PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN LCD DALAM
BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI SMU IMAM BONJOL MANADO
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana
Pendidikan Islam Program Studi Pendidikan Agama Islam
Pada Fakultas Tarbiyah IAIN Manado
Oleh:
FATIMA DANYA
NIM. 11.2.3.100
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
MANADO
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Sebagai agama yang mengandung tuntutan komprehensif, Islam membawa
sistem nilai yang dapat menjadikan pemeluknya sebagai makhluk yang dapat menikmati hidupnya dalam situasi dan kondisi serta bertawakal terhadap
kehendak Allah swt. Allah telah memberikan kepada manusia suatu kemampuan kecerdasan berpikir dan menganalisis gejala alam. Allah swt. senantiasa mendorong manusia agar memfungsikan akal pikirannya untuk menganalisis
tanda-tanda kekuasaan-Nya yang tampak dalam alam semesta.
Keutamaan manusia dibandingkan dengan makhluk Allah lainnya, terletak
pada kemampuan akal kecerdasannya.1 Kemampuan ”membaca” dan ”menulis” merupakan perintah pertama yang diberikan oleh Allah swt. kepada Rasulullah
Muhammmad saw., dalam wahyu pertama yang diturunkan Allah swt. kepadanya, yaitu surat al-‟Alaq ayat 1 sampai 5. Setelah dapat membaca dan menulis, manusia baru melangkah ke tingkat proses ”mengetahui” hal-hal yang belum diketahui, sebagaimana Allah swt. mengajarkan hal tersebut dalam Q.S. al-‟Alaq/96: 1-5.
1M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.2
Dengan mengetahui segala sesuatu yang terhampar di alam semesta, barulah manusia dapat beriman melalui kesadarannya. Jadi melalui proses ”membaca” dan ”menulis”, kemudian beriman, manusia dapat menduduki tingkat atau derajat yang tinggi.
Pengetahuan itulah yang mengantarkan manusia selalu berpikir dan menganalisis tanda-tanda kekuasaan Allah swt. yang dilandasi dengan dzikir kepada-Nya untuk menghasilkan berbagai jenis pengetahuan demi kesejahteraan
hidup di dunia dan kebahagiaan di akhirat.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan perubahan zaman
yang menyebabkan perubahan yang terjadi pada setiap dimensi kehidupan manusia, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya
pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam pembelajaran. Untuk itu, guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media.
2Departemen Agama RI., Al-Qur’an dan Terjemahnya (Surakarta: Media Insani
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan yang signifikan terhadap dimensi kehidupan manusia, baik dalam ekonomi, sosial
, budaya maupun pendidikan. oleh karena itu, negara pendidikan tidak tertinggal dari pekembangan iptek perlu adanya penyusuaian terutama sekali yang berkaitan
dengan faktor-faktor pengajaran di sekolah. Media merupakan salah satu faktor penunjang dalam proses belajar mengajar karena dengan adanya media sehingga dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa secara
baik berdaya guna dan berhasil guna.
Jika dilihat dari aspek kualitas maupun kuantitas penyelenggaraan
pendidikan sampai saat ini masih merupakan suatu masalah yang paling menonjol dalam setiap usaha pembaharuan sistem pendidikan. Mengingat pendidikan selalu berkenan dengan upaya pembinaan manusia, maka yang paling menentukan
keberhasilan pendidikan adalah guru dan siswa, dalam hal ini guru dituntut untuk menjadi tenaga pengajar dan pendidik yang professional. dilain pihak siswa harus
sadar bahwa pendidikan sangat menentukan kemajuan peradaban manusia.
Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Hampir
semua negara menempatkan variabel pendidikan sebagai suatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu juga Indonesia
Indonesia Tahun 1945 alinea IV (empat) yang menegaskan bahwa salah satu
tujuan nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.3
Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan. Upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu
pendidikan tidak pernah berhenti. Dengan upaya peningkatan mutu pendidikan, akan tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, sekolah sebagai lembaga penyelenggara
pendidikan formal merupakan lembaga kepercayaan masyarakat sebagai komponen penting dalam mempersiapkan dan mengantarkan generasi anak
bangsa untuk menghadapi kompetisi secara global yang kian hari semakin jelas dan terasa dampaknya terhadap aktifitas kehidupan masyarakat.
Proses pendidikan merupakan aktifitas yang sangat panjang dan penuh
dengan perencanaan yang matang dengan tujuan yang jelas, seperti tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 3 yaitu:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.4
3Redaksi Indonesia Tera, UUD 1945 dan Perubahannya + Struktur Ketatanegaraan (Cet.
1: Yogyakarta: Indonesia Tera, 2008), h. 5.
4
Dalam pembelajaran salah satu hal yang sangat penting dan strategis untuk diperhatikan dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran adalah penggunaan
media. Penggunaan media yang tepat akan mempengaruhi respon dan sikap siswa dalam menerima pelajaran. Pelajaran yang dianggap rumit apabila disampaikan
melalui media yang tepat maka siswa akan tetap memperhatikan dan menyimak secara menyeluruh materi pelajaran yang disampaikan. Begitu pula sebaliknya, penggunaan media yang tidak tepat, akan berimplikasi terhadap kurangnya
perhatian dan minat siswa. Karenanya inovasi dan kreatifitas guru dalam menggunakan media pembelajaran pada pembelajaran menjadi hal yang mutlak
diperhatikan dan tidak akan tercapai apabila guru tidak profesional.
Media adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembelajaran, demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya. Dua unsur yang sangat penting dan saling berkaitan dalam pembelajaran adalah metode dan media pembelajaran. Pemilihan salah satu metode pembelajaran tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang digunakan, meskipun masih ada berbagai aspek yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas, dan respon yang diharapkan dikuasai siswa setelah pembelajaran berlangsung, termasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu pembelajaran yang turut mempengaruhi kondisi lingkungan pembelajaran yang ditata dan diciptakan oleh guru.
Pembelajaran adalah upaya menciptakan kondisi dengan sengaja agar tujuan
dicapai. Pada setiap kegiatan pembelajaran terlebih dahulu harus dirumuskan tujuan pembelajarannya.
Penggunaan media dalam pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan pembelajaran dan
bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Karenanya, media pembelajaran yang dipilih harus sesuai dengan tiga hal, yaitu: tujuan, materi dan strategi pembelajarannya.5 Jadi media pembelajaran sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran.
Media pembelajaran sangat dibutuhkan untuk memperoleh pendidikan.
Sebab pendidikan adalah sistem dan cara meningkatkan kualitas hidup dalam segala bidang, sehingga sepanjang sejarah hidup manusia di permukaan bumi ini, hampir tidak ada kelompok manusia yang tidak menggunakan pendidikan sebagai
sarana dalam meningkatkan kualitas hidupnya sekalipun dalam kelompok masyarakat primitif.
Media pembelajaran mempunyai peran yang cukup penting dalam dunia pendidikan. Salah satu kegagalan dalam proses pendidikan melalui pembelajaran
kepada siswa, disebabkan karena media pembelajaran yang digunakan di kelas tidak tepat. Begitu juga apabila dilihat dari sudut pandang psikologis, siswa akan merasa jenuh jika media pembelajaran yang digunakan monoton atau tidak
variatif dan tidak optimal. Atas dasar itu maka perlu penggunaan media pembelajaran yang variatif dan optimal.
5Arif S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan
Penggunaan media pada pembelajaran akan berpengaruh terhadap sikap dan respon siswa dalam menerima pelajaran. Sehingga siswa merasa termotivasi
dalam mengikuti pembelajaran. Secara fakta empiris, masih banyak guru menggunakan media pembelajaran pada pembelajaran yang monoton atau tidak
variatif, sehingga kurang menarik minat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Guru masih banyak yang menganggap bahwa media pembelajaran tidak terlalu penting dalam pembelajaran khususnya bagi guru yang belum memahami dan
mengetahui tentang penggunaan media pembelajaran. Masih ada guru yang hanya mengandalkan buku paket sebagai media pembelajaran, akibatnya prestasi siswa
rendah. Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini, penggunaan media pembelajaran yang optimal sangat diharapkan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
Azhar Arsyad berpendapat bahwa ”Media pembelajaran adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran”.6 Dengan per-kembangan teknologi saat ini, media tidak lagi dianggap sebagai alat bantu belaka buat pendidik, tetapi juga sebagai alat penyalur pesan dari pemberi pesan
(pendidik, peneliti buku, prosedur dan sebagainya) ke penerima pesan (siswa/pelajar/siswa).7 Pentingnya media dalam pembelajaran dapat memberikan perubahan tingkah laku melalui pengalaman langsung. Pengalaman langsung
6
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Cet. XIII; Jakarta: Raja Grafindo Persada; 2010), h. 4.
7Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam Pengembangan Pendidikan Integratif di Sekolah,
adalah pengalaman yang diperoleh melalui aktifitas sendiri pada situasi yang sebenarnya.8
Fakta empiris lainnya, masih ditemukan media pembelajaran yang terbatas, baik dari segi kuantitas maupun segi kualitasnya, sehingga tidak
seimbang antara jumlah kelas dengan siswa yang ada. Selain itu kemampuan guru terhadap berbagai macam media khususnya media elektronik masih sangat kurang, sehingga belum mampu memanfaatkan media yang tersedia secara
optimal, bila media pembelajaran dipilih dan dikembangkan serta digunakan secara tepat dan baik, akan memberikan manfaat yang sangat besar bagi guru dan
siswa, bahkan proses pembelajaran akan lebih menarik dan lebih interaktif. Karena itu media memiliki andil untuk menjelaskan hal-hal yang abstrak dan menunjukkan hal-hal yang tersembunyi, ketidakjelasan atau kerumitan bahan ajar
dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara.9
Pentingnya penggunaan media LCD dalam pembelajaran mengharuskan
guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan berbagai sumber belajar dan media. Media LCD merupakan alat bantu dalam pembelajaran,
termasuk salah satu komponen lingkungan belajar yang dirancang guru. Media pembelajaran merupakan bagian tak terpisahkan dari proses pembelajaran. Pemanfaatan media pembelajaran LCD merupakan upaya kreatif dan sistematis
untuk menciptakan pengalaman yang dapat membelajarkan siswa, sehingga pada
8
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 5.
9Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui
akhirnya dihasilkan lulusan yang berkualitas. Pemanfaatan media pembelajaran LCD yang optimal perlu didasarkan pada kebermaknaan dan nilai tambah yang
dapat diberikan kepada siswa melalui suatu pengalaman belajar yang menggunakan media pembelajaran.
SMU Imam Bonjol Manado Manado yang terletak di Kecamatan Bunaken Kota Manado yang sebagai wahana pendidikan mempunyai tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan menyiapkan siswa menjadi anak yang cerdas
dan berkepribadian, terutama dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam serta mempunyai keterampilan yang cukup. Dalam setiap pembelajaran dituntut untuk
meningkatkan sarana dan prasarana serta kualitas gurunya, untuk meningkatkan minat siswa dalam belajar. Penggunaan media pembelajaran LCD yang menjadi pilihan dapat dimanfaatkan oleh guru bersama siswa sebagai sarana dalam
penyampaian pesan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi pokok permasalahan dalam skripsi ini adalah bagaimana penggunaan media
pembelajaran LCD terhadap pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMU Imam Bonjol Manado. Adapun sub rumusan masalah yang dikemukakan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana penggunaan media pembelajaran LCD terhadap pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMU Imam Bonjol Manado.?
C.Pengertian Judul
Penelitian ini berjudul “Penggunaan media pembelajaran LCD terhadap pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMU Imam Bonjol Manado”.
Untuk menghindari terjadinya penafsiran yang keliru dalam memahami
judul skripsi ini maka perlu dikemukakan definisi opersional variabel sebagai berikut:
a. Penggunaan adalah fungsi atau tujuan bahkan bisa diartikan sebagai tatacara penggunaan. Penggunaan, proses atau cara mempergunakan sesuatu atau pemakaian .10
b. Media pembelajaran LCD. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. 11 Sedangkan LCD (Liquid Crystal Display) merupakan sebuah teknologi yang umum digunakan
pada proyektor digital. LDC Proyektor sering digunakan untuk media presentasi, karena mampu menampilkan gambar ukuran besar. Jadi media LCD
adalah media yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk menampilkan gambar atau materi dengan ukuran besar.
c. Bidang Studi Pendidikan Agama Islam
Bidang studi Pendidikan Agama Islam adalah suatu program studi atau mata pelajaran pendidikan yang menanamkan nilai-nilai Islam melalui proses
pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas yang dikemas dalam bentuk
10 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Bahasa,
2008), h. 505
11
mata pelajaran dan diberi nama Pendidikan Agama Islam yang disingkat PAI.12 Zakiah Daradjat mengemukakan bahwa:
Pendidikan Agama Islam adalah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup (way of life). 13
Konklusi yang dapat ditarik dari beberapa pendapat pakar di atas adalah bahwa Pendidikan Agama Islam merupakan usaha pembinaan atau asuhan yang
diberikan kepada siswa agar nantinya dapat mengamalkan apa yang telah dipelajarinya atau aktivitasnya senantiasa dilandasi dengan norma-norma islami
baik dalam rumah tangga maupun di tengah-tengah masyarakat.
Bertolak dari beberapa defenisi di atas, maka secara operasional penggunaan media pembelajaran terhadap bidang studi Pendidikan Agama Islam
yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah proses penggunaan media LCD yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam untuk mencapai suatu hasil
yang terbaik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
12Syahidin, Menelusuri Metode Pendidikan dalam al-Quran (Bandung: Alfabeta, 2009),
h. 1.
13
D.Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Penelitian ini menitikberatkan pada peranan media pembelajaran terhadap
pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMU Imam Bonjol Manado.
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan tentang penggunaan media pembelajaran LCD dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam di SMU Imam Bonjol Manado.
b. Untuk mengetahui kendala dan solusi guru Pendidikan Agama Islam dalam penggunaan media pembelajaran LCD di SMU Imam Bonjol
Manado
2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Ilmiah
Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi pemikiran mengenai penggunaan media pembelajaran LCD dalam bidang studi
Pendidikan Agama Islam di SMU Imam Bonjol Manado. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan pembanding bagi peneliti yang melakukan penelitian sejenis.
b. Kegunaan Praktis
1) Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi yang edukatif
konstruktif untuk dijadikan pertimbangan, umpan balik (feedback) atau masukan bagi lembaga pendidikan SMU Imam Bonjol Manado. 2) Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi dan kontribusi
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau
pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.14 Mukhtar mengemukakan secara harfiah media berarti perantara, pengantar atau wahana penyalur pesan dan mengantar informasi belajar, ini menunjukkan bahwa media merupakan wadah dari
pesan yang disampaikan oleh nara sumber yang disalurkan oleh guru, yang diteruskan kepada sasaran penerimaan, yakni siswa yang sedang belajar.15
Dari pengertian etimologis, nampaknya kata media berlaku untuk umum, berbagai kegiatan atau usaha, seperti media dalam penyampaian pesan. Istilah media juga ada dalam bidang pengajaran atau pendidikan sehingga istilahnya
menjadi media pendidikan atau media pembelajaran.16
Menurut Gerlach dan Elydalam bukunya YusufHandi Miarso, mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia,
14Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Cet. 13; Jakarta: Raja Grafindo Persada; 2010), h.
3.
15Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Cet. 1; Jakarta: Misaka Galiza, 2003), h. 103.
16Heri Gunawan, Kurikulum Dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Cet. 1;
materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.17
Menurut Heinich dalam bukunya Rusman, mengatakan media merupakan alat saluran komunikasi.18
Peneliti memahami bahwa media pembelajaran adalah alat atau benda yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, guna untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran yang diberikan. Jadi media itu
tidak hanya berkaitan dengan materi melainkan manusia juga bisa dikatakan media. Apabila dihubungkan dengan pembelajaran, maka manusia disini adalah
guru atau pendidik sedangkan materi yang dimaksud adalah alat atau benda yang digunakan dalam kelas.
Pembelajaran adalah proses pencarian ilmu pengetahuan secara aktif atau
proses perumusan ilmu, bukan proses pengungkapan ilmu semata. Peserta didik membangun pengetahuannya sendiri melalui proses pembelajaran pribadi yang
dilakukannya.
Dalam proses pembelajaran pada diri peserta didik harus ditanamkan rasa
percaya diri dan rasa mampu (bisa melakukan sesuatu), berguna (bisa menyumbangkan sesuatu), memiliki (menjadi bagian dari masyarakat dan
17
Yusuf Handi Miarso, Benih Teknologi Pendidikan (Cet. 5; Jakarta: Kencana, 2011), h. 458
18Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer (Cet. 1; Bandung: Alfabeta,
memiliki hubungan dengan orang dewasa yang saling menyayangi), dan berdaya (memiliki kendali atas masa depannya sendiri).19
Azhar Arsyad mengemukakan bahwa media adalah ”segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.”20
Sejalan
dengan itu Rayandra Asyhar mengemukakan bahwa media adalah apa saja yang digunakan untuk menyalurkan informasi.21 Menurut Iif Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri mengemukakan bahwa media merupakan alat bantu yang dapat
memudahkan pekerjaan. Setiap orang pasti ingin pekerjaan yang dibuatnya dapat diselesaikan dengan baik dan dengan hasil yang memuaskan.22 Dari beberapa pengertian di atas memberikan pemahaman bahwa media adalah alat bantu atau perantara untuk menyampaikan informasi/pesan dari pemberi informasi/pesan terhadap penerima informasi/pesan.
Selain itu menurut Zakiah Daradjat mengemukakan bahwa:
Media merupakan bentuk komunikasi individu maupun kelompok sosial dalam melakukan berbagai kegiatan demi perubahan sosial menuju tercapainya tujuan tertentu, sesuai dengan kelompok masyarakat yang dijalankan seiring dengan polanya masing-masing, begitu pula berlangsung pada lingkungan sekolah dalam bentuk komunikasi interaksi edukatif antara siswa dan guru.23
19
Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (Cet. 2; Bandung: Alfabeta, 2010), h. 152
20Azhar Arsyad, op. cit., h. 3.
21Rayandra Asyhar, Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran (Cet. 1; Jakarta:
Gaung Persada, 2011), h. 4.
22
Iif Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri, Strategi Pembelajaran Sekolah Berstandar Internasional dan Nasional (Cet. 1; Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2010), h. 115.
23Zakiah Daradjat, dkk, Metodologi Pengajaran Agama Islam (Cet. 1; Jakarta Bumi
Senada dengan pernyataan tersebut Arief S. Sadiman dkk., menyatakan bahwa:
Media merupakan bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya untuk itu, media hendaknya dapat dimanipulasi, dilihat di dengar dan dibaca.24 Hal ini memberikan gambaran bahwa media adalah sarana serta teknik yang digunakan dalam rangka meningkatkan efektifitas komunikasi dan interaksi edukatif antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
Media pembelajaran merupakan benda ataupun peristiwa yang membuat kondisi siswa dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan serta sikap yang
positif dalam kehidupannya. Media pembelajaran secara umum merupakan sarana dan prasarana pendidikan yang mempunyai fungsi membantu tercapainya tujuan pembelajaran kepada siswa. Sedangkan secara khusus media pembelajaran adalah
alat dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Dengan demikian media
pembelajaran meliputi segala sesuatu yang dapat membantu proses pencapaian pembelajaran.
Roestiyah Nk, dalam Zakiah Daradjat mengemukakan bahwa:
Media pembelajaran adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka meningkatkan efektifitas komunikasi dan interaksi edukatif antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran di sekolah.25
Sementara Vernon S. Gerlach dan Donald P. Ely masih dalam Zakiah Daradjat mengemukakan bahwa:
24Arief S. Sadiman dkk., Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya (Cet. 11: Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h. 7.
25Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam (Cet. 6; Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h.
Media pembelajaran adalah sumber belajar. Secara luas dapat diartikan dengan manusia, benda atau peristiwa yang membuat kondisi siswa yang memungkinkan memperoleh pengetahuan dan keterampilan serta sikap.26
Pendapat di atas dapat dimaknai bahwa alat atau media pembelajaran meliputi segala sesuatu yang dapat membantu proses pencapaian tujuan pembelajaran, dapat
berupa manusia maupun benda. Alat atau media pembelajaran digunakan untuk mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam pembelajaran, keefektifan komunikasi dan interaksi tersebut dibangun dalam rangka pencapaian
tujuan pembelajaran.
Selanjutnya Kemp dan Dayton dalam Azhar Arsyad mengemukakan bahwa:
Media pembelajaran dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu dipergunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu memotivasi minat atau tindakan, menyajikan informasi dan memberi intruksi.27
Dari beberapa pengertian di atas memberikan gambaran bahwa media
pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan pembelajaran dari guru kepada siswa, sehingga dapat merangsang pemikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa, sehingga proses pembelajaran
dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Dalam proses pembelajaran kehadiran media mempunyai arti yang cukup
penting, karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada siswa dapat disederhanakan dengan bantuan
pendidik melalui kata-kata atau kalimat tertentu, bahkan keabstrakan bahan dapat dikongkritkan dengan kehadiran media atau dengan kata lain media sebagai alat
untuk mempermudah siswa untuk memahami segala yang disampaikan oleh guru. Kehadiran media membuat siswa lebih mudah mencerna materi pelajaran
daripada tanpa bantuan media, peranan media tidak akan terlihat bila penggunaannya tidak sejalan dengan isi dari tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Hal ini karena tujuan pembelajaran harus dijadikan sebagai pangkal acuan untuk
menggunakan media, manakala diabaikan maka media bukan lagi sebagai alat bantu pembelajaran, tetapi sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan pembelajaran
secara efektif dan efesien.
B. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Penggunaan Media Pembelajaran
Menurut Rayandra Asyhar pemilihan media pembelajaran harus
disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai, karakteristik materi ajar dan pembelajaran, serta peserta didik. Tidak semua jenis media cocok untuk semua materi pembelajaran dan peserta didik. Pembahasan meliputi beberapa hal yang
berkaitan dengan dasar dan prosedur pemilihan media pembelajaran termasuk prinsip dan kriteria yang digunakan:
1. Pentingnya pemilihan media pembelajaran. Dalam desain pembelajaran, keputusan perlu dibuat mengenai media apa yang digunakan dalam menyampaikan materi pembelajaran.
Dilihat dari mekanismenya, Anderson dalam Rayandra Asyhar membagi model pemilihan media menjadi dua macam, yaitu: model pemilihan tertutup dan
model pemillihan terbuka.
a. Pemilihan tertutup adalah proses pemillihan yang dilakukan dari atas (Dinas
Pendidikan). Sekolah hanya terima jadi keputusan yang sudah diambil oleh Dinas Pendidikan. Dalam hal ini, sekolah tidak punya alternatif lain kecuali menerima dan menggunakannya. Dalam kondisi seperti ini, yang bisa
dilakukan guru hanyalah memilih topik/pokok bahasan yang cocok untuk dimediakan pada jenis media yang tersedia. Misalnya saja, telah ditetapkan
bahwa media yang digunakan adalah media audio.
b. Pemilihan terbuka adalah kebalikan dari cara tertutup yaitu pemilihan yang bersifat “bottom up” artinya guru atau sekolah bebas memilih dan mengusulkan jenis media apa saja yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di sekolah masing-masing.28
Prinsip-prinsip keterampilan menggunakan media pembelajaran, yaitu: 1. Tepat guna, artinya media pembelajaran yang digunakan sesuai dengan
kompetensi dasar.
2. Berdaya guna, artinya media pembelajaran yang digunakan mampu meningkatkan motivasi siswa.
28
3. Bervariasi, artinya media pembelajaran yang digunakan mampu mendorong sikap aktif siswa dalam belajar.29
Sebagai alat bantu, media media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pengajaran. Hal ini dilandasi dengan keyakinan bahwa
proses belajar mengajar dengan bantuan media mempertinggi kegiatan belajr anak didik dalam tenggang waktu yang cukup lama. Itu berarti kegiatan belajar peserta didik dengan bantua media akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih
baik dari pada tanpa bantua media. Walaupun begitu, penggunaan media sebagai alat bantu tidak bisa sembarangan menurut sekehendak hati guru. Tetapi harus
memperhatikan dan mempertimbangkan tujuan. Media yang dapat menunjang tercapainya tujuan pengajaran tentu lebih diperhatiakan. Sedangkan media yang tidak menunjang tentu harus disingkirkan jauh-jauh untuk sementara. Kompetensi
guru sendiri patut dijadikan perhitungan. Apakah mampu atau tidak untuk mempergunakan media tersebut.30 Akhirnya dapat dipahami bahwa media adalah alat bantu dalam proses belajar mengajar, dan gurulah yang mempergunakannya untuk membelajarkan peserta didik demi tecapainya tujutan pengajaran, karena
gurulah yang menghendaki untuk membantu tugas guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang diberikan oleh guru kepada peserta didik. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk
29
Udin Syaefudin Saud, Pengembangan Profesi Guru (Cet. 3; Bandung: Alfabeta, 2010), h. 67.
30Syaiful Bahri Djamarah dkk, Strategi Belajar Mengajar, ( Cet. 4; Jakarta: Rineka
dicerna dan dipahami oleh setiap anak didik yang kurang menyukai bahan pelajaran yang disampaikan.
Tujuan pendidikan adalah mengubah anak, yaitu caranya berpikir, merasa, berbuat, jadi mengubah kelakuan. Kurikulum disusun untuk mendorong anak
berkembang kearah tujuan itu. Sudah selayaknya pendidikan maupun anak didik harus tahu apa yang harus dicapai. Atau tegasnya harus diketahui dengan jelas apa yang dapat dilakukan sebelum ia mempelajarinya. Adanya tujuan yang jelas
sekaligus memberikan ukuran tentang keberhasilan pelajaran. Bila tujuan itu tidak dapat tercapai maka ada kekurangan dalam proses megajar-belajar itu. Secara
empiris dapat dicari melalui percobaan, cara manakah yang paling serasi untuk mencapai hasil yang ditentukan. Dengan pendekatan teknologi pendidikan kita dapat menggunakan metode ilmiah untuk menguji-cobakan hipotesis-hipotesis
tentang cara yang paling efektif diguna mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dalam garis besarnya, langkah-langkah yang diikuti dalam metode
teknologi pendidikan adalah:
a. Merumuskan tujuan yang jelas yang harus dicapai yang dapat dipandang
sebagai masalah.
b. Menyajikan pelajaran menurut cara yang dianggap serasi yang kita pandang sebagai “hipotesis” yang perlu dites.
d. Mencari perbaikan andaikan hasilnya belum memenuhi syarat atau standar yang ditentukan dan melangsungkan percobaan dengan cara lain sampai
tercapai apa yang diharapkan.31
Media pembelajaran merupakan alat bantu dalam proses belajar mengajar
baik dalam pendidikan formal maupun non formal. Media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa kriteria, antara lain: kesesuaian dengan materi pembelajaran, kemudahan dalam penggunaan, dan menarik bagi peserta didik,
tercapai tujuan pembelajaran secara optimal. Salah satu media yang menarik perhatian bagi peserta didik diera teknologi informasi ini adalah berbasis multi
media.32
Sebelum membahas pemanfaatan komputer sebagai media pembelajaran di sekolah, terlebih dahulu membahas perkembangan teknologi komputer dan
kemudian membahas komputer sebagai media pembelajaran, dengan berbagai kelebihan serta keterbatasan komputer, serta pemanfaatan jaringan komputer
untuk pembelajaran interaktif:
1. Perkembangan teknologi komputer; Teknologi komputer adalah sebuah
penemuan yang memungkinkan menghadirkan beberapa atau semua bentuk stimulus sehingga pencapaian hasil pembelajaran secara optimal.
2. Komputer sebagai media pembelajaran; Penggunaan komputer sebagai
media pembelajaran mungkin merupakan suatu hal yang baru bagi sekolah-sekolah di Indonesia. Apabila komputer digunakan sebagai media
31Nasution, Teknologi Pendidikan (Cet. 5; Jakarta: Bumi Aksar, 2010), h. 9.
32Widada HR, Mudah Membuat Media Pembelajaran Multimedia Interaktif untuk Guru
pembelajaran yang baik di sekolah, harus memenuhi beberapa syarat. Sebab suatu media pembelajaran mempunyai kemampuan untuk meningkatkan
motivasi belajar pembelajar. Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran harus mempunyai tujuan untuk memberikan motivasi kepada
pembelajar.33
Berbeda dengan media audio visual, komputer adalah suatu media interaktif, dimana peserta didik memiliki kesempatan untuk berinteraksi dalam
bentuk mempengaruhi atau mengubah urutan yang disajikan. Sebagaimana halnya dengan penggunaan sumber-sumber audio visual yang dapat meningkatkan
motivasi dan menyajikan informasi dan prakarsa melalui stimuli visual dan audio, komputer punya nilai lebih karena dapat memberi peserta didik pengalaman kinestetik melalui penggunaan keyboard komputer.
Ada tiga bentuk penggunaan komputer dalam kelas, yaitu untuk mengajar peserta didik menjadi mampu membaca komputer atau computer literatur, untuk
mengajarkan dasar-dasar pemrograman dan pemecahan masalah komputer, dan untuk melayani pesrta didik sebagai alat bantu pembelajaran.34
Komputer menjadi suatu teknologi penting dalam masyarakat, karena banyak digunakan dalam kegiatan bisnis, di sekolah, dan di rumah. Banyak materi pelajaran yang dapat disampaikan melalui komputer, jika peserta didik memiliki
kemampuan menggunakan komputer. Materi tersebut terkait dengan tujuan pendidikan, oleh karena itu harus dijadikan ukuran dalam kurikulum di sekolah
33Hujair AH Sanaky, op.cit., h. 181. 34
dasar dan sekolah menengah. Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk memperkenalkan komputer pada peserta didik.35
Komputer dapat digunakan sebagai alat instruksional yang disebut pengajaran dengan bantuan komputer (computer Aided Instruction disingkat CAI).
Bentuk pengajaran ini menjadi pelengkap pengajaran kelas yang sedang berlangsung, dalam hal mana siswa memperoleh infirmasi dan keterampilan serta manerima bantuan langsung.36
Keuntungan penggunaan multi media dalam pembelajaran diantaranya dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memahami suatu konsep
abstrak dengan lebih mudah, selain itu juga penggunaan media komputer dalam bentuk multi media dapat memberikan kesan yang positif kepada guru karena dapat membantu guru menjelaskan isi pelajaran kepada peserta didik, menghemat
waktu dan meningkatkan motivasi peserta didik dalam belajar.37
Bahan pembelajaran merupakan isi yang diberikan kepada peserta didik
pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. Bahan yang disajikan inilah mengantarkan peserta didik pada tujuan pembelajaran. Salah satu cara untuk
mempermudah dalam pencapaian tujuan pembelajaran tentunya menggunakan media yang mana media mempunyai keterkaitan dengan bahan yang disampaikan (relevansi).
35Ibid. 36Ibid., h. 237. 37
Karakteristik media pembelajaran sebelum mulai pokok bahasan baru memang telah dibayangkan berbagai kegiatan dalam mengajar, atau pada saat
pembelajaran berlangsung. Menentukan media yang sesuai dengan mata pelajaran yang akan diajarkan. Dengan kata lain, untuk setiap tahap pembelajaran mungkin
diperlukan penggunaan media yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan bahan pelajaran yang akan diajarkan.
Kegiatan belajar mengajar, tentunya mempunyai hubungan yang erat
dengan materi pelajaran. Guru mempunyai keinginan supaya anak didiknya berkembang perlu dapat mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar. Dimana
kegiatan itu dilakukan oleh guru sebagai pendidik dan peserta didik sebagai penerima materi di dalam interaksinya dalam mengajar.38
C. Penggunaan Media LCD pada Proses Pembelajaran
Tekhnologi komputer adalah sebuah penemuan yang memungkinkan menghadirkan beberapa atau semua bentuk stimulus sehingga pembelajaran lebih optimal namun demikian masalah yang timbul tidak semudah yang dibayangkan
para pengajar yang mempunyai kemampuan untuk merealisasikan pembelajaran dengan menggunakan computer dan projector LCD. Sebab kebanyakan pengajar
yang tidak memiliki kemampuan untuk menggunakan dan menghadirkan program komputer dan LCD dalam Pembelajaran.
Projector LCD (Liquid Crystal Display ) adalah salah satu jenis projector
yang digunakan untuk menapilkan vedio, gambar, atau data dari komputer pada
38
sebuah layar atau dengan permukaan datar seperti tembok. Projector LCD jenis ini merupakan salah satu alat optik dan elektronik dengan sistem optik yang efesien,
menghasilkan cahaya amat terang tanpa mematikan atau menggelapkan lampu ruangan, sehingga dapat menproyeksikan tulisan, gambar, atau tulisan dan gambar
yang dapat dipancarkan dengan baik kelayar.39
Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa LCD (Liquid Crystal Display ) adalah salah satu metode tampilan yang menggunakan panel – panel kristal cair sebagai pembentuk gambar. Pada LCD projector, gambar yang dilayar dibentuk dari 3 buah LCD panel, yaitu red, green, blue, yang masing-masing
membentuk element merah, hijau dan biru. Dari ketiga element tersebut, kemudian disatukan lewat prisma dan kemudian difokuskan ke layar. Dalam hal ini LCD panel, seperti deretan deretan jendela yang bisa membuka tutup, dengan
sudut bukaan dari tertutup rapat hingga membuka lebar, lalu disorot oleh lampu dari belakang. Dari kombinasi susunan jendela-Jendela yang terbuka dan tertutup
tersebut, maka terbentuklah sebuah gambar.
Media pembelajaran LCD Projector merupakan penggabungan antara Note
Book atau Laptop dengan LCD Projector. LCD Projector sebagai hardwarenya, sedangkan program yang sudah terdesain dan tersusun di dalam laptop sebagai softwarenya. LCD Projector termasuk ke dalam kategori media audio visual
gerak, karena dapat menyajikan berbagai tampilan informasi baik berupa audio, visual diam, maupun gabungan audio visual gerak.
39Hujar Sanaki, Media Pembelajaran Interaktif-inovatif (Cet;I, Yogyakarta: Kaukaba
Berikut adalah cara pemanfaatan media LCD yaitu sebagai berikut:
LCD Proyektor (Liquid Crystal Display) dapat bekerja apabila dilengkapi
dengan peralatan tambahan, yaitu :
a. Kabel Data. Kabel data yaitu kabel yang digunakan untuk menghubungkan
antara LCD Proyektor dengan komputer. Dua kabel data yang sering digunakan dalam LCD proyektor, yaitu : USB ( Universal Serial Bus) dan parallel
b. Wireless. Tanpa menggunakan kabel data, LCD proyektor bisa disambungkan dengan berbagai koneksi wireless.
c. Power Supply. Power supply berfungsi menghubungkan LCD proyektor dengan sumber listrik, dan terdiri dari adaptor dan kabel penghubung tegangan ke LCD proyektor.
Dalam pengoperasian LCD proyektor, perlu diperhatikan hal – hal sebagai berikut :
a. Hubungkan proyektor dengan listrik dengan menggunakan kabel power, apabila lampu indicator power menyala orange, berarti proyektor sudah siap
untuk dipakai. b. Buka tutup lensa.
c. Tekan tombol power sekitar 2 detik ( dipanel proyektor atau remote ),
tunggu sampai indicator berwarna hijau dan display tampil penuh selama 10 – 30 detik.
e. Tekan source ( input untuk memilih input yang akan di displaykan ) atau automatic source dalam kondisi “On”, silahkan menunggu 5 – 10 detik untuk pencarian input.
f. Port LCD dihubungkan ke PC atau Notebook melalui kabel USB, begitu
pula ke kabel VGA dan kabel audio.
g. LCD proyektor dapat dihubungkan dengan monitor komputer melalui VGA kabel port.
Penempatan dalam pembelajaran dengan menggunakan media LCD proyektor, gambar yang dipancarkan dapat berupa dari komputer, video player
atau siaran televisi. Power Point merupakan salah satu pogram yang digunakan, karena mudah penggunaannya dan memiliki kekayaan warna
Pentingnya peran media dalam pembelajaran mengharuskan para pendidik
untuk lebih kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan berbagai sumber belajar dan media. Media merupakan alat bantu mengajar, termasuk salah satu komponem
lingkungan belajar yang dirancang oleh pendidik. Media pembelajaran merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran. pemanfaatan media
pembelajaran merupakan kreatif dan sistematis untuk menciptakan pengalaman yang dapat membelajarkan peserta, sehingga pada akhirnya dihasilkan lulusan yang berkualitas. Pemanfaatan media pembelajaran yang optimal perlu didasarkan
pada kebermaknaan dan nilai tambah yang dapat diberikan kepada peserta didik melalui suatu pengalaman belajar yang menggunakan media pembelajaran.40
40
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran, kedua aspek ini saling berkaitan.
Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus
diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan peserta didik menguasai setelah pembelajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik peserta didik,
meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim,
kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.41
Dengan peranan media yang semakin meningkat, sering kali menimbulkan kekhawatiran dipihak guru, karena guru khawatir apabila fungsinya akan digeser
oleh media pembelajaran. Tetapi sebenarnya, pihak pendidik tidak perlu khawatir, asalkan mampu memahami peran dan tugas yang sebenarnya. Tugas dan peranan
guru selain mendidik juga memberikan perhatian dan bimbingan secara individual kepada peserta didik yang merupakan tugas penting. Tugas ini tidak mungkin
digantikan atau diwakilkan kepada media pembelajaran. Sedangkan informasi berupa bahan pelajaran, dapat dikemas dan disajikan secara jelas, menarik, teliti, efisien, efektif dengan menggunakan media pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran, menggunakan media merupakan hal yang harus dilakukan, agar proses pembelajaran berjalan secara mengasyikkan. Hal ini
karena mengajar merupakan usaha yang dilakukan guru agar siswa belajar. Dan
41
belajar adalah proses perubahan tingkah laku melalui pengalaman, baik pengalaman langsung maupun tidak langsung.
Pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi. Kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri
dimana guru atau dosen dan siswa/mahasiswanya bertukar pikiran untuk mengembangkan ide dan pengertian. Dalam komunikasi sering timbul dan terjadi penyimpangan-penyimpangan sehingga komunikasi tersebut tidak efektif dan
efisien, antara lain disebabkan oleh adanya kecenderungan verbalisme, ketidaksiapan siswa/mahasiswa, kurangnya minat belajar dan gairahnya, dan
sebagainya.
Salah satu usaha untuk mengatasi keadaan demikian ialah penggunaan media secara terintegrasi dalam belajar mengajar, karena fungsi media dalam
kegiatan tersebut disamping sebagai penyaji stimulus informasi, sikap dan lain-lain, juga untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi.42
Jadi pemanfaatan teknologi pendidikan ini dimaksudkan untuk mengoptimalkan pelayanan kepada peserta didik agar mereka dapat menjadi
manusia masa depan yang bahagia.43
42
H. Asnawir dan M. Basyirudin Usman, Media Pembelajaran (Cet. 1; Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h. 13-14
43 Sudarwan Danim, Media Komunikasi Pendidikan (Cet. 1; Jakarta: Bumi Aksara, 1994),
Penggunaan media dalam proses belajar mengajar mempunyai nilai-nilai praktis sebagai berikut:
a. Media dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa atau mahasiswa. Dua orang anak yang hidup di dunia
lingkungan yang berbeda akan mempunyai pengalaman yang berbeda pula. Dalam hal ini media dapat mengatasi perbedaan-perbedaan tersebut.
b. Media dapat mengatasi ruang kelas.
c. Media kemungkinan adanya interaksi langsung antara siswa dengan
lingkungan.
d. Media menghasilkan keragaman pengamatan. Pengamatan yang dilakukan siswa dapat secara bersama-sama diarahkan kepada hal-hal
yang dianggap penting sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
e. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan
realistis. Penggunaan media, seperti; gambar, film, model, grafik, dan lainnya dapat memberikan konsep dasar yang benar.
f. Media dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru. Contoh; pengalaman anak semakin luas, persepsi semakin tajam, dan konsep dengan sendirinya semakin lengkap.
h. Media dapat memberikan pengalaman yang integral dari suatu yang
konkrit sampai kepada yang abstrak.44
Dari beberapa kegunaan media di atas tentunya member peluang dan motivasi bagi para guru untuk menggunakan media khususnya media LCD yang
dimana media LCD tersebut merupakan hal yang mudah dan menambah keilmuan bagi para guru dalam mendesain pembelajaran.
D. Pendidikan Agama Islam dan Tujuannya
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Islam sebagai agama yang mengandung nilai universal, berlaku sepanjang zaman, dijamin pasti benar, sesuai dengan fitrah manusia, mengandung prinsip
keseimbangan dan seterusnya dijamin dapat menyelamatkan kehidupan manusia didunia dan akhirat. Atas dasar ini, maka Pendidikan Agama Islam pada
umumnya, memiliki tujuan yang didasarkan pada kepentingan agama, namun tujuannya untuk menyejahterakan dan membahagiakan manusia. Intinya ialah bahwa dengan berpegang teguh pada agama Islam, kehidupan manusia dijamin
pasti sejahtera dan bahagia di dunia dan akhirat.45
Membahas Pendidikan Agama Islam tidak terlepas dari pengertian
pendidikan secara umum, untuk mendapatkan pengertian yang jelas dan tepat diberikan batasan dalam pembahasan ini, sekitar penjelasan Pendidikan Agama Islam. Para ahli dalam bidang pendidikan telah banyak memberikan konsep
44H. Asnawir dan M. Basyirudin Usman, op. cit, h. 14-15
45Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam (Cet. 1; Jakarta: Prenada Media Group, 2010),
tentang defenisi Pendidikan Agama Islam dengan redaksi yang berbeda-beda, sehingga hal ini ditemukan berbagai macam dan ragam pandangan tentang
Pendidikan Agama Islam.
Menurut Abdul Majid mengemukakan bahwa Pendidikan Agama Islam
adalah upaya sadar dan terancana dalam menyiapkan siswa untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani ajaran agama Islam.46
Menurut Syahidin, dkk, mengemukakan bahwa:
Pendidikan Agama Islam adalah suatu program pendidikan yang menanamkan nilai-nilai Islam sebagai proses pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas, yang dikemas dalam bentuk mata pelajara yang diberi nama Pendidikan Agama Islam atau disingkat PAI.47
Muhammad Muntahibun Nafis mengemukakan bahwa:
Pendidikan Agama Islam merupakan proses trans-internalisasi pengetahuan dan nilai Islam kepada siswa melalui upaya pengajaran, pembiasaan, bimbingan, pengasuhan, pengawasan, pengarahan, dan pengembangan potensi-potensinya, guna mencapai keselarasan dan kesempurnaan hidup di dunia dan akhirat serta jasmani dan rohani.48
Abdul Majid dalam Zakiah Daradjat mengemukakan bahwa:
Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh siswa agar senantiasa tertanam dalam dirinya agar dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh, lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.49
Selain pandangan di atas dalam Undang-Undang RI. Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Penidikan Nasional pasal 37 ayat 1 ditegaskan bahwa
46Abdul Majid, dkk., Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Konsep dan
Implementasi Kurikulum 2004 (Cet. 3; Bandung: Remadja Rosdakarya, 2006), h. 130.
47
Syahidin dkk., Moral dan Kognisi Islam (Cet. 3; Bandung: Alfabeta, 2009), h. 1.
48 Muhammad Muntahibun Nafis, Ilmu Pendidikan Islam (cet. I; Yogyakarta: Teras,
2011), h. 26
49
Pendidikan dasar dan menengah wajib memuat pendidikan agama.50 Dalam penjelasan pasal ini dinyatakan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah usaha
untuk memperkuat iman dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama yang dianut oleh siswa yang bersangkutan, dengan memperhatikan
tuntutan untuk menghormati agama lain, dalam hubungan dengan kerukunan antar umat beragama sedangkan dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan.51
Dari pengertian tersebut dapat ditemukan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran agama Islam yaitu:
a. Pendidikan Agama Islam sebagai usaha sadar yakni suatu kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan yang dilakukan secara berencana dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai.
b. Siswa yang hendak disiapkan untuk mencapai tujuan, ada yang dibimbing, diajari atau dilatih dalam meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan
dan pengamalan terhadap ajaran agama Islam.
c. Pendidik atau guru Pendidikan Agama Islam yang melakukan kegiatan
bimbingan, pengajaran atau latihan secara sadar terhadap siswa untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam.
d. Kegiatan (pembelajaran) Pendidikan Agama Islam diarahkan untuk
meningkatkan keyakinan, pemahaman dan penghayatan serta pengamalan
50
Republik Indonesia. Undang-Undang RI. Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, h. 29.
51Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama
ajaran agama Islam dari siswa, disamping untuk membentuk kesalehan atau kualitas pribadi juga untuk membentuk kesalehan sosial.52
Dalam konsep ini, Pendidikan Agama Islam selalu menekankan pada iman sebagai potensi rohani yang harus diaktualisasikan dalam bentuk amal saleh,
sehingga menghasilkan prestasi rohani (iman) yang sering disebut takwa dan juga menumbuhkan kesalehan sosial sehingga akan tumbuh rasa persatuan dan kesatuan.
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam ialah suatu usaha sadar untuk menyiapkan siswa agar lebih meyakini agama
Islam melalui bimbingan yang dilakukan oleh seorang pendidik tehadap siswa sehingga tertanam di dalam diri siswa nilai-nilai agama Islam, disamping itu pula nilai-nilai yang diperoleh dari pengetahuan agama dapat diimplementasikan dalam
diri pribadi dan masyarakat.
Pendidikan Agama Islam merupakan sumber nilai kebenaran dan kekuatan
yang dapat mengantarkan pada aktivitas yang dicita-citakan. Nilai yang terkandung dalam Pendidikan Agama Islam merupakan nilai luhur yang bersifat
kerohanian pribadi maupun umum selain itu pula dasar pendidikan agama mengandung perintah Tuhan yang perlu diwujudkan dalam bentuk ibadah kepadanya. Adapun dasar Pendidikan Agama Islam antara lain firman Allah swt.
Terjemahnya:
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.53
Selain dari ayat di atas terdapat pula pada ayat lain yang menjelaskan landasan hukum Pendidikan Agama Islam sebagimana berfirman Allah swt. dalam Q.S. Ali „Imran/3 : 104:
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.54
Berdasarkan ayat di atas dapat dipahami bahwa pendidikan yang baik adalah pendidikan yang bermanfaat bagi tiap individu untuk disebarluaskan
kepada orang lain. Artinya dengan adanya pendidikan maka seseorang selalu menyeruh kepada kebaikan dan mencegah dari perbuatan yang mungkar.
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan adalah sasaran yang hendak dicapai oleh seseorang atau kelompok
orang yang melakukan suatu kegiatan, untuk itu tujuan yang ingin dicapai Pendidikan Agama Islam adalah untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan,
pengamalan serta pengalaman pesera didik tentang agama Islam sehingga menjadi
53Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. (Surakarta: Media Insani
Publishing, 2007), h. 383.
54
manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaan, berbangsa dan bernegara.55
Muhammad Alim mengemukakan bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam adalah membantu terbinanya sarjana muslim yang beriman, berilmu dan beramal
saleh.56 Sedangkan menurut Syahidin dalam Nurcholis Majid mengatakan bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam adalah untuk mencetak sarjana-sarjana agama.57
Dari tujuan tersebut dapat ditarik beberapa dimensi yang perlu dicapai
dalam kegiatan pembelajaran agama Islam antara lain:
1) Dimensi keimanan yaitu bagaimana siswa dapat mewujudkan keimanan
terhadap ajaran agama Islam.
2) Dimensi pemahaman atau penalaran (intelektual) yaitu bagaimana siswa dapat mewujudkan keilmuannya terhadap ajaran agama Islam.
3) Dimensi penghayatan atau pengalaman batin yaitu bagaiman siswa dapat menjalankan ajaran Islam.
4) Dimensi pengamalannya, dalam arti bagaimana ajaran Islam yang telah diimani, difahami dan dihayati, atau diinternalisasi oleh siswa dapat
menumbuhkan motivasi untuk mengamalkan ajaran agama dan nilai-nilai
55Abdul Majid, dkk., op. cit., h. 135. 56
Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam, Upaya Pembentukan Pemikiran dan Kepribadian Muslim (Cet. 1; Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006), h. 7.
57Syahidin, Menelusuri Metode Pendidikan dalam al-Qur’an (Cet. 1; Bandung: Alfabeta,
dalam kehidupan pribadi sebagai manusia yang beriman dan bertakwa serta dapat mengaktualisasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.58
Dengan demikian Tujuan pendidikan merupakan hal yang sangat dominan dalam suatu lembaga pendidikan karena berbicara tentang pendidikan maka
persoalannya akan mengarah pada fokus bagaimana mendidik, karena dalam pendidikan guru bertindak untuk mempengaruhi perkembangan siswa, sehingga perkembangan siswa serta sikapnya, sesuai dengan nilai-nilai Pendidikan Agama
Islam.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa inti dari tujuan Pendidikan
Agama Islam adalah menanamkan nilai-nilai Pendidikan Agama Islam kepada siswa, sehingga mereka hidup selalu membuahkan kebaikan baik di dunia maupun diakhirat.
58
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field Research) dan jenis
penelitian ini adalah deskriptif, yakni mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada dengan apa adanya pada objek yang diteliti.59 Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk ekplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial dengan jalan mendeskripsikan variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti.60
B. Lokasi dan waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMU Imam Bonjol Manado yang terletak di kecamatan Bunaken Kota Manado. Dipilihnya lokasi tersebut sebagai objek
penelitian karena lokasi tersebut mudah dijangkau dan ada fenomena yang menarik serta mempunyai karakteristik tertentu yang sesuai dengan permasalahan
yang diteliti. Adapun waktu penelitian yaitu dimulai dari bulan Mei sampai dengan bulan Juli 2015
59Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian (Cet. IV; Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h.
99. Lihat juga Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D (Cet. X; Bandung: Alfabeta, 2010), h. 24.
60Ibnu Hadjar, Dasar-dasar Metodologi, Penelitian Kwantitatif dalam Pendidikan (Cet.II;
C. Jenis dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder.
1. Data primer
Data primer adalah data utama yang berasal dari sumber bahan atau dokumen yang dikemukakan atau digambarkan sendiri oleh pihak yang bersangkutan dengan penelitiaan. Sumber data primer ini diperoleh
dari semua elemen yang berkaitan dengan penelitian yang dikaji yakni berasal dari informan yaitu kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru
Pendidikan Agama Islam dan beberapa orang siswa. 2. Data sekunder
Data sekunder adalah sumber bahan kajian yang digambarkan oleh
orang lain tetapi bukan termasuk objek yang diteliti. Sumber data sekunder ini antara lain: bahan publikasi yang ditulis oleh seseorang yang tidak
terlibat secara langsung misalnya tulisan-tulisan ilmiah, buku-buku literatur, serta peraturan perundang-undangan yang relevan dengan objek
yang diteliti.
D. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Instrument pengumpulan data adalah alat
agar menjadi sistematis dan lebih mudah.61 Berdasarkan masalah yang diteliti serta jenis data yang diperoleh maka dalam penelitian ini dipergunakan sejumlah
kombinasi metode dan teknik pengumpulan data antara lain:
1. Observasi adalah pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti untuk
mengetahui keberadaan objek, situasi, konteks dan maknanya dalam upaya mengumpulkan data penelitian.62 Peneliti mengadakan pengamatan secara terstruktur yang dirancang secara sistematis tentang apa yang diamati.
2. Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan suatu informasi yang digali dari sumber data langsung
melalui percakapan atau Tanya jawab.63 Dalam melakukan wawancara, peneliti mengembangkan pertanyaan tentang fokus penelitian sedetail-detailnya. Bentuk pedoman wawancara yang peneliti gunakan adalah bentuk
wawancara yang tidak terstruktur yakni suatu bentuk pedoman wawancara yang hanya menurut pokok-pokok pikiran yang ditanyakan.
3. Dokumentasi: penerapan teknik dokumentasi dalam hal ini adalah mengumpulkan arsip dan teori yang relevan, terkait realitas yang terjadi di
tempat penelitian. Teknik ini digunakan untuk mengetahui sejumlah data tertulis yang ada di lapangan yang relevan dengan pembahasan dalam tesis ini.
61
Ibnu Hadjar., Ibid., h. 124.
62Djam‟an Satori dan Aan Komariah, Metode Penelitian Kualitatif (Cet. I; Bandung:
Alfabeta, 2009), h. 105.
63Djam‟an Satori
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Untuk menguji kredibilitas data, analisis data yang digunakan adalah
trianggulasi. Analisis triangulasi dilakukan dengan mengecek secara berulang, mencocokkan dan membandingkan data dari berbagai sumber, baik dari hasil
observasi, wawancara, maupun dokumentasi. Setelah data dicocokkan kemudian dirangkum untuk dipilih data yang diperlukan. Data yang terkait dengan penelitian diklasifikasikan dan diberi kode sesuai dengan tujuan
penelitian. Proses ini disebut dengan reduksi data, yakni proses pemilihan, pemusatan perhatian untuk menyederhanakan, mengabstrasi dan
mengformulasi data kasar yang diperoleh.
Kemudian proses tersebut sampai berlanjut dengan pengambilan kesimpulan terhadap data yang telah disajikan dari hasil observasi,
wawancara, maupun dokumentasi atau disebut verifikasi data. Selanjutnya data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan teknik analisis induktif, yaitu
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelusuran peneliti pada SMU Imam Bonjol Manado ditemukan bahwa pihak sekolah sangat mendukung adanya penambahan berbagai sarana prasarana khususnya media pembelajaran guna membantu kelancaran
kegiatan pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran, sarana dan prasarana merupakan suatu hal yang sangat penting.
Perangkat media pembelajaran berbasis teknologi yang sudah ada di SMU Imam Bonjol Manado sangat memberi kontribusi terhadap keberhasilan pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui penggunaan media berbasis
teknologi.
Perangkat media pembelajaran di SMU Imam Bonjol Manado yang
tersedia, semua dalam kondisi dapat digunakan dengan baik. Dalam penelitian penulis telah menemukan berbagai data yang terlihat bahwa masih adanya
perangkat yang masih kurang dari segi jumlah, yaitu LCD yang seharusnya secara kebutuhan diperlukan 8 LCD, karena yang tersedia baru 2 LCD sehingga masih kurang 6 perangkat LCD. Demikian pula dengan perangkat papan elektronik yang
peneliti sudah dapat digunakan sebagai penunjang penggunaan media dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
1. Penggunaan Media LCD pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam di SMU Imam Bonjol Manado
Penggunaan media berbasis teknologi dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMU Imam Bonjol Manado dilaksanakan berdasarkan pada
kebijakan kepala sekolah. Perencanaan dan penetapan pelaksanaan penggunaan media berbasis teknologi dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMU
Imam Bonjol Manado sesuai petunjuk kepala sekolah. hal tersebut terungkap melalui wawancara dengan kepala sekolah yang menyatakan bahwa:
Perencanaan penggunaan media dalam pembelajaran di SMU Imam Bonjol Manado telah terencana sejak awal, akan tetapi yang mejadi penghambat saat itu adalah alat media belum ada sama sekali sehingga penggunaan media khususnya media LCD telah tertunda penggunaannya. Namun, setelah kami melakukan rapat dengan beberapa orang guru dan beberapa orang komite dan perwakilan dari beberapa orang tua maka hal tersebut telah terwujud dan Alhamdulillah media pembelajaran LCD kini telah digunakan oleh para guru meskipun masih bergantian.64
Penggunaan media dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMU
Imam Bonjol Manado dapat diketahui melalui penjelasan kepala sekolah sebagaimana uraian di atas menggambarkan bahwa penggunaan media dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMU Imam Bonjol Manado telah dilaksanakan oleh beberapa orang guru khususnya guru pendidikan agama Islam.
Pembelajaran merupakan muara dari implementasi kurikulum, yaitu
bagaimana agar isi pesan pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui media
64 Hasil “
dapat dicerna atau diterima oleh peserta didik secara tepat dan dengan optimal. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan media berbasis
teknologi dalam prosesnya, sebagaimana hasil observasi yang peneliti lakukan, menggambarkan suatu proses yang diawali guru mempersiapkan peralatan seperti:
laptop, LCD, dan tab screen sebagai media pembelajaran. Langkah selanjutnya guru membuka pembelajaran dengan melakukan tanya jawab kepada peserta didik tentang materi yang lalu, kemudian menyampaikan materi pembelajaran menggunakan media
pembelajaran. Peserta didik memperhatikan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru dengan senang dan antusias, yang diselingi dengan tanya jawab. Pada tahap
akhir guru memberi tugas kepada peserta didik, yang sebelumnya terlebih dahulu guru menyimpulkan materi yang telah disampaikan.
Penggunaan media LCD dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di
SMU Imam Bonjol Manado dalam proses pelaksanaannya dinilai oleh kepala sekolah, guru dan peserta didik cukup baik. Penilaian tersebut diperoleh dari hasil
wawancara peneliti dengan kepala sekolah yang mengatakan bahwa:
Penggunaan media LCD dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMU Imam Bonjol Manado selama ini, cukup baik, artinya, dengan menggunakan media LCD dalam proses pembelajaran saya melihat adanya para guru khususnya guru Pendidikan Agama Islam telah bersemangat. Selain itu, para siswapun ikut bersemangat karena belajar menggunakan Media LCD terlihat guru menggunakan berbagai slide yang menarik konsentrasi peserta didik.65
Guru Pendidikan Agama Islam juga menjelaskan hal yang serupa. Dalam
wawancaranya ia mengatakan bahwa:
65Hasil “
Untuk proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan media LCD di SMU Imam Bonjol Alhamdulillah sangat karena media ini sangat membantu sebab dengan menggunakan media LCD pada pembelajaran akan meningkatkan konsentrasi dan motivasi belajar siswa. Sebab, pembelajaran dengan menggunakan media LCD dapat menampilkan berbagai pembelajaran seperti slide power poin, gambar-gambar yang memiliki makna keislaman, video praktek sholat, dan praktek wudhu.66
Penilaian serupa juga peneliti peroleh dari Bima Prakoso peserta didik SMU Imam Bonjol Manado yang mengatakan bahwa:
Guru Pendidikan Agama Islam selalu menggunakan laptop dan LCD dengan baik, sehingga membuat saya dan teman-teman semakin senang belajar di kelas. Sebab dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan media LCD tentunya banyak yang kami paham tentang pelajaran yang guru berikan sebab proses pembelajaran menggunakan media LCD materi yang dibahas dapat dilihat dan dapat pula di dengar.67
Sedangkan Fricilia Luma mengemukakan penilaian yang lebih baik pada
penggunaan media pembelajaran guru Pendidikan Agama Islam yaitu:
Guru Pendidikan Agama Islam sangat bagus dalam menyampaikan pelajaran, karena menggunakan alat yaitu media LCD, sehingga saya dan teman-teman semakin rajin mengikuti pelajaran Pendidikan Agama Islam.68
Dari beberapa pernyataan di atas, dapat dimaknai bahwa secara umum
gambaran penggunaan media LCD dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam
66Hasil “
wawancara” dengan Nurlaila Lasadu, Guru Pendidikan Agama Islam di SMU Imam Bonjol Manado, pada tanggal 27 Agustus 2015 di Ruang Kelas
67Hasil “
wawancara” dengan Bima Prakoso, peserta didik di SMU Imam Bonjol Manado, pada tanggal 27 Agustus 2015 di Ruang Kelas
68Hasil “