• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL MULIA ASRI HASTARI PL 4290 TUGAS AKHIR PERAN PERENCANAAN TATA RUANG DALAM PENGURANGAN RESIKO BENCANA GEMPA BUMI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROPOSAL MULIA ASRI HASTARI PL 4290 TUGAS AKHIR PERAN PERENCANAAN TATA RUANG DALAM PENGURANGAN RESIKO BENCANA GEMPA BUMI"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL

MULIA ASRI HASTARI

RAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN, DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2019

PL 4290 TUGAS AKHIR

PERAN PERENCANAAN TATA RUANG DALAM

PENGURANGAN RESIKO BENCANA GEMPA BUMI

(2)

DAFTAR ISI

I. LATAR BELAKANG ... 1

II. RUMUSAN MASALAH ... 2

III. TUJUAN DAN SASARAN ... 3

IV. RUANG LINGKUP PENELITIAN ... …4

IV.1 Ruang Lingkup Wilayah ... 4

IV.2 Ruang Lingkup Materi ... 4

V. METODOLOGI ... 5

V.1 Metode Pengumpulan Data ... 5

V.2 Metode Analisis Data ... 6

VI. RENCANA KEGIATAN ... 6

(3)

1

I. Pendahuluan

Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana, bencana merupakan peristiwa atau rangkaian perisitiwa yang bersifat mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan manusia yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam maupun faktor manusia sehingga menimbulkan korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi bencana yang tinggi, kondisi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk faktor geologi, hidrometerologi maupun faktor antropogenik. Dalam dokumen Rancangan Nasional Penanggulangan Bencana 2015-2019, dijelaskan bahwa kondisi Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik dunia yaitu lempeng Australia, lempeng Pasifik dan lempeng Eurasia. Kondisi ini menyebabkan Indonesia berpotensi mengalami bencana geologi seperti bencana gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi dan gerakan tanah.

Dalam dokumen Rancangan Nasional Penanggulangan Bencana 2015-2019 juga dijelaskan bahwa selama sepuluh tahun terakhir, Indonesia telah mengalami sekitar 11.274 bencana dengan korban jiwa sebanyak 193.240 jiwa dan kerugian mencapai Rp.420 triliun. Dalam Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana, mitigasi bencana merupakan upaya yang bertujuan untuk mengurangi risiko bencana bagi masyarakat yang berada di kawasan rawan bencana melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan dalam menghadapi ancaman bencana. Salah satu kegiatan dalam upaya mitigasi bencana adalah melalui perencanaan tata ruang.

Tata ruang merupakan wujud alokasi ruang berupa struktur ruang dan pola ruang. Tata ruang berisi tentang arahan pemanfaatan ruang di masa depan dan berfungsi untuk mengatur pemanfaatan ruang dalam jangka panjang. Dalam mewujudkan pemanfaatan ruang yang dapat mengurangi resiko bencana diperlukan adanya pertimbangan kebencanaan dalam perencanaan tata ruang. Perencanaan tata ruang merupakan salah satu alat pengambilan keputusan dalam pembangunan, sehingga dalam kaitanya dengan pengurangan resiko bencana, keputusan pembangunan dalam tata ruang harus diarahkan untuk mengurangi resiko bencana seperti menghindari pembanguan di sekitar lokasi bencana. Dengan adanya perencanaan tata ruang yang mempertimbangkan kebencanaan di kawasan rawan bencana, diharapkan pemanfaatan ruang di kawasan rawan bencana dapat dikendalikan dan sesuai dengan arahan pemanfaatan ruang sehingga dapat meminimalkan potensi kerugian akibat bencana.

(4)

2

Keberhasilan tata ruang salah satunya dapat ditinjau melalui peningkatan wilayah ruang yang aman dan terhindar dari bencana (Suryanta dan Nahib. 2016). Dalam upaya pengurangan resiko bencana dalam tata ruang, diperlukan pengetahuan mengenai potensi dan karakteristik bencana yang ada pada suatu wilayah sebagai dasar dalam membuat prediksi dan skenario bencana hingga akhirnya dapat digunakan sebagai informasi dalam perencanaan tata ruang berbasis mitigasi bencana. Dalam perencanaan tata ruang berbasis mitigasi bencana, informasi tentang resiko bencana sangat penting untuk dipertimbangkan sehingga data-data spasial yang berkaitan dengan bencana dalam tata ruang harus memiliki keakuratan sesuai dengan kebutuhan (Sutanta, et.al. 2009).

Oleh karena itu diperlukan kajian mendalam mengenai potensi bencana serta perencanaan tata ruang di suatu wilayah sehingga dapat diketahui sejauh mana perencanaan tata ruang di suatu wilayah sudah mempertimbangkan kebencanaan sebagai upaya dalam pengurangan resiko bencana melalui perencanaan tata ruang.

II. Rumusan Masalah

Salah satu bencana yang sering terjadi akhir-akhir ini dan menimbulkan dampak buruk bagi kehidupan manusia adalah gempa bumi. Bencana gempa bumi menjadi salah satu ancaman bencana dengan resiko yang tinggi di Indonesia. Berdasarkan dokumen Rancangan Nasional Penanggulangan Bencana 2015-2019, Jawa Barat menjadi salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki kerentanan tinggi baik kerentanan sosial maupun kerentanan fisik dalam menghadapi bencana gempa bumi. Salah stau patahan yang berpotensi menimbulkan bencana gempa bumi adalah patahan lembang. Patahan lembang merupakan patahan yang memiliki panjang sekitar 22 km dan memanjang mulai dari Gunung Mangla bagian timur hingga Cisarua bagian barat serta melalui Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat (Rasmid,2014). Sebagai patahan aktif, patahan lembang berpotensi menimbulkan bahaya terutama di daerah sekitar patahan karena dapat memicu terjadinya gempa sewaktu-waktu.

Kecamatan Lembang merupakan wilayah yang dilewati oleh patahan lembang, kondisi ini menyebabkan Kecamatan Lembang menjadi salah satu kawasan rawan bencana gempa bumi.Jumlah penduduk yang tinggi di Kecamtan Lembang mengakibatkan kebutuhan lahan sebagai permukiman terus meningkat. Berdasarkan dokumen Kabupaten Bandung Barat Dalam Angka 2018, Kecamatan Lembang merupakan wilayah dengan jumlah penduduk tertinggi sekaligus terpadat di Kabupaten Bandung Barat. Selian itu berbagai daya tarik yang dimiliki Kecamatan Lembang telah memicu maraknya pembangunan serta alih fungsi guna

(5)

3

lahan di Kecamatan Lembang sebagai kawasan rawan bencana. Berdasarkan hasil penelitian, lebih dari 2000 Ha lahan konversi di Kecamatan Lembang dipenuhi oleh bangunan padahal menurut arahan, lahan yang diperbolehkan untuk dilakukan pembangunan hanya 1035 Ha (Putri dan Purwadio, 2013). Saat ini dapat dilihat berbagai pembangunan yang terjadi di Kecamatan lembang didominasi oleh pembangunan hotel, resort, restoran dan tempat wisata. Dengan melihat kondisi Kecamatan Lembang sebagai kawasan rawan bencana gempa bumi, adanya kepadatan penduduk dan maraknya pembangunan akan meningkatkan kerugian yang ditimbulkan apabila terjadi bencana gempa bumi di kawasan tersebut. Sedikitnya data kejadian gempa yang sebabkan oleh patahan lembang membuat patahan lembang perlu menjadi perhatian serius demi mengurangi kemungkinan dampak yang akan terjadi. Maka dari itu dalam rangka mengurangi kerugian akibat bencana di kawasan rawan bencana gempa bumi, diperlukan pengetahuan tentang sejauh mana perencanaan tata ruang yang ada sudah mempertimbangkan bencana sehingga nantinya dapat menjadi masukan dalam perumusan perencanaan tata ruang di kawasan rawan bencana gempa bumi. Berdasarkan rumusan persoalan tersebut, maka pertanyaan dalam penelitian ini adalah “ Sejauh mana tata ruang di Kecamatan Lembang sebagai kawasan rawan bencana sudah mempertimbangkan potensi bencana gempa bumi? “

III. Tujuan dan Sasaran Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah “ mengetahui sejauh mana tata ruang di Kecamatan Lembang sebagai kawasan rawan bencana sudah mempertimbangkan potensi bencana gempa bumi sehingga dapat menjadi masukan dalam perumusan perencanaan tata ruang yang mempertimbangkan bencana”.

Untuk mencapai tujuan tersebut, berikut merupakan sasaran dari penelitian pada tugas akhir kali ini :

1. Mengidentifikasi potensi bahaya bencana gempa bumi di Kecamatan Lembang

2. Mengidentifikasi sejauh mana perencanaan tata ruang di Kecamatan Lembang sudah mempertimbangkan potensi bencana gempa bumi

(6)

4

IV. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang Lingkup Penelitian akan dibagi menjadi 2 bahasan, ruang lingkup wilayah yang menggambarkan batasan lokasi dan ruang lingkup materi yang akan menggambarkan batasan pembahasan yang akan dituangkan dalam tulisan ini.

IV.1 Ruang Lingkup Wilayah

Ruang lingkup wilayah atau lokasi studi yang dijadikan objek penelitian terletak di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat dengan luas 95,56 km². Adapun lokasi dibatasi dengan mempertimbangkan Kecamatan Lembang sebagai kawasan yang dikembangkan sebagai kawasan pariwisata dan padat penduduk sekaligus memiliki ancaman bencana gempa bumi yang tinggi karena dilalui oleh patahan lembang. Kecamatan Lembang terdiri dari 16 desa yaitu Desa Gudangkahuripan, Desa Wangunsari, Desa Pagerwangi, Desa Mekarwangi, Desa Langensari, Desa Kayuambon, Desa Lembang, Desa Cikahuripan, Desa Sukajaya, Desa Jayagiri, Desa Cibogo, Desa Cikole, Desa CIkidang, Desa Wangunharja, Desa Cibodas dan Desa Suntenjaya.

IV.2 Ruang Lingkup Materi

Ruang lingkup materi dalam penelitian ini adalah mengenai peran tata ruang dalam upaya pengurangan resiko bencana di kawasan rawan bencana. Tata ruang diartikan sebagai perwujudan dari struktur ruang dan pola ruang. Perencanaan tata ruang akan menghasilkan rencana tata ruang yang memuat tentang rencana struktur ruang dan pola ruang yang ada di suatu wilayah. Dalam kaitanya dengan dengan pengurangan resiko bencana, rencana tata ruang yang ada di kawasan rawan bencana harus memuat arahan pemanfaatan ruang yang berorientasi pada pengurangan resiko akibat bencana seperti menghindari, membatasi serta mengendalikan pemanfaatan ruang maupun pembangunan di kawasan rawan bencana. Dalam analisis rencana tata ruang yang mempertimbangkan bencana perlu diketahui infomasi tentang keberadaan potensi bencana. Bencana dalam penelitian ini difokuskan pada bencana gempa bumi. Konsep kebencanaan akan dikaitkan dengan konsep perencanaan tata ruang sebagai salah satu upaya mitigasi bencana di kawasan rawan bencana gempa bumi.

Fokus penelitian yang pertama adalah mengidentifikasi potensi bahaya bencana gempa bumi di Kecamatan lembang yang meliputi identifikasi dan pemetaan patahan aktif, zoning bahaya di sekitar patahan dan bahaya goncangan tanah. Adapun dalam melakukan analisis potensi bahaya bencana gempa bumi digunakan beberapa parameter berdasarkan tinjauan studi

(7)

5

yang telah dilakukan dan diperkuat dengan data hasil wawancara yang ditujukan kepada ahli gempa bumi. Fokus penelitian yang kedua adalah menilai sejauh mana rencana tata ruang di kecamatan Lembang sudah mempertimbangkan potensi bencana gempa bumi melalui tinjauan dokumen rencana tata ruang wilayah dan rencana detil tata ruang yang disesuaikan dengan potensi bencana gempa bumi serta diperkuat dengan hasil wawancara para pemangku kepentingan dalam perencanaan tata ruang di Kecamatan Lembang.

V. Metodologi Penelitian

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai metodologi yang digunakan dalam penelitian yang terdiri dari metode pengumpulan data dan metode analisis data.

V.1 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari metode pengumpulan data primer dan data sekunder.

a. Metode Pengumpulan Data Sekunder

Metode pengumpulan data sekunder yang digunakan yaitu pengambilan data sekunder melalui survei instansional dan studi pustaka. Survei instansional dilakukan untuk memperoleh data sekunder berupa dokumen-dokumen resmi ataupun data yang mendukung penelitian dari instansi-instansi di Kabupaten Bandung Barat seperti dokumen rencana tata ruang wilayah, dokumen rencana detil tata ruang, serta data lain yang mendukung penelitian mengenai rencana tata ruang di wilayah studi. Studi pustaka yang dilakukan meliputi studi-studi yang berkaitan dengan penilaian bahaya patahan aktif sebagai sumber gempa bumi dan studi yang berkaitan dengan peran rencana tata ruang dalam mitigasi bencana. Selain itu, studi pustaka juga dilakukan terhadap jurnal-jurnal yang memuat tentang data-data saintifik patahan lembang sebagai sumber gempa bumi dalam menjawab potensi bahaya yang ditimbullan akibat patahan lembang.

b. Metode Pengumpulan Data Primer

Metode pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara. Wawancara dilakukan untuk mengetahui proses perencanaan tata ruang di Kecamatan Lembang, wawancara tersebut ditujukan kepada OPD terkait yaitu Bappelitbang bidang Perencanaan Fisik dan Tata Ruang, Dinas Tata Ruang bidang Tata Ruang seksi Perencanaan Tata Ruang, dan BPBD bidang pencegahan dan

(8)

6

kesiapsiagaan. Selain itu wawancara juga dilakukan untuk memperkuat data-data terkait potensi bahaya bencana gempa bumi akibat patahan lembang yang ditujukan kepada ahli geologi bidang gempa bumi.

V.2 Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis konten dan analisis deskriptif kualitatif. Analisis konten dilakukan untuk menghasilkan kesimpulan yang dilakukan melalui studi literatur dan menginterpretasikan hasilnya. Kemudian analisis deksriptif kualitatif dilakukan untuk menghasilkan kesimpulan dan menginterpretasikan data dari hasil wawancara.

VI. Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

TABEL VI.1 RENCANA KEGIATAN PENELITIAN

No. Kegiatan Waktu Pengerjaan Januari minggu ke- Februari minggu ke- Maret minggu ke- April minggu ke- III IV I II III IV I II III IV I II III IV

1 Perumusan Topik

2 Pengerjaan Bab Pendahuluan

3 Pengerjaan Studi Literatur

4 Penyusunan Kebutuhan Data

5 Penyusunan perangkat

wawancara

6 Wawancara dengan instansi

terkait

7 Pengolahan data dan analisis

(9)

7

LAMPIRAN

Adapun daftar instansi yang dituju terkait pengambilan data dan wawancara untuk studi, sebagai berikut:

Nama Dinas/Badan Daerah Bidang Alamat

Bappelitbangda Kabupaten Bandung Barat

Bidang Perencanaan Fisik dan Tata Ruang

Kantor Pemerintahan Daerah Kabupaten Bandung Barat Jl. Padalarang - Cisarua km 2 Ds.Mekarsari Kec.Ngamprah Kabupaten Bandung Barat Dinas Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang Kabupaten Bandung Barat

Bidang Tata Ruang

Perkantoran Pemerintah Kabupaten Bandung Barat Jl. Padalarang - Cisarua KM 2 Kecamatan Ngamprah

BPBD Kabupaten Bandung Barat

Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan

Kantor Pemerintahan Daerah Kabupaten Bandung Barat, Ged. A Lt. Dasar Jl. Padalarang - Cisarua km 2 Ds.Mekarsari Kec.Ngamprah Kabupaten Bandung Barat

Kantor Kecamatan Lembang -

Jl. Kayu Ambon, Kayuambon, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat 40391

Berkenaan dengan hal tersebut, kami mohon bantuannya untuk memberi rekomendasi kepada instansi-instansi tersebut.

Gambar

TABEL VI.1  RENCANA KEGIATAN PENELITIAN

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan permasalahan, maka tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui strategi yang dilakukan guru dalam menerapkan pembelajaran nyanyian Kakor Lalong pada siswa

Karakteristik ini dapat dinyatakan dalam berbagai cara: misalnya, satu dapat menggambarkan objek dalam sebuah cluster sebagai penduduk yang dihasilkan oleh distribusi

Dengan naiknya investasi permintaan pembiayaan pada bank syariah juga akan meningkat, dan selanjutnya akan berpengaruh terhadap rasio keuangan bank tetapi bila

Pada sisi reheater katup pengaman diset lebih rendah dari pada sisi masuknya dengan tujuan yang sama% yaitu men$egah pipa reheater o6erheat Banyaknya katup pengaman dengan ukuran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa pendatang melihat konflik yang terjadi antara masyarakat pendatang dan masyarakat local

Sesuai dengan uji coba pengubahan biodata dosen di atas diperoleh data dosen dalam sebuah relasi yang secara logika bisa dibagi menjadi daftar baris terhapus, daftar

This indicate that by together independent variable such as Workers Participation, Carrier Development, Conflict, Communication, Health Work, Safety Work, Safety Environment,