• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Divisi, dan Kepala Administrasi. Karyawan nonstaf terbagi menjadi karyawan Bulanan, Karyawan Harian Tetap (KHT), dan Karyawan Harian Lepas (KHL). Karyawan Bulanan terdiri atas pekerja tidak langsung seperti karyawan kantor kebun, mandor, dan kerani. KHT dan KHL terdiri atas pekerja langsung lapangan. Data jumlah karyawan staf dan non staf di BKLE dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Status dan jumlah karyawan BKLE tahun 2014

No Status Karyawan Jumlah

1 Karyawan Staf 006

2 Karyawan Bulanan 013

3 Karyawan Harian Tetap (KHT) 292

4 Karyawan Harian Lepas (KHL) 116

Indeks Tenaga Kerja (ITK) 0.12

Sumber: Kantor Kebun BKLE (2014)

Indeks tenaga kerja adalah perbandingan antara jumlah total tenaga kerja dan luas areal kebun. BKLE menerapkan 7 jam kerja per hari dan 6 hari kerja per minggu. Karyawan bekerja 7 jam untuk memenuhi satu Hari Kerja (1 HK), kecuali hari Jumat 1 HK hanya 5 jam. Sistem pembagian gaji untuk karyawan non staf berbeda-beda sesuai status karyawan, yaitu:

1. Karyawan Bulanan: tunjangan beras, fasilitas rumah, listrik, air, gaji per bulan sesuai golongan dan kebijakan kebun, insentif tahunan, tunjangan hari raya, tunjangan jamsostek, dan tunjangan kesehatan.

2. Karyawan Harian Tetap: tunjangan beras, fasilitas rumah, listrik, air, gaji per bulan sesuai Upah Minimum Sektoral Kabupaten (UMSK) sebesar Rp 1 908 525,00 setiap bulan, insentif tahunan, tunjangan hari raya, tunjangan jamsostek, dan tunjangan kesehatan.

3. Karyawan Harian Lepas: fasilitas rumah, listrik, air, upah harian sebesar Rp 76 341,00 setiap hari dikalikan hari kerja, tunjangan hari raya, dan setelah 3 bulan diangkat menjadi karyawan harian tetap.

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Pelaksanaan kegiatan magang yang dilakukan terdiri dari aspek teknis dan aspek manajerial. Aspek teknis adalah kegiatan penulis bekerja aktif melakukan kegiatan teknis di lapangan sebagai karyawan lapangan. Aspek manajerial ialah kegiatan penulis bekerja aktif melakukan kegiatan pengawasan, evaluasi, perencanaan, dan administrasi sebagai mandor dan asisten. Asisten divisi sebagai pembimbing lapang memberikan arahan kepada penulis dalam melaksanakan kegiatan magang.

Aspek Teknis

Pelaksanaan aspek teknis sehari-hari diawali dengan apel pagi. Apel pagi di BKLE terdiri atas apel pagi tahap 1 dan apel pagi tahap 2. Apel pagi tahap 1

(2)

berlangsung pukul 04.45-05.00 WIB berisi pengingatan atau pemastian kembali oleh asisten kepada para mandor tentang ada atau tidaknya perubahan rencana kerja harian (RKH) pada hari tersebut. Perubahan RKH dapat terjadi apabila saat apel cuacanya hujan atau ada sumberdaya yang tidak tersedia di luar perkiraan. Apel pagi tahap 2 berlangsung pukul 05.00-05.30 WIB berisi pemeriksaan kehadiran dan pengarahan oleh mandor per jenis kegiatan kepada karyawan lapangannya masing-masing tentang rencana kerja hari tersebut sesuai instruksi dari asisten saat apel pagi tahap 1. Setelah apel pagi tahap 2 selesai, karyawan lapangan bergegas sarapan dan berangkat ke lahan sehingga pukul 06.00 WIB pekerjaan sudah bisa dimulai. Jam kerja karyawan lapangan dimulai pukul 06.00 sampai dengan 13.30 WIB dengan jeda istirahat pukul 09.30-10.00 WIB. Karena semua tanaman kelapa sawit di lokasi penulis magang (divisi 2) statusnya adalah tanaman menghasilkan (TM), maka aspek teknis yang penulis lakukan selama kegiatan magang hanya terdiri dari 3 kegiatan rutin seperti pengendalian gulma, pemupukan, dan pemanenan. Jurnal harian sebagai karyawan lapangan dapat dilihat pada Lampiran 4.

Pengendalian Gulma

Pengendalian gulma di BKLE adalah salah satu kegiatan utama yang sangat penting karena berpengaruh langsung terhadap akses menuju pokok dan kelancaran kegiatan operasi secara umum. Kegiatan ini dilakukan secara kimiawi dan manual dengan fokus lokasi pengendalian pada piringan, pasar pikul, tempat pengumpulan hasil (TPH), dan gawangan mati. Gulma yang banyak ditemukan di BKLE adalah Ageratum conyzoides, Cyperus rotundus, Stenochlaena palustris,

Melastoma malabathricum, kentosan, dan Scleria sumatrensis.

Pengendalian gulma secara kimiawi. Salah satu tindakan pengendalian

gulma dengan mempertimbangkan aspek biaya, tenaga kerja, dan waktu yang relatif rendah adalah dengan menggunakan herbisida (Monaco et al. 2002). Pengendalian gulma secara kimiawi di BKLE merupakan kegiatan pemeliharaan yang menelan biaya produksi terbesar kedua setelah pemupukan. Oleh karena itu, pelaksaannya diatur dalam sistem tersendiri yang disebut dengan Barcode

Spraying System (BSS). Tim kerja semprot BSS di BKLE terdiri atas 28 tenaga

penyemprot, 2 tenaga pengairan, 1 orang supir, dan 1 orang mandor. Satu tim kerja semprot BSS menangani seluruh divisi di BKLE. Rotasi semprot piringan, pasar pikul, dan TPH di divisi 2 dilakukan sebanyak 4 kali dalam setahun. Standar output semprotnya adalah 3 ha/HK.

Tim kerja semprot BSS dilengkapi dengan 1 unit modifikasi truk dengan tangki berkapasitas 3000 liter. Masing-masing penyemprot dilengkapi dengan 1 unit knapsack sprayer semi-otomatis bertekanan konstan “SA15” yang dinomori sesuai nomor tenaga penyemprot, fan nozzle kuningan berjenis very low volume

200 l/ha “VLV200“, bendera kuning, dan parang. Bendera kuning digunakan sebagai tanda batas terakhir penyemprotan apabila larutan semprot habis sebelum pasar pikul selesai disemprot. Apabila hari hujan dan penyemprotan terpaksa harus dialihkan, maka parang digunakan untuk pengendalian gulma secara manual atau babat tumbuhan pengganggu (BTP). Alat pelindung diri yang digunakan oleh penyemprot terdiri atas sepatu boot, topi, masker, sarung tangan, rompi (perlak), dan kacamata. Penyemprotan piringan, pasar pikul, dan TPH dapat dilihat pada Gambar 1.

(3)

Gambar 1 Kegiatan penyemprotan piringan, pasar pikul, & TPH

Tenaga pengairan dilengkapi dengan gelas ukur berkapasitas 1 liter untuk penakaran herbisida. Herbisida yang digunakan adalah glifosat “ROUN UP 486 SL”, metsulfuron methyl “AMIRON-M 20 WG”, dan parakuat “GRAMOXONE 276 SL”. ROUNDUP 486 SL adalah herbisida purna tumbuh yang bersifat sistemik berbentuk larutan, berwarna coklat kuning emas, dan digunakan untuk mengendalikan gulma rumput, berdaun lebar, dan teki. Bahan aktifnya adalah isopropil amina glifosat 486 g/l atau setara dengan glifosat 360 g/l. AMIRON-M 20 WG adalah herbisida pra dan purna tumbuh yang bersifat selektif, berbentuk butiran, berwarna putih yang dapat didispersikan dalam air untuk mengendalikan gulma rumput, berdaun lebar dan teki. Bahan aktifnya adalah Metsulfuron methyl 20%. GRAMOXONE 276 SL adalah herbisida purna tumbuh yang bersifat kontak non selektif, berbentuk larutan, berwarna hijau tua, dan digunakan untuk mengendalikan gulma rumput, berdaun lebar, dan teki. Bahan aktifnya adalah Paraquat diklorida 276 g/l atau setara dengan Ion parakuat 200 g/l.

Penggunaan herbisida tersebut tergantung pada jenis gulma yang akan dikendalikan. Namun, umumnya bahan aktif yang sering digunakan untuk penyemprotan rutin piringan, pasar pikul, dan TPH adalah Glifosat 1% yang dicampur dengan Metsulfuron Methyl 0.05%. Pencampuran racun dilakukan di lahan sebelum penyemprotan dimulai. Tahap pertama pencampuran racun adalah membagi racun Glifosat baru bervolume 20 L menjadi 2 jerigen masing-masing 10 L. Tahap kedua adalah membuat larutan racun 250 gr Metsulfuron Methyl yang dicampur dengan air secukupnya dan diaduk merata. Tahap ketiga adalah memasukkan larutan Metsulfuron Methyl ke dalam jerigen berisi Glifosat 10 L. Tahap keempat adalah mengisi jerigen berisi campuran racun tersebut hingga 20 L dan diaduk merata. Dosis campuran racun adalah 200 ml per knapsack sprayer

bervolume 15 L. Volume semprot efektif per ha untuk kegiatan semprot piringan, pasar pikul, dan TPH adalah 58.78 L atau setara dengan 4 knapsack sprayer per ha. Khusus untuk pengendalian kentosan dan ilalang (tidak rutin), bahan aktif yang digunakan adalah Paraquat 0,5% yang dicampur dengan Metsulfuron methyl 0,03%.

(4)

Mandor dilengkapi dengan pancang bendera berwarna merah sebagai tanda batas ancak penyemprotan. Pelaksanaan penyemprotan dimulai dengan pencampuran bahan oleh tenaga pengairan dan penancapan pancang bendera berwarna merah oleh mandor di sepanjang collection road (CR) blok yang akan disemprot. Setelah batas ancak masing-masing penyemprot terlihat dengan jelas, tenaga penyemprot langsung menuju ancak yang telah ditentukan sesuai dengan nomor urut tenaga penyemprot pada bendera merah. Penyemprotan pasar pikul dilakukan dengan cara 1 tenaga penyemprot untuk tiap 1 pasar pikul. Areal yang disemprot adalah piringan, pasar pikul, dan TPH. Tenaga penyemprot mengatur agar posisi nozel saat penyemprotan tetap stabil pada ketinggian 40 cm dari permukaan gulma. Penyemprotan gulma di piringan, pasar pikul, dan TPH dimulai dari CR menuju barisan pokok secara selang seling sampai piringan pada pasar pikul tersebut tersemprot semua. Mandor semprot menancapkan kembali bendera merah pada ancak berikutnya sementara tenaga pengairan mencampur kembali herbisida yang akan digunakan. Penyemprot yang sudah selesai menyemprot satu pasar pikul, dapat pindah ke pasar pikul selanjutnya sesuai nomor tenaga penyemprot yang terdapat di bendera merah sampai ancak pada hari tersebut selesai. Rute atau jalur penyemprotan piringan, pasar pikul, dan TPH dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Rute atau jalur penyemprotan piringan, pasar pikul, dan TPH

Pengendalian gulma secara manual. Pengendalian gulma secara manual

adalah kegiatan BTP menggunakan parang. Kegiatan BTP ini dilakukan apabila hujan turun dan/atau gulma sasaran tidak bisa dikendalikan secara kimiawi. Sasaran BTP adalah kacangan Mucuna bracteata (MB) yang merambat ke pokok sawit, kentosan (anakan sawit liar) di piringan, pasar pikul, dan TPH, serta anak kayu di gawangan mati seperti Chromolaena odorata (krinyuh), Clidemia hirta

(haredong), Lantana camara (tahi ayam), dan Melastoma malabathricum

(senduduk).

Pembabatan kacangan MB dilakukan pada pokok kelapa sawit yang terlilit MB sehingga kekurangan penyinaran matahari untuk proses fotosintesis. Pembabat yang sudah menyelesaikan satu pasar pikul dapat berpindah ke pasar pikul selanjutnya sesuai dengan ancaknya pada hari tersebut. Pembabatan anak kayu dilakukan pada anak kayu yang berada di gawangan mati. Anak kayu ini juga merugikan bagi pertanaman kelapa sawit karena menghalangi penyinaran matahari untuk proses fotosintesis. Anak kayu yang berdiameter di bawah 10 cm

(5)

dibabat pada ketinggian < 15 cm dari permukaan tanah agar tanaman kelapa sawit mendapatkan penyinaran matahari yang optimal. Pembabat yang telah selesai membabat habis satu gawangan dapat berpindah ke gawangan selanjutnya sesuai dengan ancaknya pada hari tersebut. Standar kerja pengendalian gulma secara manual di BKLE adalah 0.5 ha per HK.

Alat pelindung diri. Pengendalian gulma secara kimiawi menggunakan

herbisida yang beracun bagi tubuh manusia. Herbisida yang terpapar ke tubuh dapat menyebabkan keracunan atau bahkan penyakit. Oleh karena itu tenaga semprot diharuskan menggunakan APD. Alat pelindung diri tersebut di antaranya adalah baju dan celana pelindung, sarung tangan karet, pelindung wajah dan kepala, sepatu boot, dan apron.

Pemupukan

Pemupukan adalah salah satu kegiatan utama pemeliharaan yang sangat penting karena pemupukan menelan biaya produksi terbesar dan berpengaruh langsung terhadap kuantitas dan kualitas buah yang dihasilkan. Oleh karena itu, pelaksanaanya diatur dalam sistem tersendiri yang disebut dengan Barcode

Manuring System (BMS). Pupuk dapat dianggap sebagai bahan baku yang diolah

oleh pokok kelapa sawit untuk menghasilkan buah. Pemupukan di BKLE dilakukan dengan metode untilan dan penaburan manual di piringan.

Tim kerja pupuk BMS di BKLE terdiri dari 1 orang mandor BMS yang membawahi 1 mandor until, 1 mandor tabur, dan 1 supir light truck (LT). Mandor until membawahi 7 tenaga penguntil pupuk dan 4 tenaga muat-langsir. Mandor tabur membawahi 7 tenaga pengecer dan 14 tenaga penabur. Organisasi penaburan pupuk dilakukan dengan pembentukan kelompok kerja pupuk (KKP) yang terdiri dari 1 tenaga pengecer dan 2 tenaga penabur. Satu tim kerja pupuk BMS menangani seluruh divisi di BKLE. Pemupukan dilakukan 1 kali per tahun atau 2 kali per tahun tergantung unsur pupuknya. Pupuk yang diaplikasikan terdiri dari Urea (N), Rock Phosphate (P), Muriate of Potash (K), Kieserit (Mg), Zincopper (Cu), dan High Grade Fertilizer Borate (B). Dosis aplikasi masing-masing pupuk dapat dilihat pada Lampiran 5.

Penguntilan pupuk. Penguntilan pupuk adalah pembuatan untilan pupuk

dari goni berukuran 50 kg menjadi goni yang diisi sesuai dengan kebutuhan dan kemudahan operasional pemupukan di lapangan. Stok pupuk yang lama diprioritaskan untuk diuntil lebih dahulu. Proses penguntilan dimulai dengan pembukaan karung dan penuangan pupuk ke lantai until. Pupuk yang menggumpal dipecahkan dengan alat pemecah gumpalan. Pupuk yang sudah tidak menggumpal dimasukkan ke dalam takaran until masing-masing pupuk. Berat untilan untuk masing-masing pupuk berbeda-beda tergantung standar yang ditetapkan oleh perusahaan (biasanya 12-16 kg per untilan). Pupuk yang ada ditakaran diratakan “peres” dengan alat perata. Pupuk yang sesuai takaran dimasukkan ke dalam goni bekas dan diikat dengan tali yang terbuat dari goni bekas yang sudah rusak dan dipotong membentuk tali. Untilan disusun dan ditumpuk 15 until per tumpuk di atas pallet yang terbuat dari kayu. Untilan disusun teratur agar mudah untuk dihitung saat proses muat ke LT. Standar output penguntilan adalah 2.5 ton/HK.

Pengangkutan dan pelangsiran untilan pupuk. Kegiatan ini dilakukan

(6)

untilan pupuk dimulai dengan pemuatan untilan pupuk ke LT oleh tenaga muat-langsir saat karyawan lain apel pagi. Setelah pupuk selesai dimuat ke LT (dengan kapasitas maksimal yang diizinkan adalah 7 ton), sopir LT menjalankan LT menuju CR blok yang akan dipupuk. Setibanya di CR, sopir LT menghentikan kendaraan di setiap tempat peletakan pupuk. Pelangsiran pupuk dilaksanakan terus sampai semua TPP di blokyang piringannya akan dipupuk hari itu mendapat untilan yang cukup. TPP disediakan di setiap 3 gawangan atau 6 barisan. Artinya, setiap 3 gawangan atau 6 barisan terdapat satu TPP. Biasanya tenaga muat-langsir juga bertugas untuk mengumpulkan kembali karung bekas untilan dan menggulung per 10 karung untuk dikembalikan lagi ke gudang pupuk.

Pengeceran pupuk. Pengeceran pupuk adalah mengecer untilan pupuk

dari TPP ke sepanjang pasar pikul di dalam blok. Setiap KKP terdiri atas 1 pengecer dan 2 penabur. Pengeceran pupuk dilakukan dengan cara dipikul. Pengeceran dimulai dengan meninggalkan 1 untilan pupuk untuk aplikasi pertama oleh tenaga tabur (kondisi untilan sudah terbuka talinya). Untilan pupuk dibawa sesuai barisan tanaman ke dalam blok. Untilan pupuk diletakkan pada pokok dalam piringan sesuai dengan jumlah pokok per until. Bekas karung untilan pupuk dibawa dan diletakkan di jalan CR oleh pengecer, diambil dan dikumpulkan oleh tenaga muat-langsir.

Penaburan pupuk. Penaburan pupuk adalah menabur pupuk dari untilan

ke setiap piringan kelapa sawit. Penaburan dilakukan oleh dua orang penabur yang terdapat dalam 1 KKP. Penabur harus mengetahui dosis pupuk per pokok dengan menggunakan takaran yang disesuaikan untuk bobot masing-masing pupuk. Penaburan dimulai dengan penuangan pupuk dari untilan ke dalam ember tabur yang terbuat dari jerigen bekas herbisida yang sudah dimodifikasi. Penaburan pupuk dilakukan ke piringan sesuai arah barisan tanaman ke dalam blok. Goni untilan yang sudah kosong dibawa dan diletakkan ke CR untuk dikumpulkan oleh tenaga muat-langsir. Penaburan pupuk dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Kegiatan penaburan pupuk rock phosphate

Panen

Panen merupakan pekerjaan utama karena langsung menjadi sumber pemasukan uang bagi perusahaan melalui penjualan minyak kelapa sawit (MKS) dan inti kelapa sawit (IKS). Panen adalah kegiatan memotong tandan buah yang ada di pokok, mengutip brondolan yang ada di piringan, dan memindahkannya ke TPH oleh pemanen serta pengangkutannya ke PKS. Buah yang dipanen

(7)

diupayakan berada pada tingkat kematangan yang sesuai dan diantar ke pabrik sebanyak-banyaknya dengan cara dan waktu yang tepat tanpa menimbulkan kerusakan pada tanaman. Karena pentingnya kegiatan panen, maka pelaksanaan panen di BKLE diatur dalam Barcode Harvesting System (BHS). Sistem kerja potong buah yang dilaksanakan di BKLE adalah Sistem Kerja Potong Buah-1 (SKP-1). Pelepah dipotong dan dirumpuk, buah dipotong, brondolan dikutip, dan diangkut ke TPH, semuanya dilaksanakan oleh satu orang pemanen.

Seksi dan pusingan panen. Seksi panen adalah kelompok blok yang

harus dipanen di hari yang sama dan biasanya terdiri dari 5 blok. Kebun BKLE membagi seksi panen menjadi 6 seksi yang harus diselesaikan dalam waktu 6 hari kerja per minggu. BKLE Divisi II membagi seksi panen menjadi 6 seksi dengan luasan yang berbeda-beda. Seksi A dari blok K22-K24 dengan luasan 88.91 ha, seksi B dari blok L23-L21 dengan luasan 92.79 ha, seksi C dari blok M23-M19 dengan luasan 140.3 ha, seksi D dari blok L20-L17 dengan luasan 93.4 ha, seksi E dari blok K16-K18 dengan luasan 77.51 ha, dan seksi F dari blok K19-K21 dengan luasan 72.51 ha. Seksi panen mempengaruhi pusingan panen. Pusingan panen adalah interval waktu antara satu kegiatan panen dengan kegiatan panen selanjutnya pada ancak yang sama dan blok yang sama. Pusingan panen yang diterapkan di BKLE adalah 7 hari.

Peralatan panen. Peralatan panen adalah alat-alat yang digunakan untuk

melaksanakan panen. Peralatan panen digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu alat untuk memotong TBS, alat untuk membawa TBS ke TPH, dan alat untuk memuat TBS dari TPH ke dump truck (DT). Berdasarkan tinggi tanaman, alat untuk memotong TBS dibagi menjadi 2, yaitu dodos dan egrek. BKLE menggunakan dodos sebagai alat potong buahnya karena tanaman kelapa sawit yang ada di BKLE umumnya belum mencapai tinggi 3 meter. Alat untuk membawa TBS ke TPH terdiri atas gancu dan angkong. Alat untuk memuat TBS dari TPH ke DT terdiri atas tojok dan goni bekas pupuk.

Pelaksanaan Panen. BKLE Divisi 2 memiliki dua kemandoran panen.

Masing-masing kemandoran terdiri atas 15 orang. Sistem pengancakan yang diterapkan adalah ancak giring tetap. Mandor panen menentukan ancak setiap pemanen. Satu ancak terdiri dari 4 baris yang berdekatan. Kegiatan potong buah diawali dengan memotong pelepah tua sehingga songgo diupayakan tetap berada pada kondisi optimum, yaitu songgo 3. Pelepah tua dirumpuk di gawangan mati. Buah dipotong dengan cara “dicuri”, sehingga tidak ada pelepah muda yang dipotong. Tangkai buah yang panjang dipotong rapat ke buah tapi tidak mengenai buah. Brondolan yang tersangkut di ketiak pelepah dikorek menggunakan gancu. Brondolan yang ada di piringan dikutip sampai bersih. Buah dan brondolan di keluarkan ke TPH, disusun rapi, dan diberi nomor pemanen. Kerani buah memeriksa kematangan buah, menghitung jumlah janjang, mencatatnya dalam buku penerimaan buah, dan menandai buah yang sudah dihitung dengan kupon kecil yang ditancapkan ke salah satu duri TBS. Basis borong minimal yang diterapkan di BKLE adalah 1270 kg per HK. Kelebihan borong dibayarkan sebagai premi.

Kriteria mutu buah dan mutu ancak panen. Kriteria matang panen

adalah ciri-ciri yang digunakan sebagai penanda bahwasannya suatu buah siap untuk dipanen. BKLE menerapkan ciri-ciri brondolan yang lepas sebagai kriteria matang panen. Buah dianggap matang dan layak untuk dipanen apabila terdapat

(8)

lebih dari 9 brondolan yang membrondol secara alami di piringan. Buah yang belum membrondol lebih dari 5 namun belum lebih dari 9 dianggap sebagai buah kurang matang. Buah yang belum membrondol 5 dianggap sebagai buah mentah. Buah yang membrondol lebih dari 20 dianggap buah terlalu matang. Buah yang hampir membrondol semua dianggap sebagai buah busuk. Ancak panen dianggap baik apabila pelepah disusun rapi di gawangan mati, tidak ada pelepah sengkleh, semua buah matang dan brondolan disusun rapi di TPH, tidak ada buah tinggal atau pun brondolan yang tidak dikutip. Panen dengan dodos dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Kegiatan panen dengan dodos

Aspek Manajerial

Kegiatan manajerial terdiri dari pendampingan mandor dan pendampingan asisten. Penulis mendampingi mandor selama 1 bulan dan mendampingi asisten selama 2 bulan. Kegiatan manajerial dilakukan di lapangan dalam bentuk pengawasan dan pemeriksaan hasil kerja dan di kantor kebun dalam bentuk pelaporan hasil kerja secara administratif. Jurnal harian sebagai pendamping mandor dapat dilihat di Lampiran 6. Jurnal harian sebagai pendamping asisten dapat dilihat di Lampiran 7.

Pendamping Mandor

Mandor I. Mandor I adalah atasan langsung mandor-mandor di divisi dan

bertanggung jawab langsung kepada asisten. Kegiatan utama Mandor I adalah membantu asisten dalam mengawasi semua mandor-mandor dan kerani agar pengawasan masing-masing kegiatan berjalan sebagaimana mestinya. Mandor I dianggap sebagai “tangan kanan” asisten dalam hal pengawasan dan pemeriksaan hasil kerja di lapangan.

Kerani Divisi. Kerani Divisi adalah atasan langsung kerani-kerani di

divisi dan bertanggung jawab langsung kepada asisten. Kegiatan utama Kerani Divisi adalah membantu asisten dalam mengumpulkan hasil pencatatan

(9)

mandor-mandor dan kerani-kerani agar tersusun rapi dan up to date. Kerani Divisi dianggap sebagai “tangan kanan” asisten dalam hal pengumpulan laporan hasil kerja di kantor kebun secara administratif. Kerani Divisi membantu asisten dalam merekap semua laporan harian mandor (LHM), membuat laporan harian asisten (LHA), menerbitkan bon permintaan barang, menginput HK, surat pengantar buah (SPB), kartu kerja mesin (KKM) ke dalam website Bumitama Plantation System (BPS), dan meng-update papan monitoring yang ada di kantor divisi setiap harinya.

Mandor Panen. Mandor Panen adalah atasan langsung pemanen di divisi

dan bertanggung jawab langsung kepada mandor I. Kegiatan utama Mandor Panen adalah membagi ancak pemanen, mengawasi pelaksanaan panen, memeriksa mutu ancak, dan melaporkannya secara secara tertulis pada laporan harian mandor (LHM) kepada kerani divisi. Mandor panen juga bertugas untuk selalu memonitor pusingan panen, membuat denda panen berdasarkan hasil pemeriksaan mutu ancak.

Kerani Buah. Kerani Buah adalah karyawan yang bertanggung jawab

langsung kepada kerani divisi. Kegiatan utama Kerani Buah adalah memeriksa mutu buah yang disusun di TPH, mencatatnya dalam buku penerimaan buah, dan melaporkannya secara administratif kepada kerani divisi. Kerani buah juga bertugas untuk membuat denda panen berdasarkan hasil pemeriksaan mutu buah.

Kerani Transpor. Kerani Transpor adalah atasan langsung pemuat buah

di divisi dan bertanggung jawab langsung kepada kerani divisi. Kegiatan utama Kerani Transpor adalah mengarahkan DT dan pemuat mengenai lokasi TPH yang buahnya siap untuk dimuat. Kerani transport juga bertugas untuk menuliskan surat pengantar buah (SPB) untuk sopir setelah kapasitas DT penuh (7.5 ton).

Mandor Pupuk. Mandor Pupuk adalah atasan langsung penguntil,

pemuat-langsir, pengecer, dan penabur pupuk di kebun dan bertanggung jawab langsung kepada mandor I. Kegiatan utama Mandor Pupuk adalah mengawasi penguntilan, pemuat-langsiran, pengeceran, dan penaburan agar berjalan sesuai rencana dan melaporkan prestasi kerja karyawannya secara tertulis pada LHM ke kerani divisi. Mandor pupuk juga melakukan uji petik terhadap untilan yang sudah selesai diuntil dan memeriksa mutu ancak penaburan pupuk. Mandor pupuk secara rutin mengisi buku monitoring pemupukan dan melihat buku rekomendasi pemupukan untuk mengetahui kebutuhan pupuk blok yang akan dipupuk esok hari.

Mandor Semprot. Mandor Semprot adalah atasan langsung penyemprot

dan pengairan di kebun dan bertanggung jawab langsung kepada mandor I. Kegiatan utama Mandor Semprot adalah mengawasi penyemprotan gulma agar berjalan sesuai rencana dan melaporkan prestasi kerja karyawannya secara tertulis pada LHM ke kerani divisi. Mandor semprot juga melakukan pemeriksaan mutu ancak penyemprotan gulma. Mandor semprot secara rutin mengisi monitoring realisasi penyemprotan yang ada di TUS setiap hari kerja.

Pendamping Asisten

Asisten divisi adalah staf yang bertugas mengelola divisinya secara teknis maupun administratif yang dimulai dari perencanaan sampai dengan evaluasi. Jam kerja asisten divisi adalah 7 jam per hari namun tanggung jawabnya adalah 24 jam per hari. Tanggung jawab ini meliputi operasional kebun maupun lingkungan

(10)

masyarakat. Tugas utama seorang asisten divisi adalah pengendalian biaya melalui pengendalian sumberdaya manusia yang efisien dan efektif. Keberhasilan seorang asisten dalam memimpin divisinya tercermin dari produksi TBS yang tinggi dan berkelanjutan dengan penggunaan HK yang terkendali.

Penulis ikut aktif memonitor aktivitas mandor di masing-masing kegiatan. Asisten sebagai perwakilan perusahaan dituntut untuk ikut memikirkan inovasi-inovasi yang semakin memajukan perusahaan. Inovasi ini berkaitan dengan cara pelaksanaan, penemuan alat-alat dan bahan-bahan yang lebih efisien dan efektif dalam menunjang operasional kebun. Asisten dalam praktek perencanaan membuat rencana kerja harian, rencana kerja bulanan, dan rencana kerja bulanan. Setiap kali ada inovasi cara baru, asisten melakukan simulasi di lapangan langsung dengan karyawan pelaksana. Asisten juga diharuskan untuk melakukan kontrol kerja jalan kaki dalam blok agar lebih memahami keadaan tanaman yang menjadi tanggung jawabnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dominansi Gulma

Nisbah Jumlah Dominansi

Dominansi gulma di suatu pertanaman dapat diketahui melalui kegiatan penilaian gulma. Informasi mengenai gulma dominan yang diperoleh dari kegiatan penilaian gulma berpengaruh langsung terhadap pengambilan kebijakan pengendalian gulma khususnya mengenai cara, alat, dan bahan yang digunakan agar pengendalian gulma menjadi efisien dan efektif.

Pengamatan penilaian gulma dilakukan pada 5 blok tahun tanam, yaitu 2006 (L20), 2007 (M21), 2008 (M23), 2009 (K15), dan 2010 (K14). Distribusi petak contoh yang digunakan adalah sampling beraturan, yaitu 20 petak contoh pada 4 pasar pikul di setiap blok, masing-masing pasar pikul diambil 5 petak contoh, dengan menggunakan metode kuadrat berukuran 50 cm x 50 cm. Penilaian gulma ini dilakukan untuk menentukan spesies gulma dominan melalui parameter frekuensi, kerapatan, dan bobot basah biomassa.

Nisbah Jumlah Dominansi (NJD) adalah gambaran kemampuan suatu jenis gulma tertentu untuk menguasai sarana tumbuh yang ada. Tingginya persentase nilai NJD berpengaruh langsung terhadap tingginya dominansi suatu jenis gulma. NJD dihitung berdasarkan parameter frekuensi, kerapatan, dan bobot basah biomassa. Jumlah dominansi gulma per lokasi disajikan dalam Tabel 5.

Gambar

Gambar 1 Kegiatan penyemprotan piringan, pasar pikul, &amp; TPH
Gambar 2 Rute atau jalur penyemprotan piringan, pasar pikul, dan TPH
Gambar 4 Kegiatan panen dengan dodos

Referensi

Dokumen terkait

Evaluasi kertas kerja dan produk nyata dilakukan oleh pembimbing , dosen partisipan yang ditunjuk pada seminar dan dosen mata kuliah tugas akhir.Laporan tugas

Pihak kedua akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi akuntabilitas kinerja terhadap pencapaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan

Kabupaten Subang adalah daerah otonom sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam

bahwa dalam penelitian kuantitatif maka alat untuk mengolah datanya yaitu dengan menggunakan statistik yang terbagi menjadi statistik deskriptif dan

Danasupra Erapacific (DEFI): Perseroan meraih kenaikan pendapatan menjadi Rp8,70 miliar hingga Periode September 2016 dibandingkan pendapatan Rp2,41 miliar periode

Bagian Restorasi Arsip ANRI bisa saja juga membeli plastik astralon, polyester dan double tape dari Negara Jepang namun karena faktor biaya dan anggaran yang

CABARAN 1 Mewujudkan negara Malaysia bersatu yang mempunyai matlamat yang serupa &amp; dikongsi bersama-sama.. CABARAN 2 Mewujudkan masyarakat yg berjiwa bebas, tenteram &amp; maju

Proses pembelajaran pada dasarnya adalah interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam situasi pendidikan. Salah satu untuk memperbaiki proses pembelajaran