BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Brand (Merek) 2.1.1 Pengertian Merek
Pemerekan merupakan salah satu strategi yang dapat digunakan oleh suatu perusahaan untuk mendapatkan posisi yang diinginkan dalam pemikiran calon pelanggan. Merek adalah suatu nama, istilah, tanda, simbol, atau desain (atau kombinasi dari semua ini) yang mengidentifikasi pembuat atau penjual produk, yang bisa sebagai barang berwujud, jasa, organisasi, tempat, orang atau ide/gagasan (Limakrisna, 2012:49)
Menurut Laksana(2008:77) Merek adalah suatu nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau gabungan semua ini yang diharapkan mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang, penjual atau sekelompok penjual dan diharapkan akan membedakan barang dan jasa dari produkpesaing.Sedangkan menurut Bruce J. Walker (Sunyoto, 2014:102) a brand is a name, term, symbol, and or special design that is intended to identity the goods or service of one seller or group of
sellers (sebuah merek adalah suatu nama, istilah, tanda, atau desain atau gabungan semua yang diharapkan mengidentifikasikan barang atau jasa dari seorang atau sekelompok penjualan).
2.1.2 Karakteristik Merek
1. Terlindung dengan baik 2. Mudah diucapkan 3. Mudah diingat 4. Menarik
5. Menampilkan manfaat produk atau saran penggunaan produk 6. Menonjolkan citra perusahaan atau produk
7. Menonjolkan perbedaan produk dibanding pesaing
Setiap perusahaan dalam menentukan merek bagi produknya harusmempunyai dan memenuhi karakteristik di atas.Apabila merek sudah mempunyai dan memenuhi karakteristik tersebut, maka merek tersebutbesar kemungkinannya dapat diterima oleh konsumen.
2.1.3 Tujuan Merek
MenurutWidiana (2010:43) Merek merupakan visualisasi dari citra yang ingin ditanamkan di benak konsumen. Dalam konteks lain, merek sering menggunakan kata trademark (merek dagang). Merek sendiri digunakan untuk beberapa tujuan antara lain:
1. Sebagai identitas, yang bermanfaat dalam diferensiasi atau membedakan produk suatu perusahaan dengan produk saingannya. Ini akan mempermudah konsumen untuk mengenalinya saat berbelanja dan saat melakukan pembelian ulang.
2. Alat Promosi, yaitu sebagai daya tarik produk
3. Untuk membina citra, yaitu dengan memberikan keyakinan, jaminan kualitas. Serta prestise tertentu kepada konsumen
2.1.4 Manfaat Merek
Sekarang ini, hampir semua produk sudah diberi merek bahkan produk-produk yang sebelumnya tidak menggunakan merek.Merek sangat diperlukan oleh suatu produk, karena selain merek memiliki nilai yang kuat, merek juga bermanfaat bagi konsumen dan produsen seperti yang dikemukakan oleh Sunyoto(2014:103), yaitu:
1. Bagi konsumen, manfaat merek adalah:
a. Merek dapat mempermudah konsumen dalam meneliti produk atau jasa b. Merek dapat membantu konsumen atau pembeli dalam memperoleh
kualitas barang yang sama, jika mereka membeli ulang serta dalam harga 2. Bagi produsen, manfaat merek adalah:
a. Nama merek memudahkan penjualan untuk mengolah pesanan-pesanan dan menekan permasalahan
b. Merek juga akan membantu penjual mengawasi pasar mereka karena pembeli tidak akan menjadi bingung
c. Merek memberi penjual peluang kesetujuan konsumen pada produk
d. Merek juga dapat membantu penjual dalam mengelompokkan pasar ke dalam segmen-segmen
e. Citra perusahaan dapat dibina dengan adanya merek yang baik
f. Dengan merek akan melindungi penjualan dari pemalsuan ciri-ciri produk tersebut
2.1.5 Fungsi Merek
1. Fungsi identitas
Dengan merek, dapat diketahui identitas produk maupun identitas perusahaan pembuat produk, karena dalam label merek ada hal-hal yang wajib dicantumkan, seperti nama perusahaan, komposisi produk, aturan pakai, efek samping, hal-hal yang perlu dihindari dan lain sebagainya.
2. Fungsi kualitas
Sebuah merek juga dapat menunjukkan kualitas produk.Jika merek sudah terkenal dan mapan, berarti produk tersebut telah diakui kualitasnya oleh konsumen.Seorang konsumen tidak akan melakukan pembelian ulang, jika kualitas produknya tidak baik. Sebaliknya konsumen akan mencari dan membeli kembali secara berulang untuk produk yang kualitasnya baik.
3. Fungsi loyalitas
Jika identitas produk jelas dan kulitas produk baik, serta konsumen selalu mencari dan membeli berulang kali, berarti perusahaan telah sukses menciptakan pelanggan.Untuk itu pihak perusahaan harus menjaga pelanggan-pelanggan tersebut dengan strategi pemasaran yang tepat agar tetap menjadi pelanggan yang royal terhadap produknya
4. Fungsi Citra/Image
2.1.6 Strategi Merek
Merek produk mempunyai strategi dalam hal ini strategi merek dibedakan menjadi dua, yaitu strategi pabrikan dan stategi pialang (Sunyoto 2014:11)
1. Strategi Pabrikan
a. Memasarkan produk dengan merek sendiri
Strategi ini biasanya dilakukan perusahaan karena perusahaan besar dan baik dalam manajemennya.
b. Mencantumkan merek di bahan dan peralatan produksi
Hal ini dilakukan karena keinginan untuk mengembangkan bagian pasar produknya dan menjalin kerjasama antara produsen dan penyuplai.
c. Pemasaran produk di bawah merek pialang
Hal ini dilakukan dalam harapan meningkatkan volume penjualan dan produsen dapat mendayagunakan sumber daya produksi lebih efektif
2. Strategi Pialang (perantara) a. Hanya memakai merek pabrik
Hal ini dilakukan karena pialang tidak berani menanggung dua beban sekaligus yaitu mempromosikan merek dan mempertahankan kualitasnya
b. Memakai merek pialang bersama-sama merek pabrik Hal ini dilakukan karena lebih menarik konsumen 2.1.7 Tingkatan Merek
1. Atribut, satu merek menyampaikan atribut tertentu ke dalam pikiran orang, misalnya mobil merek mercedes menyatakan atributnya sebagai mobil yang mahal dengan rancangan yang baik, rancangan mesin yang baik serta awet
2. Manfaat, pelanggan tidak hanya membeli atribut, mereka juga membeli manfaat. Oleh karena itu, atribut harus diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan emosional
3. Nilai, merek menyatakan sesuatu mengenai nilai suatu produk mercedes
dinilai oleh pembeli adalah kinerjayang tinggi dan keamanan yang baik. 4. Budaya, merek mencerminkan budaya tertentu.Mercedes mencermnkan
budaya jerman, terorganisasi, efisien dan kualitasnya tinggi 5. Kepribadian, merek dapat memproyeksikan kepribadian tertentu.
6. Pemakai, merek yang menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan produk.
Tantangan dalam pemberian merek terhadap suatu produk bagi suatu perusahaan adalah mengembangkan satu kumpulan makna yang mendalam untuk merek tersebut.
2.2 Image (Citra) 2.2.1 Pengertian Citra
yang penting bagi produsen, sebab citra adalah salah satu kriteria yang digunakan konsumen dalam membuat keputusan membeli.Untuk itu, produsen perlu membangun citra yang baik di mata konsumen denganusaha yang keras, karena belum tentu apa yang diproyeksikan sama dengan apa yang dipersepsikan oleh konsumen.Pengertian Citra secara umum, merupakan sekumpulan keyakinan, ide, kesan, dan persepsi dari seseorang, suatu komunitas, atau masyarakat terhadap suatuproduk, merek, figur, organisasi, perusahaan bahkan negara yang dibentuk melalui suatu proses informasi yang diperoleh melalui berbagai sumber.
2.2.2 Fungsi Citra
Menurut Kotler dan Keller (2016:388) citra yang positif mempunyai 3 fungsi, yaitu:
1. Membangun karakter dan nilai suatu produk
2. Citra mewujudkan karakter ini dengan cara yang menonjol 3. Citramengerahkan kekuatan emosional
2.3 Brand Image (Citra Merek) 2.3.1 Definisi Citra Merek
Menurut Supranto danLimakrisna (2007:132) Citra Merek adalah apa yang konsumen pikir atau rasakan ketika mereka mendengar atau melihat nama suatu merek atau pada intinya apa yang konsumen telah pelajari tentang suatu merek. Citra merek disebut juga memori merek yang skematik, berisi interpretasi pasar sasaran tentang atribut/karakteristik produk, manfaat produk, situasi penggunaan dan karakteristik manufaktur/pemasar.
merepresentasikan keseluruhan persepsi konsumen terhadap merek yang terbentuk karena informasi dan pengalaman konsumen terhadap suatu merek.Citra terhadap merek suatu produk mempunyai peran penting dalam mempengaruhi perilakuan pembelian.Konsumen yang mempunyai citra positif terhadap suatu merek cenderung memilih merek tersebut dalam pembelian.
Sedangkan menurutWidiana (2010:44) citra merek adalah citra yang dibangun dengan memasukkan kepribadian/citra ke dalam produk atau jasa, untuk kemudian dimasukkan ke dalam alam bawah sadar konsumen.Citra merek merupakan segala persepsi yang ada di benak konsumen terhadap suatu merek mengenai baik atau buruknya suatu produk.Citra yang kuat dan positif menjadi salah satu hal yang penting.Tanpa citra yang kuat dan positif, sangatlah sulit bagi perusahaan untuk menarik pelanggan baru dan mempertahankan yang sudah ada.Dengan menciptakan citra merek yang tepat dari suatu produk, tentu akan sangat berguna bagi para konsumen, karena citra merek akan mempengaruhi penilaian konsumen atas alternatif merek yang dihadapinya.
2.3.2. KomponenBrand Image
Menurut Ferrinadewi (2008:166) Brand Image terdiri dari 2 komponen yaitu
1. Asosiasi Merek (Brand Association) yaitu Konsumen dapat membuat asosiasi merek berdasarkan atribut produk, manfaat produk dan sikapnya terhadap merek
memenuhi keinginannya dan yang terpenting adalah keyakinan konsumen bahwa merek tersebut memiliki perbedaaan yang signifikan dibanding merek lainnya
2.4 Keputusan Pembelian
2.4.1 Definisi Keputusan Pembelian
Menurut Setiadi (Sangadji, 2013:121) inti dari pengambilan keputusan konsumen adalah proses pengintegrasian yang mengombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua perilaku alternatif atau lebih, dan memilih salah satu diantaranya, hasil dari proses pengintegrasian ini adalah suatu pilihan yang disajikan secara kognitif sebagai keinginan berperilaku.Keputusan pembelian oleh konsumen merupakan keputusan yang melibatkan persepsi terhadap kualitas, nilai dan harga suatu produk, yang berujung pada bagian akhirproses keputusan pembelian yaitu penentuan mengenai suatu produk yangakan dibeli atau tidak dibeli.
Di dalam mengambil keputusan pembelian, setiap pembeli tentu memiliki motif-motif pembelian yang mendorong mereka melakukan pembelian, menurut Manap (2016:242) terdapat 3 macam motivasi pembelian yaitu:
1. Primary buying motive, yaitu motif untuk membeli yang sebenarnya, seperti, ketika ingin makan, membeli nasi
3. Patronage buying motive, yaitu pemilihan terhadap tempat atau toko untuk membeli suatu barang, dan pemilihan ini timbul karena layanan yang memuaskan, ada halaman parkir, dll
2.4.2 Pihak-Pihak yang Berperan dalam Proses Pembelian
MenurutSuryani (2008:13) Keputusan pembelian barang/jasa seringkali melibatkan dua pihak atau lebih. Umumnya ada lima peranan yang terlibat. Kelima peran tersebut meliputi:
1. Pemrakarsa (initiator) adalah orang yang pertama kali menyarankan ide untuk membelisuatu barang atau jasa.
2. Pembawa pengaruh (influencer)yaitu orang yang memiliki pandangan atau nasihat yang mempengaruhi keputusan pembelian
3. Pengambil keputusan (decider) adalah orang yang menentukan keputusan pembelian
4. Pembeli (Buyer) adalah orang yang melakukan pembelian secara nyata 5. Pemakai (User) adalah orang yang mengkonsumsi dan menggunakan
barang atau jasa yang dibeli
2.4.3 Tahapan-Tahapan Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
1. Mengenali kebutuhan, pada tahap ini konsumen merasakan bahwa ada hal yang dirasakan kurang dan menuntut untuk dipenuhi. Konsumen menyadari bahwa terdapat perbedaan antara apa yang dialaminya dengan yang diharapkan. Kesadaran akan perlunya memenuhi kebutuhan ini terjadi karena adanya rangsangan dari dalam maupun luar
2. Mencari informasi, apa yang terbaik yang harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pertanyaan ini akan muncul pada konsumen. Supaya dirinya dapat memenuhi kebutuhan dengan cara terbaik, maka konsumen berusaha mencari informasi. Konsumen umumnya mencari informasi dari berbagai sumber, tidak hanya dari sumber resmi yang dikeluakan perusahaan seperti iklan atau dari pemasar, tetapi juga informasi dari pihak lain terutama orang yang berpengalaman dalam memakai produk tersebut
3. Mengevaluasi alternatif, informasi yang diperoleh dari berbagai sumber tersebut akan menjadi bahan pertimbangan bagi konsumen untuk mengambil keputusan. Konsumen akan mempertimbangkan manfaat termasuk kepercayaan terhadap merek dan biaya atau resiko yang akan diperoleh jika membeli suatu produk
4. Mengambil keputusan, setelah mealalui evaluasi demgan pertimbangan yang matang, konsumen akan mengambil keputusan pembelian. Terdapat 2 faktor yang mempengaruhi keputusan membeli dan tujuan membeli yaitu:
membeli dan derajat motivasi dari konsumen yang akan membeli untuk mengikuti orang lain
b. Faktor situasional yang tidak terduga, maksudnya faktor yang menyebabkan konsumen mengubah tujuan pembelian maupun keputusan pembelian
5. Evaluasi pascapembelian, maksudnya setelah membeli, konsumen akan mengevaluasi atas keputusan dan tindakannya dalam membeli. Jika konsumen menilai kinerja produk atau layanan yang dirasakan sama atau melebihi apa yang diharapkan, maka konsumen akan puas dan sebaliknya jika kinerja produk atau jasa yang diterima kurang dari yang diharapkan, maka konsumen akan tidak puas. Kepuasan dan ketidakpuasan konsumen akan berpengaruh terhadap perilaku selanjutnya.
2.4.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian
Pemahaman tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen akan memberikan pengetahuan kepada pemasar bagaimana menyusun strategi dan komunikasi pemasaran yang lebih baik. Dalam membeli suatu produk, konsumen dipengaruhi banyak faktor yang berbeda dikarenakan setiap konsumen mempunyai kesukaan dan kebiasaan yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi konsumen terutama didukung oleh kemampuan seseorang untuk mendapatkan suatu barang atau jasa.Menurut Kotler (Laksana, 2008:27) keputusan pembelian yang akan dilakukan oleh konsumen sangat dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologis:
mempunyai pengaruh yang paling luas dan paling dalam terhadap perilaku konsumen.
2. Faktor Sosial (Social Factors) terdiri atas kelompok acuan, keluarga serta peran dan status sosial seseorang dalam lingkungannya. Tingkah laku konsumen juga akan dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok kecil, keluarga, peran dan status sosial dari konsumen
3. Faktor Pribadi (Personal Factors) terdiri dari usia dan tahapan dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, keperibadian dan konsep diri pembeli yang bersangkutan.
4. Faktor Psikologis (Psychological Factors) terdiri atas motivasi, persepsi, proses belajar, serta kepercayaan diri dan sikap pembeli
2.4.5 Perilaku Konsumen Dalam Pembelian
Di dalam melakukan pembelian, setiap konsumen memiliki beberapa alasan terhadap produk atau jasa yang hendak dibeli.Alasan-alasan konsumen di dalam melakukan pembelian menurut Daryanto & Setyobudi (2014:97) yaitu:
1. Alasan Ekonomis, berupa mempertimbangkan secara seksama mengenai perlu tidaknya membeli suatu barang dan pertimbangan ekonomis lainnya 2. Alasan Sosiologis, berupa pembelian yang dilakukan karena meniru atau
sedang mode
3. Alasaan Psikologis, contohnya karena ingin dihargai, maka seseorang selalu membeli pakaian yang bagus dan mahal
5. Alasan Biologis, berupa pembelian makanan dan minuman, pakaian, serta pembelian barang dan jasa – jasa
2.4.6 Struktur Keputusan Pembelian
Setiap penjual perlu menyusun struktur keputusan membeli secara keseluruhan untuk membantu konsumen dalam mengambil keputusan tentang pembeliannya.Menurut Sunyoto (2014:217) Setiap keputusan membeli mempunyai 7 komponen struktur pembelian yaitu:
1. Keputusan tentang jenis produk, konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk. Dalam hal ini perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada orang-orang yang berminat membeli suatu produk serta alternatif lain yang mereka pertimbangkan
2. Keputusan tentang bentuk produk, keputusan ini menyangkut ukuran, mutu, corak dan sebagainya. Dalam hal ini perusahaan harus melakukan riset pemasaran untuk mengetahui kesukaan konsumen tentang produk yang bersangkutan agar dapat memaksimumkan daya tarik mereknya 3. Keputusan tentang merek, konsumen harus mengambl keputusan tentang
merek mana yang akan dibeli, dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merek
4. Keputusan tentang penjualnya, konsumen harus mengambil keputusan dimana produk tersebut akan dibeli
6. Keputusan tentang waktu pembelian, konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan ia harus melkukan pembelian dalam hal ini, perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam penentuan waktu pembelian
7. Keputusan tentang cara pembayaran, konsumen harus mengambil keputusan tentang metode atau cara pembayaran produk yang akan dibeli. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui keinginan pembeli terhadap cara pembayarannya
2.5Keterkaitan Antara Citra Merek dengan Keputusan Pembelian
Rangkuti (Sangadji, 2013:337) mendefinisikan citra merek sebagai sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk di benak konsumen. Dengan kata lain, citra merek adalah seperangkat ingatan yang ada di benak konsumen mengenai sebuah merek, baik itu positif maupun negatif.
Ingatan terhadap sebuah merek dapat berupa atribut produk dan manfaat yang dirasakan oleh konsumen.Menurut Kotler (Sangadji, 2013:338), atribut produk tidak berkaitan dengan fungsi produk, melainkan dengan citra sebuah produk di mata konsumen.Citra yang positif atau negatif lebih mudah dikenal oleh konsumen sehingga produsen selalu berusaha mempertahankan, memperbaiki, dan meningkatkan citra merek produknya di mata konsumen.
Paulin et al (Sangadji, 2013:338) menggunakan nilai yang dirasakan, kepribadian merek, dan asosiasi organisasi sebagai indikator dari asosiasi merek untuk mengukur citra merek mi instan indomie dikalangan penduduk Kelurahan Tanjungsekar, Kecamatan Lowokwaru, Malang, sedangkan Meylana (Sangadji, 2013:338) membuktikan bahwa asosiasi merek dapat mempengaruhi keputusan pembelian sepeda motor Honda di Desa Gondanglegi, Malang. Lebih lanjut, Kotler (Sangadji, 2013:338) membuktikan bahwa citra merek memberikan sumbangan yang berarti bagi loyalitas merek pada produk rokok.
2.6 Penelitian Yang Relevan
Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti yang pernah penulis baca, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Alvian B (Universitas Hasanuddin Makasar/2012) dengan judul penelitian “Pengaruh Citra Merek (Brand Image) Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Mobil Toyota Kijang Innova pada PT. Hadji Kalla cabang Polman” dan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel citra merek (brand image) yang terdiri dari keunggulan asosiasi merek, kekuatan asosiasi merek, dan keunikan asosiasi merek mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pengambilan keputusan pembelian mobil Toyota Kijang Innova pada PT. Hadji Kalla cabang Polman
menunjukkan bahwa Iklan dan Citra Merek memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian Sepeda Motor Honda Scoopy 3. Nurul Huda (Universitas Hasanuddin Makasar/2012) dengan judul
“Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian Motor Scuter Matic Yamaha di Makasar” dengan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel brand image (corporate image, user image dan product image) secara simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian motor scuter matic Yamaha. Dari variabel brand image (corporate image, user image dan product image), ternyata variabel product image yang lebih dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian motor scutermatik Yamaha.
4. Renilda Saraswati (IPB/2014) dengan judul penelitian “Pengaruh Brand Image terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Ulang Produk Herbalife (Studi pada Lima Rumah Sehat Bekasi Utara), hasil penelitiannya menunjukkan variabel Brand Image yang berpengaruh mendorong melakukan pembelian ulang produk adalah produk yang bervariasi, fungsi produk sesuai dengan kebutuhan, dan harga terjangkau 5. Resa Puji Riyanto (Universitas Negeri Semarang/2015) dengan judul
distribusi yang dilakukan perusahaan maka dapat meningkatkan keputusan pembelian
2.7 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan penjelasan ilmiah mengenai preposisi antar konsep/antar konstruk atau pertautan/hubungan antar variabel penelitian (Juliandi dan Irfan, 2013). Kerangka konseptual bertujuan untuk mengemukakan objek penelitian secara umum dalam bentuk kerangka variabel yang akan diteliti.
Dengan demikian dalam kerangka konseptual penelitian ini dikemukakan variabel yang akan diteliti yaitu Citra Merek yang indikatornya: Asosiasi Merek (Brand Association), Sikap Positif (Favorability), Kekuatan (Strength), dan Keunikan Merek (Uniqueness of Brand) sebagai variabel bebas (X), dan Keputusan Pembelian yang indikatornya: Mengenali Kebutuhan, Mencari Informasi, Mengevaluasi Alternatif, Mengambil Keputusan, serta perilaku Pascapembelian sebagai variabel terikat (Y)
Berdasarkan teori-teori dikemukakan diatas, maka kerangka konseptual penelitian ini secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Keterangan:
1. Variabel Bebas (X):
Brand Image (Citra Merek) menurut Supranto dan Limakrisna (2007:132) Variabel Bebas (X)
Brand Image (Citra merek): 1.Asosiasi Merek (Brand Association)
2. Sikap Positif (Favorability),Kekuatan
(Strength), dan Keunikan Merek (Uniqueness of Brand)
melihat nama suatu merek atau pada intinya apa yang konsumen telah pelajari tentang suatu merek. Adapun komponen Brand Image (Citra Merek)menurut Ferrinadewi (2008:166) yaitu:
a. Asosiasi Merek (Brand Association) terdiri dari atribut produk dan manfaat produk (manfaat fungsional, simbolik dan pengalaman)
b. Sikap Positif (Favorability), Kekuatan (Strength), dan Keunikan Merek (Uniqueness of Brand)
2. Variabel Terikat (Y):
Menurut Setiadi (Sangadji, 2013:121) inti dari pengambilan keputusan konsumen adalah proses pengintegrasian yang mengombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua perilaku alternatif atau lebih, dan memilih salah satu diantaranya, hasil dari proses pengintegrasian ini adalah suatu pilihan yang disajikan secara kognitif sebagai keinginan berperilaku. Adapun indikatornya menurut Suryani (2008:17)adalah sebagai berikut:
a. Mengenali kebutuhan, pada tahap ini konsumen merasakan bahwa ada hal yang dirasakan kurang dan menuntut untuk dipenuhi. Konsumen menyadari bahwa terdapat perbedaan antara apa yang dialaminya dengan yang diharapkan. Kesadaran akan perlunya memenuhi kebutuhan ini terjadi karena adanya rangsangan dari dalam maupun luar
perusahaan seperti iklan atau dari pemasar, tetapi juga informasi dari pihak lain terutama orang yang berpengalaman dalam memakai produk tersebut c. Mengevaluasi alternatif, informasi yang diperoleh dari berbagai sumber
tersebut akan menjadi bahan pertimbangan bagi konsumen untuk mengambil keputusan. Konsumen akan mempertimbangkan manfaat termasuk kepercayaan terhadap merek dan biaya atau resiko yang akan diperoleh jika membeli suatu produk
d. Mengambil keputusan, setelah mealalui evaluasi demgan pertimbangan yang matang, konsumen akan mengambil keputusan pembelian. Terdapat 2 faktor yang mempengaruhi keputusan membeli dan tujuan membeli yaitu: 1) Sikap orang lain, yaitu pengaruh dari sikap orang lain tergantung pada
intensitas sikap negatifnya terhadap alternatif pilihan konsumen yang akan membeli dan derajat motivasi dari konsumen yang akan membeli untuk mengikuti orang lain
2) Faktor situasional yang tidak terduga, maksudnya faktor yang menyebabkan konsumen mengubah tujuan pembelian maupun keputusan pembelian
2.8 Hipotesis
Pada penelitian ini penulis melihat pengaruh Brand Image (citra merek) terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda Beat. Berdasarkan pada latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian serta uraian di atas, maka didapatkan beberapa hipotesis yaitu :
H0 :Brand Image (citra merek) tidak mempengaruhi Keputusan Pembelian
Sepeda Motor Honda Beat
Ha: Brand Image (citra merek) secara signifikan mempengaruhi Keputusan