BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis
2.1.1. Wirausaha
Lambing dan keulh (2000) dalam bukunya menyebutkan pendapatnya dari timmons, seorang professor kewirausahaan tentang pengertian dari wirausaha yaitu : Wirausaha adalah orang yang pertama kali melakukan atau mengembangkan suatu usaha. Di Indonesia, wirausaha tidak hanya diasosiasikan dengan pendiri atau pemilik secara sendiri, tetapi pada kenyataannya banyak wirausaha yang berdiri secara keluarga meneruskan usaha yang sudah ada.
Menurut Scarborough dan Zimmerer (2005) wirausaha adalah seseorang yang menciptakan suatu bisnis baru dengan mengambil resiko dan ketidakpastian demi mencapai pertumbuhan dan keuntungan dengan cara mengudentifikasi peluang serta menggabungkan sumber daya yang diperlukan unutk mendirikannya.
Menurut Drucker (Susanto, 2002), mengemukakan ciri-ciri dari seorang wirausaha :
1. Bekerja keras
2. Berupaya menghasilkan satu cara yang baik 3. Dorongan untuk berprestrasi
4. Mampu mengorganisasikan 5. Bertanggung jawab
7. Orientasi pada imbalan 8. Mempertahakan pada kualitas
Alma (2005) juga mengemukakan ciri-ciri wirausaha sebagai berikut: Tabel 2.1
Ciri dan Watak Seorang Wirausaha
Ciri-ciri Watak
Percaya diri a. kepercayaan (keteguhan)
b. ketidak tergantungan, kepribadian mantap
c. Optimisme
Berorientasi tugas a. kebutuhan atau harus akan berprestasi b. berorientasi pada laba atau hasil c. tekun dan tabah
d. tekat, kerja keras, motivasi e. energi
f. penuh insiatif
Pengambilan resiko a. mampu mengambil resiko b. suka pada tantangan
Kepemimpinan a. mampu memimpin
b. dapat bergaul dengan orang lain c. menanggapi saran dan kritik
Keorisinilan a. inovatif b. kreatif c. fleksibel d. banyak sumber e. serba bisa Sumber : Alma (2005) 2.1.2. Kewirausahaan
Kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. (Kasmir, 2006). Berdasarkan intruksi Presiden Republik Indonesia No. 4 Tahun 1995, tanggal 30 juni 1995 mengemukakan : kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seorang dalam menangani usa
ha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan daya kerja, teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan memperoleh keuntungan yang lebih besar.
Menurut Hisrick dan Peters (Susanto, 2002), umumnya kewirausahaan mempunyai sikap yaitu:
1. Pengambilan inisiatif atau prakarsa
2. Pengorganisasian dan upaya menggerakkan mekanisme sosial serta ekonomi untuk mengubah sumber daya atau keadaaan menjadi lebih baik. 3. Keberanian dalam menerima resiko.
Keuntungan dan kerugian kewirausahaan menurut Lambing, peggy dan Kuehl dalam bukunya Entrepreneurship (2000), mengemukakan :
a. Keuntungan kewirausahaan 1. Autonomy
Yaitu kebebasan untuk membuat keputusan bisnis dan perasaan puas untuk menjadi bos dalam perusahaannya.
2. Challenge of start-up / feeling of achievement
Untuk sebagian besar wirausaha, tantangan untuk memulai usaha adalah sesuatu yang menyegarkan. Kesempatan untuk menggubah konsepbisnis ke bisnis yang menggutungkan merupakan kebanggaan dan tanggung jawab semata-mata dari ide bisnis yang telah direalisasikan.
3. Financial control
Wirausaha biasanya mempunyai modal sendiri yang independen, dan ini sering menjadi anggapan bahwa wirausaha biasanya adalah orang-orang yang kaya, tidak semua wirausaha semata-mata mencari kekayaaan tetapi mereka lebih menekan kontrol akan situasi keuangan perusahaan.
b. Kerugiaan kewirausahaan 1. Personal sacrifices
Pada awal beroperasinya perusahaan, wirausaha seringkali bekerja dengan ekstrim yaitu bekerja sepanjang hari mencapai 6 atau 7 hari penuh dalam seminggu, tidak ada waktu berekreasi dan berkumpul dengan keluarga. Keadaan seperti ini dapat menyebabkan wirausaha menjadi stres, dengan pengorbanan pribadi ini wirausaha tersebut inilah yang membuat usahanya berhasil dan sukses.
2. Burden of responsibility / jack of all trade
Wirausaha mempunyai beban tanggung jawab yang lebih berat dibandingkan dengan karyawan perusahaan. Karyawan biasanya dapat membagi informasi dengan sesama pekerja lainnya dan mempunyai rasa persahabatan, tapi wirausaha kesepian berada di puncak kekuasaan. Pekerja mempunya spesalisasi didalam pekerjaannya, tetapi wirausahaharus mengatur dan memahami sesama fungsi didalam perusahaannya.
3. Little margin for error
Wirausaha harus mempunyai perhitungan yang tepat tentang lokasi, modal yang akan ditanam dan sebagainya dengan tingkat torelansi kesalahan yang sangat kecil.
2.1.3. Usaha Keluarga
Lambing dan Kuehl dalam bukunya : “ enterpreneurship” (2000) mendefinisikan wirausaha keluarga yaitu usaha keluarga adalah usaha yang mayoritas modal dan pengawasannya adalah anggota keluarga dimana dua atau lebih anggota keluarga terlibat secara langsung didalamnya dan biasanya usaha keluarga didasarkan pada perasaan, pemeliharaan dan keamanan tetapi bisnis berkisar seputar produktifitas, prestasi dan keuntungan. Bisnis keluarga adalah sebuah perusahaan yang anggota keluarganya secara tidak langsung terlibat didalam menjalankan bisnis keluarga sangat diperlukan untuk mencapai kesuksesan yang akan dicapai oleh keluarga tersebut agar bisnis dapat terus diwariskan pada generasi berikutnya.
Bisnis keluarga memiliki kelebihan dari bisnis yang lain dimana keluarga berbagi susah dan duka bersama dengan membangun perusahaan. Mengatasi masalah dan memcahkan masalah dari waktu ke waktu secara bersama baik didalam perusahaan maupun diluar urusan bisnis.
Dalam bisnis keluarga ada rasa saling percaya yang tinggi terhadap anggota keluarga, suasana kerja lebih menyenangkan, komitmen kerja yang tinggi dari anggota keluarga yang menyebabkan lebih cepatnya pencapaina tujuan perusahaan. Ada keserasian tata nilai dari anggota keluarga, memudahkan
terciptanya budaya korporasi yang sama di antara anggota keluarga, hingga pengelolaan perusahaan berjalan lancar.
Sumber keuangan, pada umumnya perusahaan didanai secara konservatif atau berasal dari dana pribadi. Biasanya pengelolaan keuangan perusahaan dilakukan dengan sangat hati-hati dan teliti, sebab menyangkut kehidupan keluarganya. Pengupahan karyawan disesuaikan dengan performance masing-masing karyawan, bukan berdasarkan lama kerja atau pertalian darah. Ini mendorong karyawan untuk bekerja kratif, produktif dan efektif.
Menurut John L. Ward (Susanto, 2002), yang diperoleh dari berbagai penelitian terhadap banyak wirausaha keluarga, ada tiga hal yang harus di ketahui oleh wirusaha keluarga adalah:
1. Sukses bukanlah suatu kebetulan, kemakmuran dicapai setelah memalui beberapa generasi yang bekerja yang keras.
2. Perusahaan keluarga yang sukses adalah perencanaan yang di lakukan dengan sangat hati-hati. Mereka merencanakan masa depat usaha mereka dan masa depan keluarga mereka.
3. Melalui perencanaan, mereka mengantisipasi isu yang biasanya dihadapi oleh bisnis mereka. Mereka mebuat kebijakan untuk mengatasi isu tersebut, serta mengasuh naluri untuk kepentingan usaha dan keluarga mereka. (Susanto, 2002)
Tabel 2.2
Perbedaan Wirausaha Keluarga Dengan Non Wirausaha Keluarga No Kategori Wirausaha keluarga Wirausaha non keluarga 1 Kepemilikan 100% dimiliki oleh
keluarga
Pemegang saham 2 Pengawasan Oleh keluarga Badan komisaris
3 Motivasi Pada kepuasan pemilik Pada kepuasan pemegang saham
4 Pembuatan Cepat, berdasarkan intuisi, sukses atau gagal merupakan tanggung jawab
Dipertimbangkan dengan sangat hati-hati, suksesatau gagal merupakan tanggung
jawab profesional, berorientasi pada proses
bukan hasil
5 Pendelegasian Tidak jelas Jelas tetapi sering kali terlalu birokratis
6 Jam kerja Tidak terbatas Terbatas 7 Kepemimpinan Paternalistik, regenalisai
didasarkan pada dukungan keluarga dan
prestasi Partisipasi, regenerasi, didasarkan pada profesionalisme dan prestasi 8 Pengembangan karir
Tidak jelas, kecil kesempatan untuk korupsi
Jelas, terdapat kesempatan besar untuk korupsi
Sumber: (Susanto, 2002)
Keuntungan keterlibatan anggota keluarga didalam bisnis menurut Longenecker (2001) :
1. Kuatnya ikatan persaudaraan didalam bisnis keluarga.
2. Perusahaan dapat menggunakan tema keluarga bersangkutan didalam periklanan dan membuatnya berbeda dari persaingan.
3. Anggota keluarga mau menggorbankan pendapatnya untuk keperluan perusahaan keluarga.
2.1.4. Keberhasilan Usaha
Keberhasilan usaha yaitu keuntungan, jumlah penjualan dan pertumbuhan usaha mempunyai hubungan signifikan terhadap keberhasialan usaha (Dalimunthe, 2003).
1. Keuntungan usaha
Keuntungan usaha adalah hasil yang diperoleh dari penjualan sebuah produk. Keuntungan akan tercapai apabila harga pokok produksi telah tercapai
2. Jumlah penjualan
Jumlah penjualan merupakan total penjualan produk atau jasa. Jumlah enjualan meningkat apabila barang yang tersedia habis terjual.
3. Pertumbuhan usaha
Pertumbuhan usaha adalah peningkatan aktivitas usaha pada periode tertentu. Pertumbuhan ini diikuti dengan meningkatnya laba, pelanggan serta nama baik.
Membangun usaha agar berhasil tidak cukup hanya dengan naluri dan insting, tetapi harus dilandasi perencan dan perhitungan yang matang. Dalam membangun strategi bisnis, perlu mencari dan mengukuhkan keunggulan melalui profesionalismu. Profesionalism berarti memiliki kecakapan, integritas tinggi, mempunyai moral yang baik, mempunyai etika dan mempunyai komitmen terhadap pekerjaan dan tanggung jawab.
Isi komitmen adalah jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerja keras dan prestasi. Bekerja secara profesional menjamin adanya kompetisi untuk memberikan yang terbaik bagi keberhasilan usaha.
Keberhasilan usaha juga akan tercapai bila mampu menjaga keseimbangan dan memadukan secara tepat antara strategi bisnis dan budaya organisasi. Juga harus didukung komitmen karyawan terhadap tujuan organisasi, serta semua kompetisi semua karyawan pada setiap jenjang jabatan.
2.1.5. Faktor- Faktor Keberhasilan Dalam Menjalankan Usaha Keluarga Bisnis keluarga adalah sebuah perusahaan yang anggota keluarganya secara langsung terlibat kepemilikian, jabatan dan fungsi. Keberhasilan tidak akan tercapai tanpa adanya kerja keras dan pengorbanan tenaga dan pikiran.
Faktor-faktor yang mendorong kesuksesan dalam menjalankan usaha keluarga antara lain:
a. Faktor pemasaran adalah faktor keseluruhan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Faktor pemasaran mencakup produk yang berkualitas, harga yang sesuai dengan kualitas produk, lokasi yang strategis, tenaga kerja yang terlatih, promosi memalui media dan proses pendeskripsian produk kepada konsumen yang disampaikan dengan jelas.
b. Faktor produksi adalah suatu bagian yag ada di dalam perusahaan yang bertugas untuk mengatur kegiatan-kegiatan yang diperlukan dalam penyelenggaraan produksi. Dengan mengatur kegiatan ini maka diharapkan proses produksi akan berjalan dengan lancar dan hasil produksi pun akan bermutu tinggi. Faktor produksi meliputi tenaga kerja memiliki keahlian yang
sesuai dengan tugasnya, memperhitungkan dan menganalisis modal kerja, memiliki visi dan misi sesuai dengan tujuan perusahaan, tempat usaha letaknya dekat dengan bahan mentah, kegiatan promosi produk merupakan kegiatan yang wajib dilakukan.
c. Faktor organisasi dan manajemen merupakan faktor yang mencakup struktur organisasi yang sesuai dengan besarnya usaha, banyaknya tenaga kerja untuk melaksanakan kegiatan operasional usaha, gaji/ upah/ fasilitas lain yang diberikan serta pembagian tugas dan jadwal kerja. Faktor organisasi dan manajemen meliputi dilakukannnya pengambilan keputusan yang lebih demokratis dan partisipatif terhadap masalah yang bersangkutan dengan lingkungan organisasi, terdapatnya pembagian kerja, gaji/ upah yang baik, adanya kedisiplinan, menomorduakan kepentingan pribadi terhadap kepentingan umum, rekan kerja yang kompak, penghargaan terhadap pekerja yang dijalankan, tanggung jawab akhir terletak pada atasan, kondisi kerja yang aman, nyaman, dan menarik, pimpinan yang adil dan bijaksana, garis kewenangan seperti tergambar pada struktur organisasi, terdapat keadilan dalam usaha.
d. Faktor keuangan adalah keseluruhan aktivitas yang berhubungan dengan usaha untuk mendapatkan dana dan menggunakan atau mengalokasikan dana tersebut. Faktor keuangan meliputi melakukan penilaian atas kelayakan potensi usaha, menganalisis kemampuan proyek untuk mendapatkan laba yang di rencanakan atau diharapkan, menganalisis kemampuan
perkembangan pelaksanaan kegiatan usaha, memperhitungan kebutuhan modal
2.2. Penelitian Terdahulu
Suar juharah melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Peran Dan Hubungan Keluarga Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Toko Emas Sinar Agung Medan pada tahun 2003”, diperoleh kesimpulan variabel peran dan hubungan keluarga yang paling dominan terhadap keberhasilan usaha pada toko emas Sinar Agung Medan adalah Variabel kerjasama dan persaingan antara saudara kandung.
Misna Erika melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Peran Dalam Hubungan Keluarga Terhadap Keberhasilan Bisnis Keluarga (Studi Kasus Pada Toko Ima Brownies Dan Juden’s Bakery pada tahun 2005)”. Diperoleh kesimpulan variabel peran dalam hubungan keluarga yang paling dominan terhadap keberhasilan bisnis keluarga pada Toko Ima Brownies Dan Juden’s Bakery adalah variabel peran pasangan dari wirausaha.