• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN REALISTICS MATHEMATICS EDUCATION (RME) PADA MATERI LOGIKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN REALISTICS MATHEMATICS EDUCATION (RME) PADA MATERI LOGIKA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN REALISTICS MATHEMATICS EDUCATION (RME)

PADA MATERI LOGIKA

Rika Nurmala Dewi, Sri Rahmah Dewi Saragih S.Pd.,M.Pd, Andy Sapta M.Pd.,M.Si Matematika, KIP , Universitas Asahan

e-mail : rikanurmala_dewi@yahoo.com Abstrak

Dewi, Rika Nurmala, 2015. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran RME Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Materi Peluang Kelas X SMA Negeri 1 Pulau Rakyat Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi, Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Asahan. Pembimbing : (I) Andy Sapta, M.Pd.,M.Si. ; (II) Sri Rahmah Dewi Saragih, S.Pd.,M.Pd.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar matematika siswa dengan pendekatan pembelajaran RME (Realistics Mathematics Education) terhadap hasil belajar matematika siswa pada materi logika kelas X SMA Negeri 1 Pulaurakyat Tahun Ajaran 2014/2015. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X1 dilakukan penelitian dengan pendekatan pembelajaran RME (Realistics Mathematics Education) dan X2 dilakukan penelitian dengan Konvensional. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Dari pengujian yang dilakukan diperoleh nilai rata – rata postes pada kelas eksperimen dengan pendekatan pembelajaran RME (Realistics Mathematics Education) adalah 8,4 dengan simpangan baku1,29. Sedangkan pada kelas kontrol menggunakan Konvensional adalah 7,8 dengan simpangan baku 1,42. Dari analisis data postes dengan menggunakan uji  pada taraf  = 0,05 pada tingkat keyakinan 95% dengan derajat kebebasan (dk) (32+32-2=62) adalah1,67. Diperoleh harga thitung (1,77) > ttabel (1,67), maka  ditolak dan  diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang diajar dengan pendekatan pembelajaran RME (Realistics Mathematics Education) lebih baik daripada yang diajar dengan konvensional pada materi logika matematika kelas X SMA Negeri 1 Pulau Rakyat Tahun Ajaran 2014 / 2015.

Kata Kunci : Pendekatan pembelajaran Realistics Mathematics Education (RME), hasil belajar, logika matematika.

(2)

EFFECT OF LEARNING APPROACH REALISTICS MATHEMATICS EDUCATION (RME)

IN THE MATTER OF LOGIC

Rika Nurmala Dewi, Dewi Sri Rahmah S.Pd. Saragih, Pd, Andy Sapta M.Pd., M.Si Mathematics, KIP, University of Asahan

e-mail: rikanurmala_dewi@yahoo.com Abstract

Dewi, Rika Nurmala, 2015. The effect of RME Learning Approach Against Math Student Learning Outcomes to Content Opportunities Class X SMA Negeri 1 Popular Island School Year 2014/2015. Thesis, Department of Mathematics Education, the Faculty of Education, University of Asahan. Advisors: (I) Andy Sapta, M.Pd., M.Si. ; (II) Dewi Sri Rahmah Saragih, S.Pd., M.Pd.

This study aims to determine differences in mathematics learning outcomes of students with learning approaches RME (Realistics Mathematics Education) of the results of students' mathematics learning in the material logic of class X SMA Negeri 1 Pulaurakyat the Academic Year 2014/2015. Samples in this study were all students of class X1 research with learning approaches RME (Realistics Mathematics Education) and X2 is done with conventional research. This type of research is experimental research.

Keywords : learning approach Realistics Mathematics Education ( RME ) , the results of learning , mathematical logic .

PENDAHULUAN

Matematika merupakan inti dari semua ilmu pengetahuan, dimana matematika itu sendiri melatih kita untuk berfikir logis, sistematis, dan kreatif. Matematika sangat erat hubungannya dengan ide, proses dan penalaran. Oleh karena itu, pelajaran matematika dalam pelaksanaan pendidikan diberikan kepada semua jenjang pendidikan mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi.

Keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar pada pembelajaran matematika dapat diukur dengan keberhasilan siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut. Akan tetapi pelajaran matematika masih menjadi pelajaran yang sulit bagi sebagian

besar siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa dalam matematika mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai ke Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) selalu dibawah nilai rata-rata bidang studi lain. Sama halnya dengan nilai rata-rata UN matematika siswa tahun 2013-2014 tingkat SMA/MA, yang masih tergolong rendah.

Termasuklah didalamnya sekolah SMA Negeri 1 Pulau Rakyat yang mendapat nilai rata-rata matematika rendah. Dari hasil pengamatan dilapangan, salah satu kelemahan metode yang digunakan guru terlihat dari proses belajar mengajar yang dilaksanakan guru dikelas, yaitu didalam pembelajaran guru lebih aktif sebagai pemberi pengetahuan bagi siswa. Dengan kata lain pembelajaran berpusat pada guru (Teaching Centered) atau

(3)

konvensional. Hal ini membuat siswa kurang berminat dan bermotivasi untuk belajar matematika. Adapun faktor yang menjadi pemicu rendahnya hasil belajar siswa adalah faktor internal, faktor eksternal dan faktor pendekatan belajar.

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu. Faktor-faktor internal meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis. Faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam: keadaan jasmani dan fungsi indra jasmani.

Pertama keadaan jasmani, keadaan jasmani pada umumnya sangat mempengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal. Oleh karena itu, keadaan jasmani sangat mempengaruhi hasil belajar, maka ada perlu usaha untuk menjaga kesehatan jasmani.

Kedua keadaan fungsi jasmani, selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologis pada tubuh manusia sangat memengaruhi hasil belajar, terutama panca indra. Panca indra yang berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula. Selanjutnya faktor psikologis yaitu keadaan psikologis seseorang yang dapat memengaruhi proses belajar. Faktor psikologis yang meliputi tingkat intelegensi, motivasi, perhatian, minat, bakat, kematangan, dan kepribadian.

Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor-faktor eksternal meliputi beberapa hal yaitu: Lingkungan sosial dan lingkungan non-sosial. Adapun faktor eksternal pertama yaitu lingkungan sosial yang meliputi keluarga, teman, guru, dan masyarakat. Lingkungan sosial adalah lingkungan dimana seseorang bersosialisasi, bertemu dan berinteraksi dengan manusia disekitarnya. Hal pertama yang menjadi penting dari lingkungan sosial adalah keluarga yaitu cara orang tua mendidik, relasi

pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan. Kedua adalah pertemanan, dimana teman adalah sumber motivasi sekaligus bisa menjadi sumber menurunnya prestasi, posisi teman sangat penting karena mereka ada begitu dekat dengan kita, dan tingkah laku yang mereka lakukan akan berpengaruh terhadap diri kita. Ketiga adalah guru, dimana guru adalah seorang yang sangat berhubungan dengan hasil belajar. Kualitas guru dikelas bisa mempengaruhi bagaimana kita belajar dan bagaimana kemampuan menggerakkan minat pelajaran serta kemampuan membangun hubungan dengan pesrta didik. Dan yang terahir adalah masyarakat, yaitu kegiatan siswa dalam masyarakat yang akan mempengaruhi tindakan serta pola piker seseorang untuk berprestasi. Faktor kedua eksternal yaitu lingkungan non-sosial yang meliputi: kondisi rumah, alat pelajaran, cuaca, waktu belajar, relasi guru dengan siswa serta sarana dan prasarana sekolah.

Faktor pendekatan belajar yaitu jenis upaya belajar yang meliputi strategi, model dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Karena tepat tidaknya seorang pendidik menggunakan model pembelajaran akan menentukan bagaimana hasil belajar yang dicapai siswa.

Salah satu usaha untuk meningkatkan hasil belajar adalah dengan pendekatan pembelajaran Realistics Mathematics Education (RME) yaitu suatu pendekatan

yang menggunakan masalah realistik sebagai pangkal tolak pembelajaran. Masalah-masalah realistik digunakan sebagai sumber munculnya konsep-konsep matematika atau pengetahuan matematika formal. Pembelajaran matematika realistik dikelas diajarkan berdasarkan karakteristik yang dimiliki oleh pendekatan RME, yang dapat mendorong siswa untuk memiliki kesempatan menemukan kembali konsep-konsep atau pengetahuan matematika formal. Selanjutnya siswa diberi kesempatan untuk memecahkan masalah kontekstual dalam dunia nyata (real

(4)

selama ini sering digunakan oleh guru-guru matematika yang cenderung berorientasi pada penggunaan matematika “siap pakai” untuk memecahkan masalah. Dengan menggunakan pendekatan strategi RME diharapkan ada peningkatan kemandirian minat belajar yang bertumpu pada pilihan sendiri dan tanggung jawab siswa itu sendiri untuk mencapai keberhasilan belajarnya.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penulis memilih judul : ”Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Realistics Mathematics Education (RME) Terhadap Hasil Belajar

Matematika Siswa Pada Materi Logika Kelas X SMA Negeri 1 Pulau Rakyat”.

PENDEKATAN PEMBELAJARAN REALISTICS MATHEMATICS

EDUCATION (RME)

Dalam pendekatan pembelajaran

Realistic Mathematics Education (RME),

pembelajaran diawali dengan masalah kontekstual (dunia nyata), sehingga memungkinkan mereka menggunakan pengalaman sebelumnya secara langsung.

RME adalah suatu teori pembelajaran dalam pendidikan matematika yang berdasarkan pada ide bahwa matematika adalah aktivitas manusia dan matematika harus dihubungkan secara nyata terhadap konteks kehidupan sehari-hari siswa. Sehingga siswa harus belajar sendiri menemukan konsep-konsep matematika melalui penyelesaian masalah.

Model pembelajaran RME pertama kali diperkenalkan dan dikembangkan di Belanda sejak tahun 1970 oleh institut Freudenthal dan menunjukan hasil yang baik. Menurut Freudenthal, aktivitas pokok yang dilakukan dalam RME meliputi : (a) Menemukan masalah-masalah atau soal-soal kontekstual (looking for problems). (b) Memecahkan masalah (problem solving). (c) Mengorganisasikan bahan ajar (organizing a

subject matter). Adapun langkah peran guru

sebagai proses dasar dalam pembelajaran matematika realistik sebagai berikut : (1) Memahami masalah kontekstual, yaitu guru

memberikan soal kontekstual pada siswa yang berhubungan dengan topik pembelajaran sebagai titik awal. (2) Menjelaskan masalah kontekstual, yaitu pada waktu terjadi interaksi, guru memadu siswa seorang-seorang atau dalam kelompok kecil yang sekiranya membutuhkan bantuan guru dengan cara memberikan petunjuk-petunjuk atau berupa saran seperlunya,terbatas pada bagian-bagian tertentu dari permasalahan yang belum dipahami. (3) Menyelesaikan masalah kontekstual, yaitu siswa secara individual menyelesaikan masalah kontekstual dengan cara mereka sendiri. (4) Membandingkan dan mendiskusikan jawaban, yaitu guru menyediakan waktu dan kesempatan kepada siswa untuk membandingkan jawaban mereka dengan jawaban temannya dalam diskusi kelas. Diskusi bertujuan untuk mengarahkan interpretasi siswa dalam menterjemahkan soal kontekstual dan menyimpulkan solusi yang lebih efisien dari beberapa jawaban yang bervariasi. (5) Biarkan siswa menemukan solusi dengan cara mereka sendiri. Artinya siswa bebas untuk membuat pernyataan dengan tingkat kemampuannya, untuk membangun pengalaman dalam pengetahuan, dan memainkan jawaban pendek pada langkah-langkah yang mereka kerjakan. (6) Berikan soal lain dalam konteks yang sama. (7) Dalam hal lain, peranan siswa dalam pembelajaran matematika realistik harus bekerja sendiri-sendiri atau kelompok, mereka harus lebih percaya diri sendiri, dan mereka menjawab dengan free production atau kontribusi. (d) Evaluasi. Ada lima prinsip dalam evaluasi yang dapat dijadikan acuan dalam membuat evaluasi dalam pembelajaran matematika realistik, yaitu: (1) Tujuan dasar tes adalah untuk meningkatkan kualitas belajar dan mengajar. Artinya evaluasi harus dapat mengukur siswa selama pembelajaran, bukan sekedar penyediaan informasi tentang hasil belajar dalam bentuk nilai. (2) Metode penilaian harus dirancang sedemikian rupa sehingga memungkinkan siswa untuk menggambarkan apa yang mereka ketahui bukan mengungkapkan apa yang tidak mereka ketahui. Hal tersebut dapat diadakan dengan memiliki soal yang terbuka, atau mempunyai

(5)

strategi jawaban yang berbeda. (3) Tes harus melibatkan semua tujuan dari pendidikan matematika, proses berfikir tingkat rendah, menengah, dan tinggi. (4) Alat evaluasi harus bersifat praktis, sehingga kontruksi tes dapat disusun dengan format yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan serta pencapaian tujuan yang ingin diungkapkan.

METODE PENELITIAN

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Pulau Rakyat, Kabupaten Asahan. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas X1 dan X2 SMA Negeri 1 Pulau Rakyat. Sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada materi Logika Matematika melalui pendekatan pembelajaran Realistics

Mathematics Education (RME). Jenis

penelitian ini adalah penelitian eksperimen, sehingga diperlukan dua kelas penelitian yang terdiri dari satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol.

Adapun langkah – langkahnya sebagai berikut: (1) Menentukan kelas X1 sebagai kelas eksperimen dan X2 sebagai kelas kontrol. (2) Memberikan pretest terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan untuk mengetahui apakah kedua kelas tersebut homogen. (3) Penulis mengadakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran RME di kelas eksperimen, dan menggunakan pembelajaran konvensional di kelas kontrol pada materi peluang. (4) Setelah pembelajaran di berikan terhadap kedua kelas tersebut, lalu penulis memberikan postest untuk mengetahui kembali hasil belajar matematika setelah dillakukan pembelajaran. (5) Setelah data penelitian diperoleh dari kedua kelas yang diteliti, kemudian dianalis sehingga digunakan dalam uji hipotesis.

Instrumen penelitian ini adalah seperangkat alat yang digunakan untuk mengumpulkan data sesuai dengan yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan berupa tes. Tes yang

memperoleh data – data dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan alat / instrumen, yakni sebagai berikut : (1) Validitas tes (2) Reliabilitas tes (3) Tingkat Kesukaran tes (4) Daya pembeda tes. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut: (1) Nilai rata-rata (2) Uji Normalitas (3) Uji homogenitas (4) Uji kesamaan dua rata-rata (5) Uji hipotesis.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini menggambarkan hasil belajar matematika siswa yang pembelajarannya dengan pendekatan pembelajaran RME dan menggunakan pembelajaran kovensional dengan materi logika matematika pada sub bab penarikan kesimpulan: modus ponens, modus tollens dan silogisme di kelas X SMA Negeri 1 Pulau Rakyat. Hasil analisis data preteset dan posttest yang diperoleh menunjukkan bahwa hasi belajar matematika siswa yang diajar dengan pendekatan pembelajaran RME lebih baik dibanding hasil belajar matematika siswa yang diajar menggunakan pembelajaran konvensional.

Kelas yang diajar dengan pendekatan pembelajaran RME dengan jumlah siswa (n) = 32 diperoleh nilai maksimum 10, nilai minimum = 6, rata-rata = 8,4, simpangan baku (S) =1,29 dan varians (S2)=1,66. Kelas yang diajar tanpa pendekatan pembelajaran RME dengan jumlah siswa (n) = 32 diperoleh nilai maksimum 10, nilai minimum 6, rata-rata = 7,8, simpangan baku (S) = 1,42 dan varians (S2) = 2,03.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah apakah hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan pendekatan pembelajaran RME lebih baik dibanding hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran kovensional. Pengujian hipoteis dilakukan untuk menentukan pengambilan keputusan. Apakah hipotesis nol yang diajukan ditolak atau diterima. Berdasarkan hasil pengujian dasar-dasar analisis diperoleh, yaitu data hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan pendekatan pembelajaran RME dan hasil

(6)

pembelajaran kovensional berdistribusi normal dan mempunyai varians yang homogen, maka pengujian hipotesis dapat dilakukan menggunakan uji t.

Hasil pengujian hipotesis thitung = 1,77 dengan menggunakan daftar distribusi t dapat ditemukan bahwa harga ttabel pada tingkat keyakinan 95%dengan derajat kebebasan (dk) (32+32-2=62) adalah1,67. Harga thitung (1,77) > ttabel (1,67), yang berarti bahwa hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan pendekatan pembelajaran RME lebih baik dibanding dengan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran kovensional.

Berdasarkan hasil belajar yang diperoleh, dapat dikatakan bahwa keberhasilan pembelajaran tergantung kepada kemampuan guru dalam menciptakan suasana belajar yang kodusif bagi siswa sehingga dapat membuat siswa tertarik belajar dan lebih mudah mengerti materi. Penerapan sebuah model pembelajaran juga dapat memberikan pengaruh terhadap proes belajar yang dialami oleh siswa.

(7)

SIMPULAN

Berdasarkan pengolahan data dan hasil analisis serta pembahasan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Secara deskriptif perbandingan hasil belajar matematika kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar kelas kontrol. Terlihat pada nilai rata-rata kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan pembelajaran RME lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional. Rata-rata kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan kelas kontrol. Pengujian dengan uji t

menunjukkan bahwa hasil belajar matematika kelas eksperimen terlihat secara nyata terbukti lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol. Kesimpulan uji ini diperoleh dengan membandingkan thitung terhadap ttabel pada taraf signifikan α = 5% dengan nilai ttabel, didapat thitung > ttabel, maka keputusan yang diambil adalah menolak H0 yang menyatakan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan pendekatan pembelajaran RME lebih baik jika dibandingkan dengan hasil belajar matematika dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional.

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2011). Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan ( Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara. Baharuddin dan Wahyuni.2008. Teori

Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta :

Ar-

Ruzz Media.

Hasratuddin. 2012.Implementasi Pendekatan Matematika Realistis Dalam Pembelajaran Matematika Berbasis Sains . Jurnal Mathematics Paedagogic. III (2) :

179 - 188.

Sanjaya, Wina. 2007. Strategi

Pembelajaran Berorientasi

Standar Proses Pendidikan.

Jakarta: Kencana Prenada Media. Sudjana. (2005). Metoda Statistika.

Bandung: Tarsito.

Sukmawarti. 2012. Evaluasi Proses dan

Hasil Pembelajaran Matematika. Medan.

Sulistiyono, dkk. (2007). Pelajaran Matematika SMA dan MA kelas XI Program IPA. Jakarta:Esis.

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif:

Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Surabaya : Kencana Prenada Media Group.

http://www.academia.edu/6942550/Pembe lajaran_Konvensional http://www.google.com/search?client=msr m&hl=id&q=pengertian%20hasil% 20belajar&ie=UTF-8&oe=UTF-8&channel=browser. http://pak-anang.blogspot.com/2013/12/down load-lengkap-soal-dan-pembahasan-un.html http://p4tkmatematika.org/2008/09/rme- salah-satu-pendekatan-

pembelajaran-yang-menyenangkan/. Diakses pada tanggal 10 maret 2012

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada subbab pembahasan, dapat disimpulkan secara signifikan dukungan sosial orang tua berpengaruh positif terhadap

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran

Fungsi afektif keluarga remaja merokok di Desa Waluyorejo Kecamatan Puring kabupaten Kebumen persentase terbesar adalah kriteria cukup baik, fungsi sosial keluarga

Untuk dapat menangani data dalam jumlah besar dan memanfaatkannya semaksimal mungkin, diperlukan analisa dan perancangan teknologi informasi yang lebih lanjut untuk

Kebijakan yang dibuat oleh kepala sekolah dalam meningkatkan. kinerja guru

Hasil akhir dari penelitian ini adalah terciptanya sebuah media pembelajaran pengenalan warna, bentuk, angka, huruf dan tangga nada berbasis multimedia interaktif

Dengan demikian dapat diketahui bahwa proses perubahan paradigma tentang masalah-masalah pokok hukum pidana Indonesia dalam mengantisipasi kejahatan mayantara

Maka, untuk menghadapi tuntutan dan perubahan masyarakat menuju masyarakat milenium ketiga, diperlukan usaha pembaruan pendidikan Islam secara terencana, sistimatis dan