• Tidak ada hasil yang ditemukan

FENOMENA SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN BEASISWA DI SMA NEGERI 1 SITIUNG KABUPATEN DHARMASRAYA ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FENOMENA SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN BEASISWA DI SMA NEGERI 1 SITIUNG KABUPATEN DHARMASRAYA ABSTRACT"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

FENOMENA SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN BEASISWA DI SMA NEGERI 1 SITIUNG KABUPATEN DHARMASRAYA

Yesi Fitriana1, Yenni Melia2, Irwan2 1

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat Yesifitriana1994@gmail.com

ABSTRACT

Education is the key to the progress of the nation. The large number of students with backgrounds from poor familias is hampered by the cost of education. With the assistance in the form of scholarship provided by the gofernment through the school is a solution for students continue their education. The purpose of this studi is 1. To describe the problems that the school encounted in the management of the scholarship. 2. Describing how the afforts of schools in the management of schoolarship. This study uses functional structural theory pionereed by Robert K. Merton and uses a qualitative approach and uses a descriptive research type. Informants in the study is determined by way of purposive sampling of 20 informants. Data collection techniques in this study were conducted with interviews and document studies. The unit of analysis in this study is the data analysis group used is interactive data analiysis developped by Miles and Huberman. The results of this study are the problems encountered by the school are: the data provided by students is not suwitable and abuse scholarships by students, so in this study it can be concluded that the management hes not been channeled well and not right target, so the school made various efforts to optimize the management good scholarship by giving advice, selecting scholarship recipient and giving sanctions.

Keywords: Phenomenon, School, Scholarship PENDAHULUAN

Pada Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, secara tegas dinyatakan bahwa salah satu tujuan membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 Ayat (1) menyebutkan :

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan

(2)

2 akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan dapat diwujudkan melalui berbagai kegiatan pendidikan baik formal, informal, maupun nonformal.Kegiatan pendidikan jalur formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan

menengah, dan

pendidikan tinggi”.

Kemampuan ekonomi orang tua sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Orang tua dengan kemampuan ekonomi baik tentunya akan mampu menjamin kelancaran pembiayaan proses belajar dari putra-putrinya. Begitu pula sebaliknya siswa yang orang tuanya kurang mampu dalam perekonomiannya akan mengalami kendala dalam proses pembiayaan, dan dampaknya tentu pada kenyamanan siswa dalam belajar.

Dalam pasal 6 ayat 6

menyatakan “pendidikan

diselenggarakan dengan

memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan”. Sementara dalam pasal 46 ayat 1 menyatakan “Pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama pemerintah, pemerintah

daerah dan masyarakat”. Seperti Sarana dan prasarana satuan pendidikan,yang meliputi: perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan (Fatah, 2012: 46-72).

Program beasiswa yang dikeluarkan pemerintah melalui pihak sekolah merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan siswa yang kurang mampu dalam pembiayaan sekolah, salah satunya sekolah SMAN 1 Sitiung Program.beasiswa yang ada di SMAN 1 Sitiung yaitu: Bantuan Siswa Miskin (BSM), Program Indonesia Pintar (PIP),dan Badan Amil Zakat (BAZ).

Pertama, Bantuan Siswa

Miskin (BSM) merupakan bantuan yang berdasarkan kondisi ekonomi siswa dan bukan berdasarkan prestasi dalam mempertimbangkan kondisi siswa. Tujuan utama BSM ini adalah untuk membantu masyarakat yang kurang mampu anggar dapat bersekolah dan mengikuti proses wajib belajar selama 9 tahun. Selain itu, tujuan lain dari program BSM ini

(3)

3 yaitu untuk menghilangkan halangan siswa miskin berpartisipasi untuk bersekolah dengan membantu siswa miskin memperoleh akses pelayanan pendidikan yang layak, mencegah putus sekolah, menarik siswa miskin untuk kembali bersekolah, membantu siswa memenuhi kebutuhan dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, tujuan lain dari program BSM ini yaitu untuk menghilangkan halangan siswa kurang mampu berpartisipasi untuk bersekolah dengan membantu siswa seperti: memperoleh akses pelayanan pendidikan yang layak, mencegah putus sekolah, menarik siswa kurang mampu untuk kembali bersekolah, dan membantu siswa memenuhi kebutuhan dalam kegiatan pembelajaran.

Dana BSM dapat dibatalkan jika siswa penerima BSM:

1. Berhenti sekolah.

2. Menerima beasiswa dari instansi/sumber lain.

3. Telah di dakwa dan terbukti melakukan tindakan kriminal. 4. Mengundurkan diri.

5. Tidak lagi masukpada kriteria siswa kurang mampu.

Kedua, Program Indonesia Pintar merupakan bantuan berupa uang tunai dari pemerintah yang diberikan kepada peserta didik yang orang

tuanya tidak atau kurang mampu membiayai pendidikannya, sebagai kelanjutan dan perluasan sasaran dari program Bantuan Siswa Miskin (BSM). Program Indonesia Pintar (PIP) ini mulai pada tahun 2015 berdasarkan Permendikbud No. 12 Tahun 2015 tentang Program Indonesia Pintar, yang mana Permendikbud ini ditetapkan dan mulai di undangkan pada tanggal 12 Mei 2015.

Program Indonesia Pintar adalah salah satu program perlindungan sosial nasional (tercantum dalam RPJMN 2015-2019) yang bertujuan untuk:

1. Meningkatkan angka partisipasi pendidikan dasar dan menengah.

2. Meningkatkan angka

keberlanjutan pendidikan yang ditandai dengan menurunnya angka putus sekolah dan angka melanjutkan.

3. Menurunnya kesenjangan partisipasi pendidikan antar kelompok masyarakat, terutama antara penduduk kaya dan penduduk miskin, antara penduduk laki-laki dan penduduk perempuan, antara wilayah perkotaan dan perdesaan, dan antar daerah.

(4)

4 4. Meningkatkan kesiapan siswa pendidikan menengah untuk memasuki pasar kerja atau melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi.

Siswa yang akan mendapatkan beasiswa dari Program Indonesa Pintar harus berdasarkan usulan dari sekolaah tersebut. Siswa yang berasal dari prioritas sasaran penerima PIP, dapat diusulkan dengan syarat sebagai berikut:

1. Terdaftar sebagai siswa/peserta didik pada sekolah.

2. Terdaftar dalam Dapodik Sekolah.

3. Di usulkan oleh sekolah melalui Dinas Pendidikan Kabupaten.

4. Siswa yang berstatus anak yatim/piatu.

5. Siswa dari keluarga kurang mampu yang terancam putus sekolah

Ketiga, Keberadaan BAZ

khususnya pada masyarakat Dharmasraya menjadi sangat penting mengingat potensi zakat masyarakat Dharmasraya yang bekerja sebagai PNS dan wirausaha, yang ada di wilayah Kabupaten Dharmasraya. Tujuan dari BAZ ini adalah (1)

meningkatkan kesadaran masyarakat dalam penunaian dan pelayanan ibadah zakat, (2) meningkatkan fungsi dan peranan pranata keagamaan (zakat) dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial, (3) meningkatkan hasil guna dan daya zakat.

Adapun persyaratan untuk mendapatkan Beasiswa BAZ sebagai berikut:

1. Siswa berasal dari keluarga yang kurang mampu.

2. Siswa yang berstatus Yatim/Piatu.

3. Siswa yang di usulkan sekolah.

4. Siswa yang belum pernah mendapatkan bantuan dari lembaga lain.

Beasiswa dari Baznas ini merupakan pos Dharmasraya cerdas. Penerima beasiswa ini adalah siswa yang kurang mampu yang direkomendasikan oleh sekolah masing-masing yang dihitung berdasarkan jumlah siswa/siswi, dan uang tunai yang diterima siswa berjumlah Rp 550.000 per orangnya. Tujuan institusi memberikan bantuan kepada siswa agar dapat meringankan proses pembiayaan

(5)

5 pendidikan bagi siswa yang orang tuanya kurang mampu dalam pembiayaan pendidikan. Oleh sebab itu dalam penelitian ini penyaluran beasiswa kepada siswa menjadi masalah utama, sehingga diperlukan penanganan yang tepat untuk mencari jalan keluar guna mengatasi permasalahan tersebut, sehingga beasiswa memang hanya digunakan untuk mendukung keperluan sekolah. Siswa SMA Negeri 1 Sitiung yang mendapatkan beasiswa berlatar belakang dari orang tua yang bermata pencaharian berbeda-beda, sebagian ada yang bekerja sebagai petani, ibu rumah tangga, swasta, wiraswasta dan ada orang tuanya yang sudah meninggal.

Berdasarkan wawancara yang sudah dilakukan dengan siswa dan pihak sekolah, ditemukan masalah tentang penyalahgunaan beasiswa oleh siswa, seperti ada beberapa siswa yang diketahui salah dalam penggunaan beasiswa dari sekolah, Siswa yang mendapatkan beasiswa justru tidak digunakannya untuk kepentingan sekolahnya, tetapi lebih cenderung dibelikan barang untuk keperluan pribadinya. Seperti siswa yang bernama Bagas siswa kelas XII merupakan siswa yang mendapatkan beasiswa dari sekolah namun uang

yang didapatkannya tidak untuk memenuhi kebutuhan sekolahnya, tetapi di gunakannya untuk membeli 1 set peralatan memancing, kemudian Singgih kelas XI juga memanfaatkan uang beasiswa justru untuk membeli Handphone dan Ayu kelas X menggunakan uang beasiswa untuk membeli baju bahkan barang-barang yang bukan untuk keperluan sekolahnya, bahkan hal ini diketahui oleh orang tua mereka. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: 1. Apa saja persoalan yang ditemui sekolah dalam pengelolaan beasiswa? dan 2. Bagaimana upaya yang dilakukan sekolah dalam pengelolaan beasiswa? Tujuan dalam penelitian ini adalah: Mendeskripsikan persoalan yang ditemui sekolah terhadap

pengelolaan beasiswa.

Mendeskripsikan upaya yang dilakukan sekolah dalam pengelolaan beasiswa.

METODOLOGI PENELITIAN Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian Kualitiatif dengan tipe penelitian Deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara purposive sampling. Purposive sampling adalah salah satu strategi menentukan informan berdasarkan kriteria terpilih

(6)

6 yang relevan dengan masalah penelitian tertentu (Bungin, 2011:108). Dalam penelitian ini peneliti menentukan informan berdasarkan kriteria seperti: 1) Terdaftar sebagai siswa/peserta didik pada sekolah.2) siswa penerima beasiswa. 3) pihak sekolah yang terlibat dalam pemberian beasiswa.

Dalam penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder. Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu, wawancara dan studi dokumen. Unit analisis yaitu kelompok. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data model interaktif Milles Huberman. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Sitiung.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Beasiswa yang ada disekolah

SMAN 1 Sitiung

Program.beasiswa yang ada di SMAN 1 Sitiung terdiri dari: Bantuan Siswa Miskin (BSM), Program Indonesia Pintar (PIP),dan Badan Amil Zakat (BAZ). Pertama, Bantuan Siswa Miskin (BSM) merupakan bantuan yang berdasarkan kondisi ekonomi siswa dan bukan berdasarkan prestasi dalam mempertimbangkan kondisi

siswa. Kedua, Tujuan Program Indonesia Pintar (PIP) ini adalah: (1) Meningkatkan akses bagi anak usia 6-21 tahun untuk mendapatkan layanan pendidikan sampai tamat satuan pedidikan menengah untuk mendukung pelaksanaan pendidikan menengah universal atau rintisan wajib belajar 12 tahun. (2) mencegah peserta didik dari kemungkinan putus sekolah atau tidak melanjutkan pendidikan akibat kesulitan ekonomi.

Ketiga, Program beasiswa BAZ,

khususnya pada masyarakat Dharmasraya menjadi sangat penting mengingat potensi zakat masyarakat Dharmasraya yang bekerja sebagai PNS dan wirausaha, yang ada di wilayah Kabupaten Dharmasraya. 2. Persoalan-Persoalan yang

ditemui sekolah Terhadap Pengelolaan Beasiswa.

a. Data yang Diberikan Siswa Tidak Cocok

Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh dilapangan, bahwasanya pengelolaan program beasiswa yang dikeluarkan pemerintah melalui pihak sekolah tidak tersalurkan kepada sebagian siswa yang pantas mendapatkan beasiswa, hal ini terjadi karena sebagian wali kelas yang mengusulkan siswanya sebagai calon

(7)

7 penerima beasiswa, tidak berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan oleh sekolah, adapun kriterianya seperti: (1) Berasal dari keluarga kurang mampu yang dibuktikan dengan surat keterangan dari RT/RW, (2) Memiliki kepribadian terpuji, (3) Siswa pemegang Kartu Indonesia Pintar (KIP), (4) Siswa dari keluarga kurang mampu yang memiliki Surat Keterangan Rumah Tangga Miskin (SKRTM), Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) atau Surat Keterangan Keluarga Miskin (SKKM) dari Kelurahan/Desa. Namun, sebagian siswa yang mendapatkan beasiswa berasal dari keluarga yang mampu dari segi pekerjaan orang tuanya.

b. Penyalahgunaan Beasiswa Oleh Siswa

Berdasarkan penelitian yang sudah peneliti lakukan di SMAN 1 Sitiung, bahwasanya terlihat siswa yang memang tidak memanfaatkan beasiswanya untuk keperluan sekolah melainkan untuk keperluan pribadinya. bahwasanya ekonomi orang tua yang sulit membuat siswa harus mengorbankan uang beasiswanya untuk melunasi utang orang tuanya. Sedangkan sebagian siswa lainnya juga memakai uang

beasiswa untuk memenuhi keperluan diluar sekolah seperti: kumpul-kumpul dengan teman dan untuk kewarnet. Sehingga uang beasiswa yang diterima siswa tidaklah sepenuhnya digunakan untuk melengkapi peralatan maupun administrasi sekolah. Sehingga siswa melakukan penyalahgunaan terhadap penggunaan uang beasiswa yang di dapatkan dari sekolah.

Salah satu siswa di SMA Negeri 1 Sitiung menggunakan uang beasiswa untuk memodifikasi sepeda motor seperti untuk membeli ban motor, velg, dan lampu frozen. Selain itu juga untuk membayar cicilan sepeda motornya. Oleh sebab itu penggunaan uang beasiswa pada sebagian siswa belum sepenuhnya sesuai dengan program dari beasiswa tersebut yakni: untuk meringankan biaya pendidikannya.

3. Upaya Sekolah dalam Mengoptimalkan Pengelolaan Beasiswa

Mahalnya biaya pendidikan saat ini, menjadi salah satu masalah bagi siswa yang mengalami kesulitan di bidang ekonominya, namun dengan adanya beasiswa dari sekolah merupakan solusi bagi siswa yang kurang mampu untuk memenuhi biaya sekolah. tetapi

(8)

8 dengan kondisi siswa yang sulit dalam ekonominya sebagian siswa akan memanfaatkan uang beasiswa tersebut untuk memenuhi kebutuhannya.

Oleh sebab itu sekolah melakukan upaya untuk mengoptimalkan pengelolaan beasiswa dengan baik, sehingga beasiswa bisa tersalurkan secara tepat sasaran, adapun upayanya seperti: memberikan pengarahan kepada penerima beasiswa, wali kelas mendata langsung dengan terjun langsung kelapangan dan memberikan sanksi kepada siswa yang melakukan penyalahgunaan beasiswa.

a. Memberikan Pengarahan Tentang Penggunaan Beasiswa

Pemberian arahan yang dilakukan pihak sekolah kepada siswa penerima beasiswa ini dilakukan sebelum siswa mengambil beasiswa tersebut, seluruh siswa penerima beasiswa dikumpulkan dan diarahkan dalam penggunaan uang beasiswa yang akan diterima oleh siswa, upaya ini dilakukan sekolah guna untuk menghindari penyalahgunaan beasiswa yang akan diterima oleh siswa. Kemudian, sekolah juga menjelaskan tujuan dari adanya beasiswa BSM, PIP, dan

BAZ, sehingga siswa bisa memahami dan memanfaatkan uang beasiswanya sebaik mungkin.

Setelah itu, pihak sekolah membagikan uang beasiswanya, ada juga sebagian siswa yang mengambil uang beasiswanya langsung melalui rekening siswa masing-masing, sedangkan pada beasiswa komite, secara otomatis sekolah memotong uang beasiswa yang akan diterima siswa untuk melunasi uang SPP ynag masih belum lunas.

Selain siswa, kepala sekolah atau wakil kepala sekolah memberikan arahan kepada wali kelas seperti: diadakan rapat oleh kepala sekolah dengan seluruh wali kelas di SMAN 1 Sitiung, untuk membahas terkait dengan pemberian beasiswa dan penentuan siswa yang berhak mendapatkan beasiswa berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan dari sekolah. Sehingga wali kelas dapat melaksanakan dalam menentukan siswanya. Rapat ini diadakan setelah sekolah menerima bantuan beasiswa tersebut, sehingga kepala sekolah melakukan koordinasi dengan seluruh wali kelas SMAN 1 Sitiung. Adapun kriterianya seperti: siswa dari keluarga kurang mampu ( penghasilan ± Rp 500.000 per

(9)

9 bulan), anak yatim/piatu, mempunyai kartu Indonesia Pintar, dan surat keterangan kurang mampu dari wali Nagari. Sehingga wali kelas dalam memilih siswa sebagai calon penerima beasiswa bisa tersalurkan dengan baik dan tepat sasaran.

b. Menyeleksi Siswa Penerima Beasiswa

Dalam menentukan siswa sebagai penerima beasiswa, sekolah melakukan proses penyeleksian terhadap siswa yang sudah diusulkan oleh wali kelas, tentunya berdasarkan kriteria-kriteria yang sudah ditentukan dari pihak sekolah, agar tidak terjadinya kekeliuran dalam menentukan siswa sebagai calon penerima beasiswa.

Oleh sebab itu sekolah melakukan berbagai upaya untuk menanggulangi kesalahan dalam menentukan siswa sebagai penerima beasiswa sebagai berikut: pertama, wali kelas mendata siswa yang akan dipilih sebagai penerima beasiswa dengan cara mendatangi langsung ke lapangan, Kedua, wali kelas meminta kepada siswa untuk menyerahkan surat keterangan kurang mampu dari wali nagari, Ketiga, siswa mengumpulkan persyaratan sebagai penerima beasiswa dan sekolah

mendata persyaratan siswa dengan teliti, sehingga tidak terjadi kesalahan dan beasiswa dapat tersalurkan dengan baik.

Selain siswa, kepala sekolah atau wakil kepala sekolah memberikan arahan kepada wali kelas seperti: diadakan rapat oleh kepala sekolah dengan seluruh wali kelas di SMAN 1 Sitiung, untuk membahas terkait dengan pemberian beasiswa dan penentuan siswa yang berhak mendapatkan beasiswa berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan dari sekolah. Sehingga wali kelas dapat melaksanakan dalam menentukan siswanya. Rapat ini diadakan setelah sekolah menerima bantuan beasiswa tersebut, sehingga kepala sekolah melakukan koordinasi dengan seluruh wali kelas SMAN 1 Sitiung. Adapun kriterianya seperti: siswa dari keluarga kurang mampu ( penghasilan ± Rp 500.000 per bulan), anak yatim/piatu, mempunyai kartu Indonesia Pintar, dan surat keterangan kurang mampu dari wali Nagari. Sehingga wali kelas dalam memilih siswa sebagai calon penerima beasiswa bisa tersalurkan dengan baik dan tepat sasaran.

(10)

10 c. Memberikan Sanksi

Kondisi siswa yang kurang baik dalam bidang ekonominya membuat siswa kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sekolahnya, apalagi semakin berkembangnya teknologi juga mempengaruhi pola fikir dan siswa akan semakin bebas menggunakan uang beasiswanya dikarenakan beasiswa yang diterima siswa diambil melalui rekening masing-masing siswa. Sehingga sekolah melakukan upaya dalam menanggulangi penyalahgunaan beasiswa. Seperti, jika terdapat siswa yang melakukan pelanggaran terhadap penggunaan beasiswa, sekolah akan memberi sanksi kepada siswa tersebut

Adapun sanksi yang diberikan sekolah kepada siswa seperti: siswa yang ketahuan melakukan penyalahgunaan beasiswa maka akan dihapuskan sebagai penerima beasiswa selanjutnya. Selain itu, berdasarkan keterangan dari wali kelas lainnya, bahwasanya ada juga siswa-siswi lain yang melakukan penyalahgunaan beasiswa, seperti menggunakan uang beasiswa untuk menukar-nukar handphone baru atau untuk kebutuhan diluar sekolah lainnya,

tetapi kasusnya hanya diselesaikan antara wali kelas dengan siswa.

Oleh sebab itu sekolah terus melakukan pengontrolan kepada siswa penerima beasiswa, untuk tetap bisa memanfaatkan uang beasiswa untuk memenuhi kebutuhan sekolahnya, sehingga beasiswa yang diterima dapat menunjang kebutuhan sekolahnya yang belum terpenuhi dan memeberikan sanksi kepada

siswa yang melakukan

penyalahgunaan beasiswa agar memberikan efek jera bagi siswa tersebut dan siswa lainnya.

Berdasarkan Asumsi dasar dari Marton adalah setiap struktur dan sistem sosial, fungsional terhadap yang lainnya. Sebaliknya kalau tidak fungsional maka struktur itu tidak akan ada atau akan hilang dengan sendirinya, begitu pula dalam penelitian ini, jika sekolah tidak baik dalam pengelolaan beasiswa, maka beasiswa yang di salurkan tidak akan tersalurkan dengan baik, seperti: jika sekolah kurang teliti dalam mendata siswa sebagai calon penerima beasiswa, atau memilih siswa tidak berdasarkan kriteria, maka beasiswa yang tersalurkan tidak akan tepat sasaran, bahkan siswa yang mampu bisa mendapatkan beasiswa tersebut,

(11)

11 sedangkan siswa yang kurang mampu tidk terdata dengan baik. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai fenomena sekolah dalam pengelolaan beasiswa di SMA Negeri 1 Sitiung Kabupaten Dharmasraya, dapat disimpulkan bahwa pemilihan siswa sebagai penerima beasiswa kurang tepat sasaran dikarenakan belum optimalnya pengelolaan beasiswa dengan baik, dikarenakan siswa yang diusulkan sebagai penerima beasiswa dalam pemilihannya belum sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan oleh pihak sekolah. Persoalan yang ditemui disekolah yaitu: Data yang diberikan siswa tidak cocok dan Penyalahgunaan beasiswa oleh siswa, sehingga dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengelolaan beasiswa belum tersalurkan dengan baik dan belum tepat sasaran, sehingga pihak sekolah melakukan berbagai upaya untuk

mengoptimalkan pengelolaan beasiswa baik dengan cara memberi nasehat, menyeleksi siswa penerima beasiswa dan Bahkan siswa yang ketahuan salah dalam penggunaan beasiswa akan diberikan sanksi dengan cara dihapus sebagai siswa penerima beasiswa.

DAFTAR PUSTAKA

Fattah, Nanang. 2012. Standar

Pembiayaan Pendidikan. Bandung:

PT.Remaja Rosdakarya

Permendikbud No. 12 Tahun 2015 tentang Program Indonesia Pintar.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 Ayat.

Burhan, Bungin. 2011. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Prenada Media Group.

Referensi

Dokumen terkait

(AVA) aclalah "alat-alat yang digunakan guru ketika mengajar untuk mempeljelas materi pelajaran yang clisampaikan kepacla siswa clan mencegah terjaclinya verbalisme pada

Beberapa upaya untuk mematenkan varietas padi unggul SILIWANGI PARIKESIT DEWI SRI AGUNG (SP DSA) dan pupuk cair organik MARADEWI telah dilakukan, antara lain

Hasil dari penelitian di Kantor Catatan Sipil Pemerintah Kota Surabaya mengenai kualitas pelayanan administrasi akta kelahiran berdasarkan dimensi kualitas yang terdiri

Kuat tekan yang optimum pada beton dengan black liquor dan tanpa penambahan mikrobakteri dapat dilihat pada beton dengan substitusi silica fume kadar 5% yaitu

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 6 januari 2010 untuk suklus I, dan pada tanggal 13 Januari 2010 untuk siklus II. Karakteristik siswa memiliki tingkat keaktifan cukup rendah

Zat Gizi yang Hilang dari Sisa Makan Siang.. N Minimum Maximum Mean

Metode MODI merupakan metode yang digunakan untuk menentukan solusi optimal pada model transportasi.. Analisa dan

Lima hari kemudian, pada tanggal 24 Agustus 1989, Parlemen Polandia mengakhiri lebih dari 40 tahun satu partai aturan dengan membuat Mazowiecki negara