• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI PENUTUP. Dari pemaparan yang telah diuraikan oleh penulis dapat diambil. kesimpulan mengenai komunikasi politik Abdurrahman Wahid selama

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB VI PENUTUP. Dari pemaparan yang telah diuraikan oleh penulis dapat diambil. kesimpulan mengenai komunikasi politik Abdurrahman Wahid selama"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pemaparan yang telah diuraikan oleh penulis dapat diambil kesimpulan mengenai komunikasi politik Abdurrahman Wahid selama menjadi presiden yang termanifestasikan dalam teks pidato kenegaraan yang disampaikan di depan sidang Dewan Perwakilan Rakyat pada 16 Agustus 2000.

1. Secara analisis teks, wacana mengenai komunikasi politik Gus Dur memberikan suatu makna bahwasanya dalam mensejahterakan rakyatnya memang penuh dengan suatu trik atau segala cara untuk memperolehnya tanpa melihat status sosial maupun strata sosial. Melalui teks yang disampaikan banyak mengandung suatu pengungkapan realitas yang terjadi pada saat sebelum dan masih dalam proses kepemimpinannya. Baik yang bersangkutan dengan kehidupan perekonomian, politik, sosial, budaya dan agama.

2. Secara analisis konteks, komunikasi politik Gus Dur, persepsi yang terbentuk di masyarakat merupakan persepsi positif dan negatif atas pemerintahannya. Hal tersebut disebabkan oleh ciri khas sikap Gus Dur yang selalu nyeleneh dan menjadi kontroversi dalam masyarakat luas terlebih-lebih di kalangan NU, karena salah satu faktornya utamanya adalah ketika Gus Dur memutuskan suatu pendapat atau hukum bisa

(2)

berubah sesuai dengan alasan yang kuat dalam rangka menyikapi perubahan kondisi dan kebutuhan manusia yang bersifat dinamis. 3. Secara analisis kognisi sosial menunjukkan bahwasanya komunikasi

politik Gus Dur melintasi tiga model lapisan budaya. Petama, Gus Dur bersentuhan dengan kultural pesantren yang sangat hierarkis, tertutup dan penuh denga etika yang serba formal. Kedua, dunia Timur Tengah yang terbuka dan keras. Ketiga, budaya barat yang liberal, rasional dan sekuler sehingga dalam menyikapi permasalahan keterkaitan dengan konsep yang dibangun untuk mensejahterakan rakyatnya tanpa mengenal suku, budaya, ras dan agama.

Pada dasarnya komunikasi politik Gus Dur ditujukan untuk mementingkan kesatuan wilayah dan kesatuan jiwa atas agama demi membangun kebangsaan atau nasionalisme dan generasi penerus bangsa. Ini merupakan manifestasi keyakinan dan kepedulian Gus Dur terhadap upaya menerapkan syari’ah Islam yang humanis dan universal dengan menawarkan alternatif pemikiran bagi penyelesaian persoalan bangsa dan negara tanpa harus mengorbankan pihak manapun tetap harus menghormati semua golongan dengan konsep Maqashid AL-Syari’ah. Perjuangan Gus Dur adalah menegakan ad-daruriat (keharusan pokok), merupakan suatu keniscayaan yang harus ada demi kelangsungan kehidupan manusia. Keniscayaan tersebut adalah menyelamatkan agama, akal, harta, keturunan, dan harga diri. Sedangkan sumber penyebab hilangnya keniscayaan tersebut berasal dari kekerasan dan kejahatan. Karakter komunikasi politik demikian merupakan

(3)

ciri dan pemikiran Kiri Islam, yang gigih dan kritis mempromosikan pemikiran alternative berbasis Islam subtantif, mengedepankan kebersamaan, keadilan kebebasan dan sikap egalitarian di tengah-tengah masyarakat Indonesia yang plural.

B. Saran

Kalau kita lihat realitas yang terjadi pada saat ini, politik merupakan sebuah senjata primer bagi kalangan-kalangan yang mempunyai kewenangan dalam memutuskan sesuatu yang berorientasi hanya kepada merenggut kekayaan pribadi. Tanpa harus mempertimbangkan dari efek yang telah mereka lakukan. Sehingga akhirnya masyarakat hidup dalam keterpurukan dan keniscayaan. Oleh sebab itulah penulis mengharapkan kepada para politikus yang bergelut dalam pemerintahan agar melihat kembali bagaimana komunikasi politik yang digunakan oleh Gus Dur dalam menata kehidupan berbangsa dan bernegara yang majemuk dan plural. Tanpa harus membedakan suku, ras dan budaya. Banyak pelajaran yang bisa kita ambil melalui komunikasi politik Gus Dur. Karena Gus Dur selalu melakukan komunikasi dengan orang yang berbeda pandangan atau lawan politiknya. Salah satu yang dilakukan oleh Gus Dur yaitu dengan melakukan silaturahim. Melalui silaturahim tersebutlah bisa mencairkan kebekuan dan menjaga keharmonisan atau keselarasan sosial.

(4)

DAFTAR PUSTAKA A. BUKU-BUKU

Alwi dkk. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1998.

Ahmad, Munawar. Ijtihad Politik Gus Dur (Analisi Wacana Kritis), Yogyakarta: Lkis, 2010.

Ali, Novel. Peradaban Komunikasi Politik (Potret Manusia Indonesia), Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

Aziz, Ahmad Amir. Neo-modernisme Islam di Indonesia Gagasan Sentral Nurcholish Madjid dan Abdurrahman Wahid, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999.

Barton, Greg. Biografi Gus Dur (The Authorized Biography of Abdurahman Wahid), Yogyakarta: LKiS, 2011.

Prisma Pemikiran Gus Dur, Yogyakarta: LKiS, 2010.

Bukhori, Pahrurroji M. Membebaskan Agama Dari Negara (Pemikiran Abdurrahman Wahid dan Ali Abd ar-Raziq),cet , Bantul: Pondok Edukasi, 2003.

Cangara, Hafied. Komunikasi Politik (Konsep, Teori dan Strategi), Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011.

Darma, Yoce Aliah. Analisi Wacana Kritis, Bandung: CV. Yrama Widya, 2009.

Departemen Agama RI, Direktori Tokoh Ulama Indonesia, Dirjen Bimas Depag RI, 2008.

Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997.

Dhahiri, Hanif. 41 Warisan Kebesaran Gus Dur, Yogyakarta: PT LKiS Printing Cemerlang, 2010.

Effendi, Onong Uncjana. Dinamika Komunikasi, cet IV, Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2000.

Eriyanto. Analisi Wacana (Pengantar Analisis Teks Media), Yogyakarta: LKiS, 2012.

(5)

Faisol. Gus Dur & Pendidikan Islam; Upaya Mengembalikan Esensi Pendidikan di Era Global; Jogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011.

Fathoni, Abdurrahman. Metodologi Penelitan dan Teknis Penyusunan Skripsi, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.

Ghofur, Abdul. Demokratisasi dan Prospek Hukum Islam di Indonesia, Yogyakarta: Pustaka Pelajar , 2002.

Hamid, Abdul dan Yaya. Pemikiran Modern Dalam Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2010.

Ibrahim, Idi Subandy. Kecerdasan Komunikasi (Seni Berkomunikasi Kepada Publik), Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2009.

Jhon L. Esposito dan Jhon O. Voll, Tokoh Kunci Gerakan Islam Kontemporer, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2002.

Jumat, Gani. Nasionalisme Ulama (Pemikiran Politik Kebangsaan Sayyid Idrus bin Salim Aljufriy, 1891-1969), Jakarta: Kementerian Agama RI, 2012.

Kuswarna, Engkus dkk. Membangun Ilmu Komunikasi yang Multidisipliner, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011.

Mandan, Arief Mudatsir. Jejak Langkah Guru Bangsa, Jakarta: Pustaka Indonesia Satu, 2010.

Misrawi, Zuhairi. Gus Dur Santri Par Excellence Teladan Sang Guru Bangsa, (ed) Irwan Suhanda, Jakarta: Kompas Media Nusantara,2010

Muhammad, Haerry dkk. Tokoh-Tokoh Islam yang Berpengaruh Abad20, Jakarta: Gema Insani, 2006.

Muhaimin, Yahya. Masalah-Masalah Pembangunan Politik, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1988.

Moleong, Lexi J. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005.

Nata, Abudin. Tokoh-tokoh Pembaruan Pendidikan Islam Di Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005.

Rahardjo, Mudjia. Mengapa Gus Dur Jatuh? (Suatu Kajian Bahasa Dalam Wacana Politik), Surabaya: Lutfansah Mediatama, 2005.

Rahim, Husni. “Kesultanan Palembang Menghadapi Belanda Serta Masuk dan Berkembangnya Islam di Daerah Palembang”, dalam “artikel”Sejarah

(6)

Pemikiran, Rekonstruksi, Persepsi, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993.

Redaksi Sinar Grafika, Undang-undang Otonomi Daerah 1999, Jakarta: Sinar Grafika, 1999.

Rifai, Muhammad. Gus Dur (KH. Abdurahman Wahid Biografi Singkat 1940-2009), Yogyakarta: Garasi House Of Book, 2012.

Roham, Abujamin. Ensiklopedi Lintas Agama, Jakarta: Emerald, 2009.

Rusmandi, Dedy. Tekhnik dan Cara Berpidato, cet II, Bandung: Sinar Baru, 1992.

Rayamayulis dan samsul Nizar, Ensiklopedi Tokoh Pendidikan di Dunia Islam dan Indonesia, Jakarta: Quantum Teaching, 2005.

Sanit, Arbi. Sistem Politik Indonesia (Kestabilan Peta Kekuatan, Politik dan Pembangunan), Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011.

Sarwono, Jonathan, Metode Penelitian (Kuantitatif dan Kualitatif), Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006.

Suhanda, Irwan (ed). Gus Dur Santri Par Excellence, Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2010.

Sumargono, Ahmad, Denny JA dkk. Negara Sekuler (Sebuah Polemik), Jakarta Pusat: Putra Berdikasi Bangsa, 2000.

Suwito. Pengantar Awal Sosiolinguistik (Teori dan Problema), Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 1983.

Wahid, Abdurrahman. Islamku, Islam Anda dan Islam kita Agama Masyarakat dan Negara Demokrasi, Jakarta: The Wahid Institute Seeding pluraland Peacepul Islam, 2006.

Wahid, Abdurrahman dan Daisaku. Dialog Peradaban Untuk Toleransi dan Perdaimaian, Jakarta: PT Gramedia pustaka utama, 2010.

Wahid, Abdurahman. Tabayun Gus Dur (Pribumisasi Islam, Hak Minoritas, Reformasi Kultural), (penyunting) Saleh Isre, Yogyakarta: LKiS, 2010. Prisma Pemikiran Gusdur, Yogyakarta: LKis, 2000.

Waskito, Abu Muhammad. Cukup 1 Gus Dur saja, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2010.

(7)

Zakki, Muhammad. Gus Dur Presiden Republik Akhirat, Waru-Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka, 2010.

Zamroni, Muhammad. Filsafat Komunikasi, cet I, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009.

B. JURNAL

Rani, Samsul. “Paradigma Komunikasi Tentang Politik Syar’I”, dalam Al-hadadharah Jurnal Ilmiah Ilmu Dakwah, Vol. 8, No. 15, Januari-Juni 2009. C. INTERNET Sumber: http://www.ri.go.id/istana/speech/ind/16agustus00.htm. http://www.kamusbesar.com/56141/pidato-kenegaraan#arti. http://phianz1989.blogspot.com/2011/10/analisis-keutuhan-wacana-pidato.html

Referensi

Dokumen terkait

P"#$A%ASAN  7 0enurut saya seorang pedagang adalah suatu pekerjaan yang sangat penting dalam roda perekonomian kita "engan adanya pedagang, kita sebagai masyarakat sangat

Perairan Muara Badak memiliki 24 jenis plankton, dari hasil analisis indeks keanekaragaman, indeks keseragaman dan indeks dominansi menunjukkan bahwa perairan ini

caesaria. Penelitian pada tahun 2001, persalinan di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan sebanyak 290 kasus dengan 69 kasus tindakan sectio caesaria. Sedangkan di Rumah Sakit

Terdapat 2 IPR (Ijin Pertambangan Rakyat), yaitu milik Darso, dan Klp.Sengon dengan bahan galian batu putih dan jenis hasil produksi berupa batu andesit dan

571 PK/PDT/2008, meskipun termohon peninjauan kembali I (pengugat kopensi) dalam posita dapat membuktikan hubungan hukum antara termohon peninjauan kembali I (pengugat kopensi)

Simposium lahan gambut internasional ini dimaksudkan untuk memperkuat momentum dan menjadikannya menjadi aksi untuk mentransformasi restorasi lahan gambut dari fase

Antropometri adalah ilmu yang secara khusus mempelajari tentang pengukuran tubuh manusia guna merumuskan perbedaan-perbedaan ukuran pada tiap individu, ukuran

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Untuk menganalisis pengaruh umur dan jumlah tanggungan