• Tidak ada hasil yang ditemukan

T2 752015027 BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T2 752015027 BAB III"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

35

BAB III

PEMBANGUNAN GEDUNG IBADAH DI TENGAH KONTEKS KEMISKINAN

I. Pendahuluan

Desa Tuapukan merupakan salah satu desa Kristen yang berada di Kabupaten Kupang. Selain berdirinya GMIT Jemaat Zaitun di desa Tuapukan, ada juga gereja Kristen Katolik dan gereja dari dedominasi lainnya. Desa Tuapukan memiliki penduduk dengan kehidupan ekonomi yang kurang mampu dan sumber daya manusia (SDM) yang rendah. Penduduk Desa Tuapukan rata-rata bekerja sebagai petani, usaha kecil-kecilan di pasar, membuat gula merah, dan beberapa muda-mudi memutuskan untuk merantau. Kehadiran gereja GMIT Jemaat Zaitun di tengah konteks kehidupan sosial desa Tuapukan merupakan tantangan iman bagi gereja. GMIT Jemaat Zaitun tidak saja hadir untuk mewartakan Injil Allah dan kemudian membangun gedung ibadah, tetapi gereja patut menghadirkan kerajaan Allah di tengah konteks kemiskinan.

Pada bab ini, penulis mencoba menjawab pertanyaan penelitian yang sudah diuraikan pada bab sebelumnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan selama ± satu bulan. Ada beberapa hal yang menjadi perhatian penting dalam kehidupan warga gereja, yaitu gereja sebagai rumah Tuhan, gereja sebagai pusat kehidupan warga jemaat, dan sikap warga jemaat di tengah konteks kemiskinan.

II. Profil dan data

II.1. Kemiskinan di Desa Tuapukan

Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan Provinsi ketiga di Indonesia yang masih ada dalam kategori Provinsi miskin, yaitu tercatat dengan presentase 22,58%.1 Kemiskinan yang terjadi di NTT tidak saja berada di satu titik wilayah NTT, tetapi

1

(2)

36

mencakup beberapa wilayah atau Kabupaten yang tergolong daerah penduduk miskin. Kabupaten Kupang merupakan salah satu Kabupaten di NTT yang masih mengalami kekurangan dalam bidang ekonomi. Kemiskinan di Kabupaten Kupang dapat dikatakan cukup tinggi, yang mana mencapai 20,06% dengan indeks keparahan kemiskinan 3,28% dan 0,78%.2 Masih banyak masyarakat Kabupaten Kupang yang ketinggalan dalam pendidikan dan rendahnya Sumber Daya Manusia (SDM), dikarenakan tingkat kemiskinan yang cukup tinggi dihadapi oleh penduduk Kabupaten Kupang.

Desa Tuapukan merupakan salah satu desa yang terletak di Kabupaten Kupang yang masih memiliki penduduk miskin dan Sumber Daya Manusia yang rendah. Berdasarkan sensus penduduk yang dilakukan pada tahun 2014, maka tercatat penduduk desa Tuapukan berjumlah 2.236 jiwa, yang terdiri dari 4 wilayah dusun, 8 wilayah RW, dan 16 wilayah RT.3 Dari jumlah penduduk yang ada, tercatat ada 500 KK (Kepala Keluarga) yang dikategorikan miskin atau lemah dalam bidang ekonomi.

Dengan adanya 500 KK yang tergolong miskin, maka dalam kehidupan masyarakat desa Tuapukan masih ada 130 KK yang memiliki rumah bebak,4 354 KK yang menggunakan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), 70 KK penjual gula merah, 136 KK yang menerima beras miskin (raskin), 150 KK menerima rumah bantuan dari Kabupaten dan 5 KK menerima bantuan anggur merah dari Propinsi.5 Dengan demikian, berdasarkan hasil sensus penduduk yang dilakukan oleh pemerintahan desa Tuapukan, maka dapat disimpulkan bahwa desa Tuapukan merupakan salah satu desa di Kabupaten

2

http://www.zonalinenews.com/2016/03/kemiskinan-di-kabupaten-kupang-cukup-tinggi/ diakses pada 4 November 2016.

3Hasil sensus penduduk yang dilakukan pada tahun 2014 oleh pihak pemerintahan desa Tuapukan. 4 Rumah bebak merupakan rumah yang dindingnya tidak menggunakan tembok semen tetapi

terbuat dari kayu pohon lontar, ada beberapa rumah yang atapnya tidak menggunakan seng atau genteng tteapi menggunakan daun pohon lontar.

(3)

37

Kupang yang masih tertinggal dalam bidang ekonomi, di mana hal tersebut juga berdampak pada rendahnya sumber daya manusia.

II.2. GMIT Jemaat Zaitun Tuapukan

GMIT Jemaat Zaitun Tuapukan merupakan anggota Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) yang berada dalam Wilayah Pelayanan Klasis Kupang Timur. Pada mulanya, GMIT Jemaat Zaitun tercatat sebagai Anggota GMIT Jemaat Getsemani Babau. Dahulu, jumlah anggota GMIT Jemaat Zaitun masih sangat sedikit sehingga setiap kegiatan gerejawi baik acara kebaktian ataupun Hari Raya, selalu bergabung dengan gereja yang terdekat, yaitu Gereja Getsemani Babau. Akhirnya, GMIT Jemaat Zaitun tercatat sebagai anggota GMIT Jemaat Getsemani Babau hingga tahun 1988.

Mengingat jarak tempuh ± 3 km dari Desa Tuapukan ke Desa Babau serta perkembangan dan pertumbuhan anggota jemaat semakin berkembang hingga mencapai 150 KK atau ± 425 jiwa (terdiri dari laki-laki sebanyak ± 200 orang, perempuan sebanyak 225 orang), anggota sidi tercatat ±100 orang dan sisanya 325 orang bukan anggota sidi, maka para tokoh jemaat dan seluruh anggota jemaat berkeinginan dan bersepakat untuk merubah statusnya menjadi jemaat dewasa. Pada akhir tahun 1988, berdiri sebuah gedung kebaktian berukuran 24 x 12 m2 di Desa Tuapukan Kecamatan Kupang Timur Kabupaten Kupang, yang digunakan sebagai tempat beribadah. Jemaat yang mengambil bagian sebagai anggota GMIT Jemaat Zaitun, berlatar belakang dari kebudayaan Suku Rote.

Hampir 90% penduduk di Desa Tuapukan adalah Suku Rote, sehingga Desa Tuapukan dikenal sebagai Desa Tuak6 dengan kekhasan pembuatan gula merah. Menurut tutur para orang tua yang membangun gedung kebaktian ini, nama jemaat Zaitun diberikan

6

(4)

38

oleh Bpk. Mel Yacob, SH (alm) ketika beliau juga berkesempatan hadir mendampingi Bupati Kupang yang hadir dalam acara peletakan batu pertama pembangunan gedung kebaktian pada bulan Mei 1983.

Dasar pemilihan nama tersebut, yaitu karena hari peletakan batu pertama bertepatan dengan Hari Kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga yang terjadi di sekitar bukit Zaitun.7 Bila dihitung dari sejak batu pertama diletakkan, maka gedung kebaktian ini telah berusia 28

tahun 8 bulan. Nama tersebut merupakan “tugu peringatan” dan harapan seluruh anggota

jemaat agar gedung kebaktian yang telah dibangun dapat tetap berdiri teguh dan tidak goyah untuk melanjutkan misi mulia yang telah dikumandangkan oleh para murid Tuhan Yesus.8

Semangat juang membangun gedung kebaktian dan menjadikan GMIT Jemaat Zaitun sebagai Jemaat dewasa, dikarenakan adanya misi mulia yang selalu dipegang teguh dalam menjalani hidup bergereja di tengah dunia. Misi gereja untuk menghadirkan Syalom Allah yang dikumandangkan sejak dahulu oleh bapak-bapak Gereja, kemudian diteruskan dari generasi yang satu ke generasi yang lainnya secara berkesinambungan supaya setiap manusia cipataan-Nya senantiasa dapat belajar untuk mengenal, mengetahui, memahami, dan pada akhirnya mengakui bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan, Kepala dan Pemilik segala sesuatu.9

Dengan dan melalui kuasa Roh Kudus-Nya, Dia hadir untuk menegur, mengajar, menasehati, dan membimbing setiap orang percaya menurut rahmat-Nya yang besar agar setiap karunia dan kemampuan dapat diimplementasikan dengan tulus dan ikhlas sebagai suatu persembahan yang hidup dan yang berkenan kepada Allah Bapa.10 Pemahaman ini mendorong Gereja untuk terus berakar, bertumbuh, berkembang, dan berbuah dari daerah

7

Dikarenakan tidak ada data sejarah Gereja yang lengkap, maka data diambil dari Proposal Kegiatan Pembangunan Gedung Kebaktian Jemaat Zaitun Tuapukan.

8

Proposal Kegiatan Pembangunan Gedung Kebaktian Jemaat Zaitun Tuapukan.

9

Proposal Kegiatan Pembangunan Gedung Kebaktian Jemaat Zaitun Tuapukan.

10

(5)

39

perkotaan sampai ke seluruh pelosok perdesaan demi memberitakan Amanat Kerasulan Allah, dan kabar baik tentang kebenaran serta keselamatan kekal ke seluruh dunia.

Misi mulia ini membuahkan hasil, yakni bangunan-bangunan gereja sebagai tempat di mana orang-orang percaya bersekutu, beribadah, bersaksi, dan saling melayani di seluruh penjuru dunia, termasuk di wilayah Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT). Misi mulia tidak saja berhasil membangun gereja di segala pelosok dunia, tetapi juga mampu memberikan semangat juang bagi anggota GMIT Jemaat Zaitun dalam membangun gedung kebaktian yang kedua kalinya hingga saat ini meskipun dalam keterbatasan ekonomi. Alasan pembangunan gedung kebaktian dilakukan kembali, dikarenakan perkembangan anggota jemaat yang semakin bertambah pesat. Adapun keadaan Anggota GMIT Jemaat Zaitun berdasarkan hasil sensus yang dilakukan oleh Majelis Jemaat pada tahun 2014, yaitu sebagai berikut11:

TABEL 1

JUMLAH ANGGOTA GMIT JEMAAT ZAITUN TUAPUKAN

JUMLAH KK

ANGGOTA JEMAAT

STATUS JEMAAT (TAHUN 2014)

357 KK L P JUMLAH BAPTIS SIDI NIKAH JANDA DUDA MENINGGAL

689 687 1.376 1.281 718 224 KK 49 14 11

11

(6)

40

TABEL 2

JUMLAH MAJELIS JEMAAT GMIT ZAITUN TUAPUKAN

JUMLAH WILAYAH PELAYANAN

JUMLA MAJELIS JEMAAT PELAYAN

PAR

KOSTER

17 SEKTOR PENATUA DIAKEN JUMLAH 4 Org 2 Org

17 Org 17 Org 34 Org

Sumber: Data Statistik GMIT Jemaat Zaitun Tuapukan (tahun 2014)

GMIT Jemaat Zaitun Tuapukan memiliki jumlah anggota jemaat yang tidak sedikit. Jumlah anggota jemaat yang demikian, menunjukkan bahwa anggota jemaat GMIT Zaitun adalah kurang lebih setengah dari jumlah penduduk desa Tuapukan. Dengan demikian, berdasarkan jumlah anggota jemaat yang setengah dari jumlah penduduk desa Tuapukan, maka gereja memiliki peran penting dalam mengikutsertakan dirinya untuk memperhatikan kehidupan sosial masyarakat desa Tuapukan.

TABEL 3

MATA PENCARIAN ANGGOTA JEMAAT GMIT ZAITUN TUAPUKAN

NO. JENIS PEKERJAAN PRESENTASE

1. PENYADA LONTAR DAN PETANI12

85%

2. PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

10%

3. TNI DAN POLRI 5%

Sumber: Data Statistik GMIT Jemaat Zaitun Tuapukan (tahun 2

12 Musim panas Jemaat menyadap nira dan musim hujan mereka bekerja di kebun. Menyadap Nira

(7)

41

Desa Tuapukan bukan saja dikenal sebagai desa Kristen yang memiliki mayoritas penduduk bersuku Rote. Desa Tuapukan juga dikenal sebagai salah satu desa yang belum begitu berhasil dalam membangun bidang ekonomi. Sebagaimana data di atas, menunjukkan bahwa masih sedikit yang memiliki pekerjaan tetap dan itu berarti masih sedikit pula yang mencapai pendidikan yang baik, seperti mencapai gelar sarjana.

Perkembangan anggota GMIT Jemaat Zaitun semakin bertambah pesat, sehingga anggota jemaat kembali membangun semangat juang untuk pembangunan gedung kebaktian lebih besar dari gedung kebaktian sebelumnya. Namun, tidak dapat dipungkiri, bahwa pada kenyataannya GMIT Jemaat Zaitun hadir di sebuah Desa yang notabene kehidupan ekonomi anggota jemaat menengah ke bawah.

Anggota Jemaat GMIT Zaitun pada umumnya memiliki penghasilan dan pekerjaan yang tidak tetap. Masih ada banyak anggota jemaat yang hidup pengangguran. Kehadiran seorang pemimpin (baca:pendeta) yang baru, dan bekerjasama dengan ketua panitia beserta anggota panitia pembangunan, maka di tengah kekurangan pun tidak menjadi kendala bagi anggota jemaat untuk membangun Misi Mulia dalam wujud pembangunan gedung ibadah yang lebih besar dan lebih baik untuk ditempati sebagai tempat bersekutu dengan Tuhan Sang Pemilik segalanya.

III. Data Empiris GMIT Jemaat Zaitun Tuapukan

III.1. Hidup Bergereja GMIT Jemaat Zaitun Tuapukan

(8)

42

misi mulia inilah, maka mampu menghadirkan nilai juang dalam sikap pembangunan gedung ibadah. Dengan kata lain, warga gereja memaknai Syalom Allah dengan cara mereka membangun rumah Tuhan (baca:gedung ibadah) yang merupakan wujud kerajaan Allah di tengah dunia.

Adanya misi mulia yang diemban dalam hidup bergereja tentu tidak semata-mata lahir dalam diri GMIT Jemaat Zaitun. Misi ini juga hadir berdasarkan visi dan misi GMIT seutuhnya dalam melakukan pelayanan pada kehidupan bergereja di mana pun mereka berada. Visi pelayanan GMIT, yaitu terwujudnya GMIT sebagai gereja yang misioner, yakni GMIT sebagai;13 Gereja yang memahami diri sebagai keluarga Allah yang terkait oleh Kasih Kristus dan secara bersama-sama ikut serta dalam karya penyelamatan Allah bagi dunia; Gereja yang memahami diri sebagai umat keluaran yang diutus ke dalam dunia untuk membawa Syalom Allah di mana semua anggota GMIT berfungsi sebagai surat Kristus yang hidup untuk membawa kabar baik bagi dunia sesuai dengan teladan Kristus, Sang Diakonos Agung; Gereja yang jemaat-jemaatnya saling membina, membangun dan bertumbuh menuju kedewasaan penuh sesuai dengan kepenuhan Kristus.

Untuk mewujudkan visinya maka GMIT terpanggil untuk melaksanakan misi pelayanan Koinonia, Marturia, Diakonia, Liturgia dan Oikonomia yang selanjutnya disebut sebagai Panca Pelayanan GMIT.14 Dalam Misi GMIT, maka akan menghadirkan GMIT sebagai sebuah persekutuan Gereja Kristen yang Esa, Kudus dan Am serta Rasuli yang secara inklusif menyampaikan Syalom Allah di dunia dalam kebersamaan dan kesetaraan dalam pelayanan dan secara aktif mengembangkan persekutuan hidup yang produktif sebagai warga Indonesia serta memajukan kebaikan dunia dan kemanusiaan;

13

RIP GMIT 2011-2030 dan HKUP GMIT 2011-2015.

14RIP GMIT 2011-2030 dan HKUP GMIT 2011-2015.

(9)

43

Mengembangkan teologia dan spiritualitas yang menyatakan jati diri GMIT sebagai utusan Kristus yang oleh karenanya memungkinkan keterlibatan segenap warga Jemaat GMIT dalam berbagai bidang kehidupan di dunia sebagai pengejawantahan kesaksian hidup; Menyatukan, mengarahkan dan mendayagunakan berbagai karunia dan talenta warga GMIT dalam pelayanan bagi jemaat dan masyarakat untuk menjawab berbagai kebutuhan nyata warga jemaat, masyarakat dan kemanusiaan serta holistik, komprehensif dan berkelanjutan; Menghadirkan GMIT sebagai komunitas ibadah yang visioner dan misioner, sesuai jati diri GMIT yang khas, yang diwujudnyatakan dalam seluruh aspek kehidupan berjemaat, bermasyarakat, berbangsa dan kemanusiaan; Membangun struktur dan fungsi GMIT yang berdisiplin, kreatif, produktif dan memiliki akuntabilitas yang tinggi sebagai landasan organisasi yang tangguh guna terlibat dalam berbagai aktivitas pelayanan dalam azas presbiterial-sinodal sekaligus memiliki kepedulian ekologi yang tinggi.

Salah satu upaya mewujudkan visi dan misi pelayanan GMIT, maka GMIT Jemaat Zaitun mencoba untuk memulainya dengan membangun gedung ibadah sebagai ruang

(10)

44

Pada minggu pertama, kehadiran anggota jemaat yang mengikuti kebaktian berjumlah 235 orang, terdiri dari 175 perempuan dan 60 laki-laki.15 Minggu kedua, berjumlah 280 orang, yakni 160 perempuan dan 120 laki-laki.16 Kebaktian minggu ketiga, kehadiran anggota jemaat berjumlah 200 orang, terdiri dari 110 perempuan dan 90 laki-laki.17 Pada minggu keempat, anggota jemaat yang mengikuti kebaktian minggu berjumlah 175 orang, terdiri dari 95 perempuan dan 80 laki-laki.18

Ada empat kategorial yang mendukung kehidupan bergereja di GMIT Jemaat Zaitun, yaitu kategorial Kaum Bapak, Perempuan GMIT (kaum ibu), Pemuda dan Sekolah minggu. Dalam proses kehidupan bergereja, maka keempat kategorial tersebut melaksanakan ibadah rutin sekali seminggu. Ibadah sekolah minggu biasanya dilaksanakan pada hari minggu, di gedung ibadah, dan pelaksanaan ibadah dilakukan sebelum kebaktian minggu dimulai.

Ibadah pemuda juga dilaksanakan sekali seminggu, yaitu setiap pada hari senin malam dan ibadah tersebut dilaksanakan di rumah-rumah pemuda-pemudi sebagaimana jadwal yang disusun. Hal yang sama juga dilakukan oleh kaum bapak dan perempuan GMIT, yakni melaksanakan ibadah sekali seminggu dan dilaksanakan di rumah-rumah sesuai jawdal yang ditentukan. Di samping kegiatan gerejawi yang secara rutin dilakukan setiap minggu oleh warga gereja GMIT Zaitun, ada juga kegiatan atau program tahunan yang diatur untuk mendukung berjalannya kehidupan bergereja GMIT Jemaat Zaitun.

15Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di GMIT Jemaat Zaitun dan data kehadiran anggota

jemaat setiap minggu yang diperoleh dari Majelis Jemaat.

(11)

45

LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN PROGRAM PELAYANAN MAJELIS JEMAAT ZAITUN TUAPUKAN TAHUN 2015

Halaman 1

RENCANA REALISASI RENCANA REALISASI

1 2 4 6 7 8 9 10 11

1 Ibadah pembukaan & penutupan

pelayanan Jan & Des - - M J

Buka: 1 Februari 2015

Tutup: 18 Des. 2015 Berjalan 2 Kebaktian utama dipimpin Pdt. Tamu Jan & Des 2.000.000 3.000.000 M J sebanyak 12X Berjalan 15 X 3 Perkunjungan Pdt dan Majelis Jemaat Feb - Des - - Pendeta Sesuai Jadwal Berjalan 4 Ibadah Rumah tangga Yg dipimpin Pdt Feb - Des - - Pdt dan MJ Sesuai Jadwal Berjalan 5 IRT Feb - Desa - - MJ Sektor Sebanyak 2 s/d 3 X

Putaran per tahun

Berjalan Sesuai Jadwal 6 Ibadah Perempuan GMIT Feb - Desa - UPP Perempuan

GMIT Sesuai Jadwal Berjalan 7 Ibadah Kaum Bapak Feb - Desa - - UPP Kaum Bapak Sesuai Jadwal Berjalan 8 Ibadah Pemuda Feb - Desa - - UPP Pemuda Sesuai Jadwal Berjalan 9 Ibadah PAR Feb - Desa - - UPP PAR Sesuai Jadwal Berjalan 10 Ibadah LANSIA (lanjut usia) Peb-Apr 600.000 235.000 M J 2 Bulan sekali Berjalan 11 Ibadah Kunci USBUH Feb - Desa - - MJ dan KategorialSetiap hari Sabtu jam

6 Sore Berjalan 12 Ibadah Syukur Jan & Des - - Pdt dan MJ SektorDisesuaikan selain

hari Sabtu Berjalan 13 Sakramen Perjamuan Kudus Jan & Des 2.500.000 2.110.000 Pdt dan MJ

Sebanyak 4 X, jam 5 Subuh Kecuali Jumat Agung

Berjalan Sesuai Jadwal 15 Peneguhan Sidi baru April - - Pdt dan MJ Jumat Agung Berlalan 16 Pemberkatan Nikah Feb - Okt - - Pdt dan MJ Sesuai Permintaan

(pada hari Minggu)

Berjalan 8 Pasang 17 Perayaan Paskah & Pentakosta April 1.000.000 1.000.000 Panitia Panitia dari Kaum

Bapak Berjalan 18 Perayaan HUT GMIT & Reformasi Okt 1.000.000 1.000.000 Panitia UPP Wanita GMIT Berjalan 19 Perayaan Bulan Keluarga 1-31 Okt 500.000 - MJ + Kategorial Setiap TIM terdiri dari

2 Rayon Berjalan 20 Perayaan Natal PAR Des 1.500.000 1.500.000 BP + Guru PAR Tgl 19/12 di gedung

kebaktian Berjalan 21 Perayaan NATAL Jemaat Des 1.000.000 1.000.000 Panitia UPP Pemuda Berjalan 22 Perayaan NATAL Kategorial Des - - kategorial Diatur masing -

masing Kategorial Tidak Berjalan

KOINONIA Peningkatan Mutu Persekutuan Terpeliharanya rasa kekeluargaan dan hubungan kerja sama antar jemaat

untuk ibadah Kunci usbuh, terlaksana hanya oleh majelis Jemaat, sedangkan kategorial belum terlibat. Diharapkan ditahun 2016, partisipasi dari pengurus Kategorial lebih baik.

Catatan : untuk Program Koinonia hanya satu kegiatan yang tidak berjalan yakni perayaan kategorial, dalam hal ini UPP Kaum Bapak UPP Perempuan dan UPP Pemuda, hanya PAR yang berjalan. Ditahun

No PANCA PROGRA

M

NAMA PPT TUJUAN PPT PELAKSANAAN PPT JADWAL BIAYA PELAKSANA KETERANGAN

KEGIATAN

3 5

1. KOINONIA Peningkatan Mutu Persekutuan Terpeliharanya rasa kekeluargaan dan hubungan kerja sama antar jemaat 2 Halaman 2

JADWAL RENCANA REALISASI RENCANA REALISASI

1 2 4 6 7 8 9 10 11

23 Pengadaan bahan ajar PAR Pebruari 200.000 285.000 M J Bahan Ajar dari GKIW JATENG Berjalan 24 Pengadaan bk "TDTK" dan Disn Penuntun Peb & Des 1.000.000 1.500.000 M J Bahan dari Kantor

Sinode GMIT Berjalan 25 Pembinaan MJ & Kategorial Februari 2.000.000 2.550.000 MJ + Kategorial Pembekalan Untuk MJ

Baru Berjalan 26 Pemahaman Alkitab MJ Peb - Des - - MJ Ibadah bergilir di

rumah MJ

Berjalan di Gereja 27 P. A Bersama Kategorial Peb - Des - - MJ dan Kategorial Sebulan Sekali Berjalan hanya

Majelis 28 Kbktian Penyegaran Iman (KPI) Peb - Des 2.000.000 - MJ Sebanyak 1 X Tidak Berjalan 29 Kursus orgen Jan - Des 1.500.000 - M J H 3 Kali Seminggu. Berjalan 1

minggu, 1 X 30 Bina Vokal Jan - Des 1.500.000 - MJ Jemaat Persiapan Pesprawi Tidak Berjalan

31 Pengadaan liturgia pemakaman & HRG Peb-Des 4.000.000 8.040.875 M J H Copyan untuk acara kebaktian Berjalan 32 Song leader Peb-Des - - Kategorial Disesuaikan Berjalan 33 Pembagian Jadwal PS VG Peb-Des - - Sek. PS VG Sesuai Jadwal Berjalan

- - Program Liturgia Semuanya berjalan dengan baik. Untuk Tahun ini song lider atau pemimpin Pujian akan

dijadwalkan juga untuk kategorial yang ada. 3 LITURGIA Peningkatan kualitas peribadatan Menambah ketertiban dan hikmat dalam beribadah

untuk program marturia, yang tidak berjalan adalah KPI dan Bina Vokalia, kegiatan ini diangkat kembali pada tahun pelayan 2016. khusus untuk bina vokal, ditujukan kepada anak-anak PAR dalam rangka pembentukan PS Anak Jemaat Zaitun Tuapukan

3 5 2 MARTURIA 1. Peningkat an mutu pelayana n PAR & MJ

Menambah wawasan para pengajar PAR & MJ 2. Pelayana n penyegar an Iman Meningkatkan pertumbuhan iman jemaat No PANCA PROGRA M

NAMA PPT TUJUAN PPT PELAKSANAAN PPT BIAYA PELAKSANA KETERANGAN

(12)

46

34 Diakonia orang sakit Idem 1.000.000 850.000 Idem Rp 100,000.- / org Berjalan 8 X 35 Diakonia dukacita Idem 1.500.000 1.500.000 Idem Rp 100,000.- / org Berjalan 15 X 36 Diakonia bencana alam Idem 1.000.000 - Idem Tidak Ada Bencana Tida ada

bencana 37 Diakonia J - B - Y - P (Natal) Des 2.500.000 2.500.000 Idem Pada Hari Raya Natal Berjalan 80 KK 38 Diakonia bagi Anak Yani Tasi Jan-Des 600.000 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan Berjalan 12 X 39 Diakonia bagi kel. bp. Yakobis Mbura Jan-Des 600.000 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan Berjalan 12 X 40 Diakonia bagi kel. bp. G. Soarez Jan-Des 600.000 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan Berjalan 12 X 41 Diakonia bagi kel. Nalle (anak Kasih) Jan-Des 600.000 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan Berjalan 12 X 42 Diakonia bagi ibu Lodia Maak-Nalle Jan-Des 600.000 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan Berjalan 12 X 43 Diakonia bagi ibu Theresia Mboro Jan-Des 600.000 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan Berjalan 12 X 44 Diakonia bagi ibu Nggadas-Sopaba Jan-Des 600.000 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan Berjalan 12 X 45 Diakonia bagi ibu Taroci Sine-Rui Jan-Des 600.000 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan Berjalan 12 X 46 Diakonia bagi ibu Lena Nurak-Sine Jan-Des 600.000 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan Berjalan 12 X 47 Diakonia bagi ibu Leonora Dethan-Sine Jan-Des 600.000 450.000 Idem Rp 50.000.,/bulan Berjalan 9 X

(Meninggal) 48 Diakonia bagi Bp Timotius Mbura Jan-Des 600.000 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan Berjalan 12 X 49 Diakonia bagi Bp Jose Da Costa Jan-Des 600.000 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan Berjalan 12 X 50 Diakonia bagi Mama Tersa Amelia Jan-Des 600.000 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan Berjalan 12 X 51 Diakonia bagi Mama Balbina Jan-Des 600.000 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan Berjalan 12 X 52 Diakonia bagi Nona Mariana Lifu Jan-Des 600.000 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan Berjalan 12 X 53 Diakonia bagi ibu Yuliana Mboro-Rondo Jan-Des 600.000 450.000 Idem Rp 50.000.,/bulan Berjalan 9 X

(Meninggal) 54 Diakonia bagi Mama Petronela Nalle - R Jan-Des 600.000 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan Berjalan 12 X 55 Diakonia bagi Nona Sarlin Nggadas Jan-Des 600.000 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan Berjalan 12 X Program Diakonia Tahun 2016 berjalan dengan Baik, namun kami sadar bahwa untuk diakonia sakit ada beberapa yang tak terkunjungi karena tidak ada informasi. Untuk diakonia yang diberikan setiap bulan tahun 2015 berjumlah 35 orang, dan tahun 2016 ada tambahan sebanyak 12 orang

4. DIAKONIA Peningkatan Diakonia Karitatif, Reformatif & Transformatif Adanya pelayanan diakonia karitatif, reformatif & transformatif bagi jemaat Halaman 4

RANCANGAN REALISASI RENCANA REALISASI

1 2 4 6 7 8 9 10 11

56 Diakonia bagi Mama Marta Bengu - Feoh Jan-Des 600.000 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan Berjalan 12 X 57 Diakonia bagi Mama Sin Alnabe Jan-Des 600.000 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan Berjalan 12 X 58 Diakonia bagi Bp Abia Pandi Jan-Des 600.000 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan Berjalan 12 X 59 Diakonia bagi Bp Ibrahim Mboro Jan-Des 600.000 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan Berjalan 12 X 60 Diakonia bagi Bp Yehuda Bilaon Jan-Des 600.000 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan Berjalan 12 X 61 Diakonia bagi Ibu Elisabeth Nggadas-N Jan-Des 600.000 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan Berjalan 12 X 62 Diakonia bagi Bp Yohanis Tulle Jan-Des 600.000 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan Berjalan 12 X 63 Diakonia bagi Mama Sarah

Tuniama-Manu Jan-Des 600.000 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan Berjalan 12 X 64 Diakonia bagi Mama Magdalena

Nalle-Tungga Jan-Des 600.000 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan Berjalan 12 X 65 Diakonia bagi Bp Arkelaus Dethan Jan-Des 600.000 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan Berjalan 12 X 66 Diakonia bagi Bp Ibrahim Giri Jan-Des 600.000 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan Berjalan 12 X 67 Diakonia bagi Bp Yulius Sine Jan-Des 600.000 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan Berjalan 12 X 68 Diakonia bagi Ibu Anna Dalla-Wattu Jan-Des 600.000 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan Berjalan 12 X 69 Diakonia bagi Bpk Ferdinan Lot Sine Jan-Des 600.000 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan Berjalan 12 X 70 Diakonia bagi Mama Naema Tupa-Giri Jan-Des 600.000 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan Berjalan 12 X 71 Diakonia bagi Bp Sander Mboro Jan-Des 600.000 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan Berjalan 12 X 72 Rapat Majelis Jemaat Peb-Des 1.500.000 3.121.000 Idem Setiap 3 bulan Berjalan 4 X 73 Sidang Jemaat Jan 3.000.000 2.000.000 Idem Minggu terakhir

Januari

Berjalan 7 Februari 74 Mengangkat 1 tenaga Tata Usaha Februari 3.000.000 2.500.000 Bendahara Rp 250,000 / Bulan Berjalan 75 Pengadaan Stola Jan - Des 1.000.000 - Idem Sesuai Kebutuhan Tidak Berjalan

(Cukup) 76 Sensus Jemaat Jan - Des - - Pdt Mj Sek - Berjalan 77 Pengelolaan Sawah Gereja Jan - Des 285.000 310.000 Bp Yunus Koday hasil 10 Karung Berjalan 78 Pengadaan Seragan PS untuk Anak PAR Feb - des 3.950.000 - Mj untuk 25 Orang. Tidak berjalan 79 Cicilan BPR TLM Jan - Des 12.000.000 12.000.000 MJ Penyetoran / Bulan Berjalan Sesuai

Target 80 Pembuatan Laporan Keuangan Jan - Des - - MJ + UPP + BPP Hanya MJ Panitia

Pembangunan Berjalan 81 Pengadaan Oven dan Pan kecil (Leptop) Jan - Des 750.000 4.900.000 MJ Diganti dengan

Pengadaan Leptop Berjalan

82 Pengadaan Kotak Persembahan Akhir

tahun Des 50.000 1.265.000 MJ

Diganti Pengadaan Tangguh dan Tempat Rotih Perjamuan, Tempat Air Babtisan, Kain Mimbar Berjalan 5 Oikonomia Penataan Administrasi & Organisasi Gereja Merencanakan, Mengevaluasi & Mengembangka n Pelayanan Gereja KEGIATAN 3 5 4 Diakonia Peningkatan Diakonia Karitatif, Reformatif & Transformatif Adanya pelayanan diakonia karitatif, reformatif & transformatif bagi jemaat No PANCA PROGRA M

NAMA PPT TUJUAN PPT PELAKSANAAN PPT JADWAL BIAYA PELAKSANA KETERANGAN

(13)

47

RANCANGAN PROGRAM PELAYANAN MAJELIS JEMAAT ZAITUN TUAPUKAN TAHUN 2016

1 2 4 6 7 9 10

1 Ibadah pembukaan & penutupan pelayanan Jan & Des - M J Buka: 1 Februari 2015 Tutup: 18 Des. 2015 2 Kebaktian utama dipimpin Pdt. Tamu Jan & Des 3.000.000 M J sebanyak 12X 3 Perkunjungan Pdt dan Majelis Jemaat Feb - Des - Pendeta Sesuai Jadwal 4 Ibadah Rumah tangga Yg dipimpin Pdt Feb - Des - Pdt dan MJ Sesuai Jadwal

5 IRT Feb - Desa - MJ Sektor Sebanyak 2 s/d 3 X Putaran per tahun

6 Ibadah Perempuan GMIT Feb - Desa UPP Perempuan

GMIT Sesuai Jadwal 7 Ibadah Kaum Bapak Feb - Desa - UPP Kaum Bapak Sesuai Jadwal 8 Ibadah Pemuda Feb - Desa - UPP Pemuda Sesuai Jadwal 9 Ibadah PAR Feb - Desa - UPP PAR Sesuai Jadwal 10 Ibadah LANSIA (lanjut usia) Peb-Apr 235.000 M J Sesuai Jadwal 11 Ibadah Kunci USBUH Feb - Desa - MJ dan Kategorial Setiap hari Sabtu jam 6 Sore 12 Ibadah Syukur Jan & Des - Pdt dan MJ Sektor Disesuaikan selain hari Sabtu 13 Sakramen Perjamuan Kudus Jan & Des 2.500.000 Pdt dan MJ Sebanyak 4 X, jam 5 Subuh Kecuali

Jumat Agung 15 Peneguhan Sidi baru April - Pdt dan MJ Jumat Agung

16 Pemberkatan Nikah Feb - Okt - Pdt dan MJ Sesuai Permintaan (pada hari Minggu)

17 Perayaan Paskah & Pentakosta April 1.000.000 Panitia Panitia dari Kaum Bapak 18 Perayaan HUT GMIT & Reformasi Okt 1.000.000 Panitia UPP Wanita GMIT 19 Perayaan Bulan Keluarga 1-31 Okt 500.000 MJ + Kategorial Setiap TIM terdiri dari 2 Rayon 20 Perayaan Natal PAR Des 1.500.000 BP + Guru PAR Tgl 19 Des di gedung kebaktian 21 Perayaan NATAL Jemaat Des 1.000.000 Panitia UPP Pemuda

22 Perayaan NATAL Kategorial Des 500.000 kategorial Diatur masing - masing Kategorial

KETERANGAN

3 5

1. KOINONIA Peningkatan Mutu Persekutuan Terpeliharanya rasa kekeluargaan dan hubungan kerja sama antar jemaat No PANCA PROGRA M

NAMA PPT TUJUAN PPT PELAKSANAAN PPT JADWAL PELAKSANA

KEGIATAN BIAYA

1 2 4 6 7 9 10

23 Pengadaan bahan ajar PAR Pebruari 200.000 M J Bahan Ajar dari GKIW JATENG 24 Pengadaan bk "TDTK" dan Disn Penuntun Peb & Des 1.500.000 M J Bahan dari Kantor Sinode GMIT 25 Pembinaan MJ & Kategorial Feb - Des 2.550.000 MJ + Kategorial Pelatihan Sekretaris dan MC 26 Pemahaman Alkitab MJ Peb - Des - MJ Ibadah bergilir di rumah MJ 27 P. A Bersama Kategorial Peb - Des - MJ dan Kategorial Sebulan Sekali 28 Kbktian Penyegaran Iman (KPI) Peb - Des 2.000.000 MJ Sebanyak 1 X 29 Kursus orgen Jan - Des 1.500.000 M J H 3 Kali Seminggu. 30 Bina Vokal Jan - Des 1.500.000 MJ Jemaat Persiapan Pesprawi 31 Pengadaan liturgia pemakaman & HRG Peb-Des 8.040.875 M J H Copyan untuk acara kebaktian 32 Song leader Peb-Des - Kategorial Disesuaikan

33 Pembagian Jadwal PS VG Peb-Des - Sek. PS VG Sesuai Jadwal 34 Diakonia orang sakit Idem 1.000.000 Idem Rp 200,000.- / org 35 Diakonia dukacita Idem 1.500.000 Idem Rp 100,000.- / org 36 Diakonia bencana alam Idem 1.000.000 Idem Disesuaikan 37 Diakonia J - B - Y - P (Natal) Des 2.500.000 Idem Pada Hari Raya Natal 38 Diakonia bagi Anak Yani Tasi Jan-Des 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan 39 Diakonia bagi kel. bp. Yakobis Mbura Jan-Des 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan 40 Diakonia bagi kel. bp. G. Soarez Jan-Des 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan 41 Diakonia bagi kel. Nalle (anak Kasih) Jan-Des 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan 42 Diakonia bagi ibu Lodia Maak-Nalle Jan-Des 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan 43 Diakonia bagi ibu Theresia Mboro Jan-Des 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan 44 Diakonia bagi ibu Nggadas-Sopaba Jan-Des 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan 45 Diakonia bagi ibu Taroci Sine-Rui Jan-Des 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan 46 Diakonia bagi ibu Lena Nurak-Sine Jan-Des 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan 48 Diakonia bagi Bp Timotius Mbura Jan-Des 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan 49 Diakonia bagi Bp Jose Da Costa Jan-Des 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan 50 Diakonia bagi Mama Tersa Amelia Jan-Des 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan 51 Diakonia bagi Mama Balbina Jan-Des 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan 52 Diakonia bagi Nona Mariana Lifu Jan-Des 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan 54 Diakonia bagi Mama Petronela Nalle - R Jan-Des 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan 55 Diakonia bagi Nona Sarlin Nggadas Jan-Des 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan

KETERANGAN PELAKSANAAN PPT

JADWAL BIAYA PELAKSANA KEGIATAN 5 3 LITURGIA Peningkatan kualitas peribadatan Menambah ketertiban dan hikmat dalam beribadah 4. DIAKONIA Peningkatan Diakonia Karitatif, Reformatif & Transformatif Adanya pelayanan diakonia karitatif, reformatif & transformatif bagi jemaat No PANCA PROGRA M

NAMA PPT TUJUAN PPT

2 MARTURIA

1.

Peningkatan mutu pelayanan PAR & MJ

(14)

48

1 2 4 6 7 9 10

56 Diakonia bagi Mama Marta Bengu - Feoh Jan-Des 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan 57 Diakonia bagi Mama Sin Alnabe Jan-Des 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan 58 Diakonia bagi Bp Abia Pandi Jan-Des 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan 59 Diakonia bagi Bp Ibrahim Mboro Jan-Des 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan 60 Diakonia bagi Bp Yehuda Bilaon Jan-Des 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan 61 Diakonia bagi Ibu Elisabeth Nggadas-N Jan-Des 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan 62 Diakonia bagi Bp Yohanis Tulle Jan-Des 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan 63 Diakonia bagi Mama Sarah Tuniama-Manu Jan-Des 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan 64 Diakonia bagi Mama Magdalena

Nalle-Tungga Jan-Des 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan 65 Diakonia bagi Bp Arkelaus Dethan Jan-Des 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan 66 Diakonia bagi Bp Ibrahim Giri Jan-Des 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan 67 Diakonia bagi Bp Yulius Sine Jan-Des 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan 68 Diakonia bagi Ibu Anna Dalla-Wattu Jan-Des 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan 69 Diakonia bagi Bpk Ferdinan Lot Sine Jan-Des 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan 70 Diakonia bagi Mama Naema Tupa-Giri Jan-Des 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan 71 Diakonia bagi Bp Sander Mboro Jan-Des 600.000 Idem Rp 50.000.,/bulan 72 Diakonia + 12 Orang Jan - Des 7.200.000 Idem Rp 50.000.,/bulan 72 Rapat Majelis Jemaat Peb-Des 1.500.000 Idem Setiap 3 bulan 73 Sidang Jemaat Jan 3.000.000 Idem Minggu terakhir Januari 74 Mengangkat 1 tenaga Tata Usaha Februari 6.000.000 Bendahara Rp 500,000 / Bulan 76 Sensus Jemaat Jan - Des - Pdt Mj Sek

-77 Pengelolaan Sawah Gereja Jan - Des 310.000 Bp Yunus Koday

-78 Pengadaan Seragan PS untuk Anak PAR Feb - des 3.950.000 Mj untuk 25 Orang. 79 Cicilan BPR TLM Jan - Des 12.000.000 MJ Penyetoran / Bulan 80 Pembuatan Laporan Keuangan Jan - Des 100.000 MJ + UPP + BPP MJ, UPP dan BP 82 Pengadaan Kotak Persembahan Akhir tahun Des 50.000 MJ akhir Desember

KETERANGAN KEGIATAN 3 5 PELAKSANAAN PPT 5 Oikonomia Penataan Administrasi & Organisasi Gereja Merencanakan, Mengevaluasi & Mengembangka n Pelayanan Gereja 4 Diakonia Peningkatan Diakonia Karitatif, Reformatif & Transformatif Adanya pelayanan diakonia karitatif, reformatif & transformatif bagi jemaat No PANCA PROGRA M

NAMA PPT TUJUAN PPT JADWAL BIAYA PELAKSANA

1 2 4 6 7 9 10

83 Pengadaan Seragam majelis Jemaat Jan - Des 10.000.000 MJ -84 Pengadaan Kaen Meja ungu, Mera, dan

Kuning Jan - Des 6.000.000 MJ Disesuaikan dengan Kas Rutin 86 Pengadaan Bangku Panjang Jan - Des 3.000.000 MJ Penambahan 10 Buah 87 Pengadaan Lemari Infentaris Jan - Des 1.000.000 MJ Disesuaikan dengan Kas Rutin 88 Pengadaan 2 Buah Mic Jan - Des 1.500.000 MJ Untuk Song leader 90 Gaji Pendeta Jan - Des 61.200.000 Bendahara Gaji Pokok Rp 2.550.000.

Tanggungan SGP Rp 2.550.000 91 Honor badan harian Jan - Des 6.000.000 Bendahara Rp 100.000 / Orang 92 Honor Pelayan PAR Jan - Des 2.400.000 Bendahara Rp 50.000 / Orang 93 Honor Koster 2 orang Jan - Des 6.000.000 Bendahara Rp 250.000 / Orang 94 Honor Pengajar TK Sandi Ati Jan - Des 12.000.000 Bendahara 500,000 / Orang / Bulan 95 THR Majelis Jemaat,Koster, Pelayan PAR Des 13.100.000 Bendahara untuk MJ Rp 200.000/Orang 96 Gaji 13 Pendeta Juli 4.550.000 Bendahara

-97 10 % Hasil Pelayanan Majelis Jemaat Des 3.000.000 Bendahara untuk 39 Orang Mj, 98 Bayar Listrik Jan - Des 7.136.000 Bendahara

-99 Belanja ATK + Surat surat gerejawi jan 3.616.250 Bendahara -100 Transportasi Jan - Des 8.313.000 Bendahara -101 Pemeliharaan Infentaris Jan - Des 5.000.000 Bendahara -103 Sumbangan untuk Pembangunan Des 5.000.000 Bendahara -104 Sertifikasi Tanah Gereja Jan - Des 1.500.000 Bendahara -105 Suguhan Tamu dan Lain-lain Jan - Des 5.582.500 Bendahara -106 Tanggungan Sentralisasi Gaji Pdt Jan - Des 30.600.000 Bendahara -107 THR Pdt Des 4.800.000 Bendahara -111 Potongan 10% Sinode Jan - Des 15.500.000 M J H Setiap bulan 112 Temu pelayan Jan - Des 1.250.000 Klasis Sebanyak 12 X 114 Dana Kebersamaan Jan - Des 11.028.000 Klasis Jadwal dari klasis

BIAYA KETERANGAN

3 5

PELAKSANAAN PPT

JADWAL PELAKSANA

KEGIATAN

5 Oikonomia 2

Program Pelayanan Klasis Menunjang program tingkat klasis tahun 5 Oikonomia 1

Penataan Administrasi & Organisasi Gereja Merencanakan, Mengevaluasi & Mengembangka n Pelayanan Gereja No PANCA PROGRA M

NAMA PPT TUJUAN PPT

(15)

49

gedung ibadah. Kedua gedung tersebut merupakan icon yang memberikan nilai lebih dalam kehidupan warga gereja (dalam hal ini juga bagi seluruh warga desa Tuapukan), yaitu dapat memberikan ruang untuk membangun kehidupan spiritual dan sosial. Dalam menerjemahkan visi dan misi GMIT pada kehidupan bergereja, maka segala kegiatan gerejawi masih bersifat seremonial dan vertikal. Artinya, gereja masih secara penuh memfokuskan diri pada kegiatan-kegiatan yang berdampak pada pembangunan iman warga gereja, dan juga berfokus pada proses pembangunan gedung ibadah.

Gereja sebenarnya perlu untuk memperhatikan kemiskinan yang ada, tetapi mungkin tidak sekarang karena dana. Kami juga kan sadari bahwa membutuhkan dana yang banyak dan memang fokus untuk pembangunan gedung kebaktian. Jadi apabila pembangunan selesai, semoga bisa dilanjutkan dengan memperhatikan persoalan hidup yang dihadapi jemaat.19

Semua bisa diperhatikan apabila ada dana. Semua sudah dipikirkan tapi kan sekarang kita lebih fokus membangun gedung kebaktian yang adalah rumah Tuhan. Bagi kami pembangunan gedung kebaktian saat ini lebih penting. Jadi untuk sementara kalau mau perhatikan taraf hidup jemaat lebih secara pribadi saja.20

Oleh karena itu, gedung ibadah belum terlihat berfungsi dengan baik dalam aspek sosial. Begitu juga dengan pemerintahan desa Tuapukan yang sejauh ini belum melakukan kerja sama dengan gereja untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan sosial. Pemerintahan desa menjalankan tugas masih sebatas memberikan bantuan seperti raskin, namun belum ada kegiatan-kegiatan masyarakat, seperti keterampilan dan pemberdayaan lainnya.

19

Wawancara dilakukan pada tanggal 22 November 2016 Telepon Genggam.

20

(16)

50

III.2. Gereja sebagai Kebanggaan Kolektif

GMIT Jemaat Zaitun Tuapukan merupakan salah satu gereja GMIT yang antusias dan berupaya membangun gedung ibadah. Upaya pembangunan gedung ibadah yang bagus dan megah berhasil dilakukan meskipun dalam keterbatasan ekonomi (Lih. Tabel 3). Gedung ibadah yang dibangun merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi anggota jemaatnya. Keberadaan gedung ibadah yang bagus dapat mengangkat nama desa Tuapukan yang sejak dulu dipandang sebagai desa tertinggal dalam aspek ekonomi. Selain menjadi kebanggaan, berdirinya gedung ibadah yang megah persis di pinggir jalan raya merupakan sebuah motivasi dan dorongan bagi gereja-gereja lain untuk berjuang membangun gedung ibadah.

Inf. 7: Desa Tuapukan ini dipandang sebagai jemaat yang sonde mampu, tapi toh pada akhirnya jemaat bisa membangun gereja yang begitu besar dan megah, dari sini katong lihat bahwa tanpa disadari katong punya gedung gereja yang besar ini sebagai motivasi bagi gereja-gereja yang lain.21 (Desa Tuapukan dipandang sebagai jemaat yang tidak mampu. dari sini kita bisa melihat bahwa tanpa disadari kita memiliki gedung gereja yang megah yang menjadi motivasi bagi gereja-gereja lain)

Warga gereja merasa ada nilai positif yang mereka capai meskipun untuk memiliki gedung ibadah yang megah membutuhkan pengorbanan waktu, tenaga, dan materiil yang tidak sedikit. Keberhasilan membangun gedung ibadah yang megah dalam keterbatasan ekonomi dianggap sebagai motivasi dan kebanggaan, karena mereka melihat, bahwa apa yang mereka lakukan saat ini juga sedang diperjuangkan oleh beberapa gereja di Klasis Kupang Timur yang adalah wilayah pelayanan GMIT Zaitun.22 Salah satunya, yaitu gereja GMIT Jemaat Getsemani Babau yang merupakan gereja tetangga sekaligus yang dulunya adalah induk dari GMIT Jemaat Zaitun.

21

Wawancara dilakukan pada tanggal 7 september 2016, di Desa Tuapukan.

22 Hasil wawancara dengan sekretaris panitia pembangunan. Pernyataan beliau merupakan hasil

(17)

51

III.2.1. Dimensi Sosial-Teologis

Pembangunan gedung ibadah yang megah berhasil dibangun meskipun dalam kondisi terbatas. Hal ini menjadi suatu keberhasilan bagi gereja karena anggota jemaat tidak saja dipengaruhi oleh pengalaman spiritual yang dihidupi oleh mereka. Ada nilai lain yang mereka hidupi dan maknai, yaitu adanya dimensi sosial-teologis dalam diri anggota jemaat. Warga gereja memahami dan benar-benar menggunakan gedung ibadah sebagai ruang yang sakral, sebagai tempat di mana ada kedamaian, ketentraman, dan paling penting dapat terjadi pertumbuhan iman di dalamnya. Namun, pada sisi lain mereka juga masih melihat gedung ibadah sebagai sarana untuk pemberdayaan warga gereja, asalkan pemberdayaan masih berkisar dunia gerejawi dan tidak mengambil bagian serta tugas pemerintahan.

Inf. 1: Gedung gereja juga bisa digunakan untuk hal lain, misalnya digunakan untuk tempat keterampilan maupun untuk acara resepsi. sonde masalah kalau gedung kebaktian bisa dipakai untuk hal-hal seperti itu, gedung gereja juga sering dipakai untuk kegiatan gerejawi seperti KKR. (Tidak masalah kalau gedung kebaktian bisa dipakai untuk hal-hal seperti itu).23

Inf. 9: Gedung kebaktiam juga bisa digunakan untuk pemberdayaan dan keterampilan atau untuk pelatihan warga jemaat.24

Inf. 12: Gedung gereja bisa dipakai untuk hal lain bila itu digunakan untuk memberikan keuntungan demi membangun jemaat dan masyarakat sekitar.25

Ada nilai sosial-teologis yang dimiliki oleh anggota jemaat dalam hidup bergereja. Di balik kerinduan mereka untuk memiliki gedung ibadah yang berfokus untuk membangun iman mereka lewat persekutuan, ada juga keinginan untuk menjadikan gedung ibadah sebagai ruang pemberdayaan meskipun harapan adanya pemberdayaan masih sebatas lingkaran gerejawi.

(18)

52

Inf. 2: Tidak menjadi masalah bila gereja ingin mengadakan koperasi, arisan atau pemberdayaan masyarakat karena itu hal yang baik. Akan tetapi itu kegiatan semua tidak bisa dilakukan dalam gedung kebaktian. Gedung kebaktian ini hanya untuk persekutuan dan membangun iman, tapi bukan berarti di dalamnya melakukan hal-hal lain. Misalkan ingin pemberdayaan kalau bisa di ruangan lain.26

Anggota jemaat memiliki nilai sosial-teologis yang mempengaruhi sikap pembangunan gedung kebaktian. Namun, terlihat jelas bahwa nilai teologis lebih besar dibandingkan nilai sosial. Artinya, anggota jemaat memiliki perhatian dalam kehidupan sosial tapi bukan berarti mewujudkan perubahan harus melalui gedung ibadah. Dengan kata lain, ada dukungan untuk melakukan pemberdayaan tapi tidak menjadikan gedung ibadah sebagai ruang pemberdayaan.

III.3. Gereja sebagai Rumah Tuhan dan Persembahan Umat

Gedung ibadah dibangun dengan megah dan bagus tidak hanya semata-mata karena untuk mendapatkan pujian dan merasa bangga. Meskipun anggota jemaat memiliki keterbatasan ekonomi dalam kehidupan sehari-harinya, mereka mampu membangun gedung ibadah dengan jumlah biaya yang tidak sedikit. Sikap antusias dan perjuangan yang dilakukan oleh warga gereja karena ada hal penting yang mereka maknai dari gedung ibadah, yaitu sebagai rumah Tuhan. Mereka menilai dan menganggap gedung ibadah sebagai rumah Tuhan yang sepatutnya diperhatikan sebaik mungkin.

Ada pemikiran dan pemahaman yang dihidupi oleh anggota jemaat, yaitu mengapa rumah mereka bisa dibangun sedangkan mengapa rumah Tuhan (baca:gedung ibadah) tidak boleh diperhatikan lebih daripada rumah sendiri? Warga gereja dan juga GMIT pada umumnya memiliki prinsip mendasar, yakni salah satu upaya membangun nilai spiritual harus dimulai dari gedung ibadah. Artinya, gedung ibadah memiliki pengaruh dan peran

26Wawancara dilakukan pada tanggal 2 September 2016 di Desa Tuapukan.

(19)

53

dalam pertumbuhan iman warga gereja. Gedung ibadah sebagai rumah Tuhan yang membangun iman warga gereja, mempertemukan mereka dengan Tuhan dan dengan sesama.

Inf. 4: Sebagai rumah Tuhan berarti itu tempat untuk katong memuji Tuhan, memuliakan nama Tuhan. Pokoknya gedung kebaktian hanya digunakan untuk kegiatan gerejawi saja, tidak bisa digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain.27 (Sebagai rumah Tuhan, berarti itu tempat untuk kita memuji Tuhan).

Gedung ibadah dijadikan sebagai tempat yang sakral bagi anggota jemaat, karena di dalamnya hanya dapat melakukan hal-hal yang bersifat gerejawi. Salah satunya, gedung ibadah dianggap sebagai rumah Tuhan yang mana pada tempat itu anggota jemaat hadir untuk bersekutu, membawa pergumulan hidup dan juga persembahan mereka.

Inf. 10: Katong ingat masa lalu, dalam Firman Tuhan itu dikatakan bahwa persembahana itu diberikan melalui rumah Tuhan, untuk itu katong bangun gereja sebagai rumah Tuhan. Rumah Tuhan itu juga sebagai tempat yang paling damai dan aman, karena di dalam katong bisa membangun persaudaraan.28 (Kita ingat masa lalu. Rumah Tuhan itu juga sebagai tempat yang paling damai dan aman, karena di dalam kita bisa membangun persaudaraan)

Gedung ibadah tidak saja sebagai sarana membangun iman lewat persekutuan-persekutuan atau pujian-pujian yang dilantunkan di dalamnya, tetapi juga sebagai sarana bagi anggota jemaat untuk memberikan persembahan kepada Tuhan. Salah satu persembahan syukur yang diberikan oleh warga gereja kepada Tuhan, yaitu ketika mereka mampu mendirikan sebuah gedung ibadah yang megah. Dalam upaya pembangunan gedung ibadah ini, warga gereja memiliki dua dimensi yang memiliki pengaruh dalam sikap pembangunan gedung ibadah, yaitu dimensi sipitual dan dimensi sosial-teologis.

(20)

54

III.3.1. Dimensi Spiritual

Kondisi ekonomi yang terbatas tidak menjadi penghalang bagi gereja untuk melakukan pembangunan gedung ibadah dengan biaya yang cukup besar. Ada semangat juang dalam diri anggota jemaat untuk turut partisipasi mendukung pembangunan gedung ibadah. Meskipun terkadang ada keluhan karena persoalan ekonomi, tetapi anggota jemaat tetap berupaya untuk memberikan bantuan (dalam hal sumbangan wajib, atau tu’u29). Sikap antusias dan nilai juang yang dimiliki oleh anggota jemaat didasari oleh pemahaman warga gereja yang melihat gedung ibadah sebagai rumah Tuhan. Di balik melihat gedung ibadah sebagai rumah Tuhan, juga terlihat adanya dimensi spiritual yang berpengaruh dalam diri setiap anggota jemaat. Anggota jemaat memiliki pengalaman spiritual lewat gedung ibadah, sehingga dalam kondisi yang terbatas tidak membuat mereka berhenti untuk membangun gedung ibadah yang bagus.

Inf. 2: Gedung gereja dibangun dengan baik supaya bermanfaat untuk membangun iman jemaat. Segala kegiatan yang dilakukan dalam gedung gereja itu harus bertujuan untuk membangun iman jemaat, gereja hanya untuk hal-hal yang baik.30

Inf. 5: gedung gereja ini kita bangun untuk tempat bersekutu, bertemu dengan jemaat dan dengan Tuhan. Kalau bisa dijadikan sebagai rumah doa, jadi misalkan jemaat yang punya pergumulan dan butuh tempat untuk berdoa maka mereka bisa ke sana untuk berdoa.31

29Tu’u berasal dari budaya Suku Rote. A ggota GMIT Je aat Zaitu ber otabe e Suku Rote, da hal

tekait tu’u sa gat berpe garuh juga dala e doro g Je aat u tuk berpartisipasi terhadap pembangunan

gedu g kebaktia . Tu’u erupaka suatu kewajiba bagi a ggota je aat, isal ya apabila dala keluarga ada saudara ya g e ikah aka Je aat berkewajiba u tuk e gikuti Tu’u apabila diu da g. Tujua Tu’u, yaitu

memberikan bantuan terhadap keluarga yang bersangkutan dalam bentuk materil. Orang yang melakukan

Tu’u erasa berkewajiba sebagai bagia dari keluarga, sehi gga dala keadaa apapu aka berusaha u tuk berpartisipasi dala Tu’u. Hal i i sa a de ga ketika gereja elakuka Tu’u, aka Je aat erasa

berkewajiban sebagai bagian dari gereja yang adalah rumahnya sendiri. untuk itu, meskipun di dalam

kekura ga Je aat tetap aka berusaha u tuk e ga bil bagia dala Tu’u.

(21)

55

Inf. 11: Gedung kebaktin ada sebagai ruang bagi jemaat untuk membangun iman, selain dari itu juga sebagai tempat sosialisasi bagi warga gereja.32

Pernyataan-pernyataan di atas merupakan sikap warga gereja yang fundamental terhadap gedung ibadah. Ada nilai spiritual yang berpengaruh dalam diri mereka, dan ada pengalaman spiritual yang terjadi pada diri anggota jemaat ketika bersekutu dalam gedung ibadah. Dimensi spiritual merupakan salah satu pengaruh dalam diri anggota jemaat, sehingga mereka memiliki sikap antusias untuk berpartisipasi membangun gedung ibadah meskipun dalam kondisi terbatas. Bahkan pada awal perencanaan pembangunan, sebenarnya warga gereja pesimis untuk membangun gedung ibadah dikarenakan estimasi biaya yang menurut mereka itu adalah jumlah yang besar. Namun, berjalannya waktu dan semakin banyak pengalaman spiritual yang dirasakan, maka segala kekuatiran serta ketidakmungkinan untuk membangun gedung ibadah menjadi mungkin bahkan berhasil.

IV. Gereja sebagai Pusat Kehidupan Warga Jemaat

Antusiasme warga gereja GMIT Zaitun tidak saja berhenti ketika mereka berhasil membangun gedung ibadah. Semangat juang terus ada dalam diri anggota jemaat GMIT Zaitun. Bahkan di balik perjuangan pembangunan yang mereka rasakan, ada harapan yang besar terhadap berdirinya gedung ibadah yang megah di tengah kehidupan mereka. Anggota Jemaat GMIT Zaitun tidak saja berharap tetap dan seterusnya memiliki gedung ibadah yang megah dan besar, tetapi mereka juga berharap gedung ibadah yang dibangun tidak menjadi sia-sia. Artinya, perjuangan pembangunan perlu “dibayar” dengan pertumbuhan iman yang semakin bertambah dan tentunya jumlah anggota jemaat yang juga sepatutnya bertambah.

(22)

56

Inf. 1: Kalo katong melihat gedung gereja sudah indah, maka harapannya dengan gedung yang indah ini maka jemaat bisa sadar untuk rajin bergereja. Jadi jemaat GMIT Zaitun bisa semakin aktif dalam kegiatan-kegiatan terutama dalam beribadah, sehingga gedung gereja tidak hanya sebagai kebanggaan tapi juga bisa membuat jemaat rajin beribadah.33

Inf. 3: Gedung gereja tambah besar seharusnya anggota jemaat juga semangat untuk gereja. Oleh karena itu, harus bisa membangkitkan jemaat punya semangat untuk mengikuti ibadah atau kegiatan-kegiatan gerejawi.34

Gedung ibadah semakin besar, berarti jumlah anggota yang ikut serta bersekutu di dalamnya harus bertambah banyak. Ada penekanan kalimat yang disampaikan, bahwa jangan sampai gedung semakin besar tetapi yang terisi di dalam hanya bangku-bangku karena tidak ada orangnya. Hal tersebutlah yang menjadi harapan utama bagi anggota jemaat dengan membangun gedung ibadah. Harapan ini menunjukkan, bahwa anggota jemaat tidak ingin menyia-nyiakan apa yang telah diperjuangan bersama dalam proses yang panjang.

Inf. 5: Semoga ke depan jemaat bisa sadar dan betul-betul mau menggunakan gedung kebaktian sebagai rumah doa, memberikan sesuatu yang bisa menenangkan dan kedamaian bagi kami semua secara pribadi. Percuma kalau gedung gereja megah tetapi tidak ada jemaat.35

Inf. 10: Semoga dengan adanya gedung gereja yang bagus ini bisa selalu menjadi tempat yang damai dan memberikan kenyamanan bagi jemaat. Selain itu, semoga gedung gereja ini bisa menjadi motivasi bagi jemaat terutama kaum muda agar bisa semakin mau untuk membangun persekutuan.36

Selain mengharapkan bertambahnya anggota jemaat di dalam gedung ibadah yang baru. Ada harapan yang ingin dicapai, yaitu bertumbuhnya iman jemaat. Gedung ibadah kembali dimaknai sebagai sarana pertumbuhan iman jemaat. Dengan suasan gedung yang lebih besar,

(23)

57

megah dan indah dipandang, maka di situ ada harapan untuk memberikan hidup baru dalam pertumbuhan iman yang membangun jiwa anggota jemaat agar selalu rindu bersekutu dengan Tuhan, dan juga mampu memberikan kehangatan, kedamaian serta ketentraman. Dengan kata lain, gedung ibadah menjadi ruang bagi mereka untuk terlepas dari persoalan duniawi yang menggelisahkan diri mereka.

V. Sikap Warga Jemaat di Tengah Konteks Kemiskinan

Gedung ibadah yang megah dibangun oleh anggota jemaat di dalam keterbatasan ekonomi, hal ini berarti GMIT Jemaat Zaitun patut memberikan perhatian dalam aspek sosial. Gereja dan warganya tidak saja hadir di tengah desa Tuapukan hanya untuk membangun gedung ibadah, persekutuan dan membangun iman, tanpa memperhatikan persoalan sosial. Pada prinsipnya, gereja memiliki peran dalam ikut serta mengatasi persoalan sosial di desa Tuapukan.

Namun, pada kenyataannya tidak dapat dipungkiri bahwa fokus utama anggota jemaat masih melingkupi dunia gerejawai saja. Gereja hadir di tengah konteks kemiskinan, tetapi warga gereja masih memberikan fokus utamanya pada proses pembangunan gedung ibadah. Oleh karena itu, untuk memperhatikan persoalan sosial masih sebatas bantuan-bantuan yang bisa diberikan dalam bentuk diakonia karitatif, namun belum ada perhatian khusus secara konkret dan serius dijalankan oleh gereja.

Inf. 1: Gereja masih melakukan diakonia hanya sebatas diakonia karitatif, karena sebenarnya kami masih melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat gerejawi, belum ada kegiatan keluar yang membangun.37

Inf. 3: Belum ada kegiatan yang lebih konkret dalam melakukan pemberdayaan. kegiatan kaum ibu GMIT juga masih sebatas kegiatan gerejawi. Ada kegiatan

(24)

58

seperti menyewakan dekorasi tetapi uang itu masih juga digunakan untuk kegiatan gerejawi.38

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh warga gereja dalam setiap kategorial masih bersifat gerejawi. Gereja belum memberikan fokus pada kehidupan sosial, dan hal ini membuat anggota jemaat memisahkan antara kehidupan gerejawi dan sosial. Sikap anggota jemaat yang demikian dikarenakan kurangnya kesadaran dalam diri anggota jemaat. Belum ada kesadaran untuk mengubah hidup menjadi lebih baik, dan rendahnya kesadaran untuk bekerja sama menyelesaikan persoalan sosial.

Inf. 2: Untuk membangun desa Tuapukan ini harus butuh kesadaran. untuk itu, kalau mau membantu jemaat dalam menghadapi kehidupan yang sekarang ini, maka gereja harus hadir untuk kasih penjelasan buat jemaat untuk merubah kehidupan lebih baik. Sampai saat ini belum ada tindakan konkret dari gereja untuk merangkul jemaat. Gereja seharusnya dapat memberikan solusi bagi jemaat dalam merespon kemiskinan.39

Gereja diharapkan menjadi fasilitator bagi anggota jemaatnya untuk membangun kesadaran, karena kesadaran merupakan langkah awal bagi mereka untuk menyikapi persoalan sosial yang terjadi. Melalui kesadaran akan realitas, maka dari situ warga gereja dapat melihat fenomena kemiskinan sebagai pergumulan bersama yang tidak saja patut diperhatikan oleh pemerintahan, tetapi gereja juga mengambil bagian dan berperan di dalamnya.

(25)

59

VI. Kesimpulan

Berdasarkan data lapangan yang diperoleh penulis melalui proses penelitian, maka menjadi nyata bahwa gedung ibadah masih digunakan hanya untuk kegiatan-kegiatan gerejawi saja. Dalam hal ini, gedung ibadah yang telah dibangun dengan megah saat ini belum dimanfaatkan dengan baik dan sepenuhnya dalam kehidupan bergereja. Sebagaimana data lapangan di atas, menunjukkan bahwa penggunaan gedung ibadah kurang lebih masih sebatas untuk ibadah minggu dan kegiatan-kegiatan gerejawi, yakni sidang majelis jemaat, lomba-lomba dalam rangka perayaan hari besar, seperti natal, paskah, dan HUT gereja.. Namun, kegiatan atau ibadah lainnya seperti ibadah kategorial belum menggunakan gedung ibadah sebagai ruang persekutuan karena setiap kategorial masih melakukan ibadah di rumah-rumah anggota jemaat. Kehidupan bergereja masih bersifat seremonial dan vertikal, sehingga belum terlihat jelas kegiatan yang bersifat horizontal atau dalam lingkup sosial

Gambar

TABEL 2

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Pendampingan Pastoral Terhadap Remaja yang Lahir di Luar Pernikahan di Jemaat GPM Tuhaha. Dalam menjalankan tanggungjawab pelayanan, jemaat GPM

berkaitan dengan persembahan jemaat, yang juga adalah salah satu faktor.. pendukung keberlangsungan

dalam kategori kelas yaitu kelas satu, dua dan tiga. Khusus di klasis Letti Moa Lakor, Jemaat

Wetar dan beberapa jemaat di Klasis pulau

Sebagai catatan: di Negeri Booi hingga kini ada suatu tempat yang di sebut AIR TUKANG, dalam kaitannya dengan cerita ini tempat tersebut tidak terlalu terkenal

Melkior Vulpius, Musik Pa’ Pompang sebagai Identitas Budaya dalam Ibadah di Gereja Toraja Jemaat Lamunan, Makale Tengah. Skripsi Fakultas

komunitas di dalam Jemaat GPM Rehoboth yang melibatkan warga jemaat pada wilayah. Batu Gantung dan Kampung Ganemo, Kudamati (Farmasi) dengan Lorong

Selain membawa makanan dalam ibadah PPS ini, setiap keluarga yang ada diberikan satu sampul/amplop khusus sebagai bentuk pengucapan syukur dari jemaat kepada Tuhan