• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG DENGAN ALAT PERAGA MATEMATIKA (PTK kelas 4 SD Negeri Purbayan 01 Baki Sukoharjo Tahun Ajaran 2007/2008).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG DENGAN ALAT PERAGA MATEMATIKA (PTK kelas 4 SD Negeri Purbayan 01 Baki Sukoharjo Tahun Ajaran 2007/2008)."

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

i

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN

RUANG DENGAN ALAT PERAGA MATEMATIKA

(PTK kelas 4 SD Negeri Purbayan 01 Baki Sukoharjo Tahun Ajaran 2007/2008)

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1

Jurusan Pendidikan Matematika

LUKMAN HARUN A 410 040 024

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

▸ Baca selengkapnya: rpp bangun ruang kelas 1 sd

(2)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia

yang secara teknis operasional dilakukan melalui pembelajaran. Program

pembelajaran yang baik akan menghasilkan efek berantai pada kemampuan

peserta didik (individu) untuk belajar secara terus-menerus melalui

lingkungannya (lingkungan alam dan lingkungan sosial), sebagai sumber

belajar yang tak terbatas, individu dapat menemukan kembali jati dirinya, dan

dapat melakukan sesuatu yang baru, merasakan hubungan yang lebih akrab

dengan alam dan sesamanya, dan dapat memperluas kapasitas pribadi dalam

rangka kehidupan yang lebih luas (Anwar, 2004: 12).

Pembelajaran matematika di sekolah cenderung pada ketercapaian

target materi menurut kurikulum atau buku ajar yang dipakai sebagai buku

wajib, bukan pada pemahaman materi yang dipelajari. Siswa cenderung

menghafal konsep-konsep matematika, seringkali dengan mengulang-ulang

menyebutkan definisi yang diberikan guru yang tertulis dalam buku, tanpa

memahami maksud dan isinya. Dengan demikian pembelajaran di sekolah

merupakan masalah. Jika konsep-konsep dasar diterima siswa secara salah,

maka sangat sukar untuk memperbaiki kembali. Kalau siswa bersifat terbuka

masih ada harapan untuk dapat memperbaikinya. Namun jika siswa hanya

(3)

2

atau aktif menjawab pertanyaan guru maka kesalahan itu akan dibawa terus

sampai pada saat dia mengalami bahwa konsep yang mereka miliki adalah

keliru.

Dalam kegiatan pembelajaran, partisipasi aktif siswa sangat

mendukung keefektifan pembelajaran kelas. Dengan partisipasi aktif siswa

nantinya akan bisa mengalami, menghayati dan menarik pelajaran yang

dialami sendiri, sehingga hasil belajar merupakan bagian dari dirinya.

Guru yang berhasil selalu merangsang muridnya untuk menerjuni

suatu proses dan menemukan sendiri aturan-aturannya, dan kemudian

mengikutinya dengan suatu pembahasan. Guru-guru yang kompeten dan para

ahli teori telah belajar menyadari nilai dan manfaat azaz ini. Murid

memerlukan waktu untuk menyelidiki dan menemukan berbagai pola dan

hubungan. Mereka harus melakukan pengamatan, mengorganisasi

pengamatan-pengamatan itu, dan kemudian membuat dugaan serta

mengujinya. Kemampuan membuat generalisasi merupakan inti proses

belajar.

Pentingnya para murid melakukan penyelidikan sendiri menjadi

sangat jelas jika kita menyadari bahwa belajar matematika adalah

berpartisipasi dan bukan seperti menonton sebuah pertandingan olahraga.

Banyaknya penyelidikan dan penemuan oleh murid menentukan antara lain: 1.

apa yang dipelajarinya, 2. berapa lama mereka dapat mempertahankan yang

telah dipelajarinya, 3. kemampuan menerapkannya, 4. perilaku yang timbul

(4)

Dengan melihat permasalahan diatas maka perlu adanya upaya

untuk memperbaiki model pembelajaran matematika khususnya, agar siswa

lebih paham mengenai materi yang diajarkan. Untuk itu peneliti akan

mengadakan penelitian mengenai “Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep

Bangun Ruang Dengan Alat Peraga Matematika”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat diidentifikasikan masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dalam memahami suatu pokok bahasan setiap siswa berbeda-beda. Ada

yang mudah untuk memahaminya tetapi ada juga yang sulit memahami

apa yang disampaikan oleh guru.

2. Kurangya partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran di kelas.

3. Kurang tepatnya metode pengajaran yang digunakan guru matematika

dalam menyampaikan materi pelajaran.

C. Pembatasan Masalah

Dalam suatu penelitian agar dapat tercapai sasaran yang dituju dan

sesuai dengan tujuan penulis, maka perlu adanya pembatasan masalah.

Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu pembelajaran yang

disampaikan melalui pembuatan alat peraga pada bangun ruang (balok dan

kubus yang dilaksanakan di SD Negeri Purbayan 01 Baki, Sukoharjo kelas 4

(5)

4

D. Perumusan Masalah

Masalah yang hendak dicari permasalahannya dalam penelitian ini

adalah “Apakah dengan menggunakan alat peraga matematika dapat

meningkatkan pemahaman konsep bangun ruang?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

meningkatkan pemahaman konsep siswa tentang bangun ruang khususnya

mengenai balok dan kubus.

F. Manfaat Penelitian

Penulis berharap penelitian yang dilakukan ini dapat diambil

manfaatnya antara lain:

1. Melatih siswa bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan oleh guru.

2. Memberikan sumbangan dalam upaya memperbaiki kinerja guru.

3. Sebagai referensi guru mata pelajaran matematika untuk memperbaiki

Referensi

Dokumen terkait

Judul KTI :ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.S POST SECTIO CEASAREA ATAS INDIKASI KETUBAN PECAH DINI DI RUANG BOUGENVILE RSUD SUKOHARJO.. Nama Penulis :

Begitu pentingnya pembelajaran bahasa Arab, maka penelitian ini menggunakan judul Pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta yang mengajarkan bahasa

[r]

Tujuan penelitian tahun kedua ini adalah untuk “ mendeskripsikan dinamika penetrasi kekuasaan terhadap keberdayaan guru di era otonomi daerah ”?. Tahun pertama telah

PELAKSANAAN METODE PRAKTIK PADA PEMBELAJARAN VOKASIONAL OTOMOTIF BIDANG KEAHLIAN MEMBERSIHKAN BUSI DAN GANTI OLI SEPEDA MOTOR BAGI PESERTA DIDIK DIFABEL.. Universitas

1) Ketua Pokja AMPUSanitasi Kota Subulussalam 2) Ketua Pokja AMPUSanitasi Kabupaten Bener Meriah 3) Ketua Pokja AMPUSanitasi Kabupaten Simeulue 4) Ketua Pokja

Pada Gambar 15, dapat dilihat bahwa RegCM4 tidak berkorelasi dengan observasi, karena memiliki nilai korelasi yang lebih kecil pada resolusi harian yaitu

1) Persepsi, diartikan sebagai hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan. Dengan kata lain individu akan memberikan