• Tidak ada hasil yang ditemukan

PTK BAB 123 Penerapan Model Pembelajar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PTK BAB 123 Penerapan Model Pembelajar"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada kegiatan pembelajaran diperlukan suatu sistem pembelajaran yang baik dan terarah. Proses pembelajaran yang baik ditandai oleh adanya interaksi dan interelasi antara komponen. Komponen-komponen tersebut adalah tujuan, guru, materi pelajaran, metode atau strategi pembelajaran media dan evaluasi. Seperti contoh, komponen guru berinteraksi dengan komponen siswa, metode, media, perlengkapan peralatan dan lingkungan kelas yang terarah pada pencapaian tujuan pembelajaran.

Dalam pelaksanaan proses pembelajaran guru merupakan salah satu komponen yang sangat penting karena guru merupakan penyelenggara dalam kegiatan pembelajaran, dimana pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang bertujuan untuk membelajarkan siswa. Artinya bagaimana mengoptimalkan siswa dalam melaksanakan aktivitas belajarnya agar mereka menguasai materi atau tujuan pembelajaran yang harus dicapainya. Selain itu seorang guru merupakan komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran (Usman, 2001:94). Tanpa guru, bagaimanapun bagus dan idealnya suatu strategi, maka strategi itu tidak mungkin bisa diaplikasikan.

(2)

berbeda dengan guru yang menganggap mengajar adalah suatu proses pemberian bantuan kepada siswa. Masing-masing perbedaan tersebut dapat mempengaruhi baik dalam penyusunan strategi atau implementasi pembelajaran. Sehingga guru harus mempunyai kemampuan dalam memilih strategi belajar yang dipandang dapat membelajarkan siswa melalui proses pengajaran dan membantu siswa menguasai strategi belajar. Karena strategi belajar atau strategi kognitif merupakan alat untuk membantu siswa belajar dengan kemampuan sendiri.

Sebagai tenaga pendidik, guru harus menguasai dan menerapkan teknik penyajian pembelajaran. Djamarah (2002:86) mengatakan bahwa kegiatan pembelajaran adalah sebuah interaksi yang bernilai pendidikan. Didalamnya terjadi interaksi edukatif antara guru dan siswa ketika guru menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa di kelas. Bahan pelajaran yang diberikan guru akan memberi motivasi yang rendah bila penyampaiannya menggunakan strategi yang kurang tepat. Dengan memiliki strategi mengajar yang tepat guru dapat membuat siswa belajar secara aktif, efisien dan efektif, sehingga tercapai tujuan yang ditetapkan. Guru harus menanamkan tiga unsur dalam pembelajaran yaitu pengetahuan yang ditandai dengan kemampuan berfikir, keterampilan proses dengan banyak melatih kemampuan seperti mengungkapkan perasaan dengan bahasa tulis atau lisan, dan yang terakhir ialah sikap. Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi siswa, guru harus lebih bijak dan berhati-hati dalam pendekatannya.

(3)

pembelajaran IPS selama ini adalah metode belajar konvensional dimana belajar terpusat kepada guru, guru lebih aktif sebagai pemberi pengetahuan bagi siswa sementara siswa bersifat pasif yaitu hanya mendengarkan informasi yang diberikan oleh guru dan mereka lebih banyak menunggu sajian dari guru daripada mencari dan menemukan sendiri pengetahuan, keterampilan serta sikap yang mereka butuhkan selain itu guru hanya mengharapkan siswa untuk menghafal dan mengingat apa yang telah dipelajari atau dengan kata lain guru berperan sebagai sumber informasi, penyampai informasi dan hakim yang bertindak pada saat ujian (Solihatin, 2007:32).

Berdasarkan hal tersebut maka pembelajaran IPS yang selama ini hanya menekankan aspek kognitif semata dan kurang melibatkan siswa sehingga siswa kurang mandiri dalam belajar bahkan cenderung pasif seharusnya diarahkan pada kegiatan-kegiatan yang mendorong siswa belajar secara aktif, baik fisik, mental maupun sosialnya, sesuai yang diharapkan oleh dunia pendidikan.

Salah satu upaya yang diharapkan dapat memotivasi siswa belajar IPS dalam meningkatkan hasil belajar siswa ialah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif didasari oleh manusia sebagai mahluk sosial, dimana kerjasama merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup. Selain itu, model pembelajaran ini menekankan pada pemberian kesempatan belajar yang lebih luas dan suasana yang kondusif kepada siswa untuk memperoleh serta mengembangkan pengetahuan nilai, sikap dan keterampilan sosial yang bermanfaat bagi kehidupannya di masyarakat (Lie, 2002:27).

(4)

dapat langsung berinteraksi dan langsung memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah yang efektif, siswa bukan hanya belajar dan menerima apa yang disajikan oleh guru dalam pembelajaran, melainkan dapat belajar dari siswa lainnya serta mempunyai kesempatan untuk membelajar siswa yang lain sehingga kemampuan siswa untuk belajar mandiri dapat lebih ditingkatkan. Model pembelajaran kooperatif terdiri dari beberapa tipe diantaranya yaitu mencari pasangan, peta pikiran, pembelajaran berdasarkan masalah kepada bernomor struktur, talking stik, lingkaran kecil, lingkaran besar, bertukar pasangan, artikulasi, tebak kata, kartu arisan, dan kalimat konsep (Suyatno, 2009:71). Dalam penelitian ini model pembelajaran kooperatif yang akan digunakan oleh peneliti ialah model mencari pasangan.

(5)

baik. Proses pembelajaran tersebut juga dapat membantu siswa yang kurang berminat menjadi lebih bergairah dalam belajar.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Penerapan Model Pembelajaran Mencari Pasangan (Make-A-Match) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS pada Siswa Kelas IX.2 di SMP Negeri 3 Palembang”.

B. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari konsepsi dan penafsiran yang berbeda dari pembaca maka peneliti ini memberi batasan-batasan:

a) Model pembelajaran mencari pasangan (Make-A-Match) merupakan model pembelajaran kooperatif dimana siswa dilatih bekerja sama dan saling berinteraksi dalam kelompok kecil menyelesaikan tugasnya yaitu dengan permainan kartu dalam suasana yang menyenangkan.

b) Hasil belajar dan aktivitas siswa yang menggunakan model pembelajaran mencari pasangan (Make-A-Match)

c) Penelitian ini dibatasi untuk pokok pembahasan Memahami kegiatan pelaku ekonomi di masyarakat

d) Sebagai objek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX.2

C. Rumusan Masalah

(6)

1. Apakah meningkat hasil belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran Mencari Pasangan (Make A Match) ?

2. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran Mencari Pasangan (Make A Match) dalam mempengaruhi hasil belajar siswa?

D. Tujuan Penelitian

“Tujuan merupakan sesuatu yang hendak dicapai dalam melaksanakan kegiatan yang dilakukan secara sadar dan bermotif” (Nawawi dalam Martini, 1996:235). Tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran Mencari Pasangan (Make A Match)

2. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran Mencari Pasangan (Make A Match) dalam mempengaruhi hasil belajar siswa

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu:

a) Sebagai sumbangan pemikiran dalam mengembangkan ilmu tentang model pembelajaran kooperatif tipe mencari pasangan (Make-A-Macth)

b) Memberikan masukan kepada guru mengenai model pembelajaran kooperatif yang dapat dijadikan alternatif model pembelajaran sebagai upaya mengaktifkan siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa

c) Dapat memotivasi siswa untuk aktif dalam belajar

(7)
(8)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Hakekat Belajar

Belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu dimana tingkah laku dalam arti luas ditimbulkan melalui praktek atau latihan, yang mana dalam prakteknya belajar juga menyangkut dengan suasana lingkungan eksternal yang mendukung baik cuaca, kondisi tempat yang senang dari kegaduhan dan kondisi lainnya yang mempengaruhi sikap dan reaksi individu dalam aktivitas belajarnya.(Soemanto, 2003).

Sudjana dalam buku Evaluasi Pembelajaran (Jihad, 2008:2) berpendapat “Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan aspek-aspek yang ada pada individu yang belajar”. Selanjutnya menurut Slameto (2003 : 2) merumuskan “Belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

(9)

B. Tujuan Belajar

Belajar harus diarahkan kepada cita-cita tertentu dimana cita-cita yang harus diperjuangkan dengan berbagai kegiatan belajar, akan menjadi tujuan belajar setiap saat. Biasanya tujuan belajar itu bersambung dengan cita-cita akan mendorong siswa untuk belajar sungguh-sungguh. Tanpa motif tertentu semangat belajar siswa akan mudah padam karena tidak merasa mempunyai suatu kepentingan yang harus diperjuangkan dengan benar.

Sardiman (2007:26) mengungkapkan secara umum tujuan belajar ada tiga jenis, yaitu : untuk mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan, dan pembentukan sikap. Sedangkan dalam tujuan belajar menurut Soemanto (2002) adalah untuk memperoleh kualitatif individu sehingga tingkah laku berkembang.

Kemudian tujuan belajar yang dikemukakan oleh Sukardi (2003:18) dalam bukunya Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah yaitu untuk mengadakan perubahan tingkah laku dan perbuatannya. Perubahan itu dapat dinyatakan sebagai suatu kecakapan, keterampilan, suatu kebiasaan, sikap, pengertian, sebagai pengertian atau penerimaan dan penghargaan.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan belajar adalah ingin mendapatkan pengetahuan, keterampilan, penanaman sikap mental dan perbuatan kearah yang lebih baik.

(10)

Menurut Slameto (2003:60-71) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar digolongkan menjadi 2 jenis yaitu:

a. Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri anak itu sendiri. Adapun yang termasuk dalam faktor ini adalah faktor jasmaniah (misalnya faktor kesehatan, cacat tubuh) dan faktor psikologis yaitu faktor-faktor yang berhubungan dengan kejiwaan siswa, misalnya intelegensi, perhatian, minat, bakat, dan motivasi.

b. Faktor Ekstern

Faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar individu. Faktor ekstern yang mempengaruhi belajar ada 3 yaitu : faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.

Menurut Staton dalam buku Interaksi dan Motivasi Belajar (Sardiman, 2007:39) menguraikan enam macam faktor psikologis, yaitu :

(11)

untuk mengatasi kelupaan dalam belajar diperlukan kegiatan ulangan agar kemampuan para siswa untuk mengingat pekerjaan atau fakta yang sudah dipelajari akan semakin bertambah.

Sardiman (2007:45) mengklafikasikan faktor-faktor psikologis dalam belajar itu adalah sebagai berikut :

a. Perhatian, maksudnya adalah pemusatan energi psikis yang

tertuju kepada suatu objek pelajaran atau dapat dikatakan sebagai banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai aktivitas belajar, b. Pengamatan, adalah cara mengenal dunia riil, baik dirinya sendiri

(12)

D. Pengertian Hasil Belajar

Belajar dapat terjadi kapan saja, dan dimana saja terlepas dari ada atau tidaknya orang yang mengajari kita. Peristiwa yang terjadi dalam hidup kita walau tanpa kita sadari banyak mengandung hikmah yang dapat kita petik dan kita pelajari, karena proses belajar terjadi jika adanya interaksi antara individu dan lingkungan.

Untuk memperoleh pengertian yang objektif tentang belajar terutama belajar di sekolah, perlu dirumuskan secara jelas pengertian belajar. Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.

“Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya” (Slameto, 2002:2). Menurut Purwanto (2004:84) “Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih baru”.

(13)

kepada tingkah laku yang buruk. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah atau berfikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, maupun sikap.

Dalam kegiatan pembelajaran, guru sebagai pengajar sekaligus pendidik memegang peranan dan tanggung jawab yang besar dalam rangka membantu meningkatkan keberhasilan siswa dalam belajar. Di samping itu juga keberhasilan siswa dipengaruhi oleh kualitas pengajaran dan faktor intern dari siswa itu sendiri. Dalam kegiatan belajar mengajar, hasil belajar yang baik merupakan harapan bagi guru dan murid.

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindakan belajar dan tindak mengajar dan biasanya pada individu yang belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2002:36). Menurut Sudjana (2006:22) hasil belajar ialah kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar pada hakikatnya ialah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar, pada pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian hasil belajar dapat disimpulkan bahwa hasil ialah hasil yang dicapai siswa setelah mengikuti kegiatan belajar untuk suatu mata pelajaran tentang pemahaman dan penguasaan materi dalam waktu tertentu dan dilambangkan dengan angka.

E. Pengertian Model Pembelajaran

(14)

berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri peserta didik.

Menurut Dahlan (dalam Isjoni, 2009:49) “Model adalah sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas”. Sedangkan pembelajaran menurut Surya (dalam Isjoni, 2009:49) merupakan suatu proses perubahan yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan prilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dan pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Menurut Joice dan Weil dalam Isjoni (2009:50) “Model pembelajaran adalah suatu pola atau rencana yang sudah direncanakan sedemikian rupa dan digunakan untuk menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran dan memberi petunjuk kepada pengajar dikelasnya”

Berdasarkan teori-teori di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran ialah kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman pada pengelolaan pembelajaran di dalam kelas untuk mencapai tujuan belajar yang telah ditentukan.

F. Model Pembelajaran Mencari Pasangan

(15)

Menurut Isjoni (2009:16) dalam model pembelajaran gotong royong, yaitu sistem pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang terstruktur.

Dari kedua pendapat disimpulkan bahwa model pembelajaran tipe mencari pasangan ialah model pembelajaran yang meminta siswa untuk berinteraksi dengan teman sekelasnya dalam mencari pasangan dari kartu yang dimilikinya sebelum batas waktu yang ditentukan dengan suasana yang menyenangkan.

Menurut Suyatno (2009:121) langkah-langkah model pembelajaran mencari pasangan (Make-A-Match) ialah:

1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review ( persiapan menjelang tes atau ujian) sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.

2) Setiap siswa mendapat satu buah kartu

3) Tiap siswa memikirkan jawaban /soal dari kartu yang dipegang

4) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban)

5) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum bebas waktu diberi poin

6) Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya

7) Demikian seterusnya 8) Kesimpulan /penutup

(16)

1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang mungkin cocok untuk sisi review (persiapan menjelang tes atau ujian)

2) Setiap siswa mendapat satu buah kartu

3) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya

4) Siswa bisa juga bergabung dengan dua atau tiga siswa lain yang memegang kartu yang cocok.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe mencari pasangan ialah:

1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, yang terdiri dari satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.

2) Setiap siswa mendapat satu buah kartu dan memikirkan jawaban dari kartu yang dipegangnya.

3) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi nilai

4) Siswa bisa juga bergabung dengan dua atau tiga siswa lain yang memegang kartu yang cocok

5) Kesimpulan dan penutup

BAB III

(17)

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Titik Sugiarti, 1997: 8) mengelompokkan penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu,

1. Guru sebagai peneliti;

2. Penelitian tindakan kolaboratif 3. Simultan terintegratif

4. Administrasi sosial eksperimental.

Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, penanggung jawab penuh penelitian ini adalah guru. Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah untuk meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Dalam penelitian ini peneliti tidak bekerjasama dengan siapapun, kehadiran peneliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan seperti biasa, sehingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan didapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan.

(18)

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di kelas IX.2 Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Palembang.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari s/d April semester genap tahun pelajaran 2012/2013

3. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas IX.2 SMP Negeri 3 Palembang pada pokok bahasan memahami hubungan manusia dengan bumi

B. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis, 2000: 36).

Sedangkah menurut Mukhlis (2000: 5) PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.

(19)

Refleksi maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3.1 Alur PTK

(20)

1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran. 2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti

sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya model mencari pasangan (make a match)

3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.

4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.

Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2 dan 3, dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing-masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Silabus

Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar.

(21)

Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RPP berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.

3. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar

a. Lembar observasi pengolahanModel pembelajaran mencari pasangan, untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.

b. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran.

4. Tes formatif

Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep IPS pokok bahasan Memahami hubungan manusia dengan bumi. Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan ganda (objektif).

D. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini ada 2 tehnik pengumpulan data yaitu : 1. Observasi

(22)

Tes digunakan untuk melihat kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang bertujuan untuk melihat sejauh mana pengalaman penguasaan diberikan serta untuk melihat tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran. Dalam penelitian ini digunakan tes dalam bentuk soal essay yang dilaksanakan setelah proses belajar mengajar berlangsung pada pokok bahasan Memahami kegiatan pelaku ekonomi di masyarakat di SMP Negeri 3 Palembang.

E. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.

Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistic sederhana yaitu: 1. Untuk menilai ulangan atau tes formatif

(23)

S=R N x100

Keterangan :

S : Nilai persen yang dicari/diharapkan

R : Jumlah skor dari item soal yang dijawab benar

N : Skor maksimum dari tes yang bersangkutan

100 : Bilangan tetap (Purwanto, 2004 : 112)

Untuk mencari nilai rata-rata ulangan harian digunakan rumus :

´

X=

x n

Keteranan:

 : Nilai rata-rata seluruh siswa

∑X : Jumlah seluruh nilai siswa

n : Jumlah seluruh siswa (Arikunto, 2005:264)

2. Untuk ketuntasan belajar

(24)

P=

Siswa.yang.tuntas.belajar

Siswa x100

3. Untuk lembar observasi

a. Lembar observasi pengelolaan metode penumuan terbimbing

Untuk menghitung lembar observasi pengelolaan model pembelajaran mencari pasangan digunakan rumus sebagai berikut:

X=

P1+P2

2

Dimana: P1 = pengamat 1 P2 = pengamat 2

b. Lembar observasi aktivitas guru dan siswa

Untuk menghitung lembar observasi aktivitas guru dan siswa digunakan rumus sebagai berikut.

=

X

X

x

100

Dengan:

X=jumlah.hasil.pengamatan

jumlah.pengamat =

P1+P2

2

Dimana: % = Persentase pengamatan

X

= Rata-rata

Gambar

Gambar 3.1 Alur PTK

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian wadah tersebut dilengkapi dengan aerasi untuk meningkatkan oksigen terlarut dalam air.Ikan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah larva ikan peres

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui debit andalan sungai Tilong berdasarkan musim cukup, normal, rendah dan kering, proyeksi penduduk dan kebutuhan

Penelitian memiliki fokus pada bagaimana korean lovers yang ada di Surabaya melakukan aktivitas-aktivitas di media sosial instagram dalam mengkonstruksi identitas

Berdasarkan Latar Belakang Masalah dan Identifikasi Masalah di atas, maka perlu adanya batasan masalah agar penelitian ini lebih terfokus pada permasalahan yang akan

EVALUASI DAFTAR PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN (DP3) Pengertian Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) adalah penilaian yang diberikan atasan, bertujuan untuk

Lactobacillus casei yeast medium, MRS broth; MRS medium (130) (102) Lactobacillus lactis sodium phosphate buffer; MRS medium (128) (102) Lactobacillus plantarum MRS medium

Dengan kata lain, hukum kekekalan momentum dapat dinyatakan sebagai gaya total yang bekerja terhadap suatu volume kontrol (daerah ) sama dengan laju perubahan

allowance yang merupakan pengurangan dari harga menurut daftar (price list) kepada pembeli karena adanya aktifitas-aktifitas tertentu yang dilakukan oleh pembeli.