomi dimana suatu perusahaan beroperasi. Sebab pola konsumsi masyarakat secara relatif dipengaruhi oleh trend sektor ekonomi dan pasar, sehingga dalam perencanaan strateginya setiap organisasi perusahaan harus mempertimbangkan arah trend ekonomi dari setiap sektor pasar yang mempengaruhi industri atau pasar.

c) Lingkungan Politik dan Hukum

Lingkungan politik dan hukum mencakup faktor-faktor yang dikendalikan oleh pemerintah. Peraturan perundangan dapat membatasi atau memberikan peluang bagi operasi perusahaan.

d) Lingkungan Sosial Budaya

Lingkungan sosial budaya yang dapat mempengaruhi aktivitas dan kinerja perusahaan mencakup keyakinan, nilai-nilai sikap, pandangan, serta gaya hidup manusia. Faktor sosial, budaya adalah Faktor yang berkaitan dengan kultur masyarakat yang berupa persepsi/pandangan, adat istiadat, dan kebiasaan.

e) Lingkungan Teknologi

Penggunaan teknologi telah memfasilitasi meningkatnya globalisasi. Teknologi yang semakin berkembang telah meliputi berbagai bidang, diantaranya adalah peralatan-peralatan mesin dalam usaha dan perkembangan teknologi. Dua jenis teknologi internet dan komunikasi tanpa kabel telah berpengaruh besar pada cara-cara bisnis dilakukan di seluruh dunia.

Saat ini internet memungkinkan komunikasi dan koordinasi yang cepat dan efektif antara unit-unit dan operasi global. Teknologi ini juga memfasilitasi relasi bisnis

(14)

misalnya: antara pemasok dan pelanggan (Robert E. Hoskisson: 2002).Teknologi merupakan pendorong utama dibalik pengembangan berbagai produk dan pasar baru, tetapi kadang juga menjadi alasan utama menurunnya berbagai produk dan pasar.

f) Lingkungan Demografi

Demografi adalah studi kependudukan manusia menyangkut ukuran, kepadatan, lokasi, usia, jenis kelamin, ras, lapangan kerja, dan data statistik lain. Lingkungan demografi menjadi minat utama perusahaan karena lingkungan demografis menyangkut masyarakat, dan masyarakat membentuk pasar.

Perubahan populasi penduduk merupakan faktor kunci bagin suatu perusahaan. Penduduk secara langsung berdampak pada pasar konsumen dan mempengaruhi kekuatan-kekuatan ekonomi lainnya.

(15)

Menurut Michael Porter dalam ada 5 kekuatan-kekuatan yang memacu persaingan industri, yaitu:

Sumber: Hunger (2003: 123) Keterangan:

1. Ancaman Pendatang Baru

Pendatang baru dalam industri biasanya dapat mengancam pesaing yang ada karena adanya hambatan masuk atau keluar dari pasar serta faktor-faktor yang menarik dalam bidang usaha tertentu. Ancaman dapat timbul karena pendatang baru sering membawa kapasitas baru, keinginan untuk merebut pangsa pasar, dan memiliki sumber daya yang besar sehingga dapat menurunkan harga atau justru meningkatkan biaya dan akibatnya dapat mengurangi kemampulabaan.

Pendatang baru yan potensial Pendatang baru ya potensial Pendatang baru potensial Pendatang baru potensial Pemasok Produk Pengganti (substitusi) Pendatang baru yan

potensial

Persaingan di antar perusahaan yang telah

(16)

Secara sederhana, kemungkinan perusahaan akan memasuki suatu industry ditentukan oleh 2 faktor, yaitu hambatan memasuki industri dan reaksi dari perusahaan yang sudah ada. Apabila hambatan-hambatan untuk masuk tinggi dan pendatang baru mendapatkan reaksi yang tajam dari pemain lama industry, tentu pendatang baru mendapatkan rekasi tajam dari pemain lama industry, tentu pendatang baru tersebut tidak akan menimbulkan ancaman masuk yang serius.

2. Persaingan Di Antara Perusahaan yang Telah Ada

Persaingan yang digerakkan oleh suatu perusahaan dapat dipastikan mempengaruhi para pesaingnya, dan mungkin menyebabkan pembalasan atau usaha-usaha perlawanan. Artinya bahwa perusahaan-perusahaan tersebut saling bergantungan satu sama lain (mutually dependent).

3. Ancaman Produk Atau Jasa Pengganti

Produk pengganti muncul dalam bentuk berbeda, tetapi dapat memuaskan kebutuhan yang sama dari produk lain. Dalam pengertian luas, semua perusahaan dalam suatu industri bersaing dengan produk pengganti yang terkait dengan hal baru dan kemunculan teknologi baru.

4. Kekuatan Penawaran Pembeli

Pembeli mempengaruhi industri melalui kemampuan mereka untuk menekan turunnya harga, permintaan terhadap kualitas atau jasa yang lebih baik, dan memainkan peran untuk melawan satu pesaing dengan lainnya. Para pembeli biasanya akan membeli barang dengan harga termurah yang dapat diperolehnya.untuk mengurangi biayanya, biasanya pembeli meminta mutu yang lebih tinggi, pelayanan yang lebih baik, dan yang

(17)

lebih penting adalah harga yang lebih murah. Tindakan ini akan menyebabkan persaingan yang kuat antara perusahaan yang ada dalam suatu industri yang sama.

5. Kekuatan Penawaran Pemasok

Pemasok dapat mempengaruhi industri dengan kemampuan mereka untuk menaikkan harga atau menurunkan harga atau menurunkan kualitas barang atau jasa yang dibeli. Pemasok membentuk hubungan penting dalam keseluruhan sistem penghantar nilai perusahaan. Pemasok menyediakan sumber daya yang diperlukan oleh perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasanya. Pemasok dapat menekan perusahaan yang ada dalam suatu industri dengan cara menaikkan dan menurunkan mutu barang yang dijualnya. Jika perusahaan tidak dapat menutupi kenaikan biaya melalui struktur harganya, kemampulabaan perusahaan tersebut dapat menurun akibat tindakan pemasok.

Gambar

Diagram 2.1  Kuadran Analisis SWOT

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian dengan analisis regresi berganda menunjukkan bahwa pengaruh secara simultan profitabilitas, likuiditas, leverage, pertumbuhan dan ukuran perusahaan

Tingkat signifikan 0,007 < 0,05 faktor-faktor pekerjaan dalam penelitian ini menggunakan faktor lingkungan pekerjan adalah faktor yang berasal dari dalam perusahaan yang

Berkaitan dengan biaya tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), UU Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan yang merupakan perubahan keempat atas UU No.7 Tahun

Kadar aspal optimum laston dengan agregat kasar batu bulat lebih rendah dari pada agregat batu pecah seperti yang terlihat pada Gambar 1.. Hal ini terkait dengan

Sedangkan kelompok komoditas yang memberikan sumbangan terjadinya deflasi adalah: kelompok sandang sebesar 0,01 persen dan kelompok transport, komunikasi, dan jasa keuangan

Tipe tanah organosol yang merupakan tanah asli pada kawasan perencanaan memiliki persediaan air tanah dalam, rata-rata curah hujan pertahun 2500 mm/tahun, batuan induk

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian produk sepeda motor Honda Revo pada PT Tunas Dwipa Matra Cabang Pahoman

Destinasi pariwisata atau yang disebut juga dengan daerah tujuan pariwisata, adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang didalamnya