• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN STATISTICAL QUALITY CONTROL (SQC) DALAM PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI BATIK MENGGUNAKAN CHART CONTROL P (GRAFIK PENGENDALI P) Skripsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN STATISTICAL QUALITY CONTROL (SQC) DALAM PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI BATIK MENGGUNAKAN CHART CONTROL P (GRAFIK PENGENDALI P) Skripsi"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN STATISTICAL QUALITY CONTROL (SQC) DALAM PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI BATIK MENGGUNAKAN

CHART CONTROL P (GRAFIK PENGENDALI P)

(Studi Kasus: Perusahaan Batik Nining, Wijirejo, Pandak Bantul Yogyakarta)

Skripsi

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) Program Studi Matematika

Diajukan Oleh: Ardadid Rakhmad

04610029

PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

ii MOTTO ÉΟó¡Î0 «!$# Ç≈uΗ÷q§9$# ÉΟŠÏm§9$# Ü=≈tGÅ6ø9$# Ÿω |=÷ƒu‘ ¡ ϵ‹Ïù ¡ “W‰èδ zŠÉ)−Fßϑù=Ïj9

Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa

Barang siapa yang menginginkan kehidupan dunia dan akherat maka wajiblah baginya memiliki ilmu (hadist)

Umat yang terbaik adalah umat yang mengendalikan kehidupan, Bukan kehidupan yang mengendalikan umat.

(6)

iii PERSEMBAHAN ÉΟó¡Î0 «!$# Ç≈uΗ÷q§9$# ÉΟŠÏm§9$#

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Rabbku, yang maha pengasih dan penyayang, Sholawat yang selalu tercurahkan untuk Nabiku, Rasullku Muhammad SAW.

Ku persembahkan untuk : Ibu dan Bapakku tercinta Kakakku dan Adik-adikku

& Almamaterku

(7)

iv ABSTRAK

PENERAPAN STATISTICAL QUALITY CONTROL (SQC) DALAM PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI BATIK MENGGUNAKAN

CHART CONTROL P (GRAFIK PENGENDALI P)

(Studi Kasus: Perusahaan Batik Nining, Wijirejo, Pandak, Bantul, Yogyakarta)

Ardadid Rakhmad 04610029

Pengendalian kualitas merupakan tahapan yang sangat penting. Memperkecil kecacatan hasil produksi akan menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan Batik Nining di Bantul merupakan usaha rumahan dengan kain batik sebagai produk utamanya. Tahapan pengendalian utama adalah saat proses produksi. Empat proses utama dalam produksi batik adalah pengecapan, nembok, pewarnaan dan ngelorot. Keempat proses ini menjadi rekomendasi perusahaan untuk menjadi perhatian utama. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeteksi proses produksi batik terkendali secara statistik dan dapat mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kecacatannya.

Observasi langsung mengambil data primer ke perusahaan batik dan pengujian dengan Chart Control P. Membandingkan antara jumlah ketidaksesuaian dengan jumlah produksi dan memakai batasan nilai untuk mengambil kesimpulan. Jangka waktu pengambilan data selama 1 bulan (April 2010).

Proporsi rata-rata kecacatan produksi di proses pengecapan 2,0% (BPB=0,0%; BPA=11,4%), di proses nembok 3,3% (BPB=0,0%; BPA=15,3%), di proses pewarnaan 4,5% (BPB=0,0%; BPA=18,3%), di proses ngelorot 2,7% (BPB=0,0%; BTA= 13,5%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa proses produksi batik di perusahaan Batik Nining di Bantul terkendali secara statistik.

Kata kunci: Statistical Quality Control, Pengendalian Proses Produksi, Chart Control P

(8)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga penyusunan skripsi ini dapat berjalan lancar. Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada jungjungan alam Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya, Amin.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari hambatan dan kesulitan, namun berkat bantuan dari berbagai pihak penelitian dan penyusunan skripsi ini dapat berjalan dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dra. Hj. Maizer Said Nahdi, M.Si., selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

2. Ibu Sri Utami Zuliana, S.Si., M. Sc., selaku Ketua Program Studi Matematika.

3. Bapak Ki Hariyadi, S.Si., MPH., yang penuh kesabaran dan keihlasan dalam membimbing, mengarahkan dan selalu memotivasi saya dalam menyelesaikan skripsi ini, terima kasih Pak.

4. Ibu Epha Diana Supandi S.Si., M.Sc., selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu sabar dalam membimbing dalam penulisan skripsi ini.

5. Pimpinan perusahaan Batik Nining Bantul beserta karyawannya. 6. Bapak dan Ibu dosen Prodi Matematika UIN Sunan Kalijaga .

7. Teman-teman prodi matematika khususnya angkatan 2004, yang telah banyak membantu, semoga kita sukses semua, amin.

(9)

vi

8. Segenap keluargaku di Yogyakarta, Bpk H. Wardani sekeluarga dan segenap keluarga di Sumbawa Besar NTB

9. Dian Arif Syarifudin S.Si dan Leo Dratista S.Si, di Semarang terima kasih 10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Segala kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT, semoga penulisan skripsi ini dapat memberikan tambahan pengetahuan bagi pembaca, mohon maaf atas segala kekurangan, Terima kasih.

Yogyakarta 16 Juni 2010 Penulis

(10)

x   

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN SURAT PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan masalah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 3

E. Manfaat Penelitian ... 4

F. Sistematika Penulisan Skripsi ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

(11)

xi   

B. Pengendalian Kualitas ... 7

C. Tujuan Pengendalian Kualitas ... 9

D. Sebab-Sebab Tak Terduga dan terduga Variabilitas Kualitas .... 9

E. Distribusi Probalitas ... 10

F. Selang Kepercayaan ... 13

G. Grafik Pengendali ... 15

H. Grafik Pengendali P ... 19

I. Batik ... 24

J. Batik Nining Bantul ... 27

K. Tinjauan Pustaka ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

A. Ruang Lingkup ... 36

B. Variabel ... 36

C. Metode Pengumpulan Data ... 36

D. Metode Analisis Data ... 37

E. Penarikan Kesimpulan ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39

A. Hasil Penelitian ... 39 B. Pembahasan ... 46 BAB V PENUTUP ... 57 A. Kesimpulan ... 57 B. Saran ... 57 DAFTAR PUSTAKA ... 59 LAMPIRAN ... 60

(12)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Distribusi Probabilitas Untuk Variabel Diskrit Dan Kontinu ... 11

Gambar 3. Suatu Grafik Pengendali ... 17

Gambar 4. Grafik Pengendali Ketidaksesuaian pada Proses Pengecapan ... 48

Gambar 5. Grafik Pengendali Ketidaksesuaian pada Proses Nembok ... 50

Gambar 6. Grafik Pengendali Ketidaksesuaian pada Proses Pewarnaan... 52

(13)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jam Kerja Karyawan Batik Nining ... 33

Tabel 2. Produksi batik pada proses pengecapan ... 39

Tabel 3. Produksi batik pada proses nembok ... 41

Tabel 4. Produksi batik pada proses pewarnaan... 43

Tabel 5. Produksi batik pada proses Ngelorot... 45

Tabel 6. Hasil penelitian dari setiap proses produksi batik di Perusahaan Batik Nining ... 55

(14)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Simulasi SPSS 16 ... 60 Lampiran 2. Cacat Batik ... 63

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kualitas produk merupakan faktor penting yang mempengaruhi tingkat perkembangan dan kemajuan suatu perusahaan. Perusahaan yang beroperasi tanpa memperhatikan kualitas produknya, sama saja dengan menghilangkan harapan masa depan perusahaan tersebut. Produk yang dihasilkan harus selalu diperiksà agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, sehingga kerusakan-kerusakan yang terjadi pada produk tersebut dapat dikurangi dan dihilangkan. Oleh karena itu setiap perusahaan, dalam hal ini Perusahaan Batik Nining di Bantul harus menerapkan sistem pengendalian kualitas yang baik dan tepat terhadap produk-produk yang dihasilkannya. Usaha pengendalian kualitas ini merupakan usaha preventif (penjagaan) dan dilaksanakan sebelum kesalahan kualitas produk tersebut terjadi. Dengan adanya pengendalian kualitas yang baik dan tepat, maka produk-produk yang dihasilkan dapat memenuhi standar kualitas yang ditetapkan oleh perusahaan, serta kepercayaan dan kepuasan konsumen dapat dipertahankan

Tujuan pokok pengendalian statistik adalah menyidik dengan cepat sebab-sebab terduga atau pergeseran proses sehingga dapat segera dilakukan tindakan perbaikan sebelum terlalu banyak unit yang tidak sesuai diproduksi lagi. Pengawasan terhadap barang-barang yang akan dipasarkan harus dilakukan

(16)

2

secermat mungkin karena diharapkan setelah produksi berada dipasaran akan memberikan kepuasan kepada konsumen.

Perbaikan terhadap kualitas produk, khusunya pada produksi batik harus segera dilakukan agar prosentase kerusakan yang terjadi tidak semakin besar. Langkah awal yang bisa ditempuh adalah dengan mengatasi penyebab-penyebab terjadinya kerusakan pada produk yang dihasilkan. Perusahaan perlu meninjau kembali kebijakan yang berhubungan dengan masalah pengendalian kualitas. Kualitas produk yang baik adalah faktor yang harus dipenuhi bila perusahaan tak ingin kalah dalam persaingan.

Perusahaan Batik Nining Bantul adalah Perusahaan Batik Rumahan yang memproduksi kain batik dan beberapa jenis pakaian berbahan dasar batik. Untuk memproduksi kain batik ada beberapa langkah atau proses yang harus dikerjakan, tentunya di dalam setiap langkah atau proses tidak menutup kemungkinan terjadi ketidaksesuaian produk yang dapat menurunkan kualitas dari produksi batik tersebut, Oleh karena itu, maka dalam penelitian ini peneliti menerapkan Statistical Quality Control (SQC) dalam pengendalian proses produksi batik di Bantul, Yogyakarta dengan menggunakan Chart Control P (Grafik Pengendali P) untuk menyelidiki apakah proses produksi batik pada perusahaan Batik Yogyakarta dalam keadaan terkendali secara statistik dan faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya ketidaksesuaian pada proses produksi batik.

(17)

3

B. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagian tidak sesuai pada proses produksi batik di perusahaan batik yang diamati hanya empat macam yaitu; proses Pengecapan, Nembok, Pewarnaan, dan Ngelorot.

2. Membuat grafik pengendali atribut P untuk keempat jenis ketidaksesuaian atau cacat pada produksi batik.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana bentuk grafik pengendali atribut P pada proses produksi batik dengan menggunakan SPSS 16?

2. Apakah proses produksi batik pada Perusahaan Batik Nining di Bantul Yogyakarta terkendali?

3. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya ketidaksesuaian batik pada proses produksi batik.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan:

1. Membuat grafik pengendali atribut P dengan menggunakan SPSS 16.

2. Menyelidiki apakah proses produksi batik pada Perusahaan Batik Nining di Bantul, Yogyakarta dalam keadaan terkendali.

(18)

4

3. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya ketidaksesuaian batik pada produksi batik.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Sebagai penerapan teori yang telah diperoleh di bangku kuliah terhadap praktik di lapangan.

2. Sebagai pengalaman dalam menganalisis masalah secara ilmiah di dunia kerja.

3. Dapat menambah pengetahuan tentang simulasi SPSS 16.

4. Diharapkan dapat memberikan masukan kepada perusahaan batik sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan.

5. Memberikan gambaran grafik pengendali ketidaksesuaian terhadap perusahaan.

F. Sistematika Penulisan Skripsi

Skripsi ini terdiri atas beberapa bagian yang masing-masing diuraikan sebagai berikut :

1. Bagian Awal Skripsi

Bagian awal skripsi berisi halaman judul, abstrak, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel dan daftar lampiran.

(19)

5

Bagian ini merupakan pokok dalam skripsi yang terdiri dari:

BAB I Pendahuluan

Bab ini berisi alasan pemilihan judul, batasan masalah, permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika penulisan skripsi.

BAB II Landasan Teori

Landasan teori merupakan teori-teori yang mendasari pemecahan masalah yang diajukan.

BAB III Metode Penelitian

Bab ini meliputi identifikasi masalah, perumusan masalah, observasi, analisis data dan penarikan kesimpulan.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan dari permasalahan yang disajikan.

BAB V Penutup

Bab ini memuat simpulan dan saran

3. Bagian Akhir Skripsi

(20)

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Dari hasil pengamatan selama bulan April 2010 di perusahaan Batik Nining Bantul diperoleh data jumlah ketidaksesuaian dari setiap proses produksi adalah sebagai berikut:

1. Ketidaksesuaian pada proses pencapan.

Tabel 2. Produksi batik pada proses pengecapan dari tanggal 1 sampai 23 April 2010

Sumber: Pengolahan Data Primer N Tanggal Jumlah produksi (n) Jumlah Ketidaksesuain (D) 1 1 60 2 0,033 2 2 60 1 0,017 3 3 55 1 0,018 4 5 60 1 0,017 5 6 60 0 0,000 6 7 60 2 0,033 7 8 55 1 0,018 8 9 60 2 0,033 9 10 55 1 0,018 10 12 60 0 0,000 11 13 55 0 0,000 12 14 60 2 0,033 13 15 60 2 0,033 14 16 60 1 0,017 15 17 60 2 0,033 16 19 60 1 0,017 17 20 60 2 0,033 18 21 60 1 0,017 19 22 60 0 0,000 20 23 60 2 0,033 Jumlah =1180 ∑Di=24 38

(21)

39 Ket : n D = N = 20 ∑ i = 0,404 N p p N i i

= − = 1 ˆ 20 0,404 = = 0,020

Berdasarkan tabel 2 hasil penelitian dari tanggal 1 sampai 23 April pada proses pengecapan dari 1180 jumlah produksi diperoleh ketidaksesuaian sebanyak 24 buah dengan rata-rata proporsi ketidaksesuaian per pengamatan sebesar 0,020 atau 2%.

Dari hasil penelitian jumlah rata-rata ketidaksesuaian pada proses pengecapan sebesar 1,2 buah dari jumlah rata-rata produksi perhari sebesar 59 buah dan masih berada dalam standar toleransi ketidaksesuaian yang ditetapkan perusahaan sebesar 5% per produksi.

(22)

40

2. Ketidaksesuaian pada proses Nembok/Ngelowong

Tabel 3. Produksi batik pada proses nembok dari tanggal 2 sampai 24 April 2010 N Tanggal Jumlah produksi (n) Jumlah ketidaksesuaian (D) 1 2 58 2 0,034 2 3 59 2 0,033 3 5 54 1 0,018 4 6 59 2 0,034 5 7 60 3 0,050 6 8 58 1 0,017 7 9 54 1 0,018 8 10 58 2 0,034 9 12 54 1 0,018 10 13 60 3 0,050 11 14 55 1 0,018 12 15 58 2 0,034 13 16 58 2 0,034 14 17 59 3 0,050 15 19 58 1 0,017 16 20 59 2 0,033 17 21 58 2 0,034 18 22 59 2 0,033 19 23 60 3 0,050 20 24 58 2 0,034

Jumlah ∑ni=1156 ∑Di=38 Sumber: Pengolahan Data Primer

Ket : n D = N = 20 ∑ i = 0,651

(23)

41 N p p N i i

= − = 1 ˆ 20 0,651 = = 0,033

Berdasarkan tabel 3 hasil penelitian dari tanggal 2 sampai 24 April pada proses nembok dari 1156 jumlah produksi diperoleh ketidaksesuaian sebanyak 38 buah dengan rata-rata proporsi ketidaksesuaian per pengamatan sebesar 0,033 atau 3,3%.

Dari hasil penelitian jumlah rata-rata ketidaksesuaian pada proses pengecapan sebesar 1,9 buah dari jumlah rata-rata produksi perhari sebesar 58 buah dan masih berada dalam standar toleransi ketidaksesuaian yang ditetapkan perusahaan sebesar 5% per produksi.

(24)

42

3. Ketidaksesuaian pada proses pewarnaan.

Tabel 4. Produksi batik pada proses pewarnaan dari tanggal 3 sampai 26 April 2010 N Tanggal Jumlah produksi (n) Jumlah ketidaksesuaian (D) 1 3 56 2 0,036 2 5 57 3 0,053 3 6 53 2 0,038 4 7 57 3 0,053 5 8 57 3 0,053 6 9 57 3 0,053 7 10 53 2 0,038 8 12 56 2 0,036 9 13 53 2 0,038 10 14 57 3 0,053 11 15 54 1 0,018 12 16 56 3 0,053 13 17 56 3 0,053 14 19 56 2 0,036 15 20 57 3 0,053 16 21 57 3 0,053 17 22 56 2 0,036 18 23 57 2 0,035 19 24 57 3 0,053 20 26 56 3 0,053

Jumlah ∑ni=1118 ∑Di=50 Sumber: Pengolahan Data Primer

Ket : n D = N = 20 ∑ i = 0,891 N p p N i i

= − = 1 ˆ

(25)

43

20 0,891 =

= 0.045

Berdasarkan tabel 4 hasil penelitian dari tanggal 3 sampai 26 April pada proses pewarnaan dari 1118 jumlah produksi diperoleh ketidaksesuaian sebanyak 50 buah dengan rata-rata proporsi ketidaksesuaian per pengamatan sebesar 0,045 atau 4,5%

Dari hasil penelitian jumlah rata-rata ketidaksesuaian pada proses pewarnaan sebesar 2,5 buah dari jumlah rata-rata produksi perhari yaitu 55 buah dan masih berada dalam standar toleransi ketidaksesuaian yang ditetapkan perusahaan sebesar 5% per produksi.

(26)

44

4. Ketidaksesuaian pada proses Ngelorot.

Tabel 4. Produksi batik pada proses Ngelorot dari tanggal 5 sampai 27 April 2010 N Tanggal Jumlah produksi (n) Jumlah ketidaksesuaian (D) 1 5 54 1 0,018 2 6 54 2 0,037 3 7 51 1 0,019 4 8 54 2 0,037 5 9 54 2 0,037 6 10 54 2 0,037 7 12 51 0 0,000 8 13 54 2 0,037 9 14 51 0 0,000 10 15 54 1 0,018 11 16 53 2 0,038 12 17 53 1 0,019 13 19 53 2 0,038 14 20 54 2 0,037 15 21 54 0 0,000 16 22 54 1 0,018 17 23 54 2 0,037 18 24 55 2 0,036 19 26 54 2 0,037 20 27 53 2 0,038

Jumlah ∑ni=1068 ∑Di=29 Sumber: Pengolahan Data Primer

Ket : n D = N = 20 ∑ i = 0,540 N p p N i i

= − = 1 ˆ

(27)

45

20 0,540 =

= 0,027

Berdasarkan tabel 5 hasil penelitian dari tanggal 5 sampai 27 April pada proses ngelorot dari 1068 jumlah produksi diperoleh ketidaksesuaian sebanyak 29 buah dengan rata-rata proporsi ketidaksesuaian per pengamatan sebesar 0,027 atau 2,7%.

Dari hasil penelitian jumlah rata-rata ketidaksesuaian pada proses ngelorot sebesar 1,5 buah dari jumlah rata-rata produksi perhari yaitu 53 buah dan masih berada dalam standar toleransi ketidaksesuaian yang ditetapkan perusahaan sebesar 5% dari setiap jumlah produksi per hari.

B. Pembahasan

1. Menentukan batas pengendali pada proses produksi batik di Perusahaan Batik Nining.

Untuk mengetahui apakah produk tidak sesuai dengan spesifikasi masih dalam batas-batas pengendalian maka dilakukan perhitungan dengan menggunakan Chart Control P, dengan batas pengendali 3 sigma sebagai berikut:

a) Proses Pencapan

Garis Tengah (GT), Batas Pengendali Atas (BPA) dan Batas Pengendali Bawah (BPB), didapat:

(28)

46 p GT = N p p N i i

= − = 1 20 0,404 = = 0,020

Diperoleh p atau garis tengah (GT) melukiskan “nilai baku” yang menjadi pangkal perhitungan terjadinya penyimpangan atau ketidaksesuaian pada proses pengecapan = 0,020. maka nilai BPA dan BPB, dapat dihitung dengan rumus: N p p p BPA = +3 (1− )

(

)

114 , 0 0,094 0,020 20 0,020 -1 0,020 3 020 , 0 = + = + = N p p p BPB = −3 (1− )

(

)

-0,074 0,094 020 , 0 20 020 , 0 1 020 , 0 3 020 , 0 = − = − − =

(29)

47

Untuk batas pengendali bawah diperoleh nilai yang negatif maka di gunakan batas pengendali bawah yaitu 0, karena pada kasus ini batas pengendali bawah yang di hitung itu lebih kecil 0 maka diambil nilai 0.

Setelah mendapatkan BPA yaitu garis yang menyatakan ketidaksesuaian paling tinggi = 0,114 dan BPB yaitu garis yang menyatakan ketidaksesuaian paling bawah = 0,00 pada proses pengecapan dapat dibuat grafik pengendali P dengan program SPSS 16 sebagai berikut:

pengamatan

Gambar 4. Grafik Pengendali Ketidaksesuaian pada Proses Pengecapan dengan batas3

σ

.

Pada gambar 4 terlihat bahwa tidak ada titik yang jatuh di luar batas pengendali atas maupun pengendali bawah, dengan interval ketidaksesuaian adalah 0% sampai 11,4% sehingga dapat disimpulkan bahwa proses produksi batik pada proses pengecapan terkendali secara statistik dengan rata-rata proporsi ketidaksesuaian 2% .

(30)

48

b) Proses Nembok

Garis Tengah (GT), Batas Pengendali Atas (BPA) dan Batas Pengendali Bawah (BPB), didapat: p GT = N p p N i i

= − = 1 20 0,651 = = 0,033

Diperoleh p atau garis tengah (GT) melukiskan “nilai baku” yang menjadi pangkal perhitungan terjadinya penyimpangan atau ketidak sesuaian pada proses nembok = 0,033. maka nilai BPA dan BPB, dapat dihitung dengan rumus:

n p p p BPA = +3 (1− ) 0,153 119 , 0 033 , 0 20 0,033) -(1 0,033 3 033 , 0 = + = + = n p p p BPB = −3 (1− )

(31)

49 -0,086 119 , 0 033 , 0 20 0,033) -(1 0,033 3 033 , 0 = − = − =

Untuk batas pengendali bawah diperoleh nilai yang negatif maka di gunakan batas pengendali bawah yaitu 0, karena pada kasus ini batas pengendali bawah yang di hitung itu lebih kecil 0 maka diambil nilai 0.

Setelah mendapatkan BPA yaitu garis yang menyatakan ketidaksesuaian paling tinggi = 0,153 dan BPB yaitu garis yang menyatakan ketidaksesuaian paling bawah = 0,00 pada proses nembok dapat dibuat grafik pengendali P dengan program SPSS 16 sebagai berikut:

pengamatan

Gambar 5. Grafik Pengendali Ketidaksesuaian pada Proses Nembok dengan batas3

σ

.

(32)

50

Pada gambar 5 terlihat bahwa tidak ada titik yang jatuh di luar batas pengendali atas maupun pengendali bawah, dengan interval ketidaksesuaian adalah 0% sampai 15% sehingga dapat disimpulkan bahwa proses produksi batik pada proses nembok terkendali secara statistik dengan rata-rata proporsi ketidaksesuaian 3,3% .

c) Proses Pewarnaan

Garis Tengah (GT), Batas Pengendali Atas (BPA) dan Batas Pengendali Bawah (BPB), didapat: p GT = N p p N i i

= − = 1 20 0,891 = = 0,045

Diperoleh p atau garis tengah (GT) melukiskan “nilai baku” yang menjadi pangkal perhitungan terjadinya penyimpangan atau ketidak sesuaian pada proses pewarnaan = 0,045. maka nilai BPA dan BPB, dapat dihitung dengan rumus: n p p p BPA = +3 (1− ) 0,183 138 , 0 045 , 0 20 0,045) -(1 0,045 3 045 , 0 = + = + =

(33)

51 n p p p BPA = −3 (1− ) -0,093 138 , 0 045 , 0 20 0,045) -(1 0,045 3 045 , 0 = − = − =

Untuk batas pengendali bawah diperoleh nilai yang negatif maka di gunakan batas pengendali bawah yaitu 0, karena pada kasus ini batas pengendali bawah yang di hitung itu lebih kecil 0 maka diambil nilai 0

Setelah mendapatkan BPA yaitu garis yang menyatakan ketidaksesuaian paling tinggi = 0,183 dan BPB yaitu garis yang menyatakan ketidaksesuaian paling bawah = 0,00 pada proses pewarnaan dapat dibuat grafik pengendali P dengan program SPSS 16 sebagai berikut:

pengamatan

Gambar 6. Grafik Pengendali Ketidaksesuaian pada Proses Pewarnaan dengan batas3

σ

.

(34)

52

Pada gambar 6 terlihat bahwa tidak ada titik yang jatuh di luar batas pengendali atas maupun pengendali bawah, dengan interval ketidaksesuaian adalah 0% sampai 18% sehingga dapat disimpulkan bahwa proses produksi batik pada proses pewarnaan terkendali secara statistik dengan rata-rata proporsi ketidaksesuaian 4,5% .

d) Pada proses ngelorot

Garis Tengah (GT), Batas Pengendali Atas (BPA) dan Batas Pengendali Bawah (BPB), didapat: p GT = N p p N i i

= − = 1 20 0,539 = = 0,027

Diperoleh p atau garis tengah (GT) melukiskan “nilai baku” yang menjadi pangkal perhitungan terjadinya penyimpangan atau ketidak sesuaian pada proses ngelorot = 0,027. maka nilai BPA dan BPB, dapat dihitung dengan rumus:

n p p p BPA = +3 (1− ) 0,135 0.108 027 , 0 20 0,027) -(1 0,027 3 027 , 0 = + = + =

(35)

53 n p p p BPB = −3 (1− ) -0,081 0.108 027 , 0 20 0,027) -(1 0,027 3 027 , 0 = − = + =

Untuk batas pengendali bawah diperoleh nilai yang negatif maka di gunakan batas pengendali bawah yaitu 0, karena pada kasus ini batas pengendali bawah yang di hitung itu lebih kecil 0 maka diambil nilai 0.

Setelah mendapatkan BPA yaitu garis yang menyatakan ketidaksesuaian paling tinggi = 0,135 dan BPB yaitu garis yang menyatakan ketidaksesuaian paling bawah = 0,00 pada proses ngelorot dapat dibuat grafik pengendali P dengan program SPSS 16 sebagai berikut:

Pengamatan

Gambar 7. Grafik Pengendali Ketidaksesuaian pada Proses Ngelorot dengan batas3

σ

.

(36)

54

Pada gambar 7 terlihat bahwa tidak ada titik yang jatuh di luar batas pengendali atas maupun pengendali bawah, dengan interval ketidaksesuaian adalah 0% sampai 13% sehingga dapat disimpulkan bahwa proses produksi batik pada proses ngelorot terkendali secara statistik dengan rata-rata proporsi ketidaksesuaian 2,7% .

Tabel 6. Hasil penelitian dari setiap proses produksi batik di Perusahaan Batik Nining

No Proses produksi Propoorsi Rata-rata Ketidaksesuaian /GT (%) BPA (%) BPB (%) 1 Proses Pengecapan 2,0 11,4 0,00 2 Proses Nembok 3,3 15,3 0,00 3 Proses Pewarnaan 4,5 18,3 0,00 4 Proses Pelorotan 2,7 13,5 0,00

Dari tabel 6 Proporsi ketidaksesuaian paling besar yaitu pada proses pewarnaan (4,5%). Proporsi ketidaksesuaian paling terkecil terjadi pada proses Pengecapan (2%).

2. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya ketidaksesuaian pada produksi batik

Karena proses produksi batik pada Perusahaan Batik Nining terkendali secara statistik, Peneliti tidak mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan

(37)

55

ketidaksesuaian pada proses produksi batik. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan proses produksi batik di perusahaan batik Nining Bantul terkendali secara statistik berdasarkan hasil wawancara dengan pimpinan perusahaan batik Nining adalah:

a) Proses produksi yang selalu diawasi dan evaluasi terhadap kinerja karyawan. b) Pemberian waktu istirahat yang cukup sehingga karyawan tidak mengalami

kelelahan dalam bekerja.

c) Pemberian bonus tambahan bagi para karyawan apabila karyawan dapat meminimalkan ketidaksesuaian dalam proses produksi.

Selain ketiga faktor diatas yang menyebabkan proses produksi batik di perusahaan batik Nining Bantul terkendali secara statistik adalah kebijakan perusahaan untuk meminimalkan ketidaksesuaian pada setiap proses produksi batik dengan menerapkan standar toleransi ketidaksesuaian maksimal 5% dari jumlah produksi per hari.

(38)

56

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada proses produksi batik di perusahaan Batik Nining bantul diperoleh:

1. Dari setiap proses produksi batik di perusahaan batik Nining yaitu proses pengecapan, proses nembok, proses pewarnaan, dan proses ngelorot menunjukkan keadaan terkendali secara statistik dan berjalan dengan wajar. 2. Karena proses produksi batik pada Perusahaan Batik Nining terkendali secara

statistik, peneliti tidak melanjutkan menyelidiki faktor-faktor yang menyebabkan ketidaksesuaian pada proses produksi batik. Tetapi mengidentifikasikan faktor-faktor penyebab proses produksi batik terkendali secara statistik, faktor-faktor tersebut adalah:

d) Proses produksi yang selalu diawasi dan evaluasi terhadap kinerja karyawan

e) Pemberian waktu istirahat yang cukup sehingga karyawan tidak mengalami kelelahan dalam bekerja

f) Pemberian bonus tambahan bagi para karyawan apabila karyawan dapat meminimalkan ketidaksesuaian dalam proses produksi.

(39)

57

B. SARAN

Meskipun produksi perusahaan telah terkendali secara statistik perusahaan diharapkan tetap melakukan pengawasan dan evaluasi terutama pada proses pewarnaan karena proporsi ketidaksesuaiannya paling besar di bandingkan dengan proses proses pencapan, nembok dan ngelorot agar ketidaksesuaian yang mungkin terjadi dapat diminimalkan.

(40)

58

DAFTAR PUSTAKA

Ariani, D. W. 1990. Pengendalian Kualitas Statistik. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Endik,S. 1986. Seni Membatik. Jakarta: PT Safir Alam

Grant, E. L.1988. Pengendalian Mutu Statistik. Edisi Keenam. Alih Bahasa : H.kandah Jaya. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Leo Drastista A W. 2008. Penggunaan Pengendalian Kualitas Statistik pada Perusahaan Kain PT. Munica Pratama Group Pekalongan. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Montgomery, D. C. 1993. Pengantar Pengendalian Kualitas Statistik, Edisi Kedua. Alih Bahasa : Soejoeti. Z. Yogyakarta.Gajah Mada University Press.

Praptono. 1986. Statistika Pengawasan Kualitas. Jakarta: Penerbit Karunika Jakarta.

Puspita, S. 2008. Kupas Tuntas Teknik Proses Membatik. Yogyakarta: Absolut.

Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Susti, Z. 2005. Aplikasi Pengendalian Kualitas Statistik pada Proses Pelintingan Rokok di Perusahaan Rokok Jambu Bol Kudus, Skripsi, Universitas Negeri Semarang.

(41)

59

Lampiran Simulasi SPSS 16

Simulasi program pengendali kualitas statistik dengan program SPSS 11 sebagai berikut:

1. Langkah-langkah memasukan data di SPSS 16

Langkah-langkah dalam pembuatan diagram kontrol proporsi (p) adalah:

a) Buka lembar kerja baru

b) Klik tab sheet variabel view yang ada dibagian kiri bawah

Akan tampak tampilan pemasukkan variabel baru yang urutannya Name, Type, width, dan seterusnya, akan muncul:

c) Cara pengisian variabel

(1) Oleh karena ini variabel pertama, tempatkan pointer pada baris pertama. i. Name sesuaikan kasus, letakan pointer dibawah kolom Name lalu ketik

nomor.

ii. Type oleh karena variabel ini berisi data rasio, maka biarkan saja default numerik yang ada.

iii. Width untuk keseragaman biarkan saja karena dengan sendirinya akan muncul angka 8.

iv. Desimal karena tidak menggunakan angka desimal ketik 0.

v. Label pada label ini dikosongkan karena tidak berpengaruh pada variabel. (2) Pada variabel kedua, tempatkan pointer pada baris kedua.

(42)

60

i. Name sesuaikan kasus, letakan pointer dibawah kolom Name lalu ketik sampel yang diamati/jumlah produksi.

ii. Type karena variabel ini berisi data rasio, maka biarkan saja default numerik yang ada.

iii. Width untuk keseragaman biarkan saja karena dengan sendirinya akan memunculkan angka 8.

iv. Desimal karena tidak membutuhkan angka desimal ketik 0.

v. Label untuk label ini dikosongkan karena tidak berpengaruh pada variabel.

(3) Pada variabel ketiga, tempatkan pointer pada baris ketiga.

i. Name sesuaikan kasus, letakan pointer dibawah kolom Name lalu ketik jumlah ditolak / cacat.

ii. Type oleh karena variabel ini berisi data rasio, maka biarkan saja default numerik yang ada.

iii. Width untuk keseragaman biarkan saja karena dengan sendirinya akan memunculkan angka 8.

iv. Desimal karena tidak membutuhkan angka desimal ketik 0.

v. Label untuk label ini dikosongkan karena tidak berpengaruh pada variabel.

vi. Lakukan klik pada data view. vii. Mengisi data sesuai permasalahan.

(43)

61

2. Langkah-langkah pelaksanaan

a. Setelah mengisi data, pilih menu Analyze. b. Pilih quality control, akan muncul tampilan:

i. Pilh p, np

ii. Pada data organization klik cases are subgroups c. Pada tampilan klik Define.

i. Pada kotak Number Conforming masukan variabel tolak. ii. Pada kotak Subgroups labeled by, masukan variabel nomor. iii. Pada sampel size klik variable, masukan variabel produksi. iv. Pada chart klik p.

d. Klik Titles, akan tampak sebagai berikut: e. Klik OK.

Kemudian akan memunculkan diagram kontrol proporsi (P) dengan mengikuti langkah-langkahnya sehingga akan diperoleh hasil outputnya (diagram kontrol proporsi).

(44)

62

Lampiran Cacat batik

Cacat pewarnaan

(45)

63

Cacat pelorotan

(46)

64

Cacat pada saat nembok

(47)

65

Cacat pada saat pengecapan

(48)

66

Pewarnaan kurang bagus

Pewarnaan meluber

(49)
(50)
(51)
(52)

Gambar

Tabel 2. Produksi batik pada proses pengecapan dari tanggal 1 sampai 23  April 2010
Tabel 3. Produksi batik pada proses nembok dari tanggal 2 sampai 24  April 2010  N  Tanggal  Jumlah  produksi (n)  Jumlah  ketidaksesuaian   (D)  1  2  58  2  0,034  2  3  59  2  0,033  3  5  54  1  0,018  4  6  59  2  0,034  5  7  60  3  0,050  6  8  58
Tabel 4. Produksi batik pada proses pewarnaan dari tanggal 3 sampai 26  April 2010  N  Tanggal  Jumlah  produksi (n)  Jumlah  ketidaksesuaian  (D)  1  3  56  2  0,036  2  5  57  3  0,053  3  6  53  2  0,038  4  7  57  3  0,053  5  8  57  3  0,053  6  9  57
Tabel 4. Produksi batik pada proses Ngelorot dari tanggal 5 sampai 27  April 2010  N  Tanggal  Jumlah  produksi (n)  Jumlah  ketidaksesuaian  (D)   1  5  54  1  0,018  2  6  54  2  0,037  3  7  51  1  0,019  4  8  54  2  0,037  5  9  54  2  0,037  6  10  5
+6

Referensi

Dokumen terkait

Guna menjamin agar bantuan mesin kapal penangkap ikan tersalurkan secara akuntabel dan tepat sasaran serta memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan, maka diperlukan

Renggayanti (2014) membuat model dengan inspeksi sensus yang mempertimbangkan adanya kesalahan operator pada saat pemeriksan dan terdapatnya mesin/peralatan yang

Dalam penelitian ini, pewancara menggunakan jenis wawancara tidak terstruktur untuk memperoleh data tentang pelaksanaan kurikulum berbasis TIK dalam kegiatan pembelajaran

Sebagai nilai dugaan kita akan memilih

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui laju pertumbuhan lamun jenis Thalassia hemprichii yang ditransplantasi dengan metode Sprig anchor dan

Sedangkan pengujian Secara Uji t (secara masing-masing atau parsial) hanya variabel mekanisme transfer dana CSR yang berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat yang

Jumlah responden untuk kelompok Aromaterapi Lemon pada riwayat section caesarean sebelumnya yang per- nah mengalami sebanyak 5 orang dengan presentase sebanyak (26,3%), dan

menunjukkan nilai p= 0,000 ( p < 0,05 ) sehingga mean empirik lebih besar daripada mean teoretiknya. Dapat dikatakan bahwa komitmen organisasi yang dimiliki oleh karyawan