• Tidak ada hasil yang ditemukan

TERAPI ANTIDOT METODE KHAS NATRIUM NITRIT DAN NATRIUM TIOSULFAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TERAPI ANTIDOT METODE KHAS NATRIUM NITRIT DAN NATRIUM TIOSULFAT"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FARMAKOLOGI LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

PERCOBAAN X PERCOBAAN X

TERAPI ANTIDOT METODE KHAS TERAPI ANTIDOT METODE KHAS

NATRIUM NITRIT DAN NATRIUM TIOSULFAT NATRIUM NITRIT DAN NATRIUM TIOSULFAT

Disusun oleh : Disusun oleh : 1.

1. Farida Farida Yunisa Yunisa L. L. (104121106(1041211065)5) 2.

2. Finia Finia Deviacita Deviacita (104121106(1041211068)8) 3.

3. Hananti Hananti Febriani Febriani P. P. (104121107(1041211071)1) 4.

4. Indah Indah Hari Hari Utari Utari (104121108(1041211080)0)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI “YAYASAN

(2)

PERCOBAAN X PERCOBAAN X

TERAPI ANTIDOT METODE KHAS TERAPI ANTIDOT METODE KHAS

NATRIUM NITRIT DAN NATRIUM TIOSULFAT NATRIUM NITRIT DAN NATRIUM TIOSULFAT

I.

I. TUJUANTUJUAN

Mampu memahami tujuan, sasaran dan strategi terapi antidot, berdasarkan contoh Mampu memahami tujuan, sasaran dan strategi terapi antidot, berdasarkan contoh kemampuan natrium nitrit dan natrium tiosulfat menawarkan racun sianida.

kemampuan natrium nitrit dan natrium tiosulfat menawarkan racun sianida.

II.

II. DASAR TEORIDASAR TEORI

Toksikologi adalah ilmu yang pempelajari tentang efek toksik atau efek toksik Toksikologi adalah ilmu yang pempelajari tentang efek toksik atau efek toksik atau efek berbahaya dari suatu zat kimia terhadap jaringan biologi.Zat kimia yang atau efek berbahaya dari suatu zat kimia terhadap jaringan biologi.Zat kimia yang  potensial toksik sangat banyak berada dilingkungan manusia, meny

 potensial toksik sangat banyak berada dilingkungan manusia, menyebabkan pembahasanebabkan pembahasan toksikologi menjadi sangat luas.Ada beberapa bidang toksikologi yang berkaitan dengan toksikologi menjadi sangat luas.Ada beberapa bidang toksikologi yang berkaitan dengan zat kimia penyebab toksik. Toksikologi lingkungan (polusi udara dan air), toksikologi zat kimia penyebab toksik. Toksikologi lingkungan (polusi udara dan air), toksikologi ekonomi (zat tambahan makanan, pestisida), toksikologi mediolegal (foresik, regulasi ekonomi (zat tambahan makanan, pestisida), toksikologi mediolegal (foresik, regulasi zat tambahan makanan, zat berbahaya), toksikologi biomedikal (obat dan zat diagnostik) zat tambahan makanan, zat berbahaya), toksikologi biomedikal (obat dan zat diagnostik) dan toksikologi laboratorium (analisa kimiawi zat toksik). (Priyanto,2007: 94)

dan toksikologi laboratorium (analisa kimiawi zat toksik). (Priyanto,2007: 94)

Banyaknya zat kimia yang dapat menimbulkan efek toksik, namun tidak tersedia Banyaknya zat kimia yang dapat menimbulkan efek toksik, namun tidak tersedia antidotumnya, sehingga kalau terjadi keracunan olehnya hanya dilakukan tindakan antidotumnya, sehingga kalau terjadi keracunan olehnya hanya dilakukan tindakan simtomatik untuk meminimalkan resiko.Secara umum, terapi antidotum didefinisikan simtomatik untuk meminimalkan resiko.Secara umum, terapi antidotum didefinisikan sebagai tatacara yang ditunjukkan untuk membatasi intensitas efek toksik zat kimia atau sebagai tatacara yang ditunjukkan untuk membatasi intensitas efek toksik zat kimia atau menyembuhkannya sehingga bermanfaat dalam mencegah timbulnya bahaya menyembuhkannya sehingga bermanfaat dalam mencegah timbulnya bahaya selanjutnya. Efek toksik suatu zat kimia dapat terjadi jika kadar zat toksik tesebut selanjutnya. Efek toksik suatu zat kimia dapat terjadi jika kadar zat toksik tesebut melampaui kadar toksik minimal ( KTM )nya dalam sel sasaran. Untuk mencapai KTM melampaui kadar toksik minimal ( KTM )nya dalam sel sasaran. Untuk mencapai KTM nya, untuk zat yang masuk melalui oral atau topikal harus melalui beberapa tahap.Tahap nya, untuk zat yang masuk melalui oral atau topikal harus melalui beberapa tahap.Tahap tersebut adalah absorbsi masuk kesirkulasi sistemik lalu mengalami distribusi menuju tersebut adalah absorbsi masuk kesirkulasi sistemik lalu mengalami distribusi menuju tempat kerjanya. Kedua proses diatas (absorpsi dan distribusi) menyebabkan tempat kerjanya. Kedua proses diatas (absorpsi dan distribusi) menyebabkan  peningkatannya kadar obat dalam s

 peningkatannya kadar obat dalam sel sasaran. Proseel sasaran. Proses berikutnya yang dapat s berikutnya yang dapat mengurangimengurangi kadar obat dalam selsasaran adalah metabolisme dan ekskresi atau sering disebut kadar obat dalam selsasaran adalah metabolisme dan ekskresi atau sering disebut eliminasi. Sehingga

eliminasi. Sehingga efek toksik efek toksik suatu zat ksuatu zat kimia sangat imia sangat dipengaruhi proses dipengaruhi proses absorbsi,absorbsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi (ADME) nya karena akan menentukan jumlah zat distribusi, metabolisme, dan ekskresi (ADME) nya karena akan menentukan jumlah zat di sel sasarannya. (Priyanto, 2007: 94)

(3)

Dengan demikian untuk mengurangi jumlah zat kimia dalam sel sasarannya dapat Dengan demikian untuk mengurangi jumlah zat kimia dalam sel sasarannya dapat dilakuakan dengan cara: menghambat absorbsi dan distribusi serta mempercepat dilakuakan dengan cara: menghambat absorbsi dan distribusi serta mempercepat metabolisme dan ekskresi (eliminasi), meningkatkan nilai ambang toksik (KTM, kadar metabolisme dan ekskresi (eliminasi), meningkatkan nilai ambang toksik (KTM, kadar toksik minimal ) juga merupakan cara untuk mencegah efek toksik. Kesemua hal di atas toksik minimal ) juga merupakan cara untuk mencegah efek toksik. Kesemua hal di atas sering merupakan strategi terapi antidotum. (Priyanto, 2007: 95)

sering merupakan strategi terapi antidotum. (Priyanto, 2007: 95) 1.

1. Terapi Non spesifikTerapi Non spesifik

Terapi non spesifik adalah suatu terapikeracunan yang bersifat hampir sama pada Terapi non spesifik adalah suatu terapikeracunan yang bersifat hampir sama pada semua kasus keracunan, melalui cara

semua kasus keracunan, melalui cara

 – 

 – 

 cara seperti memacu muntah, bilas lambung cara seperti memacu muntah, bilas lambung dan membersihkan zat absorben. Cara lain adalah mempercepat eliminasi dengan dan membersihkan zat absorben. Cara lain adalah mempercepat eliminasi dengan  pengasaman dan pembasaan urin ataun hemo

 pengasaman dan pembasaan urin ataun hemodialisis.dialisis. a.

a. Menghambat absorbsi zat racun.Menghambat absorbsi zat racun.

Menghambat absorbsi zat racun dapat dilaksanakan dengan beberapa cara Menghambat absorbsi zat racun dapat dilaksanakan dengan beberapa cara antara lain dengan membersihkan atau mencuci kulit yang terkontaminasi zat antara lain dengan membersihkan atau mencuci kulit yang terkontaminasi zat toksik, mengeluarkan racun dalam lambung, mencegah absorbsi, dan memberikan toksik, mengeluarkan racun dalam lambung, mencegah absorbsi, dan memberikan  pencahar.

 pencahar. Mencuci Mencuci kulit kulit dilakukan dilakukan dengan dengan air air mengalir mengalir dan dan jika jika zat zat mengenaimengenai  pakaian, pakaiannya dita

 pakaian, pakaiannya ditanggalkan.Zat toksik nggalkan.Zat toksik yang sudah masuk kedalayang sudah masuk kedalam lambungm lambung dapat dilakukan dengan pemberian norit (arang aktif), menentukan atau memberi dapat dilakukan dengan pemberian norit (arang aktif), menentukan atau memberi  pencahar atau bilas lambung.

 pencahar atau bilas lambung. 1) Pemberian arang aktif (norit) 1) Pemberian arang aktif (norit)

Arang aktif diberikan pada kasus keracunan karena dapat mengabsorbsi zat Arang aktif diberikan pada kasus keracunan karena dapat mengabsorbsi zat racun atau toksin dalam saluran pencernaan. Lebih dini norit diberikan akan racun atau toksin dalam saluran pencernaan. Lebih dini norit diberikan akan lebih efektif hasilnya. Norit masih efektif hingga 2 jam dari racun tertelan dan lebih efektif hasilnya. Norit masih efektif hingga 2 jam dari racun tertelan dan lebih lama lagi pada keracunan obat sediaan lepas lambat atau keracunan obat lebih lama lagi pada keracunan obat sediaan lepas lambat atau keracunan obat

 – 

 – 

obat yang

obat yang bersifat kolinergik. Karbobersifat kolinergik. Karbon aktif n aktif relatif aman dan relatif aman dan dosisnya sangatdosisnya sangat tergantung dari jumlah zat toksik yang tertelan. Dosis minimalnya adalah 30 tergantung dari jumlah zat toksik yang tertelan. Dosis minimalnya adalah 30 gram.Dosis pada orang dewasa adalah 50 g dapat diulang setiap 4-6 gram.Dosis pada orang dewasa adalah 50 g dapat diulang setiap 4-6  jam.Pemberian

 jam.Pemberian dosis dosis berulang berulang juga juga bermanfaat bermanfaat mempercepat mempercepat eliminasi eliminasi zatzat toksik yang sudah terabsorbsi.

toksik yang sudah terabsorbsi.

Karbon aktif dapat menyerap zat-zat seperti salisilat, acetaminophen, Karbon aktif dapat menyerap zat-zat seperti salisilat, acetaminophen, karbamazepin, dapson, teofilin, quinine dan obat-obat antidepresan.Pemberian karbamazepin, dapson, teofilin, quinine dan obat-obat antidepresan.Pemberian

(4)

2) Mengeluarkan racun dari lambung. 2) Mengeluarkan racun dari lambung.

Pengeluaran racun dari lambung harus mempertimbangkan zat yang Pengeluaran racun dari lambung harus mempertimbangkan zat yang tertelan, tingkat keracunan dan berapa lama zat racun tertelan.Pengosongan tertelan, tingkat keracunan dan berapa lama zat racun tertelan.Pengosongan lambung tidak berguna jika resiko dari keracunan kecil atau pasien sudah lambung tidak berguna jika resiko dari keracunan kecil atau pasien sudah datang terlambat.Pengosongan dengan bilas lambung diragukan kegunaannya datang terlambat.Pengosongan dengan bilas lambung diragukan kegunaannya  bila

 bila dilakukan dilakukan lebih lebih dari dari 1-2 1-2 jam jam setelah setelah racun racun tertelan.Bahaya tertelan.Bahaya dari dari bilasbilas lambung adalah teraspirasinya isi lambung.Karena itu tidak boleh dilakukan lambung adalah teraspirasinya isi lambung.Karena itu tidak boleh dilakukan  pada

 pada pasien pasien yang yang mengantuk mengantuk atau atau koma koma kecuali kecuali jika jika reflek reflek batuk batuk sangat sangat baikbaik atau saluran nafas dapat dilindungi dengan pipa endotrakea.Pipa lambung tidak atau saluran nafas dapat dilindungi dengan pipa endotrakea.Pipa lambung tidak  boleh dimasukkan pada keracunan zat ko

 boleh dimasukkan pada keracunan zat korosif.rosif.

Produk petroleum lebih berbahaya di dalam paru-paru dibandingkan di Produk petroleum lebih berbahaya di dalam paru-paru dibandingkan di lambung, karena itu pencucian lambung tidak dianjurkan karena ada resiko lambung, karena itu pencucian lambung tidak dianjurkan karena ada resiko terhirup.Dengan berbagai pertimbangan, bilas lambung umumnya tidak praktis terhirup.Dengan berbagai pertimbangan, bilas lambung umumnya tidak praktis dan jarang diperlukan, kecuali di rumah sakit.

dan jarang diperlukan, kecuali di rumah sakit.

Pemuntahan isi perut dengan pemberian ipecacuanha telah dipakai baik Pemuntahan isi perut dengan pemberian ipecacuanha telah dipakai baik  pada

 pada orang orang dewasa dewasa atau atau anak-anak, anak-anak, tetapi tetapi sangat sangat terbatas terbatas kegunaannya. kegunaannya. TidakTidak terbukti bahwa ipecacuanha mengurangi penyerapan secara bermakna ( terbukti bahwa ipecacuanha mengurangi penyerapan secara bermakna ( walaupun digunakan 1-2 jam ) dan efek sampingnya dapat menyulitkan walaupun digunakan 1-2 jam ) dan efek sampingnya dapat menyulitkan  penegakan

 penegakan diagnostik diagnostik terutama terutama pada pada keracunan keracunan zat zat besi. besi. PemberianPemberian ipecacuanha hanya boleh dipertimnbangkan bila pasien sadar sepenuhnya, atau ipecacuanha hanya boleh dipertimnbangkan bila pasien sadar sepenuhnya, atau  bila

 bila zat zat racun racun yang yang tertelan tertelan tidak tidak korosif korosif dan dan produk produk petroleum petroleum atau atau tidaktidak dijerap dengan arang aktif.

dijerap dengan arang aktif. 3)

3) Pemberian Pemberian KaterikKaterik

Pencahar digunakan untuk mempercepat pengeluaran zat racun dari

Pencahar digunakan untuk mempercepat pengeluaran zat racun dari saluransaluran gastrointestinal (GI) terutama untuk racun yang sudah mencapai usus gastrointestinal (GI) terutama untuk racun yang sudah mencapai usus halus.Pemberian sorbitol direkomendasikam pada penderita yang tidak ada halus.Pemberian sorbitol direkomendasikam pada penderita yang tidak ada gangguan jantung.Magnesium sulfat dapat digunakan pada penderita yang tidak gangguan jantung.Magnesium sulfat dapat digunakan pada penderita yang tidak ada gangguan ginjal.

ada gangguan ginjal.  b.

 b. Mempercepat eliminasiMempercepat eliminasi

Kecepatan eliminasi akan mempengaruhi jumlah obat yang berada dalam sel Kecepatan eliminasi akan mempengaruhi jumlah obat yang berada dalam sel sasaran dalam melamoui nilai KTM-nya. Percepatan eliminasi dapat dilakukan sasaran dalam melamoui nilai KTM-nya. Percepatan eliminasi dapat dilakukan dengan cara meningkatkan ekskresi melalui pengamasan atau pembasaan urin dan dengan cara meningkatkan ekskresi melalui pengamasan atau pembasaan urin dan

(5)

diuresis paksa. Pengamasan urin (menurunkan pH urin) dengan memberikan zat diuresis paksa. Pengamasan urin (menurunkan pH urin) dengan memberikan zat seperti amonnium klorida atau vitamin C akan mengurangi reabsorbsi zat atau seperti amonnium klorida atau vitamin C akan mengurangi reabsorbsi zat atau obat yang bersifat basa lemah seperti amfetamin. Sebaliknya pembasaan urin obat yang bersifat basa lemah seperti amfetamin. Sebaliknya pembasaan urin melslui pemberian natrium bikarbonat akan mengurangi reabsor

melslui pemberian natrium bikarbonat akan mengurangi reabsor bsi pada obat yangbsi pada obat yang  bersifat

 bersifat asam asam lemah lemah seprti seprti aspirin aspirin dan dan fenobarbital. fenobarbital. Pengurangan Pengurangan reabsorbsireabsorbsi tubulus terjadi karena pengasaman/pembasaan urin tersebut di atas akan tubulus terjadi karena pengasaman/pembasaan urin tersebut di atas akan meningkatkan ionisasi di tubulus sehingga akn mengurangi reabsorbsi. (Priyanto, meningkatkan ionisasi di tubulus sehingga akn mengurangi reabsorbsi. (Priyanto, 2007: 96-97)

2007: 96-97) 2.

2. Terapi SpesifikTerapi Spesifik

Terapi antidot spesifik

Terapi antidot spesifik adalah suatu terapi adalah suatu terapi antidotum yang antidotum yang hanya efektif hanya efektif untukuntuk zat-zat tertentu. Cukup banyak antidotum spesifik telah digunakn dalam klinik. Untuk zat-zat tertentu. Cukup banyak antidotum spesifik telah digunakn dalam klinik. Untuk memudahkan mempelajarinya, antidotum yang spesifik dikelompokan menjadi: memudahkan mempelajarinya, antidotum yang spesifik dikelompokan menjadi: antidotum yang bekerja secara kimiawi, bekerja secara farmakologi dan yang bekerja antidotum yang bekerja secara kimiawi, bekerja secara farmakologi dan yang bekerja secara fungsional.

secara fungsional. a.

a. Asam SianidaAsam Sianida

Asam sianida merupakan senyawa racun yang dapat mengganggu kesehatan Asam sianida merupakan senyawa racun yang dapat mengganggu kesehatan serta mengurangi bioavailabilitas nutrien di dalam tubuh. Sianida sering dijumpai serta mengurangi bioavailabilitas nutrien di dalam tubuh. Sianida sering dijumpai di dalam kacang almond, daun salam, cherry, ubi. Di dalam koro atau tanaman di dalam kacang almond, daun salam, cherry, ubi. Di dalam koro atau tanaman dari keluarga kacang-kacangan dan ketela pohon.Sianida merupakan senyawa dari keluarga kacang-kacangan dan ketela pohon.Sianida merupakan senyawa kimia yang toksik dan memiliki beragam kegunaan, termasuk sintesis senyawa kimia yang toksik dan memiliki beragam kegunaan, termasuk sintesis senyawa kimia, analisis laboratorium, dan pembuatan logam.Nitril alifatik (acrylonitrile dan kimia, analisis laboratorium, dan pembuatan logam.Nitril alifatik (acrylonitrile dan  propionitrile

 propionitrile digunakan digunakan dalam dalam produksi produksi plastic plastic yang yang kemudian kemudian dimetabolismedimetabolisme menjadi sianida.Obat vasodilator seperti nitroprusida melepaskan sianida pada saat menjadi sianida.Obat vasodilator seperti nitroprusida melepaskan sianida pada saat terkena cahaya ataupun pada saat metabolisme.Sianida yang berasal dari alam terkena cahaya ataupun pada saat metabolisme.Sianida yang berasal dari alam (amigdalin dan glikosida sinogenik lainnya) dapat ditemukan dalam biji aprikot, (amigdalin dan glikosida sinogenik lainnya) dapat ditemukan dalam biji aprikot, singkong, dan banyak tanaman lainnya, beberapa diantaranya dapat berguna, singkong, dan banyak tanaman lainnya, beberapa diantaranya dapat berguna, tergantung pada keperluan ethnobotanikal.

tergantung pada keperluan ethnobotanikal.

Acetonitrile, sebuah komponen pada perekat besi, dapat menyebabkan Acetonitrile, sebuah komponen pada perekat besi, dapat menyebabkan kematian pada anak-anak. Sianida merupakan racun yang bekerja cepat, berbentuk kematian pada anak-anak. Sianida merupakan racun yang bekerja cepat, berbentuk gas tak berbau dan tak berwarna, yaitu hidrogen sianida (HCN) atau sianogen gas tak berbau dan tak berwarna, yaitu hidrogen sianida (HCN) atau sianogen

(6)

dengan mencampur asam dengan garam sianida dan sering digunakan dalam dengan mencampur asam dengan garam sianida dan sering digunakan dalam  pembakaran

 pembakaran plastik, plastik, wool, wool, dan dan produk produk natural natural dan dan sintetik sintetik lainnya.Keracunanlainnya.Keracunan hidrogen sianida dapat menyebabkan kematian, dan pemaparan secara

hidrogen sianida dapat menyebabkan kematian, dan pemaparan secara sengaja darisengaja dari sianida (termasuk garam sianida) dapat menjadi alat untuk melakukan sianida (termasuk garam sianida) dapat menjadi alat untuk melakukan  pembunuhan ataupun

 pembunuhan ataupun bunuh diri (Olson, 2007).bunuh diri (Olson, 2007).

Akibat racun sianida tergantung pada jumlah paparan dan cara masuk tubuh, Akibat racun sianida tergantung pada jumlah paparan dan cara masuk tubuh, lewat pernapasan atau pencernaan. Racun ini menghambat sel tubuh mendapatkan lewat pernapasan atau pencernaan. Racun ini menghambat sel tubuh mendapatkan oksigen sehingga yang paling terpengaruh adalah jantung dan otak Paparan dalam oksigen sehingga yang paling terpengaruh adalah jantung dan otak Paparan dalam  jumlah

 jumlah kecil kecil mengakibatkan mengakibatkan napas napas cepat, cepat, gelisah, gelisah, pusing, pusing, lemah, lemah, sakit sakit kepala,kepala, mual dan muntah serta detak jantung meningkat. Paparan dalam jumlah besar mual dan muntah serta detak jantung meningkat. Paparan dalam jumlah besar menyebabkan kejang, tekanan darah rendah, detak jantung melambat, kehilangan menyebabkan kejang, tekanan darah rendah, detak jantung melambat, kehilangan kesadaran, gangguan paru serta gagal napas hingga korban meninggal (Utama, kesadaran, gangguan paru serta gagal napas hingga korban meninggal (Utama, 2006)

2006)

 b. Natrium Tiosulfat  b. Natrium Tiosulfat

Berupa hablur besar, tidak berwarna, atau serbuk hablur kasar.Mengkilap Berupa hablur besar, tidak berwarna, atau serbuk hablur kasar.Mengkilap dalam udara lembab dan mekar dalam udara kering pada suhu lebih dari dalam udara lembab dan mekar dalam udara kering pada suhu lebih dari 33°C.Larutannya netral atau basa lemah terhadap lakmus.Sangat mudah larut 33°C.Larutannya netral atau basa lemah terhadap lakmus.Sangat mudah larut dalam air dan tidak larut dalam etanol (Depkes, 1995)

dalam air dan tidak larut dalam etanol (Depkes, 1995)

Sodium tiosulfat merupakan donor sulfur yang mengkonversi sianida menjadi Sodium tiosulfat merupakan donor sulfur yang mengkonversi sianida menjadi  bentuk

 bentuk yang yang lebih lebih nontoksik, nontoksik, tiosianat, tiosianat, dengan dengan enzyme enzyme sulfurtransferase, sulfurtransferase, yaituyaitu rhodanase.Tidak seperti nitrit, tiosianat merupakan senyawa nontoksik, dan dapat rhodanase.Tidak seperti nitrit, tiosianat merupakan senyawa nontoksik, dan dapat diberikan secara empiris pada keracunan sianida.Penelitian dengan hewan uji diberikan secara empiris pada keracunan sianida.Penelitian dengan hewan uji menunjukkan kemampuan sebagai antidot yang lebih baik bila dikombinasikan menunjukkan kemampuan sebagai antidot yang lebih baik bila dikombinasikan dengan hidroksokobalamin (Olson, 2007).

dengan hidroksokobalamin (Olson, 2007).

Rute utama detoksifikasi sianida dalam tubuh adalah mengubahnya menjadii Rute utama detoksifikasi sianida dalam tubuh adalah mengubahnya menjadii tiosianat oleh rhodanase, walaupun sulfurtransferase yang lain, seperti tiosianat oleh rhodanase, walaupun sulfurtransferase yang lain, seperti beta-merkaptopiruvat sulfurtransferase, dapat juga digunakan.Reaksi ini memerlukan merkaptopiruvat sulfurtransferase, dapat juga digunakan.Reaksi ini memerlukan sumber sulfan sulfur, tetapi penyedia substansi ini tebatas. Keracunan sianida sumber sulfan sulfur, tetapi penyedia substansi ini tebatas. Keracunan sianida merupakan

merupakan proses mitokoproses mitokondrial dan ndrial dan penyaluran penyaluran intravena intravena sulfur hsulfur hanya anya akanakan masuk ka mitokondria secara perlahan. Natrium tiosulfat mungkin muncul sendiri masuk ka mitokondria secara perlahan. Natrium tiosulfat mungkin muncul sendiri  pada kasus

 pada kasus keparahan ringan keparahan ringan sampai sedang, sampai sedang, sebaiknya diberikan sebaiknya diberikan bersama bersama antidotantidot lain dalam kasus keracunan parah. Ini juga merupakan pilihan antidot saat lain dalam kasus keracunan parah. Ini juga merupakan pilihan antidot saat

(7)

diagnosis intoksikasi sianida tidak terjadi, misalnya pada kasus penghirupan asap diagnosis intoksikasi sianida tidak terjadi, misalnya pada kasus penghirupan asap rokok. Natrium tiosulfat diasumsikan secara intrinsic nontoksik tetapi produk rokok. Natrium tiosulfat diasumsikan secara intrinsic nontoksik tetapi produk detoksifikasi yang dibentuk dari sianida, tiosianat dapat menyebabkan toksisitas detoksifikasi yang dibentuk dari sianida, tiosianat dapat menyebabkan toksisitas  pada

 pada pasien pasien dengan dengan kerusakan kerusakan ginjal.Pemberian ginjal.Pemberian natrium natrium tiosulfat tiosulfat 12.5 12.5 g g i.v.i.v.  biasanya diberikan secara empirik jika diagnosis tidak jelas (Meredith, 1993)

 biasanya diberikan secara empirik jika diagnosis tidak jelas (Meredith, 1993)  Natrium tiosulfat

 Natrium tiosulfat merupakan komponen kedua dari antidot merupakan komponen kedua dari antidot sianida.Antidot inisianida.Antidot ini diberikan sebanyak 50 ml dalam 25 % larutan.Tidak ada efek samping yang diberikan sebanyak 50 ml dalam 25 % larutan.Tidak ada efek samping yang ditimbulkan oleh tiosulfat, namun tiosianat memberikan efek samping seperti ditimbulkan oleh tiosulfat, namun tiosianat memberikan efek samping seperti gagal ginjal, nyeri perut, mual, kemerahan dan disfungsi pada SSP. Dosis untuk gagal ginjal, nyeri perut, mual, kemerahan dan disfungsi pada SSP. Dosis untuk anak-anak didasarkan pada berat badan (Meredith, 1993)

anak-anak didasarkan pada berat badan (Meredith, 1993) 1)

1) IndikasiIndikasi

 Dapat diberikan sendiri ataupun dikombinasikan dengan nitrit atau  Dapat diberikan sendiri ataupun dikombinasikan dengan nitrit atau

hidroksokobalin pada pasien keracunan sianida akut. hidroksokobalin pada pasien keracunan sianida akut. 

 Perawatan secara empiris Perawatan secara empiris pada keracunan pada keracunan sianida berhubungsianida berhubungan denganan dengan inhalasi.

inhalasi. 

 Profilaksis Profilaksis selama selama infus infus nitroprusida.nitroprusida. 

 Ekstravasasi Ekstravasasi dari dari mechlorethamin.mechlorethamin. 

 Ingesti Ingesti garam garam bromatbromat 2)

2) KontraindikasiKontraindikasi

Tidak diketahui kontraindikasinya Tidak diketahui kontraindikasinya 3)

3) Efek sampingEfek samping 

 Infus intravena Infus intravena dapat menydapat menyebabkan rasa ebabkan rasa terbakar, kejang terbakar, kejang otot dan otot dan gerakangerakan tiba-tiba, dan mual dan muntah.

tiba-tiba, dan mual dan muntah. 

 Penggunaan Penggunaan pada pada wanita wanita hamil.hamil. 4)

4) Interaksi obatInteraksi obat

Tiosulfat dapat menurunkan konsentrasi sianida pada beberapa metode Tiosulfat dapat menurunkan konsentrasi sianida pada beberapa metode (Olson, 2007)

(Olson, 2007) 5)

5) Dosis dan cara pemberianDosis dan cara pemberian 

 Untuk keracunan sianida.Untuk keracunan sianida.

Berikan 12.5 g (50 mL dari 25% larutan) secara IV pada 2.5-5 Berikan 12.5 g (50 mL dari 25% larutan) secara IV pada 2.5-5 mL/menit. Dosis untuk pediatrik sebesar 400 mg/kg (1.6 mL/kg dari 25% mL/menit. Dosis untuk pediatrik sebesar 400 mg/kg (1.6 mL/kg dari 25%

(8)

 Untuk profilaksis selama infuse nitroprusida.Untuk profilaksis selama infuse nitroprusida.

Tambahan 10 mg tiosulfat pada tiap milligram nitroprusida pada Tambahan 10 mg tiosulfat pada tiap milligram nitroprusida pada larutan intravena dikatan dapat menjadi efektif, namun data larutan intravena dikatan dapat menjadi efektif, namun data kompatibilitasnya tidak tersedia (Olson, 2007)

kompatibilitasnya tidak tersedia (Olson, 2007)

3.

3.  Natrium Nitrit Natrium Nitrit  Nitrit

 Nitrit menyebabkan menyebabkan methemoglobin methemoglobin dengan dengan sianida sianida membentuk membentuk substansisubstansi nontoksik sianmethemoglobin.Methemoglobin tidak mempunyai afinitas lebih tinggi nontoksik sianmethemoglobin.Methemoglobin tidak mempunyai afinitas lebih tinggi  pada

 pada sianida sianida daripada daripada sitokrom sitokrom oksidase, oksidase, tetapi tetapi lebih lebih potensial potensial menyebabkanmenyebabkan methemoglobin daripada sitokrom oksidase.Efek samping dari penggunaan nitrit methemoglobin daripada sitokrom oksidase.Efek samping dari penggunaan nitrit meliputi pembentukan formasi methemoglobin, vasodilatasi, hipotensi, dan takikardi. meliputi pembentukan formasi methemoglobin, vasodilatasi, hipotensi, dan takikardi. Mencegah pembentukkan formasi yang cepat, monitoring tekanan darah, dan Mencegah pembentukkan formasi yang cepat, monitoring tekanan darah, dan  pemberian

 pemberian dosis dosis yang yang tepat tepat akan akan mengurangi mengurangi terjadinya terjadinya efek efek samping. samping. KetikaKetika dilakukan terapi dengan nitrit, lihat konsentrasi hemoglobin Tetapi jangan menunda dilakukan terapi dengan nitrit, lihat konsentrasi hemoglobin Tetapi jangan menunda terapi ketika menunggu hasil pengukuran kadar hemoglobin (Meredith,

terapi ketika menunggu hasil pengukuran kadar hemoglobin (Meredith, 1993)1993)

Sodium nitrit injeksi dan amil nitrit dalam bentuk ampul untuk inhalasi Sodium nitrit injeksi dan amil nitrit dalam bentuk ampul untuk inhalasi merupakan komponen dari antidot sianida. Kegunaan nitrit sebagai antidot sianida merupakan komponen dari antidot sianida. Kegunaan nitrit sebagai antidot sianida  bekerja dalam dua

 bekerja dalam dua cara, yaitu : cara, yaitu : nitrit mengoksidasi nitrit mengoksidasi hemoglobin, yang kemudian akanhemoglobin, yang kemudian akan mengikat sianida bebas, dan cara yang kedua yaitu meningkatkan detoksifikasi mengikat sianida bebas, dan cara yang kedua yaitu meningkatkan detoksifikasi sianida endothelial dengan menghasilkan vasodilasi. Inhalasi dari satu ampul amil sianida endothelial dengan menghasilkan vasodilasi. Inhalasi dari satu ampul amil nitrit menghasilkan tingkat methemoglobin sekitar 5%.Pemberian dosis tunggal nitrit nitrit menghasilkan tingkat methemoglobin sekitar 5%.Pemberian dosis tunggal nitrit secara intravena dapat menghasilkan tingkat methemoglobin sekitar 20-30% (Olson, secara intravena dapat menghasilkan tingkat methemoglobin sekitar 20-30% (Olson, 2007)

2007) 1)

1) KontraindikasiKontraindikasi  Nitrit

 Nitrit dikontraindikasikan dikontraindikasikan untuk untuk : : pasien pasien dengan dengan methemoglobinemiamethemoglobinemia (>40%), hipotensi berat, pemberian pada pasien yang keracunan (>40%), hipotensi berat, pemberian pada pasien yang keracunan karbonmonoksida.

karbonmonoksida. 2)

2) Efek sampingEfek samping

 Nitrit memiliki efek samping yaitu :  Nitrit memiliki efek samping yaitu :

 Sakit Sakit kepala, kepala, kemerahan kemerahan pada pada muka, muka, kepusingan, kepusingan, mual, mual, muntah, muntah, takikardi,takikardi, dan berkeringat.Efek samping ini dapat juga dijadikan tanda keracunan dan berkeringat.Efek samping ini dapat juga dijadikan tanda keracunan sianida.

(9)

 Pemberian Pemberian secara secara intravena intravena dapat dapat menyebabkan menyebabkan hipotensi.hipotensi. 

 Methemoglobinemia Methemoglobinemia berlebihan berlebihan dan dan fatal fatal dapat dapat terjadi.terjadi. 

 Penggunaan Penggunaan pada pada kehamilan.kehamilan. 3)

3) Interaksi obatInteraksi obat 

 Hipotensi dapat menjadi parah apabila nitrit diberikan bersamaan denganHipotensi dapat menjadi parah apabila nitrit diberikan bersamaan dengan alkohol atau vasodilator atau agen antihipertensi lainnya.

alkohol atau vasodilator atau agen antihipertensi lainnya. 

 Metilen biru sebaiknya tidak diberikan pada pasien yang keracunan sianidaMetilen biru sebaiknya tidak diberikan pada pasien yang keracunan sianida karena dapat membalikkan induksi methemoglobinemia oleh nitrit dan secara karena dapat membalikkan induksi methemoglobinemia oleh nitrit dan secara teori menghasilkan pelepasan ion bebas sianida.

teori menghasilkan pelepasan ion bebas sianida. 

 Ikatan dari methemoglobin pada sianida (sianomethemoglobin) dapatIkatan dari methemoglobin pada sianida (sianomethemoglobin) dapat menurunkan tingkat methemoglobin bebas (Olson, 2007)

menurunkan tingkat methemoglobin bebas (Olson, 2007) 4)

4) Dosis dan metode pemberianDosis dan metode pemberian 

 Amil nitrit dalam bentuk ampul.Amil nitrit dalam bentuk ampul. 

 Gunakan 1 atau 2 ampul pada kain kasa, pakaian, atau spons dan letakkan diGunakan 1 atau 2 ampul pada kain kasa, pakaian, atau spons dan letakkan di  bawah

 bawah hidung hidung penderita, penderita, yang yang sebaiknya sebaiknya dihirup dihirup dalam-dalam dalam-dalam selama selama 3030 detik.

detik. 

 Diamkan 30 detik, kemudian ulangi lagi (Diamkan 30 detik, kemudian ulangi lagi (Olson, 2007)Olson, 2007) 

 Sodium nitrit parenteral.Sodium nitrit parenteral. 5)

5) Dewasa.Dewasa.

Berikan 300 mg sodium nitrit (10 mL dari 3% larutan) IV selama

Berikan 300 mg sodium nitrit (10 mL dari 3% larutan) IV selama 3-5 menit3-5 menit (Olson, 2007)

(Olson, 2007) 6)

6) Anak-anak.Anak-anak.

Berikan 0.15-0.33 mL/kg sampai batas maksimum sebesar 10 mL.Dosis Berikan 0.15-0.33 mL/kg sampai batas maksimum sebesar 10 mL.Dosis  pada

 pada anak-anak anak-anak sebaiknya sebaiknya dihitung dihitung berdasarkan berdasarkan konsentrasi konsentrasi hemoglobin hemoglobin bilabila diketahui.Bila diduga mengalami anemia atau hipotensi, awali dengan dosis diketahui.Bila diduga mengalami anemia atau hipotensi, awali dengan dosis rendah, diencerkan dalam 50-100 mL saline, dan berikan selama 5 menit (Olson, rendah, diencerkan dalam 50-100 mL saline, dan berikan selama 5 menit (Olson, 2007)

(10)

III.

III. ALAT DAN BAHANALAT DAN BAHAN 1.

1. AlatAlat a.

a. Spuit 1 mlSpuit 1 ml  b.

 b. Jarum injeksiJarum injeksi c.

c. StopwatchStopwatch d.

d. BekerglassBekerglass e.

e. Labu takar 10,0 mlLabu takar 10,0 ml 2.

2. BahanBahan a.

a. Larutan Natrium Nitrit 20 mg/kgBBLarutan Natrium Nitrit 20 mg/kgBB  b.

 b. Larutan Natrium Tiosulfat 1125mg/kgBBLarutan Natrium Tiosulfat 1125mg/kgBB c.

c. Larutan Kalium Sianida 15 mg/kgBBLarutan Kalium Sianida 15 mg/kgBB 3.

3. Hewan UjiHewan Uji a.

(11)

IV.

IV. SKEMA KERJASKEMA KERJA

Mencit jantan galur Wistar, berat

Mencit jantan galur Wistar, berat seragam (20-30 g), umurseragam (20-30 g), umur 40-60 hari, dikelompokkan dalam 7 kelompok sama

40-60 hari, dikelompokkan dalam 7 kelompok sama banyak @ 3banyak @ 3 mencit mencit Klp I Klp I Disuntik Disuntik s.c lar. s.c lar. Sianida Sianida 0,5% 15 0,5% 15 mg/kg BB mg/kg BB di catat di catat gejala gejala yang yang timbul timbul Klp Klp IIDisuntik IIDisuntik i.p lar. i.p lar.  Na.Nitrit  Na.Nitrit 1% 20 1% 20 mg/kgBB mg/kgBB di catat di catat gejala gejala yang yang timbul timbul Klp IV Klp IV Diberi Diberi  perlakuan  perlakuan sama sama seperti klp seperti klp III saat III saat terjadi terjadi kejang kejang disuntik disuntik lar. lar.  Na.Nitrit di  Na.Nitrit di catat gejala catat gejala yang yang timbul timbul Klp V Klp V Disuntik i.p Disuntik i.p lar. lar.  Na.Tiosulfa  Na.Tiosulfa t 25% 1125 t 25% 1125 mg/KgBB mg/KgBB dicatat dicatat gejala yang gejala yang timbul timbul Klp III Klp III Disuntik Disuntik s.c lar. s.c lar. sianida sianida 0,5%15 0,5%15 mg/kgBB mg/kgBB saat saat terjadi terjadi sianosis di sianosis di suntik i.p suntik i.p  Na.Nitrit  Na.Nitrit 20 20 mg/kgBB mg/kgBB di catat di catat gejala gejala yang yang timbul timbul Klp VII Klp VII Diberi Diberi  perlakuan  perlakuan sama seperti sama seperti klp VI saat klp VI saat terjadi terjadi kejang kejang disuntik lar. disuntik lar.  Na.Tiosulfat  Na.Tiosulfat catat gejala catat gejala yang timbul yang timbul Klp VI Klp VI Disuntik Disuntik lar. lar.  Na.Tiosulfa  Na.Tiosulfa t seperti klp t seperti klp V di catat V di catat gejala yang gejala yang timbul timbul

Dibuat tabel purata :waktu timbulnya gejala sianosis, Dibuat tabel purata :waktu timbulnya gejala sianosis, kejang, gagal nafas, dan kematian setelah perlakuan tiap kejang, gagal nafas, dan kematian setelah perlakuan tiap

k

keelloomm ookk

Perbedaan antar kelompok(sianosis dan kejang) Perbedaan antar kelompok(sianosis dan kejang) dianalisis secara statistik dengan anava satu jalan dianalisis secara statistik dengan anava satu jalan

(12)

V.

V. DATA PENGAMATANDATA PENGAMATAN Kelompok 

Kelompok  PerlakuanPerlakuan KCN KCN Perlakuan Perlakuan Antidot Antidot Sianosis

Sianosis KejangKejang HilangHilang kesadaran kesadaran Mati Mati 1 1 10.2210.22 --10.24 10.24 10.2610.26 10.2710.27 10.2810.28 10.30 10.30 10.3210.32 10.3110.31 10.3410.34 10.3510.35 10.41 10.41 10.4310.43 10.4410.44 10.4410.44 10.4510.45 2 2 --10.21 10.21 -- -- -- --10.32 10.32 10.40 10.40 3 3 10.3510.35 10.3710.37 10.3610.36 10.3610.36 10.3810.38 --10.42 10.42 10.4310.43 10.4210.42 -- --10.45 10.45 10.4610.46 10.4510.45 4 4 10.3210.32 10.3810.38 10.3410.34 10.3610.36 11.0311.03 --10.57 10.57 11.0111.01 10.5910.59 11.0011.00 --10.58 10.58 11.0211.02 11.0011.00 11.0111.01 5 5 --10.29 10.29 -- -- -- --10.26 10.26 10.30 10.30 6 6 10.2910.29 10.3210.32 10.3110.31 10.3310.33 10.3210.32 --10.58 10.58 11.0311.03 11.0211.02 11.0411.04 11.0211.02 11.06 11.06 11.1011.10 11.0911.09 11.0911.09 11.0911.09 11.1511.15 7 7 10.3510.35 10.3810.38 10.3710.37 10.3710.37 10.4010.40 10.4310.43 10.45 10.45 10.4610.46 10.4610.46 10.4710.47 10.4810.48 10.5110.51 10.50 10.50 10.5310.53 10.5210.52 10.5310.53 10.5510.55 11.0711.07

(13)

VI.

VI. PERHITUNGANPERHITUNGAN 1.

1. Perhitungan ANAVAPerhitungan ANAVA a.

a. Pemberian obat saat sianosisPemberian obat saat sianosis

Keterangan

Keterangan Sianosis Sianosis KejangKejang

Hilang Hilang kesadaran

kesadaran KematianKematian waktu detik

waktu detik waktu waktu Detik waktu Detik waktu detik detik waktu waktu DetikDetik Pada KCN Pada KCN 10.2410.24 120120 10.2610.26 240240 10.2710.27 300300 10.2810.28 360360 10.32 10.32 120120 10.3110.31 6060 10.3410.34 240240 10.3510.35 300300 10.43 10.43 120120 10.4410.44 240240 10.4410.44 180180 10.4510.45 240240 Pada Pada NaNO NaNO22 10.36 10.36 6060 10.3610.36 6060 10.3810.38 180180 Tidak Tidak Mati

Mati TidakTidak Mati Mati 10.43 10.43 6060 -- -- -- --10.46 10.46 6060 -- -- -- --Pada Pada Na Na22SS22OO33 10.31 10.31 120120 10.3310.33 240240 10.3210.32 180180 -- --11.02 11.02 240240 11.0411.04 360360 11.0211.02 240240 -- --11.09 11.09 180180 11.0911.09 180180 11.0911.09 180180 11.1511.15 540540 

 ANAVA saat sianosisANAVA saat sianosis KCN KCN (1) (1) NaNONaNO22(2) (2) NaNa22SS22OO33 (3) (3) 120 60 120 120 60 120 120 60 240 120 60 240 120 60 180 120 60 180 ∑x = 360 ∑x = 360 ∑x = 180∑x = 180 ∑x = 540∑x = 540 ∑x² = 43200 ∑x² = 43200 ∑x² = 10800∑x² = 10800 ∑x² = 104400∑x² = 104400 = 120 = 120 = = 60 60 = = 180180 n n = = 3 3 n n = = 3 3 n = n = 33 = = = = 360 360 + + 180 180 + + 540540 = 1080 = 1080 = = = = 43200 43200 + + 10800 10800 + + 104400104400 = 158400 = 158400

(14)

t  t   x  x

22 = =

 x x T T  2 2

-- --



 N   N   xT   xT  22

= 158400 = 158400

 – 

 – 

= 28800 = 28800 b b  x  x

22 = =

 

 

 

 

 

 

 

 N   N   xT   xT  n n  x  x n n  x  x n n  x  x11 22

22 22

33 22

22

      = = = 21600 = 21600 w w  x  x

22 = =

 x x t t 

 x x bb 2 2 2 2 = 28800 = 28800

 – 

 – 

 21600 21600 = 7200 = 7200 RJKb = RJKb = 1 1 2 2  

k  k  b b  x  x = = = 10800 = 10800 RJKw = RJKw = k  k   N   N  w w  x  x  

22 = = = 1200 = 1200 F F hitung hitung ==  RJKw RJKw  RJKb  RJKb = = = = 99 F F tabel tabel : : k k - - 1 1 = = 33 –  –  1 = 2 1 = 2 N N –  –  k = 9 k = 9 –  – 3 3 = = 6 6 5,145,14 F hitung (9)

F hitung (9) > F tabel (5,14), m> F tabel (5,14), maka aka ada perbedaan ada perbedaan rata-rata rata-rata antarantar kelompok pada keadaan sianosis sebelum penggunaan antidotum Natrium kelompok pada keadaan sianosis sebelum penggunaan antidotum Natrium nitrit maupun Natrium thiosulfat yang diberikan ketika

(15)

PASCA ANAVA (UJI SCHEFFE) PASCA ANAVA (UJI SCHEFFE) Kontras

Kontras F

F22 hitung = hitung =

F’ = (k 

F’ = (k -1) x Ftabel-1) x Ftabel Kontras σKontras σ

1 vs 2 1 vs 2 (3-1) (3-1) x x 5,14 5,14 = = 10,28 10,28 NsNs 1 vs 3 1 vs 3 (3-1) (3-1) x x 5,14 5,14 = = 10,28 10,28 NsNs 2 vs 3 2 vs 3 (3-1) (3-1) x x 5,14 5,14 = = 10,28 10,28 S*S* Jika F

Jika F22hitung ≥ F’ maka 2 kelompok berbeda signifikan (S*)hitung ≥ F’ maka 2 kelompok berbeda signifikan (S*) 

 ANAVA saat kejangANAVA saat kejang

KCN NaNO KCN NaNO22 NaNa22SS22OO33 240 60 240 240 60 240 60 60 - - 360360 240 - 180 240 - 180 ∑x = 540 ∑x = 540 ∑x∑x= 60= 60 ∑x = 780∑x = 780 ∑x² = 118800 ∑x² = 118800 ∑x² = 3600∑x² = 3600 ∑x² = 219600∑x² = 219600 = = 180 180 = = 60 60 = = 260260 n n = = 3 3 n n = = 1 1 n = n = 33 = = = = 540 540 + + 60 60 + + 780780 = 1380 = 1380 = = = = 118800 118800 + + 3600 3600 + + 219600219600 = 342000 = 342000 t  t   x  x

22 = =

 x x T T  2 2

-- --



 N   N   xT   xT  22

(16)

b b  x  x

22 = =

 

 

 

 

 

 

 

 N   N   xT   xT  n n  x  x n n  x  x n n  x  x11 22

22 22

33 22

22

      = = = 31542,86 = 31542,86 w w  x  x

22 = =

 x x t t 

 x x bb 2 2 2 2 = 69942,86 = 69942,86

 – 

 – 

 31542,86 31542,86 = 38400 = 38400 RJKb = RJKb = 11 2 2  

k  k  b b  x  x = = = 15771,43 = 15771,43 RJKw = RJKw =  N  N  k k  w w  x  x  

22 = = = 9600 = 9600 F F hitung hitung ==  RJKw RJKw  RJKb  RJKb = = = 1,64 = 1,64 F F tabel tabel : : k k - - 1 1 = = 33 –  –  1 = 2 1 = 2 N N –  –  k = 7 k = 7 –  – 3 3 = = 4 4 6,946,94 F

F hitung (1hitung (1,64) ,64) < < F tF tabel (6,9abel (6,94), m4), maka aka tidak tidak ada peada perbedaan rbedaan rata- rata-rata antar kelompok pada penggunaan antidotum Natrium nitrit maupun rata antar kelompok pada penggunaan antidotum Natrium nitrit maupun Natrium thiosulfat setelah efek sianosis timbul

(17)

 ANAVA saat hilang kesadaranANAVA saat hilang kesadaran

KCN NaNO KCN NaNO22 NaNa22SS22OO33 300 180 180 300 180 180 240 - 240 240 - 240 180 - 180 180 - 180 ∑x = 720 ∑x = 720 ∑x = 180∑x = 180 ∑x = 600∑x = 600 ∑x² = 180000 ∑x² = 180000 ∑x² = 32400∑x² = 32400 ∑x² = 122400∑x² = 122400 = = 240 240 = = 180 180 = = 200200 n n = = 3 3 n n = = 1 1 n = n = 33 = = = = 720 720 + + 180 180 + + 600600 = 1500 = 1500 = = = = 180000 180000 + + 32400 32400 + + 122400122400 = 334800 = 334800 t  t   x  x

22 = =

 x x T T  2 2

-- --



 N   N   xT   xT  22

= 334800 = 334800

 – 

 – 

= 13371,43 = 13371,43 b b  x  x

22 = =

 

 

 

 

 

 

 

 N   N   xT   xT  n n  x  x n n  x  x n n  x  x11 22

22 22

33 22

22

      = = = 3771,43 = 3771,43 w w  x  x

22 = =

 x x t t 

 x x bb 2 2 2 2 = 13371,43 = 13371,43

 – 

 – 

 3771,43 3771,43 = 9600 = 9600

(18)

= = = 1885,72 = 1885,72 RJKw = RJKw =  N  N  k k  w w  x  x  

22 = = = 2400 = 2400 F F hitung hitung ==  RJKw RJKw  RJKb  RJKb = = = 0,786 = 0,786 F F tabel tabel : : k k - - 1 1 = = 33 –  –  1 = 2 1 = 2 N N –  –  k = 7 k = 7 –  – 3 3 = = 4 4 6,946,94 F

F hitung (0,786) hitung (0,786) < < F F tabel (6,94), tabel (6,94), maka maka tidak ada tidak ada perbedaan rata-perbedaan rata-rata antar kelompok pada penggunaan antidotum Natrium nitrit maupun rata antar kelompok pada penggunaan antidotum Natrium nitrit maupun Natrium thiosulfat setelah efek sianosis timbul pada keadaan hilang Natrium thiosulfat setelah efek sianosis timbul pada keadaan hilang kesadaran.

kesadaran.

 ANAVA saat kematianANAVA saat kematian

KCN NaNO KCN NaNO22 NaNa22SS22OO33 360 360 --300 -300 -240 540 240 540 ∑x = 900 ∑x = 900 ∑x =∑x = -- ∑x = 540∑x = 540 ∑x² = 277200 ∑x² = 277200 ∑x² =∑x² = -- ∑x² = 291600∑x² = 291600 = 300 = 300 = = - - = = 540540 n n == 33 n n = = - - n n = = 11

(19)

= = 900 900 + + 0 0 + + 540540 = 1440 = 1440 = = = = 277200 277200 + + 0 0 + + 291600291600 = 568800 = 568800 t  t   x  x

22 = =

 x x T T  2 2

-- --



 N   N   xT   xT  22

= 568800 = 568800

 – 

 – 

= 50400 = 50400 b b  x  x

22 = =

 

 

 

 

 

 

 

 N   N   xT   xT  n n  x  x n n  x  x n n  x  x11 22

22 22

33 22

22

      = = = 43200 = 43200 w w  x  x

22 = =

 x x t t 

 x x bb 2 2 2 2 = = 50400 50400 - - 4320043200 = 7200 = 7200 RJKb = RJKb = 11 2 2  

k  k  b b  x  x = = = 21600 = 21600 RJKw = RJKw =  N  N  k k  w w  x  x  

22 = = = 7200 = 7200  RJKb  RJKb

(20)

= = = = 33 F F tabel tabel : : k k - - 1 1 = = 33 –  –  1 = 2 1 = 2 N N –  –  k = 4 k = 4 –  – 3 3 = = 1 1 200200 F

F hitung (3) hitung (3) < < F F tabel (200), tabel (200), maka maka tidak ada tidak ada perbedaan rata-rataperbedaan rata-rata antar kelompok pada penggunaan antidotum Natrium nitrit maupun antar kelompok pada penggunaan antidotum Natrium nitrit maupun Natrium thiosulfat setelah efek sianosis timbul

Natrium thiosulfat setelah efek sianosis timbul pada keadaan kematian.pada keadaan kematian.

 b.

 b. Pemberian obat saat kejangPemberian obat saat kejang

Keterangan

Keterangan Sianosis Sianosis KejangKejang

Hilang Hilang kesadaran

kesadaran KematianKematian waktu Detik waktu detik Waktu detik waktu Detik waktu Detik waktu detik Waktu detik waktu Detik Pada KCN Pada KCN 10.2410.24 120120 10.2610.26 240240 10.2710.27 300300 10.2810.28 360360 10.32 10.32 120120 10.3110.31 6060 10.3410.34 240240 10.3510.35 300300 10.43 10.43 120120 10.4410.44 240240 10.4410.44 180180 10.4510.45 240240 Pada Pada NaNO NaNO22 10.34 10.34 120120 10.3610.36 240240 11.0311.03 18601860 Tidak Tidak Mati Mati 10.59 10.59 120120 11.0011.00 180180 -- --11.00 11.00 120120 11.0111.01 180180 -- --Pada Pada Na Na22SS22OO33 10.37 10.37 120120 10.3710.37 120120 10.4010.40 300300 10.4310.43 480480 10.46 10.46 6060 10.4710.47 120120 10.4810.48 180180 10.5110.51 360360 10.52 10.52 120120 10.5310.53 180180 10.5510.55 300300 11.0711.07 10201020 

 ANAVA saat sianosisANAVA saat sianosis

KCN KCN (1) (1) NaNONaNO22(2) (2) NaNa22SS22OO33 (3) (3) 120 120 120 120 120 120 120 120 60 120 120 60 120 120 120 120 120 120 ∑x = 360 ∑x = 360 ∑x = 360∑x = 360 ∑x = 300∑x = 300 ∑x² = 43200 ∑x² = 43200 ∑x² = 43200∑x² = 43200 ∑x² = 32400∑x² = 32400 = 120 = 120 = = 120 120 = = 100100 n n = = 3 3 n n =3 =3 n n =3=3 = = = = 360 360 + + 360 360 + + 300300

(21)

= 1020 = 1020 = = = = 43200 43200 + + 43200 43200 + + 3240032400 = 118800 = 118800 t  t   x  x

22 = =

 x x T T  2 2

-- --



 N   N   xT   xT  22

= 118800 = 118800

 – 

 – 

= 3200 = 3200 b b  x  x

22 = =

 

 

 

 

 

 

 

 N   N   xT   xT  n n  x  x n n  x  x n n  x  x11 22

22 22

33 22

22

      = = = 800 = 800 w w  x  x

22 = =

 x x t t 

 x x bb 2 2 2 2 = 3200 = 3200

 – 

 – 

 800 800 = 2400 = 2400 RJKb = RJKb = 11 2 2  

k  k  b b  x  x = = = 400 = 400 RJKw = RJKw =  N  N  k k  w w  x  x  

22 = = = 400 = 400 F F hitung hitung ==  RJKw RJKw  RJKb  RJKb

(22)

F

F tabel tabel : : k k - - 1 1 = = 33 –  –  1 = 2 1 = 2

N

N –  –  k = 9 k = 9 –  – 3 3 = = 6 6 5,145,14 F hitung (1)

F hitung (1) < F < F tabel (5,14), maka tabel (5,14), maka tidak ada perbedaan rata-ratatidak ada perbedaan rata-rata antar kelompok pada keadaan kejang sebelum

antar kelompok pada keadaan kejang sebelum penggunaan antidotumpenggunaan antidotum Natrium nitrit maupun Natrium thiosulfat

Natrium nitrit maupun Natrium thiosulfat yang diberikan ketika efekyang diberikan ketika efek kejang.

kejang.

 ANAVA saat kejangANAVA saat kejang

KCN NaNO KCN NaNO22 NaNa22SS22OO33 240 240 120 240 240 120 60 60 180 180 120120 240 180 180 240 180 180 ∑x = 540 ∑x = 540 ∑x = 600∑x = 600 ∑x = 420∑x = 420 ∑x² = 118800 ∑x² = 118800 ∑x² = 122400∑x² = 122400 ∑x² = 61200∑x² = 61200 = = 180 180 = = 200 200 = = 140140 n n = = 3 3 n n = = 3 3 n = n = 33 = = = = 540 540 + + 600 600 + + 420420 = 1560 = 1560 = = = = 118800 118800 + + 122400 122400 + + 6120061200 = 302400 = 302400 t  t   x  x

22 = =

 x x T T  2 2

-- --



 N   N   xT   xT  22

= 302400 = 302400

 – 

 – 

= 32000 = 32000 b b  x  x

22 = =

 

 

 

 

 

 

 

 N   N   xT   xT  n n  x  x n n  x  x n n  x  x11 22

22 22

33 22

22

      = = = 5600 = 5600

(23)

w w  x  x

22 = =

 x x t t 

 x x bb 2 2 2 2 = 32000 = 32000

 – 

 – 

 5600 5600 = 26400 = 26400 RJKb = RJKb = 11 2 2  

k  k  b b  x  x = = = 2800 = 2800 RJKw = RJKw =  N  N  k k  w w  x  x  

22 = = = 4400 = 4400 F F hitung hitung ==  RJKw RJKw  RJKb  RJKb = = = 0.64 = 0.64 F F tabel tabel : : k k - - 1 1 = = 33 –  –  1 = 2 1 = 2 N N –  –  k = 9 k = 9 –  – 3 3 = = 6 6 5,145,14 F hitung (0.64)

F hitung (0.64) < F < F tabel (5,14), maka tabel (5,14), maka tidak ada perbedaan rata-ratatidak ada perbedaan rata-rata antar kelompok pada penggunaan antidotum Natrium nitrit maupun antar kelompok pada penggunaan antidotum Natrium nitrit maupun Natrium thiosulfat setelah efek sianosis timbul

Natrium thiosulfat setelah efek sianosis timbul pada keadaan kejang.pada keadaan kejang.

 ANAVA saat hilang kesadaranANAVA saat hilang kesadaran

KCN NaNO KCN NaNO22 NaNa22SS22OO33 300 1860 300 300 1860 300 240 - 180 240 - 180

(24)

= = 240 240 = = 620 620 = = 260260 n n = = 3 3 n n =1 =1 n n =3=3 = = = = 720 720 + + 1860 1860 + + 780780 = 3360 = 3360 = = = = 180000 180000 + + 3459600 3459600 + + 212400212400 = 3852000 = 3852000 t  t   x  x

22 = =

 x x T T  2 2

-- --



 N   N   xT   xT  22

= 3852000 = 3852000

 – 

 – 

= 2239200 = 2239200 b b  x  x

22 = =

 

 

 

 

 

 

 

 N   N   xT   xT  n n  x  x n n  x  x n n  x  x11 22

22 22

33 22

22

      = = = 2222400 = 2222400 w w  x  x

22 = =

 x x t t 

 x x bb 2 2 2 2 = 2239200 = 2239200

 – 

 – 

 2222400 2222400 = 16800 = 16800 RJKb = RJKb = 11 2 2  

k  k  b b  x  x = = = 1111200 = 1111200 RJKw = RJKw =  N  N  k k  w w  x  x  

22 = = = 4200 = 4200

(25)

F F hitung hitung ==  RJKw RJKw  RJKb  RJKb = = = 264.57 = 264.57 F F tabel tabel : : k k - - 1 1 = = 33 –  –  1 = 2 1 = 2 N N –  –  k = 7 k = 7 –  – 3 3 = = 4 4 6,946,94 F hitu

F hitung (0ng (0,786) ,786) < < F tabel F tabel (6,94), (6,94), maka maka tidak ada tidak ada perbedaanperbedaan rata-rata antar kelompok pada penggunaan antidotum Natrium nitrit rata-rata antar kelompok pada penggunaan antidotum Natrium nitrit maupun Natrium thiosulfat setelah efek sianosis timbul pada

maupun Natrium thiosulfat setelah efek sianosis timbul pada keadaankeadaan hilang kesadaran.

hilang kesadaran.

PASCA ANAVA (UJI SCHEFFE) PASCA ANAVA (UJI SCHEFFE) K  K  ontras ontras F F22 hitung = hitung = F’ = (k F’ = (k -1) x-1) x Ftabel Ftabel Ko Ko ntras σ ntras σ 1 1 vs 2 vs 2 (3-1) x 6.94 = (3-1) x 6.94 = 13.88 13.88 S* S* 1 1 vs 3 vs 3 (3-1) x 6.94 = (3-1) x 6.94 = 13.88 13.88  Ns  Ns 2 2 vs 3 vs 3 (3-1) x 6.94 = (3-1) x 6.94 = 13.88 13.88 S* S* Jika F

Jika F22hitung ≥ F’ maka 2 kelompok berbeda signifikan (S*)hitung ≥ F’ maka 2 kelompok berbeda signifikan (S*)

 Anava saat kematianAnava saat kematian

KCN NaNO

KCN NaNO22 NaNa22SS22OO33

360 - 480

(26)

∑x² = 277200 ∑x² = 277200 ∑x² =∑x² = -- ∑x² = 1400400∑x² = 1400400 = = 300 300 = = - - = = 620620 n n = = 3 3 n n = = - - n n = = 33 = = = = 900 900 + + 0 0 + + 18601860 = 2760 = 2760 = = = = 277200 277200 + + 0 0 + + 14004001400400 = 1677600 = 1677600 t  t   x  x

22 = =

 x x T T  2 2

-- --



 N   N   xT   xT  22

= 1677600 = 1677600

 – 

 – 

= 408000 = 408000 b b  x  x

22 = =

 

 

 

 

 

 

 

 N   N   xT   xT  n n  x  x n n  x  x n n  x  x11 22

22 22

33 22

22

      = = = 153600 = 153600 w w  x  x

22 = =

 x x t t 

 x x bb 2 2 2 2 = = 408000- 408000- 153600153600 = 254400 = 254400 RJKb = RJKb = 11 2 2  

k  k  b b  x  x = = = 153600 = 153600 RJKw = RJKw =  N  N  k k  w w  x  x  

22 = = = 84800 = 84800

(27)

F F hitung hitung ==  RJKw RJKw  RJKb  RJKb = = = 1.81 = 1.81 F F tabel tabel : : k k - - 1 1 = = 33 –  –  1 = 2 1 = 2 N N –  –  k = 4 k = 4 –  – 3 3 = = 1 1 200200 F

F hitung (1.81) hitung (1.81) < < F F tabel (200), mtabel (200), maka aka tidak ada tidak ada perbedaan rata-rataperbedaan rata-rata antar kelompok pada penggunaan antidotum Natrium nitrit maupun antar kelompok pada penggunaan antidotum Natrium nitrit maupun Natrium thiosulfat setelah efek sianosis timbul

Natrium thiosulfat setelah efek sianosis timbul pada keadaan kematian.pada keadaan kematian.

VII.

VII. PEMBAHASANPEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini, dilakukan percobaan mengenai tata laksana terapi antidot Pada praktikum kali ini, dilakukan percobaan mengenai tata laksana terapi antidot metode khas yaitu menggunakan Natrium Nitrit dan Natrium Tiosulfat. Pada praktikum metode khas yaitu menggunakan Natrium Nitrit dan Natrium Tiosulfat. Pada praktikum ini bertujuan untuk memahami tujuan, sasaran dan strategi terapi antidot Natrium Nitrit ini bertujuan untuk memahami tujuan, sasaran dan strategi terapi antidot Natrium Nitrit dan Natrium Tiosulfat dalam menawarkan racun sianida

dan Natrium Tiosulfat dalam menawarkan racun sianida

Tujuan terapi antidot ialah untuk membatasi intensitas efek toksik racun, sehingga Tujuan terapi antidot ialah untuk membatasi intensitas efek toksik racun, sehingga  bermanfaat

 bermanfaat untuk untuk mencegah mencegah timbulnya timbulnya efek efek berbahaya berbahaya selanjutnya. selanjutnya. Dengan Dengan demikian,demikian,  jelas

 jelas bahwa bahwa sasaran sasaran terapi terapi antidot antidot ialah ialah penurunan penurunan atau atau penghilangan penghilangan intensitas intensitas efekefek toksik racun. Intensitas efek ini ditunjukkan oleh tingginya jarak antara nilai ambang toksik racun. Intensitas efek ini ditunjukkan oleh tingginya jarak antara nilai ambang toksik (KTM) dan kadar puncak racun dalam plasma atau tempat aksi tertentu. Strategi toksik (KTM) dan kadar puncak racun dalam plasma atau tempat aksi tertentu. Strategi dasar terapi antidot meliputi penghambatan absorpsi dan distribusi (translokasi), dasar terapi antidot meliputi penghambatan absorpsi dan distribusi (translokasi),  peningkatan

 peningkatan eliminasi eliminasi dan dan atau atau penaikkan penaikkan ambang ambang toksik toksik racun racun dalam dalam tubuh.tubuh. Keberadaan racun tersebut ditentukan oleh keefektifan absorpsi, distribusi dan Keberadaan racun tersebut ditentukan oleh keefektifan absorpsi, distribusi dan eliminasinya. Jadi, pada umumnya intensitas efek toksik pada efektor berhubungan erat eliminasinya. Jadi, pada umumnya intensitas efek toksik pada efektor berhubungan erat dengan keberadaan racun di tempat aksi dan takaran pemejanannya.

dengan keberadaan racun di tempat aksi dan takaran pemejanannya. Pada dasarnya

Pada dasarnya dalam dalam praktek toksikologpraktek toksikologi klinik, i klinik, terapi antidot terapi antidot dapat dikerjakandapat dikerjakan dengan khas. Metode khas, ialah metode yang hanya digunakan bila senyawa yang dengan khas. Metode khas, ialah metode yang hanya digunakan bila senyawa yang kemungkinan bertindak sebagai penyebab keracunan telah tersidik (pada praktikum kali kemungkinan bertindak sebagai penyebab keracunan telah tersidik (pada praktikum kali

(28)

Kalium sianida digunakan sebagai zat penyebab keracunan sedangkan natrium Kalium sianida digunakan sebagai zat penyebab keracunan sedangkan natrium nitrit dan natrium thiosulfat merupakan antidotum spesifik untuk keracunan sianida. nitrit dan natrium thiosulfat merupakan antidotum spesifik untuk keracunan sianida. Keracunan sianida sendiri berarti meningkatkan keberadaan zat beracun sianida di sel Keracunan sianida sendiri berarti meningkatkan keberadaan zat beracun sianida di sel sasaran, di mana terjadi translokasi sianida dari jalan masuk ke tempat reseptornya. Hal sasaran, di mana terjadi translokasi sianida dari jalan masuk ke tempat reseptornya. Hal ini menyebabkan perubahan sianida menjadi produk aktif yang stabil, sehingga dapat ini menyebabkan perubahan sianida menjadi produk aktif yang stabil, sehingga dapat menimbulkan gejala efek toksik mulai dari jantung berdebar, hilang kesadaran, gagal menimbulkan gejala efek toksik mulai dari jantung berdebar, hilang kesadaran, gagal nafas, kejang bahkan sampai kematian. Akibat yang ditimbulkan oleh racun sianida nafas, kejang bahkan sampai kematian. Akibat yang ditimbulkan oleh racun sianida tergantung pada jumlah paparan dan rute pemejanan. Racun ini menghambat sel tubuh tergantung pada jumlah paparan dan rute pemejanan. Racun ini menghambat sel tubuh mendapatkan oksigen sehingga yang paling terpengaruh adalah jantung dan

mendapatkan oksigen sehingga yang paling terpengaruh adalah jantung dan otak.otak.  Natrium

 Natrium tiosulfat tiosulfat sebagai sebagai antidotum antidotum bekerja bekerja dengan dengan mempercepat mempercepat perubahanperubahan sianida dengan bantuan rhodanase menjadi tiosianat [SCN] - yang bersifat kurang sianida dengan bantuan rhodanase menjadi tiosianat [SCN] - yang bersifat kurang toksik. Selain itu, tiosianat berbentuk ion sehingga dapat lebih mudah untuk toksik. Selain itu, tiosianat berbentuk ion sehingga dapat lebih mudah untuk diekskresikan. Setelah adanya percepatan eliminasi maka waktu eliminasinya menjadi diekskresikan. Setelah adanya percepatan eliminasi maka waktu eliminasinya menjadi lebih cepat (kurva eliminasi bergeser ke kiri) dan toksisitasnya juga menjadi berkurang lebih cepat (kurva eliminasi bergeser ke kiri) dan toksisitasnya juga menjadi berkurang (daerah di atas KTM menjadi lebih kecil).

(daerah di atas KTM menjadi lebih kecil).  Natrium

 Natrium nitrit nitrit bekerja bekerja dengan dengan mekanisme mekanisme hambatan hambatan bersaing bersaing (penghambatan(penghambatan distribusi). Natrium

distribusi). Natrium nitrit menghambat nitrit menghambat distribusi distribusi sianida dengan sianida dengan pembentukan pembentukan produkproduk sian methemoglobin yang kurang toksik dengan cara hambatan bersaing proses sian methemoglobin yang kurang toksik dengan cara hambatan bersaing proses metabolisme sianida. Tetapi memberikan efek samping seperti gagal ginjal, nyeri perut, metabolisme sianida. Tetapi memberikan efek samping seperti gagal ginjal, nyeri perut, mual, kemerahan dan disfungsi pada SSP.

mual, kemerahan dan disfungsi pada SSP.

Penggunaan mencit dalam praktikum kali ini harus diseragamkan, baik jenis Penggunaan mencit dalam praktikum kali ini harus diseragamkan, baik jenis kelaminnya maupun bobotnya, supaya variabel-variabel yang mempengaruhi hasil dapat kelaminnya maupun bobotnya, supaya variabel-variabel yang mempengaruhi hasil dapat di kendalikan dari awal. Hewan uji juga harus dipuasakan minimal 18 jam supaya di kendalikan dari awal. Hewan uji juga harus dipuasakan minimal 18 jam supaya  penyerapan

 penyerapan sianida sianida maupun maupun antidotum antidotum yang yang diberikan diberikan dapat dapat optimal optimal dan dan tidaktidak dipengaruhi faktor makanan.

dipengaruhi faktor makanan. Pada praktikum

Pada praktikum ini dibagi mini dibagi menjadi enjadi tujuh kelompok. tujuh kelompok. Kelompok pertama Kelompok pertama dengandengan  pemberian

 pemberian KCN KCN 0,5% 0,5% secara secara subcutan subcutan dengan dengan dosis dosis 15mg/kgBB, 15mg/kgBB, kelompok kelompok keduakedua  pemberian

 pemberian Natrium Natrium Nitrit Nitrit 1% 1% secara secara intra intra peritoneal peritoneal dengan dengan dosis dosis 20mg/kgBB,20mg/kgBB, kelompok ketiga pemberian KCN seperti pada kelompok 1 dan pemberian Natrium kelompok ketiga pemberian KCN seperti pada kelompok 1 dan pemberian Natrium  Nitrit

 Nitrit saat terjasaat terjadi sianosis, di sianosis, kelompok keempat perlakuan kelompok keempat perlakuan sama dengan kelompok sama dengan kelompok ketigaketiga dan diberi Natrium Nitrit saat terjadi kejang, kelompok kelima pemberian Natrium dan diberi Natrium Nitrit saat terjadi kejang, kelompok kelima pemberian Natrium Tiosulfat 25% secara intra peritoneal dengan dosis 1125 mg/kgBB, kelompok keenam Tiosulfat 25% secara intra peritoneal dengan dosis 1125 mg/kgBB, kelompok keenam

(29)

diberi perlakuan seperti kelompok satu dan diberi Natrium Tiosulfat saat terjadi sianosis, diberi perlakuan seperti kelompok satu dan diberi Natrium Tiosulfat saat terjadi sianosis, dan kelompok terakhir adalah kelompok ketujuh diberi perlakuan sama dengan dan kelompok terakhir adalah kelompok ketujuh diberi perlakuan sama dengan kelompok enam dan diberi Natrium Tiosulfat saat terjadi kejang.

kelompok enam dan diberi Natrium Tiosulfat saat terjadi kejang. Setelah dilakukakan seperti ketentuan kelompok masing

Setelah dilakukakan seperti ketentuan kelompok masing

 – 

 – 

  masing maka dicatat  masing maka dicatat saat timbulnya gejala sianosis, kejang, gagal nafas , dan kematian. Lalu dibuat tabel saat timbulnya gejala sianosis, kejang, gagal nafas , dan kematian. Lalu dibuat tabel  purata

 purata waktu waktu timbulnya timbulnya keracunan keracunan serta serta dilakuakan dilakuakan analisis analisis data data dengan dengan caracara  perhitungan

 perhitungan anava. anava. Pehitungan Pehitungan dimulai dimulai saat saat pemberian pemberian ketika ketika sianosis sianosis dan dan pemberianpemberian saat kejang

saat kejang

Setelah dihitung menggunakan uji anava 1 jalan pada pemberian saat sianosis Setelah dihitung menggunakan uji anava 1 jalan pada pemberian saat sianosis ternyata

ternyata ada perbeada perbedaan pada daan pada masing-masing kelompmasing-masing kelompok. ok. Dari masing-masing Dari masing-masing gejalagejala tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antar kelompok. Hal ini tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antar kelompok. Hal ini dimungkinkan saat pemberian Natrium Nitrit maupun Natrium Thiosulfat terlambat saat dimungkinkan saat pemberian Natrium Nitrit maupun Natrium Thiosulfat terlambat saat sianosis ataupun saat kejang karena kurung waktu antara keduanya sangat singkat. sianosis ataupun saat kejang karena kurung waktu antara keduanya sangat singkat. Sehingga tujuan awal untuk mencegah terjadinya keracunan lebih lanjut agar tidak Sehingga tujuan awal untuk mencegah terjadinya keracunan lebih lanjut agar tidak terjadi kematian pada hewan uji tidak mengalami keberhasilan.

terjadi kematian pada hewan uji tidak mengalami keberhasilan.

VIII.

VIII. KESIMPULANKESIMPULAN

Dari percobaan yang sudah dilakukan, didapatkan kesimpulan, yaitu : Dari percobaan yang sudah dilakukan, didapatkan kesimpulan, yaitu : 1.

1. Tujuan terapi antidot ialah untuk membatasi intensitas efek toksik racun, sehinggaTujuan terapi antidot ialah untuk membatasi intensitas efek toksik racun, sehingga  bermanfaat untuk mencegah timbulnya efek b

 bermanfaat untuk mencegah timbulnya efek berbahaya selanjutnya.erbahaya selanjutnya. 2.

2. Dari hasil perhitungan uji anava, didapat kesimpulan bahwa antara natrium nitrit danDari hasil perhitungan uji anava, didapat kesimpulan bahwa antara natrium nitrit dan natrium thiosulfat tidak menunjukkan perbedaan yang cukup berarti untuk natrium thiosulfat tidak menunjukkan perbedaan yang cukup berarti untuk menawarkan racun sianida.

menawarkan racun sianida. 3.

3. Pemberian natrium Pemberian natrium nitrit lebih nitrit lebih efektif efektif diberikan saat diberikan saat terjadi efek terjadi efek sianosis karenasianosis karena dilakukan penghambatan pada saat fase absorbsi pada keracunan sianida. Sedangkan dilakukan penghambatan pada saat fase absorbsi pada keracunan sianida. Sedangkan untuk efek kejang lebih efektif dengan pemberian antidotum natrium thiosulfat untuk efek kejang lebih efektif dengan pemberian antidotum natrium thiosulfat dibanding natrium nitrit.

dibanding natrium nitrit.

IX.

IX. DAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKA 

 Depkes. 1995.Depkes. 1995. Farmakope Indonesia IV. Farmakope Indonesia IV. Jakarta: Depkes RI Jakarta: Depkes RI

Donatus, I.A. 2001.

(30)

 Olson, K. R. 2007.Olson, K. R. 2007. Poisoning and  Poisoning and Drug Drug Overdose Overdose 2nd 2nd editionedition. USA: Prentice-Hall. USA: Prentice-Hall

International Inc International Inc

 Priyanto. 2007.Priyanto. 2007. Toksisitas Obat, Zat Kimia dan Terapi AntidotumToksisitas Obat, Zat Kimia dan Terapi Antidotum. Jakarta: Leskonfi. Jakarta: Leskonfi

Mengetahui,

Mengetahui, Semarang, Semarang, 11 11 Juni Juni 20142014

Dosen Pengampu

Dosen Pengampu PraktikanPraktikan

Ika

Ika Puspitaningrum, Puspitaningrum, M.Sc.,Apt M.Sc.,Apt Farida Farida Yunisa Yunisa L. L. (1041211065(1041211065))

Chilmia

Chilmia N. N. Fatiha, Fatiha, S.Farm,.Apt S.Farm,.Apt Finia Finia Deviacita Deviacita (1041211068(1041211068))

Hananti

Hananti Febriani Febriani P P (1041211071)(1041211071)

Indah

Indah Hari Hari Utari Utari (1041211080)(1041211080)

LAMPIRAN LAMPIRAN

A.

(31)

C

C stok stok KCN KCN = = = = 1,023 1,023 mg/mlmg/ml

Vp

Vp = = = = 0,5 0,5 mlml

Larutan

Larutan = = 0,5 0,5 ml ml x x 25 25 mencit mencit = = 12,5 12,5 ml ml = = 25 25 mlml

KCN KCN = = 1,023 1,023 mg mg / / ml ml x x 25 25 ml ml = = 25,575 25,575 mgmg (± 5% = 24,296 (± 5% = 24,296

 – 

 – 

 26,85375 mg) 26,85375 mg) Data Penimbangan Data Penimbangan Berat

Berat kertas kertas + + zat zat = = 27,2861 27,2861 gg

Berat

Berat kertas kertas + + sisa sisa = = 0,27,2600 0,27,2600 gg

Zat

Zat = = 0,0261 0,0261 g g = = 26,1 26,1 mgmg

C

C stok stok KCN KCN sebenarnya sebenarnya = 26,1 = 26,1 mg mg / / 25 25 ml ml = = 1,044 1,044 mg/mlmg/ml

B.

B. Larutan Natrium Nitrit (dosis 20 Larutan Natrium Nitrit (dosis 20 mg/kgBB)mg/kgBB)

Dosis

Dosis mencit mencit terbesar terbesar = = x x 34,1g 34,1g = = 0,682 0,682 mgmg

C

C stok stok KCN KCN = = = = 1,364 1,364 mg/mlmg/ml

Vp

Vp = = = = 0,5 0,5 mlml

Larutan

Larutan = = 0,5 0,5 ml ml x x 25 25 mencit mencit = = 12,5 12,5 ml ml = = 25 25 mlml

 Na.Nitrit  Na.Nitrit = 1,364 mg/ml x 25 = 1,364 mg/ml x 25 ml = 34,1 mgml = 34,1 mg (± 5% = 32,395 (± 5% = 32,395

 – 

 – 

 35,805 mg) 35,805 mg) Data Penimbangan Data Penimbangan Berat

Berat kertas kertas + + zat zat = = 0,5529 0,5529 gg

Berat

(32)

C stok NaNO

C stok NaNO22 sebenarnya= 34,2 mg / 25 ml = 1,368 mg / ml sebenarnya= 34,2 mg / 25 ml = 1,368 mg / ml

C.

C. Larutan Natrium Tiosulfat (dosis 1125 mg/kgBB)Larutan Natrium Tiosulfat (dosis 1125 mg/kgBB)

Dosis

Dosis mencit mencit terbesar terbesar = = x x 34,1 34,1 g g = = 38,3625 38,3625 mgmg

C

C stok stok KCN KCN = = = = 76,725 76,725 mg/mlmg/ml

Vp

Vp = = = = 0,5 0,5 mlml Larutan

Larutan = = 0,5 0,5 ml ml x x 25 25 mencit mencit = = 12,5 12,5 ml ml = = 25 25 mlml  Na.Tiosulfat  Na.Tiosulfat = 76,725 mg/ml x 25 = 76,725 mg/ml x 25 ml = 1918,125 mml = 1918,125 mgg (± 5 % = (± 5 % = 1822,221822,22

 – 

 – 

 2014,03 mg) 2014,03 mg) Data Penimbangan Data Penimbangan Berat

Berat kertas kertas + + zat zat = = 2,4258 2,4258 gg Berat

Berat kertas kertas + + sisa sisa = = 0,5375 0,5375 gg Zat

Zat = = 1,9153 1,9153 g g = = 1915,3 1915,3 mgmg C stok Na Tio

Referensi

Dokumen terkait

efek toksik setelah pemberian sediaan uji secara berulang selama waktu yang.. panjang, untuk menetapkan tingkat dosis yang tidak menimbulkan

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari mekanisme efek toksik zat warna azo turunan o-dianisidin terhadap Saccharomyces cerrevisae serta pengaruh sifat fisika kimia-nya

Intoksikasi (keracunan) adalah masuknya zat atau senyawa kimia dalam tubuh manusia yang menimbulkan efek merugikan pada yang menggunakannya.. Istilah peptisida pada

- Tujuan uji toksisitas subkronis oral adalah untuk memperoleh informasi adanya efek toksik zat yang tidak terdeteksi pada uji toksisitas akut ; informasi kemungkinan adanya efek

Hepatotoksin merupakan zat yang mempunyai efek toksik pada hati dengan dosis berlebih atau diberikan dalam jangka waktu lama sehingga dapat menimbulkan kerusakan hepar akut,

Telah lama diamati bahwa sejumlah racun menimbulkan efek biologis yang khas. Konsep zat “reseptor” sebagai tempat kerja zat kimia, pertama kali dikemukakan oleh John N. Dia

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Intoksikasi / keracunan adalah masuknya zat / senyawa kimia dalam tubuh manusia yang menimbulkan efek

Telah lama diamati bahwa sejumlah racun menimbulkan efek biologis yang khas. Konsep zat “reseptor” sebagai tempat kerja zat kimia, pertama kali dikemukakan oleh John N. Dia