• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis-jenis Anggaran. Anggaran dilihat dari ruang lingkup penyusunannya: a. Angaran Parsial.: b. Anggaran Koprehensif Activity Based Costing

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jenis-jenis Anggaran. Anggaran dilihat dari ruang lingkup penyusunannya: a. Angaran Parsial.: b. Anggaran Koprehensif Activity Based Costing"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Jenis-jenis Anggaran.

Anggaran dilihat dari ruang lingkup penyusunannya:

Di dalam pratek sering kali perusahaan memilih antara dua alternatif dari

segi ruang lingkup/ intensitas penyusunan anggaran antara lain

a.

Angaran Parsial.:

Menyusun anggaran dari ruang lingkup sempit yaitu hanya memuat aspek

kuantitaif saja. Anggaran ini sebenarnya adalah bagian dari pelaksanaan

fungsi perencanaan. Kegiatan yang paling banyak dibantunya adalah fungsi

Planning dan fungsi Controling.

b. Anggaran Koprehensif

Menyusun anggaran dari ruang lingkup yang menyeluruh (luas) yaitu

Comprehensive Propit Planning Control yang membagi budget bukan saja

yang bersifat kuantitatif tetapi juga kualitatif. Jenis kegiatannya mencakup

seluruh aktivitas perusahaan seperti bidang marketing/pemasaran,

produksi, keuangan, personalia dan tertib administrasi.

Activity Based Costing

Konsep ini muncul karena dianggap akutansi biaya tradisionil tidak tepat

mengalokasikan biaya overhead pabrik (biaya tidak langsung) ke produksi

hanya dengan mengandalkan dasar bahan langsung atau upah langsung atau

unit produksi. Menurut konsep ini pembebanan seperti itu tidak adil dan

akan memberikan informasi keliru dalam pemberian informasi mengenai

biaya produksi, oleh karena itu actipity based coasting menawarkan agar

pembenan BOP didasarkan pada prosentase proposional kepada biaya lain

atau kepada produk. Sehingga untuk memproduksikan barang, kita melihat

unsur yang meng”drive” biaya itu (cost drive) bukan produknya.

Kalau konsep ini dilakukan maka keputusan-keputusan yang diambil akan

lebih tepat dan perusahaan tidak mengalami kerugian hanya karena

kesalahan unit cost.

Zero Base Budgeting. (ZBB).

Menurut konsep ini tiap budget disusun berdasarkan dalil setiap kegiatan

dalam budget harus diakui

.

Menurut Brueningsen (Welsch et.al.1988) ZBB

adalah sikap bergerak ke proses analisis yang tersturktur. Pendekatan pada

budget dimulai dengan tingkat kegiatan sekarang dan dibelanjakan sekarang,

kemudian secara hati-hati dianggap sebagai program baru atau dengan

tambahan biaya di tahun depan. ZBB dimulai dengan anggapan bahwa

budget untuk tahun depan adalah

nol

dan tiap pengeluaran yang lama atau

yang baru harus dipertimbangkan berdasarkan analisa Cost Benefit. Berarti

dalam penyusunan di mulai dari titk nol (Zero) bukan dari awal dulu.

Caranya mulai dari mana anda susun budget biasa untuk tahun depan dengan

cara yang sama.

(2)

1.

Anggaran Koprehensif (Anggaran Induk).

Seperti telah dikemukakan di atas bahwa anggaran koprehensif diartikan

secara luas konsep penganggaran dalam setiap kegiatan perusahaan serta

pemakaian pendekatan sistem secara keseluruhan (total system approach)

dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari dan dapat dikatakan sebagai

anggaran induk.

Secara deskriptif, Anggaran Koprehensif adalah : pendekatan yang

sistematis dan formal untuk membuat dan menyelesaikan tugas perencanaan,

koordinasi, dan pengendalian kegiatan operasi perusahaan yang menjadi

tanggung jawab manajemen.

Manfaat yang dapat diperoleh perusahaan bila melakukan penyusunan

anggaran secara keseluruhan (anggaran induk), karena :

a.

Adanya kepekaan secara sistematis terhadap kebijakan manajemen.

b.

Memudahkan diadakannya evaluasi terhadap tujuan akhir pelaksanaan

keseluruhan

c.

Membantu fungsi pengawasan yang lebih dinamis terhadap pelaksanaan

kebijakan manajemen.

Alasan perusahaan sulit atau tidaknya menyusun anggaran koprehensif

disebabkan karena :

a.

Tidak adanya keakhlian

(skill)

manajemen untuk menyusun anggaran

secara keseluruhan.

b.

Terbatasnya dana untuk membuat anggaran secara keseluruhan.

Pedoman umum penyusunan Anggaran Koprehensif:

a. Mengadakan spesifikasi terhadap tujuan yang luas dari perusahaannya.

b.

Mempersiapkan rencana-rencana pendahuluan secara keseluruhan

c.

Menyusun rencana jangka panjang dan jangka pendek.

Isi dari Anggaran Koprehensif, terdiri dari :

a.

Forecasting

Anggaran

, yaitu; anggaran yang berisi taksiran-taksiran

(forecast)

tentang kegiatan-kegiatan perusahaan dalam jangka waktu

(periode) tertentu dan taksiran-taksiran tentang keadaan atau posisi

finansial perusahaan pada suatu saat tertentu di masa yang akan datang.

b.

Variabel Anggaran

, yaitu anggaran yang berisi tentang tingkat

perubahan biaya atau tingkat variabilitas biaya, khususnya biaya-biaya

yang termasuk kelompok biaya variabel, sehubungan dengan adanya

perubahan produktivitas perusahaan.

c.

Analisis Statistik dan Matematis

,yaitu; analisis yang dipergunakan

untuk membuat taksiran-taksiran

(forecast)

serta untuk mengadakan

penilaian (evaluasi) dalam rangka mengadakan pengawasan kerja, semua

analisis tersebut perlu dilampirkan dalam anggaran yang disusun.

(3)

d.

Laporan Anggaran

, yaitu; laporan tentang realisasi pelaksanaan

anggaran yang dilengkapi dengan berbagai analisis perbandingan antara

anggaran dengan realisasinya, sehingga dapat diketahui bila ada

penyimpangan yang terjadi dan dapat diambil kesimpulan serta tindak

lanjutnya.

Komponen – komponen anggaran komprehensif secara lengkap, adalah

1.

Substantif plan merupakan rencana yang mencerminkan materi-materi

yang ingin dicapai perusahaan secara formal baik yang dinyatakan secara

umum maupun secara khusus. Substantif plan merupakan strategi yang

dipakai perusahaan yang disesuaikan dengan nilai-nilai yang dipegang

oleh perusahaan. adapun aktivitas yang termasuk dalam kategori

substantif plan

adalah yakni tujuan-tujuan umum perusahaan, tujuan

khusus perusahaan, strategi-strategi perusahaan, penentuan berbagai

asumsi dasar yang akan dipakai perusahaan dan instruksi-instruksi

rencana manajer eksekutif perusahaan.

2.

Financial plan

yakni terdiri dari :

-

a. Anggaran jangka panjang yang terdiri dari :

1.

Penjualan, biaya dan laba.

2.

Penentuan besarnya modal.

3.

Penentuan tambahan modal.

4.

Penentuan perkiraan arus dana.

5.

Penentuan kebutuhan tenaga kerja.

b. Anggaran tahunan.

1. Anggaran Operasional.

a). Anggaran proyeksi rugi-laba

b). Anggaran pembantu rugi-laba yang terdiri dari :

1). Anggaran penjualan.

2). Anggaran produksi.

3). Anggaran distribusi.

4). Anggaran biaya umum dan administrasi

5). Anggaran type apropriasi yakni anggaran iklan dan

promosi, anggaran penelitian,anggaran pemeliharaan dan

lain-lain.

2. Anggaran finansial.

a). Anggaran neraca.

b). Anggaran pembantu neraca yang terdiri dari anggaran kas,

anggaran piutang, anggaran penambahan modal, anggaran

penyusutan aktiva, anggaran persediaan, anggaran finansial.

3. Anggaran variabel untuk berbagai biaya dan pengeluaran

.

(4)

4. Data statistik pembantu

.

a.

Analisa break even point atau analisa cost profit volume.

b.

Berbagai standar biaya.

5. Laporan internal

.

a.

Statistical report (laporan dengan statistik)

b.

Special report (laporan khusus).

c.

Performal report (laporan rekaman hasil realisasi anggaran).

1.9. Keunggulan dan Kelemahan Anggaran.

Kebaikannya membuat anggaran adalah sebagai berikut:

1)

Adanya anggaran hasil yang diharapkan dari suatu rencana tertentu

dapat diproyeksikan, bagi manajemen dapat mempermudah koordinasi

antara segala macam tugas di dalam perusahaan dan merupakan peluang

untuk menentukan mana yang paling menguntungkan bagi perusahaan.

2)

Anggaran dapat memberikan pedoman secara garis besar dalam

mencapai tujuan-tujuan perusahaan.

3)

Dalam penyusunan anggaran diperlukan analisis yang sangat teliti

terhadap setiap tindakan yang akan dilakukan dan sangat berguna di

dalam menganalisa operasi-operasi yang sudah direncanakan.

4)

Karena di dalam anggaran sudah resmi disebutkan apa saja yang

diperkirakan akan bisa dicapai, maka anggaran bisa dijadikan ukuran

untuk menilai pelaksanaan operasi mencapai tujuan itu.

5)

Anggaran bisa mejadi indikator tentang kejadian-kejadian yang akan

dihadapi, maka manajemen bisa meramalkan masalah yang akan muncul

dan dapat membuat tindakan koreksi.

Kelemahannya sesuatu anggaran, adalah :

1)

Dalam menyusun anggaran seringkali penaksiran yang dipakai belum

tentu tepat dengan keadaan yang sebenarnya.

2)

Karena sudah ada anggaran, maka perusahaan hanya dapat menjalankan

satu rencana saja.

3)

Tujuan-tujuan yang tidak realistis atau terlalu muluk yang dibuat oleh

manajemen, akan menimbulkan reaksi negatif dari para karyawan

apabila tujuan-tujuan itu tidak bisa dicapai.

4)

Bagian-bagian tertentu di dalam perusahaan akan sulit merangsang

pengendalian biaya, apabila para pengawas dan para karyawan

berkeyakinan bahwa jika ada anggaran sekarang ini tidak habis dipakai,

maka anggaran yang akan datang pastilah lebih kecil.

1.10.Menyusun Anggaran Koprehensif (Anggaran Induk)

Anggaran koprehensif mencakup semua fungsi dan tingkatan manajemen,

walaupun langkah-langkah merumuskan anggaran di masing-masing

(5)

perusahaan tidak sama. Ada dua pandangan ekstrim yang saling

bertentangan mengenai cara-cara menyusun anggaran induk , yaitu langkah

pendekatan manajemen puncak (top manajemen approach) datangnya

masukan hanya dari pejabat tinggi) dan langkah pendekatan yang berakar

(grass root approach) semua tingkatan ikut serta memberikan masukan,

biasanya di dalam menyusun anggaran induk ditempuh urutan sebagai

penyusunan anggaran berikut ini:

1.

Anggaran penjualan (anggaran hasil penjualan dan

forecast

penjualan)

2. Anggaran produksi

3. Anggaran bahan baku (pembelian dan pemakaian bahan langsung)

4. Anggaran tenaga kerja (tenaga kerja langsung)

5. Anggaran biaya overhead pabrik

6. Anggaran variabel (anggaran luwes)

7. Anggaran modal (anggaran investasi)

8. Anggaran piutang

9. Anggaran kas (anggaran arus kas dan anggaran neraca)

10. Analisis Break Even Point (analisa titik pulang pokok) anggaran.

11. Vasrian Anggaran dan Laporan Pertanggung Jawaban

Sebagai ilustrasi hubungan timbal balik anggaran induk atau jaringan kerja dari beberapa anggaran seperti bagan berikut dibawah ini :

Anggaran Penjualan Ramalan penjualan jangka panjang Anggaran Biaya Penjualan dan Administrasi Anggaran Produksi Anggaran Persediaan Akhir Anggaran tenaga kerja langsung Anggaran Overhead Pabrik Anggaran Bahan Baku Langsung

Anggaran Kas Anggaran Modal

Anggaran laporan rugi laba Anggaran Kas Anggaran laporan perubahan posisi keuangan

(6)

Penyusunan Master Budget.

Perusahaan industry A memproduksi barang X dan Y. Barang tersebut dijual di daerah P dan Q. Bahan yang dipergunakan adalah A, B, dan C. Rencana produksi barang disusun sebagai berikut :

1. Rencana penjualan barang X di kota P 10.000 unit, dan di kota Q 4.000 unit. Rencana penjualan barang Y di kota P 30.000 unit, dan di kota Q 10.000 unit. Harga per unit barang X = Rp. 15.000 dan barang Y = Rp. 12.000

2. Persediaan bahan

Uraian Persediaan Harga Persediaan Harga Awal Akhir

Bahan A 500 unit Rp. 1.250 1.000 unit Rp. 1.250

Bahan B 2.000 unit Rp. 500 2.000 unit Rp. 500 Bahan C 2.000 unit Rp. 400 2.000 unit Rp. 400 Produk jadi barang X 200 unit Rp. 11.000 300 unit Rp.12.000 Produk jadi barang Y 400 unit Rp. 7.000 200 unit Rp. 8.000 Penilaian persediaan menggunakan FIFO

3. Keperluan bahan tiap unit barang yang di produksi (Standar Usage Rate/SUR) Barang X membutuhkan bahan A = 1, B = 2

Barang Y membutuhkan bahan B = 2, C = 2

4. Taksiran biaya bahan A = Rp. 1.250, B = Rp. 500, C = Rp. 400

5. Taksiran biaya tenaga kerja

Barang X Barang Y

Departemen Pemotongan Rp. 3.000 Rp. 2.500

Departemen Finishing Rp. 4.500 Rp. 2.500

6. Budget biaya overhead yang telah dibuat menunjukkan tariff overhead per unit

Barang X Barang Y

Departemen Pemotongan Rp. 1.000 Rp. 500

Departemen Finishing Rp. 1.250 Rp. 700

7. Biaya-biaya :

Distribusi Rp. 70.000.000 (termasuk biaya non cash Rp. 10.000.000) Administrasi Rp. 50.000.000 (termasuk biaya non cash Rp. 5.000.000) Kelebihan biaya lain-lain di atas pendapatan lain-lain Rp. 2.825.000 Rata rata tariff pajak penghasilan 30 %

8. Saldo awal laba ditahan Rp. 125.000.000

9. Deviden yang direncanakan akan dibayar selama tahun depan Rp. 30.000.000 10.Rencana penerimaan kas

(7)

Penerimaan Piutang Rp. 225.000.000 Pendapatan lain-lain Rp. 175.000 Pinjaman dari Bank Rp. 10.000.000 Penjualan saham Treasury Rp. 15.000.000 11.Rencana pengeluaran kas :

a. Utang (dianggap semua bahan dibeli dengan kredit) Rp. 105.000.000 Penambahan capital Rp.40.000.000

b. Hal-hal yang actual, yang ditangguhkan (dianggap tidak ada gaji yang belum dibayar Rp. 15.000.000)

c. Biaya lain lain Rp. 3.000.000

d. Taksiran pembayaran pajak penghasilan sepanjang tahun Rp. 23.932.500 e. Pembayaran wesel jangka panjang Rp.10.380.000

12.Saldo awal kas Rp. 360.000.000

13.Biaya non kas dalam anggaran biaya overhead Rp. 10.380.000 Diminta :

Buatlah anggaran berikut dengan menggunakan informasi di atas : 1. Anggaran penjualan menurut produk dan daerah

2. Anggaran produksi menurut produk

3. Anggaran bahan langsung dalam unit menurut bahan dan produk 4. Anggaran pembelian menurut bahan

5. Anggaran harga pokok bahan baku 6. Skedul persediaan awal dan akhir

7. Anggaran tenaga kerja langsung menurut produk dandepartemen

8. Ringkasan biaya overhead yang dibebankan menurut produk dan departemen 9. Ringkasan harga pokok produksi dan penjualan

10.Ringkasan laba rugi

11.Ringkasan laporan laba ditahan yang direncanakan 12.Ringkasan rencana kas

Penyelesaian :

1. Anggaran penjualan menurut produk dan daerah

Daerah Barang X B arang Y

Penjualan Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah

Daerah P 10.000 15.000 150.000.000 30.000 12.000 360.000.000

Daerah Q 4.000 15.000 60.000.000 10.000 12.000 120.000.000

14.000 210.000.000 40.000 480.000.000

2. Anggaran produksi menurut produk

Keterangan Barang X Barang Y

Rencana penjualan (dari anggaran penjualan) 14.000 40.000

Persediaan alhir 300 200

Barang yang tersedia 14.300 40.200

Persediaan awal 200 400

(8)

3. Anggaran bahan langsung dalam unit menurut bahan dan produk

Bahan A Bahan B Bahan C Barang Produks

SUR Kebutuhan SUR Kebutuhan SUR Kebutuhan

X 14.100 1 14.100 2 28.200 - -

Y 39.800 - - 2 79.600 2 79.600

14.100 107.800 79.800

4. Anggaran pembelian menurut bahan

Keterangan Barang A Barang B Barang C

Keperluan 14.100 107.800 79.600

Persediaan alhir 1.000 2.000 2.000

Barang yang tersedia 15.100 109.800 81.600

Persediaan awal 500 2.000 2.000

Rencana Pembelian 14.600 107.800 79.800

Harga per Unit 1.250 500 400

Nilai Pembelian 18.250.000 53.900.000 31.840.000

5. Anggaran harga pokok bahan baku

Barang X Barang Y Total

Bahan

Q P Total Q P Total Q Total l A 14.100 1.250 17.625.000 - - - 14.100 17.625.000 B 28.200 500 14.100.000 79.600 500 39.800.000 107.800 53.900.000 C - - - 79.600 400 31.840.000 79.600 31.840.000 42.300 - 31.725.000 159.200 - 71.640.000 201.500 103.365.000

(9)

6. Skedul persediaan awal dan akhir

Element Persediaan awal Persediaan akhir Bahan Q P Total Q P Total

A 500 1.250 625.000 1.000 1.250 1.250.000 B 2.000 500 1.000.000 2.000 500 1.000.000 C 2.000 400 800.000 2.000 400 800.000 Sub Total 2.425.000 3.050.000 Prod dlm proses Produk jadi Barang X 200 11.000 2.200.000 300 12.000 3.600.000 Barang Y 400 7.000 2.800.000 200 8.000 1.600.000 Sub Tota 5.000.000 5.200.000l Total 7.425.000 8.250.000

7. Anggaran tenaga kerja langsung menurut produk dan departemen

Departemen Pemotongan Departemen Finishing Jumlah Barang Produks

Tarif Total Tarif Total

X 14.100 3.000 43.200.000 4.500 63.450.000 105.750.000

Y 39.800 2.500- 99.500.000 2.500 99.500.000 199.000.000

141.800.000 304.750.000

8. Ringkasan biaya overhead yang dibebankan menurut produk dan departemen

Departemen Pemotongan Departemen Finishing Jumlah Barang Produks

Tarif Total Tarif Total

X 14.100 1.000 14.100.000 1.250 17.625.000 31.725.000

Y 39.800 500 19.900.000 700 27.860.000 47.760.000

(10)

Ringkasan harga pokok produksi dan penjualan

Keterangan Barang X Barang Y Total

A Rp. 17.625.000 - Rp. 17.625.000

B Rp. 14.100.000 Rp. 39.800.000 Rp. 53.900.000

C - Rp. 31.840.000 Rp. 31.840.000

Sub Total Rp. 31.725.000 Rp. 71.640.000 Rp. 103.365.000

Tenaga Kerja Lang

Dep. Pemotongan Rp. 42.300.000 Rp. 99.500.000 Rp. 41.800.000 Dep. Finishing Rp. 63.450.000 Rp. 99.500.000 Rp. 62.950.000 Sub Total Rp. 105.750.000 Rp. 99.500.000 Rp. 62.950.000 Biaya OP Dep. Pemotongan Rp. 14.100.000 Rp. 19.900.000 Rp. 34.000.000 Dep. Finishing Rp. 17.625.000 Rp. 27.860.000 Rp. 45.485.000 Sub Total Rp. 31.725.000 Rp. 47.760.000 Rp. 79.485.000 Total Harga Prod. Rp. 169.200.000 Rp. 318.400.000 Rp. 487.600.000 Persediaan awal(+) Rp. 2.200.000 Rp. 2.800.000 Rp. 5.000.000 Product Avai FS Rp. 171.400.000 Rp. 321.200.000 Rp. 492.600.000 Persd. akhir (-) Rp. 3.600.000 Rp. 1.600.000 Rp. 5.200.000 Harga Pokok Penj Rp. 167.800.000. Rp. 319.600.000 Rp. 487.400.000 9. Ringkasan laba rugi

Keterangan Barang X Barang Y Total Penjualan Daerah P Rp. 150.000.000 Rp. 360.000.000 Rp. 510.000.000 Daerah Q Rp. 60.000.000 Rp. 120.000.000 Rp. 180.000.000 Sub Total Rp. 210.000.000 Rp. 480.000.000 Rp. 690.000.000 HP Penjualan Rp. 167.800.000 Rp. 319.600.000 Rp. 487.400.000 Laba kotor Rp. 42.200.000 Rp. 160.400.000 Rp. 202.600.000 Biaya-biaya Biaya administrasi Rp. 50.000.000 Biaya distribusi Rp. 70.000.000 Lain-lain Rp. 2.825.000

Total biaya operasi Rp. 122.825.000

Laba sebelum pajak. Rp. 79.775.000

Pajak 30 % ` ` Rp. 23.932.500

Laba bersih Rp. 55.842.500

10.Ringkasan laporan laba ditahan yang direncanakan

Saldo awal Rp. 125.000.000

Laba setelah pajak Rp. 55.842.500

Jumlah Rp. 180.842.500

Pembayaran deviden Rp. 30.000.000

(11)

11.Ringkasan rencana kas Saldo awal Penerimaan Rp. 10.000.000 Pinjaman Bank Rp. 10.000.000 Penjualan Kas Rp. 475.000.000 Piutang Rp. 225.000.000 Pendapatan lain Rp. 175.000 Penjualan Saham Rp. 15.000.000 Total penerimaan Rp. 725.175.000

Jumlah uang yang tersedia Rp. 1.085.000.000

Pengeluaran

Hutang (bahan) Rp. 105.000.000

Upah tenaga kerja langsung Rp. 304.750.000

Biaya overhead pabrik Rp. 69.105.000 (79.485.000 – 10.380.000) non cash

Penambahan capital Rp. 40.000.000

Accrual dan penangguhan Rp. 15.000.000

Biaya lain Rp. 3.000.000 Pajak Rp. 23.932.500 Wesel Rp. 50.000.000 Deviden Rp. 30.000.000 Biaya Distribusi Rp. 60.000.000 Biaya Administrasi Rp. 45.000.000 Rp. 745.787.500 Saldo kas Rp. 339.387.500

(12)

Latihan Soal Bab 2.

 Jelaskan apa yang dimaksud dengan anggaran koprehensif ?. apakah sebuah perusahaan dimungkinkan mengabaikan penyusunan anggaran koprehensif bila mereka mengharapkan tercapainya hasil yang optimal

 Apakah mungkin bagi suatu perusahaan untuk menyusun anggaran koprehensif dengan mengabaikan komponen substantif plan ?.

 Berikan alasan anda mengapa dalam penyusunan keanggotaan Komite Anggaran perlu mempertimbangkan semua bagian yang ada dalam perusahaan ?.

 Bila dalam menyusun anggaran, perkiraan yang dipakai akurat, apakah kelemahan anggaran dapat dihilangkan ?.

 Jelaskan perbedaan antara rencana strategis dan rencana taktis !.

Jelaskan pengertian ungkapan berikut ini “ People not numbers, get things done” (angka-angkabisa membantu para manajer dalam melaksanakan fungsinya, tetapi angka-angka itu sendiri tidak dapat menyelesaikan apapun). !.

Bahan diskusi kelompok :

a) Anggaran dikatakan sebagai komitmen,

b) Jika nilai rupiah senantiasa terpuruk terhadap USD, maka anggaran menjadi tidak berfungsi, c) Pada perusahaan nirlaba, anggaran tidak dibutuhkan

Dan di halaman berikut ini sebagai contoh dan sekaligus sebagai bahan kajian dari Anggaran Koprehensif : Neraca di bawah sebagai bahan untuk menyusun anggaran pada poin-poin:

PT. XYZ Neraca 1 Januari 2007 Harta Harta lancar Kas Rp. 10.700.000 Piutang 132.930.000 Bahan baku 6.600.000 Barang jadi 39.900.000 Jumlah Rp. 190.130.000 Harta tetap Peralatan Rp. 75.000.000 Akumulasi penyusutan 7.140.000 67.860.000 Bangunan 800.000.000 Akumulasi penyusutan 48.460.000 751.540.000 Jumlah Rp.819.400.000 Jumlah harta Rp. 1.009.530.000

Hutang dan Modal Pemegang Saham Hutang

Hutang dagang Rp. 10.300.000,-

Modal Pemegang Saham

Saham biasa Rp. 10.000,- nominal,

Dikeluarkan dan dalam portapel 90.000 lbr Rp.900.000.000,-

Sisa laba Rp. 99.230.000,-

(13)

Ramalan Penjualan Menurut Wilayah

Unit

Wilayah Januari Pebruari Maret

1 300 450 200

2 280 500 170

3 350 550 300

Biaya variabel (% dari jumlah Rupiah Penjualan)

Komisi 5 %

Perjalanan 3 %

Reklame 7 %

Biaya Tetap per Bulan

Bahan tak langsung Rp. 2.000.000,-

Tenaga kerja tak langsung 900.000,-

Perawatan dan reparasi 1.200.000,-

Gas dan Penerangan 300.000,-

Energi 200.000,-

Asuransi 270.000,-

Penyusutan (60% peralatan, 40% bangunan) 1.350.000,-

Pajak 600.000,-

Gaji tenaga penjualan 1.400.000,-

Gaji tenaga pimpinan 2.000.000,-

Biaya Administrasi 1.500.000,-

Biaya penjualan 1.300.000,-

Persediaan barang jadi, Jumlah yang dikehendaki * (Unit)

1 Januari 950

31 Januari 900

28 Februari 980

31 Maret 1.100

 Asumsi : Seluruh persediaan akhir diberi harga standar. Data-data lain.

Harga penjualan rata-rata Rp. 150.000/unit

Biaya bahan 25.000/unit

Pembelian bulan Desember 25.750.000,-

Persediaan akhir bahan baku yang diinginkan 30% dari jumlah produksi bulan depan (kebijaksanaan ini sudah berlaku tahun yang lalu)

Produksi april 600 unit

Jam kerja tenaga tak langsung 3 jam/unit

Bahan baku 1 unit per produk

Ongkos tenaga kerja Rp. 2.250/ jam

Tarif pajak perseroan 50%

Tingkat Biaya Overhead Pabrik Variabel, per Jam Kerja Langsung

Tenaga kerja tak langsung Rp 200

Perwatan dan reparasi Rp 300

Energi Rp 550

Referensi

Dokumen terkait

Tengah Tahun Anggaran 2015 bersama PA/PPK Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Tengah melakukan perubahan/penambahan/pengurangan (Adendum) pada

A tree scheme of closed-loop R-OTT modules, we proposed as an adapted version of R-OTT module, is performed to extract spatial parameters and to down-mix the multiple input signals

Bahan dan Peralatan Pemeriksaan Kadar Lumpur Agregat Halus 69.

Salisbury dan VanDemark(1985) menyatakan perlu perhatian pada sapi dara untuk mencapai pubertas dengan baik dan memiliki bentuk tubuh yang besar agar dapat melahirkan

Simorangkir (2011) menjelaskan bahwa berulangnya peristiwa bank runs dan krisis perbankan disebabkan bank merupakan lembaga kepercayaan yang rentan terhadap penarikan dana oleh

Sebelum membahas lebih jauh mengenai permasalahan etika dan sosial dalam pemanfaatan sistem informasi, perlu dipahami dahulu mengenai pengertian etika. Etika merupakan

Tapi faktor paling sering yang menyebabkan sistem drop atau mati adalah terjadi beban berlebih atau terlalu banyak peralatan listrik yang digunakan dalam sistem

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA ANAK BALITA MENGGUNAKAN METODE..