• Tidak ada hasil yang ditemukan

Corporate Brand & Communication Plan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Corporate Brand & Communication Plan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL PERKULIAHAN

Corporate Brand &

Communication Plan

Government Relations yang

Strategis untuk Reputasi

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Ilmu Komunikasi Public Relations

05

420300 Fitrie Handayani ST., MSi

Abstract

Kompetensi

Pemerintah dapat memperlancar tetapi dapat juga menghambat proses bisnis perusahaan oleh karena itu dalam hubungannya dengan pemerintah perlu membangun hubungan yang baik..

Mhs mampu mengaplkasikan

communication plan untuk Government

Relations dalam membangun reputasi positif

(2)

Pembahasan

Manajemen Reputasi

Menurut Gregory yang dikutip oleh Yosal Irianta dalam bukunya Community

Relations (2004:21), Community Relation atau hubungan komunitas adalah hubungan bisnis

yang saling menguntungkan dengan satu atau lebih stakeholders, untuk meningkatkan reputasi perusahaan menjadi sebuah perusahaan yang baik bagi masyarakat.

Dalam pelaksanaan fungsi humas, komunitas lokal dipandang sebagai suatu kesatuan dengan perusahaan yang memberi manfaat timbal balik. Prinsip kegiatan humas adalah mengharmonisasikan hubungan antara perusahaan beserta manajer dan karyawannya dengan masyarakat di sekitar perusahaan. Hubungan yang harus dibina oleh humas tidak hanya hubungan jangka pendek, tetapi juga hubungan jangka panjang. Hubungan timbal balik dengan rasa memiliki dibutuhkan oleh perusahaan agar perusahaan memperoleh dukungan komunitas.

Community relations adalah kegiatan public relations yang langsung berhadapan

dengan persoalan-persoalan sosial yang nyata yang dihadapi komunitas sekitar organisasi. Melalui pendekatan community relations itu, organisasi bersama-sama dengan komunitas sekitarnya berusaha untuk mengidentifikasi, mencari solusi dan melaksanakan rencana tindakan atas permasalahan yang dihadapi. Dalam hal ini, fokusnya adalah permasalahan yang dihadapi komunitas. Bukan permasalahan yang dihadapi organisasi. Namun dampak dari penyelesaian permasalahan yang dihadapi komunitas itu akan dirasakan juga oleh organisasi, mengingat program-program community relations pada dasarnya dikembangkan untuk kesejahteraan bersama organisasi dan komunitas.

Menjaga hubungan dengan komunitas lokal atau community relations adalah juga bentuk dari tanggung jawab sosial perusahaan.

Kesadaran tentang pentingnya mengimplementasikan CSR ini menjadi tren global seiring dengan semakin maraknya kepedulian masyarakat global terhadap produk-produk yang ramah lingkungan dan diproduksi dengan memperhatikan kaidah-kaidah sosial dan prinsip-prinsip hak azasi manusia (HAM). Bank-bank di Eropa menerapkan kebijakan dalam

(3)

pemberian pinjaman hanya kepada perusahaan yang mengimplementasikan CSR dengan baik. Sebagai contoh, bank-bank Eropa hanya memberikan pinjaman pada perusahaan-perusahaan perkebunan di Asia apabila ada jaminan dari perusahaan-perusahaan tersebut, yakni ketika membuka lahan perkebunan tidak dilakukan dengan membakar hutan.

Sebagaimana hasil Konferensi Tingkat Tinggi Bumi (Earth Summit) di Rio de Jeneiro Brazilia 1992, menyepakati perubahan paradigma pembangunan, dari pertumbuhan ekonomi (economic growth) menjadi pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development). Dalam perspektif perusahaan, di mana keberlanjutan dimaksud merupakan suatu program sebagai dampak dari usaha-usaha yang telah dirintis, berdasarkan konsep kemitraan dan rekanan dari masing-masing stakeholders.

Ada lima elemen sehingga konsep keberlanjutan menjadi penting, di antaranya adalah ;

(1) ketersediaan dana, (2) misi lingkungan

(3) tanggung jawab sosial,

(4) terimplementasi dalam kebijakan (masyarakat, korporat, dan pemerintah), (5) mempunyai nilai keuntungan (Idris, 2005).

Menghadapi tren global dan resistensi masyarakat sekitar perusahaan, maka sudah saatnya setiap perusahaan memandang serius pengaruh dimensi sosial, ekonomi dan lingkungan dari setiap aktivitas bisnisnya, serta berusaha membuat laporan setiap tahunnya kepada stakeholders-nya. Laporan bersifat non financial yang dapat digunakan sebagai acuan oleh perusahaan dalam melihat dimensi sosial, ekonomi dan lingkungannya.

Idris (2005) mengemukakan sesungguhnya substansi keberadaan CSR adalah dalam rangka memperkuat keberlanjutan perusahaan itu sendiri di sebuah kawasan, dengan jalan membangun kerjasama antar stakeholders yang difasilitasi perusahaan tersebut dengan menyusun program-program pengembangan masyarakat sekitarnya. Atau dalam pengertian kemampuan perusahaan untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya, komunitas dan stakeholder yang terkait dengannya, baik lokal, nasional, maupun global. Karenanya pengembangan CSR ke depan seyogianya mengacu pada konsep pembangunan yang berkelanjutan (Sustainability development).

Prinsip keberlanjutan ini mengedepankan pertumbuhan, khususnya bagi masyarakat miskin dalam mengelola lingkungannya dan kemampuan institusinya dalam mengelola pembangunan, serta strateginya adalah kemampuan untuk mengintegrasikan dimensi

(4)

ekonomi, ekologi, dan sosial yang menghargai kemajemukan ekologi dan sosial budaya. Kemudian dalam proses pengembangannya tiga stakeholders inti diharapkan mendukung penuh, di antaranya adalah; perusahaan, pemerintah dan masyarakat.

Dalam implementasi program-program CSR, diharapkan partisipasi aktif para stakeholders. Dengan demikian diharapkan pengambilan keputusan, menjalankan keputusan, dan pertanggungjawaban dari implementasi CSR akan diemban secara bersama. Ke depannya dalam menyikapi CSR ini sesungguhnya perlu ada kajian dan sosialisasi yang serius di internal perusahaan dari semua departemen di dalamnya. Paling tidak untuk menyamakan persepsi di antara pelaku dan pengambil kebijakan di dalam satu perusahaan, karena perubahan paradigma pengelolaan perusahaan yang terjadi saat ini, baik ditingkat lokal maupun global, tidak serta merta dipahami oleh pengelola dan pengambil kebijakan di satu perusahaan sehingga pemahaman akan wacana dan implementasi CSR beragam pula, dan otomatis akan mengalami hambatan-hambatan secara internal perusahaan.

Public Relations dan Pemerintah

Public Relations adalah profesi yang mengurusi hubungan antara suatu perusahaan dan publiknya yang menentukan hidup perusahaan itu (Widjaja,2001). Pada intinya pubilc relations merupakan kegiatan menjaga hubungan baik dengan publik internal maupun eksternal, termasuk didalamnya membangun hubungan baik dengan pemerintah.

Pemerintah diartikan dalam beberapa definisi seperti, pemerintah adalah lembaga atau badan publik yang mempunyai fungsi dan tujuan negara. Ada juga yang mendefinisikan sebagai kumpulan orang-orang yang mempunyai kewenangan untuk mengatur atau melaksanakan koordinasi pemerintah serta pembangunan masyarakat di lembaga-lembaga dimana mereka di tempatkan.

Fungsi PR yang bertanggung jawab atau berhubungan dengan pemerintah disebut Goverment Relations. Government Relations adalah seni berhubungan dengan berbagai lembaga penentu kebijakan (eksekutif, legislatif) yang mempengaruhi perusahaan pada level lokal, nasional maupun internasional. Hubungan yang baik dengan pemerintah bisa memudahkan perusahaan dalam menyesuaikan kebijakan yang akan diambil dengan kebijakan-kebijakan pemerintah, sehingga kebijakan tersebut terwujud sesuai dengan aturan pemerintah dan tidak melanggar hukum.

(5)

Frazier Moore memberikan asumsi tentang government relations sebagai berikut:

a. Pemerintah dengan undang-undangnya, bisa melakukan banyak pembatasan bagi sebuah perusahaan.

b. Hampir di setiap jalan bisnis dipengaruhi pemerintah yang menetapkan dan memaksakan peraturan bisnis serta menentukan iklim dimana bisnis harus berfungsi.

Segala bentuk campur tangan pemerintah seperti kebijakan ekonomi, peraturan perpajakan, perlindungan konsumen, privatisasi, dll memberikan dampak pada dunia bisnis. Beberapa bisnis bisa berhasil karena kesabaran mengadakan dialog dengan pemerintah atau tokoh-tokoh penting. Salah satu aspek penting dalam pemerintahan demokratis adalah berdialog mengenai rencana dan rancangan UU dengan pihak-pihak yang akan terkena dampaknya.

Tugas dan Fungsi Government Relations

Government relations ditujukan untuk dapat memperlancar jalannya operasional perusahaan karena pemerintah adalah pihak yang berkuasa yang dapat memperlancar tetapi juga dapat memperlambat proses bisnis. Oleh sebab itu government relations perlu dilakukan untuk membangun hubungan yang baik dengan pemerintah. Karena hubungan dengan pemerintah memiliki tiga fungsi penting, yaitu;

a. Fungsi prediksi (predictable)

Fungsi ini digunakan untuk memprediksi tentang kebijakan-kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan perusahaan.

b. Accountable (penghitungan)

Kondisi dimana suatu perusahaan harus memperhitungkan apa saja yang harus dipertanggung-jawabkan seperti kebijakan perusahaan mengenai pajak, insentif, perburuhan dan masih banyak lagi.

c. Legislatif

Fungsi ini terkait dengan peraturan perundang-undangan. Pendekatan terhadap eksekutif dan legislatif sangat penting agar kebijakan pemerintah dan undangan dapat menjamin masa depan perusahaan.

Selain itu Government relations juga memiliki tugas penting untuk:

(6)

2. Memantau lembaga pembuat keputusan dan peraturan pada area yang mempengaruhi bidang usaha mereka.

3. Mendorong partisipasi para pemilih (rakyat) pada setiap lapisan masyarakat.

4. Mempengaruhi undang-undang yang berdampak pada ekonomi rakyat dan pelaksanaanya.

5. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman para pembuat keputusan.

6. Mengurangi ketidakpastian karena tidak dapat membaca tanda-tanda peraturan.

7. Mempercepat keluarnya keputusan yang berkaitan dengan operasi perusahaan, seperti ijin eksploitasi hasil alam dan sebagainya.

8. Meningkatkan pemahaman satu sama lain.

9. Mendapatkan perlindungan dan pembelaan pada saat perusahaan menghadapi krisis.

Peran Public Relations dalam Pemerintah

Dalam Government relations hubungan PR tidak lepas dari lobby dan negosiasi. Lobby merupakan kegiatan yang dilakukan secara informal untuk mendekati pemerintah atau bisa juga suatu upaya pendekatan yang dilakukan oleh satu pihak yang memiliki kepentingan tertentu untuk memperoleh dukungan dari lain yang dianggap memiliki pengaruh atau wewenang dalam upaya pencapaian tujuan yang ingin dicapai. Adapun Negosiasi merupakan kegiatan perundingan atau proses tawar menawar dengan cara berunding untuk memberi atau menerima guna mencapai kesepakatan antara satu pihak atau dan pihak yang lain.

Kegiatan hubungan dengan pemerintahan oleh pejabat PR biasa dilakukan dengan cara melakukan lobi. Pelobi muncul dari tuntutan perusahaan yang tidak dapat dipenuhi oleh government relations-nya. Kadang karena tidak adanya pelobi yang tangguh maka perusahaan menyewa PR (konsultan PR) beserta timnya untuk melobi pemerintah.

Peran para pelobi di Indonesia belakangan cukup menonjol. Para mantan pejabat pemerintah umumnya dikenal sebagai anggota dwan komisaris suatu perusahaan yang banyak memerlukan lobi dengan pemerintah.

A.B Susanto menyebutkan melobi pada dasarnya merupakan “usaha yang dilaksanakan untuk mempengaruhi pihak-pihak yang menjadi sasaran agar terbentuk sudut pandangan

(7)

positif terhadap topik lobi, dengan demikian diharapkan memberikan dampak positif bagi pencapaian tujuan”.

Selanjutnya menurut Tarsis Tarmudji dikemukakan pokok pikiran yang menjelaskan tentang lobi sebagai berikut:

 Kegiatan lobi melibatkan beberapa pihak yaitu pihak pelobi dan pihak yang dilobi.

 Sasaran pelobi, orang atau pihak yang dilobi adalah para pembuat undang-undang, pejabat pemerintah, pimpinan politik dan sejumlah tokoh yang memiliki pengaruh dan kekuasaan.

 Kegiatan lobi dapat dilakukan individual atau berkelompok dengan sasaran lobi juga individual atau lembaga.

 Kegiatan lobi juga dimaksudkan untuk memperoleh teman yang berguna bagi pelobi maupun organisasi

 Pelobi melakukan kegiatan lobinya dengan tujuan untuk mempengaruhi mereka yang menjadi sasaran lobi.

 Ada unsur pressure (tekanan) pada saat kegiatan lobi tengah berlangsung  Lobi adalah kegiatan yang bersifat informal.

Lobby-lobby dalam government relations dilakukan dalam bentuk: a. Lobby langsung (konvensional)

b. Grass Roots Lobbying : Melibatkan masyarakat atau massa untuk melakukan proses lobbying. Contohnya: memberikan argumen bahwa perusahaan ini memiliki kepentingan dengan public

c. Political Action Committes (PACs) : Melibatkan masyarakat namun dengan konsep yang formal dan adanya kemungkinan unsur politik.

Bentuk-bentuk lobby atau negosiasi dalam pelaksanaannya juga harus diimbangi dengan pengetahuan mengenai strategi, modal dan karakteristik lobby atau negosiasi itu sendiri. Strategi Lobby / Negosiasi :

1. Mengetahui persis target yang ingin dicapai 2. Memiliki wewenang untuk melakukan negosiasi 3. Mendalami masalah yang akan dirundingkan 4. Mengenali mitra rundingnya dengan baik

5.

Memahami hal-hal prinsip dan bukan prinsip

(8)

Ada beberapa hal penting yang harus diingat dalam peranan Public Relations dalam lingkup kegiatan lobi dan negosiasi, yaitu;

a. Negosiasi adalah perundingan dua pihak yang saling berselisih.

b. Negosiasi dan lobby punya tujuan yang sama yaitu mencapai kesepakatan. c. Lobby merupakan awal negosiasi.

d. Negosiasi merupakan lobby yang diformalkan.

Menurut French dan Roven, modal Lobby dan Negosiasi dapat diperoleh dari:  Otoritas

 Informasi dan keahlian

 Kontrol terhadap penghargaan

 Kekuatan memaksa dengan kekerasan  Aliansi dan jaringan

 Akses dan kontrol terhadap agenda  Mengendalikan tujuan dan simbol-simbol  Kekuatan Personal

Kunci Sukses Program Government Relations

 Identifikasi tokoh kunci (decision makers, orang kepercayaan dll) dan jalin hubungan dengan mereka. Targetnya adalah agar mereka mau membalas telepon Anda. Artinya mereka sudah menganggap Anda sebagai teman.

 Tetap berhubungan meskipun Anda sedang tidak membutuhkan mereka. Tujuannya agar mereka tetap ingat pada Anda, dan ingat juga ketika ada informasi penting yang perlu disampaikan pada Anda.

 Berpikir untuk jangka panjang.

 Boleh jadi bukan sekali ini saja kita berhubungan dengan pemerintah. Di kesempatan lain ada kemungkinan kita perlu berhubungan dengan mereka, sehingga kesan baik diperlukan agar tidak mempersulit kita di kemudian hari.  Juga identifikasi tokoh-tokoh yang berpeluang atau berpotensi untuk

memegang kekuasaan di beberapa tahun ke depan. Mulai jalin hubungan dengan mereka agar ketika mereka menjabat, kita bukanlah orang baru buat mereka

(9)

 Jangan buang-buang waktu, terutama waktu mereka

Buatlah kesan bahwa kita ‘ada’ tapi tidak menganggu atau menjadi beban.

Kunjungan untuk bertemu bila dilakukan spontan tujuannya untuk menjaga hubungan baik saja, sebaiknya dilakukan dengan perjanjian. Lakukan dengan singkat dan jelas.

(10)

Daftar Pustaka

- Ardianto, Elvinaro dan Sumirat, Soleh. 2004. Dasar-dasar Public Relations. Cetakan Ketiga. Remaja Rosdakarya, Bandung.

- Rahman, Reza. Corporate Social Responsibility. 2009. PT Buku Kita: Jakarta

- http://contohmediarelations05.blogspot.com/2012/12/goverment-relations.html diakses pada tanggal 7 oktober 2014 pukul 19.45

Referensi

Dokumen terkait

diketahui bahwa sebagian besar perawat memiliki tindakan yang tidak sesuai dalam pencegahan infeksi nosokomial seperti tidak mencuci tangan sebelum kontak dengan pasien,

D 23 April 2015 14:00 wib Yohanes Widodo - Yohanes Widodo LUKAS Nobertus Ribut Catherine Dianti 080903594 3. PENGARUH TINGKAT KEPERCAYAAN ENDOSER IKLAN TERHADAP MINAT BELI

Ketika seorang anak sekolah berada pada suatu keadaan lingkungan yang tidak mendukung dan atau menyenangkan dan memiliki konsep diri rendah maka sangat rentan

Berikut ini adalah sebagian soal – soal Integral yang saya ambil dari soal Berikut ini adalah sebagian soal – soal Integral yang saya ambil dari soal Ujian Nasional tahun 2000

Aktivitas mineralkortikoid tidak mempunyai efek dalam inflamasi alergi dan dapat menyebabkan efek samping, antara lain retensi air dan natrium yang menyebabkan edema dan

Penyusunan Tugas Perencanaan Unit Pengolahan Pangan dengan judul “Perencanaan Unit Sanitasi Pabrik Wafer Cream dengan Kapasitas Produksi 43.200 Kemasan per Hari @ 62,5

Mekanisme yang sedang dikembangkan di internasional untuk menurunkan emisi dengan mencegah deforestasi dan degradasi Perkembangan selanjutnya REDD+ memasukkan konservasi, PHL dan

Trauma – trauma intra abdomen tumpul disebabkan oleh benturan antara orang yang mengalami trauma dan lingkungan luar tubuh dengan proses aselerasi atau deselerasi yang