• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENETRASI KONFLIK KEKERABATAN KELURAHAN PACCERAKKANG KOTA MAKASSAR ( Studi Peran Interlektual Anak Dalam Meminimalisir Konflik Keluarga ) SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENETRASI KONFLIK KEKERABATAN KELURAHAN PACCERAKKANG KOTA MAKASSAR ( Studi Peran Interlektual Anak Dalam Meminimalisir Konflik Keluarga ) SKRIPSI"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENETRASI KONFLIK KEKERABATAN KELURAHAN PACCERAKKANG KOTA MAKASSAR

( Studi Peran Interlektual Anak Dalam Meminimalisir Konflik Keluarga )

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Sosiologi

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh: RAHMAWATI

10538334015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2019

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)

10

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Kita mungkin bisa menunda, tapi waktu tidak akan menunggu.

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, atas rahmat dan hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Karya sederhana ini kepersembahkan untuk:

Ayah dan Ibuku tercinta, yang telah mendukungku, memberiku motivasi dalam segala hal serta memberikan kasih saya yang tidak bia saya balas dengan apapun. Teman-teman Sosiologi 15 E teman kelas saya, terimakasih atas kebersamaannya

selama menempuh pendidikan di Unismuh Makassar.

Serta seluruh keluarga dan teman-temanku tersayang yang senantiasa memberikan motivasi dan doa dalam mencapai keberhasilanku.

(11)

11 ABSTRAK

Rahmawati, 2019, Penetrasi Konflik Kekerabatan Keluarga Kelurahan Paccerakkang Kota Makassar (Studi Peran Intelektual Anak Dalam Memanimalisir Konflik Keluarga). Skripsi Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Dibimbing oleh: Muhammad Nawir(Pembimbing I) dan Jamaluddin Arifin (Pembimbing II).

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengkaji Mengapa Terjadi Konflik Kekerabatan Di Kelurahan Paccerakkang Kota Makassar (2) Bentuk Penetrasi Konflik Kekerabatan Di Kelurahan Paccerakkang Kota Makassar (3) Solusi Meredakan Konflik Kekerabatan Di Kelurahan Paccerakkang Kota Makassar.

Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif.Penelitian ini berlokasi di Kelurahan Paccerakkang RT 002 RW 002 Kota Makassar. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Adapun hasil penarikan penelitian ini adalah konflik yang terjadi pada keluarga Kelurahan Paccerakkang Kota Makassar akibat adanya kecemburuan sosial yang dimana kecemburuan itu seperti halnya karena masalah beli membeli barang, konflik itu terjadi pula disebabkan karena adanya tingkat pendidikan yang rendah atau dengan keegoisan mereka masing-masing sehingga keluarga mereka bersiteruh dan tidak dapat berkumpul layaknya keluarga. Konflik dalam kelurahan Paccerakkang Kota Makassar ini sering kali diberi saran kepada masyarakat dan keluarga terdekat untuk tidak berkonflik sesama keluarga sendiri. Karena ketika konflik dalam keluarga terjadi maka anggota keluarga yang mempunyai kedudukan dan peran masing-masing akan mengalami masalah akibat tidak harmonisnya suatu keluarga tersebut. Konflik kekerabatan yang terjadi pada Kelurahan Pccerakkang RT 002 dan RW 002 biasanya terjadi akibat salah satu dari anggota keluarga yang tidak sepaham dengan yang lainnya, yang dimana kita ketahui konflik kekerabatan tersebut dapat memengaruhi pola kehidupan anak maupun keluarga yang lainnya seperti saling tidak bersapa lagi. Adapun diluar dari permasalahan itu konflik itu pula dapat berlarut hingga bertahun-tahun karena adanya masyarakat yang memprovokasikan mereka sehhingga perdebatan mereka terus-menerus berlangsung hingga anak-anaknya ikut merambat dalam masalah tersebut.

(12)

12

KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirohim

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal ini. Shalawat serta salam tercurahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga, dan sahabatnya. Selanjutnya, penulis ini ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang membantu kelancaran penulisan proposal ini, baik berupa dorongam moril maupun materil. Karena penulis yakin tanpa bantuan dan dukungan tersebut, sulit rasanya bagi penulis untuk menyelesaikan penulisan proposal ini. Disamping itu, izinkan penulis untuk menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya.

Kepada Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Bapak Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D serta para Wakil Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Pendidikan Muhammadiyah Makassar. Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi Bapak Drs. H. Nurdin, M.Si, beserta stafnya. Bapak Dr. Muhammad Nawir, M.Pd sebagai pembimbing I (satu) dan Bapak Jamaluddin Arif, S.Pd., M.Pd, selaku pembimbing II (dua) yang telah meluangkan waktunya untuk

(13)

13

membimbing penulis dalam menyelesaikan proposal ini. Serta Bapak dan Ibu dosen Program Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yang telah memberikan ilmunya kepada penulis, semoga Bapak dan Ibu dosen selalu dalam rahmat dan lindungan Allah SWT. Sehingga ilmu yang telah diajarkan dapat bermanfaat dikemudian hari.

Ungkapan terima kasih dan penghargaan yang sangat spesial saya haturkan dengan rendah hati dan rasa hormat kepada kedua orang tua saya yang tercinta, Ayahanda Abdul Rahman dan Ibunda Kadariah dengan segala pengorbanannya tak akan pernah saya lupakan jasa-jasanya. Doa restu, nasihat, dan petunjuk dari mereka yang merupakan moril yang sangat efektif bagi kelanjutan studi saya hingga saat ini.

Dan tak lupa senior-senior pendidikan sosiologi Unismuh dan kawan-kawan seperjuangan dikelas 15E yang selalu memberikan saya bantuan dan dukungan dalam penyelesaian proposal ini.

Akhirnya penulis berharap semoga amal baik dari semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan proposal ini mendapatkan balasan pahala dari rahmat Allah SWT. Semoga apa yang telah ditulis dalam proposal ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin ya Rabbal a‟lamin.

Unismuh Makassar, Juni 2019

(14)
(15)

15

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL. ... i

LEMBAR PENGESAHAN. ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING. ... iii

KARTU KONTROL SKRIPSI PEMBIMBING I. ... iv

KARTU KONTROL SKRIPSI PEMBIMBING II. ...v

SURAT PERNYATAAN. ... vi

SURAT PERJANJIAN. ... vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN. ... viii

ABSTRAK. ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL. ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 8 C. Tujuan Penelitian ... 9 D. Manfaat Penelitian... 9 E. Definisi Operasional ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Mengenai Konflik ... 13

(16)

16

B. Resolusi Konflik... 21

C. Konsep Mengenai Kekerabatan ... 25

D. Landasan Teori ... 28

E. Kerangka Pikir ... 30

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 33

B. Lokasi Penelitian ... 33

C. Informan Penelitian ... 33

D. Fokus Penelitian ... 34

E. Instrumen Penelitian ... 35

F. Jenis dan Sumber Data ... 35

G. Teknik Pengumpulan Data ... 36

H. Teknik Analisis Data ... 37

I. Teknik Keabsahan Data ... 38

J. Etika Penelitian ... 39

BAB IV DEKSRIPSI UMUM DAN KHUSUS DAERAH PENELITIAN A. Deskripsi Umum Kota Makassar Sebagai Daerah Penelitian ... 40

B. Deksripsi Khusus Kelurahan Paccerakkang Sebagai Latar Penelitian .. 48

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian ... 52

B. Pembahasan ... 59 BAB VI PENUTUP

(17)

17 A. Kesimpulan ... 64 B. Saran ... 66 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

(18)

18 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengkajian tentang konflik kekerabatan keluarga telah diteliti oleh beberapa peneliti terdahulu telah dikemukakan oleh Permana(2016) yang berjudul Konflik Sosial dalam Kekerabatan : Kajian Antropologi Terhadap Tawuran Antar Kampung di Bima Nusa TenggaraBaratdengan hasilnya,penulis menemukan adanya rentetan konflik di masa lalu yang telah menjadi sebuah „teks / narasi‟ sebagai acuan bagaimana masyarakat melanggengkan konflik, sekaligus dialektika struktur tersembunyi atas pengalaman konflik dalam kebudayaan masyarakat Bima. Narasi konflik diregenerasi, diproduksi dan diperkuat oleh sentimen identitas spasial kampung yang menjadi solidaritas untuk melawan kampung lain, mengalahkan narasi kekerabatan antara mereka. Kemudian, konflik di Bima melibatkan banyak aktor kepentingan di dalamnya yang memainkan pengaruh terhadap konflik sehingga konflik dan tawuran antar kampung terus terjadi.

Syaifuddin (1999) dalam penelitiannya keluarga dan rumah tangga : satuan penelitian dalam perubahan masyarakat dengan hasil kajian mengenai keluarga dan/atau rumah tangga secara tradisional mendapat posisi yang mantap dalam kajian kekerabatan dan organisasi sosial. Kajian kekerabatan sendiri pernah dijuluki sebagai matematikanya antropologi, karena tidak ada satu pun kajian dalam

(19)

19

antropologi yang dapat berbicara lebih pasti ketimbang diagram-diagram dalam analisis kekerabatan. Keluarga dan rumah tangga dianggap sama sebagai satu bagian dari kajian sistem kekerabatan dan organisasi sosial. Proses sosial dalam masyarakat dianalisis dalam konteks sistem kekerabatan, dan jarang menyentuh proses dalam keluarga atau rumah tangga. Ada anggapan bahwa kedudukan satuan sosialterkecil ini direpresentasi oleh sistem kekerabatan dan organisasi sosial yang lebih luas, yang berfungsi sebagai bagian dari sistem sosial yang integral, yakni masyarakat yang bekerja secara ekuilibrium, statis dan harmonis.

Tressa (2014) dalam penelitiannya kebijakan penyelesaian konflik antardesa di kabupaten sigi dengan hasilnya peneliti menunjukkan bahwa yang menjadi prioritas kebijakan ialah alternatif hukum adat, sehingga direkomendasikan untuk membuat peraturan daerah tentang lembaga-lembaga adat di Kabupaten Sigi. Berdasarkan peta konflik, konflik antar individu memang bisa berkembang menjadi konflik sosial pada waktu konflik tersebut dirasakan sebagai perwujudan ketidakadilan oleh salah satu pihak terhadap yang lainnya. Dalam hal konflik di kabupaten Sigi yang juga dimulai dari hal-hal sepele antara dua pemuda yang bertikai justeru telah melibatkan semakin banyak desa berkonflik. Hal ini menjadi sangat mengkhawatirkan, karena apabila dibiarkan maka konflik antar desa yang terus membesar di Sigi sangat berpotensi menjadi konflik lebih parah yang semakin sulit diselesaikan. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan prioritas kebijakan penyelesaian konflik antardesa di Kabupaten Sigi dalam kerangka kebijakan publik.

(20)

20

Dari peneliti terdahulu diatas dapat di simpulkan bahwa konflik dapat terjadi dimanapun pada saat seseorang tidak saling satu pendapat , bahkan konflik dapat terjadi dalam lingkup keluarga sendiri sehingga menimbulkan ketidakharmonisan lagi.

Pada umumnya keturunan mempunyai hubungan hukum yang didasarkan pada hubungan darah, antara lain antara orangtua dengan anak-anaknya. Juga ada akibat hukum yang berhubungan dengan keturunan yang bergandengan dengan ketunggalan leluhurnya, tetapi akibat hukum tersebut tidak semuanya sama diseluruh daerah. Meskipun akibat hukum yang berhubungan dengan ketunggalan leluhur diseluruh daerah tidak sama, tapi dalam kenyataannya terdapat satu pandangan pokok yang sama terhadap masalah keturunan ini diseluruh daerah, yaitu bahwa keturunan adalah merupakan unsur yang hakiki serta mutlak bagi suatu klan, suku ataupun kerabat yang menginginkan agar garis keturunannya tidak punah, sehingga ada generasi penerusnya.

Anak kandung memiliki kedudukan yang terpenting dalam tiap somah (gezin) dalam suatu masyarakat adat. Oleh orang tua, anak itu dilihat sebagai penerus generasinya, juga dipandang sebagai wadah di mana semua harapan orangtuanya kelak di kemudian hari wajib ditumpahkan, pula dipandang sebagai pelindung orangtuanya kelak bila orangtua sudah tidak mampu lagi secara fisik untuk mencari nafkah sendiri.

(21)

21

Kekerabatan merupakan hubungan intim yang melibatkan emosi jiwa antar manusia yang biasa disebut sebagai hubungan emosional. Hubungan emosional berasal dari ikatan kekeluargaan secara genealogis antar manusia yang satu dengan yang lainnya. Ikatan emosional mengikat dengan kuat perasaan, psikologi dan suasana jiwa dalam sebuah keintiman. Lingkaran hubungan karib dihuni oleh orang tua, saudara kandung, kerabat dekat, sahabat karib dan lain-lain. Hubungan karib merupakan lingkaran individu yang dapat diajak bergaul secara mesra dan karib, juga dapat dipakai sebagai tempat berlindung dan mencurahkan isi hati.

Dalam hubungan kekerabatan dalam lingkaran hubungan karib menggambarkan konsep jen atau alam jiwa dari „manusia yang berjiwa selaras‟. Kehidupan yang dimulai dengan orang tua dan saudara kandung atau saudara-saudara karib itu menjadi „masyarakat hubungan karib‟ yang berjiwa selaras. Dalam kehidupan masyarakat karib, antara warga masyarakatnya saling menjadi tumpuan hidup, tempat berlindung, sumber pertolongan pertama, serta objek rasa kemesraan dan kasih sayang.

Kekerabatan adalah hubungan darah, bersifat alamiah dan mendasar seperti sesuatu yang taken for granted. Kekerabatan dalam masyarakat tribal adalah garis vertikal antara orang tua dan anak-anaknya, kemudian bercabang dalam hubungan antara saudara kandung.Dalam pandangan konflik baik dalam hubungan kekerabatan maupun interaksi sosial, manusia selalu dihadapkan pada konflik-konflik yang niscaya ada dalam kehidupannya.

(22)

22

Adapun yang perlu digaris bawahi yaitu dimana kekerabatan terjalin akibat adanya keluarga yang tidak memiliki sifat emosional yang tinggi, karena semakin tinggi emosional yang dimiliki oleh individu atau seseorang maka akan semakin renggang pula suatu kekerabatan keluarga yang terjalin.Hukum adat kekerabatan merupakan hukum adat yang mengatur tentang bagaimana kedudukan pribadi seseorang sebagai anggota kerabat, kedudukan anak terhadap orangtua dan sebaliknya kedudukan anak terhadap kerabat dan sebaliknya dan masalah perwalian anak.

Menurut hukum adat anak kandung yang sah adalah anak yang dilahirkan dari perkawinan bapak ibu yang sah, walaupun terjadinya perkawinan tersebut setelah ibunya melahirkan terlebih dahulu. Oleh karena itu sejak dalam kandungan hingga anak tersebut lahir sampai dengan anak tersebut tumbuh didalam masyarakat adat akan selalu diadakan ritual khusus untuk mendoakan keselamatan anak tersebut.

Dalam penelitian ini dapat di lihat mengenai konflik kekerabatan keluarga dalam bentuk ketegangan dan perselisihan dengan kadar kekerasan yang rendah sering terjadi di Kelurahan Paccerakkang Kota Makassar. Konflik tersebut telah terjadi berulang kali hingga menyebabkan terbelahnya keluarga yang dulunya akrab. Peran anak untuk memanimalisir sebuah konflik tersebut dibutuhkan proses untuk menyelesaikan konflik kekerabatan yangada pada lingkup keluarganya.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penyelesaian konflik dalam kekerabatan keluarga Kelurahan Paccerakkang Kota Makassar.

(23)

23

Pada kelurahan paccerakkang Rt 002 dan Rw 002 awalnya berinteraksi dengan layaknya keluarga yang semestinya, saling bergotong royong ketika hari minggu pagi dan sore dan saling membantu satu sama lain. Dalam kelurahan paccerakkang Rt 002 dan Rw 002 ada satu lingkup dimana dalam satu lorong terdapat beberapa rumah yang di dalamnya berisi keluarga dan kerabat-kerabatnya, dalam lingkup tersebut sering terjadi konflik akibat kecemburuan.

Konflik yang terjadi pada Kelurahan Paccerakkang Kota Makassar di sebabkan karena adanya kecemburuan sosial yang hingga saat ini sering terjadi pada Kelurahan tersebut, kecemburuan sosial yang dimaksudkan yaitu masalah beli membeli barang. Kondisi kehidupan sosial tertentu kalau dikaitkan dengan konflik, tentunya tidak sederhana, karena setiap konflik antaranggota dalam kehidupan sosial itu tidak selalu bentuk dan sifatnya sama (misalnya ada konflik individual atau kelompok, konflik terpendam atau terbuka, dan lain-lain). Dengan demikian memang ada variasi dalam konflik, baik atas dasar bentuk, sifat, penyebab terjadinya, maupun langkah penyelesaiannya.

Konflik yang dialami oleh ruang lingkup keluarga iniumumnya seputar masalah beli-membeli barang, jika suatu individu ini membeli barang timbullah kecemburuan pada satu individu yang lainnya. Kebiasaan ini sering dilakukan sehingga terjadilah konflik yang mengakibatkan keluarga ini saling bersiteruh. Seseorang disekelilingnya sebagian besar dapat memahami konflik yang timbul antara satu individu dengan individu yang lainnya karena mereka menganggap

(24)

24

sudah sangat terbiasa ketika kedua maupun ketiga keluarga tersebut sering mengalami konflik akibat kecemburuan. Tetapi adapula sebagian kecil yang tidak memahami tentang konflik yang terjadi pada keluarga tersebut. Sebagian orang (kerabat karibnya) memandang konflik itu terjadi akibat adanya timbul cerita yang tidak sesuai dengan orang-orang yang ada disekelilingnya sehingga suatu individu ini tidak terima bahwa dirinya cemburu ketika melihat keluarganya membeli barang.

Kecemburuan yang dimaksud dalam beberapa orang ini bisa berupa bentuk

keinginan memiliki barang yang orang lain miliki, seperti handphone merek tertentu.

Tas, sepatu atau baju dengan merek (Brand) yang ternama & diproduksi dalam

jumlah yang sedikit demi menjaga harga tinggi dari barang tersebut. Semua

kecemburuan sosial dalam bentuk materi seperti itu wajar saja terjadi, dalam kadar

yang masih terkontrol.

Pada konflik ini banyak dampak yang terjadi, salah satunya seperti

anak-anaknya menjadi korban karena adanya permasalahan kecemburan, padahal dalam

hal tersebut hanya orang tua yang mengalami konflik. Dalam sistem kekerabatan

jika suatu keluarga mempunyai masalah akan ada dampak pada anak-anaknya

dikarenakan adanya hubungan batin.

Dalam penyelesaian konflik kekerabatan yang terjadi dalam lingkup keluarga

tersebut dapat diselesaikan ketika peran anak yang mempunyai intelektual yang

(25)

25

keluarganya sendiri. Dalam metode untuk menyelesaikan masalah ataupun konflik

tersebut ada dua tipe yaitu konflik dalam jangka waktu yang pendek dan konflik

dalam jangka waktu yang panjang.

Konflik dalam jangka waktu yang pendek dimaksudkan yaitu ketika suatu

individu mempunyai konflik dalam keluarganya sendiri tetapi tidak berlarut-larut

yang mengakibatkan keluarganya terpecah bela, beda halnya dengan konflik dalam

jangka waktu yang panjang. Dalam hal tersebut disinilah peran anak untuk

memanimalisir konflik yang terjadi dalam kekerabatan keluarga tersebut.

Konflik yang terjadi dalam Kelurahan Paccerakkang sering terjadi bahkan sudah tidak bisa dipungkiri lagi. Sistem konflik ini bukan hanya terjadi dalam dua keluarga, bahkan tiga keluarga. Jadi dalam lingkup keluarga tersebut selalu bergantian melakukan konflik antara satu dengan lainnya sehingga berakibat kepada anak-anaknya.

Salah satu anak dari orang tua yang mengalami konflik mempunyai harapan besar agar keluarganya bisa rukun seperti biasanya, sehingga anak-anaknya pun dapat bersilaturahmi seperti biasanya.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis/peneliti melakukan penelitian dengan judul, “Penetrasi Konflik Kekerabatan Kelurahan Paccerakkang Kota Makassar ( Studi Peran Interlektual Anak Dalam Memanimalisir Konflik Keluarga )”.

(26)

26

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini yaitu:

1. Apa sajakah faktor-faktor penyebabterjadinyaKonflik Kekerabatan Di Kelurahan Paccerakkang Kota Makassar ?

2. Bagaimana bentuk penetrasi konflik kekerabatan di Keluarahan PaccerakkangKota Makassar ?

3. Bagaimanakah solusi meredakan konflik kekerabatan di Kelurahan Paccerakkang Kota Makassar ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini berdasarkan rumusan masalah yaitu:

1. Untuk mengetahui faktor penyebabterjadinya konflik kekeabatan di Kelurahan Paccerakkang Kota Makassar

2. Untuk mengetahui bentuk penetrasi konflik kekerabatan di Kelurahan Paccerakkang Kota Makassar

3. Untuk mengetahui solusi meredakan konflik kekerabatan yang ada di Kelurahan Paccerakkang Kota Makassar

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoretis, diharapkan hasil penelitian ini menjadi referensi bagi penulis selanjutnya dan sebagai pembanding antara teori yang di dapat dari bangku perkuliahan dengan fakta yang ada pada lapangan.

(27)

27 a. Bagi Warga Paccerakkang

Diharapkan menjadi acuan dalam mengantisipasi konflik kekerabatan dalam lingkungan masyarakat Kelurahan Paccerakkang Kota Makassar.

b. Bagi Pemerintah

Diharapkan dapat memperoleh solusi dalam memecahkan suatu masalah yang biasanya memicu pada lingkungan sekitar yaitu konflik. c. Bagi Lembaga Terkait

Penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi berbagai pihak sebagai bahan tambahan informasi bagi para peneliti lanjutan.

d. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan sebagai bekal dalam mengaplikasikan pengetahuan teoritik terhadap masalah praktis.

E. Definisi Operasional a. Penetrasi

Penetrasi dalam sosiologi dapat didefinisikan sebagai cara seseorang untuk menghentikan suatu konflik yang terjadi pada lingkungannya.

b. Konflik keluarga

Konflik mencerminkan adanya ketidakcocokan (incompatibility), baik ketidakcocokan karena berlawanan atau karena perbedaan. Sumber konflik

(28)

28

dapat berasal dari: (1) adanya ketimpangan alokasi sumber daya ekonomi dan kekuasaan; (2) perbedaan nilai dan identitas; (3) kesalahan persepsi dan komunikasi juga turut berperan dalam proses evolusi ketidakcocokan hubungan. Oleh karena itu konflik dapat berjalan ke arah yang positif atau negative bergantung pada ada atau tidaknya proses yang mengarah pada saling pengertian.

Erikson (Sri Lestari, 2012) menjelaskan bahwa konflik dalam keluarga dapat terjadi dalam tiga level: (1) konflik terjadi ketika kepribadian anak atau individu berhadapan dengan tuntutan orang tua atau masyarakat; (2) konflik yang terjadi di dalam diri individu, misalnya antara percaya dan tidak percaya; (3) konflik yang terjadi dalam menentukan cara beradaptasi. Dalam hubungan interpersonal konflik terjadi karena adanya ketidakcocokan perilaku dengan tujuan. Ketidakcocokan terungkap ketika seseorang secara terbuka menentang tindakan atau pernyataan yang lain. Dengan demikian secara garis besar konflik dapat didefinisikan sebagai peristiwa sosial yang mencakup pertentangan.

Situasi konflik dapat diketahui berdasarkan munculnya anggapan tentang ketidakcocokan tujuan dan upaya untuk mengontrol pilihan satu sama lain, yang membangkitkan perasaan dan perilaku untuk saling menentang. Konflik berguna untuk menguji bagaimana karakteristik suatu hubungan antarpribadi, dua pihak yang memiliki hubungan yang berkualitas akan mengelola konflik dengan cara yang positif.

(29)

29 c. Keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

Menurut Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.

(30)

30 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Mengenai Konflik 1. Pengertian Konflik

Konflik merupakan suatu masalah sosial yang timbul karena ada perbedaan pendapat maupun pandangan yang terjadi dalam masyarakat dan negara. Biasanya konflik muncul akibat tidak adanya rasa toleransi dan saling mengerti kebutuhan masing-masing individu. Dalam pengertian konflik ada beberapa ahli yang mengemukakan pendapatnya mengenai konflik.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai perselisihan, percekcokan, dan pertentangan. Dikatakan konflik apabila pertentangan itu bersifat secara langsung yang ditandai dengan interaksi timbal balik antara pihak yang bersangkutan.

(31)

31

Pengertian konflik sosial adalah pertentangan antar anggota atau kelompok dalam masyarakat yang bersifat menyeluruh, disebabkan oleh adanya beberapa perbedaan seperti, perbedaan pola budaya, individu, status sosial, kepentingan, dan terjadinya perubahan sosial.

Max Weber (1968) mengatakan bahwa konflik merupakan hubungan sosial disebut sebagai konflik apabila sepanjang tindakan yang ada di dalamnya secara sengaja ditujukan untuk melaksanakan kehendak satu pihak untuk melawan pihak lain‟. Dengan demikian, konflik merupakan suatu hubungan sosial yang dimaknai sebagai keinginan untuk memaksakan kehendaknya pada pihak lain.

Sedangkan menurut Alabaness, konflik adalah sebuah keadaan dimana antara pihak yang bermasalah tidak mencapai tujuan dan kesepakatan yan ada sehingga hal ini bisa mencampuri urusan masing-masing pihak.

Di dalam suatu kelompok, konflik adalah sesuatu yang tak terhindarkan. Ketika anggota kelompok menyatakan masalah mereka dan mencari solusinya, konflik menjadi sumberdaya yang berharga dibandingkan sebuah masalah yang harus diselesaikan. Sebagaimana pengertian di atas, resolusi konflik artinya adalah suatu metode dan proses terkonsep yang digunakan untuk membantu menyelesaikan konflik dengan damai.

Jadi kesimpulannya konflik adalah sebuah proses dimana ada keadaan yang terus berubah dan ada banyak kepentingan yang butuh penyelesaian sehingga bisa

(32)

32

menyamakan persepsi agar tidak ada konflik parah yang bisa merusak hubungan kedua belah pihak.

2. Macam-Macam Konflik

Adapun macam-macam konflik yaitu :

a. Macam-Macam Konflik Berdasarkan Pihak Yang Terlibat Di Dalamnya 1) Konflik dalam diri individu (conflik within the individual), yaitu konflik

yang terjadi karena memilih suatu tujuan yang saling bertentangan. Contohnya : ketika keyakinan yang dipegang oleh individu bertetntangan dengan nilai budaya masayrakat, atau kinginannya tidak sesuai dengan kemampuannya.

2) Konflik antar-individu (conflik among individual), yaitu suatu konflik yang terjadi karena adanya suatu perbedaan kepribadian antara individu yang satu dengan individu yang lainnya.

3) Konflik antar individu dan kelompok (conflik among individual and groups), yaitu suatu konflik yang terjadi karena terdapat suatu individu yang gagal beradaptasi dengan norma-norma kelompok dimana tempat dia bekerja.

4) Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama (conflik among groups in the same organization) yaitu suatu konflik yang terjadi karena setiap kelompok mempunyai tujuan tersendiri dan berbeda yang ingin di capai.

(33)

33

5) Konflik antar organisasi (conflik among organization), yaitu suatu konflik yang terjadi karena suatu tindakan yang dilakukan oleh anggota organisasi yang menimbulkan suatu dampak negatif bagi anggota organisasi lain. 6) Konflik antar individu dalam organisasi yang berbeda (conflik among

individual in different organization), yaitu suatu konflik yang terjadi karena sikap atau perilaku dari anggota organisasi yang berdampak negatif anggota organisasi lain.

b. Macam-Macam Konflik Berdasarkan Fungsinya

1) Konflik konstruktif, yaitu suatu konflik yang memiliki nilai positif kepada suatu pengembangan organisasi.

2) Konflik destruktif, yaitu suatu konflik yang mempunyai dampak negatif kepada suatu pengembangan organisasi.

c. Macam-macam Konflik berdasarkan posisi dalam struktur organisasi

1) Konflik vertikal, yaitu suatu konflik yang terjadi antara karyawan yang mempunyai jabatan yang tidak sama dengan dalam suatu organisasi. 2) Konflik horizontal, yaitu suatu konflik yang terjadi karena

mempunyai kedudukan/jabatan yang sama atau setingkat dalam suatu organisasi.

(34)

34

3) Konflik garis staf, yaitu suatu konflik yang terjadi karyawan yang memegang suatu posisi komando, dengan pejabat staf sebagai penasehat dalam suatu organisasi.

4) Konflik peran, yaitu suatu konflik yang terjadi karena individu mempunyai peran yang lebih dari satu.

d. Macam-macam konflik berdasarkan dampak yang timbul

1) Konflik fungsional, yaitu suatu konflik yang memberikan manfaat atau sebuah keuntungan bagi organisasi yang dapat dikelola dan dikendalikan dengan baik.

2) Konflik Infungsional,yaitu suatu konflik yang dampaknya merugikan orang lain.

e. Macam-macam konflik berdasarkan tempat terjadinya

1) Konflik in-group, yaitu suatu konflik yang terjadi dalam suatu kelompok atau masyarakat sendiri

2) Konflik out-group, yaitu suatu konflik yang terjadi antara suatu kelompok atau masyarakat dengan suatu kelompok atau masyarakat lain.

f. Macam-macam konflik berdasarkan pendapat Dahrendorf

1) Konflik antara atau dalam peran sosial, yaitu seperti antara peran seseorang dalam keluarga dan peran dalam pekerjaan (profesi).

(35)

35

2) Konflik antar kelompok-kelompok sosial, yaitu suatu konflik antar kelompok yang terorganisasi

3) Konflik antara satuan nasional, yaitu seperti konflik antara KPK dan Porli dalam menangani kasus tertentu.

4) Konflik antarnegara atau antara negara dan organisasi internasional. 3. Penetrasi Konflik

Teori Penetrasi Sosial dipopulerkan oleh Irwin Altman & Dalmas Taylor. Teori penetrasi sosial secara umum membahas tentang bagaimana proses komunikasi interpersonal. Di sini dijelaskan bagaimana dalam proses berhubungan dengan orang lain, terjadi berbagai proses gradual, di mana terjadi semacam proses adaptasi di antara keduanya, atau dalam bahasa Altman dan Taylor: penetrasi sosial.

Altman dan Taylor (1973) membahas tentang bagaimana perkembangan kedekatan dalam suatu hubungan. Menurut mereka, pada dasarnya kita akan mampu untuk berdekatan dengan seseorang yang lain sejauh kita mampu melalui proses “gradual and orderly fashion from superficial to intimate levels of exchange as a function of both immediate and forecast outcomes.”

Altman dan Taylor mengibaratkan manusia seperti bawang merah. Maksudnya adalah pada hakikatnya manusia memiliki beberapa layer atau lapisan kepribadian. Jika kita mengupas kulit terluar bawang, maka kita akan menemukan lapisan kulit yang lainnya. Begitu pula kepribadian manusia.

Lapisan kulit terluar dari kepribadian manusia adalah apa-apa yang terbuka bagi publik, apa yang biasa kita perlihatkan kepada orang lain secara umum, tidak

(36)

36

ditutup-tutupi. Dan jika kita mampu melihat lapisan yang sedikit lebih dalam lagi, maka di sana ada lapisan yang tidak terbuka bagi semua orang, lapisan kepribadian yang lebih bersifat semiprivate. Lapisan ini biasanya hanya terbuka bagi orang-orang tertentu saja, orang terdekat misalnya.

Dalam perspektif teori penetrasi sosial, Altman dan Taylor menjelaskan beberapa penjabaran sebagai berikut: 1) Kita lebih sering dan lebih cepat akrab dalam hal pertukaran pada lapisan terluar dari diri kita. Kita lebih mudah membicarakan atau ngobrol tentang hal-hal yang kurang penting dalam diri kita kepada orang lain, daripada membicarakan tentang hal-hal yang lebih bersifat pribadi dan personal. Semakin ke dalam kita berupaya melakukan penetrasi, maka lapisan kepribadian yang kita hadapi juga akan semakin tebal dan semakin sulit untuk ditembus. Semakin mencoba akrab ke dalam wilayah yang lebih pribadi, maka akan semakin sulit pula. 2) Keterbukaan-diri (self disclosure) bersifat resiprokal (timbal-balik), terutama pada tahap awal dalam suatu hubungan. Menurut teori ini, pada awal suatu hubungan kedua belah pihak biasanya akan saling antusias untuk membuka diri, dan keterbukaan ini bersifat timbal balik. Akan tetapi semakin dalam atau semakin masuk ke dalam wilayah yang pribadi, biasanya keterbukaan tersebut semakin berjalan lambat, tidak secepat pada tahap awal hubungan mereka. Dan juga semakin tidak bersifat timbal balik. 3) Penetrasi akan cepat di awal akan tetapi akan semakin berkurang ketika semakin masuk ke dalam lapisan yang makin dalam. Tidak ada istilah “langsung akrab”. Keakraban itu semuanya membutuhkan suatu proses yang panjang. Dan biasanya banyak dalam hubungan interpersonal yang

(37)

37

mudah runtuh sebelum mencapai tahapan yang stabil. Pada dasarnya akan ada banyak faktor yang menyebabkan kestabilan suatu hubungan tersebut mudah runtuh, mudah goyah. Akan tetapi jika ternyata mampu untuk melewati tahapan ini, biasanya hubungan tersebut akan lebih stabil, lebih bermakna, dan lebih bertahan lama. 4) Depenetrasi adalah proses yang bertahap dengan semakin memudar. Maksudnya adalah ketika suatu hubungan tidak berjalan lancar, maka keduanya akan berusaha semakin menjauh. Akan tetapi proses ini tidak bersifat eksplosif atau meledak secara sekaligus, tapi lebih bersifat bertahap. Semuanya bertahap, dan semakin memudar.

Dari teori penetrasi di atas kita dapat simpulkan bahwa penetrasi konflik ini memicu pada bagaimana perkembangan kedekatan seseorang dalam sebuah hubungan yang mereka jalin. Penetrasi konflik dapat terjadi dan berkembangnya hubungan-hubungan dilihat dari tingkatan yang paling dangkal, mulai dari tingkatan yang bukan bersifat intim menuju ke tingkatan yang terdalam, atau ke tingkatan yang lebih bersifat pribadi. Dengan penjelasan ini, maka penetrasi konflik dapat diartikan juga sebagai sebuah model yang menunjukkan perkembangan hubungan, yaitu proses di mana orang saling mengenal satu sama lain melalui tahap pengungkapan informasi. Semakin dalam seseorang mengenal satu sama lain semakin memicunya konflik yang bisa terjadi.

Sama halnya dengan sebuah keluarga kelurahan paccerakkang yang dengan mudahnya mengalami konflik akibat kecemburuan. Untuk memanimalisir suatu masalah atau konflik yang terjadi pada sebuah keluarga tersebut maka

(38)

38

diciptakalanlah anak yang mempunyai intelektual yang tinggi untuk menjadi penengah bagi keluarganya sendiri.

4. Konflik Kekerabatan

Hubungan kekerabatan atau kekeluargaanmerupakan hubungan antara tiap entitas yang memiliki asal usul silsilah yang sama, baik melalui keturunan biologis, sosial, maupun budaya. Dalam antropologi, sistem kekerabatan termasuk keturunan dan pernikahan, sementara dalam biologi istilah ini termasuk keturunan dan perkawinan. Hubungan kekerabatan manusia melalui pernikahan umum disebut sebagai "hubungan dekat" ketimbang "keturunan" (juga disebut "konsanguitas"), meskipun kedua hal itu bisa tumpang tindih dalam pernikahan di antara orang-orang yang satu moyang.

Hukum adat kekerabatan adalah hukum adat yang mengatur tentang bagaimana kedudukan pribadi seseorang sebagai anggota kerabat, kedudukan anak terhadap orangtua dan sebaliknya kedudukan anak terhadap kerabat dan sebaliknya dan masalah perwalian anak.

Maka ketika konflik kekerabatan terjadi maka anggota keluarga yang mempunyai kedudukan dan peran masing-masing akan mengalami masalah akibat tidak harmonisnya suatu keluarga tersebut. Konflik kekerabatan biasanya terjadi akibat salah satu dari anggota keluarga yang tidak sepaham dengan yang lainnya. Sama halnya dengan keluarga yang ada pada kelirahan paccerakkang, konflik kekerabatan mulai terjadi karena kecemburuan sosial. Ketika dua keluarga atau tiga

(39)

39

keluarga berseteru maka akan berdampak pada kedudukan tiap-tiap anggota dalam keluarga itu.

B. Resolusi Konflik

Setiap manusia unik dan berbeda, bahkan sepasang anak kembar identik pun memiliki keunikan masing-masing. Karena perbedaan itulah dalam kehidupan sosail di masyarakat timbul konflik. Contoh sederhananya pada zebra cross. Ketika pejalan kaki sedang menyebrang ada sebuah mobil yang akan melewati zebra cross tersebut. Peristiwa mobil yang terhalang oleh pejalan kaki ini telah dapat disebut konflik. Dapat kita lihat betapa mudahnya sebuah konflik terjadi, untuk meminimalisir dan mengatasi monflik ini maka dibuatlah lampu lalu lintas yang mengatuh kapan pejalan kaki boleh menyebrang dan kendaraan harus berhenti.

Untuk itu setiap orang memerlukan kemampuan menemukan resolusi konflik. Dimana resolusi konflik adalah kemampuan untuk menemukan cara menyelesaikan masalah atau konflik antar individu secara sukarela. Dimana solusi yang di dapatkan merupakan hasil kesepakatan pihak-pihak yang berkonflik yang sifatnya demokratis dan konstruktif (membangun) sehingga semua pihak merasa puas. Revolusi konflik dapat dilakukan cukup oleh para pihak yang berkonflik atau dapat melibatkan orang ketiga yang netral, adil, dan bijak yang dapat membantu penyelesaian konflik tersebut.

Dalam menyelesaikan konflik dibutuhkan kemampuan-kemampuan tertentu seperti kemampuan orientasi, kemampuan persepsi, kemampuan emosi, kemampuan komunikasi, serta kemampuan berpikir kreatif dan kritis. Untuk mencapai revolusi

(40)

40

konflik pertama sekali seseorang harus memiliki kemampuan peninjauan dan pemahaman terhadap konflik yang sedang terjadi serta didukung pula oleh sikap-sikap positif seperti adil, jujur, toleransi, anti kekerasan dan lain sebagainya. Selain itu juga dibutuhkan kemampuan memandang konflik dari berbagai sisi sehingga kita memiliki pemahaman yang lebih luas mengenai konflik yang terjadi serta tidak mudah atau cepat menyalahkan salah satu pihak.

Konflik biasanya melibatkan emosi tingkat tinggi sehingga untuk mendapatkan revolusi konflik diperlukan kemampuan pengendalian emosi yang baik. Kemuadian juga diperlukan kemampuan komunikasi yang baik seperti kemampuan mendengarkan orang lain, memahaminya, serta menyampaikan pemikiran atau pendapat sekomunikatif mungkinsehingga maksudnya tersampaikan dengan baik.

Kemampuan lain yang di perlukan adalah kemampuan berfikir kritis dan kreatif. Dengan berfikir kritis kita dapat menganalisa masalah dengan lebih logis sehingga dapat memahami konflik dengan lebih baik. Sementara dengan kemampuan berpikir kreatif kita dapat memnemukan berbagai alternatif resolusi konflik terbaik bagi semua pihak.

Resolusi menurut, Weitzman (dalam Morton & Coleman 2000) mendefinisikan resolusi konflik sebagai sebuah tindakan pemecahan masalah bersama (solve a problem together). Lain halnya dengan Fisher et al (2001) yang menjelaskan bahwa resolusi konflik adalah usaha menangani sebab-sebab konflik dan berusaha membangun hubungan baru yang bisa tahan lama diantara

(41)

kelompok-41

kelompok yang berseteru. Menurut Mindes (2006), resolusi konflik merupakan kemampuan untuk menyelesaikan perbedaan dengan yang lainnya dan merupakan aspek penting dalam pembangunuan sosial dan moral yang memerlukan keterampilan dan penilaian untuk bernegoisasi, kompromi serta mengembangkan rasa keadilan.

Dari pemaparan teori menurut para ahli tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan resolusi konflik adalah suatu cara individu untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi dengan individu lain secara sukarela. Resolusi konflik juga menyarankan penggunaan cara-cara yang lebih demokratis dan konstruktif untuk menyelesaikan konflik dengan memberikan kesempatan pada pihak-pihak yang berkonflik untuk memecahkan masalah mereka oleh mereka sendiri atau dengan melibatkan pihak ketiga yang bijak, netral dan adil untuk membantu pihak-pihak yang berkonflik memecahkan masalahnya.

Bodine and Crawford (Jones dan Kmitta, 2001) merumuskan beberapa macam kemampuan yang sangat penting dalam menumbuhkan inisiatif resolusi konflik diantaranya : a).kemampuan orientasi Kemampuan orientasi dalam resolusi konflik meliputi pemahaman individu tentang konflik dan sikap yang menunjukkan anti kekerasan, kejujuran, keadilan, toleransi, harga diri. b). Kemampuan persepsi adalah suatu kemampuan seseorang untuk dapat memahami bahwa tiap individu dengan individu yang lainnya berbeda, mampu melihat situasi seperti orang lain melihatnya (empati), dan menunda untuk menyalahkan atau memberi penilaian sepihak.c).Kemampuan emosi dalam resolusi konflik mencakup kemampuan untuk

(42)

42

mengelola berbagai macam emosi, termasuk di dalamnya rasa marah, takut, frustasi, dan emosi negatif lainnya. d). Kemampuan komunikasi dalam resolusi konflik meliputi kemampuan mendengarkan orang lain: memahami lawan bicara; berbicara dengan 19 bahasa yang mudah dipahami; dan meresume atau menyusun ulang pernyataan yang bermuatan emosional ke dalam pernyatan yang netral atau kurang emosional. e). Kemampuan berfikir kreatif dalam resolusi konflik meliputi kemampuan memahami masalah untuk memecahkan masalah dengan berbagi macam alternatif jalan keluar. f) Kemampuan berfikir kritis Kemampuan berfikir kritis dalam resolusi konflik, yaitu suatu kemampuan untuk memprediksi dan menganalisis situasi konflik yang sedang dialami. Tidak jauh berbeda, Scannell (2010: 18) juga menyebutkan aspek – aspek yang mempengaruhi individu untuk dapat memahami dan meresolusi sebuah konflik meliputi: a) keterampilan berkomunikasi b) kemampuan menghargai perbedaan c) kepercayaan terhadap sesama, dan d) kecerdasan emosi.

Dari pemaparan ahli tersebut di atas dapat kita ketahui bahwa dalam proses resolusi konflik diperlukan kemampuan-kemampuan tertentu untuk mencari solusi konflik secara konstruktif. Kemampuan tersebut diantaranya adalah kemampuan orientasi, kemampuan persepsi atau menghargai perbedaan, kemampuan emosi atau kecerdasan emosi, kemampuan berkomunikasi, kemampuan berfikir kreatif, dan kemampuan berfikir kritis.

(43)

43

Hubungan kekerabatan adalah salah satu prinsip mendasar untuk mengelompokkan tiap orang ke dalam kelompok sosial, peran, kategori, dan silsilah. Menurut hukum kekerabatan keluarga mempunyai sistem kekerabatan patrilineal dan matrilineal, perlu kita ketahuai pengertian dari kekerabatan ialah kekerbatan berasal dari kata kerabat yang artinya yang dekat (pertalian saudara), sedarah sedaging, keluarga, sanak saudara, atau keturunan yang sama. Jadi, kekerabatan merupakan hubungan kekeluargaan seseorang dengan orang lain yang mempunyai hubungan darah atau keturunan yang sama dalam satu keluarga.

Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia, patrilineal adalah suatu adat masyarakat yang mengatur alur keturunan berasal dari pihak ayah. Patrilineal berasal dari dua kata bahasa latin, yaitu pater yang artinya ayah, dan linea yang berarti garis. Jadi, patrilineal berarti mengikuti garis keturunan yang ditarik dari pihak ayah.

Sedangkan matrilineal menurut Wikipedia Bahasa Indonesia adalah suatu adat masyarakat yang mengatur alur keturunan berasal dari pihak ibu. Matrilineal berasal dari kata mater yang artinya ibu dan linea yang artinya garis. Jadi, matrilineal berarti mengikuti garis keturunan yang ditarik dari pihak ibu.

Menurut sistem patrilineal, kedudukan pria lebih menonjol pengaruhnya dalam pembagian warisan daripada kedudukan wanita sehingga hanya anak laki-laki yang akan menjadi ahli waris. Sebaliknya dalam sistem matrilineal kedudukan wanita lebih menonjol dibandingkan kedudukan pria dalam pewarisan. Ahli waris dalam

(44)

44

sistem matrilineal adalah mereka yang ada pada garis ibu yakni anak laki-laki dan anak perempuan, saudara laki-laki dan saudara perempuan, nenek beserta saudara-saudaranya baik laki-laki maupun perempuan.

Antara sistem keturunan yang satu dengan yang lain dapat berlaku dalam bentuk percampuran atau pergantian sistem, hal ini dikarenakan adanya hubungan perkawinan. Suatu masyarakat yang menganut sistem patrilineal dan matrilineal mengenal bentuk perkawinan eksogami yakni prinsip perkawinan yang mengharuskan orang mencari jodoh di luar lingkungan sosialnya, seperti di luar lingkungan kerabat, kelompok adat, golongan sosial, dan lingkungan pemukiman. Dalam sistem patrilineal masyarakat Batak Toba, perkawinan eksogami ini berbentuk perkawinan jujur yang mana pihak laki-laki menarik pihak perempuan untuk masuk ke dalam klan (kelompok) nya disertai dengan pemberian barang-barang bernilai kepada pihak perempuan sebagai pengganti kedudukan perempuan tersebut dalam klannya (perempuan).

Di Indonesia sendiri, dewasa ini, telah mengarah pada sistem parental atau bilateral yaitu sistem keturunan yang ditarik dari garis ayah dan ibu (orang tua) sehingga tidak ada perbedaan kedudukan antara pria dan wanita dalam memperoleh warisan. Namun demikian, masih banyak juga suku-suku masyarakat pedesaan yang tetap mempertahankan sistem keturunan dan kekerabatan patrilineal maupun matrilineal.

(45)

45

Dalam lingkup keluarga masing-masing mempunyai peran dan kedudukan, diantaranya : 1) Peran dan kedudukan ayah dalam keluarga, adapun peran ayah dalam keluarga sebagai pemimpin keluarga, bekerja mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga, menjaga dan melindungi setiap anggota keluarga, menjaga dan menciptakan keharmonisan dalam keluarga, menyayangi anggota keluarga. Dalam keluarga ayah mempunyai kedudukan penting dalam suatu keluarga. Kedudukan Ayah sebagai kepala keluarga tugasnya memimpin keluarga. Kepala keluarga melindungi seluruh anggota keluarganya. Selain itu Ayah juga mencari nafkah untuk keluarga. Sebagai kepala keluarga perlu membuat peraturan. Peraturan untuk rumah tangganya. Dalam membuat peraturan juga harus bijaksana. Dengan demikian, ayah akan selalu di hormati anggota keluarganya. 2) Peran dan kedudukan ibu dalam keluarga, peran ibu dalam keluarga yaitu Membimbing dan m endidik anak, mengurusi keperluan rumah tangga dan keluarganya, memasak dan menyiapkan makanan unuk anggota keluarga, mencuci dan menyetrika pakaian anggota keluarga, merapikan dan membersihkan rumah, menciptakan suasana rumah yang nyaman, mengatur keuangan rumah tangga, merawat dan membesarkan anak. Kedudukan ibu dalam keluarga mempunyai tugas pokok yaitu mengurus rumah tangga. Ibu juga berkedudukan sebagai seorang istri. Ibu juga berkewajiban mendidik dan merawat anak-anaknya. Untuk itu ibu harus di hormati dan disayangi. 3) Peran dan kedudukan anak dalam keluarga, dalam keluarga anak mempunyai peran seperti berbakti kepada orang tua, membantu pekerjaan orang tua di rumah, menyayangi orang tua, menjaga nama baik orangtua dan saudara, rajin belajar,

(46)

46

menjaga kerukunan dengan anggota keluarga lain, menjaga dan merawat orang tua atau saudara. Anak termasuk anggota keluarga. Seorang anak berhak mendapatkan perhatian, berupa kasih sayang orang tua. Anak juga wajib menuruti nasihat dan bimbingan orang tua, untuk bekal masa depan. Anak juga harus membantu pekerjaan orangtua dirumah. Seperti: cuci piring, menyapu, mengepel, dll. Anak juga berhak mendapatkan segala kebutuhannya dari orang tua. Bgitu pula sebaliknya orangtua selalu memberikan segala kebutuhan untuk anak-anaknya, mulai dari kebutuhan sekolah, kebutuhan makan, dan lain sebagainya Maka untuk itu jadilah anak yang membanggakan orang tua, anak yang patuh kepada orangtua, dan berguna bagi agama, nusa, dan bangsa.

D. Landasan Teori

Teori konflik keluarga menurut George Simmel menggambarkan masyarakat sebagai suatu pula interaksi yang menyerupai jaring laba-laba, dimana terdapat berbagai macam bentuk hubungan sosial di dalamnya. Seperti dominasi, subordinasi, kompetisi, imitasi, pembentukan kelompok dan lain sebagainya.

Simmel dalam perkembangan teorinya menekankan bahwa asosiasi dan konflik bukanlah fenomena yang terpisah, akan tetapi saling berkaitan secara intinm. Artinya, masyarakat terintegrasi dalam berbagai konflik individu atau kelompok yang saling tumpang tindih, sebuah kelompok dengan kelompok lain dalam satu konteks dan juga bisa bekerja sama dalam konteks yang lain.

Dalam teorinya simmer mengatakan bahwa masing-masing ndividu atau kelompok memiliki perbedaan keinginan, dalam lingkungan keluarga.

(47)

Masing-47

masing individu memiliki keinginan yang sama, namun sumber daya yang di inginkan terbatas. Konflik dapat timbul karena ketidakcocokan antara kedua belah pihak, baik karena berlawanan atau perbedaan, ketidakcocokan tersebut juga dapat disebabkan oleh kesalahan persepsi dan komunikasi.

Konflik merupakan peristiwa sosial yang mencakup pertentangan atau ketidaksetujuan, dalam teori konflik, semakin dekat hubungan seseorang maka akan semakin berpotensi mengalami konflik. Begitu halnya dengan keluarga, karena sudah ada rasa saling ketergantungan antar anggota keluarga, maka kemungkinan terjadinya konflik semakin besar. Konflik dalam keluarga juga bisa disebabkan karena adanya ketidaksetujuan atau perilaku oposisi antar anggota keluarga.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa konflik merupakan sebuah keniscayaan dalam kehidupan, adanya konflik membuktikan bahwa terdapat proes interaksi yang kemudian memunculkan dinamika dala kelompok sosial. Terlepas dari itu semua, penyelesaian konflik dalam keluarga menjadi hal yang sangat penting. Karena keluarga merupakan sebuah institusi sosial yang memiliki fungsi dan perasn penting dalam sega aspek kehidupan.

(48)

48

Masyarakat Kelurahan Paccerakkang Kota Makassar merupakan kelurahan yang solidaritasnya bisa dikatakan tinggi. Dalam lingkup kelurahan Paccerakkang ini di pimpin oleh ketua RW Bapak Sugiono dan dipimpin oleh ketua RT Ibu Rampe. Masyarakat Kelurahan Paccerakkang terutama di RW 002 RT 002 mempunyai sedikit problem konflik kekerabatan dalam lingkup keluarganya sendiri.

Faktor terjadinya konflik yang ada dalam lingkup tersebut akibat adanya kecemburuan, karena adanya konflik kekerabatan terjadi pada lingkungan keluarganya anak-anak menjadi korban karena mereka juga ikut dalam konflik tersebut ( tidak saling menyapa). Maka dari itu disinilah peran anak yang mempunyai intelektual yang tinggi agar menjadi penengah atau penyelesaian konflik dalam lingkup keluarganya agar dapat terselesaikan dengan cepat, tanpa mengorbankan anak-anaknya.

Ada dua tipe dalam menyelesaikan permasalahan : 1). Konflik yang terjadi dalam jangka pendek, dapat terjadi karena diantara individu tersebut dapat bersikap dingin atau dapat mengalah pada individu yang satunya. Dalam konflik jangka pendek ini juga dapat terjadi apabila seorang anak (penengah) dapat bersikap adil terhadap seseorang yang mengalami konflik. Contohnya, anak yang memiliki wawasan yang cukup disegani dapat memberikan masukan atau jalan keluar agar suatu masalah tidak mudah berlarut-larut hingga membuat suatu ikatan keluarga menjadi terpecah belah. 2).Konflik yang terjadi dalam jangka panjang, dalam konflik jangka panjang dapat terjadi bertahun-tahun ketika suatu individu tetap bersikeras untuk tidak saling memaafkan. Dalam konflik jangka panjang ini jika suatu anak

(49)

49

yang memiliki peran intelektual tetapi tidak berhasil menjadi penengah artinya individu tersebut memang tidak ingin menjalin kekerabatan karena faktor kecemburuan.Dalam hal ini peran orang tua juga sangat penting untuk menyelesaikan konflik yang terjadi pada keluarganya sendiri hanya karena adanya kecemburuan, karena hanya orang tua lah yang mengetahui sifat-sifat anaknya sehingga dapat membicarakan dengan kepala dingin tanpa harus ada konflik. Berdasarkan asumsi diatas dapat dilihat kerangka pikir dalam penelitian ini dalam bentuk sebagai berikut :

(50)

50

Bagan Kerangka Pikir

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

Konflik kekerabatan

kelurahan paccerakkang

kota makassar

Faktor terjadinya konflik keluarga  Kecemburuan Sosial

 Tingkat Pendidikan Yang Masih Rendah

Adanya Masyakat Yang

Memprovokasikan Mereka

Bentuk penetrasi konflik kekerabatan  Memisahkan Ketika Mereka

Mengalami Konflik  Memberikan Nasehat  Memberikan Saran

Solusi meredakan konflik kekerabatan  Bersifat Preventif

 Membicarakan Secara Kepala Dingin  Mencegah Terjadinya Konflik

 Membicarakan Secara Kekeluargaan  Bersifat kuratif

 Mencari Tahu Akibat Mereka Berdebat  Menegur Ketika Terjadi Konflik

(51)

51 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Jenis Penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai suatu proses penelitian dan pemahaman berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia (creswell, 1998: 15, dalam Moleong. 2007) metode kualitatif ialah proses penelitian yang menghasilkan data deskriptif, ucapan atau tulisan atau perilaku yang dapat diamati dari orang-orang itu sendiri, menurutnya pendekatan ini langsung menunjukkan setting itu secara keseluruhan.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di Kelurahan Paccerakkang Kota Makassar. Pada penelitian ini berkaitan dengan Penetrasi Konflik Kekerabatan Kelurahan Paccerakkang Kota Makassar (Studi Peran Intelektual Anak Dalam Memanimalisir Konflik Keluarga).

(52)

52

Dalam pengambilan data digunakan teknik purposive sampling adalah teknik pengambilan informan sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya adalah orang tersebut dianggap yang paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin orang tersebut menjadi penguasa sehingga akan memudahkan mencari informasi yang diteliti. Dalam menentukan Informan dapat dilakukan dengan cara Melalui keterangan orang yang berwenang baik secara formal (pemerintah) maupun informal.

Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuannya adalah agar peneliti dapat memperoleh informasi yang akurat dan benar-benar memenuhi persyaratan karena informan tersebut mengetahui secara lengkap tentang lapangan atau daerah penelitian tersebut. Penentuan sampel dalam penelitian kualitatif tidak didasarkan perhitungan stastitik. Sampel yang dipilih berfungsi untuk mendapatkan informasi yang maksimum bukan untuk digeneralisasikan. Adapun informan penelitian ini meliputi 3 macam, yaitu:

1. Informan kunci, yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian seperti Kepala lurah, RT, RW setempat. 2. Informan ahli, yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam hal ini atau

orang yang mengalami konflik dan anak yang mempunyai intletual yang tinggi.

3. Informan tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung. Dalam hal ini masyarakat yang tinggal di sekitar rumah keluarga yang mengalami konflik antara lain kerabat-kerabatnya.

(53)

53 D. Fokus Penelitian

Adapun fokus dalam penelitian ini adalah tentang Penetrasi Konflik Kekerabatan Kelurahan Paccerakkang Kota Makassar (Studi Peran Intelektual Anak Dalam Memanimalisir Konflik Keluarga).

E. Instrumen Penelitan

Pengumpulan data sebuah penelitian yang dilakukan dengan berbagai metode-metode penelitian yaitu seperti observasi, wawancara dan dokumentasi memerlukan alat bantu sebagai instrumen. Adapun instrumen yang di maksud adalah sebagai berikut:

1. Catatan Lapangan, berisi catatan yang diperoleh peneliti pada saat melakukan pengamatan langsung dilapangan.

2. Pedoman wawancara, berisi seperangkat daftar pertanyaan peneliti sesuai dengan rumusan masalah pertanyaan.

3. Kamera yang digunakan ketika penulis melakukan observasi untuk merekam kejadian yang penting pada suatu peristiwa baik dalam bentuk foto maupun video.

4. Telpon genggam untuk recorder. Recorder digunakan untuk merekam suara ketika melakukan pengumpulan data, baik menggunakan metode wawancara, observasi dan sebagainya.

5. Pulpen dan buku yang digunakan untuk menuliskan informasi data yang didapat dari narasumber.

(54)

54 F. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data a. Data Primer

Data yang diperoleh secara langsung dari responden mengenai penetrasi konflik kekerabatan keluarga Kelurahan Paccerakkang Kota Makassar. Data primer ini yang dimaksud adalah informasi yang didapatkan langsung dari beberapa individu yang mengalami konflik. b. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari litelatur seperti yang berhubungan dengan masalah yang ada seperti sepupu,kerabat dekat dari beberapa orang yang mengalami konflik.

G. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi

Peneliti ingin meneliti suatu tempat yang di anggap mempunyai suatu permasalahan atau sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian.

2. Wawancara/Interview

Setelah peneliti mengobservasi tempat yang ia ingin teliti peneliti selanjutnya terjun kelapangan untuk melanjutkan proses tanya jawab kepada

(55)

55

masyarakat dan beradaptasi dalam dua orang atau lebih berhadapan fisik dan dapat bertatap muka dan mendengarkan dengan telinga sendiri.

3. Dokumentasi

Peneliti selanjutnya melakukan dokumentasi dimana dokumentasi itu sebuah cara yang dilakukan untuk menyediakan dokumen-dokumen dengan menggunakan data yang akurat dari pencatatan sumber-sumber informasi khusus dari karangan/tulisan.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data ini di lakukan dengan cara menyusun, mereduksi data, mendisplay data yang dikumpulkan dari berbagai pihak dan memberikan verifikasi untuk di simpulkan.

Adapun langkah-langkah teknis analisis data dalam peneltian ini adalah sebagai berikut :

1. Pengumpulan Data

Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data dari hasil observasi langsung, wawancara dan dokumentasi.

2. Reduksi Data

Reduksi merupakan bagian dari analisis. Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber. Setelah dikaji, langkah berikutnya adalah membuat rangkuman untuk setiap kontak atau pertemuan dengan informan. Dalam merangkum data biasanya ada satu

(56)

unsur-56

unsur tidak dapat dipisahkan ini disebut membuat abstraksi yaitu mebuat ringkasan yang inti, proses dan persyaratan yang berasal dari responden tetap dijaga.

Dari rangkuman yang dibuat ini kemudian peneliti melakukan reduksi data yang kegiatanya mencakup unsur-unsur spesifik termasuk (1) proses pemilihan dasar tingkat relevansi dan kaitanya dengan setiap kelompok data, (2) menyusun data dalam satu-satuan sejenis. Pengelompokan data dalam satuan yang sejenis ini juga dapat diekuivalenkan sebagai kegiatan kategorisasi/varible, (3) membuat koding data sesuai dengan kisi-kisi kerja penelitian.

3. Penyajian Data

Penyajian data yaitu sekumpulan informan tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan data pengambilan tindakan. Dengan demikian kemungkinan dapat mempermudah gambaran seluruhnya atau bagian tertentu dari aspek yang diteliti.

4. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan tergantung pada besarnya kesimpulan catatan lapangan, pengkodeanya, penyimpanan, metode dan pencarian tentang yang digunakam. Selain itu kecakapan peneliti dan tuntutan-tuntutan pemberi data juga mempengaruhi dalam penarikan kesimpulan.

(57)

57

Penelitian kualitatif ini akan dilakukan keabsahan data melalui uji kredibilitas. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber data adalah menggali kebenaran informai tertentu melalui berbagai metode dan sumber perolehan data. Misalnya, selain melalui wawancara dan observasi, peneliti bisa menggunakan observasi terlibat (participant obervation), dokumen tertulis, arsif, dokumen sejarah, catatan resmi, catatan atau tulisan pribadi dan gambar atau foto.

2. Triangulasi Teknik

Trigulasi waktu adalah waktu juga sering mempengruhi kredibilitas data. Data yang dikumpul dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar belum banyak masalah akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara , observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga ditemukan kepastian datanya. Triangulasi dapat juga dilakukan dengan cara mengecek hasil penelitian dari tim peneliti lain yang diberi tugas melakukan pengumpulan data.

(58)

58 3. Triangulasi waktu

Data yang diperoleh dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka penelitian dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian.

BAB IV

DEKSRIPSI UMUM DAERAH PENELITIAN DAN DEKSRIPSI KHUSUS LATAR PENELITIAN

A. Deksripsi Umum Kota Makassar Sebagai Daerah Peneliti 1. Sejarah Singkat kota Makassar

Kota Makassar pada masa H.M.Daeng Patompo (1965-1978) menjabat Walikotamadya Makassar, yaitu pada tanggal 1 september 1971 berubah namanya menjadi Kota Ujung Pandang setelah diadakan perluasan kota dari 21 km2 menjadi

(59)

59

175,77 km2, namun kemudian, pada tanggal 13 oktober 1999 berubah namanya menjadi Kota Makassar.

Kota Makassar biasanya juga disebut dengan Kota Daeng salah satu gelar dalam strata atau tingkat masyarakat di Makassar atau di Sulawesi Selatan pada umumnya, Daeng dapat pula diartikan “kakak”. Ada tiga klarifikasi Daeng yaitu : nama gelar, panggilan penghormatan, panggilan umum. Sedang Anging Mamiri Artinya “angin bertiup” adalah salah satu lagu asli daerah Makassar ciptaan Borra Daeng Ngirate yang sangat populer pada tahun 1960-an. Lagu ini sangat disukai oleh Presiden Republik Indonesia, Ir. Soekarno ketika berkunjung ke Makassar pada tanggal 5 Januari 1962.

Awal kota dan bandar Makassar berada di muara Sungai Tallo dengan pelabuhan niaga kecil di wilayah itu pada penghujung abad XV. Sumber-sumber Portugis memberitakan, bahwa bandar Tallo itu awalnya berada di bawah Kerajaan Siang di sekitar Pangkajene. Pada pertengahan abad XVI, Tallo bersatu dengan sebuah kerajaan kecil lainnya yang bernama Gowa, dan mulai melepaskan diri dari kerajaan Siang, bahkan menyerang dan menaklukkan kerajaan-kerajaan sekitarnya.

Akibat semakin intensifnya kegiatan pertanian di hulu sungai Tallo, mengakibatkan pendangkalan sungai Tallo, sehingga bandarnya dipindahkan ke muara sungai Jeneberang, disinilah terjadi pembangunan kekuasaan kawasan istana oleh para ningrat Gowa-Tallo yang kemudian membangun pertahanan benteng Somba Opu, yang seratus tahun kemudian menjadi wilayah inti Kota Makassar. Pada

(60)

60

masa pemerintahan Raja Gowa XVI, didirikan Benteng Rotterdam, pada masa itu terjadi peningkatan aktivitas pada sektor perdagangan lokal, regional dan internasional, sektor politik serta sektor pembangunan fisik oleh kerajaan. Masa itu merupakan puncak kejayaan Kerajaan Gowa, namun selanjutnya dengan adanya perjanjian Bungaya menghantarkan Kerajaan Gowa pada awal keruntuhan. Komoditi ekspor utama Makassar adalah beras, yang dapat ditukar dengan rempah-rempah dari Maluku maupun barang-barang manufaktur asal Timur Tengah, India dan Cina di Nusantara Barat. Dari laporan saudagar Portugal maupun catatan-catatan lontara setempat, diketahui bahwa peranan penting saudagar Melayu dalam perdagangan yang berdasarkan pertukaran hasil pertanian dengan barang-barang impor. Dengan menaklukkan kerajaan-kerajaan kecil di sekitarnya, yang pada umumnya berbasis agraris, maka Makassar menguasai kawasan pertanian yang relatif luas dan berusaha pula untuk membujuk para saudagar di kerajaan sekitarnya agar pindah ke Makassar, sehingga kegiatan perdagangan semakin terkonsentrasi di bandar niaga baru Makassar.

Hanya dalam seabad saja, Makassar menjadi salah satu kota niaga terkemuka dunia yang dihuni lebih 100.000 orang (kota terbesar ke 20 dunia). Pada zaman itu jumlah penduduk Amsterdam, yang termasuk kota kosmopolitan dan multikultural baru mencapai sekitar 60.000 orang. Perkembangan bandar Makassar yang demikian pesat itu, berkat hubungannya dengan perubahan-perubahan pada tatanan perdagangan internasional masa itu. Pusat utama jaringan perdagangan di Malaka,

(61)

61

ditaklukkan oleh Portugal pada tahun 1511, demikian juga di Jawa Utara semakin berkurang mengikuti kekalahan armada lautnya di tangan Portugal dan pengkotakkotakan dengan kerajaan Mataram. Bahkan ketika Malaka diambil alih oleh Kompeni Dagang Belanda (VOC) pada tahun 1641, banyak pedagang Portugis ikut pindah ke Makassar.

Sampai pada pertengahan abad ke-17, Makassar berupaya merentangkan kekuasaannya ke sebagian besar Indonesia Timur dengan menaklukkan Pulau Selayar dan sekitarnya, kerajaan-kerajaan Wolio di Buton, Bima di Sumbawa, Banggai dan Gorontalo di Sulawesi bagian Timur dan Utara serta mengadakan perjanjian dengan kerajaan-kerajaan di Seram dan pulau-pulau lain di Maluku. Secara Internasional, sebagai salah satu bagian penting dalam dunia Islam, Sultan Makassar menjalin hubungan perdagangan dan diplomatik yang erat dengan kerajaan-kerajaan Banten dan Aceh di Indonesia Barat, Golconda di India dan Kekaisaran Otoman di Timur Tengah.

Para ningrat Makassar dan rakyatnya dengan giat ikut dalam jaringan perdagangan internasional, dan interaksi dengan komunitas kota yang kosmopolitan itu menyebabkan sebuah “creative renaissance” yang menjadikan Bandar Makassar sebagai salah satu pusat ilmu pengetahuan terdepan pada zamannya. Koleksi buku dan peta, zaman itu masih langka di Eropa namun di Makassar sudah banyak terkumpul. Makassar merupakan salah satu perpustakaan ilmiah terbesar di dunia, dan para sultan tak segan-segan memesan barang-barang paling mutakhir dari seluruh

Gambar

Tabel 3. Jumlah Penduduk Menuru Agama Di Kecamatan  Biringkanaya Tahun 2019

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Aliran ini menyatakan hakikat benda adalah ruhani, spirit. Karena nilai ruh lebih tinggi daripada badan dan materi bagi kehidupan manusia. Manusia lebih dapat

Dari hasil penelitian dilapangan penulis dapat menyimpulkan bahwa telah terjadi adanya penyimpangan yaitu penggunaan bahan dilapangan berbeda dengan yang

Menimbang : Bahwa merujuk pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2018 tentang Penilain Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan dan Penilaain

Dari tabel 5.8 dan gambar 5.8 diatas dapat dilihat bahwa seluruh industri jasa bordir memiliki mesin bordir sendiri tetapi untuk industri konveksi sebanyak 19 responden atau 32

Untuk mengevaluasi kinerja fasilitas kerb kedatangan sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh IATA, maka diperlukan data penumpang yang tiba di area kerb keberangkatan

[r]

Untuk mengerti mengapa anda tidak dapat menggunakan bukti bersyarat dalam kasus ini, pertama perhatikan bahwa tidak ada aturan untuk merubah sebuah pernyataan dalam bentuk x & y

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024)