• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANTERIOR ISCHEMIC OPTIC NEUROPATHY.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANTERIOR ISCHEMIC OPTIC NEUROPATHY."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ANTERIOR

ISCHEMIC

OPTIC

NEUROPATHY

(2)

d.

15

No. 3 &

4

September - Desember

1991

rssN 01262092

medical

journal

of

the

andalas university

trH

'r(,

A{

.3andr l.rnrrya Jarak Waktu Penreriksaan Tertudap Motilitas Spermatoaoa Pada lnalisa Spenna ',WrtW.ll Atasu0d,

,S SUanj llono*lood Ar*ibo<f (Antj Breast Carctuuna) Dengan B€C€r+a futipr Oad Hlstotypc Ldo

:ITog',dl

:las5a Md€n Penduduk Daerah l{elayan Dan Ptrggir Perkotaan il *lts,,tm *lalik dan HaH kdy

j**

frr.a Pr*ur

h"f

*f*"*r

Kasrrs.LAeitis Anterior

dlt lDrctim.S

Dm Pcndddcrrtcrt Dirbcrcr llchp

WTfrfrl

llrlrrtHrA*

I Ghib esnacr Pcdodc Set*6cr - OcscnDcr 1991

STf

:

SIC No.

:

z9lsK/DlrJen

-

PPG/SfT/L977 Ml

rX-Hrl,rrnrn

1

r

13

27

31

5

116

50

52

g

(3)

HaM Ardy

2.

Ardy

Uveitis

Makala

Ur/ea. Pertemuan llmiah Tahunan Perdami

)Ofl,

Yoglrakarta 9-10 Juli 1993.

3.

Fllic

P.P.

; Principle of cortisone and ACTH therapy. dahm Ocular

Therapeutics

anj

pharmacology.

ed.6.C.V.Mosby

:

St.Louis.

'

1981 .pp

2*36.

4.

Havener.H.Ocular

pharmacol-'

ogy

ed.4.

C.V.Mosby.St.Louis L978.pp 3;474O5.

Herman

nous

Uveitis

:

ts

of

Treahnent

65:

67t683,1990.

J.Messirly

:

lntraokulare En-tanndungen. Klin.t"lbl.Augenheilk

194

:

369-372.1989.

Rothova.r{,,

Van

Veenendahl

WG, Linssen

A,

€t

al :

Oinical

Features

of

Acute Anterior

Uvei-tis.

Amer.J.Ophthalmol,

103: L37- 745.

t987.

5.

7.

I ! !

: ! I

(4)

Mat bh lUokteran Ard.Lr'

Vd. 15 llo. 3 & { Srptrrnber- Dcsrmber l},1

l.aporan Kasus

ANTERIOR ISCHEMIC OPTIC

NET,'ROPATHY

Muslim,Hqold Atdg dan

lbrchlm-i

3t

!

PEI{DAHULUAN

Anterior

ischemic

optic

neuropathy merupakan istilah yang

dipergunakan'

pertama

kali

'oleh Hayreh

(L971-

L9781untuk kelainan n.optikus berup. infark n.optikus

an-teior

prelaminer.

(4)

Sebelumnya pada th 1924 Uhthoff (4) menemukan

pada

tiga

pasien arteriosclerosis, adanya penurunan visus yang hebat, defek lapangan pandang dan adanya edem papil dengan sedikit perdarahan peripapiler, llang merupakan sindrom spesifik yang terjadi akibat terputusnya aliran darah ke kepala n.optikus.

Kemudian banyak ahli yang me-nemukan kelainan yang demikian dan memberi

istilah yang

berbeda-beda spt: (4)

-

arteriosclerotic papillitis

(

Kurz

L948)

-

ischemic papil edem (Kadlecova 1951 )

-

acute optic neuritis

of

hyperten-sion ( Bonamour

L954l'

-

msculer pseudopapillitis

(

Fnn-cois 1956 )

-

ischemic

optic

neuropathy

(

Miller

&

Smith L966 )

-

ischemic papillopathy (Eagling et al

t974

|

Kelainan

ini

rp.engenai daerah prelaminer dan

immediatelg

retrola-miner dari N. Optikus.

Ueberman et

al

(4) tahun

L978

mengatakan,

bahwa

kelainan ini

diakibatkan oteh penyumbatan

pem-buluh

darah

kecil

yang .mendarahi daerah tersebut.

Boghen

&

Glaser (4) membagi

kelainan

ini

berdasarkan penyebab nya, yaitu arteritis (giant cell arteritis) dan non arteritis ( diabetes mellihrs ; hypertensi; kelainan vaskuler,

pen-yakit jaringan penunjang

dll).

Yang

non arteritis biasanya mengenai usia yang

relatif

lebih muda

(56-70

th), sedangkan

yang arteritis

mengenai usia 70 th atau lebih (4).

Wray (5) mengatakan giant cell

(5)

Musfrr',Fhfid l{rdy.ftralrhn.S

arteritis mengenai usia

60

atau lebih

dan

non

arteritis mengenai usia 60

tahun atau lebih rendah. I-aki-laki dan

wanita dikenai dalam jumlah sarrril.

Pendapat lain mengatakan, yang

ar-taritis lebih banyak mengenai wanita

sedangkan

non arteritis

sering

mengenai

lah{ah.

Visus pada yang

non arteritis biasanya lebih baik dari

arteritis

(

biasanya

lebih

baik

dari

20/ro0

|

Gambaran klinis dari penyakit ini

ditandai

dengan

tajam

penglihatan

yang tiba-tiba menurun, yang kadang-kadang didahului melihat adanya spot

(bercak), suafu bayangan atau rnelihat

tabir. Penurunan tajam penglihatan ini

dapat ringan dan dapat pula

berat sampai hanya persepsi cahaya.

Pengli-hatan

warna

juga

hilang. Pada

pe-meriksaan

fundus

didapatkan

pembengkakan

papil

yang mungkin

sektoral atau

diffus.

Bila

pem-bengkakan

ini

difus dan masif, akan

menyempai papiledem. Tapi lapisan

pembengkakan

ini

dapat pula ringan

dan

hanya sedikit

kekaburan pada lapisan serat syaraf peripapiller.

diagnosa didasarkan atas

gam-baran klinis dan gejala yang ada

ditam-bah

dengan adanya peninggian laju endapan darah (ESR) dan dari biopsi

arteri

temporalis.

Tapi

ESR dapat pula normal.

Pada makalah

ini

dikemukakan safu kasus yang diduga suafu anterior

ischemic optic neuropothy.

KASUS:

Seorang pasien lald-lald, usia 45

tahun datang

ke

poliklinik

RSUP Dr.M.Jamil Padang derrgan keluhan

penglihahn mata

kri

tiba-tiba kabr-r sejak

t

minggu lrang lalu. Sebelwnnya penderita tiilak ada merasalon

/

meh-hat sesuatu. Kemudian ia berobat

ke-dokter umum (ke-dokter

perusahaan)

dan fidak ditemukan kelainan dan

ke-mudian dildrimkan kebagian mata.

Fada pemeriksaan oftalmologis didapatkan:

Visrs

mata l<anan

6/6;

visus mata

ldri

6/20

dengan koreksi

$1=C-1'

160 derajat. Segmen

ante-rior tenang

lun

media benihg.

Pemeriksaan funduskopi

didapat-kan, papil batas agak kabur bagan

temporal dan agak pucat.

Pemerik-saan wama, pada mata kanan baik sedangkan pada mata

hri

buta wama partial

(rdgren

deficiencyl.

IGrn-pimeti

didapatkan penyempitan

la-pangan pandang pada mata

hri.

Pemeriksaan laboratorium

dida-patkan

laju

endapan

darah

33/60

dan sel

leukosit

12000/mrn,

yang

lainnya dalam batas normal.

Konsultasi dengan

penyakit

dalam didapatkan

hipertensi

ringan

(L60/L00 mm Hg ).

Pasien diberikan terapi prednison

8

tabi€t tiap ciua hari, karena ciiduga suatu neuritis optika, dan temyata

ti-dak ada perbaikan.

Dagnosa:

(6)

Ant rlor bdcntc OP0c l{Grcpe0ry 33

( suspect non arteritic )

DTSKUSI

Daerah yang dikenai pada AION adalah prelaminer

dan

lmmdlotelY

retrolaminer. Daerah ini didarahi oleh

sirkulus

dari Zinn

Haller yang

mem-palon

anastomose arterial yang ink-ompletyang menerima cabangtabang

dari

a.siliaris posterior, plextrs arteri pial dan dari choroid peripapiller. (4)

Anatomi yang khas

ini

menjadi-kan daerah

ini

mudah te4adi infarct,

Hayreh

&

Mc Leod et al (4) melakukan

penuhrpan a,siliris posterior pada kera

yang

menimbulkan gambaran klinik yang sesuai dengan AION.

Pada daerah Prelaminer dan

im-mediately retrolaminer teriadi

is-chemic dengan

penghancuran dan

vacuolasi

dari axon

serta degenerasi

organella selluter. Penelitian secara histologis pada

mata

manusia

men-yokong

konsep bahwa sirkulasi dari

a.siliaris posterior merupakan faktor yang penting

pada

terjadinya AION.

EUenberger

&

Netsk!, (4) meneliti secara histologis 40 n.optikus dari 20

cadaver yang kesemuanP meninggal

pada usia diatas

45

tahun.

Mereka

mendapatkan penebalan intimal yang

minimal

tetapi diffus

pada a.siliaris

posterior dan penebalan dinding

arte-riol pada pia dan dalam substansi saraf'

Mereka mengatakan bahwa keadaan

yang

demikian

memudahkan

terjad-inya athero dan

arteriolosclerosis'

Keadaan pembuluh darah

Yang demikian memunghnkan timbulnYn

AION dimand terdapat penyumbatan

pembuluh darah

kecil

yang

menye-babkan

infark

n.optikus yang yang multifokal. (4)

Pada

anamnesa

pasien

men-gatakan penglihatan mata

kiri

terasa

lobur Uba-Hba, tanpa didahului

gang-guan penglihatan yang lain. Dalam

lit-eratur memang dikatakan

tajam

penglihatan teriadi 6ba- tiba

/

dalanV -10 hari setelah terjadinya permulaan

gangsluan penglihatan, pada beberapa

kasus penumnan

tajam

penglihatan

ini

tedadi progresif dalam waktd

be-berapa minggu. (4)

Pada

giant cell

trrteritis

penu-nrnan tajam penglihdtan biasanya

ter-jadi

antara

3

-

12

minggu setelah

manifestasi sistemic. Kedua mata

da-pat dikenai dalam interual waktu yang

ber'.rariasi antara beberapa iam atau

beberapa hari sampai 2-3 tahun.(S) Pada yang non arteritis biasanYa

kedua mata dikenai secaftt bersamaan pada 19 - 49o/o dari kasus(S)

Penglihatan

wama

pade Pasien didapatkan

buta wama

partial

(red-green

deficiency). Pada

litentur

di-katakan

bahwa

taJam Penglihatan wama menurun, biasanya bersamaan

dengan penunrnan

tajam

Pengli-hatan.(4)

Gangguan lapangan Pandang

da-pat

berupa defek arkuata Yang kecil
(7)

l6dhG Hlnd tudy, ft Gttkn.S

u

penfer, yang s€ring bempa altitudinal.

Pada pasien lapangan pandang

mula-mula berupa scotoma arcuata dan

le-bih kurang

t

minggu kemudian terjadi

penyempitan lapangan pandang.

Pemeriksaan

funduskopi

dari

pasien didapatkan hanya kekaburan

pada pinggir ternporal papil. Dalam

literatur dikatakan edem papil dapat

difus atau sektoral. Edem

ini

daPat

pucat dan dapat pula hiperemik, tapi

lebih

sering adalah pucat, temtarna pada kastrs glant sel arteritis. (4) Pada

kebanyakan kasus didapatkan

per-darahan benfuk

flame

shoped, Yang

mungkin satu saja maupun multipei,

pada pinggr papil. (a)

Sering

terjadi

penyempitan

ar-teri,

baik

fokal

maupun umum, dan

mungkin pula ditemukan cotton wool

e:c,udate.

Hard qudate

jarang

dite-mui tapi

mungkin ada dan biasanYa

didaerah makula berupa gambaran

s€perti bintang (star'figure), terutama

pada pasien diabetes. (4)

Konsultasi dengan bagian

pen-yakit dalam ditemukan adanya

hiper-tensi ringan

(760/tO0

mm Hg). WraY

(5) mengatakan bahwa pada non

ar-teritis

ditemukan adanya hipertensi

ringan pada 50% kasus.

Pemeriksaan

laboratorium

mungkin ditemukan peninggia n eryth'

rocyte sedimentation rofe

(ESR).

Peningkatan ESR terutama Pada

ar-teritis

sedangkan pada

non

arteritis

juga mungkin ditemukan tapi jarang

terjadi.

Pada kasus

ini

didapatkan

ESR meninggi (33/60).

Pemeriksaan laboratorium lain

yang perlu dilalukan adalah, serologic

test untuk anti nuclear antibody dan

anti DNA antibody untuk

kemungki-nan adanya "penyakit jaringan

penun-jang "n terutama pada AION bihteral,

kadar

fibrinogm dan

serum protein

elekhoforesis (adanya peningkatan

fraksi

A-2globulin

dan

B

globulin)

yang

berhubungan

dengan

pen-ingkatan ESR, leukosit sering

men-ingkat,

ini

berhubungan

dengan

adanya demam,'ilan juga sering

dite-mukan .anemi

normositer

normo-chrom.

Pemeriksaan

biopsi

diperlukan

untuk menegakkan diagnosa dan

bi-asanya diambil dari arteri fasialis atau

occipitalis posterior. Pada pasien ini

belum dilakukan.

Pengobatan pada pasien ini

den-gan prednison 6dak memberikan

per-baikan pada tajam penglihatan.

Wray S.H.(s) memberikan

kortik-osteroid dengan dosis 60-80 mgy'hari

dan

ACTH

40

unit 2.1<ali sehari se-lama masih terdapat edem dari papil

sebagai terapi permulaan dan

dilanfut-kan

dengan

dosis prednison

20

mg,/hari

untuk

mgintenance, pada pasien. AION yang disebabkan

arteri-tis.

Pada yang non arteritic tidak di-anjurkan memberikan kortikosteroid,

tapi

Hayreh (4) menganjurkan

pem-berian kortikosteroid pada stadium

(8)

Se-hin

itu dianjurkan pemberian

unfiko-agulan, diphenil hydantoin,

Vasodh-tor zubtenon, Ahopin sulfut (Kotip : 4).

Sergot R-C

et

al (5) melalqil@n

operasi dengan

"optlc

nen)e

shat

dwmpreslon"

pada 14 pasien

den-gan non arteriticAlON yang progt€sif'

Ia

rnendapatkan, tajam .pengfihatan

rnembaik pada sernr.n kasus

den$n

hrma follow up selama

6'18

bulan.

Tajim

penglihatan Yang strdah

balangsung

hma

setelah dilalc*an

operasi pada mata konbalateral yang

mengalami keadaan

akut.

Disini dasamyra

vzcaft

teoritis

AION

dise-babkan

oleh

karena gangguan dari

transport axoplasmik.

Kehnan S.E.

&

Elaman M.J.(3)

melakukan

opfic

nen)e sheot

dqom-pression dari non arteritic AION pada

7

kasus yang memberikan Perbaikan

yang nyata

pada taJam Penglihatan

pada semua pasien, LaPangan

Pan-dang melebar kembali

sekurang-kurangnya

20

demiat Pada

6

Pasien,

perbaikan penglihatan

wima

Pada 3

pasien.

KESIMPUIAN

Telah

dikemukakan satu kasus

AION yang secan klinis maupun

labo-ratoris yang ada masih belum bisa

di-pastikan

penyebabnYa,

taPi

mengingat

terapi

dengan

kortikos-teroid tidak

memberikan

hasil,

ke-mungkinan penyebabnYa adalah non

arteritis. Untuk menegakkan diagnosa

yang teblh tepat perlu dilakukan

pe-rneriksaan laboratorium yang lengkap

dan biopsi dari arteri fascialis ahu

ar-teri ocdpitalis Posterior.

Terapi dengan cara"optlc nerae

sheoth

decompression" mungkin

perlu dihkukan sebagai terapi

altema-rf.

KEPUSTAI(AAIV

GIASER

J.S. :

Neuro

ophthal-mology.

Medical

Departement

Harper

&

Row,Hagerstown,

Maryland. 87 -

91,

1978.

KETMAN

S.E.&

ELTT{AN

MJ.:

Optic

nen

e

sheath

decompres-sion for non arteritic ischemic

op

tic neuropathy improves muhiple

visual function

measurement.

Arch

Ophthalmol.

109

:

667-67L,199L.

MILLER

N.R.:

Clinical

Neuro

ophthalmology.

William

&

Wilkins, Baltimore

/London.

2t2

- 221,

L982.

.

SERGOT R.C. et al : Optic nenre

decompression may improrre the

progressir,e

form

of

nonarteritic

ischemic optic neuropathy. fuch

Ophthelmol.

107

:

L743 'L754,

1989.

WRAY

S.H.

in Pa'san l-angston :

Manual

of

Ocular Dagnosis and

therapy. Little, Brown and

Com-pil9,

Boston. 327 -

331,

1980.

1.

2.

3.

4.

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Estimasi Pangsa

1) Pengakuan dan perlindungan hak asasi yang mengandung persamaan dalam bidang politik, hukum, sosial, ekonomi, kultural, dan pendidikan. 2) Peradilan yang bebas dan

Dari beberapa perbedaan sistem ijon secara umum dengan pelaksanaan sistem ijon yang dilaksanakan di Kecamatan Kediri tersebut, dapat dikatakan bahwa sistem ijon (tempo) yang

The Whozin Email Program pays you to read your own emails Word Count:..

Nasionalisme Masyarakat Natuna Menilik perjalanan sejarah masyarakat Natuna, yang pernah menjadi bagian dari wilayah Kesultanan Johor, wilayah Kesultanan Riau,

[r]

(1) Apabila atas pajak yang terutang menurut Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan tambahan jumlah pajak yang harus

Dalam satu tinjauan, seramai 1528 penduduk Kampong Bahagia telah ditanya sama ada mereka menyokong pembinaan blok-blok kondominium di kampong mereka. Jadual berikut