• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Umur terhadap Penyembuhan Luka dan Perkembangan Fisik Kucing Lokal (Felis catus) Pascaoperasi Ovariohisterektomi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pengaruh Umur terhadap Penyembuhan Luka dan Perkembangan Fisik Kucing Lokal (Felis catus) Pascaoperasi Ovariohisterektomi"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH UMUR TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA DAN PERKEMBANGAN FISIK KUCING LOKAL (Felis

catus) PASCAOPERASI OVARIOHISTEREKTOMI

RENJI MAILISA WAHYUNI

PROGRAM STUDI ILMU BIOMEDIS HEWAN PEMINATAN ILMU BIOMEDIS HEWAN

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2023

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini Saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Pengaruh Umur terhadap Penyembuhan Luka dan Perkembangan Fisik Kucing Lokal (Felis catus) Pascaoperasi Ovariohisterektomi” adalah karya Saya dengan arahan dari dosen Pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari Penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Dengan ini Saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis Saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2023

Renji Mailisa Wahyuni B3501202027

(4)

RINGKASAN

RENJI MAILISA WAHYUNI. Pengaruh Umur terhadap Penyembuhan Luka dan Perkembangan Fisik Kucing Lokal (Felis catus) Pascaoperasi Ovariohisterektomi.

Dibimbing oleh GUNANTI dan DENI NOVIANA.

Ovariohisterektomi merupakan prosedur sterilisasi pada kucing betina yang direkomendasikan untuk pengendalian populasi, pencegahan penyakit reproduksi, pengurangan perilaku yang tidak diinginkan terkait dengan hormon reproduksi, meningkatkan kelangsungan hidup kucing tersebut dan pencegahan penyebaran penyakit zoonosis. Ovariohisterektomi pada umumnya dilakukan pada kucing umur 5 – 8 bulan. Ovariohisterektomi pada umur 5 – 8 bulan dianggap kurang mendukung salah satu tujuan sterilisasi, yaitu pengendalian masalah overpopulasi karena kucing betina pada umur tersebut telah memasuki masa pubertas dan terjadi kebuntingan yang tidak diinginkan sebelum dilakukan ovariohisterektomi.

Ovariohisterektomi pada kucing umur prapubertas dan umur muda telah dilakukan oleh praktisi dokter hewan di beberapa negara untuk pengendalian overpopulasi.

Manfaat ovariohisterektomi pada kucing umur muda yang dilakukan sebelum masa estrus pertama adalah pemulihan anestesi dan penyembuhan luka lebih cepat.

Beberapa dokter hewan memiliki kekhawatiran terhadap ovariohisterektomi yang dilakukan pada umur prapubertas dan umur muda (pediatric) karena risiko yang ditimbulkan pada saat prosedur pembedahan, anestesi dan komplikasi pada jangka panjang. Peningkatan risiko komplikasi dan manfaat ovariohisterektomi pada kucing diduga dipengaruhi oleh beberapa faktor individu yang harus diperhatikan, seperti umur dan ras. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh umur terhadap penyembuhan luka dan perkembangan fisik kucing lokal (Felis catus) pascaoperasi ovariohisterektomi.

Penelitian ini bersifat eksperimental dengan menggunakan 15 ekor kucing betina lokal. Kucing yang digunakan merupakan kucing liar dalam kondisi sehat berdasarkan hasil pemeriksaan klinis. Kucing dibagi menjadi tiga kelompok perlakuan bedah berdasarkan kategori umur (2 - 4, 5 – 9, dan ≥ 10 bulan), masing- masing kelompok perlakuan terdiri atas lima ekor. Semua kucing diaklimatisasi selama 2 minggu dan dilakukan pemeriksaan fisik. Kucing diberikan premedikasi atropin sulfat 10 - 15 menit sebelum dianestesi. Kucing dianestesi dengan anestesi umum kombinasi ketamin dan xylazine dengan dosis yang telah ditentukan.

Pembedahan dilakukan dengan metode sterilisasi lateral flank ovariohysterectomy.

Pascaoperasi kucing diberikan perawatan luka serta dilakukan evaluasi penyembuhan luka dan hematologi. Pengukuran bobot badan serta body condition score (BCS) dilakukan setiap minggu sampai akhir penelitian. Pemeriksaan radiografi dan kadar kalsium darah dilakukan praoperasi dan 6 bulan pascaoperasi ovariohisterektomi. Kucing diberi makan dua kali sehari dan air minum secara ad libitum. Pakan yang diberikan adalah pakan kucing komersial.

Hasil nilai rata-rata durasi anestesi ketamin xylazine pada kucing yang dioperasi ovariohisterektomi pada kelompok umur 2 - 4, 5 – 9, dan ≥ 10 bulan menunjukkan ada perbedaan signifikan (P ˂ 0,05) dan nilai rata-rata onset anestesi serta durasi operasi tidak ada perbedaan signifikan (P > 0,05). Durasi anestesi kucing umur 2 - 4 bulan lebih singkat dari kucing umur 5 - 9 dan ≥ 10 bulan. Hasil pemeriksaan fisiologis seperti suhu tubuh (oC), frekuensi jantung (kali/menit) dan

(5)

frekuensi respirasi (kali/menit) pada semua kelompok umur yang dioperasi ovariohisterektomi dengan anestesi ketamin xylazine menunjukkan hasil tidak ada perbedaan signifikan (P > 0,05). Rata-rata kondisi fisiologis kucing saat dianestesi dengan ketamin dan xylazine pada operasi ovariohisterektomi mengalami penurunan setiap 15 menit hingga 45 menit setelah induksi dan mengalami peningkatan suhu setelah 60 menit induksi. Penyembuhan luka, perubahan nilai hematologi, peningkatan bobot badan, BCS, kadar kalsium darah, dan kepadatan tulang pascaoperasi ovariohisterektomi pada semua kelompok umur menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok umur (P > 0,05). Rata-rata penyembuhan luka pascaoperasi ovariohisterektomi pada ketiga kelompok umur terjadi pada hari ke- 5 dan semua luka sayatan tertutup pada hari ke- 7. Hasil analisis statistik dari pemeriksaan hematologi pascaoperasi ovariohisterektomi pada hari ke- 1, 5, dan 7 menunjukkan masing-masing kelompok umur perlakuan mengalami perubahan parameter hematologi pada hari ke-1, 5, dan 7 dari praoperasi dan masih dalam kisaran nilai normal. Perubahan bobot badan dan BCS pascaoperasi ovariohisterektomi pada semua kelompok umur mengalami peningkatan setiap minggu hingga akhir penelitian. Berdasarkan metode skor singh index 0 – 6 kepadatan tulang pada semua kelompok umur menunjukkan hasil kepadatan tulang praoperasi dan pascaoperasi ovariohisterektomi tidak mengalami perubahan. Kepadatan tulang praoperasi dan 6 bulan pascaoperasi ovariohisterektomi masih dalam kondisi normal (skor 6) dengan kondisi semua pola trabekula tulang masih terlihat dengan jelas. Penutupan lempeng pertumbuhan tulang pada kelompok kucing umur 2 - 4 bulan signifikan mengalami keterlambatan dibandingkan dengan kelompok umur ≥ 10 bulan (P <

0,05) dan tiga dari lima ekor kelompok umur 5 – 9 bulan mengalami penundaan penutupan lempeng pertumbuhan.

Ovariohisterektomi yang dilakukan pada kucing umur 2 - 4, 5 - 9, dan ≥ 10 bulan menunjukkan bahwa ovariohisterektomi pada kelompok umur tersebut aman dilakukan dan tidak ada komplikasi pada prosedur operasi dan 6 bulan pascaoperasi. Ovariohisterektomi pada kucing umur 2 – 4 bulan dapat dilakukan dengan syarat dilakukan persiapan operasi yang baik. Perubahan kondisi fisiologis pada semua kelompok umur saat dilakukan ovariohisterektomi merupakan reaksi normal dari efek pemberian anestesi, stres dan kehilangan darah saat prosedur operasi. Ovariohisterektomi pada kucing umur 5 – 9 dan ≥ 10 bulan berisiko mengalami penambahan berat badan yang tidak terkontrol pascaoperasi ovariohisterektomi sehingga perlu dilakukan manajemen pakan yang baik untuk mendapatkan bobot badan tetap ideal. Peningkatan bobot badan dan BCS pascaoperasi ovariohisterektomi dipengaruhi oleh peningkatan asupan makanan, penurunan aktivitas fisik dan tingkat metabolisme rendah. Durasi operasi ovariohisterektomi pada kucing umur 2 – 4 cenderung lebih cepat dari kedua kelompok lainnya karena panjang sayatan lebih kecil. Kekurangan operasi ovariohisterektomi yang dilakukan pada kucing umur 2 – 4 bulan adalah terjadinya penundaan penutupan lempeng pertumbuhan tulang panjang 6 bulan pascaoperasi ovariohisterektomi.

Kata kunci: felis catus, ovariohisterektomi, pemeriksaan fisik

(6)

SUMMARY

RENJI MAILISA WAHYUNI. The Age effect on Wound Healing and Physical Development of Local Cat (Felis catus) Post Ovariohysterectomy. Supervised by GUNANTI and DENI NOVIANA.

Ovariohysterectomy is a sterilization procedure in female cats that is recommended for population control, prevention of reproductive diseases, reduction of unwanted behavior related to reproductive hormones, increasing the survival of the cat, and prevention of zoonotic diseases. Ovariohysterectomy is generally performed on cats aged 5 - 8 months. Considered less supportive of one of the goals of sterilization, namely controlling overpopulation problems because female cats at that age had entered puberty and unwanted pregnancy occurred before ovariohysterectomy. Ovariohysterectomy in prepubertal and young cats has been performed by veterinarians in several countries to control overpopulation.

The benefits of ovariohysterectomy in young cats performed before the first estrus is the recovery of anesthesia and fast wound healing. Some veterinarians are concerned about prepubertal and young ovariohysterectomy because of the risks involved in surgical procedures, anesthesia in prepubertal (pediatric), and long- term complications. The increased risk of complications and benefits of ovariohysterectomy in cats is thought to be influenced by several individual factors that must be considered, such as age and breed. This study aimed to study the effect of age on wound healing and the physical development of local cats (Felis catus) after an ovariohysterectomy operation.

This research is an experimental study using 15 local female cats. The cat used was a stray cat in a healthy condition based on the results of a clinical examination. Cats were divided into three surgical treatment groups based on age category (2 - 4, 5 - 9, and 10 months), and each treatment group consisted of five animals. All cats were acclimatized for 2 weeks and underwent a physical examination. Cats were given atropine sulfate premedication 10 - 15 minutes before anesthesia. Cats were anesthetized with general anesthesia with a combination of ketamine and xylazinee at a predetermined dose. Surgery was performed using the lateral flank ovariohysterectomy sterilization method. After surgery, the cat was given wound care and an evaluation of wound healing and hematology was carried out. Measurement of body weight and body condition score (BCS) was carried out every week until the end of the study. Radiographic examination and blood calcium levels were performed preoperatively and 6 months post ovariohysterectomy. Cats were fed twice a day and water ad libitum.

The feed given is commercial cat feed.

The results of the average duration of ketamine xylazinee anesthesia in ovariohysterectomy-operated cats in the age groups 2 - 4, 5 - 9, and 10 months showed a significant difference (P 0.05) and the mean value of onset of anesthesia and duration of surgery was not there was a significant difference (P > 0.05). The duration of anesthesia for cats aged 2 - 4 months was shorter than for cats aged 5 - 9 months and 10 months. The results of physiological examinations such as body temperature (oC), heart rate (bpm), and respiration rate (bpm) in all age groups who underwent ovariohysterectomy with ketamine xylazinee anesthesia showed no significant difference (P > 0.05). The average physiological condition of cats

(7)

when anesthetized with ketamine and xylazinee in ovariohysterectomy surgery decreased every 15 minutes until 45 minutes of induction and increased temperature after 60 minutes of induction. Wound healing, changes in hematological values, and increase in body weight, BCS, calcium and bone density after ovariohysterectomy surgery in all age groups showed no significant difference between age groups (P > 0.05). The average postoperative wound healing of ovariohysterectomy in the three age groups occurred on day 5 and all incisions were closed on day 7. The results of statistical analysis of post ovariohysterectomy hematology examinations on days 1, 5, and 7 showed, respectively. the treatment age group experienced changes in hematological parameters on days 1, 5, and 7 of preoperative and was still in the normal range of values. Changes in body weight and BCS after ovariohysterectomy surgery in all age groups increased every week until the end of the study. Based on the singh index score method 0 - 6 bone density in all age groups showed that the results of preoperative and post ovariohysterectomy bone density did not change.

Preoperative bone density and 6 months post ovariohysterectomy were still in normal condition (score 6) with the condition that all bone trabeculae patterns were still clearly visible. The bone growth plate closure in the 2 - 4 month old cat group experienced a significant delay compared to the 10 month age group (P <

0.05) and three out of five 5 - 9 month age group had delayed growth plate closure.

Ovariohysterectomy performed on cats aged 2 - 4, 5 - 9, and 10 months showed that ovariohysterectomy in these age groups was safe and there were no complications during the surgical procedure and 6 months postoperatively.

Ovariohysterectomy in cats aged 2 - 4 months can be done on condition that good preparation for surgery is carried out. Changes in physiological conditions in all age groups during ovariohysterectomy are a normal reaction to the effects of anesthesia, stress, and blood loss during the surgical procedure.

Ovariohysterectomy in cats aged 5 – 9 and 10 months is at risk of experiencing uncontrolled weight gain after ovariohysterectomy surgery, so it is necessary to do good feed management to get an ideal body weight. The increase in body weight and BCS after ovariohysterectomy surgery was influenced by increased food intake, decreased physical activity, and low metabolic rate. The duration of ovariohysterectomy surgery in cats aged 2 - 4 tended to be faster than in the other two groups because the length of the incision was smaller. The disadvantage of ovariohysterectomy surgery for cats aged 2 - 4 months is the delay in the closure of the cat's long bone growth plate 6 months after ovariohysterectomy surgery.

Keywords: felis catus, ovariohysterectomy, physical development

(8)

(9)

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2023 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB.

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.

(10)
(11)

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada

Program Studi Ilmu Biomedis Hewan

PENGARUH UMUR TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA DAN PERKEMBANGAN FISIK KUCING LOKAL (Felis

catus) PASCAOPERASI OVARIOHISTEREKTOMI

RENJI MAILISA WAHYUNI

PROGRAM STUDI ILMU BIOMEDIS HEWAN PEMINATAN ILMU BIOMEDIS HEWAN

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2023

(12)

Tim Penguji pada Ujian Tesis:

Dr. drh. R. Harry Soehartono M.App.Sc

(13)

Judul Tesis : Pengaruh Umur terhadap Penyembuhan Luka dan Perkembangan Fisik Kucing Lokal (Felis catus) Pascaoperasi Ovariohisterektomi Nama : Renji Mailisa Wahyuni

NIM : B3501202027

Disetujui oleh Pembimbing 1:

Prof. Dr. drh. Gunanti, M.S. __________________

Pembimbing 2:

Prof. drh. Deni Noviana, Ph.D., DAiCVIM __________________

Diketahui oleh Ketua Program Studi:

Prof. drh. Bambang Pontjo Priosoeryanto, M.S., Ph.D., APVet., DACCM.

NIP 19600228 198601 1 001

__________________

Dekan Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis Prof. drh. Deni Noviana, Ph.D., DAiCVIM NIP 19721116 199512 1 001

__________________

Tanggal Ujian:

30 November 2022

Tanggal Lulus:

(14)
(15)

PRAKATA

Puji dan syukur Penulis haturkan kepada Allah subhanaahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan November 2021 sampai Juni 2022 ini dengan judul “Pengaruh Umur terhadap Penyembuhan Luka dan Perkembangan Fisik Kucing Lokal (Felis catus) Pascaoperasi Ovariohisterektomi”.

Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan selama penelitian ini berlangsung. Oleh karena itu, Penulis ingin menghaturkan ucapan terima kasih setinggi-tinggi nya kepada:

1. Komisi Pembimbing, Prof. Dr. drh. Gunanti, M.S. dan Prof. drh. Deni Noviana, Ph.D., DAiCVIM yang telah membimbing, mendorong, memotivasi, dan membantu Penulis selama berjalannya studi ini;

2. Dosen Penilai seminar hasil, Dr. drh. Anita, M.S. atas saran dan perbaikannya demi kesempurnaan karya ilmiah ini;

3. Penguji Tesis, Dr. drh. R. Harry Soehartono M.App.Sc. atas masukan saran dan kritiknya terhadap karya ilmiah ini, sehingga karya ilmiah ini dapat tersusun dengan baik;

4. Ketua dan Sekretaris Program Studi Ilmu Biomedis Hewan, Prof. drh.

Bambang Pontjo Priosoeryanto, M.S., Ph.D., APVet, DACCM dan Dr.

Lina Noviyanti Sutardi, S.Si., Apt., M.Si, serta Koordinator Peminatan Ilmu Biomedis Hewan, atas bantuannya selama Penulis melaksanakan studi;

5. Dokter dan Staf Klinik Dokter Hewan Terra, Tangerang, yang telah banyak membantu Penulis selama melaksanakan penelitian;

6. Teman-teman mahasiswa IBH Angkatan 2020 atas bantuan dan dukungan moralnya kepada Penulis;

7. Seluruh keluarga tercinta, ayahanda Yulidasriman, S.Pd, ibunda Saflidarni, S.Pd, Uda Kurnia Rahmat Hambali, S.T, dan adik Raafi Alfarizi, Muhammad Al Aziz, Muhammad Hafis, beserta seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan, doa, dan kasih sayangnya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan studi pascasarjana ini dengan baik.

8. Terakhir, ungkapan terima kasih secara khusus kepada diri Saya sendiri yang tidak menyerah dalam menyelesaikan karya ilmiah ini. Terima kasih karena terus mau melangkah bersama dan terus maju tanpa putus asa hingga akhirnya tahap ini dapat terselesaian. Terima kasih karena terus bekerja keras dan berusaha semaksimal mungkin di tengah-tengah rutinitas lainnya. Terima kasih karena sudah percaya bahwa kita bisa melalui ini bersama-sama.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan dan bagi kemajuan ilmu pengetahuan.

Bogor, Januari 2023 Renji Mailisa Wahyuni

(16)
(17)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ... xiv DAFTAR GAMBAR ... xiv I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 3

1.3 Hipotesis Penelitian 3

1.4 Tujuan Penelitian 3

1.5 Manfaat Penelitian 3

II TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Ovariohisterektomi 4

2.2 Ovariohisterektomi Prapubertas atau Umur Muda 4

2.3 Komplikasi Ovariohisterektomi 6

III METODE ... 9

3.1 Kerangka Pemikiran 9

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian 10

3.3 Alat dan Bahan 10

3.4 Prosedur Kerja 10

3.5 Analisis Data 14

IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 15

4.1 Anestesi dan Prosedur Bedah 15

4.2 Kondisi Fisiologis 16

4.3 Penyembuhan Luka 18

4.4 Hematologi Darah 19

4.5 Body Condition Score (BCS) 21

4.6 Bobot Badan 21

4.7 Lempeng Pertumbuhan 23

4.8 Kadar Kalsium Darah 25

4.9 Kepadatan Tulang 25

V SIMPULAN DAN SARAN ... 28

5.1 Simpulan 28

5.2 Saran 28

DAFTAR PUSTAKA ... 29

(18)

xiv

DAFTAR TABEL

1. Nilai rata-rata onset, durasi anestesi ketamin xylazine dan durasi operasi ovariohisterektomi pada kucing betina lokal 15 2. Nilai rata-rata hematologi penyembuhan luka kucing betina lokal

umur 2 - 4, 5 - 9, dan ≥ 10 bulan pascaoperasi ovariohisterektomi

hari ke- 1, 5, dan 7. 20

3. Penutupan lempeng pertumbuhan tulang panjang pada kucing umur 2 - 4, 5 – 9, dan ≥ 10 bulan praoperasi dan 6 bulan pascaoperasi ovariohisterektomi. 24 4. Kadar kalsium darah pada kucing umur 2 - 4, 5 – 9, dan ≥ 10 bulan

praoperasi dan 6 bulan pascaoperasi ovariohisterektomi berdasarkan pola trabekula dengan metode singh index. 25 5. Perubahan kepadatan tulang pada kucing umur 2 - 4, 5 – 9, dan ≥ 10

bulan praoperasi dan 6 bulan pascaoperasi ovariohisterektomi berdasarkan pola trabekula dengan metode singh index 26

DAFTAR GAMBAR

1. Kerangka pemikiran penelitian yang dilaksanakan 9 2. Kondisi fisiologis kucing betina lokal umur 2 - 4, 5 - 9, dan ≥ 10

bulan yang diinduksi anestesi ketamin dan xylazine pada operasi ovariohisterektomi. (A) Nilai rata-rata suhu tubuh (oC); (B) Nilai rata-rata frekuensi jantung (kali/menit); (C) Nilai rata-rata frekuensi

respirasi (kali/menit) 17

3. Waktu penyembuhan luka kucing betina lokal umur 2 - 4, 5 - 9, dan

≥ 10 bulan pascaoperasi ovariohisterektomi 18 4. Perubahan BCS kucing betina lokal umur 2 - 4, 5 - 9, dan ≥ 10 bulan

pascaoperasi ovariohisterektomi sampai dengan 6 bulan pascaoperasi 21 5. Perubahan bobot badan (kg) kucing betina lokal umur 2 - 4, 5 - 9,

dan ≥ 10 bulan pascaoperasi ovariohisterektomi sampai dengan 6

bulan pascaoperasi 22

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol herba sawi pahit berpotensi menimbulkan gejala toksik dan meningkatkan kadar ureum pada dosis 100, 200, dan 800 mg/kg BB

Gagne yang memandang dengan yang memandang dengan pendekatan yang berbeda, memandang pendekatan yang berbeda, memandang kurikulum adalah gerakan bersama antara

Oleh karena itu, manajemen operasional dalam sebuah perusahaan manufaktur, terutama perusahaan perakitan genset yang saat ini sedang berkembang, harus

Penelitian yang dilakukan memiliki tujuan mendapatkan isolat-isolat cendawan endofitik akar yang berpotensi sebagai agen pengendali hayati penyakit layu fusarium,

As learning environment continues to grow in this digital age, this motivates the research question in this study: is there any effect of computerized feedback on students’

Menyajikan hasil analisis tentang interaksi sosial dalam ruang dan pengaruhnya terhadap kehidupan sosial, ekonomi dan budaya dalam nilai dan norma, serta kelembagaan

Santoso mendefinisikan pengetahuan sebagai suatu pemahaman terhadap objek yang akan diingat oleh subjek, melalui hal yang diketahuinya 25 Oleh karena itu, pengetahuan tentang

Bagaimana pengaruh jenis pembungkus tempe (plastik, daun pisang, dan daun jati) terhadap lama penyimpanan (daya simpan) dan sifat fisik (organoleptik).. Penelitian