6 BAB II
LANDASAN TEORI
A. A Cappella
A cappella adalah paduan suara tanpa iringan alat musik yg lazim dilakukan di gereja kecil1. Musik a cappella berkembang sebagai musik religius Kristen. Lagu-lagu Gregorian biasanya dinyanyikan tanpa diiringi instrumen musik apapun. Orang Yahudi, Kristen, dan orang Muslim juga tidak mengiringi penyanyian lagu-lagu agamis dengan instrumen musik. Cara penyanyian ini dalam masyarakat Muslim disebut dengan istilah anashid atau nasyid.
Salah satu kegiatan musik gerejawi yaitu dengan diagendakannya Pesta Paduan Suara Gerejawi (PESPARAWI). Musik a cappella sering dipergunakan dalam kegiatan tersebut sebagai bahan lagu yang akan diperlombakan di tingkat kota, propinsi, dan nasional. Pesparawi remaja sering menggunakan beberapa lagu yang bersifat a cappella, sehingga membuat peserta lomba harus bernyanyi dengan teknik yang cukup sulit. Penggunaan lagu-lagu yang bersifat a cappela dapat memberikan nilai lebih dalam sebuah perlombaan seperti Pesparawi. Contoh lagu-lagu a cappella seperti Aku Akan Memuji Allah (Wahono Hadi), Alam Yang Indah (Goudlief Soumokil), Elijah Rock (Moses G. Hogan), Joshua Fit The Battle Of Jericho (Moses G. Hogan), Bersukacita Selalu (Wahono Hadi).
B. Paduan Suara
Paduan suara adalah bunyi serempak dari banyak anggota paduan suara2. Untuk mencapai suara koor, syarat yang harus dilatih antara lain;
1. Warna vokal yang disuarakan harus sama. 2. Jangan ada penonjolan warna suara perorangan.
1
Kamus Besar Bahasa Indonesia
2
7
Pesparawi adalah salah satu sarana untuk menampilkan paduan suara yang berhubungan dengan gereja. Kategori paduan suara dalam pesparawi dibagi menjadi 5 yaitu:
1. Paduan Suara Dewasa 2. Paduan Suara Remaja 3. Paduan Suara Pria 4. Paduan Suara Wanita 5. Paduan Suara Anak
Setiap paduan suara memiliki ambitus suara masing-masing, paduan suara remaja memiliki ambitus suara seperti berikut
Gambar 2. 1 Adolescent female and male vocal range (Gackle), Cengage Learning 2014.3
C. Remaja
Remaja (Adolescent) adalah individu yang berkembang dari masa kanak-kanak menuju kedewasaan (Neufeldt & Guralnik, 1996)4. Sarwono (2003) mengemukakan definisi remaja yang dikemukakan oleh WHO pada 19745. Disebutkan bahwa remaja adalah individu yang berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual. Individu yang mengalami perkembangan
3 Gackle (1991), Choral Music: Methods and Materials,177-180 4
Neufeldt & Guralnik (1996), Jurnal Provitae Volume 2; No 1; Mei 2006, 6
8
psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak menuju dewasa, dan individu yang mengalami peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi menjadi suatu kemandirian.
Menurut Dirga Gunarsah (2000), usia remaja yakni antara 12 tahun sampai dengan 21 tahun.6 Sarwono (2003) mengemukakan bahwa usia
remaja berkisar antara 13 tahun sampai dengan 19 tahun7, namun definisi
remaja untuk masyarakat Indonesia adalah individu yang berusia antara 11 tahun sampai dengan 24 tahun dan belum menikah.
D. Rencana Penyusunan Komposisi
Penulis akan menyusun komposisi paduan suara a cappella untuk tingkat remaja umur 11-24 tahun. Komposisi a cappella untuk paduan suara remaja ini akan disusun empat suara yaitu SATB (Sopran, Alto, Tenor, Bass). Pada tahap penyusunan komposisi ini, kesulitan yang ditemukan adalah untuk membuat komposisi dengan melodi yang dapat menggambarkan identitas remaja sebagai anak Tuhan dan Raja. Komposisi ini menggunakan teknik polyphony dengan Bass, Alto dan Sopran bergantian menyanyikan melodi utama.
Komposisi ini terdiri dari tiga bagian yang masing-masing bagian memiliki karakter tersendiri. Bagian pertama bercerita tentang kita sebagai umat yang dilayakkan Tuhan untuk memanggilnya Abba, ya Bapa yang terdapat dalam Galatia 4: 6-7 berbunyi, “dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru; “ya Abba, ya Bapa!” Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah”. 8
Tuhan yang dimaksudkan di sini adalah Tuhan Allah Israel yang membebaskan bangsa Israel keluar dari tanah perbudakan di Mesir. Keluaran 15:1-22 merupakan nyanyian sukacita Musa dan Israel ketika mereka telah
6 Gunarsah, 6
7 Sarwono, 6
9
dibebaskan dari kejaran Firaun dan pasukannya. Menunjukan bahwa Tuhan Allah Israel adalah Tuhan yang melebihi segala allah (Keluaran 15:11).
Kitab Galatia ditulis Paulus karena alasan tertentu. Semenjak Paulus meninggalkan jemaat-jemaat di Galatia yang baru didirikannya itu. Paulus diberitahu bahwa jemaat di Galatia dikacaukan oleh pengajaran yang merupakan kebalikan dari Injil. Orang-orang Yahudi ingin meyahudikan segala jemaat termasuk jemaat yang didirikan Paulus yang berada di Galatia. Paulus menentang usaha mereka dengan sekuat tenaganya. Orang Yahudi mencoba meyakinkan jemaat Galatia bahwa keselamatan itu harus dikerjakan sesuai dengan hukum Taurat. Orang-orang Yahudi juga berusaha menghasut jemaat Galatia untuk melawan Paulus, dengan cara menggugat kerasulannya. Cara yang dipakai oleh orang-orang Yahudi untuk menggugat kerasulan Paulus adalah dengan menyatakan bahwa Paulus tidak diteguhkan oleh para rasul, Paulus juga tidak ikut menjadi muridNya sewaktu Yesus masih hidup, bahkan Paulus mungkin tidak pernah melihat Yesus secara langsung.9 Oleh karena itu, Paulus mejelaskan bahwa siapapun yang hidupnya dipimpin oleh Roh Kudus, layak untuk menjadi anak dan bukan lagi hamba Taurat. Paulus ingin menjelaskan bahwa bukan karena usahanya sendiri sehingga dia mendapatkan keselamatan. Tetapi Tuhanlah yang mengusahakan keselamatan itu kepada setiap manusia.
Betapa bersyukurnya kita yang hidup dalam Roh dan bukan lagi menjadi hamba Taurat. Rasa syukur ini yang menjadi identitas pertama remaja sebagai anak Tuhan. Sehingga komposisi pertama ini diberi judul “Bersyukur Jadi AnakNya”
Tanda sukat yang dipakai untuk komposisi ini adalah 6/8 dengan tempo 61 bertujuan untuk menunjukan rasa syukur dengan penuh kesukacitaan karena kita telah dilayakan Allah untuk menjadi anakNya bukan lagi hamba Taurat. Sopran dan Alto akan bergantian menyanyikan melodi utama dari lagu ini.
10
Bagian kedua bercerita tentang Tuhan sebagai Raja atas segala raja. Mazmur 95:3 berbunyi “Sebab Tuhan adalah Allah yang besar, dan Raja yang besar mengatasi segala Allah”10. Untuk itu remaja sebagai anak Tuhan, juga mempunyai identitas sebagai anak Raja yang harus terus menjaga nama baik Raja dengan sikap dan perkataan kita. Menyenangkan hatiNya sebagai Raja dan Bapa kita adalah inti dari komposisi ini. Komposisi ini diberi judul ”Senangkan HatiMu”
Komposisi ini menggunakan tanda sukat 4/4 dengan tempo 68 yang akan berubah menjadi 85 di pertengahan lagu. Bass, Alto, dan Sopran menyanyikan melodi utama.
Bagian ketiga adalah kesimpulan dari identitas kita sebagai anak Tuhan dan Raja. Pada bagian ini bercerita tentang sikap kita menjalani tugas kita sebagai anak Tuhan dan Raja. Saat kita menjalani tugas ini tentunya tidaklah mudah dan kita diajarkan untuk mengandalkan Tuhan bukan mengandalkan diri sendiri untuk menjalaninya. Kita menyadari bahwa Tuhanlah yang memberkati dan menyertai kita sehingga kita sanggup menjalaninya dan jika kita mengatakan bahwa Tuhan itu Raja, tentunya kita akan selalu menyenangkan hati Raja dengan semua yang ada dihidup kita. Komposisi ini menggunakan tanda sukat 4/4 dengan tempo 118. Sopran menyanyikan melodi utama.