• Tidak ada hasil yang ditemukan

Preferensi dan Kemampuan Makan Tikus Rumah (Rattus–rattus Diardii) pada Beberapa Varietas Beras (Oryza Sativa L.) di Penyimpanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Preferensi dan Kemampuan Makan Tikus Rumah (Rattus–rattus Diardii) pada Beberapa Varietas Beras (Oryza Sativa L.) di Penyimpanan"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 4 No. 1. Hal 66-70 ISSN: 2087-7706

PREFERENSI DAN KEMAMPUAN MAKAN TIKUS RUMAH (

Rattus–rattus

diardii

) PADA BEBERAPA VARIETAS BERAS (

Oryza sativa

L.) DI

PENYIMPANAN

Preference and Eating Ability of Rat (

Rattus–rattus diardii

) on Some

Varieties of Rice (

Oryza sativa

L.) in Storage

RAHAYU M.*), TERRY PAKKI, DAN TITI SUKMAWATI

Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Halu Oleo, Kendari

ABSTRACT

This research was conducted in the Laboratory Agrotechnology of the Faculty of Agriculture , University of Halu Oleo Kendari from June to July 2013. The purpose of this study was to evaluate the preferences and eating ability of rat on some varieties of rice in storage. The sign of study was arranged in latin square design, wich consists of five varieties of treatment that Ciliwung varieties, Konawe varieties, Pandan Wangi varieties, Mekongga varieties and Dolog rice, so that there are 25 experimental units for eating ability of rats hungry and 25 experimental units for the eating ability of rats not hungry, coupled 3 treatment with respective 3 replication for eating preference in order to obtain 59 experimental units. Were analyzed using analysis of variance, followed by Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). The results showed that eating preferences with the treatment option on the five varieties obtained preferred of rats with an average consumption respectively are Pandan Wangi varieties 6.82 g tail-1. Eating ability of rats showed all the tested varieties pferred to rats except Dolog rice, so ii may be recomendation to use Pandan Wangi varieties or Konawe varieties as varieties trap or pulling varieties for avoid major varieties of rat infestation.

Keyw or ds: pr efer ences,Rattus-rattus diardii, r ice

PENDAHULUAN

Ber as mer upakan bahan makanan pokok bagi penduduk Indonesia, kar ena sebagian besar mengkonsumsinya sebagai sumber kar bohidr at, sehingga ber as menjadi komoditas str ategis. Kekur angan per sediaan ber as dapat mengganggu stabilitas negar a ter utama pada aspek keamanan dan sosial ekonomi.

Data pr oduksi padi nasional pada tahun 2011 sebesar 65,76 juta ton gabah ker ing giling (GKG) dengan pr oduktivitas 4,98 ton ha -1 sedangkan pr oduksi padi di Sulaw esi

Tenggar a pada tahun 2011 sebesar 491,56 ton gabah ker ing giling (GKG) dengan pr oduktivitas 4,13 ton ha-1. Hal ini

menunjukkan bahw a r ata-r ata pr oduksi padi di Sulaw esi Tenggar a masih r endah. Rendahnya pr oduksi padi di Sulawesi Tenggar a disebabkan oleh beber apa hal, di

antar anya petani pada umumnya tidak menanam benih padi ber mutu dan ber ser tifikasi, sistem budidaya yang belum optimal dan adanya ser angan hama dan penyakit. Salah satu hama penting yang menyer ang per tanaman padi adalah tikus. Ker usakan tanaman padi kar ena ser angan tikus ter jadi hampir di se lur uh pr ovinsi di Indonesia (Kusw ar dani, 2006). Dalam kur un w aktu 8 tahun ter akhir (2005-2012) per kembangan luas ser angan tikus mencapai 77,04 ha dengan r ata-r ata per tahun mencapai 9,17 ha atau 0,87% dar i peningkatan luas ser angan tikus per tahun (BPTPH Sultr a, 2012). Secar a teor itis umumnya sepasang tikus dew asa secar a seksual dapat melahir kan anak r ata-r ata 6 ekor / kelahir an, sehingga banyaknya pasangan akan menyebabkan populasi tinggi dan r elatif susah untuk dikendalikan (Sudar maji et al., 2005; Sudar maji dan Anggar a, 2006)

(2)

Tikus mer upakan binatang yang memiliki banyak pilihan makanan, baik yang ber asal dar i tumbuhan maupun hew an. Walaupun demikian biji-bijian seper ti gabah, ber as, dan jagung tampaknya lebih disukai dar i pada yang lain (Dadang, 2006). Selain itu, tikus juga menyukai umbi-umbian seper ti ubi jalar dan ubi kayu (Rahmini, 1997). Tikus mer upakan hew an yang aktif pada malam har i (nocturnal) sehingga sebagian besar aktivitas makannya dilakukan pada malam har i (Pitaloka et al., 2012). Dalam mencar i makan, tikus selalu per gi dan kembali melalui jalan yang sama sehingga akan ter bentuk jalan tikus (Sur iptoet al., 2002)

Tikus mer upakan hama utama bagi par a petani dan pedagang ber as sehingga dalam usaha mengatasi masalah ter sebut, digunakan beber apa car a. Menur ut Baco (2011) pengendalian yang paling ser ing dilakukan adalah secar a kimiaw i, kar ena pr aktis dan hasilnya seger a dapat ter lihat tetapi apabila digunakan secar a ter us mener us dapat menimbulkan ber bagai masalah bar u.

Salah satu car a untuk mengur angi dampak negatif penggunaan bahan kimia yaitu dengan metode pengendalian hama tikus dengan menggunakan pakan yang disukai oleh tikus. Menur ut Alfian dan Ir vandr a (2008), pengendalian dengan menggunakan pakan r elatif lebih aman kar ena bahan ter sebut tidak mer acuni tetapi beker ja dengan car a mempengar uhi inder a penciuman tikus.

Pr efer ensi pakan mer upakan kebebasan tikus dalam memilih ber bagai var ietas ber as yang disediakan untuk mengetahui jenis var ietas ber as yang paling disukai maupun tidak disukai. Var ietas yang paling disukai dapat dijadikan sebagai var ietas per angkap di penyimpanan ataupun di lapangan. Ber dasar kan hal ter sebut, maka dilakukan penelitian tentang pr efer ensi tikus ter hadap beber apa var ietas ber as di penyimpanan. Penelitian ber tujuan untuk mengevaluasi pr efer ensi pakan tikus dan kemampuan makannya pada beber apa var ietas ber as di penyimpanan.

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat. Penelitian ini

dilaksanakan di labor ator ium Agr oteknologi Fakultas Per tanian Univer sitas Halu Oleo, mulai bulan Juni sampai Juli 2013.

Bahan dan Alat. Ber as var ietas Ciliwung, Konaw e, Pandan Wangi, Mekongga, dan ber as Dolog, daging buah kelapa tua dan tikus r umah (Rattus-rattus diardii) jenis kelamin jantan . Per angkap tikus ukur an 15 cm x 20 cm, kur ungan tikus ter buat dar i kaw at r am ukur an 20 cm x 30 cm, kotak plastik ukur an 100 cm x 75 cm, wadah makan dan ker tas Kor an.

Rancangan Penelitian. Rancangan

penelitian yang digunakan adalah Rancangan Bujur Sangkar Latin dengan lima tar af per lakuan yaitu: (A) Var ietas Ciliwung , (B) Var ietas Konawe (C) Var ietas Pandan Wangi, (D) Var ietas Mekongga dan (E) Ber as Dolog. Per lakuan untuk kemampuan makan masing-masing diulang sebanyak 5 kali sehingga ter dapat 25 unit per cobaan untuk yang dilapar kan dan 25 unit per cobaan untuk yang tidaka dilapar kan, sedangkan untuk per lakuan pr efer ensi makan digunakan 3 tar af per lakuan dan masing-masing per lakuan diulang 3 kali sehingga diper oleh 9 unit per cobaan.

Variabel Pengamatan. Var iabel yang

diamati dalam penelitian ini: Per efer ensi makan dan kemampuan makan tikus. Per efer ensi makan dilakukan untuk mengetahui var ietas ber as yang disukai dan kur ang disukai tikus. Pr efer ensi makan dan kemampuan makan tikus yang dilapar kan maupun tidak dilapar kan menggunakan r umus (Pr iyambodo, 2003), yakni:

KP = 100

Bobot rerata tikus ( g ekor ) x konsumsi sebenar nya ( g)

Keter angan: KP=Konsumsi per hitungan, 100=Konver si konsumsi pakan ter hadap 100g bobot tubuh tikus

Analisis Data. Data hasil pengamatan

dianalisis menggunakan analisis sidik r agam dan apabila ter dapat pengar uh nyata dilanjutkan dengan Uji Jar ak Ber ganda Duncan (UJBD) pada tar af keper cayaan α = 0,05, sedang hasil pengamatan pr efer ensi makan dianalis menggunakan tabulasi seder hana.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Preferensi Pakan. Pengamatan pr efer ensi

pakan dan r ata-r ata konsumsi per hitungan disajikan pada Tabel 1.

(3)

Tabel 1. Rata-r ata konsumsi per hitungan pada pengamatan pr efer ensi makan tikus ter hadap beber apa var ietas ber as

Per lakuan Rata-r ata Konsumsi (g ekor-1)

Var ietas Ciliw ung 5,14

Var ietas Konaw e 3,75

Var ietas Pandan Wangi 6,82

Var ietas Mekongga 6,77

Ber as Dolog 0,51

Dar i Tabel 1. menunjukkan bahw a var ietas yang paling disukai dengan r ata-r ata konsumsi per hitungan ter tinggi diper oleh pada var ietas Pandan Wangi yaitu 6,82 g ekor-1dan var ietas

yang kur ang disukai dengan r ata-r ata konsumsi per hitungan ter endah pada Var ietas yaitu Dolog 0,51 g-1.

Pengamatan pr efer ensi pakan menunjukkan bahwa per lakuan var ietas yang diuji yang paling disukai oleh tikus adalah ber as var ietas Pandan Wangi dengan r ata-r ata konsumsi 6,82g ekor-1. Hal ini diduga kar ena

ar oma w angi yang dikeluar kan var ietas ter sebut sehingga lebih disukai dibanding dengan var ietas lainnya. Selain ar oma wangi juga diduga ter dapat kandungan fisikokimia yang mendukung mutu ber as menjadi lebih enak. Menur ut Widow ati et al., (2008), ber as Pandan Wangi mempunyai kandungan amilosa ber kisar 18-24% atau ter masuk ber as pulen, kandungan pr otein 9,17% dan lemak 0,95%. Menur ut Suismono (2003), ber as pulen ialah ber as yang setelah ditanak cukup lunak w alaupun sudah dingin, lengket tetapi tidak seper ti ketan, antar a biji lebih ber lekatan satu sama lain dan mengkilat. Cir i lain dar i ber as var ietas Pandan Wangi yaitu ber w ar na keputih-putihan dan sedikit mengkilat, butir an ber as tampak utuh dan agak lonjong dan ber sih, diduga hal ter sebut yang membuat tikus ter tar ik dibanding dengan var ietas lainnya.

Selain Pandan Wangi yang disukai tikus adalah var ietas Mekongga dengan r ata-r ata konsumsi 6,77 g ekor-1. Hal ter sebut diduga

kar ena ber as var ietas Mekongga memiliki bentuk fisik dan nutr isi yang baik sehingga dapat menar ik tikus untuk mengkonsumsi ber as ter sebut. Menur ut BALITPA (2009) ber as var ietas Mekongga memiliki kandungan amilosa 23% atau ter masuk ber as pulen. Bentuk fisik ber as ter sebut ber w ar na putih bening dan sedikit mengkilat, butir an ber as

ber bentuk oval dan utuh, ser ta ber as tampak ber sih.

Pakan yang kur ang disukai tikus adalah ber as Dolog dengan r ata-r ata konsumsi 0,51 g ekor-1. Menur ut Rimbaw an dan Siagian

(2004) ber as Dolog memiliki kadar amilosa yang tinggi (25-35%) atau ter masuk ber as per a. Selain itu ber as Dolog mempunyai bentuk fisik yang kur ang disukai kar ena ber w ar na kekuning-kuningan, butir an ber as tidak utuh atau banyak yang patah, ar oma kar ung, banyak kotor an yang ter campur dalam ber as, seper ti pasir dan pecahan-pecahan batu ker ikil. Hal ter sebut yang diduga mempengar uhi sehingga tikus kur ang menyukai ber as Dolog dibanding dengan var ietas ber as lain yang diujikan.

Ber dasar kan hasil pengamatan, maka jenis ber as yang paling disukai oleh tikus adalah ber as Pandan Wangi sehingga ber as ter sebut dapat dijadikan sebagai var ietas per angkap. Selain itu var ietas ber as Mekongga juga dapat dijadikan sebagai var ietas per angkap untuk mengindar i var ietas utama dar i ser angan tikus.

Kemampuan Makan Tikus yang

Dilaparkan dan Tidak Dilaparkan.

Pengamatan kemampuan makan tikus baik yang dilapar kan maupun tidak dilapar kan disajikan pada Tabel 2 dan Tabel 3.

Tabel 2. Rata-r ata konsumsi per hitungan kemampuan makan tikus yang dilapar kan

Per lakuan Rata-r ata Konsumsi (g ekor-1)

Var ietas Ciliw ung 15,14tn

Var ietas Konaw e 14,82

Var ietas Pandan Wangi 16,03

Var ietas Mekongga 15,67

Ber as Dolog 12,69

Keter angan: tn = ber pengar uh tidak nyata

Ber dasar kan Tabel 2, menunjukkan bahw a konsumsi per hitungan pada kemampuan makan tikus yang dilapar kan secar a statistik ber pengar uh tidak nyata, namun konsumsi per hitungan ter tinggi diper oleh pada var ietas Pandan Wangi dengan r ata-r ata konsumsi 16,03 g ekor-1, dan ter endah pada ber as Dolog

12,69 g ekor-1. Hal ini ber ar ti bahw a tikus yang

tidak diber i makan atau dilapar kan akan mengkonsumsi sebanyak-banyaknya pakan yang per tama kali ditemukan untuk

(4)

memenuhi kebutuhan ener gi tubuhnya. Pengamatan r ata-r ata kemampuan makan tikus yang tidak dilapar kan dan r ata-r ata

konsumsi per hitungan ser ta hasil Uji Jar ak Ber ganda Duncan (UJBD) disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Rata-r ata konsumsi per hitungan pada kemampuan makan tikus yang tidak dilapar kan

Per lakuan Rata-r ata Konsumsi

(g ekor-1)

Tr ansfor masi Log (y +1)

UJBD 0,05

Var ietas Ciliw ung 10,91 1,06a 2= 0,19

Var ieta Konaw e 9,41 1,01a 3 = 0,20

Var ietas Pandan Wangi 10,23 1,03a 4= 0,21

Var ietas Mekongga 9,22 1,00a 5= 0,21

Ber as Dolog 1,28 0,30b

Keter angan: Angka-angka yang diikuti oleh hur uf yang sama pada kolom yang sama ber beda nyata pada UJBD 0,05

Pengamatan kemampuan makan tikus yang tidak dilapar kan ter hadap beber apa var ietas yang diujikan menunjukkan pengar uh tidak nyata kecuali pada ber as Dolog. Sebelum tikus yang tidak dilapar kan diper lakukan maka ter lebih dahulu diber i pakan daging buah kelapa tua agar pakan yang diber ikan ser agam sebelum makan pada var ietas yang diujikan. Pada saat per lakuan, tikus dalam keadaan tidak lapar sehingga memiliki peluang untuk mencicipi semua var ietas yang di ujikan. Dengan demikian dapat diamati jenis pakan yang disukai dan pakan yang kur ang disukai.

Konsumsi tikus pada pakan yang diujikan ter tinggi pada var ietas Ciliw ung dengan r ata-r ata konsumsi 10,91 g ekoata-r-1. Hal ter sebut

diduga kar ena kandungan amilosa ber as var ietas Ciliwung lebih r endah dibanding var ietas lain yang diujikan. Ber dasar kan hasil penelitian BALITPA (2009), ber as var ietas Ciliw ung memiliki kandungan amilosa 22%, sedang pada ber as var ietas Konaw e dan Mekongga kandungan amilosanya 23%, kemudian ber as Pandan Wangi 24% dan ber as Dolog 25%. Menur ut Pur w ani et al., (2007), ber as dengan kadar amilosa 22% ter masuk dalam ketegor i sedang (20-24%) atau disebut ber as pulen. Selain kandungan amilosa diduga kandungan pr otein dan lemak yang ter dapat pada ber as juga menentukan mutu ber as sehingga lebih disukai oleh tikus. Menur ut Widow ati et al., (2009) ber as var ietas Ciliw ung memiliki kandungan pr otein 11,07% dan kandungan lemaknya 0,99%-1,31%. Rimbawan dan Siagian (2004) melapor kan bahw a pr otein dibutuhkan oleh tikus untuk per tumbuhan dan aktivitasnya.

Kemampuan makan tikus yang tidak dilapar kan ter endah diper oleh pada ber as Dolog dengan r ata-r ata konsumsi 1,28 g ekor-1.

Hal ini diduga kar ena ber as Dolog memiliki kandungan amilosa yang tinggi sehingga mutu ber as kur ang disukai. Menur ut Suismono (2004) ber as dengan kandungan amilosa yang tinggi ter masuk dalam kategor i ber as per a yaitu ber as yang apabila ditanak hasilnya ker as dan ker ing setelah dingin. Hal ini diduga yang menyebabkan sehingga ber as dolog kur ang disukai oleh tikus.

Ber dasar kan hasil pengamatan kemampuan makan tikus baik yang dilapar kan maupun tidak dilapar kan ter dapat hubungan antar a jenis pakan, tingkat konsumsi dan per ubahan bobot tubuh tikus yang saling mempengar uhi. Jenis pakan yang paling disukai oleh tikus adalah ber as yang memiliki kadar amilosa sedang atau pulen, selain itu ar oma yang dikeluar kan ber as juga ikut mempengar uhi tingkat konsumsi tikus. Tikus dengan bobot tubuh yang r elatif sama juga memiliki tingkat konsumsi yang r elatif sama. Menur ut Pr iyambodo (2003), kebutuhan pakan bagi seekor tikus setiap har inya sebanyak lebih kur ang 10% dar i bobot tubuhnya apabila pakan ter sebut ber upa pakan ker ing dan dapat ditingkatkan sampai 15% apabila pakan ber upa pakan basah.

SIMPULAN

Pr efer ensi pakan tikus pada beber apa per lakuan ber as menunjukkan var ietas yang disukai adalah Pandan Wangi dengan r ata-r ata konsumsi 6,82g ekor-1, kemudian ber tur

(5)

ber as var ietas Ciliwung 5,14g ekor-1, ber as

var ietas Konaw e 3,75 g ekor-1dan ber as Dolog

0,51 g ekor-1. Kemampuan makan tikus pada

semua var ietas ber as yang diujikan menunjukkan semua var ietas disukai kecuali var ietas ber as Dolog.

DAFTAR PUSTAKA

Alfian R, Ir vandr a F. 2008. Pr efer ensi tikus (Rattus argentventer) ter hadap jenis umpan pada tanaman padi saw ah. J. Flor atek (3) : 68-73 Baco D. 2011. Pengendalian tikus pada tanaman

padi melalui pendekatan ekologi. J. Pengembangan Inovasi Per tanian 4 (1): 47-60 Balai Pr oteksi Tanaman Pangan dan Hor tikultur a.

2012. Pr ogr am kegiatan BPTPH tahun 2012. UPTD – BPTPH Pr ovinsi Sulaw esi Tenggar a. BALITPA. 2009. Deskr ipsi var ietas unggul padi.

Balai Penelitian Tanaman Padi. Badan Litbang Per tanian. Sukamandi, Jaw a Bar at.

Dadang. 2006. Monitor ing populasi ser angga hama gudang. Di dalam : Pengelolaan Hama Gudang Ter padu. KLH, UNINDO, SEAMEO BIOTROP, Jakar ta.

Kusw ar dani RA. 2006. Evaluasi hasil intr oduksi Tyto alba javanica pemangsa tikus di ekosistem per saw ahan Kabupaten Kendal, Pr ovinsi Jaw a Tengah. J. Penelitian Bidang Ilmu Per tanian 4 (2): 63-69.

Pitaloka AL, Santoso L, Rahadian R. 2012. Gambar an beber apa faktor fisik penyimpanan ber as, identifikasi dan upaya pengendalian ser angga hama gudang (Studi di Gudang Bulog 103 Demak Sub Dolog Wilayah I Semar ang). J. Penelitian Bidang Ilmu Per tanian 1(2): 208-217.

Pur w ani EY, Yuliani S, Dew i Indr asar i S, Nugr aha S, Thahir R. 2007. Sifat fisikokimia ber as dan indeks glikemiknya. J. Teknologi dan Industr i Pangan, Vol XVIII (1): 59-66

Pr iyambodo S. 2003. Pengendalian Hama Tikus Ter padu. Penebar Sw adaya , Jakar ta.

Rahmini, Sudar maji. 1997. Penelitian var iasi pakan tikus saw ah pada ber bagai stadia per tumbuhan tanaman padi. Pr osiding III Seminar Nasional Biologi XV.Lampung, 1525-1528.

Rimbaw an A, Siagian, 2004. Indeks glikemik pangan. Penebar Sw adaya, Jakar ta.

Sudar maji, Rahmini NA, Her aw ati, Anggar a AW. 2005. Per ubahan musiman ker apatan populasi tikus saw ah (Rattus argentiventer) di ekosistem saw ah ir igasi. J. Penelitian Tanaman Pangan 24 (5): 119-125.

Sudar maji, Anggar a AW. 2006. Pengendalian tikus saw ah dengan sistem bubu per angkap di ekosistem saw ah ir igasi. J. Penelitian Per tanian Tanaman Pangan 25 (1) 57-64

Suismono. 2003. Evaluasi mutu ber as ber bagai var ietas padi di Indonesia. Balai Penelitian Tanaman Padi. Sukamandi .

Sur ipto BA, Seno A, Sudar maji. 2002. Jenis-jenis tikus (Rodentia: Mur idae) dan pakan alaminya di daer ah penelitian sekitar hutan di Kabupaten Banggai Sulaw esi Tengah. J. Per lindungan Tanaman Indonesia 8(1): 63-74

Widow ati S, Santoso BAS, Astaw an M. 2008. Kar akter isasi mutu dan pengar uh pr oses pr atanak indeks glikemik ber bagai var ietas ber as Indonesia untuk meningkatkan kesehatan masyar akat dan ketahanan pangan . Lapor an Hasil Penelitian Riset Intensif. Litbang Pascapanen.

Widow ati S,. Santosa BAS, Astaw an M, Akhyar . 2009. Penur unan indeks glikemik ber bagai var ietas ber as melalui pr oses pr atanak. J. Pascapanen 6(1): 1-9.

Gambar

Tabel 3. Rata-r ata konsumsi per hitungan pada kemampuan makan tikus yang tidak dilapar kan

Referensi

Dokumen terkait

DFD dalam aplikasi ini menjelaskan bagaimana aliran informasi dan proses apa saja yang terjadi pada aplikasi sistem alat tulis kantor serta bagaimana

[r]

Setelah diberikan penjelasan tentang ukuran kertas gambar siswa dapat mengidentifikasi masalah menentukan ukuran kertas gambar yang sesuai dengan

Akan tetapi perlu ditekankan semakin mendalam bahwa pengembangan silabus yang berbasis bahasa dan budaya Arab sangat penting dilakukan dengan cara menggunakan

In running the controller scaffold command, we told Spring Roo to generate code to support the creation, update, and deletion of the Customer entity that we

Pustaka yang kedua yang digunakan adalah Ekonomi Pariwisata, Sejarah dan. Prospeknya yang dituis oleh

Evaluasi terhadap α mangostin sebagai antioksidan juga dilakukan dengan cara percobaan terhadap tikus yang diberi isopretenolol 150 mg/kg BB selama dua hari untuk menginduksi

Demikian juga sebaliknya apabila sensitivitas inflasi itu rendah maka beta saham akan rendah juga, beta yang rendah menunjukkan tingkat resiko yang rendah dalam suatu