• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DI KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 01 MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DI KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 01 MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DI KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 01

MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013

Oleh:

Aisyah Fitri Tambunan NIM. 409111009

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah

menitipkan ilmu serta melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan perkuliahan di Jurusan Matematika FMIPA Universitas

Negeri Medan sampai dengan selesainya skripsi ini.

Skripsi ini berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Kemapuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Di Kelas VIII SMP Muhammadiyah 01 Medan Tahun ajaran 2012/2013” disusun untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan di jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal

penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih

juga disampaikan kepada Bapak Drs. Syafari, M.Pd, Bapak Drs. Yasifati Hia,

M.Si dan Bapak Drs. Asrin Lubis, M.Pd yang telah memberikan masukan dan

saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi

ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Zul Amry, M.Si

selaku Pembimbing Akademik, Bapak Prof. Drs. Motlan M.Sc., Ph.D selaku

Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Drs.Syafari, M.Pd selaku ketua Jurusan

Matematika, dan seluruh Bapak, Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan

Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis. Ucapan terima

kasih juga disampaikan kepada Bapak Paiman, S.Pd, selaku Kepala SMP

Muhammadiyah 01 Medan, Bapak Samidi, MPd, selaku guru matematika SMP

Muhammadiyah 01 Medan, guru dan staf pegawai SMP Muhammadiyah 01

Medan yang namanya tidak memungkinkan penulis menyebutkan satu persatu,

terima kasih atas segala arahan bantuan dan kerjasama yang diberikan kepada

(4)

v

Teristimewa penulis sampaikan terimakasih kepada Ibunda tersayang

Rosmiani Harahap dan Etek Siti Nauli Harahap yang telah banyak memberi kasih

sayang, dukungan, nasehat, dan doa sehingga perkuliahan dan penyusunan skripsi

ini dapat terlaksana dengan baik. Kakanda (Nur’Aini, Nurjuni Laila Sari, Aslaini, Julisa Fitri, Julida Yanti) Inang saya Elperida Hanum, S.Pd, Rosdiana siregar, S.E,

Erminawati, S.P dan yang lainnya yang telah memberikan doa dan motivasi

kepada penulis. Terima kasih juga buat sahabat saya : Suhadi Habibi, Imam

Prayogo, Vira Wirdani, Fitria Kalsum , Qorianti dan teman-teman kelas B Reguler

2009 terima kasih atas motivasi, doa dan dukungannya.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi

ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun

tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini

bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Agustus 2013 Penulis,

(5)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar vii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1.Latar Belakang Masalah 1

1.2.Identifikasi Masalah

1.3.Batasan Masalah 7

1.4.Rumusan Masalah 7

1.5.Tujuan Penelitian 8

1.6.Manfaat Penelitian 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10

2.1. Kerangka Teoritis 10

2.1.1 Masalah Matematika 10

2.1.2 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 11 2.1.3 Alat Evaluasi Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 15 2.1.4 Pengertian Pembelajaran Kontekstual 16 2.1.5 Komponen Utama Pembelajaran Kontekstual 18 2.1.6 Teori –Teori yang Relevan dengan Pembelajaran Kontekstual 23 2.1.7 Pembelajaran Kontekstual dan Pemecahan Masalah 26

2.2. Materi Pelajaran Kubus Dan Balok 27

2.2.1 Kubus 27

2.2.2 Balok 30

2.2.3 Luas Permukaan Kubus dan Balok 32

2.3. Kerangka Konseptual 34

2.3. Hipotesis Tindakan 35

BAB III METODE PENELITIAN 36

3.1. Jenis Penelitian 36

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 36

3.3. Subjek dan Objek Penelitian 36

3.3.1. Subjek Penelitian 36

3.3.2. Objek Penelitan 36

3.4. Prosedur Penelitan 40

3.5. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data 40

(6)

vii

3.5.2. Lembar Observasi Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran 41

3.5.3. Observasi 41

3.5.4 Dokumentasi 41

3.6. Teknik Analisis Data 42

3.6.1.Reduksi Data 42

3.6.2.Paparan Data 43

3.6.3. Penarikan Kesimpulan 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 48

4.1. Hasil Penelitian 48

4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian Tes Diagnostik 51 4.1.1.1 Alternatif Pemecahan Siklus I ( Rencana Tindakan Siklus I ) 52

4.1.1.2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I 52

4.1.1.3. Observasi I 53

4.1.1.4. Analisis Data Hasil TKPM I (Siklus I) 55

4.1.1.5. Refleksi Siklus I 68

4.1.2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II 69 4.1.2.1 Alternatif Pemecahan Siklus II ( Rencana Tindakan Siklus II ) 70

4.1.2.2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II 71

4.1.2.3. Observasi II 74

4.1.2.4. Analisis Data Hasil TKPM II (Siklus II) 75

4.1.2.5. Refleksi II 80

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 81

4.3. Temuan Penelitian 86

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 87

5.1. Kesimpulan 87

5.2. Saran 88

(7)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Alternatif Pertama Pemberian Skor Pemecahan Masalah 94 Tabel 2.2. Alternatif Kedua Pemberian Skor Pemecahan Masalah 14

Tabel. 3.2. Rentang Skor TKPM Siswa 45

Tabel 4.1 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa dari Aspek Pemecahan Masalah pada Tes Diagnostik

48

Tabel 4.2 Persentase TKPM Siswa Berdasarkan Langkah-langkah Pemecahan Masalah pada Tes Diagnostik

49

Tabel 4.3. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes Awal 50 Tabel 4.3. Data kesalahan siswa pada tes awal soal nomor 1 49 Tabel 4.4. Deskripsi Hasil Observasi Guru Pada Pembelajaran Siklus I 54 Tabel 4.5. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa dari Aspek Pemecahan

Masalah pada TKPM I

56

Tabel 4.6. Persentase TKPM Siswa Berdasarkan Langkah-langkah Pemecahan Masalah pada TKPM I

56

Tabel 4.7. Deskripsi Tingkat kemampuan Pemecahan Masalah siklus I 58 Tabel 4.8. Data kesalahan siswa pada Tes I soal nomor 1 60 Tabel 4.9. Data kesalahan siswa pada Tes I soal nomor 2 62 Tabel 4.10. Data kesalahan siswa pada Tes I soal nomor 3 63 Tabel 4.11. Data kesalahan siswa pada Tes I soal nomor 4 65 Tabel 4.12 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I 67 Tabel 4.13. Deskripsi Hasil Observasi Guru Melakukan Pembelajaran

Pada Siklus II

74

Tabel 4.14. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa dari Aspek Pemecahan Masalah pada TKPM II

76

Tabel 4.15. Persentase TKPM Siswa Berdasarkan Langkah-langkah Pemecahan Masalah pada TKPM II

77

Tabel 4.16. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada TKPM II 78

Tabel 4.17 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II 80 Tabel 4.18. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Tiap

Tindakan

82

(8)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Kubus 26

Gambar 2.2. Jaring-jaring kubus 28

Gambar 2.3. Balok 29

Gambar 2.4. Jaring-jaring Balok 30

Gambar 2.5. Kubus 31

Gambar 2.6. Balok 31

Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas 34 Gambar 4.1. Deskripsi Tingkat kemampuan Pemecahan Masalah 47

Matematika Siswa dari Setiap aspek pada Tes diagnostik Gambar 4.2. Diagram Batang Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 48

pada Tes Diagnostik

Gambar 4.3. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah 62 Matematika Siwa dari Setiap Aspek pada TKPM I Gambar 4.4. Diagram Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 63

pada Tes Diagnostik

Gambar 4.5. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah 81 Matematika Siswa dari Setiap Aspek pada KPM II

(9)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Rencana Pembelajaran I Siklus I 91

Lampiran 2 Rencana Pembelajaran II Siklus I 96 Lampiran 3 Rencana Pembelajaran III Siklus II 101 Lampiran 4 Rencana Pembelajaran IV Siklus II 105

Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa I 109

Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa II 114

Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa III 118

Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa IV 123

Lampiran 9 Kisi-Kisi Tes Diagnostik 127

Lampiran 10 Soal Tes Diagnostik 128

Lampiran 11 Alternatif Jawaban Tes Diagnostik 129 Lampiran 12 Teknik Penskoran Tes Diagnostik 131 Lampiran 13 Kisi – Kisi Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan

Masalah Matematika ( TKPM ) 1

132

Lampiran 14 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika (TKPM)1

133

Lampiran 15 Alternatif Pemecahan Masalah Tes – 1 135 Lampiran 16 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 138 Lampiran 17 Kisi – Kisi Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematika ( Tkpm ) 2

139

Lampiran 18 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah (Tkpm) – 2 140 Lampiran 19 Alternatif Pemecahan Masalah Tes – 2 142 Lampiran 20 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 145

Lampiran 21 Lembar Validitas Tes Diagnostik 146

Lampiran 22 Lembar Validitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 147 Lampiran 23 Lembar Validitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 148 Lampiran 24 Deskripsi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I 149 Lampiran 25 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran I dan

Pembelajaran II Siklus I

153

Lampiran 26 Deskripsi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II 157 Lampiran 27 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran II I dan

Pembelajaran IV Siklus II

161

Lampiran 28 Skor Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Setiap Siklus

165

Lampiran 29 Tabel Penentuan Persentase Kemampuan Siswa

Memecahkan Masalah Untuk Setiap Kategori I, II, III, dan IV Pada Tes Awal

167

Lampiran 30 Tabel Penentuan Persentase Kemampuan Siswa

Memecahkan Masalah Untuk Setiap Kategori I, II, III, dan IV Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I ( TKPM I)

169

Lampiran 31 Tabel Penentuan Persentase Kemampuan Siswa

Memecahkan Masalah Untuk Setiap Kategori I, II, III, IV Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II (TKPM II)

(10)

xi

Lampiran 32 Daftar Nama Kelompok Belajar Kelas VIII-3 Siklus I 173 Lampiran 33 Daftar Nama Kelompok Belajar Kelas VIII-3 Siklus II 174

Lampiran 34 Daftar Nama Validator 175

(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan suatu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap

jenjang pendidikan mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah

Menengah Atas (SMA), bahkan Perguruan Tinggi. Hal ini memperlihatakan

bahwa bidang studi matematika penting dalam pendidikan, bahkan bukan hanya

dalam dunia pendidikan, matematika juga penting dibutuhkan dalam kehidupan.

Banyak alasan yang menjadikan matematika menjadi salah satu bidang studi yang

harus ada. Sebagaimana diungkapkan oleh Cockrof (dalam Abdurrahman, 2003 :

253) bahwa :

“ Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) Selalu digunakan dalam segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) Merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; (4) Dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) Meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan; dan (6) Memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang”.

Cornellius (dalam Abdurrahman, 2003:253) mengungkapkan bahwa

alasan perlunya belajar matematika adalah sebagai berikut :

“Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya”.

Hal yang sama juga diungkapkan Soedjadi (dalam Saragih, 2007: 1)

bahwa pendidikan matematika memiliki dua tujuan besar yang meliputi (1) tujuan

yang bersifat formal, yang memberi tekanan pada penataan nalar serta

pembentukan pribadi anak dan (2) tujuan yang bersifat material yang memberi

tekanan pada penerapan matematika serta kemampuan memecahkan masalah

matematika.

(12)

2

Pembelajaran matematika tidak hanya diarahkan pada peningkatan

kemampuan siswa dalam berhitung, tetapi juga diarahkan kepada peningkatan

kemampuan siswa dalam pemecahan masalah (Problem Solving), baik masalah

matematika maupun masalah lain yang secara kontekstual menggunakan

matematika untuk memecahkannya. Hal ini sesuai dengan tujuan pembelajaran

matematika pada kurikulum KTSP 2006 menurut Permendiknas no 22 tahun 2006

tentang standar isi, yaitu :

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efesien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Tujuan di atas menekankan akan pentingnya peranan matematika dalam

kehidupan manusia. Karena pentingnya peranan matematika dalam kehidupan

manusia, pemerintah selalu berusaha agar mutu pendidikan matematika semakin

baik. Hal ini terlihat dari berbagai upaya yang dilakukan pemerintah seperti

penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku – buku pelajaran, peningkatan

kompetensi guru dan berbagai usaha lainnya yang bertujuan untuk menhasilkan

sumber daya manusia yang cerdas dan berkualitas.

Peranan pendidikan matematika yang sangat besar dalam peningkatan

kualitas sumber daya manusia, haruslah didukung dengan suatu proses

pembelajaran matematika yang memberikan kesempatan pada siswa untuk dapat

mengalami sendiri kegunaan matematika dalam kehidupan nyata, melalui

pembelajaran matematika yang mengkaitkan matematika dengan suatu

permasalahan dalam kehidupan nyata, maka siswa akan semakin sadar betapa

(13)

3

mengajarnya diawali dengan menghadapkan siswa dalam masalah dunia nyata

maka akan mengarahkan kepada kemampuan pemecahan masalah matematika

siswa. Hal ini dikarenakan jika seorang siswa memecahkan masalah

matematika, pada saat yang bersamaan diapun akan mengambil keputusan,

berpikir kritis, berpikir kreatif, dan berkomunikasi secara matematika.

Guru matematika memiliki tugas berusaha memampukan siswa

memecahakan masalah sebab salah satu fokus pembelajaran matematika adalah

pemecahan masalah, sehingga kompetensi dasar yang harus dimiliki setiap siswa

adalah standar minimal tentang pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai

yang terfleksi pada pembelajaran matematika dengan kebiasaan berpikir dan

bertindak memecahkan masalah. Dan guru juga diharapkan dapat memampukan

siswa menguasai konsep dan memecahkan masalah dengan berfikir kritis, logis,

sistematis, dan terstruktur.

SMP Muhammadiyah 01 Medan adalah salah satu sekolah SMP di kota

medan, kurikulum yang digunakan di sekolah ini adalah Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP). Berdasarkan hasil observasi awal (tanggal 04

February 2013) yang dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 01 Medan

pembelajaran masih menggunakan pola lama (pembelajaran langsung, konsep dan

aturan matematika diberikan dalam bentuk jadi dari guru ke siswa, pemberian

contoh-contoh, interaksi satu arah, sesekali guru bertanya dan siswa menjawab,

pemberian tugas dirumah). Aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran adalah

mendengarkan penjelasan guru, mencatat hal-hal yang dianggap penting. Siswa

sungkan bertanya pada guru dan temannya (khususnya siswa yang lemah)

walaupun diberi dorongan dan motivasi. Siswa yang pintar lebih senang bekerja

sendiri dan jika mengalami kesulitan langsung bertanya kepada guru. Guru

melatih siswa mengerjakan soal-soal rutin (menggunakan rumus dan aturan-aturan

yang ada dalam materi yang diajarkan). Guru kurang memperhatikan

perkembangan belajar siswa, dan sering tidak mengaitkan pengetahuan yang

dimiliki siswa sebelumnya dengan materi baru yang sedang diajarkan.

Pembelajaran cenderung tidak bermakna bagi siswa yang diindikasikan kurangnya

(14)

4

Peneliti juga mengadakan tes studi pendahuluan kepada siswa kelas VIII

SMP Muhammadiyah 01 Medan . Tes yang diberikan berupa tesdiagnostik yang

berbentuk uraian untuk melihat kemampuan siswa dalam memecahkan masalah

dalam matematika Hasil yang diperoleh dari tes tersebut sangatlah diluar harapan

kita semua. Dari 40 siswa hanya 22.5% yang tuntas menyelesaikan tes diagnostik

dengan tingkat kemampuan tinggi 5% dan sedang 17.5% sedangkan tingkat

kemampuan rendah 12.5% dan selebihnya sangat rendah 65% . Artinya siswa

hanya dapat menyelesaiakan soal yang dapat diselesaikan melalui prosedur yang

ada. Tetapi ketika soal tersebut dibuat dalam bentuk masalah kontekstual, tidak

seorang pun siswa dapat menyelesaikannya dengan tepat.

Berdasarkan hasil tes tersebut dapat diketahui kesulitan-kesulitan yang

dialami siswa dalam menyelesaikan soal tes diagnostik tersebut diantaranya

banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menentukan konsep matematika

yang akan digunakan dalam menyelesaikan suatu permasalahan, siswa mengalami

kesulitan dalam mengaitkan antara yang diketahui dengan yang ditanya dari soal

dan banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memisalkan mengubah

kalimat soal kedalam kalimat matematika (membuat model). Dalam setiap

langkah kegiatan pemecahan masalah siswa dikategorikan dalam kemampuan

yang sangat rendah, karena itu secara keseluruhan diambil kesimpulan siswa

dalam pemecahan masalah masih sangat rendah.

Pada kesempatan itu peneliti juga melakukan wawancara dengan guru

matematika kelas VIII SMP Muhammadiyah 01 Medan (Bapak Lukman Hendry, S. Pd) mengatakan : “Siswa –siswi SMP Muhammadiyah 01 Medan masih kesulitan dalam mempelajari dan memahami materi pelajaran matematika yang

diajarkan. Dalam proses pembelajaran matematika sebagian besar siswa tidak

aktif, jarang diantara mereka yang mau bertanya, ataupun memberi tanggapan.

Jika diberikan soal cerita terkait pemecahan masalah kehidupan sehari-hari, siswa

sangat kesulitan menyelesaikan soal – soal cerita tersebut. Siswa tidak mampu

mengaitkan soal cerita yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga

nilai yang diperoleh siswa cenderung lebih rendah dibanding soal objektif ”. Dari

(15)

5

mengalami kesulitan untuk menafsirkan masalah yang diberikan kedalam bentuk

matematika. Selain itu siswa juga mengalami kesulitan dalam menentukan konsep

matematika yang dapat digunakan untuk menyelesaiakn masalah yang diberikan.

Mereka cenderung mengambil kesimpulan untuk melakukan operasi hitung pada

bilangann-bilangan yang ada dalam soal cerita tanpa memahami dan memikirkan

apa yang diminta dalam soal.

Berdasarkan uraian tersebut diambil kesimpulan proses pembelajaran

matematika jarang dikaitkan dengan masalah kehidupan sehari-hari siswa.

Walaupun siswa sudah mempelajari konsep suatu materi pembelajaran akan

tetapi siswa masih mengalami kesulitan untuk menggunakan pengetahuannya

dalam menyelesaikan persoalan matematika yang menyangkut kehidupan

sehari-hari. sehingga menyebabkan rendahnya kemampuan siswa memecahkan masalah

matematika dan kemampuan pemecahan masalah matematika kurang maksimal.

Menurut Trianto (2009: 90) “Sebagian besar siswa kurang mampu

menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan dimanfaatkan/diaplikasikan pada situasi baru”. Situasi baru ini bisa saja dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari, sehingga pendidik perlu

mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa, karena belajar

akan lebih bermakna jika anak mengalami sendiri apa yang dipelajari bukan

sekedar mengetahuiya.

Beberapa hal tersebut di atas mengarahkan pada kesimpulan bahwa

diperlukan sebuah pembelajaran yang lebih memberdayakan siswa, yang tidak

mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta, tetapi pembelajaran yang mendorong

siswa mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri agar siswa

memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah matematika.

Salah satu pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah adalah pengajaran dan pembelajaran Contextual Teaching

and Learning (CTL). Nurhadi,dkk (2004 : 13) mengatakan bahwa :

(16)

6

sementara siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit, dan dari proses mengkonstruksi sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat”.

Hal senada juga diungkapkan oleh University of Washington, 2001

(dalam Trianto, 2009: 105) pembelajaran kontekstual adalah pengajaran yang

memungkinkan siswa-siswa TK sampai dengan SMA untuk menguatkan,

memperluas dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademik mereka

dalam berbagai macam tatanan dalam sekolah dan luar sekolah agar dapat

memecahkan masalah- masalah dunia nyata. Pembelajaran kontekstual terjadi

apabila siswa menerapkan dan mengalami apa yang sedang diajarkan dan

mengacu pada masalah-masalah dunia nyata berhubungan dengan peran dan

tangung jawab mereka sebagai anggota keluarga, warga negara , siswa dan

tenaga kerja. Pendekatan CTL memiliki ada tujuh komponen utama CTL yaitu:

(1) kontruktivisme (contructivism), (2) menemukan (inquiry), (3) bertanya

(questioning), (4) masyarakat belajar (learning community), (5) pemodelan

(modeling), (6) refleksi (reflection) dan (7) penilaian yang sebenarnya (authentic

assessment).

Berdasarkan uraian permasalahan di atas, bahwa kemampuan pemecahan

masalah merupakan tujuan pembelajaran matematika yang sangat penting, dan

salah satu pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan

masalah siswa adalah contextual teaching and learning (CTL) maka peneliti

tertarik untuk melakukan suatu penelitian dengan judul : “ Penerapan Model

(17)

7

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Kegiatan pembelajaran yang masih menggunankan pola lama

(pembelajaran langsung secara klasikal)

2. Rendahnya kemampuan siswa menyelesaikan soal pemecahan masalah

matematika.

3. Siswa kurang mampu mengaitkan pengetahuan yang dimiliki siswa

sebelumnya dengan materi baru yang diajarkan.

4. Siswa masih mengalami kesulitan untuk menggunakan pengetahuannya

dalam menyelesaikan persoalan matematika yang menyangkut

kehidupan sehari-hari.

1.3. Batasan Masalah

Melihat luasnya cakupan masalah-masalah yang teridentifikasi, dan agar

penelitian ini terarah dan dapat dilaksanakan maka peneliti membatasi masalah

yaitu pembelajaran matematika pada materi bangun ruang dengan menerapkan

model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) dapat

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di Kelas VIII

SMP Swasta Muhammadiyah 01 Medan Tahun Ajaran 2012/2013”.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah

yang dikemukakan maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini

adalah :

1. Apakah strategi penerapan pembelajaran CTL dapat meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di kelas VIII SMP

Swasta Muhammadiyah 01 Medan Tahun Ajaran 2012/2013?

2. Apakah aktivitas siswa meningkat dengan penerapan pembelajaran

Contextual Teaching And Learning (CTL) di Kelas VIII SMP Swasta

(18)

8

3. Bagaimana peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa setelah

diterapkan model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL)

di Kelas VIII SMP Swasta Muhammadiyah 01 Medan Tahun Ajaran

2012/2013.

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah strategi penerapan pada pembelajaran CTL

dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di

kelas VIII SMP Swasta Muhammadiyah 01 Medan Tahun Ajaran

2012/2013?

2. Untuk mengetahui apakah aktivitas siswa meningkat dengan penerapan

pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) di Kelas VIII

SMP Swasta Muhammadiyah 01 Medan Tahun Ajaran 2012/2013?

3. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan pemecahan

masalah siswa setelah diterapkan model pembelajaran Contextual

Teaching And Learning (CTL) di Kelas VIII SMP Swasta Muhammadiyah

01 Medan Tahun Ajaran 2012/2013.

1.6. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian di atas, maka diperoleh manfaat

penelitian sebagai berikut :

1. Bagi guru, dapat memperluas wawasan pengetahuan mengenai model

pengajaran dalam membantu siswa guna meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah matematika.

2. Bagi siswa, melalui model pembelajaran contextual teaching and learning

ini dapat membantu siswa meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada pokok bahasan kubus dan balok.

3. Bagi sekolah, menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan

(19)

9

4. Bagi peneliti, sebagai bahan informasi sekaligus sebagai bahan pegangan

bagi peneliti dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai calon tenaga

pengajar di masa yang akan datang.

5. Sebagai bahan informasi bagi pembaca atau peneliti lain yang ingin

(20)

89

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. PT. Remaja Rosdakarya :Bandung.

Amustofa, (2009). Strategi Pemecahan Masalah dalam Matematika, http://amustofa70.wordpress.com (diakses pada tanggal 20 febuari 2013).

Arikunto,dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Penerbit Bumi Aksara : Jakarta.

Arikunto,S. 2009. Dasar – dasar Evaluasi Pendidikan. Penerbit Bumi Aksara : Jakarta.

Charles, Randall, dkk. Chicago Public Schools Bureau of Student Assessment. http://www.learningace.com/doc/1139207/ec186e0dfc490ac90d34e45c486f ba19/math_probsolv_chicago (diakses pada tanggal 22 febuari 2013).

Depdiknas. 2004. Petunjuk Teknik Penskoran Dirjen Dikdasmen Depdiknas Nomor 506/C/PP/2004 tentang Penilaian Perkembangan Anak Didik SMP. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam_Universitas Negeri Medan., (2011), Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan, Medan, FMIPA UNIMED.

Jauhari,M. 2011. Implemetasi PAIKEM dari Behavioristik sampai Konstruktivistik Prestasi Pustaka Publisher : Jakarta.

Kunandar. 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Penerbit Rajawali Pers : Jakarta.

Muslich, Masnur. 2012. Melaksanakan PTK Itu Mudah.Penerbit Bumi Aksara : Jakarta

Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni. 2008. Matematika konsep dan Aplikasinya

untuk Kelas VIII SMP dan MTs. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen

Pendidikan Nasional.

Nurhadi, Yasin, dkk.2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK.UNM : Malang

(21)

90

Penerbit PT Remaja Rosdakarya : Bandung.

Rusman. 2011. Model – Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Penerbit Rajawali Pers : Jakarta.

Sanjaya, Dr. Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Pendidikan. Kencana : Jakarta.

Saragih, Sahat. 2007. Mengembangkan Kemampuan Berpikir Logis dan Komunikasi Matematika Siswa Sekolah Menengah Pertama melalui Pendekatan Matematika Realistik. Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia: Bandung.

Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya : Bandung

Sujono. 1988. Pengajaran Matematika Untuk Sekolah Menengah. Dekdikbud : Jakarta.

Sumarna. 2007. Matematika untuk SMP/MTs Kelas VIII Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Regina : Bogor.

Tim Dosen Unimed, 2008. Strategi Belajar Mengajar Matematika. FMIPA : Unimed

Tim Proyek PGSM, (1999), Penelitian Tindakan Kelas, Ditjen.Dikti,Depdikbud, Jakarta.

Trianto, 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif. Kencana : Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Berita Acara Hasil Kualifikasi Nomor : 420/ 01/BAHK/PPBJ ‐ DISPEN/VIII/2013, dengan ini diumumkan kepada seluruh peserta seleksi sederhana paket Pekerjaan Belanja Jasa

Unsur terpenting dalam pembentukan karakter adalah pikiran karena pikiran, yang di dalamnya terdapat seluruh program yang terbentuk dari pengalaman hidupnya,

Sebagai alternatif, digunakan fuzzy use case points yang merupakan modifikasi dari use case points yaitu dengan menambahkan atau memodifikasi nilai pengali dari

Buku Pegangan Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, Kelas 4, Depdikbud, 2013. 2.6 Memiliki sikap amanah sebagai implementasi dari pemahaman kisah

10.Ip adalah adalah deretan angka biner antara 32 bit sampai 128 bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer host dalam jaringan Internet.. Panjang dari angka

Fakta yang menjadi ciri model pembelajaran Problem Based Learning sesuai dengan pembelajaran ini, karena pada pembelajaran satu ini guru meminta siswa

Ide solusi untuk tindak lanjut: franchisee diminta untuk memesan bahan – bahan jauh hari, jadi ada jeda atau sela waktu yang longgar untuk pengiriman bahan .baku,

Untuk itu analisa tata letak fasilitas dan aliran bahan ini bertujuan untuk mengetahui tata letak fasilitas dan aliran bahan pada produksi balok precast (B11)