• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gaya Kepemimpinan Kepala Bidang Perencanaan di Perum Perhutani Divisi Regional 1 Jawa Tengah T1 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gaya Kepemimpinan Kepala Bidang Perencanaan di Perum Perhutani Divisi Regional 1 Jawa Tengah T1 BAB II"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini penulis akan menguraikan kajiajn pustaka yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Kajian pustaka akan menjelaskan mengenai tinjauan pustaka dan kerangka dasar penelitian yang akan dijelaskan pada penjelasan dibawah ini.

2.1Deskripsi Teori

2.1.1 Definisi Kepemimpinan

Kepemimpinan sebagai salah satu fungsi manajemen marupakan hal yang sangat penting untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Proses pelaksanaan tugas dan kewajiban pemimpin disebut dengan kepemimpinan. Kepemimpinan merupakan sifat dari pimpinan dalam memikul tanggung jawabnya secara moral dan legal formal atas seluruh pelaksanaan wewenangnya yang telah didelegasikan kepada orang – orang yang dipimpinnya.

Dalam mencapai tujuannya anggota organisasi dipimpin oleh pemimpin, pimpinan yaitu orang yang secara sah menduduki suatu jabatan dalam organisasi yang didirikan secara formal. Kepemimpinan dalam masing-masing organisasi mempunyai ciri-ciri khusus walau masih dalam satu kerangka umum kepemimpinan. Kekhususan tersebut terletak pada perbedaan tujuan dan anggota organisasinya. Kepemimpinan adalah salah satu aspek manajerial terpenting dalam kehidupan organisasi, serta merupakan faktor penentu kunci keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Menurut sudarmayanti (2009:120) bahwa kepemimpinan (leadership) adalah proses dalam mempengaruhi orang lain agar melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang diinginkan seorang pemimpin.

(2)

9

Pimpinan inilah yang akan menentukan gaya dalam mempengaruhi sikap karyawan dalam pelaksanaan pekerjaannya. Selanjutnya menurut Thoha (2007:9) menjelaskan pengertian kepemimpinan sebagai berikut adalah kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang lain atau seni mempengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun kelompok.

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Kepemimpinan dalam organisasi dalam penelitian ini merupakan kemampuan seorang pimpinan untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang lain untuk bekerja sama guna mencapai tujuan sebuah kelompok atau organisasi yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran.

2.1.2 Teori Kepemimpinan

Konsep kepemimpinan telah berkembang dari waktu ke waktu, perkembangan itu tidak hanya mencerminkan adanya ketidakpastian dengan teori – teori sebelumnya karena ada persoalan – persoalan yang belum terjawab, tetapi juga mencerminkan adanya perbedaan perspektif yang dipakai oleh para ahli. Pendekatan yang digunakan oleh seorang pimpinan dalam menjalankan fungsi kepemimpinannya bervariasi, tergantung pada factor – factor yang mempengaruhi diri seorang pemimpin,

a. Teori sifat

Upaya untuk menilai sukses tidaknya seorang pemimpin dalam memimpin dilakukan antara lain dengan mengamati dan mencatat sifat – sifat dan kualitas atau mutu perilakunya yang di pakai sebagai criteria untuk menilai kepemimpinannya. Menurut Sudjana (2000:28) merumuskan sepuluh sifat pemimpin antara lain :

a. Energy jasmaniah dan mental yaitu mempunyai daya tahan, keuletan, kekuatan baik jasmani maupun rohani.

(3)

10

c. Antusiasme, pekerjaan yang dilakukan mempunyai tujuan yang bernilai, menyenangkan member kesuksesan dan dapat membangkitkan semngat.

d. Keramahan dan kecintaan, kasih saying dan dedikasi pemimpin bisa memotivasi bawahan untuk melakukan perbuatan yang menyenangkan bagi semua pihak sehingga pemimpin dapat mengarahkan bawahan untuk mencapai tujuan

e. Integritas, pemimpin harus bersikap terbuka merasa utuh bersatu.

f. Penguasaan teknis, setiap pemimpin harus menguasai satu atau beberapa kemahiran teknis agar ia mempunyai kewibawaan dan kekuasaan untuk memimpin.

g. Ketegasan dalam pengambilan keputusan

h. Kecerdasan

i. Ketrampilan mengajar

j. Kepercayaan

Sedangkan sifat kepemimpinan menurut Kartono (2008:5-8) berpendapat bahwa kepemimpinan merupakan salah relasi dan

pengaruh antara pemimpin dengan yang dipimpin.

Kepemimipinan tersebut muncul dan berkembang sebagai hasil

dari interaksi otomatis antara pemimpin dengan orang-orang

yang dipimpinnya.

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sifat – sifat kepemimpinan adalah a) kemampuan sebagai pengawas, b) kecerdasan, c) inisiatif, d) energy jasmaniah dan mental e) kesadaran akan tujuan dan arah, f) stabilitas emosi, g) objektif, h) ketegasan dalam mengambil keputusan, i) ketrampilan mengajar, j) ketrampilan berkomunikasi.

a) Teori lingkungan

(4)

11

seseorang untuk menjadi pemimpin. Situasi dan kondisi tertentu akan melahirkan permasalahan atau tantangan tertentu dan pada gilirannyaa memerlukan pemimpin yang berhasil. Seorang pemimpin yang berhasil dalam suatu lingkungan belum tentu kepemimpinannya akan menjadi jaminan keberhasilan pada lingkungan lain yang berbeda dengan lingkungan yang disebut pertama. Dengan kata lain suatu lingkungan tertentu akan memerlukan dan membentuk pemimpin – pemimpinan tertentu pula.

b) Teori perilaku

Menurut George dan jones dalam Sagala (2009:51 – 52) mengatakan untuk pendekatan kepemimpinan yang berorientasi perilaku, pemberian penghargaan terjadi ketika

seorang pemimpin memberikan penguatan secara positif

kepada bawahan agar terjadi perilaku perilaku yang

dikehendaki. Jika bawahan dapat melakukan pekerjaan dengan baik, maka pemimpin memberikan pengakuan melalui pujian, hadiah (reward and punishment) atau keuntungan – keuntungan lain yang kasat maat seperti peningkatan upah dan promosi jabatan.

(5)

12 c) Teori kontingensi

Kinerja kelompok ditentukan oleh interaksi antara gaya kepemimpinan dan situasi yang mendukung supaya menciptsksn keefektifan kepemimpinan, pemimpin setidaknya menerapkan satu atau lebih gaya kepemimpinan yakni task oriented leadership (berorientasi pada relasi, kemarahan dengan anggota organisasi). Menurut Tikno (2010:81) situational approach berfokus pada dua situasi yang dimiliki oleh para pengikut dari seorang pemimpin ysitu (a) kompetensi kemampuan dari para bawahan pemahamannya dan kemandirian, (b) komitmen komitemen dari para bawahan rasa penasaran terhadap tugas dan keinginanuntuk melakukan hal yang terbaik serta motivasi untuk lebih baik. Seorang bawahan dianggap memiliki komitmen yang tinggi apabila memiliki daya juang yang kuat untuk menyelesaikan tugas – tugas dari atasan.

d) Teori transformasi

(6)

13

menentukan efektivitas kepemimpinan bervariasi dengan situasi dan pengalaman masa lalu pimpinan dan bawahan.

Berdasarkan pendapat tersebuat dapat digunakan sebagai acuan untuk memahami tentang gaya kepemimpinan.

2.2Pemimpin

2.2.1 Pengertian Pemimpin

Pemimpin/leader mempunyai macam-macam pengertian dari ahli. Berikut ini terdapat beberapa definisi tentang pemimpin yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya Menurut Hasibuan (2011:157) yang menyatakan bahwa

Pemimpin adalah seseorang yang mempergunakan wewenag dan kepemimpinannya untuk mengarahkan orang lain serta bertanggung jawab pekerjaaan orang tersebut dalam mencapai suatu tujuan.

Pemimpin yang baik bukanlah mudah, pemimpin yang baik bukanlah pemimpin yang keras, yang suka marah dan yang di takuti tetapi pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu memimpin bawahannya mencapai suatu tujuan tertentu dan mempunyai charisma akan memudahkan mengarahkan staf atau bawahannya. Selanjutnya pemimpin menutut Kartono (2010:18) yang mnyatakan bahwa

Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khusunya kecakpan dan kelebihan disuatu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapian satu atau beberapa tujuan.

(7)

14

2.3Gaya Kepemimpinan

2.3.1 Pengertian Gaya Kepemimpinan

Gaya atau style kepemimpinan banyak mempengaruhi keberhasilan seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku – perilaku bawahannya. Pemimpin yang efektif ialah pemimpin yang menggunakan gaya yang dapat mewujudkan tercapainya tujuan organisasi. Gaya atau teknik yang dimiliki oleh pemimpin sangat berpengaruh terhadap tindakan apa yng akan mereka lakukan dalam menjalankan organisasi. Menurut Hasibuan (2011 : 162 ) Gaya Kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan

bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi.

Pada dasarnya Gaya kepemimpinan merupakan salah satu posisi kunci dimana seorang pemimpin harus bisa mempengaruhi, mengarahkan, dan menunjukan kemampuannya kepada bawahan yang dipimpinnya agar semua tujuan perusahaan bisa tercapai sesuai dengan petunjuk pelaksanaan pekerjaan atau standar operasional prosedur (SOP) yang telah ditetapkan organisasi.

Gaya kepemimpinan merupakan pola menyeluruh dari tindakan seorang pemimpin baik yang tampak maupun yang tidak tampak oleh bawahannya. Gaya kepemimpinan menggambarkan kombinasi yang konsisten dari falsafah, ketrampilan, sifat dan sikap yang mendasari perilaku seseorang. Gaya kepemimpinan menunjukkan secara langsung maupun tidak langsung tentang keyakinan seoarng pemimpin terhadap kemampuan bawahannya. Menurut Thoha (2010 : 49) Gaya kepemimpinan adalah norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut

mencoba mempengaruhi perilaku orang lain.

(8)

15

perilaku dan strategi yang disukai dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi bawahan agar sasaran oragnisasi tercapai.

2.3.2 Macam-macam gaya kepemimpinan

Berikut ini merupakan lima gaya kepemimpinan menurut Siagian (2002 : 57) yaitu :

a. Gaya Kepemimpinan Otokratik

Menurut Dani,Sudarwan (2004 : 75) kata otokratik diartikan sebagai tindakan menurut kemauan sendiri, setiap produk pemikiran dipandang benar, keras kepala, atau rasa takut yang berlebihan pada khalayak bersifat dipaksakan. Kepemimpinan otokratik disebut juga kepemimpinan otoriter.

Thoha,Mifta (2010: 49) mengartikan

kepemimpinan otokratis sebagai gaya yang didasarkan

atas kekuatan posisi dan penggunaan otoritas.

Jadi kepemimpinan otokratik adalah kepemimpinan yang dilakukan oleh seorang pemimpin dengan sikapnya yang menang sendiri, tertutup terhadap saran dari orang lain dan memiliki idealism tinggi. Pemimpin otokratik memiliki ciri-ciri antara lain:

1. Beban kerja organisasi pada umumnya ditanggung oleh pemimpin.

2. Bawahan, oleh pemimpin hanya dianggap sebagai pelaksana dan mereka tidak boleh memberikan ide-ide baru.

3. Bekerja dengan disiplin tinggi, belajar keras, dan tidak kenal lelah.

4. Menentukan kebijakan sendiri dan kalaupun bermusyawarah sifatnya hanya penawar saja.

(9)

16

6. Komunikasi dilakukan secara tertutup dan satu arah. 7. Korektif dan minta penyelesaian tugas pada waktu

sekarang.

b. Gaya Kepemimpinan Demokratis

Menurut Danim, Sudarwan (2004: 75)

kepemimpinan demokratis bertolak dari asumsi bahwa

hanya dengan kekuatan kelompok, tujuan-tujuan yang

bermutu tercapai.

Pemimpin demokratis memiliki ciri-ciri antara lain:

1) Beban kerja organisasi menjadi tanggung jawab bersama personalia organisasi itu.

2) Bawahan, oleh pemimpin dianggap sebagai komponen pelaksana secara integral harus diberi tugas dan tanggung jawab.

3) Disiplin akan tetapi tidak kaku dan memecahkan masalah secara bersama.

4) Kepercayaan tinggi terhadap bawahan dengan tidak melepaskan tanggung jawab pengawasan

5) Komunikasi dengan bawahan bersifat terbuka dan dua arah.

Thoha, Mifta (2010: 50) mengatakan gaya kepemimpinan demokratis dikaitkan dengan

kekuatan personal dan keikutsertaan para pengikut

dalam proses pemecahan masalah dan

pengambilan keputusan

c. Gaya pemimpin paternalistic

(10)

17

2) Bersikap selalu melindungi

3) Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan dan inisiatif

4) Jarang memberika kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasi

5) Sering bersikap mau tahu

d. Gaya pemimpin yang kharismatik

Harus diakui bahwa untuk keadaan tentang seorang pemimpin yang demikian sangat diperlukan, akan tetapi sifatnya yang negative mengalahkan sifatnya yang positif.

e. Gaya pemimpin yang militeristik

Seorang pemimpin militeristik berbeda dengan seorang pemimpin modern, menggerakkan bawahannya system perintah yang sering di pergunakan dan menggerakkan bawahannya senang bergantung pada pangkat dan jabatan.

2.3.3 Indikator Gaya Kepemimpinan

Sing-sangupta (1997) dalam Mas’ud (2004) mengatakan gaya gaya kepemimpinan terdiri dari empat indicator yaitu :

1. Cenderung otoriter, yaitu gaya kepemimpinan yang tidak membutuhkan pokok pokok pikiran dari bawahan dan mengutamakan kekuasaan serta prestos.

2. Cenderung pengasuh yaitu gaya kepemimpinan dimana pemimpin memperhatikan bawahan dalam meningkatkan karier.

3. Cebderung berorientasi pada tugas yaitu gaya kepemimpinan dimana seorang pemimpin menuntut bawahan untuk disiplin dalam hal pekerjaan atau tugas.

4. Cenderung partisipatif yaitu gaya kepemimpinan dimana pemimpin mengharapkan saran saran dan ide ide dari bawahan sebelum mengambil suatu keputusan.

(11)

18 1.Sifat

Seorang pemimpin sangat berpangaruh dalam gaya kepemimpinan untuk menentukan keberhasilannya menjadi seorang pemimpin yangbrhasil serta ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. 2.Watak

Watak seorang pemimpin yang lebih subjektif dapat menjadi penentu bagi keunggulan seorang pemimpin dalam mempengaruhi keyakinan (determination), ketekunan (prestice), tahan (endurance) dan keberanian (courge).

3.Tempramen

Tempramen adalah gaya perilaku seorang pemimpin dan cara khasnya dalam member tanggapan dalam berinteraksi dengan orang lain.

4.Kebiasaan

Kebiasaan memegang peranan utama dalam gaya kepemimpinan sebagai penentu pergerakan perilaku seorang pemimpin yang menggambarkan segala tindakan yang dilakukan sebagai pemimpin baik.

5.Kepribadian

Kepribadian seorang pemimpin menentukan keberhasilan yang ditentukan oleh sifat sifat atau karakteristik kepribadian yang dimilikinya.

Berdasarkan uraian dari beberapa pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini menggunakan indicator yang di kemukakan Siagian (2002 : 57).

2.4Kinerja Karyawan

2.4.1 Defini Kinerja

Menurut Mangkunegara, (2009:18) Kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah hasil secara kualitas dan kuantitas yang dicapai

oleh seseorang pegawai dalam melaksankana tugasnya sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

(12)

19

Menurut Moeheriono (2012:95) yaitu “kinerja atau performance merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang dituangkan bmelalui perencanaan strategis suatu organisasi.

Kinerja merupakan perilaku organisasi yang secara langsung berhubungan dengan produksi barang atau penyampaian jasa. Informasi tentang kinerja organisasi merupakan suatu hal yang sangat penting digunakan untuk mengevaluasi apakah proses kinerja yang dilakukan organisasi selama ini sudah sejalan dengan tujuan yang diharapkan atau belum. Akan tetapi dalam kenyataannya banyak organisasi yan justru kurang atau bahkan tidak jarang ada yang mempunyai informasi tentang kinerja dalam organisasinya.

Berdasarkan pengertian kinerja dari beberapa pendapat tersebut, kinerja merupakan perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh karyawan dengan standar yang telah ditentukan. Kinerja juga berarti hasil yang dicapai oleh seseorang, baik kuantitas, kualitas dan ketepatan waktu dalam suatu organisasi sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

2.5Studi Terdahulu

Tabel 2.1

Tabel SOTA (State Of The Art)/Mapping penelitian terdahulu

No. Judul Metodologi Kesimpulan

1 Gaya Kepemimpinan

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif pendekatan kualitatif yang menggunakan informan penelitian yaitu wakil kepala sekolah sebagai informan kunci dan guru serta pegawai

Hasil penelitian menunjukkan bahwa:

(13)

20 Tiodora Turnip

(2015)

sebagai informan pendukung .

Teknik pengumpulan data dengan menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi .

Teknik analisis data menggunakan model interaktif yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan, keabsahan data di lakukan dengan teknik trianggulasi sumber dan metode.

menggunakan selling dan participating

(2) Pelaksanaan

kepemimpinan kepala sekolah meliputi proses perencanaan, cenderung menggunakan gaya kepemimpinan yang selling dan parcipating. Proses pengorganisasian dilakukan dengan gaya kepemimpinan

participating yang mengutamakan

(14)

21 dilakukan dengan gaya kepemimpinan

delegating yang memberikan

kepercayaan kepada bawahan sehingga tidak secara terus menerus melakukan pengawasan dengan berkeliling kelas, mengawasi kinerja guru dan karyawan baik secara langsung maupun tidak langsung di tempat kerja 2 Studi Deskriptif Gaya

Kepemimpinan Dan Sentosa. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode wawancara. Adapun hasil

1) Gaya kepemimpinan yang saat ini ada di PT. Galang Buana Sentosa

(15)

22 Universitas Kristen

Petra

Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya

E-Mail:

Pohan.Susanto@Yah

oo.Com ;

Roy@Petra.Ac.Id

wawancara akan dianalisis menggunakan teknik trianggulasi. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan yang saat ini ada di PT. Galang Buana Sentosa adalah gaya kepemimpinan

demokratis. Gaya

kepemimpinan di PT. Galang Buana Sentosa saat ini sudah tepat, tetapi hendaknya PT. Galang Buana Sentosa meningkatkan kualitas kerja dengan cara merekrut professional untuk melatih sumber daya manusia agar lebih memaksimalkan kinerja karyawan.

Kata Kunci Kepemimpinan, kinerja, PT. Galang Buana kepada karyawan dalam hal kinerja yang dihasilkan karyawan, memberikan reward

dalam bentuk bonus kepada karyawan yang menunjukkan prestasi, dan tingkat sosialitas yang tinggi.

(16)

23

hasil produksi yang diperoleh, penghematan waktu yang masih belum maksimal karena saat-saat tertentu waktu yang ditetapkan atas penyelesaian project

Sumber : data diolah 2017

2.5 Kerangka Berfikir

Gambar 2.1. Kerangka berfikir penelitian “Gaya Kepemimpinan

kepala bidang perencanaan di Perum Perhutani Divisi Regional 1

Jawa Tengah”

(17)

24

lain yang selanjutnya dipersepsikan oleh anggota organisasi, pola dimaksud akan membentuk kebiasaan tindakan yang setidaknya dapat menjadi pedoman dalam bekerja. Meskipun pemimpin memiliki gaya kepeminpinan yang berbeda-beda, perlu disadari bahwa yang paling terpenting bagaimana persepsi anggota organisasi tersebut.

Gambar

Tabel 2.1 Tabel SOTA (State Of The Art)/Mapping penelitian terdahulu

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Di halaman admin,terdapat beberapa menu yaitu menu home untuk tampilan halaman awal, menu pengguna untuk mengentri data admin dan pemilih, menu mahasiswa yaitu untuk mengentri

[r]

Central attacking midfielders in the FAPL covered similar distances in high-intensity running in both defensive and attacking play, whereas central attacking midfielders in La

Respon Hubungan frekuensi dan daya aktif dari keadaan tanpa beban menjadi keadaan beban minimum menggunakan kontrol fuzzy dapat dilihat pada gambar 16 dan 17. Gambar 16 Respon

Langkah-langkah mencari artikel menggunakan search engine Disusun Sebagai Kelengkapan RPL.Prodi DIII Keperawatan. Program Percepatan Pendidikan

Pelaksanaan Pemberian Hak Milik Atas Tanah Transmigrasi Melalui Program Sertipikasi Tanah Transmigasi di Aceh. Pelaksanaan pemberian hak milik atas tanah transmigrasi

Hingga pertengahan abad XIX, penduduk Bumiputra telah mampu mengembangkan perkebunan kopi di lahan mereka sendiri, terutama yang berasal dari distrik Pakis dan