• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEPEDA FIXIE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SEPEDA FIXIE"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

SEPEDA FIXIE SEPEDA FIXIE

A.

A. PendahuluanPendahuluan

B

(2)

C

C.. Pemilihan MaterialPemilihan Material

Dalam pembuatan sepeda fixie maka yang terpenting dalam pemilihan part dan materialnya Dalam pembuatan sepeda fixie maka yang terpenting dalam pemilihan part dan materialnya adalah diutamakan berbahan ringan, se

adalah diutamakan berbahan ringan, sederhana, biaya relatif derhana, biaya relatif murah, dan tahan murah, dan tahan dijalanan kota (citydijalanan kota (city  bike)

 bike)..

1

1.. Frame & Fork Frame & Fork  Type

Type : : Track Track fixie fixie road road bike bike frame frame with with fork fork  Material :

Material :AAlumunium 6061lumunium 6061 Weight

Weight : : 2,4kg2,4kg Size

Size : : 56 56 cmcm

A

Ada beberapa bahan yang biasanya digunakan dalam pembuatan frame ataupun fork da beberapa bahan yang biasanya digunakan dalam pembuatan frame ataupun fork  sepeda, yaitu

sepeda, yaitu steel  steel (baja),(baja), alloyalloy (alumunium),(alumunium), carboncarbon fiber  fiber (serat karbon), dan titanium(serat karbon), dan titanium.. JamanJaman dahulu, baja merupakan bahan yang paling sering digunakan pada bahan dasar sepeda

(3)

merupakan bahan yang kaku, memiliki kekerasan yang baik, dan berat sehingga biasanya didesain dengan diameter tube yang kecil. Baja juga merupakan bahan yang mudah timbul karat.Tidak  flexiblenya bahan ini menyebabkan baja mulai ditinggalkan di dunia industry.

Sedangkan alasan pemakaian alumunium (alloy) pada sepeda fixie adalah: 1. Mudah dibentuk .

2. R ingan namun kuat. 3. Murah.

4. Sulit berkarat.

 Namun material alumunium(alloy) juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain adalah: 1. K urang kaku, sehingga harus menggunakan tube yang besar . R esiko terbentur dan

rusak besar .

2. Sulit diperbaiki dan diluruskan kembali. 3. Memiliki kekuatan yang dapat lelah.

2. Wheel Set (ims , Spoke, dan Hub)

Type : State Bicycle- 700c Fixed Gear Wheel Set Material : Spoke ( Stainless Steel 14 gauge)

ims ( Double wall Alloy ) Weight : 15 kg

Size : Spacing: front 100mm/ rear 120mm Axle length: front 137mm/ rear 163mm

Di dalam wheel set sebuah sepeda ada 3 part utama, yaitu rims, hub dan spoke. Hub merupakan bagian tengah dari sebuah roda sepeda, bagian hub inilah yang nantinya menghubungkan spoke (jeruji) dengan rim dan wheel set dengan frame sepeda. Material yang digunakan untuk hub biasanya steel dan alumunium.

(4)

3. Tires

Types :

Material : Synthetic rubber  Weight :

Size : 29 inch

karet ban yang terbuat dari bahan dan bidang kontak yang didesain secara khusus untuk  mendapat traksi dan daya tahan yg diinginkan.

Aluminium alloy / scandium / magnesium : kaku; ringan, relatif murah tergantung teknologi alloy & butted-nya

4. Stem

Types :

Material :Alumunium alloy Weight :

Size :

  batang penghubung handle bardenga head tube atau steering tube, dengan panjang dan sudut yang variasai tergantung pada tinggi pemakainya.

Aluminium alloy / scandium / magnesium : kaku; ringan, relatif murah tergantung teknologi alloy & butted-nya

5. Handlebar  Types :

Material :Alumunium alloy

Size :

 bantalan horizontal yang berguna sebagai alat kemudi dan terpasang pada stem.

Aluminium alloy / scandium / magnesium : kaku; ringan, relatif murah tergantung teknologi alloy & butted-ny

(5)

6. Pedal & Crankarm Types :

Material : Plastic (pedal), Alumunium alloy (crankarm) Weight :

Size : Panjang Crankarm = 170 mm

Crankarm sepeda adalah Lengan ayun yang satu ujungnya terhubung dengan Bottom Bracket dan ujung lainnya menjadi tempat dipasangnya pedal pengayuh. Fungsinya adalah penghubung antara poros dan engkol, sehingga pada saat pedal dikayuh akan menghasilkan gerak putar dari gerigi ke roda sepeda.

7. Handle grip Types :

Material : Synthetic rubber  Weight :

Size :

karet yang berfungsi mempermudah pegangan agar tidak slip pada handel bar dan berguna mengurangi getaran. 8. Chain Types : Material : Steel Weight : Size : Width = 1/8´ Lenght = Disesuaikan

rantai yang menghubungkan chainring dan cassette dan berguna menyalurkan daya dari pedal ke roda belakang.

9. Sadel

Types :

Material : Synthetic leather, Foam, alloy Weight :

(6)

  bantalan duduk ketika mengayuh sepeda sehingga tetap terasa nyaman dan mengurangi kelelahan

10. Chainring

Type :

Material :Alumunium alloy Weight :

Size : 3/32" (2.38 mm)

  piringan logam bergerigi disekelilingnya sebagai dudukan rantai, terletak dibagian tengah sepeda.

Aluminium alloy / scandium / magnesium : kaku; ringan, relatif murah tergantung teknologi alloy & butted-ny

(7)

PROSES MANUFAKTUR 

1. Rangka Sepeda

angka sepeda dibuat dari pipa aluminium alloy, pipa ini dibuat dengan caraeamless  pipe yaitu dibuat dengan cara menusuk batang baja yang mendekati suhu cair (disebut   billet) dengan menggunakan sebuah mandrel yang mana pipa ini tidak memiliki

(8)

1.2.Manufaktur angka Sepeda 1. Proses Pemotongan

Proses pemotongan merupakan proses awal pembuatan frame sepeda yang berasal dari   bahan baku utama yang merupakan lonjoran pipa. Proses pemotongan menggunakan

empat jenis mesin yaitu : Mesin potong Taiwan, Mesin Bubut, mesin Gergaji dan Mesin Mory. Proses ini bertujuan untuk memotong selonjoran pipa menjadi pipa dengan  bentuk dan ukuran tertentu. Proses pemotongan terjadi pada:

Pipa Leher, Pipa Palang Atas, Pipa Palang Bawah, Pipa Tegak, Pipa Bracket Shell, Pipa SupitanAtas, Pipa Supitan Bawahanan daniri

1.3 Proses Pemesinan

1. Proses Tekuk atau Bending: proses untuk membengkokan pipa sesuai dengan  bentuk dan spesifikasi tertentu.

2. Proses Jross: proses untuk mencuil atau mnegeruk salah satu atau kedua ujung dari dua buah atau lebih pipa yang akan disambungkan dengan pipa lain sehingga   berbentuk setengah lingkaran. Tujuannya adalah agar kedua atau lebih pipa yang akan disambungkan tersebut dapat tepat melekat pada waktu digabungkan menggunakan alat las.Proses pengerjaan pada :

a. Pipa SupitanAtas

Proses ini bertujuan untuk mengerik/mencuil ujung atas dari bagian Pipa Supitan atas sehingga berbentuk setengah lingkaran agar dapat dengan tepat melekat pada pipa tegak ketika kedua pipa tersebut digabungkan dengan menggunakan las

 b. Pipa Supitan Bawah

Proses ini bertujuan untuk mengerik/mencuil ujung depan dari bagian Pipa Supitan Bawah sehingga berbentuk setengah lingkaran agar dapat dengan tepat melekat pada Pipa Bracket Shell ketika kedua pipa tersebut digabungkan dengan menggunakan las

(9)

Proses ini bertujuan untuk mengerik/mencuil ujung bawah dari bagian Pipa Tegak sehingga berbentuk setengah lingkaran agar dapat dengan tepat melekat   pada Pipa Bracket Shell ketika kedua pipa tersebut digabungkan dengan

menggunakan las d. Pipa PalangAtas

Proses ini bertujuan untuk mengerik/mencuil ujung bagian atas maupun bawah dari bagian Pipa Palang Atas sehingga berbentuk setengah lingkaran agar dapat dengan tepat melekat pada Pipa Tegak dan Pipa Leher ketika ketiga pipa tersebut digabungkan dengan menggunakan las

e. Pipa Palang Bawah

Proses ini bertujuan untuk mengerik/mencuil ujung bagian atas maupun bawah dari bagian Pipa Palang Bawah sehingga berbentuk setengah lingkaran agar  dapat dengan tepat melekat pada Pipa Bracket Shell dan Pipa Leher ketika ketiga pipa tersebut digabungkan dengan menggunakan las.

3. Proses Cuil: seperti Proses Jross tetpai pada proses Cuil ini bagian yang dihilangkan lebih sedikit. ProsesCuil pada pengerjaan:

a. Pipa Palang Bawah

Proses ini bertujuan untuk mengerik/mencuil sebagin kecil dari ujung bagian   bawah Pipa Palang Bawah agar dapat tepat melekat pada Pipa Tegak ketika kedua pipa tersebut digabungkan pada Pipa Bracket Shell dengan menggunakan las.

4. Proses Tepos Ban: proses untuk membuat suatu kedalaman pada bagian tertentu dari Pipa Supitan Bawah agar putaran roda tidak bersinggungan dengan Pipa Supitan Bawah.Proses berlangsung pada: Pipa Supitan Bawah.

5. Proses Plong: Proses melubangi pipa tanpa menggunakan mesin bor tetapi menggunakan mesih hidrolis.Proses Plong pada pengerjaan:

a. Pipa Leher 

Proses ini bertujaun untuk melubangi Pipa Leher sebanyak dua buah, satu di tempat sambungan Pipa Leher dengan Pipa Palang Atas, dan satunya lagi di tempat sambungan Pipa Leher dengan Pipa Palang Bawah. Tujuannya sebagai

(10)

lubang air . Yang dimaksud lubang air yaitu lubang yang dibuat agar tidak  terdapat sekat antar pipa

 b. Pipa Tegak 

Bertujuan untuk melubangi Pipa Tegak sebanyak dua buah, satu di tempat sambungan Pipa Tegak dengan Pipa Palang Atas, dan satunya lagi di tempat sambungan Pipa tegak dengan Pipa Supitan Atas. Tujaunnya sama yaitu sebagai lubang air .

c. Pipa Bracket Shell

Tujaunnya untuk melubangi Pipa Bracket Shell sebanyak tiga buah, yaitu satu di tempat sambungan Pipa Bracket dengan Pipa Tegak, satu di tempat sambungan pipa Bracket dengan Pipa Palang Bawah, satu di sambungan Pipa Bracket dengan Pipa Supitan Bawah.Tujuannya sebagai lubang air .

6. Proses Bubut: proses potong dengan menggunakan mesin bubut, tujuannya unruk  mendapatkan hasil potong yang halus atau bertujuan untuk menghaluskan bagian  permukaan pipa yang kasar .Proses bubut pada pengerjaan:

a. Pipa Leher dan Pipa Bracket Shell

Tujuan untuk menghaluskan potongan pipa bagian dalam maupun luar dari kedua ujung bagian pipa.

7. Proses Cemet (Punch): proses pemberian tekanan pada pipa untuk mendapatkan   bentuk oval dari pipa. Proses ini menggunakan Mesin Punch. Proses ini  berlangsung pada: Pipa Palang Bawah

8. Prosesop: proses untuk sedikit melebarkan ujung-ujung suatu pipa sehingga agak  membuka dengan maksud supaya pipa lain yang akan disambungkan dengan pipa tersebut akan mudah masuk .Proses ini berlangsung pada:

a. Pipa Leher 

Untuk sedikit melebarkan ujung atas maupun ujung bawah dari Pipa Leher  sehingga agak membuka. Tujuannya untuk mengkop kan bagian atas dari Pipa Leher adalah agar mudah dimasukkan head part  untuk stang sepeda, sedangakan tujuan bagain bawah Pipa leher di kop-kan adalah agar mudah dimasukkanhead part untuk garpu sepeda

(11)

9. Proses Belek: proses untuk menghilangkan sebagian kecil dari suatu pipa dengan

maksud agar pipa tersebut dapat dibuat mengecil dengan cara di cemet.Pipa i cemet

setelah pipa lain dimasukkan kedalamnya. Tujuannya supaya kedua pipa tersebut

dapat melekat sempurna setelah dipasangi baut.Proses ini berlangsung pada:

a. Pipa Tegak 

Tujuannya sepaya Pipa Tegak bagian atas dapat dibuat mengecil agar kedua   buah cincin dapat menyatu setelah dicemet sehingga dapat dipasangi baut

untuk menyatukan Pipa Tegak dengan pen sadel.

10. Proses Pemasanganlem Pen Sadel: untuk memasangkan klem yang berbentuk 

cincin pada Pipa Tegak dengan maksud untuk meyatukan Pipa Tegak dengan Pen Sadel

1.4 Proses Pengelasan: Proses Penggabungan pipa menjadi frame sepeda.

1. Proses Las Pen: penggabungan pipa yang bersidat sementara yang dilakukan

dengan cara menandai titik-titik tertentu yang akan di las. Proses ini berlangsung

 pada:

a. Pipa Tegak 

Proses ini bertujaun untuk menyatukan Pipa Tegak yang telah dipasangi klem dengan pen sadel. Las yang digunakan di sini adalah Lasuningan yang

 bersifat permanen.

 b. Pipa PalangAtas

Bertujuan unutk memasangkan cable guide pada Pipa Palang Atas sebagai

tempat melekatnya kabel rem.

c. Pipa Palang Bawah

Bertujaun untuk menyambung Pipa Palang Bawah dengan Cable Stopper . Cable Stopper berbentuk pipa kecil dengan salah satu bagian ujung yang

menyempit yang ditempelkan pada Pipa Palang Bawah dan merupakan tempat melekatnya kabel rem.

(12)

Proses ini bertujuan untuk menggabungkan Pipa Supitan atas dan Pipa Supitan Bawah dengan menggunaka Las Pen yang bersifat sementara

e. Penggabungan Pipa Leher, Pipa Tegak, Pipa Palang Atas, Pipa Palang Bawah dan Pipa Bracket Shell=A2

f . Penggabungan A1 danA2

2. Proses Lasuningan: proses penggabungan pipa yang bersifat permanen dan  biasanya dilakukan setelah proses las pen. K arena menggunakan batangan kuningan sebagai sebagai bahan dasar maka disebut las kuningan. Hasil pengelasan dengan mengguanakn las kuningan lebih rapi daripada las CO2meskipun kedua jenis las ini

sama-sama bersifat permanen, karena itu untuk pengelasan pada bagian luar dari  bagian-bagian frame yang akan digabungkan lebih baik menggunakan las kuningan sehingga tidak merusak penampilan pada frame sepeda. Proses las kuningan pada  pengerjaan:

a. Pipa Supitan Bawah

Bertujuan untuk memperkuat penyambungan cable guide dengan pipa supitan  bawah yang telah dilas pen

 b. Pipa PalangAtas

Bertujuan untuk memperkuat penyambungan cable guide dengan Pipa Palang Atas yang telas di las pen.

c. Pipa Palang Bawah

Bertujaun untuk memperkuat penyambungan cable stopper dengan Pipa Palang Bawah yang telah di las pen

3. Proses Las CO2: hampir sama dengan las kuningan yang merupakan las yang

  bersifat permanen, yang dilakukan setelah proses las pen. Namun karena menggunakan gas CO2sebagai bahan dasar las maka disebut las CO2.LasCO2lebih

kuat dari las kuningan namun hasilnya tidak serapi las kuningan, karena itu las CO2

dilakukan dibagian dalam pipa sehingga tidak merusak penampilan frame sepeda, Proses pengerjaan berlangsung pada:

a. Penggabungan Pipa Supitan atas dan Pipa Supitan Bawah= A1, las CO2

(13)

 b. Penggabungan Pipa Leher, Pipa Tegak, Pipa Palang Atas, Pipa Palang Bawah

dan Pipa Bracket Shell=A2 lasCO2dilakukan setelah las pen c. Penggabungan A1 danA2 lasCO2dilakukan setelah las pen

4. Proses Lemer: proses penghalusan bagian dalam dari pipa dengan menggunakan

mesin bor (drilling). Proses ini tidak selalu dulakukan dan hanya dilakukan bila

terjadi kesalahan/cacat pada waktu penggabungan pipa dengan las dimana ada   bagian pipa lain yang tembus pada pipa yang digabungkan sehingga jika tidak 

dihaluskan akan menghalangi masuknya bagian lain pada pipa tersebut. Proses ini

 beralngsung pada:

a. Penggabungan A1 danA2

5. Proses Pos Pating: proses pembersihan frame dari kotoran dan sis-sisa minyak yang

melekat selama proses dengan memakai larutan asam (HCl). Proses ini berlangsung

selama beberapa jam, setelah itu dikeringkan.

2. Wheelset

Wheel terdiri dari 2 (dua) bagian,yaitu Tyre/ban dan Velg/rim 1. Ban

Material bahan untuk membuat ban terdiri dari karet, tetapi memiliki perbedaan didalamnya. Perbedaan tersebut ada 2 (dua) tipe, yaitu :

a. K vlar 

Bahan ini terbuat dari serat nylon yang sangat kuat dan bahan ini memungkinkan ban luar dilipat lipat/digulung dan bobotnya pun jadi ringan. Bahan ini lebih mahal.

 b. K awat baja/biasa

  ban sepeda umumnya sisi dalamnya terdapat serat baja yang berat dan kuat.

Sayangnya bahan ini jika dilipat akan tidak bisa kembali dan membekas.

Proses pembuatan ban adalah :

a.Proses pembuatan ban dimulai dari berbagai macam bahan baku, zat warna, bahan

(14)

  pencampuran dari bahan karet alam, minyak, bahan karbon, zat warna, anti-oksidan, Akselerator dan bahan kimia lainnya, yang menghasilkan bahan yang disebut compound.

Campuran bahan bahan tersebut dicampur dalam blender raksasa yang disebut mas

Banbury yang dioperasikan dalam suhu dan tekanan yang sangat tinggi. Bahan campuran berwarna hitam, lembek & panas tersebut di proses dalam blender raksasa secara berulang kali.

 b. K emudian setelah bahan campuran karet didinginkan, proses selanjunya adalah proses   pemilahan berbagai macam compound menurut jenis dan peruntukannya, mulai dari

compound untuk dinding-samping, telapak ban sampai bagian ban lainnya. Dalam tahap ini juga dilakukan pelapisan benang dengan karet yang nantinya dipakai sebagai "tulang"  ban. Dari gulungan benang raksasa tersebut seperti halnya bahan compound juga akan dibuat menjadi bermacam-macam bahan untuk keperluan setiap bagian dari ban. Beragam benang dipakai seperti polyester, rayon atau nylon. Pada umumnya untuk ban mobil penumpang sekarang telah memakai benang polyester .

c. K omponen lainnya berbentuk gulungan disebut bead yang terbuat dari kawat baja high-tensile yang berfungsi sebagai pelindung ban terhadap tekanan velg mobil. K awat baja tersebut dilapisi dengan karet kemudian digulung dan diikat untuk selanjuntnya disatukan dengan bagian ban lainnya. Ban radial dibuat pada satu atau dua mesin untuk  membuat innerliner atau lapisan karet sintentis khusus pada bagian dalam ban tipe tubeless yang berfungsi mencegah angin agar tidak dapat keluar .

d. Selanjutnya proses pembuatan dua lapisan benang cord, dua lapisan karet A  pex untuk  melapisi bead dan sepasang lapisan chafer yang melindungi daerah bead terhadap tekanan velg mobil. Bahan-bahan untuk ban radial tersebut akan disatukan secara teliti dan akurat didalam mesin tire building sebelum kemudian menuju ke mesin cetak atau mold.

e. Pada proses pembuatan ban di bagian mesin tire bulding selanjutnya ditambahkan sabuk  kawat baja yang berfungsi melapisi dan melindungi ban terhadap tusukan & benturan serta ban agar dapat menapak rata di permukaan jalan. Telapak ban adalah bagian terakhir yang kemudian disatukan dalam proses ini. Setelah kemudian mesin tire bulding

(15)

akan menyatukan bagian bagian ban tersebut menjadi satu secara otomatis, maka jadilah  ban yang belum di masak yang disebut green tire.

f . Proses pembuatan ban berakhir di mesin cetak untuk dimasak atau yang yang disebut

  proses vulkanisasi. Proses ini akan mencetak pola telapak ban dan tulisan pada

dinding-samping seperti nama ban & pembuat ban dan juga tulisan tulisan yang berkenaan dengan peraturan hukum. Ban tersebut dimasak selama 12 sampai 25 menit dalam

temperature lebih dari 150 derajat celcius tergantung dari ukuran ban. Setelah mesin

cetak terbuka maka keluarlah ban jadi yang kemudian menuju conveyor panjang untuk   proses pemeriksaan terakhir .

g. Jika dalam pemeriksaan terakhir ditemukan kesalahan atau kerusakan maka ban tersebut

akan ditolak . Beberapa kerusakan dapat ditemukan oleh para inspektor yang terlatih, sisa

kerusakan lainnya akan ditemukan oleh mesin khusus. Pemeriksaan tidak hanya

dilakukan terhadap permukaan ban saja, beberapa ban akan dibawa menuju alat X-ray untuk diperiksa apakah ada kesalahan atau kerusakan pada bagian dalam ban. Selain itu,

  petugas quality control secara berkala akan memotong ban secara acak untuk diperiksa dan dipelajari setiap detil bagian ban untuk memastikan unsur performa, kenyamanan dan keamanannya.

h. Itulah proses dimana semua bagian ban disatukan mulai dari telapak & dinding-samping

 ban, benang, dan kawat baja. A papun itu, pada dasarnya bahan pokok ban adalah sama

yaitu kawat baja, benang, karet ditambah oleh proses kerja keras, keseriusan, desain dan rekayasa yang matang.

2. Velg

Material bahan yang digunakan untuk membuat velg terdiri dari bahan aluminium dan besi  biasa. Dan pada velg juga terdapat Spoke/Jeruji. Jeruji terbuat dari besi atau stainless steel.

Yang bagus ada yang terbuat dari stainless steel karena tidak berkarat.

Proses pembuatan velg :

Proses forging : alloy 6061 ini masuk tahap tempa untuk dibentuk velg secara kasar .

Metodenya beragam, tapi pada umumnya menggunakan closed-dies (cetakan/moulding khusus) secara presisi. Proses forging pun tidak berlangsung sekali. Dapat bentuk kasar,

(16)

dilanjutkan pembentukan melalui proses spin forging agar didapat bentuk lebih presisi dengan kekonsentrisan yang tepat.

Seni potong dan finishing : Pembentukan secara presisi dituntaskan lewat mesin C NC yang

  berkolaborasi dengan perangkat lunak 3D, kayak AutoCAD, Catia hingga SolidWorks. Itupun harus disimulasikan sebelumnya dengan FEA (finite element analysis) untuk 

menggambarkan titik kekuatan desain dan balancing yang didapat, bisa pakai MSC Patran

atau SMC Superforge Simulator . Memang rumit. Justru disinilah seni sebuah velg forged

dilahirkan. Melalui C NC multi-axis (4, 5 bahkan 6 axis) pemotongan, kemampuannya ini

dijadikan tolok ukur kualitas suatu hasil produk terhadap detail desain, bobot, konsentrisan (ketepatan sumbu), hingga kestabilan terhadap getaran. Setelah selesai proses pemotongan

maka selanjutnya masuk pada proses finishing untuk membentuk velg yang bagus.

3. Tire

3.1 Proses Bahan Baku Awal ( Raw Material )

Material yang digunakan antara lain Natural dan S  ynt hetic Rubber , Carbon Black,

Silica, Zinc Oxide, Sulfur, Oli, dan beberapa material kimia lain. Pada tahap awal, proses

yang dilakukan adalah pencampuran  Natural &S  ynt hetic Rubber dengan Ingredient yang

sebelumnya sudah ditimbang sesuai dengan berat yang ditentukan pada spesikasi produk  yang ingin dibentuk . K emudian diberikan tambahan Carbon dan Oli pada saat material

tersebut masuk kedalam mesin Banburry. Dalam mesin tersebut terdapat alat yang

  berfungsi untuk menggiling campuran menjadi lapisan yang disebut compound . Sebelum

compound tersebut disusun pada rak, terlebih dahulu melewati proses pendinginan dan diberi cairanad hesive agar compound tersebut tidak lengket setelah tersusun.

3.2 Proses Semi Manufaktur 

Pada proses semi Manufaktur ini terdapat berbagai macam tahapan ± tahapan

untuk membuat bagian ± bagian dari ban, seperti :-  Bead Wire & Bead Assy pada proses

Bead wire, material yang digunakan adalah kawat baja yang kemudian dibalut dengan compound  khusus dengan menggunakan mesin yang menghasilkan komponen yang dinamakan bead ring , bead tersebut kemudian diproses lagi untuk dicelupkan kedalam

(17)

cairan agar jalinan antara kawat dan compound tidak terlepas dan kemudian diberi tanda kode produksi sesuai urutan warna. Setelah bead selesai diproses, bead tersebut kemudian

dikirm ke bagian Bead Assy, yaitu perakitan dari bead wire atau bead ring dengan bead  filler yang dihasil dari mesin extruder 90 yang berfungsi sebagai bahan pelindung terhadap

gesekan Sedangkan tread (telapak ban) adalah bagian penting yang menentukan bagaimana

traction, breaking , kenyamanan berkendara, batas pemakaian ban, anti slip, penanganan dan kestabilan ban, daya cengkram jalan, daya cengkram pada saat berbelok, melindungi   bagian-bagian dalam ban dan untuk menyibak air karena tread merupakan bahan yang

kontak langsung dengan jalan. Hasil akhir lain dari proses di mesin Extruder yaitu  filler 

yang berfungsi sebagai pengisi ruang kosong diatas bead, juga sebagai penambah kekuatan

 pada kontak area pelek (rim) dengan ban. \

3.3 Calender 

Proses aplikasi lain adalah untuk pembuatan material  ply & steel belt, JL B & cap  ply. A plikasi tersebut dibentuk oleh mesin Calender dengan bahan dasar benang (polyester 

dan nylon) juga steel cord. Polyester maupun nylon yang akan diproses, sebelumnya harus

melalui proses pelebaran terlebih dahulu agar material tersebut terbuka untuk kemudian di

masukan ke dalam oven dengan suhu 160°Cagar pada saat diberikan compound dan

bahan- bahan seperti polyester, nylon, dan steel cord dapat merekat dengan sempurna.

3.4 Ply Cutting 

Proses cutting ini merupakan proses lanjutan dari mesin Callender, hasill akhir dari

  proses ini biasa disebut dengan Ply dan Cap Ply. Ply merupakan lembaran material yang

terdiri dari Polyester, Nylon, dan compound yang telah diproses sebelumnya dalam bentuk 

gulungan panjang di mesin Calender yang kemudian di potong ± potong untuk merubah

arah atau sudut benang dari 0° menjadi 90°. Ply berfungsi sebagai carcass atau kerangka

untuk menahan, membentuk system suspensi dan beban banmantara rim flange dengan

material disekitar bead, juga berfungsi untuk memperkuat daerah sekitar bead dan memantapkan duduknya rim pada ban sehingga angin tidak keluar . Proses perakitan ini

(18)

terdiri dari dua cara, pertama dengan masih menggunakan tenaga manusia dan kedua dengan menggunakan tenaga mesin yang berteknologi tinggi.

3.5 Extruder 

Mesin Extruder yang dimiliki saat ini berjumlah 4, diantaranya adalah Extruder  Simplex, yaitu mesin dengan sistem 1 tabung (one tuber ) yang berfungsiuntuk membuat filler . Selain itu terdapat juga mesin Extruder Duplex, dengansistem 2 tabung (two tuber ),

Extruder Triplex, dengan sistem 3 tabung (t hreetuber ), Extruder Quadroplex, dengan sistem

4 tabung (  four tuber ) dimana ketigamesin tersebut berfungsi untuk membuat side wall di

tread . Hasil akhir dari tahapan ini adalah  side wall , tread dan filler . S ide wall merupakan

salah satu bagian ban yang berfungsi sebagai pelindung terhadap benturan dari arah samping atau serempetan, bahan untuk menambah fleksibilitas ban, lapisan karet   pembungkus carcass dari shoulder area ke rim cushion dan bead  area, berfungsi untuk 

fashion jika dihias dengan white ribbon atau white letter , penahan tekukan untuk beban

  berat, daya tahan lama dan tahan retakan dan juga berfungsi untuk kekerasan dan keempukan radial Sedangkan Cap Ply merupakan lembaran material yang terdiri dari nylon

dan compound yang dipotong ± potong menjadi beberapa bagian di mesin TTO. Cap Ply

 berfungsi sebagai bahan untuk mempertahankan bundar ban waktu berjalan, meredam suara  bising dari steel belt, membuat nyaman, dan untuk memperkecil rolling resistance.

3.6 Cushioning 

Prinsip kerja proses ini hampir sama dengan proses kerja di bagian Mesin Extruder, namun berbeda pada hasil yang dihasilkan. Mesin Cushion khusus membuat bagian ± 

  bagian ban seperti Innerliner dan Underliner . Innerliner merupakan bahan pengganti ban

dalam yang berfungsi untuk menahan migrasi udara. Sedangkan Underliner berfungsi

sebagai bahan pengisi, juga sebagai bahan isolasi agar innerliner (tubeless compound ) tidak  langsung kontak dengan body ply, juga menahan tubeless compound agar tidak masuk  kesela ± sela benang.

(19)

3.7teel Cutting

A  plikasi lain yang dihasilkan di proses semi manufaktur ini adalah

 prosespemotongan  steel belt yaitu lembaran material yang terdiri dari benang tebal yang terbuat dari baja (  steel cord ) yang telah disatukan dengan compound   pada saat di Mesin

Callender . S teel belt ini berfungsi sebagai penahan carcass (kerangka) atau body ply agar 

membentuk konstruksi radial dimana ban dapat menapak stabil dipermukaan jalan juga untuk menambah batas pemakaian. Selain itu, aplikasi lain yang dihasilkan dari proses ini

adalah edge tape yang berfungsi sebagai bantal pada ujung steel belt , sehingga ujung belt 2 tidak kontak langsung dengan belt 1.

4. Pedal & crankarm

4.1 Metode manufaktur lengan engkol terdiri dari langkah-langkah berikut :

1. Pembentukan dinding-dinding yang saling membelakangi dari silinder yang

memanjang

sepanjang sumbu utamanya , struktur penyangga yang berhinpit di antara dinding dinding dari silinder dengan ruang kosong antara struktur penyangga, sehingga membentuk bagian inti .

untuk penjelasan lebih detail : membentuk sebuah penyangga kerangka yang diperpanjang yang secara menyeluruh dipisahkan antara 2 dinding saling membelakangi dari sebuah silinder yang diperpanjang sepanjang sumbu utamanya dengan cara melilitkan filamen resin mentah secara berselang seling sepanjang pola.

2. Melilitkan filamen resin mentah ke sekitarnya mulai dari cincin pendukung pertama

(20)

3. Menempatkan cincin penyangga disekitar bagian inti sedemikian sehingga cincin mengelilingi bagian inti dan konsentris(tepat di tengah). Maksudnya adalah menempatkan cincin pendukung pertama dan kedua di sekitar bagian inti sedemikian sehingga kedua cincin itu mengelilingi bagian inti pasa sisi atas dan bawah.

4. Memasukkan meterial pengisi berupa resin mentah ke dalam cetakan berongga; 5. Menempatkan bagian inti secara melingkar dengan dukungan dari cincin di dalam

cetakan

6. Memberikan panas pada cetakan dengan suhu yang telah ditetapkan

7. Pada cetakan, diberikan tekanan sehingga resin dapat kering dalam tekanan untuk  membentuk lengan engkol

8. Tahap terakhir , mengangkat lengan engkol dari cetakan.

4.2 Desain jig dan fixture

1. Proses produksi yang menjadi fokus perancangan

Pada proses pembuatan crank arm, yang menjadi fokus perancangan adalah pengeboran   pada kedua ujung batang crank arm. Dari pembuatan jig dan fixture diharapkan dapat

membantu operator dalam pembuatan lubang penghubung antara pedal dan poros yang ada dicrankarm. Dengan adanya desain drilling bushing, mata drilling akan diarahkan sehingga proses produksi dalam pengeboran terbantu.

2. Deskripsi jig dan fixture

Desain jig dan fixture yang dibuat merupakan alat bantu yang dapat membuat proses   pembuatan lubang pada crankarm menjadi lebih mudah. Dengan adanya alat bantu ini,

waktu set up dalam proses drilling akan berkurang. K etepatan dan ketelitian juga meningkat.

3. Gambar 3D jig dan fixture

4. K omponen penyusun jig dan fixture

Jig dan fixture yang kami buat terdiri dari, 1 plate jig dan fixture berukuran 36x10 cm, 1 drilling bushing plate custom diameter 2.2 cm, 2 komponen fixture custom 8x7 cm, 1  baut ISO4015 M8x50 dan 3 mur ISO.

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Proses produksi, petra christian university, internet access sabtu 3 juni 2011 http://digilib. petra.ac.id/viewer . php?page=1&submit.x=0&submit.y=0&qual=high&fname=/jiunkpe /s1/tmi/2001/jiunkpe-ns-s1-2001-25493158-15369-frame_sepeda-chapter4 . pdf 

Metodologi penelitian, petra christian university, internet access sabtu 3 juni 2011

http://digilib. petra.ac.id/viewer . php?page=1&submit.x=0&submit.y=0&qual=high&fname=/jiu nkpe/s1/mesn/2007/jiunkpe-ns-s1-2007-24403009-6431-rigid_body-chapter3. pdf 

Sjarinda, Ozy. 2006. Bike Anatomy Mengenal Lebih Sepeda. [online 3 juni 2011] http://images.fusionbike.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/lK O0woK CqEAAHM11hU1 /MengenalK omponenSepeda. pdf?nmid=43137918.

http://www.scribd.com/doc/40629136/Proses-Pembuatan-Ban http://www.kaskus.us/showthread. php?t=5074403&page=2

http://www.serayamotor .com/diskusi/viewtopic. php?f=4&t=6052 http://archive.kaskus.us/thread/2395783/

Referensi

Dokumen terkait

Demikian sampai dengan saat ini, masih terjadi pelanggaran trayek angkutan desa oleh Jalur 19 dan 20 dengan melakukan penyerobotan jalur (Don Bosco lurus

PIHAK PERTAMA berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran perjanjian ini , dalam rangka mencapai target kinerjajangka menengah seperti

Guru dapat menerapkan MPK dengan cara (1) menginformasikan materi serta tujuan pembelajaran kepada siswa, (2) menempatkan siswa dalam kelompok- kelompok kecil yang heterogen, (3)

Salah satu permasalahan yang dihadapi bangsa ini dan sekaligus tugas dari ranah pendidikan adalah terkait dengan penanaman nilai-nilai karakter pada siswa. Penelitian ini

Melihat fenomena itu peneliti berasumsi lagi bahwa nama Dusun Dhukuh Tengah itu termasuk nama dusun yang masuk kedalam makna referensial karena kemungkinan kata

Nilai symmetry yang demikian dapat dijelaskan karena pada penelitian ini pembentukkan lapangan asimetris dilakukan dengan variasi bukaan kolimator X ( lower

Berdasarkan isi keputusan tersebut, dapat dilihat inkonsistensi perlakuan bidang tanah yang masuk dalam lokasi PPIB sebagai berikut: (a) SK.7099 secara jelas memberikan

Jika ada lebih dari 1 tag, misalkan Tag A dan Tag B, maka Anda dapat memilih opsi Mencakup Semua untuk menampilkan semua data yang memiliki Tag A dan Tag B; atau memilih opsi