• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI POTENSI KAWASAN WISATA DANAU LIMBOTO PROVINSI GORONTALO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EVALUASI POTENSI KAWASAN WISATA DANAU LIMBOTO PROVINSI GORONTALO"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBAR PENGESAHAN

ARTIKEL JURNAL

EVALUASI POTENSI KAWASAN WISATA DANAU LIMBOTO PROVINSI GORONTALO

OLEH :

VEGGY ARMAN

(2)

EVALUASI POTENSI KAWASAN WISATA DANAU LIMBOTO PROVINSI GORONTALO

Veggy Arman 1), Faizal Kasim, S.Ik, M.Si 2), Sri Nuryatin Hamzah, S.Kel. M.Si 3) Email :veggyarman@yahoo.co.id

Jurusan Teknologi Perikanan, Fakultas Ilmu-ilmu Pertanian, Universitas Negeri Gorontalo

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kawasan yang sudah ditetapkan sebagai kawasan wisata dan menilai potensi kawasan lainnya yang potensial untuk pengembangan kawasan wisata, mengetahui jenis potensi pengembangan wisata kawasan Danau Limboto, menganalisis kesesuaian lahan wisata dan daya dukung kawasan. Penelitian ini dilaksanakan selama 8 bulan, dari Bulan Oktober 2013 hingga Juni 2014. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode survey dan wawancara terstruktur. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis indeks kesesuaian wisata dan daya dukung kawasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penetapan Situs Soekarno dan Kawasan Pentadio Resort sebagai kawasan wisata, memang telah sesuai untuk peruntukkan kegiatan wisata. Kawasan lainnya yang potensial untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata yaitu Dermaga Dembe, Dermaga Iluta, dan Kawasan Budidaya.

Kata Kunci : Danau Limboto, Kesesuaian Wisata, Daya Dukung Kawasan

Veggy Arman Mahasiswi Jurusan Teknologi Perikanan1), Faizal Kasim, S.Ik, M.Si Dosen Pembimbing 12), Sri Nuryatin Hamzah, S.Kel. M.Si Dosen Pembimbing 23)

(3)

Indonesia memiliki lebih dari 500 danau dengan luas keseluruhan lebih dari 5.000 km² atau sekitar 0,25% dari luas daratan Indonesia (Marganof, 2007). Salah satu dari 500 danau tersebut yaitu Danau Limboto yang terletak di Provinsi Gorontalo dan menjadi asset sumberdaya alam serta berperan sebagai sumber pendapatan bagi nelayan, pencegah banjir, dan obyek wisata.

Hasil riset menunjukkan proses laju penyusutan luas dan pendangkalan Danau Limboto tergolong paling cepat di antara danau yang ada di Indonesia (Lehmusluoto & Machbub, 1997). Upaya pelestarian Danau Limboto bisa dikembangkan melalui pengelolaan kawasan wisata dengan melihat kawasan yang sudah ditetapkan sebagai kawasan wisata oleh pemerintah dan kawasan lainnya yang mempunyai potensi untuk dikembangkan.

Penelitian ini diharapkan dapat mendukung pengelolaan Danau Limboto yang pada gilirannya selain diharapkan dapat mempertahankan kelestarian danau, juga mempertahankan kelestarian budaya dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Sehubungan dengan hal tersebut penelitian ini mengambil judul Evaluasi Potensi Wisata Danau Limboto Provinsi Gorontalo.

(4)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan selama 8 bulan terhitung dari Bulan Oktober 2013 hingga Juni 2014. Mulai dari tahap persiapan penelitian hingga mendapatkan hasil yang diinginkan. Lokasi penelitian berada di Danau Limboto, Provinsi Gorontalo. Gambar 1 merupakan peta lokasi penelitian Danau Limboto dan titik pengambilan sampel.

Gambar 1. Lokasi Penelitian (Sumber : Badan Pusat Statistik Gorontalo)

Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah GPS untuk keperluan Sistem Informasi Geografis, thermometer untuk mengukur suhu, DO meter untuk mengukur kadar oksigen terlarut, kertas lakmus untuk mengukur derajat keasaman, botol air mineral dan stopwatch untuk mengukur kecepatan arus, meteran untuk mengukur lebar tepian danau, Secchi disk untuk mengukur kecerahan, kamera untuk dokumentasi di lapangan, papan skala untuk mengukur kedalaman, Alat tulis menulis untuk mencatat data yang diperoleh, dan kuisioner untuk dibagikan kepada masyarakat sekitar, para wisatawan, dan pelaku bisnis disekitar Danau Limboto.

Data primer meliputi data sumberdaya alam, sumberdaya manusia, kesesuain lahan, daya dukung kawasan dan keadaan umum lokasi Danau Limboto. Data sekunder meliputi data yang diperoleh dari instansi terkait, penelusuran literatur dan bahan-bahan yang terkait dengan penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat pesisir dan pengunjung yang berwisata di kawasan Danau Limboto. Peneliti mengambil sampel yang dapat menggambarkan populasi untuk mempermudah peneliti dan menghemat waktu, tenaga serta biaya pada saat penelitian.

Jumlah populasi dalam penelitian ini tidak diketahui, maka untuk mempermudah penentuan sampel maka digunakan rumus (Riduwan, 2004).

(5)

Tingkat keyakinan dalam penelitian ini ditentukan sebesar 90%, maka nilai Za/2 adalah 1.645. Tingkat kesalahan penarikan sampel ditentukan sebesar 10% maka dari perhitungan rumus tersebut dapat diperoleh sampel yang dibutuhkan yaitu:

Jadi, sampel yang akan diteliti sejumlah 68,02 orang berdasarkan rumus di atas. Untuk memudahkan peneliti, maka dibulatkan menjadi 68 orang. Masyarakat dan pengunjung yang yang dijadikan sampel masing-masing sejumlah 34 orang.

a. Analisis Kesesuaian Wisata

Analisis kesesuaian wilayah sebagai kawasan wisata danau adalah analisis untuk mengetahui kecocokkan dan kemampuan kawasan untuk penyangga segala macam kawasan wisata. Menurut Yulianda, (2007) dalam Enggraini, (2011) Persamaan yang digunakan untuk kesesuaian wisata adalah:

Keterangan :

IKW : Indeks kesesuaian wisata (%), Ni : Nilai parameter ke-i,

Nmaks : Nilai maksimum suatu kategori wisata. b. Daya Dukung Kawasan

Daya Dukung Kawasan (DDK) adalah jumlah maksimum pengunjung yang secara fisik dapat ditampung di kawasan yang disediakan pada waktu tertentu tanpa menimbulkan gangguan pada alam dan manusia, dengan perhitungan sebagai berikut: Keterangan :

DDK : Daya Dukung Kawasan (orang/hari).

K : Potensi ekologis pengunjung per satuan unit area (orang). Lp : Luas area atau panjang area yang dapat dimanfaatkan (m2/m). Lt : Unit area untuk kategori tertentu (m2/m).

Wt : Waktu yang disediakan oleh kawasan untuk kegiatan wisata dalam satu hari (jam/hari).

Wp : Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk setiap kegiatan tertentu (jam).

(6)

HASIL DAN PEMBAHASAN a. Gambaran Umum Lokasi

Danau Limboto memiliki potensi wisata yang sangat besar. Pemerintah dalam hal ini Dinas Pariwisata Provinsi maupun Kabupaten sudah menetapkan dua kawasan yaitu Situs Soekarno dan Kawasan Pentadio Resort sebagai kawasan wisata yang masing-masing berlokasi di Danau Limboto.

Selain kawasan yang sudah ditetapkan sebagai kawasan wisata, Danau Limboto juga memiliki kawasan lain yang patut untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata yaitu Dermaga Iluta, Dermaga Dembe dan Kawasan Budidaya. b. Potensi Sumber Daya Kawasan Danau Limboto.

Sumberdaya yang dimiliki oleh Danau Limboto yaitu sumberdaya hayati meliputi keberadaan plankton, potensi perikanan, dan beragam tumbuhan air. Kualitas sumberdaya air Danau Limboto dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Parameter Kuliatas air Danau Limboto

No Parameter Fisika Lokasi Situs Soekarno Kawasan Pentadio Resort Dermag a Iluta Dermaga Dembe Kawasan Budidaya 1 Suhu (ºC) 32.2 30.6 31.5 31.9 34 2 Arus (m/s) 0.01 0.02 0.01 0.41 0.03 3 Kecerahan (cm) 33.7 21 55 29.3 54.3 4 Kedalaman (m) 0.57 1.12 1.02 0.43 2.52 4 Bau Tidak Berbau Tidak Berbau Tidak Berbau Tidak Berbau Tidak Berbau 5 Warna Perairan Hijau

Jernih Hijau Jernih Hijau Jernih Hijau Jernih Hijau Jernih No Parameter Kimia Lokasi Situs Soekarno Kawasa n Pentadio Resort Dermag a Iluta Dermaga Dembe Kawasan Budidaya 1 pH 6.6 7 7.3 8 7.3 2 DO (mg/L) 0.1 0.1 0.2 0.2 0.2

Sumberdaya Manusia artinya orang yang berada di sekitar danau yang secara langsung maupun tidak langsung memanfaatkan kawasan serta berperan penting dalam pengembangan kawasan Danau Limboto. Hasil dari kuisioner menunjukan bahwa

1. Karakteristik Responden

Komposisi responden masyarakat terdiri dari 56% berjenis kelamin laki-laki dan 44% berjenis kelamin perempuan, sedangkan responden pengunjung terdiri dari 68% berjenis kelamin laki-laki dan 32% berjenis kelamin perempuan.

Sebagian besar masyarakat berumur 16-23 tahun dengan persentase 41%, masyarakat yang berumur 24-31 tahun persentasenya 12%, masyarakat yang berumur 32-39 tahun persentasenya 9%, masyarakat dengan umur 40-47 tahun persentasenya 20%, masyarakat dengan umur 48-55 tahun hanya 9% dan masyarakat dengan umur diatas 56 tahun sebanyak 10%. Pengunjung kawasan

(7)

Danau Limboto sebagian besar berumur 16-27 tahun dengan persentase 35%. Pengunjung dengan umur 28-33 tahun persentasenya 15%, pengunjung dengan umur 34-39 persentasenya hanya 3% dan pengunjung dengan umur 40-51 tahun hanya 6%.

Tingkat pendidikan masyarakat 53% merupakan lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA), lulusan SD 23%, sarjana (S1 dan S2) 12% dan merupakan lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Diploma 3 (D2 dan D3) hanya 6%. Tingkat pendidikan pengunjung sekitar Danau Limboto 70% lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA), 18% sudah memperoleh gelar sarjana (S1 dan S2), lulusan diploma (D2 dan D3) dan lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) masing-masing hanya 6%.

Pada umumnya masyarakat sekitar Danau Limboto memiliki pekerjaan sebagai nelayan yaitu 32%. Masyarakat yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 6%, masyarakat yang berdagang/wiraswasta 18% dan yang tidak mempunyai pekerjaan sebanyak 23%. Komposisi jenis pekerjaan pengunjung Danau Limboto terdiri dari mahasiswa sebanyak 53%, 6% adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS), 3% karyawan, 23% pedagang, dan 6% adalah nelayan.

Masyarakat Danau Limboto yang berpenghasilan < Rp. 500.000 sebanyak 9%, penghasilan masyarakat Rp. 500.000-Rp.1.000.000 perbulan sebanyak 15%, penghasilan masyarakat Rp. 1.000.000-Rp.2.000.000 persentasenya 26% dan masyarakat yang berpenghasilan > Rp. 2.000.000 perbulan sebanyak 21%. Sebagian besar responden yaitu 29% tidak berpenghasilan. Penghasilan pengunjung Danau Limboto sebanyak 17% berpenghasilan sekitar < Rp.500.000 perbulan. Pengunjung berpenghasilan sekitar Rp. 500.000-Rp. 1.000.000 sebanyak 15%. Pengunjung berpenghasilan Rp. 1.000.000-Rp. 2.000.000 perbulan sebanyak 12% dan pengunjung yang berpenghasilan diatas Rp. 2.000.000 perbulan sebanyak 15%. Sebanyak 41% dari responden pengunjung tidak memiliki penghasilan karena sebagian besar pengunjung yang ditemui di kawasan Danau Limboto masih pelajar.

2. Informasi Tentang Danau Limboto Oleh Pengunjung.

Hasil wawancara menunjukkan bahwa 94% pengunjung mengetahui tentang salah satu ciri khas Danau Limboto yakni ikan payangka yang memang merupakan spesies endemik yang ada di kawasan tersebut sedangkan 6% tidak mengetahui keberadaan ikan payangka. Persentase responden pengunjung sebanyak 94% menyatakan bahwa ikan payangka bisa dijadikan salah satu objek wisata dikawasan Danau Limboto dan 6% menyatakan tidak bisa.

3. Jenis Kegiatan Pemanfaatan Danau Limboto.

Responden yang datang ke kawasan Danau Limboto untuk berwisata dan ada juga yang bekerja. Masyarakat yang bekerja sebagai nelayan di Danau Limboto sebanyak 50%, masyarakat yang berdagang sebanyak 18% dan kegiatan lainnya yang dilakukan seperti berwisata sebanyak 32%. Pengunjung yang melakukan kegiatan menikmati keindahan alam sebanyak 38%, memancing sebanyak 26% , piknik sebanyak 24% dan lainnya sebanyak 12%.

(8)

Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat disekitar Danau Limboto sebanyak 62% mengetahui ekowisata dan 38% tidak mengetahui. Masyarakat yang mengetahui arti ekowisata kebanyakan pelajar dan masyarakat yang berprofesi sebagai tenaga pengajar (guru dan dosen). Sedangkan untuk pengunjung sebanyak 53% mengetahui dan 47% tidak mengetahui.

5. Persepsi Responden Terhadap Kawasan Wisata Danau Limboto

Sebagian besar pengunjung Danau Limboto yakni sebanyak 68% menyatakan kawasan Danau Limboto memang indah, sedangkan 29% menyatakan cukup indah. Ada juga 1 orang responden yang menyatakan Danau Limboto kurang indah.

Persepsi responden terhadap kenyamanan kawasan wisata Danau Limboto adalah 53% mengatakan nyaman, 41% menyatakan cukup nyaman dan 6% menyatakan kurang nyaman.

Persepsi responden terhadap aksesibilitas kawasan Danau Limboto adalah 85% mengatakan baik, dan 15% mengatakan cukup baik. Hal ini dikarenakan adanya beberapa jalan raya menuju kawasan Danau Limboto yang masih berlubang, sehingga menyulitkan kendaraan untuk mencapai kawasan, namun secara umum kondisi aksesibilitas ke kawasan Danau Limboto sudah baik.

Persepsi responden yang merasa puas berkunjung ke kawasan Danau Limboto adalah 38%, 59% menyatakan cukup puas, dan 3% menyatakan tidak puas. Salah satu contoh pelayanan di Kawasan Pentadio Resort, pelayanan oleh pengelola hanya pada saat pengambilan karcis masuk, tanpa adanya pelayanan di dalam lokasi wisata.

6. Kepedulian Responden Terhadap Kelestarian Danau Limboto.

Masyarakat Danau Limboto yang menyatakan peduli terhadap kelestarian kawasan Danau Limboto yaitu sekitar 100%. Sedangkan untuk pengunjung 97% menyatakan peduli dan 3% menyatakan tidak peduli.

7. Dampak Kegiatan Wisata

Jumlah persentase sebanyak 56% masyarakat menyatakan bahwa dengan adanya kawasan wisata Danau Limboto dapat membuka lapangan pekerjaan. Sekitar 23% dari masyarakat menyatakan bahwa dengan adanya kawasan wisata mereka dapat berinteraksi dengan pengunjung. Namun sekitar 15% masyarakat menyatakan bahwa kawasan wisata Danau Limboto tidak ada manfaat apa-apa.

Persepsi masyarakat terhadap alih fungsi lahan kawasan Danau Limboto menyatakan bahwa sekitar 23% menyatakan dampak negatif dari kawasan wisata adalah kotornya kawasan. Sekitar 18% menyatakan ada pengaruh dari aktivitas wisatawasn kepada masyarakat. Sekitar 24% menyatakan tercemarnya perairan Danau Limboto akibat aktivitas pengunjung. Sedangkan sebagian besar masyarakat dengan persentase 35% menyatakan bahwa tidak ada kekhawatiran apa-apa dari aktivitas pengunjung.

c. Analisis Kesesuaian Wisata

Berdasarkan analisis kesesuaian wisata yang diukur pada setiap Lokasi pengamatan, baik Lokasi yang sudah ditetapkan sebagai kawasan wisata oleh pemerintah maupun Lokasi yang mempunyai potensi dan patut untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata.

(9)

Kegiatan wisata pada masing masing Lokasi dapat dilihat pada Tabel 8 berikut ini.

Tabel 8. Indeks Kesesuaian Wisata Danau Limboto

No Kategori wisata

IKW % Situs

Soekarno

Pentadio

Resort Dernaga Iluta Dermaga Dembe

Kawasan Budidaya 1 Berkemah 94,12 (S) 78,43 (SB) 94,12 (S) 68,63 (SB) 43,14 (TS) 2 Berperahu 80,39 (SB) 74,51 (SB) 74,51 (SB) 64,71 (SB) 72,55 (SB) 3 Memancing 92,59 (S) 100 (S) 100 (S) 92,59 (S) 100 (S) 4 Duduk santai 90,19 (S) 68,63 (SB) 80,39 (SB) 68,63 (SB) 54,90 (SB)

Ket : S = Sesuai, SB = Sesuai Bersyarat, TS = Tidak Sesuai

d. Daya Dukung Kawasan

Daya dukung kawasan yang dimaksud adalah kemampuan kawasan untuk menerima sejumlah pengunjung dengan intensitas penggunaan maksimum terhadap sumberdaya alam yang berlangsung secara terus-menerus dalam satu hari tanpa merusak lingkungan (Enggraini, 2011).

Analisis daya dukung kawasan Danau Limboto diperlukan agar kegiatan wisata yang akan dikembangkan dapat terus berkelanjutan. Daya dukung kawasan pada setiap Lokasi berbeda. Nilai prediksi waktu, potensi ekologis pengunjung (K) dan luas area kegiatan (Lt) dapat dilihat pada Tabel 9 berikut ini.

Tabel 9. Daya dukung kawasan Danau Limboto Lokasi Jenis Kegiatan Potensi Ekologis (K)(Orang) Unit Area (Lt) Wp-(Jam) Wt-(Jam) Lp (m²) DKK (orang/ hari) Total Situs Soekarno Berkemah 5 74,7 24 24 186 12 256 Berperahu 8 1557 0,5 8 2401 197 Memancing 1 234 4 8 2401 21 Duduk santai 1 372 2 8 2402 26 Kawasan Pentadio Resort Berkemah 5 504 24 24 2085 21 203 Berperahu 4 2057 0,5 3 3938 123 Memancing 1 633 4 8 3780 12 Duduk santai 1 335 2 8 3938 47 Dermaga Iluta Berkemah 5 87,4 24 24 101 6 196 Berperahu 8 2335 0,5 8 2335 139 Memancing 1 249 4 8 2533 20 Duduk Santai 1 318 2 8 2464 31 Dermaga Dembe Berkemah 5 107 24 24 247 12 127 Berperahu 2 150 0,5 2 236 50 Memancing 1 51,8 4 8 236 9 Kawasan Budidaya Berperahu 8 1690 0,5 2 2265 172 210 Memancing 1 469 4 8 2265 10 Duduk santai 1 319 2 8 2265 28 Berperahu 8 1690 0,5 2 2265 172

(10)

KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN

1. Kawasan wisata Danau Limboto yang sudah dicanangkan sebagai kawasan wisata yaitu Situs Soekarno dan Kawasan Pentadio Resort memiliki fasilitas wisata yang cukup memadai. Kawasan lainnya yang potensial untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata juga sudah memiliki fasilitas wisata yang ditawarkan kepada pengunjung.

2. Sumberdaya Danau Limboto dapat dikembangkan sebagai kawasan ekowisata karena mempunyai potensi sumberdaya ikan, sumberdaya hayati, sumberdaya manusia, potensi pemandangan yang indah, dan vegetasi darat yang beraneka ragam.

3. Analisis kesesuaian wisata Danau Limboto menunjukkan bahwa Situs Soekarno sesuai untuk kegiatan berkemah, memancing dan duduk santai serta sesuai bersyarat untuk kegiatan berperahu. Kawasan Pentadio Resort sesuai untuk kegiatan memancing serta sesuai bersyarat untuk kegiatan berkemah, berperahu dan duduk santai. Dermaga Iluta sesuai untuk kegiatan berkemah dan memancing serta sesuai bersyarat untuk kegiatan berperahu dan duduk santai. Dermaga Dembe sesuai untuk kegiatan memancing serta sesuai bersyarat untuk kegiatan berkemah, berperahu dan duduk santai. Kawasan Budidaya sesuai untuk kegiatan memancing, sesuai bersyarat untuk kegiatan berperahu dan duduk santai serta tidak sesuai untuk kegiatan berkemah.

4. Hasil analisis Daya Dukung Kawasan wisata Danau Limboto menunjukkan bahwa Daya Dukung Situs Soekarno yaitu 256 orang/hari, Kawasan Pentadio Resort yaitu 203 orang/hari, Dermaga Iluta yaitu 196 orang/hari, Dermaga Dembe yaitu 127 orang/hari, serta Kawasan Budidaya yaitu 210 orang/hari.

B. SARAN

1. Optimalnya sebuah kawasan ekowisata Danau Limboto harus sesuai dengan Analisis Kesesuaian Wisata dan Daya Dukung Kawasan sehingga kelestarian Danau Limboto dapat terjaga.

2. Harus dilakukan peningkatan promosi mengenai kawasan wisata Danau Limboto agar pengunjung yang datang tidak hanya berasal dari Gorontalo namun bisa berdasal dari luar wilayah Gorontalo.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Enggraini, R. (2011). Kajian Sumberdaya Danau Untuk Pengembangan Wisata Danau Diatas, Kabupaten Solok. Bogor: Departemen Manajemen Sumberdaya Peraiaran, Institut Pertanian Bogor.

Lehmusluoto, P., & Machbub, B. (1997). National inventory Of the Major lakes and reservoirs In indonesia. Finland: Department Of Lymnology and Eviromental Pretection University of Helsinki Faculty of Agriculture and Forestry, Helsinki.

Marganof. (2007). Model Pengendalian Pencemaran Perairan di Danau Maninjau Sumatera Barat. Bogor: Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.

Riduwan (2004). Metode dan Teknik Menyusun Thesis. Cetakan kedua. Alfabeta. Bandung.

(12)

Gambar

Gambar 1 merupakan peta lokasi penelitian Danau Limboto dan titik pengambilan  sampel
Tabel 8. Indeks Kesesuaian Wisata Danau Limboto

Referensi

Dokumen terkait

13. Membuat evaluasi dan laporan berkala tentang pelaksanaan tugasnya, yang akan disampaikan kepada Ketua Dewan Diakonia dan Pimpinan Jemaat sesuai dengan waktu yang

Praktek Umum Kehutanan Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian USU tahun 2004 angkatan IV dilaksanakan secara berkelompok atau regu yang ditentukan secara acak dan merupakan

Tanpa bahan organik Dengan 5 ton jerami/ha Dengan 2 ton pupuk

Oleh itu, Buku Garis Panduan Pengurusan Kejohanan Balapan dan Padang (Olahraga) di Sekolah yang diterbitkan ini akan dapat membantu pihak sekolah

Sebagaimana yang telah dipaparkan di atas, bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pembayaran tagihan rekening Pembangkit Listrik Tenaga Diesel

Budidaya tanaman pangan sayuran di lahan pekarangan rumah yang dilakukan oleh para pegiat di Kelurahan Semarang merupakan suatu muara kegiatan dari program Model Kawasan

Asumsi yang digunakan adalah lokasi yang memiliki nilai atau kategori curah hujan yang tinggi (curah hujan 301 – 400 mm/bulan), tingkat kemiringan lereng yang datar

Dalam penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif ini telah ditemukan beberapa masalah, yaitu: (1) adanya penyimpangan perilaku siswa yang disebabkan