• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Krisis keuangan yang dialami Indonesia disepanjang tahun 1998 telah membuat perekonomian negara kita terguncang dan terpuruk, salah satunya yaitu krisis perbankan yang menyebabkan penurunan kinerja perusahaanperbankan. Kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangannya. Kinerja keuangan sangat berpengaruh terhadap laporan keuangan karena dapat memberikan informasi berupa gambaran dalam menilai dan memprediksi kemampuan perusahaan. Kinerja perusahaan yang baik akan menjadi suatu pertimbangan bagi investor untuk menanamkan investasinya.

Ada kalanya kinerja keuangan perbankan mengalami penurunan. Dewayanto (2010) menyimpulkan beberapa penyebab menurunnya kinerja perbankan, yaitu (1) Semakin meningkatnya kredit bermasalah perbankan, yang menyebabkan bank harus menyediakan cadangan pernghapusan utang yang cukup besar sehingga mengakibatkan kemampuan bank memberikan kredit menjadi terbatas; (2) Dampak likuiditas bank yang mengakibatkan turunnya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan dan pemerintah, sehingga memicu penarikan dana secara besar-besaran; (3) Semakin turunnya permodalan bank-bank; (4) Banyak bank yang tidak mampu melunasi kewajibannya karena menurunnya nilai tukar rupiah; dan (5) Manajemen bank yang tidak profesional..

(2)

manajemenatau pengurus bank. Hal ini dituangkan dalam suatu kontrak yang dinamakan perfomance contract, yaitu hubungan antara manajemen suatu bank dengan pemilik bank. Hubungan kontrak tersebut sejalan dengan agency theory. Dalam teori keagenan (agency theory), hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent) untuk memberikan suatu jasa dan kemudian mendelegesikan wewenang pengambilan keputusan kepada agent tersebut (Jensen dan Meckling, 1976 dalam Sami’ani 2008:19).

Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan dengan pemilik (pemegang saham). Manajer dengan informasi yang dimilikinya bisa bertindak hanya untuk menguntungkan dirinya sendiri dengan mengorbankan

kepentingan pemilik karena manajer memiliki informasi perusahaan yang tidak dimiliki oleh pemilik. Hal ini akan mempengaruhi kinerja perusahaan

dan menghilangkan kepercayaan investor terhadap pengembalian (return) atas investasi yang telah mereka tanam pada perusahaan tersebut. Maka untuk mengatasi permasalahan agency, pihak perbankan melakukan pembenahan terhadap sistem tata kelola perusahaan yang lebih dikenal dengan good corporate governance.

Goodcorporate governancesecara definitif merupakan sistem yang

mengatur dan mengendalikan perusahaan yang menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua stakeholder (Monks dan Minow, 2003 dalam Sam’ani,

(3)

pemegang saham) dalam rangka meningkatkan kinerja keuangan.Lemahnya Goodcorporate governancemerupakan salah satu faktor yang memperpanjang

krisis ekonomi di negara kita.Corporate governance pada industri perbankan di negara berkembang seperti halnya Indonesia pada pasca krisis keuangan menjadi semakin penting mengingat beberapa hal. Pertama, bank menduduki posisi dominan dalam sistem ekonomi, khususnya sebagai mesin pertumbuhan ekonomi (King dan Levine, 1993). Kedua, di negara yang ditandai oleh pasar modal yang belum berkembang, bank berperan utama bagi sumber pembiayaan perusahaan. Ketiga, bank merupakan lembaga pokok dalam mobilisasi simpanan nasional. Keempat, liberalisasi sistem perbankan baik melalui privatisasi maupun deregulasi ekonomi menyebabkan manajer bank memiliki keleluasaan yang lebih besar dalam menjalankan operasi bank (Arun, Turner, 2003 dalam Supriyatno 2006).

Meningkatnya risiko yang dihadapi perbankan menjadi faktor utama diterapkannya good corporate governance, hal ini disebabkan karena semakin pesatnya perkembangan kondisi perbankan dan semakin kompleksnya kegiatan usaha perbankan. Industri perbankan adalah suatu industri yang sarat dengan risiko terutama karena melibatkan pengelolaan uang masyarakat yang diputar dalam bentuk berbagai investasi, seperti pemberian kredit, pembelian surat-surat berharga dan bentuk-bentuk penanaman dana lainnya. Risiko yang semakin kompleks membutuhkan praktik good corporate governance dan fungsi manajemen risiko bagi kegiatan usaha bank.Lemahnya penerapan corporate governancejugamenjadi pemicu utama terjadinya berbagai skandal keuangan.

(4)

oknum bank itu sendiri banyak terjadi di perusahaan perbankan di Indonesia. Hal ini dibuktikan dari 540 aduan yang diterima Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ,77% merupakan aduan di bidang perbankan (m.harianjogja.com

Penerapan good corporate governance ini dinilai dapat memperbaiki citra perbankan yang sempat buruk, melindungi stakeholders serta meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan etika-etika umum pada industri perbankan dalam rangka menciptakan sistem perbankan yang sehat. Selain itu penerapan good corporate governance di dalam perbankan diharapkan dapat berpengaruh terhadap kinerja perbankan, dikarenakan penerapan good corporate governance ini dapat meningkatkan kinerja keuangan.Begitu

pentingnya praktik corporate governance,maka pemerintah melalui Bank Nasional pada tanggal 30 Januari 2006 mengeluarkan paket kebijakan perbankan yang isinya mengenai peraturan baru tentang Pelaksanaan good corporate governance, bagi Bank Umum berupa Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.

8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 yang telah diubah dengan PBI No. 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 dan dikeluarkannya Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) No. 15/15/DPNP, tanggal 29 April 2013 tentang pelaksanaan good corporate governance bagi bank umum. Pemerintah juga mengeluarkan

peraturan baru mengenai penilaian faktor good corporate governance dalam , 2016).Selain itu, terdapat berbagai kasus perbankan yang masih banyak terjadi di Indonesia membuat banyak pihak yang mulai berpikir bahwa penerapan good corporate governance menjadi suatu kebutuhan di dunia bisnis sebagai barometer

(5)

Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011 tentang penilaian tingkat kesehatan bank umum.

Peraturan-peraturan tersebut dibuat dengan harapan agar terciptanya penerapan corporate governance yang positif. Dengan adanya corporate governance, perbankan dituntut untuk beroperasi dengan cara yang aman, sehat dan mematuhi peraturan yang berlaku dan regulasi yang diterapkan (Wilson, 2006). Corporate governancesebagai konsep yang mengatur keselarasan hubungan organ-organ perusahaan, antara pemegang saham, dewan komisaris dan dewan direksi yang mengelola perusahaan. Hubungan ini diatur melalui prinsip-prinsip dasar good corporate governance yaitu keterbukaan (disclosure dan transparency); pertanggungjawaban (responsibility); keadilan (fairness) dan

akuntabilitas (accountability). Dalam suatu pelaksanaan aktivitas perusahaan, prinsip GCG ini dituangkan dalam suatu mekanisme. Mekanisme ini dibutuhkan agar aktivitas perusahaan dapat berjalan secara sehat sesuai dengan arah yang ditetapkan.

Mekanisme GCG merupakan suatu aturan main, prosedur dan hubungan yang jelas antara pihak yang mengambil keputusan dengan baik yang melakukan kontrol/ pengawasan terhadap keputusan tersebut (Walsd dan Seward, 1990 dalam Arifin, 2005). Dalam penelitian ini mengkaji tentang mekanisme good corporate

governance yang bertujuan untuk mengurangi konflik keagenan yaitu (1)

(6)

Ukuran dewan komisaris yang besar menyebabkan monitoring manajemen semakin baik, karena jumlah dewan yang besar menguntungkan perusahaan dalam hal pengawasan. Sedangkan jumlah dewan direksi yang banyak akan meningkatkan kinerja perbankan. Hal ini dikarenakan ukuran dan diversitas dari dewan direksi akan memberikan manfaat bagi perusahaan karena terciptanya network dengan pihak luar perusahaan dan menjamin ketersediaan sumber daya. Dewan direksi dalam suatu perusahaan akan menentukan kebijakan yang akan diambil atau strategi perusahaan tersebut secara jangka pendek maupun jangka panjang. Kedudukan Komisaris Independen sangat kritikal agar pengambilan keputusan Dewan Komisaris bersifat objektif dalam mengevaluasi kinerja manajemen perusahaan. Dari perspektif keagenan, keberadaan Komisaris Independen dapat mengurangi benturan kepentingan antara pemegang saham dengan manajemen perusahaan, dikarenakan fungsi pengawasannya dapat dilakukan dengan menyuarakan pendapat yang independen dalam rapat (Solomon dan Solomon, 2004). Komite audit bertugas membantu dewan komisaris dalam menjalankan tugasnya. Ketika komite audit menjalankan tugasnya dengan baik maka tugas pengawasan menjadi lebih baik lagi sehingga kinerja perbankan meningkat.

(7)

yaitu rasio likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas. Peneliti dalam hal ini menggunakan rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas merupakan tolak ukur keberhasilan manajemen dalam menjalankan suatu usaha. Menurut Prihadi (2012:164) rasio profitabilitas mendapat tempat tersendiri dalam penilaian perusahaan, hal ini mudah dipahami karena secara sadar perusahaan didirikan memang untuk memperoleh laba. Syamsuddin (2007:59) menyatakan, perhatian ditekankan pada profitabilitas, karena untuk dapat melangsungkan hidupnya, suatu perusahaan haruslah berada dalam keadaan menguntungkan. Lukviarman (2012:33) menambahkan rasio ini sangat bermanfaat dalam menilai efektifitas manajemen perusahaan secara keseluruhan.

Return On Assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang

tepat dalam mengukur kinerja industri perbankan, dikarenakan aset perusahaan perbankan sebagian besar berasal dari nasabah, sehingga perlu dihitung apakah perusahaan dapat mengoptimalkan keuntungan dari aset tersebut. Semakin besar nilai ROA, menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik pula, karena tingkat pengembalian investasi semakin besar. “Nilai ini mencerminkan pengembalian perusahaan dari seluruh aktiva atau pendanaan yang diberikan pada perusahaan” (Wild, Subramanyam dan Halsey, 2005:65).

(8)

terhadap kinerja perusahaan perbankan. Untuk komite audit terdapat pengaruh positif signifikan terhadap kinerja perusahaan perbankan. Perbedaan-perbedaan pendapat yang didapat dari hasil penelitian oleh penelitian terdahulu menajadi salah satu alasan bahwa pengaruh mekanisme GCG terhadap kinerja keuangan masih perlu untuk diteliti lebih lanjut. Dalam penelitian ini menggunakan variabel independen yaitu mekanisme GCG yang sudah dipaparkan diatas dan variabel dependen yaitu kinerja keuangan yang diukur dengan ROA.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dan penjelasan dari latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan pada mekanisme Good Corporate Governance yang terdiri dariukuran dewan komisaris, dewan

direksi, proporsi komisaris independen dan komite audit secara parsial terhadap kinerja keuangan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014?

2. Apakah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan pada mekanisme Good Corporate Governance yang terdiri dariukuran dewan komisaris, dewan

(9)

(simultan) terhadap kinerja keuangan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruhmekanisme Good Corporate Governance yang terdiri dariukuran dewan komisaris, dewan direksi, proporsi komisaris independen dan komite audit secara parsial terhadap kinerja keuangan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014.

2. Untuk mengetahui pengaruh mekanisme Good Corporate Governance yang terdiri dari ukuran dewan komisaris, dewan direksi, proporsi komisaris independen dan komite audit secara serempak (simultan) terhadap kinerja keuangan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis

(10)

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada perusahaan dan para pemegang saham yang ingin menerapkan konsep Good Corporate Governance terhadap peningkatan kinerja keuangan perusahaan, khususnya

bagi industri perbankan. Temuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan masukan kepada para pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan.

3. Bagi akademik

Referensi

Dokumen terkait

seluruh dokumen, data, informasi, dan/atau keterangan yang saya sampaikan, berikan, kirimkan, dan/atau isikan untuk memenuhi persyaratan sebagai mahasiswa

Dalam penelitian ini peneliti memberikan gambaran secara menyeluruh tentang fungsi sistem kredit semester (SKS) pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Surabaya,

Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri ii.. dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa

Jika berasal dari sebuah media resmi, baik media cetak, online, atau televisi maka itu bisa kemungkinan besar adalah benar.. Sebuah peristiwa besar tentu akan diberitakan

[r]

The objective of this study is to show one’s reactions toward the existing socio-cultural and political situation in his or her life as seen Pelagea Nilovna,

Sabuk adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari proses penggerak ke poros yang digerakkan, dimana jarak kedua poros tersebut berada

Dengan meneliti keberadaan air tanah dangkal yang memanjaatkan data muka air tanah dibawah permukaan tanah pada sumur penduduk di Pulau Bawean, maka dapat diketahui