• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin pesat, maka harus diimbangi dengan sarana transportasi yang memadai agar perpindahan dari daerah asal ke daerah tujuan menjadi lebih cepat. Makalah ini membahas tentang salah satu ruas jalan tol Surabaya – Mojokerto seksi IV-3 yang berada pada daerah Mlirip dan Mlirip Rowo yang terletak pada Sta. 601+150 hingga Sta 601+350 ini melintasi sungai Kali Surabaya. Oleh karena itu perlu dibangun Jembatan Kali Surabaya agar transportasi angkutan bisa berjalan lancar.

Rencana pembangunan Jembatan Kali Surabaya yang terletak di daerah Mlirip (Kabupaten Mojokerto) dan Mlirip Rowo (Kabupaten Sidoarjo) ini direncanakan dengan bentang sepanjang ± 137 m. Jembatan Kali Surabaya ini terdiri dari 3 bentang yang terdiri dari 2 Abutment dan 2 Pier. Jarak antara A1 dan P1 42,92 m, jarak antara P1 dan P2 51,22 m, dan jarak antara P2 dan A2 42,94 m dengan struktur utama beton bertulang dan balok PCI Girder. Dengan jumlah girder pada satu span sejumlah 12 buah girder.

Dalam perencanaan pembangunan jembatan

terdapat rencana metode pelaksanaan kontruksi (Erection)

untuk Girder yang digunakan, Metode pelaksanaan

kontruksi (Erection) tersebut yaitu dengan Metode

Temporary Bridge dan Metode Launcher. Pada awal

rencana proyek, yang digunakan adalah metode Launcher

Girder sedangkan untuk metode pembanding agar lebih

tepat dan efektif menggunakan metode Temporary Bridge

menggunakan jenis Jembatan Truss semi Launcher dengan rangka utama profil Baja WF yang direncanakan dengan

system knockdown yang dikombinasikan dengan Crawler

Crane.

Dari perhitungan biaya dan waktu beberapa alternatif didapat hasil yang paling optimal untuk

pekerjaan erection girder jembatan kali surabaya proyek

jalan tol surabaya – mojokerto seksi 4 adalah dengan

metode launcher girder dengan biaya sebesar

Rp.996.000.000,00dan waktu pelaksanaan 48 hari.

Kata Kunci : Jembatan Kali Surabaya, erection, Launcher Girder, Temporary Bridge

I. PENDAHULUAN

S eiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin pesat, maka harus diimbangi dengan sarana transportasi yang memadai agar perpindahan dari daerah asal ke daerah tujuan menjadi lebih cepat. Pembangunan jalan tol trans jawa merupakan salah satu proyek untuk memperlancar transportasi di pulau jawa. Salah satu segmen pada tol trans jawa ini adalah proyek Tol Surabaya – Mojokerto yang menghubungkan antara kota Surabaya dengan kota Mojokerto. Proyek Tol Surabaya – Mojokerto ini dibagi menjadi 4 seksi yaitu seksi I, II, III, dan IV. Tugas akhir ini membahas tentang salah satu ruas jalan tol Surabaya – Mojokerto seksi IV-3 yang berada pada daerah Mlirip dan Mlirip Rowo yang terletak pada Sta. 601+150 hingga Sta 601+350 ini melintasi sungai Kali Surabaya. Oleh karena itu perlu dibangun Jembatan Kali Surabaya agar transportasi angkutan bisa berjalan lancar.

Rencana pembangunan Jembatan Kali Surabaya yang terletak di daerah Mlirip (Kabupaten Mojokerto) dan Mlirip Rowo (Kabupaten Sidoarjo) ini direncanakan dengan bentang sepanjang ± 137 m. Jembatan Kali Surabaya ini terdiri dari 3 bentang yang terdiri dari 2 Abutment dan 2 Pier. Jarak antara A1 dan P1 42,92 m, jarak antara P1 dan P2 51,22 m, dan jarak antara P2 dan A2 42,94 m dengan struktur utama beton bertulang dan balok PCI Girder.Dengan jumlah girder pada satu span sejumlah 12 buah girder.

Dalam perencanaan pembangunan jembatan terdapat

rencana metode pelaksanaan kontruksi(Erection) untuk

Girder yang digunakan, dalam hal ini terdapat dua rencana

metode pelaksanaan kontruksi(Erection) pada

pembangunan Jembatan Kali Surabaya. Dua metode

pelaksanaan kontruksi(Erection) tersebut yaitu dengan

Metode Temporary Bridge dan Metode Launcher.pada

awal rencana proyek, yang digunakan adalah metode

Launcher Girder,sedangkan untuk metode pembanding agar pilihan tersebut tepat dan efektif adalah dengan

metode Temporary Bridge yang menggunakan jenis

Jembatan Truss semi Launcher dengan rangka utama profil

Baja WF yang direncanakan dengan system knockdown

yang dikombinasikan dengan Crawler Crane.

Dari kedua metode tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan untuk metode erection girder mengunakan launcher dari segi keamanan lebih baik dari pada erection

ANALISA PERBANDINGAN METODE ERECTION GIRDER

MENGGUNAKAN LAUNCHER GIRDER DAN TEMPORARY

BRIDGE DARI SEGI BIAYA DAN WAKTU PADA JEMBATAN KALI

SURABAYA MOJOKERTO

Dwi Dian Pratama,Tri Joko Wahyu Adi, ST., MT.PhD Jurusan S1 Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111

(2)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-10 2

menggunakan temporary bridge maka diperlukan tinjauan ulang untuk segi biaya dan waktu dari metode – metode tersebut.

Metode awal yang direncanakan pada proyek ini

adalah Launcher Girder, dikarenakan masih perlu

peninjauan lebih dalam hal biaya dan waktu maka metode alternative lain masih perlu untuk ditinjau kembali untuk pembanding dari metode awal perencanaan. Tugas akhir

ini membahas tentang review metode pelaksanaan erection

PCI Girder Jembatan Kali Surabaya dengan

membandingkan antara metode Temporary Bridge dengan

metode Launcher Girderdari aspek biaya, dan waktu.

1. ERECTION GIRDER 2. Umum

Perbandingan metode pelaksanaan dengan

menggunakan lancher dan temporary bridge pada saat erection girder menjelaskan konsep teori dasar yang berhubungan dengan analisa dilapangan karena kondisi existing yang cukup sulit dan diperlukan metode pelaksanaan yang ditinjau agar produktifitas waktu dan biaya bisa didapat dengan baik. Oleh karena itu dibutuhkan alat yang lebih besar kemampuan yang lebih baik, namun beaya yang akan dikeluarkan cukup besar dan alat tersebut belum siap sedia pada waktu itu.

Pada metode pelaksanaan ini launcher girder dipilih sebagai metode yang digunakan tetapi perlu analisa perbandingan dengan metode erection lainnya disini dipilih metode pembandingnya adalah temporary bridge sehingga mendapatkan metode yang paling cocok sesuai dengan lokasi, biaya dan waktu yang paling optimal.

Pada bab berikut ini menjelaskan tentang macam – macam alat yang biasa digunakan untuk erection beton pracetak menurut James R.Libby dalam bukunya yang berjudul “ Modern Prestressed Concrete : Design, Principles, and Construction Methods”.

1.1.2.1Girder Launcher

Launcher adalah salah satu dampak positif dari kemajuan teknologi dibidang kontruksi jembatan. Dalam metode kontruksi ini, struktur atas jembatan (span pertama) dirangkai terlebih dahulu pada salah satu sisi abutmen

jembatan kemudian didorong dari abutmen ke pierhead

pertama. Kemudian pada bagian span kedua dirangkai kembali hingga selesai kemudian didorong kembali hingga

span pertama bertumpu pada pier head kedua dan span

kedua bertumpu pada pier headyang pertama.

Launcher Girder bukan metode erection yang paling

murah dalam pembangunan jembatan karena Launcher

Girder membutuhkan banyak analisis, keahlian dan alat

khusus dalam melaksanakannya. Namun Launcher Girder

menjadi metode yang mungkin atau harus digunakan jika akses pelaksanaannya sulit atau tidak boleh merusak lingkungan bila menggunakan metode konvensional.

Ketika dilakukan dalam pembangunan jembatan,

Launcher Girder memberikan beberapa keuntungan baik

bagi owner maupun kontraktor. Beberapa keuntungan

tersebut adalah sebagai berikut:

- Memberikan sedikit dampak buruk bagi

lingkungan

- Hanya memerlukan sedikit area dalam

pengerjaannya

- Tidak menutup akses jalan masyarakat yang

berada dibawah tempat pelaksanaan erection Launcher Girder dapat digunakan untuk membangun jembatan diberbagai kontur yang sulit, area yang terbatas dan atau karena keterbatasan akses. Contoh yang termasuk dalam karakteristik adalah :

- Lembah yang Curam

- Sungai yang dalam atau selat

- Lereng yang curam dan keadaan tanah yang

buruk sehingga sulit untuk akses mobilisasi

- Adanya lingkungan yang dilindungi di bawah

jembatan

Pada kenyataanya banyak macam variasi dari konstruksi girder launcher yang digunakan, namun secara umum cara kerjanya memiliki dan bergeser pada pier selanjutnya dengan bertumpu pada kaki yang berdiri pier untuk menahan beban girder yang akan dipasang pada bentang yang dikendaki. Pada saat girder launcher berpindah menuju pier selanjutnya, maka yang akan digunakan sebagai penyeimbangnya adalah girder yang akan dipasang nantinya setelah alat tersebut berada di posisi bentang yang direncanakan. ( lihat gambar 2.3 )

Gambar 2.3 ( a ) & ( b ) macam – macam contoh alat Girder Launcher. ( Sumber : Libby.,James R.,op.cit. )

Berikut ini adalah contoh dari metode pelaksanaan launching girder untuk pemakaian alat girder launcher. ( lihat gambar 2.4 )

(3)

Gambar 2.4

Urutan kerja pada pemakaian Girder Launcher.

1. Launcher yang sudah dirakit dihubungkan dengan girder yang berfungsi sebagai pemberat. 2. Launcher dan girder dipindahkan menuju

bentang yang direncanakan.

3. Launcher sudah pada posisi untuk erection. 4. Girder dihubungkan pada ujung penggantung

launcher.

5. Girder sudah terangkat oleh launcher 6. Girder telah ditempatkan.

( Sumber : Libby, james R.,”Modern Prestressed Concrete “)

1.1.2.2Temporary Bridge

Temporary Bridge merupakan jembatan sementara yang dibangun untuk membantu dalam pengerjaan suatu proyek, dimana mobilisasi dalam pengerjaan suatu proyek tersebut harus melintasi sungai, ataupun sebagai akses jalan.

Dalam erection method menggunakan

Bridge, dibutuhkan alat bantu dalam pelaksanaannya

karena temporary bridge hanya sebagai akses untuk

memudahkan dalam pelaksanaan erection

Surabaya. Alat – alat bantu yang di pergunakan dalam

pekerjaan erection pada metode Temporary Bridge

sebagai berikut :

- Crawler Crane

- Truck Boogie

Gambar 2.4

Urutan kerja pada pemakaian Girder Launcher.

Launcher yang sudah dirakit dihubungkan dengan girder yang berfungsi sebagai pemberat. Launcher dan girder dipindahkan menuju

untuk erection. Girder dihubungkan pada ujung penggantung Girder sudah terangkat oleh launcher

( Sumber : Libby, james R.,”Modern Prestressed merupakan jembatan sementara yang dibangun untuk membantu dalam pengerjaan suatu proyek, dimana mobilisasi dalam pengerjaan suatu proyek tersebut harus melintasi sungai, ataupun sebagai akses

menggunakan Temporary

utuhkan alat bantu dalam pelaksanaannya hanya sebagai akses untuk

erection Jembatan Kali alat bantu yang di pergunakan dalam

Temporary Bridge adalah

Gambar 2.6 Layout

Gambar 2.

Mengunakan Temporary Bridge Pada Jembatan Kali Pagerluyung Mojokerto.

3.1. Konsep Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian yang

membandingkan penggunaan metode pelaksanaan erection girder pada awal rencana proyek menggunakan metode launcher girder dan dibandingkan dengan metode lain yaitu metode temporary bridge. Kedua metode pelaksanaan ini dibandingkan dari segi biaya dan waktu pelaksanaanya.

3.2. Variabel Penelitian

Tabel 3.1. Variabel Penelitian

Tujuan Va ria bel Indikator Memban -dingkan Dua Metode Erection Bia ya Biaya material Upah Biaya Alat Jembatan Temporary Bridge

Layout Temporary Bridge

Gambar 2.7 Contoh Pelaksanaan

Mengunakan Temporary Bridge Pada Jembatan Kali Pagerluyung Mojokerto.

Penelitian ini adalah penelitian yang

membandingkan penggunaan metode pelaksanaan erection girder pada awal rencana proyek menggunakan metode launcher girder dan dibandingkan dengan metode lain yaitu metode temporary bridge. Kedua metode pelaksanaan ini

bandingkan dari segi biaya dan waktu pelaksanaanya.

Tabel 3.1. Variabel Penelitian

Indikator Sumb er Data Teknik Pengu m-pulan Data material Biaya Alat 1.Harg a Satuan PT.wij aya karya 2 HSPK 2011 Data sekun-der Jembatan Kali Surabaya

(4)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-10 4 Wa ktu 1.Produktiv itas 2.Durasi Pelaksanaa n 1.Peng amata n Lapan gan 2.HSP K 2011 Data sekun-der 3.3. Tahapan Penelitian

Tahap penelitian dimulai dengan identifikasi latar belakang dan perumusan masalah kemudin dilanjutkan dengan kegiatan sebagai berikut :

3.3.1. Perhitungan temporary ( strukture support)

Perhitungaan perkuatan erection meliputi

perhitungan perkuatan pada metode Temporary Bridge. Sehingga bisa dibandingkan dengan metode launcher girder dari segi biaya dan waktu.

3.3.2. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Erection Girder

Metode pelaksanaan di dalam hal ini ada 2 metode yang dipilih yaitu metode launcher dengan metode temporary bridge dikarenakan jembatan berada di atas sungai. Perbedaan antara metode launcher dan temporary berada di tempat pelaksanaanya yaitu metode launcher berada di atas jembatan dan melakukan erection sedangkan metode temporary berada di samping jembatan dan pada saat pengangkatan girder ke atas bearing pad di bantu oleh 2 clawler crane.

3.3.3. Perhitungan Kebutuhan Material / Alat

Perhitungan kebutuhan material dan alat pada masing-masing komponen pelaksanaan erection kedua metode yaitu temporary dan launcher.

3.3.4. Analisa Produktivitas dan Durasi

Analisa produktivitas dan durasi launcher girder di dapat dari literatur buku,brosur alat dan wawancara di lapanagan, dan untuk analisa temporarry bridge menganalogi dari produktifitas dan durasi pada proses erection girder jembatan kali pagerluyung mojokerto.

3.3.5. Analisa Biaya

Perhitungan estimasi biaya mulai dari kebutuhan material,alat dan tenaga kerja yang mendukung pekerjaan erection pada kedua metode yaitu metode launcher girder dan metode tamporary bridge.

3.4. Analisa Data

Gambar yang diperoleh dari proyek digunakan untuk menghitung volume pekerjaan erection yang selanjutnya juga akan dihitung produktivitas pekerjaan erection pada masing-masing metode. Dari hasil perhitungan volume dan produktivitas dapat dihitung biaya dan waktu pekerjaan pelaksanaan yang optimal.

3.4.1. Analisa Perhitungan Kebutuhan Material (Volume)

 Metode erection launcher

Perhitungan volume meliputi perhitungan jumlah girder,alat berat yang dipakai dan material – material pendukung pada saat pelaksanaan.

 Metode erection temporary bridge

Perhitungan volume meliputi perhitungan jumlah girder,alat berat dan material – material pendukung pada saat pelaksanaan.

3.4.2. Analisa Produktivitas dan Durasi Pekerjaan Erecton Girder

 Metode erection launcher

Waktu pekerjaan erection ditentukan berdasarkan pengamatan dan wawancara dilapangan serta produktifitas alat. Durasi = Volume / produktifitas

 Metode erection temporary bridge

Waktu pekerjaan erection ditentukan berdasarkan menganalogi pada erection jembatan pagerluyung dan produktifitas alat. Durasi = Volume / produktifitas

3.4.3. Analisa Biaya Pekerjaan Erection Girder

 Metode erection launcher

Biaya pekerjaan dapat dihitung dari biaya mobilisasi dan demobilisasi ,kebutuhan alat,produktifitas alat, dan material yang digunakan RAB (Rencana anggaran biaya proyek PT. WIKA)

 Metode erection temporary bridge

Biaya pekerjaan dapat dihitung dari biaya mobilisasi dan demobilisasi, kebutuhan alat, produtifitas alat, dan material yang digunakan. Perhitungan biaya mengguanakan RAB ( Rencana anggaran biaya proyek PT. WIKA )

4.3 Perhitungan Material Jembatan Temporary Bridge

Perhitungan material yang ditinjau adalah perhitungan kebtuhan material baja WF,dan

perhitungan material pada abutment –

abutmentnya.

a. Perhitungan Kebutuhan WF 582x300x12x17 Berat Total = Jumlah (Bh) x Panjang (m) x (Berat kg/m)

= 12 bh x 12 m x 137 kg/m = 19728 kg

Untuk kebutuhan material yang lain bisa dilihat pada tael dibawah :

Tabel 4.1 Perhitungan Kebutuhan Material Temporary

(5)

No. (kg/m)Berat Jumlah (buah) Panjang (m) Panjang Total (m) Berat total (kg) 1 137 12 12 144 19728 2 94 6 12 72 6768 3 21.3 9 12 108 2304 4 21.1 10 12 120 2532 5 12.2 16 6 96 1171.2 6 7.383 16 6 96 708.8

Berat total Struktur 33212

Asumsi berat baut sambungan, stifner, dll 1% 332.12 Berat total struktur akhir 33544.12 Siku 70x70x7 Item H beam 300x300x10x15 WF 200x100x5,5x8 WF 148x100x6x9 Siku 90x90x9 WF 582x300x12x17

Jadi total yang dibutuhkan material temporary untuk item baja WF adalah 33.232 kg dengan asumsi berat baut dan lain-lain adalah 1% = 332,2 kg. Berat total keseluruhan baut dan WF adalah 33,544 kg.

4.4 Analisa Produktivitas dan Durasi

Analisa produktivitas dan durasi pada penelitian ini dilakukan melalui pengamatan lapangan . Pertimbangan lain yang mendasari penggunaan pengamatan lapangan adalah karena data yang didapatkan lebih akurat sesuai dengan kondisi lapangan.

4.5 Erection Girder Metode Crane dan Temporary Bridge ( Pararel )

Spesifikasi Mobil Crane yang digunakan :

Merk/Type = Kobelco

Model = CKE 1100

Kapasitas Angkat Max = 110 Ton

Kemampuan Jangkauan Boom Length = 15,2 m

Kecepatan Swing (Max) = 3,2 rpm

= 1152 /menit

Kecepatan angkat (v) = 57 m/menit

Tabel 4.2 kebutuhan crane erection girder :

Nama Jumlah

Mobile crane 110 ton 4 buah

Traiiler 1 buah

Boogie 1 buah

Dalam pelaksanaan erection girder ini digunakan 4 alat crane yaitu crane 110 ton untuk service dan untuk erection ditempat , dan trailler dan boogie sebagai mobilitas girder menuju tempat erection dari stock yard.

Perhitungan waktu peleksanaan alat dihitung berdasarkan banyaknya volume material dan material yang akan diangkat. Bahan yang akan diangkat adalah girder jembatan dengan beban maksimal adalah 96,88 ton.

Waktu pengangkatan oleh crawler crane dihitung berdasarkan jarak tempuh dan frekuensi alat melakukan pulang pergi dan waktu untuk bongkar muat, dimana waktu tersebut tergantung berdasarkan

waktu Hoisting dan Swing.

Adapun contoh perhitungan waktu pengangkatan material untuk pekerjaan Erection Girder Pada Zona A Bentang 40,6 m.

Kecepatan hoisting = 57 m / menit Kecepatan swing = 3,2 rpm = 1152º/menit

Dan dengan asumsi faktor waktu kerja efektif dalam kondisi baik dengan nilai efisiensi kerja 0,83 dan faktor – faktor keterampilan kerja operator dan crew rata – rata baik dengan efisiensi kerja adalah 0,75, yang mempengaruhi produksi dari alat mobile crane tersebut dalam melakukan pekerjaannya, maka :

Kecepatan hoisting = 57 m / menit x 0,83 x 0,75 = 35,48 m/menit

Kecepatan swing = 1152º/menit x 0,83 x 0,75 = 717.12º/menit

Adapun contoh perhitungan waktu pengangkatan Erection Girder oleh mobile crane untuk ZONA A, ZONA B, ZONA C,dimana posisi mobile crane diletakkan pada 3 posisi.

Bisa dilihat pada gambar 4.13

Gambar 4.13 alur erection girder pararel Jangkauan Boom Crane direncanakan :

Tinggi Girder = 9.194

Tinggi bangunan = 10 m

Tinggi Crane = 3,5 m

Jarak Crane dari Girder terakhir = 3.0 m Selisih antara tinggi girder dengan tinggi crane = 10 m – 3,5 m = 6,5 m

Mencari sudut agar boom crane tidak menyentuh girder teratas = arc tg  =

3

5

,

6

= 65,2

Mencari jarak datar yamg dapat dijangkau ( jangkauan max) mobil crane =

X = Panjang Boom Length x Cos 60 = 15,2 m x Cos 65,2

= 6,37 m

Kecepatan Angkat = 57 m/menit

4.5.1 Perhitungan Waktu Siklus Erection Girder Zona A

4.5.1.1 Perhitungan girder type A

Untuk tahap 1 dilakukan dari zona 1 dengan menggunakan 2 buah crane service dan 2 buah crane erection dengan urutan yang bisa dilihat pada gambar 4.14

(6)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-10 6

Gambar 4.14 layout erection girder

Pengaturan lalu lintas + service + boogie

sampai di tempat erection + pemasangan (t1)

= 12 menit Pengangkatan (t2) = angkat Kec angkat gi Tin . . g =

menit

m

m

/

57

5

,

11

= 0,202 menit Pengangkutan / swing (t3) ) ( 5 , 0 ) v ( Kecepatan ) d (

Jarak perpanjanganlengan

 = 0,5 1152 120,87  = 0,605 menit

Perletakan girder ke bearing (t4) = 15

menit

Pengelasan (t5) = 10 menit

Swing kembali (t6) = 0,22 menit

Fixed time (t7) = 0,5 menit

Waktu total pengangkatan :

tT= t1 + t2 + t3 + t4 + t5 + t6 + t7

tT = 41,527 menit

4.5.1.2 Waktu Total Pengangkatan Girder

Waktu total pengangkatan girder didapat dari

waktu pengangkatan. Sehingga, dari table

perhitungan didapatkan waktu total pengangkatan girder pada bentang 40,6 adalah 41,527 menit.

Sehingga dari total waktu siklus tersebut kita dapat menentukan jumlah siklus dalam 1 jam (N), yaitu: 44 , 1 527 , 41 60 60 sTotal WaktuSiklu N

Asumsi faktor waktu kerja efektif dalam kondisi baik dengan waktu kerja efektif 50 menit per jam dimana nilai efisiensi kerja tersebut adalah 0,83 dan faktor ketrampilan operator dan crew rata-rata baik dengan efisiensi kerja 0,75 maka dapat ditentukan produksi per jam dari truck crane adalah sebagai berikut :

Q = q x N x Ek

= 1 x 1.44 x (0,75 x 0,83) = 0,89 buah/jam

Setelah produksi per jam dari crane (Q) telah diketahui, maka jika dalam 1 hari jam kerja selama 3jam ( karena perijinan pemberhentian lalu lintas yang berada di bawah jembatan A2-P2. Maka perhitungan durasi sebagai berikut:

hari hari buah buah i TotalDuras 4 / 3 12

4.5.2 Perhitungan Waktu Siklus Erection Girder Zona B

4.5.3.1 Perhitungan girder type B

Untuk tahap 2 dilakukan dari zona 2 dengan menggunakan 2 buah crane service dan 2 buah crane erection dengan urutan yang bisa dilihat pada gambar 4.15

Gambar 4.15 layout erection girder

Pengaturan lalu lintas + service + boogie sampai di

tempat erection + pemasangan (t1) = 12 menit

Pemindahan Girder ke temporary = 20 menit

Pengangkatan (t3) = angkat Kec angkat gi Tin . . g =

menit

m

m

/

57

5

,

11

= 0,202 menit Pengangkutan / swing (T4) ) ( 5 , 0 ) v ( Kecepatan ) d (

Jarak perpanjanganlengan

= 0,5

1152 120,87

= 0,605 menit

Perletakan girder ke bearing (t5) = 15 menit

Pengelasan (t6) = 10 menit

Swing kembali (t7) = 0,22 menit

Fixed time (t8) = 0,5 menit

Waktu total pengangkatan :

tT= t1 + t2 + t3 + t4 + t5 + t6 + t7

tT = 61,527 menit

4.5.3.2 Waktu Total Pengangkatan Girder

Waktu total pengangkatan girder didapat dari waktu

pengangkatan. Sehingga, dari table

perhitungan didapatkan waktu total

pengangkatan girder pada bentang 40,6 adalah 41,527 menit.

A2

(7)

Sehingga dari total waktu siklus tersebut kita dapat menentukan jumlah siklus dalam 1 jam (N), yaitu: 97 , 0 527 , 61 60 60 sTotal WaktuSiklu N

Asumsi faktor waktu kerja efektif dalam kondisi baik dengan waktu kerja efektif 50 menit per jam dimana nilai efisiensi kerja tersebut adalah 0,83 dan faktor ketrampilan operator dan crew rata-rata baik dengan efisiensi kerja 0,75 maka dapat ditentukan produksi per jam dari truck crane adalah sebagai berikut :

Q = q x N x Ek

= 1 x 0,97 x (0,75 x 0,83) = 0,6 buah/jam

Setelah produksi per jam dari crane (Q) telah diketahui, maka jika dalam 1 hari jam kerja selama 2jam ( karena perijinan pemberhentian lalu lintas yang berada di bawah jembatan A2-P2 dan ditengah bentang A2-P2 – P1 terdapat kali surabaya . Maka perhitungan durasi sebagai berikut: hari hari buah buah i TotalDuras 6 / 2 12

Dan pada tahap erection P1 – P2 ini menggunakan temporary bridge sehingga waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan yang mendukung :

a) Mobilisasi Material Truss+Minipile : 2 hari

b) Pemasangan Abutment Truss : 7 hari

c) Fabrikasi Truss+Bongkar : 7 hari

d)

4.5.3 Perhitungan Waktu Siklus Erection Girder Zona C 4.5.3.1 Perhitungan girder type C

Untuk tahap 3 dilakukan dari zona 3 dengan menggunakan 2 buah crane service dan 2 buah crane erection dengan urutan yang bisa dilihat pada gambar 4.1

Gambar 4.16 layout erection girder

Pengaturan lalu lintas + service + boogie

sampai di tempat erection + pemasangan (t1) =

12 menit Pengangkatan (t2) = angkat Kec angkat gi Tin . . g =

menit

m

m

/

57

5

,

11

= 0,202 menit Pengangkutan / swing (t3) ) ( 5 , 0 ) v ( Kecepatan ) d (

Jarak perpanjanganlengan

= 0,5

1152 120,87

= 0,605 menit

Perletakan girder ke bearing (t4) = 15 menit

Pengelasan (t5) = 10 menit

Swing kembali (t6) = 0,22 menit

Fixed time (t7) = 0,5 menit

Waktu total pengangkatan :

tT = t1 + t2 + t3 + t4 + t5 + t6 + t7

tT = 41,527 menit

4.5.3.3 Waktu Total Pengangkatan Girder

Waktu total pengangkatan girder didapat dari waktu pengangkatan. Sehingga, dari table perhitungan didapatkan waktu total pengangkatan girder pada bentang 40,6 adalah 41,527 menit.

Sehingga dari total waktu siklus tersebut kita dapat menentukan jumlah siklus dalam 1 jam (N), yaitu:

44 , 1 527 , 41 60 60 sTotal WaktuSiklu N

Asumsi faktor waktu kerja efektif dalam kondisi baik dengan waktu kerja efektif 50 menit per jam dimana nilai efisiensi kerja tersebut adalah 0,83 dan faktor ketrampilan operator dan crew rata-rata baik dengan efisiensi kerja 0,75 maka dapat ditentukan produksi per jam dari truck crane adalah sebagai berikut :

Q = q x N x Ek

= 1 x 1.44 x (0,75 x 0,83) = 0,89 buah/jam

Setelah produksi per jam dari crane (Q) telah diketahui, maka jika dalam 1 hari jam kerja selama 2jam ( karena perijinan pemberhentian lalu lintas yang berada di bawah jembatan A1-P1. Maka perhitungan durasi sebagai berikut:

hari hari buah buah i TotalDuras 4 / 3 12

(8)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-10 8 4.5.4 Total Waktu Erection Girder Menggunakan Crane

dan Temporary

Jadi total waktu yang diperlukan untuk erecton girder mengguanakan crane dan temporary bridge pada masing-masing bentang adalah :

1. A2-P2 : 4 hari

2. P2-P1 : 28 hari

3. P1-A2 : 4 hari

Total durasi yang dibutuhkan untuk erection keseluruhan adalah 30 hari.

4.5.5 Biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan erection girder dengan metode Temporary Bridge.

Biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan erection

girder Jembatan Kali Surabaya dengan metode

Temporary Bridgedibagi atas 3 faktor, yaitu : a. Biaya material jembatan truss.

b. Biaya fabrikasi dan pembongkaran jembatan truss.

c. Biaya mobilisasi peralatan, material, serta tenaga kerja.

Rincian biaya pelaksanaan erection girder dengan

metode Temporary Bridge akan ditampilkan dalam

table berikut :

4.5.6 Biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan erection girder pada bentang A2 – P2

Untuk metode ini digunakan metode konvensional menggunakan crawler crane dan rincian biaya dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Rincian biaya erection girderA1-P1dengan

metode Temporary Bridge

No Deskripsi Satuan Volume Harga Satuan Jumlah A Erection Girder

Crawler crane 110 ton ( 4 bh ) hari 4 Rp 20,800,000 Rp 83,200,000 Trailler / Boogie hari 4 Rp 2,000,000 Rp 8,000,000 Tenega Kerja hari 4 Rp 1,000,000 Rp 4,000,000 95,200,000 Rp

7,933,333.33 Rp Total

Biaya untuk 1x pengangkatan girder 1 bentang 12 bh

Dari hasil perhitungan tabel diatas jumlah crawler crane yang dipakai sejumlah 4 buah dengan harga sewa crane /hari Rp.5.200.000,- didapatkan total Rp 83.200.000,- dan harga sewa truck trailler boogie adalah Rp 2.000.000 /hari dibutuhkan selama 4 hari menjadi Rp 8.000.000,- dan tenga 1 team /hari adalah Rp.1.000.000,- selama 4 hari menjadi Rp 4.000.000,-jadi total kebutuhan biaya yang diperlukan untuk

proses pengangkatan 1 bentang adalah Rp

95.200.000,-4.5.7 Biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan erection girder pada bentang P2 – P1

Pada pelaksanaan erection pada bentang ini menggunakan metode khusus dengan menggunakan bantuan jembatan temporary yang dipasang di sebelah P2-P1 sehingga untuk kebutuhan biaya harus

memperhitungkan material temporary dan

peendukungnya. Analisa biaya ini dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Perhitungan Biaya erection P2 – P1

No. Satuan Volume Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp) A H Beam 300x300x10x15 Kg 6768Rp 11,000 Rp 74,448,000 IWF 582x300x12x17 Kg 19728Rp 11,000 Rp 217,008,000 IWF 200x100x5,5x8 Kg 2304Rp 11,000 Rp 25,344,000 IWF 148x100x6x9 Kg 2532Rp 11,000 Rp 27,852,000 Siku 90x90x9 Kg 1171.2Rp 11,000 Rp 12,883,200 Siku 70x70x7 Kg 708.8Rp 11,000 Rp 7,796,800 Timbunan sisi P1 m3 3178.85Rp 34,000 Rp 108,080,900 Timbunan sisi P2 m3 4073.48Rp 34,000 Rp 138,498,320 Beton K-250 m3 18Rp 1,100,000Rp 19,800,000 Besi Tulangan kg 1666.46Rp 7,000 Rp 11,665,220 Bottom A2 10m D40 m' 20Rp 220,000 Rp 4,400,000 Bottom B0.12m D60 m' 24Rp 383,000 Rp 9,192,000 Middle B0.8m D60 m' 16Rp 507,000 Rp 8,112,000 Pemancangan m' 60Rp 49,000 Rp 2,940,000 668,020,440 Rp B Fabrikasi Truss kg 33212 Rp 2,000 Rp 66,424,000 Erection Truss kg 33212 Rp 1,200 Rp 39,854,400 Bongkar Truss kg 33212 Rp 1,000 Rp 33,212,000 139,490,400 Rp C Mob De Mob Crawler Crane 110 ton (57 hari - 4 crane ) jam 1824 Rp 150,000 Rp 273,600,000

Mob De Mob Material Truss Rit Trailer 4 Rp 7,500,000Rp 30,000,000 Mob De Mob Peralatan Rit Truck 4 Rp 1,200,000 Rp 4,800,000 Mob De Mob Tenaga Kerja Trip 2 Rp 600,000 Rp 1,200,000 Biaya Naik Turun (2x) kg 33212 Rp 300 Rp 9,963,600 Erection Girder Crawler Crane hari 6 Rp 20,800,000 Rp 124,800,000 Trailler/boogie hari 6 Rp 2,000,000Rp 12,000,000 Tenaga Kerja hari 6 Rp 1,000,000 Rp 6,000,000 462,363,600 Rp

1,269,874,440 ANALISA KEBUTUHAN BIAYA ERECTION GIRDER MENGGUNAKAN CRANE DAN TEMPORARY BRIDGE

Sub Total Equipment Total Amount (A+B+C) Deskripsi Material Jembatan Truss Abutment Truss Pondasi Abutment Truss

Sub Total Material

Sub Total Fabrikasi Truss Pekerjaan Fabrikasi

Truss Timbunan & Pekerjaan Pemadatan

Dari perhitungan tabel 4.4 ini didapat biaya

pelaksanaan pada bentang P1 – P2 sebesar

Rp.1.269.874.440,- dikarenakan pada bentang ini menambahkan perhitungan pembuatan jembatan temporary bridge.

4.5.8 Biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan erection girder pada bentang A1-P1

Untuk metode ini digunakan metode konvensional menggunakan crawler crane dan rincian biaya dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5 Rincian biaya erection girderA1-P1dengan

metode Temporary Bridge

No Deskripsi Satuan Volume Harga Satuan Jumlah

A Erection Girder

Crawler crane 110 ton ( 4 bh ) hari 4 Rp 20,800,000 Rp 83,200,000

Trailler / Boogie hari 4 Rp 2,000,000 Rp 8,000,000

Tenega Kerja hari 4 Rp 1,000,000 Rp 4,000,000

95,200,000 Rp

7,933,333.33 Rp Total

Biaya untuk 1x pengangkatan girder 1 bentang 12 bh

Dari hasil perhitungan tabel diatas jumlah crawler crane yang dipakai sejumlah 4 buah dengan harga sewa crane /hari Rp.5.200.000,- didapatkan total Rp 83.200.000,- dan harga sewa truck trailler boogie adalah Rp 2.000.000 /hari dibutuhkan selama 4 hari menjadi Rp 8.000.000,- dan tenga 1 team /hari adalah Rp.1.000.000,- selama 4 hari menjadi Rp 4.000.000,-jadi total kebutuhan biaya yang diperlukan untuk proses pengangkatan 1 bentang adalah Rp

95.200.000,-4.5.9 Rekapitulasi Kebutuhan Biaya Temporary Bridge

Pada rekapitulasi ini dijumlahkan total biaya

pelaksanaan erection girder mulai dari A2-P2 

P2-P1P1-A1 adalah Rp 95.200.000,- +

Rp.1.269.874.440,- + 95.200.000,- =

(9)

Rp.1.460.274.440,-4.6 Erection Girder dengan metode bentang A1-P1 dan A2-P2 dilakukan bersama – sama.

Untuk perhitungan tentang pemilihan alur antara kedua bentang dilakukan bersama – sama maka didapat waktu yang lebih singkat yaitu :

1. Untuk bentang A2,P2 dan P1,A1 karena dilakukan bersama sama maka biaya yang didapat adalah Rp 142.800.000,- x 2 = Rp.285.600.000,- dengan efisiensi waktu 4 hari.

2. Untuk bentang P2-P1 karena tidak ada perubahan alur maka biaya yang dikeluarkan tetap yaitu Rp.1.269.874.440,- dan masa waktu pelaksanaan adalah 32 hari.

Jadi total biaya yang dibutuhkan dalam metode ini

adalah

Rp.142.800.000,-+Rp.1.269.874.440,-

=Rp.1.555.474.440,-Dengan waktu yang dibutuhkan adalah 55 hari.

4.7 Erection Girder Menggunakan Launcher Girder

Total waktu yang dibutuhkan untuk proses launcher girder keseluruhan 3 bentang jembatan tersebut didapat 48 hari, dimulai dari install launcher girder hingga proses pengangkatan girder sampai dengan selesai. Dengan biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan erection girder Rp.996.000.000,- dengan asumsi 1x pengangkatan girder sebesar

Rp.27.666.666,-4.8 Perbandingan Biaya dan Waktu Terhadap Ke 3 Metode

Tabel 4.6 Perbandingan Ke3 Metode Erection Girder

Dari tabel perbandingan diatas dapat dibuat grafik hubungan antara waktu dan biaya pekerjaan bekisting berdasarkan rotasi dan skenario zona seperti ( Grafik 4.1 )

Dari grafik 4.1 diketahui bahwa temporary bridge dengan alur secara pararel tidak bisa dipilih dikarenakan biaya yang ditimbulkan tinggi dan membutuhkan waktu yang cenderung terlalu lama

dibandingkan dengan metode temporary + crane dengan cara zona 1 dan zona 3 dilakukan secara bersamaan. Sedangkan utuk metode launcher girder mempunyai kelebihan dari segi biaya yang lebih rendah dibandingkan metode yang lain dan waktu yang dibutuhkan lebih cepat dan efektif.

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan perbandingan dari segi biaya dan , waktu, dari beberapa metode yang di analisa maka didapatkan hasil seperti tertera di bawah ini.

1. Pendekatan Biaya

Dari ke tiga metode didapatkan hasil yaitu :

a) Dari analisa perhitungan metode dengan

temporary +

crawler crane secara pararel didapatkan biaya sebesar Rp.1.460.274.440 dengan waktu 57 hari.

b) Dari analisa perhitungan metode dengan temporary +

crawler crane dari zona 1 dan 2 dilakukan

bersamaan didapatkan biaya sebesar

Rp.1.555.474.440 dengan waktu 55 hari.

c) Dari analisa perhitungan metode dengan

launcher girder secara pararel didapatkan biaya sebesar Rp.996.000.000 dengan waktu 48 hari.

Kesimpulan : Dipilih metode Launcher Girder dikarenakan pada ke tiga metode tersebut dari segi biaya dan waktu yang paling murah dan efektif dibandingkan dengan metode temporary.

5.2 Saran

Dari kesimpulan diatas, untuk pekerjaan erection girder suatu jembatan dapat disarankan hal-hal sebagai berikut :

a) Setiap proyek jembatan mempunyai metode

erection girder yang berbeda sehingga menghasilkan biaya dan waktu yang berbeda – beda pula. Saran dari penelitian selanjutnya bisa dibandingkan antara metode pelaksanaan jembatan apabila diganti menggunakan box culvert dari segi biaya dan waktu.

Jenis Metode Durasi

Temporary + crawler crane ( pararel ) 57 Hari Rp Temporary + crawler crane zona 1 dan 2 dilakukan bersama 55 Hari Rp

Luncher Girder 48 Hari Rp

(10)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-10 10 DAFTAR PUSTAKA

Day,D,A., Neal B. H Benjamin.1991. Construction

Equipment Guide.

Second Edition. New York. John Wiley and Sons Inc.

Dipohusodo, I. 1996. A. Manajemen Proyek dan

Kontruksi. Jakarta :

Kanisius. Jilid 1 dan 2

Libby, James R. 1984. Modern Prestressed Concrete :

Design, Principles, and

Construction Methods. New York. Van Nostrand Reinhold Company Inc.

Peurofoy, R. L., 1988. Perencanaan Peralatan dan Metode

Konstruksi. Jilid 1.

Jakarta : Erlangga.

Peurofoy, R. L., Clifford J. Schexnayder. 2002.

Construction Planning,

Equipment, and Methods. New York. McGraw-Hill Higher Education.

PT. United Tractors. 1997. Latihan Dasar Sistem Mesin (

B ).Jakarta. Training

Center Departement.

Rochmanhadi. 1984. Pemindahan Tanah Mekanis. Jakarta.

Yayasan Badan

Penerbit Pekerjaan Umum

Rochmandi. 1994. Kapasitas dan Produksi Alat – alat

Berat. Jakarta. Yayasan

Badan Penerbit Pekerjaan Umum.

Sastramadja., A. S., 1994. Analisa ( cara modern )

Anggaran Biaya

Referensi

Dokumen terkait

(2) lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas siswa untuk mengukur kepraktisan, dan (3) Soal tes pembelajaran untuk mengukur keefektifan. Hasil kevalidan dari

a) Untuk meningkatkan tingkat pemanfaatan lahan sebagai pola produksi lobak panjan, dengan cara menekan waktu menganggurnya lahan di P4S Agrofarm Cianjur. b)

Banyaknya fungsi operasional dan kegunaan daripada kapal Tug Boat membuat pemesanan pembangunan kapal baru untuk jenis kapal Tug Boat sangat banyak, maka dari itu

Berdasarkan data sampai dengan akhir bulan Desember tahun 2011, jumlah Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada hutan alam di seluruh Indonesia sebanyak 292

Dari uji pertumbuhan bakteri, diketahui bahwa pepton isi perut ikan cunang dapat mendukung pertumbuhan bakteri dalam media terutama bakteri Staphylococcus aereus

2 Transformator kering yang mempunyai gawai proteksi arus lebih pada sambungan sekunder dengan kemampuan atau setelan tidak lebih dari 125% dari arus sekunder pengenal

Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah menguji pengaruh pemberian stimulant ethrel terhadap perkembangan

Proses pembuatan edible film berbahan dasar kulit kaki broiler adalah sebagai berikut : dalam proses pembuatan edible film yang berbahan dasar gelatin kulit kaki