Peranan Informasi Geospasial
Dalam Percepatan Pembangunan Infrastruktur
Prof. Dr. Hasanuddin Z. Abidin
Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG)
Disampaikan Dalam Acara:
Kuliah Umum pada 16 November 2017
Universitas Mercu Buana, Jakarta
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
Elemen Geospasial:
•
Lokasi
: L, B, h atau X, Y, Z
•
Bentuk
: Point, Line, Area (Poligon)
•
Informasi : Atribut (karakteristik objek)
Informasi Geospasial
Seluruh jenis informasi yang memiliki unsur lokasi di
permukaan Bumi maupun di dalam, dan di atas
DATA
INFORMATION
KNOWLEDGE
WISDOM
Jarak, Sudut, Ketinggian, Kedalaman,
Koordinat, Gayaberat, Pasut, Foto
Terestris, Foto Udara, Citra Satelit, dll
Jaring Kontrol Koordinat/Tinggi/
Gayaberat, Peta (RBI &
Tematik), SIG, Basis
Data, Geoportal, dll
Geodesy, Geomatics, Geography,
Geospatial Economy, Geospatial
Intelligence, Geostatistics, etc.
•
Pembangunan Berkelanjutan
•
Kesejahteraan Masyarakat
•
Pengayaan Khasanah Keilmuan
•
Pertahanan & Keamanan Negara
Data dan Informasi Geospasial
Jenis
Informasi
Geospasial
(UU 4/2011)
IG
IGD
IGT
JKG
Peta Dasar
•
Garis pantai
•
Hipsografi
•
Perairan
•
Nama rupabumi
•
Batas wilayah
•
Transportasi dan utilitas
•
Bangunan dan faslitas umum
•
Penutup lahan
JKHN
JKVN
JKGN
RBI
LPI
LLN
1000K, 500K, 250K, 1
00K, 50K, 25K, 10K, 5
K, 2.5K, 1K
250K, 50K, 25K, 10K
500K, 250K, 50K
Citra Tegak
Resolusi Tinggi
IGT Hasil Integrasi
IGT Strategis Nasional
(Non Sektoral)
IGT Sektoral (K/L)
Pasal 12: Konten Pasal 7: Penyajian Pasal 5 Pasal 6 Pasal 4 Pasal 18 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 24 (2) Pasal 24 (1) Pasal 23 Pasal 19, 20Kerangka Referensi
Geospasial
Sistem Referensi
Geospasial Nasional
Pasal 27Vertikal
Horizontal
IGD = Informasi Geospasial Dasar
IGT = Informasi Geospasial Tematik
PERBANDINGAN LUAS INDONESIA DAN EROPA
Indonesia adalah Benua Maritim
INDONESIA SELUAS EROPA:
Ujung Barat (Sabang) – Timur (Merauke) = London – Bagdad
Ujung Utara (Kep. Satal) – Selatan (P. Rote) = Jerman – Aljazair
Volume IG NKRI
akan sangat besar
(Big Data)
Memerlukan kapasitas
SDM dan Industri IG
yang baik dan berkualitas
Informasi Geospasial
diperlukan untuk
Indonesia Maritime Zone
Souverignty Zone
1. Internal Waters and Island
3.092.085
2. Teritorial Waters
282.583
Souverign Right Zone
1. Economic Exclusive Zone
2.936.345
2. Continental Zone
2.749.001
Continental Zone > 200 nm
4.209
Maritime Area (km2)
3.223.137
Land Area (km2)
1.890.739
Maritime area
is about 63%
Geospatial
Information is
compulsory for
managing and
developing the
maritime area of
Indonesia
Geospatial Support for Indonesia
Better decision making with single-common operating maps
ACTING
DECISION
MAKING
PLANNING
MAPPING
ANALYZING
GEO-ACCOUNTING
VISUALIZING
GEOSPATIAL
SUPERIORITY
INDONESIAN SDI
NATIONAL
GEOSPATIAL
INFORMATION
AUTHORITY
MINISTRIES
LOCAL
GOVERNMENT
ARMED FORCES
/POLICE
COMMUNITIES
GEO-MONITORING
Paradigma baru
Perencanaan Pembangunan:
Holistik, Integratif, Tematik, dan
Spasial (HITS)
PERAN DATA DAN INFORMASI GEOSPASIAL DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Informasi
Geospasial
Data
Statistik
Basis
Data
Perencanaan
Ruang
Pengelolaan
Pertanahan
Dasar
Perencanaan
Kawasan Cepat
Tumbuh
Pendekatan
Kewilayahan
Kawasan Perbatasan
Kawasan Rawan
Bencana
Pengembangan
Ekonomi Lokal
Desentralisasi dan Otonomi Daerah
Tujuan
Nasional
Berkurangnya
Kesenjangan
Antar Wilayah
Meratanya
Pelayanan
Sosial Dasar
di Seluruh
Wilayah
Indonesia
RPJPN
2005-2025
NAWACITA
KABINET KERJA
Arahan
Pembangunan
1. Pengurangan
Kesenjangan
Antar Wilayah
2. Pengembangan
Pusat-pusat
Pertumbuhan
berbasis
Keunggulan
Potensi Wilayah
3. Pemerataan
Pelayanan
Sosial Dasar
Tumbuhnya
Pusat-pusat
Pertumbuhan
berbasis
Keunggulan
Potensi
Wilayah, khus
usnya
di KTI
Sistem Perkotaan
Nasional
Kawasan Khusus
Daerah Tertinggal
Perdesaan
Skenario & Strategi
Pengembangan Wilayah
Pulau-Pulau Besar dan
Provinsi (Buku III RPJMN)
Model Spasial
Dinamis
Gini Rasio
Indeks Williamson
Indeks Theil
Jumlah Pusat
Pertumbuhan
Konektivitas
IPM
Indikator
Ketersediaan IG yang Akurat & Terpercaya :
Meningkatkan Pengambilan Keputusan Lebih Efisien, Efektif & Komunikatif.
Apalagi kalau dikombinasikan dengan Informasi Sosekbudhankam
.
Analisis Sosial/Ekonomi
Perumahan
Bencana
Pemilihan lokasi
Transparansi & Akuntabilitas
Pengelolaan
lingkungan
Pertanian
Peran BIG
berdasarkan UU No. 4 Tahun 2011
BIG memiliki TUGAS POKOK dan FUNGSI yang
LEBIH LUAS; tidak sekedar mengkoordinasikan dan
melaksanakan kegiatan survei pemetaan untuk
menghasilkan peta namun
membangun Informasi
Geospasial yang dapat dipertanggungjawabkan
dan mudah diakses
Menyusun
kebijakan dan
membuat
perundang-undangan terkait
penyelenggaraan
pembangunan
Infrastruktur IG
(IIG)
REGULATOR
Mengkoordinasikan
pembangunan IG dalam hal
pengintegrasian
Informasi
Geospasial Tematik (IGT)
KOORDINATOR
Penyelenggara
tunggal
Informasi
Geospasial Dasar
(IGD)
EKSEKUTOR
Menjadikan IGD
sebagai acuan IGT
untuk menjamin
keterpaduan
informasi nasional
Pembangunan
IGD
Mengkoordinasikan
penyusunan IGT
terintegrasi yang
berpedoman pada
norma, standar dan
pedoman yang
ditetapkan oleh BIG
Pembangunan
IGT
Membangun sistem
pengelolaan dan
akses IG, sebagai
implementasi
kebijakan teknis yg
mengacu kepada
Perpres No.27/2014
Pembangunan
IIG
Rujukan dalam
Pembangunan IGT
Pembinaan dan
Pengintegrasian IGT
Berbagi Pakai dan
Penyebarluasan IG
Proses Bisnis di BIG
Informasi
Geospasial
Informasi
Geospasial
Dasar
RBI
Topografi
Batas
Administrasi
Laut & Pesisir
Jaring Kontrol
Geodesi
Horisontal
Vertikal
Gaya Berat &
Pasang Surut
Laut
Informasi
Geospasial
Tematik
85 tema (KSP)
Unsur RBI:
1. Garis Pantai
2. Hipsografi
3. Hidrografi
4. Toponim
5. Batas adminsitrasi
6. Transportasi dan
Utilitas
7. Bangunan dan
Fasilitas Umum
8. Penutup Lahan
•
Eksekutor
•
Regulator
•
Koordinator
•
Regulator
Infrastruktur
Informasi
Geospasial
Infrastruktur Data
Standar dan Regulasi
Kelembagaan
SDM
Sains & Teknologi
•
Eksekutor
•
Koordinator
•
Regulator
Situs BIG
Pembangunan Infrastruktur
di Indonesia
Menghadirkan kembali negara untuk
melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman kepada seluruh
warga negara
Membangun tata kelola pemerintahan
yang bersih, efektif, demokratis, dan
terpercaya.
Membangun Indonesia dari pinggiran dengan
memperkuat daerah-daerah dan desa dalam
kerangka negara kesatuan.
Memperkuat kehadiran negara dalam
melakukan reformasi sistem dan
penegakan hukum yang bebas korupsi,
bermartabat, dan terpercaya.
Meningkatkan kualitas hidup manusia
Indonesia.
Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya
saing di pasar Internasional sehingga bangsa
Indonesia bisa maju dan bangkit bersama
bangsa-bangsa Asia lainnya.
Mewujudkan kemandirian ekonomi
dengan menggerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik
Melakukan revolusi karakter bangsa
Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat
restorasi sosial Indonesia
Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong
VISI
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber
daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan negara hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional.
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
MISI
9 PROGRAM PRIORITAS (NAWACITA)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
“Memacu Investasi dan
Memantapkan Pembangunan Infrastruktur
untuk Percepatan Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas”
Upaya Menjaga Pertumbuhan
Ekonomi 2017 dan Mendorong
Pertumbuhan Ekonomi 2018
• Memperbaiki kualitas belanja
• Peningkatan iklim usaha dan iklim investasi yang
lebih kondusif
• Peningkatan daya saing dan nilai tambah industri
• Peningkatan peran swasta dalam pembiayaan
dan pembangunan infrastruktur
Memprioritaskan Belanja
Pemerintah untuk
Pencapaian Sasaran
Prioritas Nasional melalui
penyusunan program/
kegiatan prioritas K/L
Dilakukan dengan pendekatan
Money Follow Program
dan
bersifat
Holistik, Integratif, Tematik, dan Spasial (HITS)
PENDIDIKAN
01
•
Pendidikan Vokasi
•
Peningkatan
Kualitas guru
KESEHATAN
02
• Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak• Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
• Preventif dan promotif (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat)
PERUMAHAN DAN
PERMUKIMAN
03
•
Penyediaan
Perumahan Layak
•
Air Bersih dan
Sanitasi
PENGEMBANGAN DUNIA
USAHA DAN PARIWISATA
04
• Pengembangan 3 Kawasan Pariwisata • Pengembangan 5 Kawasan Ekonomi Khusus • Pengembangan 3 Kawasan Industri• Perbaikan Iklim Investasi dan Penciptaan Lapangan Kerja
• Pengembangan Ekspor Barang dan Jasa Bernilai Tambah Tinggi
KETAHANAN
ENERGI
05
•
EBT dan Konservasi
Energi
•
Pemenuhan dan
Kebutuhan Energi
KETAHANAN
PANGAN
06
•
Peningkatan
Produksi Padi
•
Pembangunan
Sarana dan
Prasarana
Pertanian
PENANGGULANGAN
KEMISKINAN
07
•
Jaminan dan
Bantuan Sosial
Tepat Sasaran
•
Pemenuhan
Kebutuhan Dasar
•
Peningkatan Daya
Saing UMKM dan
Koperasi
INFRASTRUKTUR, KONEKTI
VITAS DAN
KEMARITIMAN
08
•
Pengembangan
Sarana dan
Prasarana
Transportasi
•
Pengembangan
Telekomunikasi
dan Informatika
PEMBANGUNAN
WILAYAH
09
•Pembangunan Wilayah Perbatasan dan Daerah Tertinggal •Pembangunan Perdesaan •Reforma Agraria •Pencegahan dan Penanggulangan Bencana•(a.l Kebakaran Hutan)
•Percepatan
Pembangunan Papua
POLITIK, HUKUM, PERTAHA NAN DAN KEAMANAN
10
•
Penguatan
Pertahanan
•
Stabilitas Politik
dan Kemanan
•
Kepastian Hukum
•
Reformasi Birokrasi
Prioritas Nasional
Prioritas Nasional
Program Prioritas
Program Prioritas
Prioritas Nasional dan Program Prioritas 2018
Informasi Geospasial
diperlukan untuk perencanaan dan
implimentasi program pembangunan secara efektif dan efisien
Peraturan Presiden No. 58 Tahun 2017
Perubahan atas Perpres No. 3 Tahun 2016
Tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional
No.
Proyek Strategis Nasional
Lokasi
1
Proyek Pembangunan Infrastruktur Jalan Tol
69 Ruas Jalan Tol
2
Proyek Pembangunan Infrastruktur Jalan Nasional/Strategis Nasional Non-Tol
5 ruas Jalan
3
Proyek Pembangunan Prasarana dan Sarana Kereta Api Antar Kota
15 kota
4
Proyek Pembangunan Prasarana dan Sarana Kereta Api Dalam Kota
8 lokasi
5
Proyek Revitalisasi Bandar Udara
4 Bandara
6
Proyek Pembangunan Bandar Udara Baru
3 Bandara
7
Proyek Bandar Udara Strategis Lainnya
1 Bandara
8
Proyek Pembangunan Pelabuhan Baru dan Pengembangan Kapasitas
10 Lokasi
9
Program Satu Juta Rumah
3 Provinsi
10
Program Pembangunan Kilang Minyak
10 Provinsi
11
Proyek Pipa Gas/Terminal LPG
8 Provinsi
12
Proyek Infrastruktur Energi Asal Sampah
7 Provinsi
Pembangunan Infrastruktur
Proyek Strategis Nasional (lanjutan)
No.
Proyek Strategis Nasional
Lokasi
13
Proyek Penyediaan Air Minum
8 Provinsi
14
Proyek Penyediaan Infrastruktur Sistem Air Limbah Komunal
1 Provinsi
15
Proyek Pembangunan Tanggul Penahan Banjir
1 Provinsi
16
Proyek Pemabangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) dan Sarana Penunjang
3 Provinsi
17
Proyek Bendungan dan Jaringan Irigasi
61 Bendungan
18
Progam Peningkatan Jangkauan Broadband
457 Kab/kota
19
Proyek Infrasturktur IPTEK strategis lainnya
2 Proyek
20
Pembangunan Kawasan Industri Prioritas/Kawasan Ekonomi Khusus
29 Lokasi
21
Program Industri Pesawat
Nasional
22
Pariwisata - Kawasan Strategis Pariwisata Nasional / KSPN
10 KSPN
23
Proyek Pembangunan Smelter
10 Lokasi
24
Proyek Perikanan dan Kelautan
1 Lokasi
25
Program Pembangunan Infratruktur Ketenagalistrikan
Nasional
Pelayanan Geospasial
Berperan Dalam Setiap Proses
“Infrastructure Life Cycle”
•
Positioning and Localization.
•
Surveying, Mapping, and Charting.
•
Navigation, Tracking, and Guidance.
•
Photogrammetry and Remote Sensing.
•
Database, GIS, WebGIS, Geoportal.
•
Site location and route planning
•
Staking-out, Alignment, Layout and Reconstruction.
•
Construction and Maintenance Surveying
•
GIS for Asset Management
•
Hazard (Mitigation and Adaptation) Mapping
Pelayanan Geospasial
Berperan Dalam Setiap Proses
“Infrastructure Life Cycle”
•
Positioning and Localization.
•
Surveying, Mapping, and Charting.
•
Navigation, Tracking, and Guidance.
•
Photogrammetry and Remote Sensing.
•
Database, GIS, WebGIS, Geoportal.
•
Site location and route planning
•
Staking-out, Alignment, Layout and Reconstruction.
•
Construction and Maintenance Surveying
•
GIS for Asset Management
•
Hazard (Mitigation and Adaptation) Mapping
Pelayanan Geospasial
Berperan Dalam Setiap Proses
“Infrastructure Life Cycle”
•
Positioning and Localization.
•
Surveying, Mapping, and Charting.
•
Navigation, Tracking, and Guidance.
•
Photogrammetry and Remote Sensing.
•
Database, GIS, WebGIS, Geoportal.
•
Site location and route planning
•
Staking-out, Alignment, Layout and Reconstruction.
•
Construction and Maintenance Surveying
•
GIS for Asset Management
•
Hazard (Mitigation and Adaptation) Mapping
•
Dan lain-lain
Berbagai Teknologi Geospasial
akan berperan dalam berbagai jenis
dan tahapan pekerjaan infrastruktur
Components
of Geospatial
Technology
Berbagai Teknologi Geospasial
dapat dimanfaatkan secara
fit-for-purpose
dalam berbagai jenis dan tahapan pekerjaan infrastruktur
Berbagai
Teknologi
Geospasial
dapat
dimanfaatkan
secara
fit-for-purpose
dalam
berbagai jenis
dan tahapan
pekerjaan
infrastruktur
www.wisersurveyandmapping.com
Produk Badan Informasi Geospasial
(IGD, IGT, dan IIG)
30
Jaring Kontrol Geodesi dan Geodinamika Indonesia
Ketersediaan JKGG di Indonesia yang dikelola BIG sampai dengan tahun 2017:
InaCORS Networks
Java
CORS Services:
(distances ~50 km):
support network
real-time CORS positioning
Out of Java
: support
single base real-time
InaCORS Real Time Services
1. Register at
http://inacors.big.go.id
2. Login at
http://nrtk.big.go.id/SBC
IP : 103.22.171.6 ; PORT : 2001
User total :
1233 active users (as of 2 October 2017)
Distribusi 138 Stasiun Pasang Surut yang Dikelola BIG
SLA Data Pasang Surut: 80%
Kebutuhan Peta Dasar (RBI atau LPI)
Program
Skala
Kebijakan Satu Peta
1 : 50.000
Tol Laut (Pembangunan Pelabuhan Baru)
1 : 10.000
Pemetaan Desa
1 : 5.000
Recana Detil Tataruang (RDTR)
1 : 5.000
Pengelolaan Kawasan Gambut
1 : 2.500
Pembangunan KEK dan KI
1 : 1.000
Pembangunan Kota Cerdas (Smart City)
1 : 1.000
Percepatan Sertifikasi Tanah
1 : 500 s/d 1 : 5.000
35
Lokasi Akuisisi dan Pemetaan Skala 1:1.000 di Daerah,
Supervisi oleh BIG Tahun 2014 – 2016
Output: Peta RBI Skala 1:1.000
Kota LUBUKLINGGAU
Kota BALIKPAPAN
(Akusisi anggaran BIG TA
2014, pemetaan RBI Skala 1 :
1.000 Anggaran dari
Pemerintah Kota Balikpapan
TA 2015
Kota BEKASI
(Akuisisi 2013 dan Pemetaan 2014)
Kota SURABAYA
(Akuisisi dan Pemetaan: 2016)
Kota PADANG
Rencana pelaksanaan 2018
Lokasi Akuisisi dan Pemetaan
Skala 1:1.000 di Daerah,
Supervisi oleh BIG
Output: Peta RBI Skala 1:1.000
Kota BANDUNG
40
Coverage of Very High-Resolution of Satellite Imageries (CSRST), 2015
•
Image Coverage: 1.043.252,25 km2 (almost 55,2% of Indonesia); Image resolution: 0.5 m.
Availability of Aerial Photos, Lidar Data, Satellite Images (2015)
Status)
Cloud Free Mosaic of Ortho-rectified SPOT 5/6/7 Satellite Imagery
for Updating the Base Geospatial Information
Ketersediaan Peta LPI dan LLN sampai 2016
No
Map Types
Total
(Sheets)
Existing (2016)
(Sheets)
Not yet mapped
up to 2016 (Sheets)
Map Percentage
s/d 2016 (%)
1
LPI Scale 10.000
300
18
282
6
2
LPI Scale 25.000
2536
121
2415
5
3
LPI Scale 50.000
1050
540
510
51
4
LPI Scale 250.000
212
169
43
80
5
LLN Scale 500.000
44
44
0
100
6
LLN Scale 250.000
145
36
109
25
7
LLN Scale 50.000
248
20
228
8
Untuk wilayah Prov. Sumbar tersedia data:
LPI 1:50.000, LPI 1:250.000,
Kebijakan Satu Peta
(One Map Policy)
Permasalahan terkait Informasi Geospasial di Indonesia
Many Layers & Many Actors
Rendahnya kualitas pengambilan keputusan
dan berakibat menurunnya tingkat
pencapaian pembangunan nasional
PERMASALAHAN DATA GEOSPASIAL:
Geo-Referensi yang tidak seragam;
Ketersediaan data terbatas;
Data tidak up-todate dan tidak akurat;
Tidak bisa diakses;
Tidak dimanfaatkan secara optimal, dll
Peta tema yang sama diterbitkan lebih dari satu lembaga tanpa
koordinasi;
Beberapa peta tidak diterbitkan oleh instansi yang berwenang;
Hasil analisis IG yang berbeda (contoh jumlah pulau dan luas
wilayah hutan);
Tumpang tindih lahan menggunakan izin (lisensi);
IGD masih jarang digunakan sebagai dasar untuk membuat peta;
Citra satelit untuk wilayah yang sama dibeli oleh lebih dari satu
lembaga.
?
?
?
Tumpang Tindih Perijinan Multi Sektor
di Kabupaten Paser Kalimantan Timur
Peta Rupabumi Indonesia
Izin Sektor Minerba
Izin Sektor Kehutanan
Izin Sektor Pertanahan
Sumber : 1. Peta Dasar RBI Indonesia Skala 1 : 50.000 digeneralisasi 2. Peta Pemanfaatan Kawasan Hutan, KLHK
3. Peta konsesi pertambangan, Kementerian ESDM 4. Peta Hak Atas Tanah, Kementerian ATR/BPN
Tanah Grogot
Kebijakan Satu Peta
1
Reference
Standard
Geodatabase
GeoPortal
Pemanfaatan IG/IGT
Pasal 2
Informasi Geospasial diselenggarakan berdasarkan
asas kepastian
hukum,
keterpaduan,
keterbukaan,
kemutakhiran, k
eakuratan
, kemanfaatan, dan demokratis
Pasal 3
UU ini bertujuan untuk: .. (b) mewujudkan
penyelenggaraan IG yang berdaya guna dan berhasil
guna
melalui kerjasama, koordinasi, integrasi, dan
sinkronisas
i
; dan (c)
mendorong penggunaan IG
dalam penyelenggaraan pemerintahan
dan dalam
berbagai aspek kehidupan masyarakat
...
Paket Kebijakan Ekonomi VIII
…..
“ … meningkatkan kesejahteraan dan daya
saing nasional tingkat regional maka diperlukan
investasi pembangunan. Dukungan ketersediaan
data dan informasi fundamental
pembangunan, termasuk Informasi Geospasial
Tematik (IGT) mutlak diperlukan dalam
meningkatkan nilai kompetitif iklim investasi
dan menjamin kepastian hukum investasi …”
Acceleration of One Map Policy
(Presidential Regulation 9/2016)
Value
• Unifed National Geospatial Data and Information
• Reliable and Accountable Spatial Planning
• Reliable and Accountable Development Policy
Activity
• Compilation
• Integration
• Synchronization
• Data Sharing
COMPILATION
INTEGRATION
SYNCHRONIZATION
Ministries
One Map Policy
Product
Provinces
Thematic Maps
19
34
Tahapan Kebijakan Satu Peta
COMPILATION
INTEGRATION
SYNCHRONIZATION
19 K/L terkait memiliki tanggung jawab atas perwujudan 85 IGT
85
yang menjadi tanggung jawab K/L
untuk memenuhi mandat KSP
Terdapat
Peta tematik
18
ESDM
10
ATR
11
PUPR
9
LHK
46
KKP
5
KEMENHUB4
DAGRI
3
BIG
2
BMKG
2
DESA, PDT, TRANS2
DIKBUD2
KEMEN-PERIN22
KEMHAN2
PPN/BAPPENAS1
KEMENLU
3
KEMENTAN31
KEMENKO PEREKONOMIAN1
BPS
1
BNPP
11
Untuk Peta Batas Darat Negara skala 1:25.000, penanggung jawab adalah BNPP dan Kementerian Luar NegerI
2
Untuk Peta Kawasan Industri Eksisting skala 1:50.000 dan Peta Rencana Kawasan Industri skala 1:50.000, penanggung jawab adalah
Kementerian Perindustrian dan Kemenko Perekonomian
3
Untuk Peta Lahan Sawah skala 1:50.000, penanggung jawab adalah Kementerian Pertanian dan Kementerian ATR/BPN
4Untuk Peta Zonasi Kawasan Konservasi Perairan skala 1:50.000, penanggung jawab adalah Kementerian LHK dan KKP
56
85 Peta Tematik Target Pelaksanaan KSP
Jadwal dan Kawasan Pelaksanaan KSP
57
2017
2016
2018
2018
2017
2017
2018
2019
Penyempurnaan
Hasil KSP
One Map Products in Kalimantan (2016)
13 IGT ON ENVIRONMENTAL THEMES
Land Cover map scale of 1: 50,000 ** Water availability map scale of 1: 250,000 Land Use map scale of 1: 50,000
Peatlands map scale of 1: 50,000
Forests Resource Map scale of 1: 250,000 Watershed Map scale of 1: 50,000 ** Geologic map scale of 1: 100,000
Earthquake Disaster Prone Areas Map scale of 1: 50,000
Disaster Prone Region Land Movement Vulnerability Zone Map 1: 50,000 scale Hydrogeology map scale of 1: 100,000
Land Semi-detailed map scale of 1: 50,000 Rainfall and Rainy Day Map 1: 50,000 scale
Solar and Wind Energy Potential Map scale of 1: 250,000
7 IGT ON SPATIAL PLANNING
Local Province Spatial Planning (RTRW)map scale of 1: 250,000
Local District Spatial Planning (RTRW)map scale of 1: 50,000 and local city Spatial Planning (RTRW) scale of 1: 25,000
National Medium-Term Development Plan Map scale of 1: 250,000 RKP map scale of 1: 250,000
regulation RTR One Map Policy Map scale of 1: 50,000 (KSN Kasaba) Defence Region Region map scale of 1: 1,000,000
Transmigration Area Distribution Map 1: 50,000 scale
12 IGT ON RESOURCES POTENTIAL
Type and Wealth fisheries in WPPNRI map scale of 1: 250,000 Karst Landscape Area map scale of 1: 50,000
Mineral Resources map scale of 1: 50,000 Coal Resources map scale of 1: 50,000 Geothermal Resource map scale of 1: 50,000 Land System (Morphology) map scale of 1: 50,000 Morphometry Land Landscape map scale of 1: 50,000 **
Potential Village (Socio-Economic) map, the minimum on a scale of 1: 50.000 *** Location Heritage Distribution map, scale 1: 50,000
Appointment of Forest Area map scale of 1: 250,000 Conservation Area Zoning Map scale 1: 50,000
17 IGT ON STATUS
Location of Fishery Port Map 1: 50,000 scale Public Ports Distribution Map 1: 50,000 scale Harbour Crossing Distribution Map scale of 1: 50,000
Designation Forest Areas (Results Boundary) Map, the minimum on a scale of 1: 50,000
Permit (IUPHHKHA, IUPHHK-HT & IUPHHK-RE) Map, on a scale of 1: 50,000 Plantation Forest (HTR) Map, the minimum on a scale of 1: 50,000
Forest Areas with Special Purpose Map, at a minimum on a scale of 1: 50,000 Mining Permit Map scale of 1: 50,000
Oil and Gas Working Area map scale of 1: 50,000
Determination of Special Economic Zones (SEZ) Map, the minimum on a scale of 1: 50,000
Existing Industrial Area map scale of 1: 50,000 Industrial Zone Plan Map 1: 50,000 scale
Location Transmigration Distribution Map scale of 1: 50,000 Provincial Administrative Boundary map scale of 1: 50,000
17 IGT ON UTILLITY
Special Terminal Distribution Map scale 1: 50,000 Airports Distribution Map scale 1: 50,000
Electricity Network Map scale 1: 50,000
Location Substation Distribution Map scale of 1: 50,000 Location Power Map scale of 1: 50,000 ****
Power Distribution map scale of 1: 50,000 **** Oil and Gas Pipelines map scale of 1: 50,000
Area Landfill (TPA) Distribution Map scale of 1: 50,000 *
Area Wastewater Treatment Plant (WWTP) * and sewerage treatment plant (waste treatment plant) Distribution Map scale of 1: 50,000 *
Location SPAM Distribution Map scale of 1: 50,000 Distribution Map Location Dams scale of 1: 50,000 * Surface Irrigation Area map scale of 1: 50,000
Coastal Safety Area Distribution Map scale 1: 50,000 * Location Rusunawa Distribution Map scale of 1: 50,000 *
63
* Position accuracy not consider
** incomplete coverage
*** Distric unit mapping
**** Data combination
63 IGT
have been
integrated in
Kalimatan
region
Tahapan Penyelesaian KSP di Tahun 2017
Target 2017
Integrasi di Su
Target Perpres
matera, Sulawesi, Bali, NT
3
P. Bali, NustraP. Sumatera P. Sulawesi
82
81
79
10
Provinsi6
Provinsi Provinsi2018 2017 2017 2016 2017 2018 2018